• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance dari Earnings dan Cash Flow (Bukti Setelah Periode Krisis dengan Analisis Faktor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance dari Earnings dan Cash Flow (Bukti Setelah Periode Krisis dengan Analisis Faktor)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam

Pengujian Value Relevance dari Earnings dan Cash Flow (Bukti Setelah Periode Krisis dengan Analisis Faktor)

Erwin Saraswati Abdul Ghofar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Abstract

Pengujian ini pernah dilakukan dengan penentuan sampel berdasarkan kriteria Black (1998) dan Atmini (2001) dengan hasil tidak ada satupun yang signifikan (2007). Hasil pengujian Black (1998) menunjukkan signifikan pada tahap growth, mature dan decline untuk earnings dan pada tahap mature tidak signifikan untuk cash flow from investing, sedangkan pengujian Atmini (2001) bervariasi . Oleh karena itu, peneltian ini dilakukan kembali dengan kriteria penentuan sampel dan metode pengujian yang berbeda. Pengujian menggunakan analisis faktor (factor analysis) dan ditemukan sampel yang lebih besar daripada sebelumnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hanya cash flow from operational dan cash flow from investing di tahap decline yang positif signifikan. Kata Kunci: siklus hidup perusahaan, abnormal return, laba dan komponen arus kas.

Pendahuluan

Pada setiap tahapan siklus hidup perusahaan, diharapkan investor menggunakan informasi keuangan (dalam hal ini earnings dan komponen cash flow) yang berbeda. Hal ini disebabkan di setiap tahapan siklus hidup perusahaan mempunyai karakteristik yang berbeda dan seharusnya investor menggunakan informasi yang berbeda pula. Black (1998) melakukan pengujian value relevance dari earnings dan cash flow yang dikaitkan dengan tahapan siklus hidup yang mengacu pada Anthony dan Ramesh (1992), serta Pashley dan Philippatos (1990).

Earnings dan komponen cash flow (arus kas operasional, arus kas investasi dan

arus kas pembelanjaan) merupakan bagian dari laporan keuangan yang berguna untuk menilai kinerja perusahaan. Para pengguna laporan keuangan diharapkan menggunakan informasi yang berbeda di setiap tahapan siklus hidup perusahaan. Setiap tahapan siklus

(2)

hidup suatu perusahaan berpengaruh terhadap penggunaan informasi keuangan, sehingga berdampak pada value relevance atau kegunaan dari earnings dan cash flow (Black, 1998).

Menurut Pashley dan Philippatos (1990), tahapan siklus hidup terdiri dari

pioneering, expansion, maturity dan declines. Anthony dan Ramesh (1992) menggunakan

tiga tahapan siklus hidup, yaitu growth, mature dan stagnant. Pengujian setiap tahapan dihubungkan stock prices yang direfleksikan dalan cumulative abnormal return (CAR). Anthony dan Ramesh (1992) menyatakan bahwa (1) perubahan dalam pertumbuhan penjualan (sales growth) dan pengeluaran modal (capital expenditure) merupakan signal strategi perusahaan (misalnya, market share dan peningkatan kapasitas modal atau cost

trimming); dan (2) strategi efektivitas biaya, keduanya sebagai fungsi dari tahapan siklus

hidup.

Pashley dan Philippatos (1990) mengartikan pioneering sebagai tahap awal

(introduction) yang ditandai dengan penjualan yang rendah, likuiditas yang kecil dan

tidak ada pembayaran dividen. Tahap expansion merupakan tahap pertumbuhan (growth) dalam pengujian Anthony dan Ramesh (1992) dengan karakteristik pertumbuhan penjualan yang tinggi, likuiditas tinggi dan mulai membayar dividen. Pada tahap ini, perusahaan mulai melakukan pengembangan produk, sehingga pengeluaran modal untuk riset dan pengembangan menjadi tinggi. Tahap kematangan (maturity), tingkat penjualan mulai menurun, pangsa pasar menurun dan pembayaran dividen lebih tinggi daripada tahap growth. Sebaliknya tahap decline, pembayaran dividen mulai menurun, penjualan dan pengeluaran modal juga menurun.

