• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Kerajinan Bordir Di Kabupaten Tasikmalaya Ade Komaludin, Nanang Rusliana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Kerajinan Bordir Di Kabupaten Tasikmalaya Ade Komaludin, Nanang Rusliana"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

ISSN : 2301-8828

Volume 2, nomor 2, Juli – Desember 2012

SN :

Jurnal Ilmu Ekonomi

JIE

Alamat Redaksi

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634

Fax : 0265-325812 e-mail : lp2m@unsil.ac.id

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Kerajinan Bordir Di Kabupaten Tasikmalaya Ade Komaludin, Nanang Rusliana

Analisis Potensi Kerajinan Bambu Di Kabupaten Tasikmalaya Asep Yusup Hanapia, Noneng Masitoh

Pengaruh Disiplin Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) Tirta

Sukapura Kabupaten Tasikmalaya, Gusti Tia Ardiani

Analisis Potensi Kerajinan Mendong Di Kabupaten Tasikmalaya Jumri, Iis Surgawati

Analisis Potensi Kerajinan Pandan Di Kabupaten Tasikmalaya Aso Sukarso, Encang Kadarisman

Pengaruh Desain Produk Dan Proses Desain Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Perusahaan Gading Mas

Tasikmalaya, Dian Kurniawan

Program Studi

Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi

Universitas Siliwangi

(2)

ii

JIE

(3)

ISSN : 2301-8828

Volume 2, nomor 2, Juli – Desember 2012

i

Jurnal Ilmu Ekonomi

DEWAN PENYUNTING Ketua Penyunting : Apip Supriadi Wakil Penyunting Jumri Penyunting Pelaksana:

Asep Yusup Hanapia Ade Komaludin Budhi Wahyu Fitriadi

Andi Rustandi

Pembantu Penyunting

Aso Sukarso Noneng Masitoh

Alamat Redaksi

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya

Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail : lp2m@unsil.ac.id

(4)

ISSN : 2301-8828

Volume 2, nomor 2, Juli – Desember 2012

ii

Jurnal Ilmu Ekonomi

DAFTAR ISI

DEWAN REDAKSI ... ... .. i DAFTAR ISI ... ... ii PENGANTAR REDAKSI ... ... iii Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Kerajinan

Bordir Di Kabupaten Tasikmalaya

Ade Komaludin, Nanang Rusliana ……….…. 326 Analisis Potensi Kerajinan Bambu Di Kabupaten Tasikmalaya

Asep Yusup Hanapia, Noneng Masitoh ……….. 341 Pengaruh Disiplin Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Perusahaan

Daerah Air Minum (Pdam) Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya,

Gusti Tia Ardiani ………... 354 Analisis Potensi Kerajinan Mendong Di Kabupaten Tasikmalaya

Jumri, Iis Surgawati ……….. ……….…… 367 Analisis Potensi Kerajinan Pandan Di Kabupaten Tasikmalaya

Aso Sukarso, Encang Kadarisman, ………. 386 Pengaruh Desain Produk Dan Proses Desain Terhadap Produktivitas

Karyawan Pada Perusahaan Gading Mas Tasikmalaya, Dian Kurniawan ………. 397

(5)

ISSN : 2301-8828

Volume 2, nomor 2, Juli – Desember 2012

iii

Jurnal Ilmu Ekonomi

PENGANTAR REDAKSI

Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) Volume 2 No 2 periode Juli – Desemeber

2012, merupakan kumpulan tulisan yang dilakukan oleh dosen di Fakultas Ekonomi, khususnya dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan.

Penerbitan jurnal pada kesempatan ini sebagai bentuk dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu aspek penelitian. Dimana penelitian ini sifatnya dilakukan oleh individu ataupun kelompok dengan harapan kami penelitian ini memberikan masukan dan sumbangan pemikiran.

