KEBIJAKAN
PENGELOLAAN SAVANA
PADA KAWASAN HUTAN
Ir. Bambang Dahono Adji, MM,M.Si.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Disampaikan pada:
Seminar Nasional “Biodiversitas Savana Nusa Tenggara” Kupang, 24 November 2015
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS:
• Peningkatan populasi 25 species satwa terancam punah prioritas (sesuai The
IUCN Red List of Threatened Species) sebesar 10 persen dari baseline data
tahun 2013;
• Optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi seluas 27,21 Juta Ha;
• Optimalisasi pengelolaan dan perlindungan kawasan ekosistem esensial (terutama lansekap karst, lahan gambut, dan hutan mangrove);
• Operasionalisasi 50 KPHK non taman nasional;
• Peningkatan kualitas data dan informasi keanekaragaman hayati; serta • Peningkatan pemanfaatan nilai keekonomian kehati dan jasa lingkungan.
HUTAN KONSERVASI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI TERPELIHARA DAN TERLINDUNGI, SERTA DIMANFAATKAN
UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN MUTU KEHIDUPAN MANUSIA
SASARAN STRATEGIS
Sasaran Strategis Bidang KKH 2015 – 2019
1. Populasi 25 spesies prioritas terancam punah meningkat sebesar 10 %.
2. Nilai ekspor dari pemanfaatan TSL (dan bioprospecting) sebesar 5 trilyun/tahun atau 25 trilyun dalam 5 tahun dan Nilai PNBP dari pemanfaatan TSL sebesar 50 milyar dalam 5 tahun
4. 60 Unit Penangkaran, yang juga Pengedar TSL, ter-Sertifikasi.
5. Bertambahnya Jumlah jenis satwa liar yang dikembangbiakkan di LK sebesar 10 Jenis (dari database 2013)
6. Terbentuknya pusat pengembangbiakan satwa liar terancam punah dan suaka satwa (sanctuary) semi alami di Kawasan Konservasi sebanyak 50 unit
Indikator Kinerja Target Capaian Kinerja
2015 2016 2017 2018 2019
1. Terjaminnya peningkatan populasi 25 spesies terancam punah (Redlist IUCN)
sebesar 10% sesuai baseline data thn 2013 2% 4% 6% 8% 10%
2. Terjaminnya 60 unit penangkaran yang mendapat sertifikat untuk melakukan
peredaran LN 10 unit 25 unit 40 unit 50 unit 60 unit
3. Terjaminnya jumlah jenis satwa liar yang dikembangbiakkan di Lembaga Konservasi
bertambah 10 jenis dari database 2013 2 jenis 4 Jenis 6 Jenis 8 jenis 10 jenis
4 Terjaminnya nilai PNBP dari pemanfaatan TSL sebesar 50 milyar dalam 5 tahun (2015-2019)
10 M 20 M 30 M 40 M 50 M
5. Terbentuknya pusat pengembangbiakan
satwa liar terancam punah dan suaka satwa (sanctuary) semi alami di
Kawasan Konservasi sebanyak 50 unit
10 T 20 T 30 T 40T 50 T
Kebijakan Konservasi Jenis
• Spesies prioritas terancam punah
dijadikan sebagai barometer
keberhasilan program konservasi.
• Keragaman jenis dan kelimpahan
populasi merupakan indikasi bagi
ekosistem yang sehat
Mengapa Prioritas
Jumlah satwa langka relatif banyak, yang terancam & kritis perlu didahulukan
Efisiensi Sumber daya teknis dan finansial
Setting prioritas diharapkan dapat meningkatkan alokasi dan dukungan pendanaan
Perhatian terhadap satwa prioritas menjadi selling point kegiatan sektor swasta dalam merespon isu konservasi dan lingkungan.
7
Species terancam punah yang diprioritaskan untuk
meningkat populasinya sebesar 10% pada tahun
2015-2019 sesuai dgn kondisi biologis dan ketersediaan
habitatnya.