Konsep siklus hidup perusahaan diaplikasikan oleh Mueller (1972) yang menjelaskan kerangka tentang growth hypothesis dalam kaitannya dengan maksimalisasi

profit dan dihubungkan dengan stockhoders. Mueller (1972) memandang perusahaan

yang baru tumbuh sebagai suatu keadaan yang tidak pasti dalam menghadapi kelangsungan perusahaan dan operasional secara total yang sejalan dengan pemilik, apabila manajer dan para pemilik masih muda dalam mengelola perusahaan. Dengan demikian umur suatu perusahaan dapat dipakai sebagai salah satu variabel untuk menentukan tahapan siklus hidup.

(3)

Karakteristik tahapan siklus hidup akan berpengaruh terhadap informasi yang diperlukan. Menurut Black (1998) pada tahap perkenalan, informasi yang berkaitan dengan growth opportunity akan lebih memberikan value relevance dibandingkan infroamsi mengenai earnings dan operasional cash flow. Tahap pertumbuhan (growth), investasi dalam growth opportunity mulai tumbuh, informasi earnings dan operasional

cash flow akan memberikan value relevance.

Hasil pengujian Black (1998) dan Atmini (2001) memberikan bukti bahwa

earnings dan cash flow mempunyai value relevance yang berbeda di setiap tahapan siklus

hidup, dan komponen cash flow lebih memberikan value relevance dibandingkan

earnings (Wilson, 1986, 1987; Livnat dan Zarowin, 1990). Pengujian Anthony dan

Ramesh (1992) menggunakan pertumbuhan penjualan, perubahan dividen, unexpected

earnings dan umur perusahaan yang dihubungkan dengan cumulatif abnormal return

(CAR). Hasil penelitian Anthony dan Ramesh, bahwa unexpected earnings signifikan di tahap growth. Saraswati (2007) menggunakan sampel yang dipakai oleh Black (1998) dan Atmini (2001) menemukan tidak ada yang signifikan untuk setiap tahapan siklus hidup, baik earnings maupun cash flow.

Pengujian ini bertujuan untuk: (1) menguji value relevance dari earnings dan komponen cash flow; (2) memberikan bukti manakah yang lebih value relevance antara

earnings dan komponen cash flow pada setiap tahapan siklus hidup dengan metode

pengujian sampel yang berbeda dengan pengujian sebelumnya. Kontribusi dalam penelitian ini: (1) memberikan bukti tambahan tentang value relevance dari earnings dan

cash flow setelah periode krisis (1998-2005); (2) memberikan bukti tambahan tentang

peranan earnings dan komponen cash flow, apabila penentuan sampel menggunakan analisis faktor; (3) menambah literatur akuntansi dalam bidang strategi dan keuangan.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya (Anthony dan Ramesh, 1992; Black, 1998; Atmini, 2001; dan Saraswati, 2007). Perbedaan utama adalah penelitian sebelumnya belum menggunakan analisis faktor dalam menentukan sampel di setiap siklus hidup. Penelitian sebelumnya menggunakan variabel pertumbuhan penjualan, pembayaran dividen, pengeluaran modal dan umur perusahaan. Setiap variabel dibuat ranking dan menentukan kuintil tertentu, sehingga didapatkan sampel perusahaan

(4)

pada setiap tahap siklus hidup (Anthony dan Ramesh, 1992; Black, 1998; Atmini, 2001; dan Saraswati, 2007).

Pada penelitian ini, tahap introduction (perkenalan) tidak dimasukkan sebagai sampel penelitian, dikarenakan tidak adanya data sampel perusahaan pada tahap ini. Oleh karena, penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, maka perusahaan pada tahap perkenalan tidak dapat diperoleh. BEI mewajibkan perusahaan yang terdaftar haruslah laba selama dua tahun berturur-turut, sedangkan perusahaan yang baru berdiri belum tentu mendapatkan laba. Dengan demikian penelitian ini dilakukan pada tahap growth, mature dan decline.