Kami menyadari bahwa penerbitan Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran untuk perbaikan penerbitan JIE tahap selanjutnya sangat dinantikan. Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, Amiin

Tasikmalaya, Desember 2012 Dewan Penyunting

(6)

ANALISIS POTENSI KERAJINAN PANDAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA

Aso Sukarso1, Encang Kadarisman

ABSTRACT

The objective of the research was to know: (1) Potential pandanus handicraft in Tasikmalaya Regency period in 2012 and (2) Model pandanus handicraft development in Tasikmalaya regency. The method used is descriptive method using SWOT analysis. The results concluded that the potential of pandanus handicraft in Tasikmalaya district spread over 6 (Kec. Rajapolah, Jamanis, Cipatujah, Pagerageung, Parungponteng, and Cikalong) with a number of business units and the number of production varies. Model of development that has been running sub-contract is a model in which small producers are still powerless.

Keywords: Craft pandan, model development, labor, and production value ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Potensi kerajinan pandan di Kabupaten Tasikmalaya periode tahun 2012 dan (2) Model pengembangan kerajinan pandan di Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Potensi kerajinan pandan di Kabupaten Tasikmalaya tersebar di 6 Kecamatan (Kec. Rajapolah, Jamanis, Cipatujah, Pagerageung, Parungponteng, dan Cikalong) dengan jumlah unit usaha dan jumlah produksi bervariasi. Model pengembangan yang selama ini berjalan adalah model sub-kontrak dimana pengrajin kecil masih saja tidak berdaya.

Kata kunci : Kerajinan pandan, Model pengembangan, tenaga kerja, dan jumlah produksi

PENDAHULUAN Latar Belakang

Salah satu sektor kerajinan yang telah berkiprah cukup lama di Kabupaten Tasikmalaya adalah kerajinan pandan. Potensi kerajinan pandan cukup memberikan sumbangan yang berarti yaitu dengan melibatkan banyak orang dan banyak pengusaha.

Selain itu juga kerajinan pandan dalam pemasarannya telah menembus pasar ekspor disamping memenuhi pasar lokal dan pasar domestik. Potensi kerajinan pandan di Kabupaten Tasikmalaya cukup menggembirakan karena banyak tercipta unit-unit usaha baru yang terpusat di 6 kecamatan di wilayak Kabupaten Tasikmalaya,

(7)

Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 2, Juli – Desember 2012

387

meliputi Kecamatan Rajapolah, Jamanis, Cipatujah, Pagerageung, Parungponteng dan Cibalong.

Nilai produksi pandan yang dihasilkan para pengrajin pandan bervariasi untuk setiap kecamatannya. Kecamatan yang paling tinggi nilai produksinya adalah Kecamatan Rajapolah yaitu sebesar Rp. 70.749.800 milyar. Alasan besarnya nilai produksi di Kecamatan Rajapolah adalah karena merupaka sentra kerajinan anyaman pandan.

Sebagaimana halnya kondisi perusahaan lainnya, pada kerajinan pandan pun terdapat beberapa permasalahan yang terjadi, antara lain adalah ketenagakerjaan, hal ini terjadi karena banyak diantara tenaga kerja yang ketika mendapat pekerjaan yang sulit mereka lebih memilih keluar daripada menekuni pekerjaan tersebut, ketersediaan bahan baku, maksudnya bahan baku yang tersedia belum memenuhi bahan baku produksi yang dibutuhkan, apalagi ketika mendapatkan pesanan dalam jumlah besar, para pengrajin kekurangan bahan baku pandan. Dalam pemasaran produk masih dilakukan sendiri-sendiri oleh para pengrajin, belum ada inisiatif memasarkan barang secara

berkelompok, walaupun sebenarnya dari para pengrajin ada keinginan untuk membuat suatu kelompok, sehingga dalam memasarkan barang menjadi kekuatan dalam bargaining power.