(SK Dirjen PHKA No. 200/IV/KKH/2015
1. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
2. Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus)
3. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
4. Owa Jawa (Hylobates moloch)
5. Banteng (Bos javanicus)
6. Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
7. Jalak Bali (Leucopsar rothchildi)
8. Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
9. Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus)
10. Komodo (Varanus komodoensis)
11. Bekantan (Nasalis larvatus)
12. Anoa (Bubalus depressicornis and Bubalus quarlesi ) 13. Babirusa (Babyrousa babyrussa)
14. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) 15. Rusa Bawean (Axis kuhlii)
16. Cenderawasih (Macgregoria pulchra, Paradisaea raggiana, Paradisaea apoda, Cicinnurus regius, Seleucidis melanoleuca, Paradisaea rubra)
17. Surili (Presbytis fredericae, Presbytis comata) 18. Tarsius (Tarsius fuscus)
19. Monyet hitam Sulawesi (Macaca nigra, Macaca maura) 20. Julang sumba (Rhyticeros everetii)
21. Nuri kepala hitam (Lorius domicella, Lorius lory) 22. Penyu (Chelonia mydas, Eretmochelys imbricata)
23. Kanguru pohon (Dendrolagus mbaiso)
• Status Konservasi (IUCN category, CITES dan dilindungi)
• Ketersediaan baseline data (distribusi and populasi)
• Ketersediaan strategi dan rencana aksi konservasi,
• Secara biologi parameter memungkinkan untuk berkembang
• Keterwakilan region
• Dukungan/komitmen/kerjasama stakeholders
KAKATUA
Taksonomi:
Famili : Cacatuidae
Spesies : Cacatua sulphurea (Kakatua kecil jambul kuning)
Status konservasi:
Dilindungi (PP 7 Tahun 1999)
Sangat terancam punah/ critically endangered;
IUCN Red List.
Jumlah Site monitoring: 24
Jumlah UPT: 2 (Balai Taman Nasional Komodo dan BBKSDA NTT
DINAMIKA POPULASI CACATUA
DI INDONESIA
0 500 1000 1500 2000 2500 2014 2013 2012 2011 2010DATA POPULASI CACATUA
No UPT Site Monitoring Baseline
1 BBKSDA NTT SM Harlu (luas 2 Ha) 35
2 BBKSDA NTT Pulau Manipo (luas 789,9 Ha) 24
3 BBKSDA Jawa Timur Pulau Masakambing, Kab. Sumenep 23
4 BKSDA Bali
5 BKSDA NTB Ai Manis 32
6 BKSDA NTB Brang Sedo 73
7 BKSDA NTB Brang Singa 32
8 BTN Komodo Pulau Komodo 524
9 BTN Komodo Pulau Rinca 40
10 BTN Komodo Pulau Bero 82
11 BTN Manupeu Tanadaru Ubukora 6
12 BTN Manupeu Tanadaru Lokuwatungodu 8
13 BTN Manupeu Tanadaru Lokuhuma 11
14 BTN Manupeu Tanadaru Kokur 17
15 BTN Rawa Aopa Hoki-Hokio (8,5 Ha);Tali-Taliawa-Hukaea (8,2 Ha); pampaea (8,1 Ha) 19 16 BKSDA Maluku Suaka Alam Gunung Sahuwai di kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi
maluku (luas 18.620) 153-221
17 BTN Aketajawe Lolobata Resort Tayawi (SPTN Wilayah I Weda), kawasan hutan Tayawi Bakim 19 18 BTN Aketajawe Lolobata Resort Binagara /subaim (SPTN Wilayah III Subaim), kawasa hutan akejawi 21 19 BTN Aketajawe Lolobata resort Akejira/SPTN I Weda, Kawasan Hutan Wuekob 17 20 BTN Aketajawe Lolobata resort Buli/SPTN II Maba/kawasan Hutan Uni-Uni 29
21 BBKSDA Papua Barat CA. Pulau Waegio Timur 140
22 BBKSDA Papua Barat CA. Pegunungan Fakfak 16
23 BTN Manusela Blok Hutan Ilie (Seksi PTN Wilayah I) 4
SPESIES PRIORITAS DI SAVANA
• KOMODO
Taksonomi:
Famili : Varanidae
Spesies : Varanus komodoensis Status konservasi:
Dilindungi (PP 7 Tahun 1999)
Rentan/ vulnerable ; IUCN Red List.