Pengembangan Hipotesa

Ide utama strategi bisnis adalah menciptakan “lasting” cost atau mengambil kesempatan untuk permintaan dibanding kompetitor (Anthony dan Ramesh, 1992). Manfaat biaya termasuk kapasitas gedung untuk dapat mencapai economies of scale, sedangkan manfaat permintaan untuk mendapatkan market share yang besar dan memanfaatkan peluang pasar. Teori siklus hidup menyatakan bahwa pertumbuhan yang tepat dan strategi kapasitas modal tergantung tahapan siklus hidup perusahaan (Porter, 1980). Demikian juga dengan para pengguna laporan keuangan, diharapkan memanfaatkan informasi yang berbeda pada setiap tahapan siklus hidup (Black, 1998; Pashley dan Philippatos, 1990).

Earnings (laba). Tahapan siklus hidup growth dan mature merupakan tahap setelah introduction, hal ini berarti penjualan sudah mulai naik, pangsa pasar lebih besar daripada tahap awal dan terdapat pembayaran dividen. Oleh karena itu, earnings diharapkan dapat memberikan informasi positif dan berhubungan positif dengan stock

return.

Pada tahap decline pasar mulai menurun, penjualan juga turun dan pembayaran

dividen seringkali rendah atau bahkan tidak ada. Laba cenderung negatif, yang lebih mencerminkan kondisi perekonomian yang buruk dan berdampak pula terhadap stock

(5)

Hasil pengujian Anthony dan Ramesh (1992), tahap growth dan mature berhubungan positif dengan stock return, sedangkan berhubungan negatif pada tahap

decline. Black (1998) menemukan bukti bahwa earnings memberikan sedikit informasi

terhadap nilai pasar ekuitas. Pada tahap growth berhubungan negatif signifikan, tahap

mature dan decline menunjukkan sign positif signifikan, sedangkan penelitian Atmini

(2001) menunjukkan sign negatif untuk growth dan mature, tetapi tidak signifikan untuk

mature.

Cash Flow from Operating activities atau Arus Kas Operasi (AKO). Arus kas operasi diharapkan positif pada tahap growth dan mature. Demikian pula pada tahap

decline berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas. Hasil pengujian Black (1998)

menemukan positif signifikan pada tahap growth, mature dan decline, sedangkan Atmini (2001) menemukan positif tidak signifikan pada tahap growth dan negatif tidak signifikan pada tahap mature.

Cash Flow from Financing Activities atau Arus Kas pendanaan (AKP). Informasi yang dihasilkan arus kas investasi menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dan memperoleh dana. Pembayaran dividen dan pengeluaran modal digambarkan juga dalam arus kas investasi ini. Pada tahap growth dan mature pengeluaran modal, pembayaran dividen dan pembayaran hutang merupakan informasi positif dan berhubungan dengan nilai pasar ekuitas. Sebaliknya tahap decline, informasi yang terdapat pada arus kas pendanaan direspon negatif oleh pasar, jika melakukan pendanaan pada tahap decline. Dengan demikian informasi AKP diharapkan berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas.

Pengujian Black (1998) menemukan bukti di tahap mature, growth dan decline berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas. Atmini (2001) menemukan positif signifikan pada tahap growth dan negatif tidak signifikan pada tahap mature.

Cash Flow from Investing Activities atau Arus Kas Investasi (AKI). Informasi yang diberikan arus kas investasi mengenai aktivitas investasi yang dilakukan manajer. Dalam hal ini diasumsikan manajer membuat keputusan yang terbaik bagi shareholder,

(6)

maka AKI diharapkan memberikan informasi yang positif dan berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas.

Pengujian Black (1998) menemukan bukti positif signifikan pada tahap growth dalam hubungannya dengan nilai pasar ekuitas, sedangkan tahap mature berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas tetapi tidak signifikan. Tahap decline berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas dan signifikan. Atmini (2001) menemukan hubungan yang negatif dengan nilai pasar ekuitas, tetapi tidak signifikan pada tahap growth dan signifikan pada tahap mature.