Identifikasi Masalah

1. Bagaimana perkembangan kerajinan pandan di Kabupaten Tasikmalaya periode tahun 2012 2. Bagaimana upaya yang harus

dilakukan untuk mengembangkan kerajinan pandan di Kabupaten Tasikmalaya

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui dan menganalisis : 1. Perkembangan kerajinan pandan di

Kabupaten Tasikmalaya periode tahun 2012

2. upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan kerajinan pandan di Kabupaten Tasikmalaya

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerajinan pandan sebagai bagian dari kerajinan anyaman yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, memiliki jumlah unit usaha yang cukup besar. Dimana jumlah yang besar tersebut merupakan potensi bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan

(8)

Analisis Potensi Kerajinan Pandan di Kabupaten Tasikmalaya Aso Sukarso, Encang

Kadarisman

388 pertumbuhan ekonominya.

Pertumbuhan ekonomi akan meningkat apabila didukung oleh peningkatan jumlah produksi kerajinan pandan.

Produksi kerajinan pandan tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi harus ditunjang oleh ketersediaan tenaga kerja, investasi dan bahan baku. Dimana hubungannya adalah positif, artinya apabila tenaga kerja tersedia, investasi terealisasi dan bahan baku tersedia, maka jumlah produksi kerajinan pandan akan meningkat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati dan menjelaskan objek penelitian, berdasarkan hasil penelitian dan informasi dari survey. Teknik pengumpulan data dilakukan teknik kepustakaan yaitu dari Dinas Koperindag berupa data sekunder, dan wawancara berupa data primer, yaitu data yang diperoleh untuk menambah informasi mengenai kondisi kerajinan pandan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Analisis SWOT.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Kerajinan Pandan di Kabupaten Tasikmalaya

Sentra industri kerajinan pandan di Kabupaten Tasikmalaya tersebar di desa-desa yang berada di 6 Kecamatan, yaitu Kecamatan Rajapolah, Jamanis,

Cipatujah, Pagerageung, Parungponteng dan Cikalong.

Meningkatnya peran industri kerajinan anyaman yang diindikasikan dengan meningkatnya jumlah unit usaha kerajinan anyaman pandan diharapkan akan meningkatnya jumlah serapan tenaga kerja.

Kerajinan pandan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, cukup memberikan sumbangan terhadap pembangunan daerah, diantaranya dapat memberikan sumbangan terhadap masalah ketenagakerjaan, yaitu dengan relative banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor kerajinan pandan tersebut. Jumlah unit, dengan besarnya unit usaha tampak pada gambar di bawah ini.

(9)

Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 2, Juli – Desember 2012

389

Gambar 1. Sebaran unit usaha dan tenaga kerja kerajinan pandan Kabupaten Tasikmalaya

Sumber : Dinas Koperindag Kab. Tasikmalaya, Tahun 2012 Kerajinan pandan sebagai salah satu

bagian dari sektor anyaman, dalam peranannya terhadap masalah pembangunan cukup berperan dalam penyediaan lapangan pekerjaan, walaupun kalau dilihat dari besarannya masih relative sedikit apabila dibandingkan sektor lainnya. Tenaga kerja yang berada pada kerajinan pandan, umumnya berasal dari daerah dimana sentra kerajinan pandan itu berada dan hanya sedikit tenaga kerja yang berasal dari luar daerah. Tenaga kerja yang berada di sentra kerajinan pandan tersebar di 6 Kecamatan dimana lokasi sentra kerajinan itu berada.

Jumlah tenaga kerja di sentra kerajinan pandan paling banyak (57,30%) tersebar di Kecamatan Rajapolah, meliputi 6 desa, dengan jumlah tenaga kerja 8.626 orang dan paling sedikit (0,80%)

sebarannya yaitu di Kecamatan Jamanis dengan jumlah tenaga kerja 120 orang yang tersebar di desa Karangresik dengan 20 unit usaha.