Jumlah Site monitoring: 7
KONDISI SAAT INI
Populasi : populasi komodo kurang lebih 5700 an ekor
Sebaran : Tersebar pada 5 (lima) pulau di bagian timur
Indonesia:
• Empat pulau di dalam kawasan Taman
Nasional Komodo yaitu :Pulau Komodo,
Rinca, Gili Motang, dan Nusa Kode (Gili
Dasami)
• Pulau lain di luar kawasan TN Komodo adalah
Pulau Flores bagian barat.
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 2010 2011 2012 2013 2014 Pulau Komodo Pulau Rinca Gili Motang Nusa Kode DINAMIKA POPULASI KOMODO
DATA POPULASI KOMODO
No UPT Site Monitoring 2013
1 BTN Komodo Pulau komodo 2919
2 BTN Komodo Pulau Rinca 2875
3 BTN Komodo Pulau Gili Dasami 55
4 BTN Komodo Pulau Gili Motang 79
5 BBKSDA NTT CA Wae Wuul (luas 1.484,84 Ha) 4
6 BBKSDA NTT Tanjung Torong Padang (luas 896.91 Ha) 2
SEBARAN SATWA DI TN KOMODO DAN
BBKSDA NTT
Skenario Peningkatan Populasi
• Target peningkatan populasi: 10% akumulasi
prosentase pencapaian 2010-2014 dengan
baseline data tahun 2013
• Populasi ditentukan dari monitoring pada
berbagai site yang sudah ditetapkan oleh
masing-masing UPT.
• Peningkatan populasi diukur setiap tahun
dari hasil monitoring dialam (langsung atau
tidak langsung), hasil penangkaran, hasil
rehabilitasi yang dilepasliarkan dan
Dasar perhitungan peningkatan 10% :
• Akumulasi persentase pencapaian selama kurun
waktu lima tahun (2015—2019) dengan
menggunakan
baseline
data populasi species
pada tahun 2013, dengan metode inventarisasi
dan site monitoring yang konsisten
• Data dasar (
baseline data
) spesies satwa target
yang digunakan adalah data populasi tahun
2013, 2014 dan atau 2015.
• Angka kenaikan populasi yang disajikan harus
disertai dengan baseline data dan site
• Kegiatan Pokok:
– Pembinaan populasi dan habitat; invent
populasi, pengelolaan padang gembala,
pengkayaan pakan restorasi/rehabilitasi,
koridor habitat
– Penanggulangan konflik
– Perlindungan dan pengamanan
– Penyadartahuan; promosi, edukasi,
kesadartahuan, penyuluhan.
– Rehabilitasi dan Pelepasliaran
• Pendukung:
– Penyiapan perangkat regulasi dan kebijakan
– Peningkatan kapasitas personil
– Pengelolaan dan pengembangan pangkalan
data
– Penyusunan rencana kegiatan dan alokasi
anggaran yang mendukung pencapaian target
– Mengembangkan dan mensinergikan kerjasama
kemitraan dengan UPT
– Mendorong riset-riset terkait
Evaluasi & Strategi
• Penetapan site monitoring –> merupakan site permanen dan mewakili kantong populasi
• Metode –> dibuat standar dan disusun pedomannya • Ketersediaan data populasi –> melibatkan mitra dan
invent dilaksanakan secara reguler
• Kapasitas SDM dan peralatan –> dilakukan training dan pengadaan peralatan
• Alokasi anggaran minim –> porsi harus ditingkatkan • Kantong populasi berada di luar kawasan konservasi –
> bekerjasama dengan dinas terkait/ swasta, upaya
Kebutuhan Strategi dan Aksi
• Evaluasi dan verifikasi data untuk baseline
• Metodologi inventarisasi (sedang disusun untuk
spesies terestrial, belum utk perairan/ marine)
• Identifikasi kantong populasi baru untuk menjadi
site monitoring
• Identifikasi spesies target baru
• Database populasi dan riset terintegrasi serta
penyiapan SDM
• Penyusunan SRAK spesies target
• Penyusunan Peta Jalan Peningkatan Populasi
2015-2019 untuk 25 spesies dengan target 10%
Sekian & Terimakasih
Plus SRAK:
Banteng, Anoa, Babirusa, Tapir, Elang Jawa, Bekantan
Masih Dalam Proses:
Macan Tutul Jawa, Owa Jawa, Penyu, Kaktua Kecil Jambul Kuning