Desain Penelitian

Pemilihan Sampel

Populasi diambil dari perusahaan manifaktur yang terdaftar di BEJ (sekarang BEI) dari tahun 1998-2005. Di pilihnya perusahaan manufaktur karena (a) menghindari perbedaan karakteristik perusahaan; (b) terdapat variabel penelitian untuk capital expenditur; (c) sampel termasuk dalam kriteria dalam siklus hidup berdasarkan analisis faktor.

Ada beberapa variabel yang diekspektasikan dalam siklus hidup perusahaan berdasarkan kriteria Pashley dan Phillippatos (1990), serta Anthony dan Ramesh !1992), yaitu:

Tabel 1

Ekspektasi Firm-years gambaran dari Tahapan Siklus Hidup Life cycle descriptors

Life cycle stages DP SG CEV AGE

Growth Mature Decline Low Medium High High Medium Low High Medium Low Young Adult Old

Sumber: Anthony dan Ramesh (1992)

DP, SG, CEV dan AGE masing-masing menunjukkan dividend payout, sales growth, capital expenditure dibagi market value of equity, dan umur perusahaan.

(7)

Variabel Siklus Hidup

Tahapan siklus hidup memakai empat variabel yang di ekspektasikan dapat menggambarkan tahapan perusahaan. Empat variabel tersebut yaitu: (1) dividen tahunan yang dibayarkan di prosentasekan terhadap laba sebelum pajak dan extraordinary items (DP); (2) prosentase pertumbuhan penjualan (SG); (3) pengeluaran modal di prosentasekan terhadap nilai pasar ekuitas (CEV); dan (4) umur perusahaan (AGE). Klasifikasi tahapan siklus hidup perusahaan di analisa dengan univariate dan

multivariate. Ekspektasi firm-years tahapan siklus hidup perusahaan ada di tabel 1.

Ke empat variabel keuangan yang dipilih sebagai gambaran siklus hidup berhubungan langsung dengan resiko perusahaan, jadi perusahaan yang dipilih berdasarkan variabel tersebut mempunyai respon yang berbeda terhadap kinerja (Anthony dan Ramesh, 1992). Perhitungan empat variabel untuk mengidentifikasikan tahap siklus hidup perusahaan adalah sebagai berikut:

DPt = (DIVt/EBITt) x 100

SGt = ((SALESt – SALESt-1)/SALESt-1) x 100

CEVt = (CE/VALUEt) x 100

AGEt = Tahun observasi – tahun berdirinya perusahaan

Keempat variabel diatas di analisa dengan analisis faktor, faktor yang dominan dijumlahkan, kemudian dibagi lima kuintil. Kuintil terendah merupakan perusahaan dalam tahap decline, jumlah faktor yang lebih dari satu merupakan tahap growth dan kuintil tengah merupakan tahap mature. Berdasarkan analisis faktor tersebut, diperoleh sampel perusahaan (lihat tabel 2).

Observasi yang dilakukan sebanyak 99 perusahaan untuk periode 8 tahun (1998-2005), periode setelah krisis. Periode setelah krisis ini diharapkan dapat memberikan hasil pengujian yang berbeda dari pengujian sebelumnya. Demikian pula dengan pemilihan sampel berdasarkan analisis faktor diharapkan memberikan hasil pengujian yang berbeda, karena sebelumnya menggunakan kriteria ranking dari ke empat variabel keuangan di atas (Black, 1998; Atmini, 2001 dan Saraswati, 2007).

(8)

Tabel 2

Hasil Seleksi Sampel

________________________________________________________________________

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 150 perusahaan Perusahaan yang laporannnya tidak lengkap, bukan

Rupiah dan tidak pada tanggal 31 Desember 51

Jumlah sampel 99 perusahaan Periode observasi 1998 – 2005

Hasil seleksi sampel berdasarkan analisis faktor:

Tahap Growth 111 firm-years

Tahap Mature 137 firm-years

Tahap Decline 140 firm-years

________________________________________________________________________

Definisi Variabel

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan cumulative abnormal

return (CAR) selama tujuh hari: t-3; t; dan t+3. Periode t merupakan tanggal

pengumuman laporan keuangan, diharapkan investor merespon informasi keuangan pada tanggal tersebut.