Jumlah nilai investasi pada komoditi kerajinan pandan digunakan untuk membiayai kegiatan produksi, mulai pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja, maupun biaya bahan pendukung lainnya. Besar kecilnya biaya yang diperlukan tergantung besar kecilnya skala usaha pada sentra kerajinan pandan tersebut. Pada gambar di bawah ini, tampak bahwa di Kecamatan Rajapolah merupakan daerah yang paling besar di dalam kegiatan investasinya yaitu sebesar Rp.1.332.062.000,- (38,08%) karena Rajapolah adalah pusat sentra kerajinan pandan Pagerageung Cipatujah Jamanis Rajapolah 136 114 20 322 2544 882 120 8786

Sebaran Unit Usaha dan Tenaga Kerja Kerajinan

Pandan di Kabupaten Tasikmalaya

(10)
(11)

Analisis Potensi Kerajinan Pandan di Kabupaten Tasikmalaya Aso Sukarso, Encang

Kadarisman

390 Tabel 1 Nilai Investasi di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

NO LOKASI SENTRA JUMLAH

NILAI INVESTASI KECAMATAN DESA UU (Rp)(000) 1 Cikalong 4 120 711823 2 Parungponteng 2 61 326,903 3 Pagerageung 4 136 599,645 4 Cipatujah 4 114 490,899 5 Jamanis 1 20 36,867 6 Rajapolah 8 322 1,352,062 Jumlah 23 773 3,518,199

Sumber : Dinas Koperindag Kab. Tasikmalaya, Tahun 2012 Besarnya nilai investasi pada

kerajinan pandan, sebagaimana jumlah sentra dan jumlah tenaga kerja, tersebar di 23 desa yang berada di wilayah 6 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, seperti tampak pada tabel berikut.

Kondisi jumlah produksi dan bahan baku kerajinan pandan di Kabupaten Tasikmalaya tersebar di 6 Kecamatan, dimana untuk setiap kecamatan jumlahnya berbeda-beda, seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Sebaran jumlah produksi dan bahan baku di Kabupaten Tasikmalaya Sumber : Dinas Koperindag Kab. Tasikmalaya, Tahun 2012

Jamanis Rajapolah 21 600 21,086,400 108,000 10,543,200

Sebaran jumlah produksi dan Jumlah Bahan Baku Kerajinan

Pandan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

(12)

Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 2, Juli – Desember 2012

391

Lokasi sentra produksi kerajinan pandan terletak di 23 desa yang berada di 6 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Cikalong, Parungponteng, Pagerageun, Cipatujah, Jamanis dan Rajapolah. Sentra produksi terbesar usaha kerajinan pandan adalah Kecamatan Rajapolah yaitu sebesar 93,76% atau Rp. 173.962.800.000.

Selanjutnya, bahan baku pandan utama adalah tanaman pandan sendiri, yang sumber bahannya berasal dari Kabupaten Tasikmalaya dan daerah lainnya seperti gombong, serang dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan bahan baku pandan secara umum belum terpenuhi semuanya, masih banyak pesanan dari buyers yang belum terepenuhi karena disebabkan olah langkanya bahan baku pandan. Terdapat karakteristik yang berbeda dalam pemakaian bahan baku antara Kecamatan Rajapolah dan kecamatan lainnya. Kecamatan Raja polah cenderung mengolah bahan setengah jadi menjadi bahan jadi, sehingga penggunaan bahan baku berbentuk

lembaran. Sementara itu pemakaian bahan baku di 5 kecamatan lainnya berbentuk daun pandan, karena kecenderungannya usaha kerajinan pandan di 5 kecamatan ini mengolah daun pandan menjadi lembaran anyaman pandan dan rara.

Dari 5 kecamatan yang merupakan sentra kerajinan pandan, Konsentrasi industri kerajinan pandan terletak di Kecamatan Pagerageung dan Kecamatan Cikalong kedua kecamatan tersebut menyerap lebih dari 70 % bahan baku yang ada di 5 kecamatan tersebut. Namun demikian Kecamatan Rajapolah adalah yang paling banyak membelanjakan untuk keperluan bahan baku hingga Rp.41.404.800.000., hal ini disebabkan Rajapolah adalah sentra industri kerajinan pandan dimana proses produksi di Rajapolah cenderung mengolah bahan setengah jadi menjadi bahan jadi.