Variabel Independen

Ada empat variabel independen yang dipakai yaitu:

(1) Earnings (laba) yaitu laba sebelum pajak dan extraordinary item

(2) AKI yaitu arus kas investasi yang terdapat dalam laporan arus kas yang menggambarkan aktivitas investasi perusahaan pada masing-masing tahapan siklus hidup

(3) AKO yaitu arus kas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas yang menggambarkan aktivitas operasional perusahaan pada masing-masing tahapan siklus hidup

(4) AKP yaitu arus kas pendanaan yang terdapat dalam laporan arus kas yang menggambaan aktivitas pembiayaan/pendanaan perusahaan pada masing-masing tahapan siklus hidup.

(9)

Model Regressi

Pada setiap tahap siklus hidup perusahaan akan di analisa dengan analisa regresi linier, dengan model sebagai berikut:

CAR = β0 + β1 Labait + β2 AKOit + β3 AKIit + β4 AKPit + εit (1)

Keterangan:

CAR = Cumulatif Abnormal Return

Laba = laba sebelum pajak dan extraordinary items AKO = Arus Kas Operasi

AKI = Arus Kas Investasi AKP = Arus Kas Pendanaan

Hasil Penelitian

Pengujian dilakukan untuk setiap tahapan siklus hidup dengan menggunakan persamaan (1). Hasil pengujian menunjukkan hanya arus kas investasi dan arus kas operasi pada tahap decline yang positif signifikan. Hal ini berarti laba dan komponen arus kas tidak mempunyai value relevance bagi investor pada tahap growth dan mature. Para investor menggunakan informasi AKI dan AKO pada tahap decline, logika yang bisa dijelaskan, pada tahap tersebut investor akan selalu memonitor kegiatan operasi dan investasi untuk memastikan investasinya aman. Menurut Black (1998) seharusnya

earnings akan menjadi value relevance pada tahap growth, maturity dan declines. Jika

tidak melihat tahapan siklus hidup, maka earnings lebih mempunyai value relevance dibandingkan arus kas (Diana dan Kusuma, 2004). Dalam pengujian ini tidak berhasil mendukung pendapat Black (1998).

Tabel 3 merupakan hasil pengujian persamaan (1) untuk setiap tahap siklus hidup perusahaan. Secara keseluruhan bisa disimpulkan bahwa cash flow lebih value relevance dibandingkan dengan earnings. Hal ini konsisten dengan pengujian Livnat dan Zarowin (1990) yang menyatakan bahwa komponen cash flow mempunyai incremental

information dan masing-masing komponen mempunyai hubungan yang berbeda terhadap stock return. Hasil pengujian tambahan Black (1998) pada tahap growth dan decline, earnings akan mempunyai value relevance, jika cash flow tidak dimasukkan. Sebaliknya, cash flow akan mempunyai value relevance, jika earnings tidak dimasukkan.

(10)

Tabel 3

Hasil Pengujian Laba dan Komponen Arus Kas dengan CAR

Tahap Growth Tahap Mature Tahap Decline

Laba 1,295 (0,198) 0,149 (0.882) 1,131 (0,26) AKO - 1,142 (0,256) 0,165 (0,869) 1,837** (0,068) AKI - 0,831 (0,375) - 0,22 (0,938) 2,049* (0,042) AKP - 0,492 (0,624) 0,179 (0,859) 0,678 (0,499)

*) signifikan pada level 5% **) signifikan pada level 10%

Informasi diatas adalah nilai t (t-value) dan dalam kurung adalah signifikansi.

Tahap Growth

Tahap pertumbuhan (growth) merupakan tahap peningkatan penjualan, pangsa pasar yang mulai besar dan terdapat pembayaran dividen. Pengujian ini tidak berhasil mendukung hipotesa bahwa earnings dan komponen cash flow berpengaruh terhadap

stock return. Laba mempunyai arah yang sama dengan prediksi, tetapi tidak signifikan.