Untuk mengetahui sebaran jumlah bahan baku kerajinan pandan, dapat dilihat pada Tabel berikut:

(13)

Analisis Potensi Kerajinan Pandan di Kabupaten Tasikmalaya Aso Sukarso, Encang

Kadarisman

392 Tabel 2. Jumlah Bahan Baku Kerajinan Pandan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun

2012

NO

LOKASI SENTRA JUMLAH BAHAN BAKU

KECAMATAN DESA UU JUMLAH SATUAN NILAI (Rp.000) 1 Cikalong 4 120 367920 lbr 2023560 2 Parungponteng 2 61 151,020 lbr 830,610 3 Pagerageung 4 136 457,920 lbr 2,518,560 4 Cipatujah 4 114 158,760 lbr 873,180 5 Jamanis 1 20 21,600 lbr 118,800 6 Rajapolah 8 322 21,086,400 lbr 42,172,800 Jumlah 23 773 22,243,620 lbr 48,537,510 Sumber : Dinas Koperindag Kab. Tasikmalaya, Tahun 2012

Pemasaran hasil kerajinan pandan terbilang tidak sulit, karena pada umumnya pembeli datang sendiri ke tempat pengrajin. Pembeli yang datang ke tempat pengrajin adalah pedagang, baik pedagang besar maupun kecil, atau konsumen secara langsung. Pembeli berasal dari Tasikmalaya dan daerah lain terutama berasal dari kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Disamping itu ada pula pembeli dari daerah lain, yaitu daerah industri pariwisata seperti Bali. Barang kerajinan yang dibeli di Tasikmalaya kadang-kadang dijadikan barang cenderamata daerah pariwisata lain. Tidak sedikit barang kerajinan pandan Tasikmalaya yang dijual di pasar seni di Bali dan menjadi cenderamata Bali. Adapun pembeli dari luar negeri diantaranya datang dari Jepang, Amerika, Singapura dan Eropa.

Kebanyakan produk tas anyaman pandan dan produk setengah jadi diminati oleh konsumen dari Jepang dan Eropa, sedangkan konsumen dalam negeri tidak begitu banyak berminat terhadap jenis perduk tersebut. Konsumen Eropa, terutama Italy menggunakan produk anyaman pandan setengah jadi untuk bahan pendukung sol sepatu sedangkan pembeli dari Jerman mengggunakan produk setengah jadi ini untuk bahan pendukung interior mobil. Produk-produk yang terbuat dari bahan dasar anyaman pandan, banyak diminati oleh konsumen (renewable). Sampah produk yang berbahan baku anyaman pandan tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup.

Pengadaan sarana produksi dan bahan baku kerajinan pandan diupayakan sendiri oleh pengrajin.

(14)

Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 2, Juli – Desember 2012

393

Bahan baku dan penunjang industri kerajinan pandan yang biasa digunakan oleh para pengrajin adalah: anyaman pandan, kain, benang jahit, kancing batok kelapa, lem, zat

warna/pengkilap, pernis, resluiting, tambang dan karton.Adapun alur proses produksi Kerajinan pandan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3. Alur Produksi Kerajinan Anyaman Pandan

Model Pengembangan Kerajinan Pandan di Kabupaten Tasikmalaya

Dengan memperhatikan potensi di atas, bahwa ternyata komoditi kerajinan pandan, cukup memberikan sumbangan yang positif terhadap pembangunan daerah, walaupun disisi lain masih terdapat beberapa permasalahan, diantaranya; masih kurangnya penyediaan bahan baku

pandan di Kabupaten Tasikmalaya, hal ini terjadi karena masih sedikit yang bersedia menanam tanaman pandan, disamping ancaman kurangnya lahan pandan akibat eksploitasi pasir besi diwilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya.