Hal ini konsisten dengan penemuan Black (1998) dan Saraswati (2007), tetapi tidak konsisten dengan penemuan Atmini (2001).

Arus kas untuk AKO,dan AKP berlawanan arah dengan prediksi, sedangkan AKI sesuai arahnya dengen prediksi, ketiganya tidak signifikan, konsisten dengan penemuan Saraswati (2007) dan tidak konsisten dengan dengen penemuan Black (1998). Arus kas operasi dan investasi konsisten dengen penemuan Atmini (2001) dan tidak konsisten untuk arus kas pendanaan (AKP). Dengan demikian, pengujian ini menemukan bahwa

earnings dan komponen cash flow tidak mempunyai value relevance atau tidak

(11)

Tahap Mature

Pada tahap mature, penjualan meningkat dan pembayaran dividen, tetapi investasi

masih terus berjalan, sehingga arus kas masih negatif. Laba, AKO, AKI dan AKP arah sesuai dengan prediksi, tetapi tidak signifikan. Hal ini konsisten dengen penemuan sebelumnya (Saraswati, 2007) dan tidak konsisten dengan penemuan Black (1998). Laba, AKO dan AKP konsisten dengan penemuan Atmini (2001) dan tidak konsisten untuk arus kas investasi (AKI), tetapi AKI konsisten dengan penemuan Black (1998). Jadi, pada tahap mature tidak dapat mendukung hipotesa, artinya earnings dan komponen cash flow tidak mempunyai value relevance terhadap stock return.

Tahap Decline

Tahap decline, penjualan sudah mulai menurun, pembayaran dividen kecil atau

bahkan tidak ada. Atmini (2001) tidak menemukan sampel pada tahap decline, mungkin periode sebelum krisis banyak perusahaan berada pada tahap growth dan mature. Dalam pengujian ini, periode setelah krisis, sampel perusahaan decline merupakan jumlah yang terbesar diantara ketiga tahapan siklus hidup. Hasil pengujian regresi Laba, AKO, AKI dan AKP arah sesuai dengan prediksi (semua mempunyai arah positif).

Dalam penelitian ini, laba tidak signifikan konsisten dengan Black (1998) dan Saraswati (2007). AKO dan AKI signifikan pad level masing-masing 10% dan 5%, penemuan ini konsisten dengan Black dan tidak konsistn dengan penemuan Saraswati (2007). Arus kas pendanaan (AKP) tidak konsisten dengan penemuan Black, tetapi konsisten dengan penemuan Saraswati sebelumnya. Pada tahap decline, arus kas operasi dan arus kas investasi mempunyai value relevance dan berarti berhubungan positif dengan stock return.

Kesimpulan

Hasil pengujian hanya berhasil mendukung hipotesa bahwa pada tahap decline arus kas investasi dan arus kas operasi berhubungan positif dengan stock return, sedangkan pada tahap growth dan mature tidak berhasil mendukung hipotesa yang diajukan. Hal ini berarti, earnings tidak mempunyai value relevance pada semua tahap

(12)

siklus hidup, sedangkan komponen cash flow untuk arus kas investasi dan operasi hanya mempunyai value relevance pada tahap decline.

Pengujian Diana dan Kusuma (2004), menemukan hal yang sebaliknya, bahwa

earnings lebih memberikan nilai tambah dibandingkan dengan arus kas. Pengujian Diana

dan kusuma tidak mengkaitkan dengan siklus hidup perusahaan. Arus kas operasi memberikan nilai tambah kandungan informasi sangat penting untuk menjelaskan return saham pada tahun berikutnya.

Pengujian ini telah dapat mengatasi kelemahan sebelumnya yaitu jumlah sampel yang relatif sedikit. Pengujian ini juga mengikuti saran sebelumnya untuk memakai analisis faktor dalam menentukan sampel perusahaan pada setiap siklus hidup (Black, 1998; Atmini, 2001). Pengujian ini belum dapat memasukkan variabel ERC sebagai variabel dependen seperti saran penelitian sebelumnya. Keterbatasan lainnya, penelitian ini hanya memasukkan perusahaan manufaktur sebagai sampel, sehingga hasilnya tidak dapat di generalisir untuk semua perusahaan.