Tenaga kerja yang selama ini bekerja di sektor kerajinan pandan pada umumnya lulusan Sekolah Dasar

Pandan Buang Duri Irat

Rebus Rendam Jemur Sortir Anyam Pilin Lem Pola PEWARNAAN Perakitan Finishing Barang Jadi Agen, Distributor, Pengecer Konsumen

(15)

Analisis Potensi Kerajinan Pandan di Kabupaten Tasikmalaya Aso Sukarso, Encang

Kadarisman

394 (SD), dengan kualifikasi keterampilan

yang masih rendah, daya kreasi muncul dari pemesan bukannya dari pengusaha. Masih terbatasnya dalam pemenuhan pesanan buyers, sehingga terancam berpindahnya pada pengusaha (Negara lain) yang mampu memenuhi pesanan.

Teknologi umumnya masih menggunakan manual, hal ini dikarenakan harganya mahal dan tenaga kerja yang mampu menggunakan alat tersebut masih

relative sedikit. Sehingga apabila pemerintah melaksanakan pelatihan hendaknya focus terhadap satu step bagian pekerjaan dalam satu periode pelatihan, dengan harapan peserta pelatihan benar-benar mahir, jangan seperti pelaksanaan sekarang yang sifatnya umum.

Sehubungan hal tersebut, dengan menggunakan SWOT analisis akan dilakukan analisis mengenai model pengembangan kerajinan pandan

Tabel 3 Matrik SW OT Strategi Pengembangan Kerajinan Pandan di

Kabupaten Tasikmalaya Faktor Internal Faktor Eksternal Strengths (S)

Jumlah kelompok unit usaha banyak Inovasi pengrajin dalam membuat produk kerajinan cukup tinggi Interaksi antar perusahaan sejenis cukup tinggi

Kondisi lingkungan kerja di perusahaan cukup tinggi Dukungan pemerintah untuk

mengembangkan komoditi kerajinan cukup tinggi

Opportunities (O) Strategi SO

Kerjasama dalam memasarkan produk cukup terbuka

Permintaan pasar luar negeri terhadap produk kerajinan cukup tinggi

Terdapat balai latihan kerja Terdapat pembagian kerja pada masing-masing unit pekerjaan

Setiap perusahaan menyediakan dana CSR dalam membantu

mengembangkan UMKM

Pembentukan kelompok pengrajin Perkuatan keterampilan usaha Spesialisasi pekerjaan

(16)

Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 2, Juli – Desember 2012

395

Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil matriks SWOT (Tabel 3) yaitu didapatkan alternatif strategi sebagai berikut :

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan pada lingkungan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada pada lingkungan eksternal perusahaan sehingga memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Strategi yang dapat digunakan yaitu :

Pembentukan Kelompok Pengrajin

Pembemtukan kelompok pengrajin diperlukan dalam upaya menjamin kelangsungan produksi kelompok unit usaha dalam bentuk kerjasama dalam memasarkan produk.

Perkuatan Keterampilan Usaha

Dalam upaya membantu pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya, peranan sektor kerajinan pandan cukup signifikan, oleh karena itu inovasi pengrajin dalam membuat produk kerajinan dilakukan dengan memanfaatkan balai latihan kerja dalam memenuhi permintaan pasar luar negeri terhadap produk kerajinan.

Spesialisasi pekerjaan

Untuk menciptakan komoditi pandan yang mempunyai kualitas yang baik,

maka harus terjalin interaksi antar perusahaan sejenis, kondisi lingkungan kerja di perusahaan yang baik, juga dengan pembagian kerja pada masing-masing unit pekerjaan.

Perkuatan Permodalan

Untuk membantu pengrajin dalam kegiatan usahanya maka perlu adanya dukungan pemerintah untuk mengembangkan komoditi kerajinan, dismaping setiap perusahaan menyediakan dana CSR dalam membantu mengembangkan UMKM.

Model pengembangan yang dilakukan oleh pengrajin kerajinan pandan adalah model sub-kontrak. Hal ini dilakukan karena para pengrajin pandan memiliki keterbatasan tempat produksi, keterbatasan dana untuk membiaya gaji tetap tenaga kerja, memberdayakan masyarakat sekitar pengrajin dan juga mengerjakan barang berdarkan pesanan

KESIMPULAN

Potensi kerajinan pandan di Kabupaten Tasikmalaya tersebar di 6 Kecamatan (Kec. Rajapolah, Jamanis, Cipatujah, Pagerageung, Parungponteng, dan Cikalong) dengan jumlah unit usaha dan jumlah produksi bervariasi.

Model pengembangan yang selama ini berjalan adalah model sub-kontrak

(17)

Analisis Potensi Kerajinan Pandan di Kabupaten Tasikmalaya Aso Sukarso, Encang

Kadarisman

396 dimana pengrajin kecil masih saja

tidak berdaya. Oleh karena itu maka perlu dilakukan upaya yang harus dilakukan, misalnya; pembentukan kelompok pengrajin; perkuatan keterampilan usaha; pembentukan spesialisasi; dan perkuatan permodalan

DAFTAR PUSTAKA

Widodo, Suseno Sutrisno (1990). Indikator Ekonomi Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia, Penerbit Kanisius. Hasibuan, N. 1993. Ekonomi Industri.

Jakarta: LP3ES

Gujarati. D. Dan Sum arsono, Z. 1999. Ekonometrika Dasar. Cetak ke Enam. Jakarta: Erlangga.

Agus Widarjono. 2005. Ekonometrika Teori dan aplikasi. Ekonisia. Depok

Sutisna, Sarjan (2010). Potensi Industri Kreatif Anyaman Tasikmalaya Dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Daerah, Dinas Koperindag Kabupaten Tasikmalaya.

- Poerwadarminta. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.

- The Liang Gie. 1987. Ensiklopedia Administrasi. Ghalia Indonesia : Jakarta.

- Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manajemen. SIUP : Jakarta.

- Riyanto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja. SIUP : Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Sebaran unit usaha dan tenaga kerja kerajinan pandan Kabupaten  Tasikmalaya
Gambar  2. Sebaran jumlah produksi dan bahan baku  di Kabupaten Tasikmalaya  Sumber : Dinas Koperindag Kab
Gambar 3.  Alur Produksi Kerajinan Anyaman Pandan  Model Pengembangan  Kerajinan
Tabel 3 Matrik SW OT Strategi Pengembangan Kerajinan Pandan di  Kabupaten Tasikmalaya                     Faktor Internal                                       Faktor Eksternal  Strengths (S)

Referensi

Dokumen terkait

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dalam melakukan investasi pada dunia industri kreatif Malaysia menjadi negara yang menjadi pilihan yang baik dalam

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat diambil kesimpulan yaitu telah tersususnnya model permainan bolapantul sebagai materi untuk

Prosedur kerja antara kedua sistem tersebut diatas tidak jauhberbeda, hanya saja pada sistem yang diusulkan dengan komputerisasi sehingga prosedur kerja dilakukan

Terdapat peningkatan yang bermakna dalam fungsi Dinamis Aerobik (melalui tes renang gaya bebas 12 menit dengan mengukur jarak pencapaian) pada kelompok penelitian yang

1) Memberikan penjelasan pelaksanaan penelitian kepada responden. 2) Mengumpulkan responden dan memberikan penjelasan tujuan, risiko, dan manfaat penelitian. 3) Meminta

Akurasi dari pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode RTK-NTRIP terhadap pengukuran terestris menggunakan Total Station berdasarkan posisi horizontal

³%HODMDU DGDODK VXDWX SURVHV SHUXEDKDQ WLQJNDK ODNX LQGLYLGX PHODOXL LQWHUDNVL GHQJDQ OLQJNXQJDQQ\D´ -DGL EHODMDU DNWLI DGDODK VXDWX VLVWHP EHODMDU mengajar yang menekankan