Penelitian berikutnya, perlu memasukkan ERC dan variabel kontrol ukuran perusahaan. Penelitian berikutnya, sebaiknya menggunakan data primer untuk menentukan siklus hidup perusahaan. Mungkin dapat menghasilkan penemuan yang lebih baik.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, J.H., and K.Ramesh. 1992. Association Between Accounting Performance Measures and Stock Prices: A Test of The Life Cycle Hypothesis. Journal of

Accounting and Economics 15:203-227.

Atmini, Sari. 2001. Asosiasi Siklus Hidup Perusahaan dengan Incremental Value Relevance Informasi Laba dan Arus Kas. Tesis S2. Universitas gajah Mada. Yogjakarta.

Barth, M.E., and W.R. Landsman. 1995. Fundamental Issues Related to Using Fair Value Accounting for Financial Reporting. Accounting Horizon 9:97-107.

Bernard, V., and T. Stober. 1989. The Nature and Amount of Information in Cash Flows and Accruals. The Accounting Review 62: 723-747.

Black, E.L. 1998. Life Cycle Impacts on the Incremental value-Relevance of Earnings and Cash Flow Measurs. Journal of Financial Statement Analysis 4: 40-57.

Bowen, R.M., D. Burgstahler, and L.A. Daley. 1987. The Incremental Information Content of Accruals versus Cash Flows. The Accounting Review 62: 723-747.

Burgstahler, D.C. dan I.D. Dichev. 1997. Earnings, Adapation, and Equity Value. The

Accounting Review 72: 187-215.

Dechow, P. 1994. Accounting earnings and Cash Flows as Measures of Firms Performance: The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and

Economics 18: 3-42.

Hayn, C. 1995. The Information Content of Losses. Journal of Accounting and

(14)

Livnat, J., and P Zarowin. 1990. The Incremental Information Content of Cash Flow Components. Journal of Accounting and Economics 13: 25-46.

Myers, S. C. 1977. Determinants of Corporate Borrowing. Journal of Financial

Economics 5: 147-175.

Nachrowi, Nachrowi Djalal dan Hardius Usman. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: Rajagrafino Persada.

Pashley, .M. M. , and G.C. Phillippatos. 1990. Voluntary Divestiture and Corporate Life Cycle: Some Empirical Evidence. Applied Economics 22: 1181-1196.

Saraswati, Erwin. 2007. Value Relevance dari Earnings dan Cash Flow (Pengujian dikaitkan dengan Siklus Hidup Perusahaan). TEMA: Jurnal Akuntansi, Auditing

dan Sistem Informasi. Vol 8, No.1:p. 92-102.

Referensi

Dokumen terkait

Terutama bagi kriteria yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, misal nya pengkhususan bagi suku tertentu atau berbeda agama, hal ini yang menjadi bahan kajian

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Program Hibah Kompetisi Peningkatan Pendidikan Dokter (PHK-PKPD) Universitas ..., yang selanjutnya dalam Surat Perjanjian

Wisata bahari merupakan salah satu bidang dalam pembangunan kelautan Indonesia yang memiliki potensi besar, karena ditunjang dengan banyaknya pulau-pulau yang

Untuk Kota Bima sendiri sampai saat ini belum memiliki PDAM sendiri sehingga untuk melayani kebutuhan air bersih penduduknya masih sepenuhnya bergantung pada pelayanan

Instrumen dalam penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk. mengumpulkan data dan informasi yang

Disisi lain DER yang tinggi juga bisa memperlemah atau memperkecil pengaruh antara likuiditas perusahaan dengan risiko sistematis saham, hal tersebut memberikan

Salah satu bentuk penghargaan HAM itu adalah terhadap hak – hak korban tindak pidana yaitu kompensasi dan retitusi.Semakin berkembangnya kejahatan terorisme yang timbul