PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL PADA
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Program Diploma IV
Oleh: RATIH HARMA
4111123006
PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2013
ii
PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Program Diploma IV pada Program Studi Akuntansi Manajerial Jurusan Manajemen Bisnis
Politeknik Negeri Batam
Oleh: RATIH HARMA
4111123006
Batam, 29 Agustus 2013
Pembimbing,
Seto Sulaksono Adi Wibowo, S.E., M. Sc. NIK: 111076
Ketua Penguji,
Hendra Gunawan, S.E., M.Sc. 100004
Anggota Penguji,
Ely Kartikaningdyah, M.Si 109058
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah. Segala konsekuensi yang muncul akibat baik secara sengaja maupun tidak sengaja mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang hak cipta dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang hak cipta.
Batam, 29 Agustus 2013
Penulis,
Ratih Harma 4111123006
iv
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai informasi akuntansi pada 62 (enam puluh dua) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012. Informasi akuntansi yang digunakan adalah laba dan harga saham serta pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan manajerial, yakni dalam berinvestasi. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi yang diukur dari nilai statistik t data audit laba, harga saham dan investasi. Pada hasil uji statistik t, karena probabilitas laba jauh lebih kecil dari 0.05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi investasi atau dapat dikatakan bahwa secara personal laba berpengaruh signifikan terhadap investasi sedangkan harga saham tidak berpengaruh terhadap investasi karena probabilitasnya jauh lebih besar dari 0.05.
v ABSTRACT
This research about accounting information at 62 (sixty two) company which enlist in Effect Exchange Indonesia (BEI) Period 2008-2012. Accounting information the used is share price and profit and also its influence to decision making of manajerial, namely in have invesment. Analysis the used is analysis of regresi measured of statistical value of data t make an audit of profit, share price and invesment. At result of statistical t test, because profit probability much more small from 0.05 hence model of regresi can be used for the prediction of invesment or can be said that by personal profit have an effect on signifikan to invesment while share price do not have an effect on to invesment because its probability much more big from 0.05.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat Nya hingga sampai saat ini penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.
Skripsi ini menjadi salah satu syarat dalam kelulusan program Diploma IV pada Program Studi Akuntansi Manajerial Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam. Banyak hal menjadi pelajaran yang dapat diambil oleh penulis, diantaranya dari mengatur waktu antara pekerjaan dan perkuliahan, menambah wawasan, lebih tanggap akan lingkungan sekitar, dan sebagainya.
Melalui kata pengantar ini, penulis tidak luput mengutarakan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang mendukung penyusunan skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tua penulis, mama dan papa yang selalu menjadi dorongan penyemangat utama tiada henti dan materi yang tidak dapat diukur oleh apapun. Terima kasih ma, pa sungguh tidak akan bisa tergantikan semua kasih sayang yang selalu tercurahkan.
2. Kepada semua adik penulis, Ulima Harma, Ajrina Rosada Harma dan si kecil Rahmad Ahza Harma yang selalu bikin heboh dan bewarna disetiap harinya.
vii
3. Bapak Seto Sulaksono Adi Wibowo selaku dosen pembimbing yang memberikan banyak masukan dan kritik yang membangun dari tahap awal sampai dengan tahap akhir penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Hendra Gunawan selaku penguji seminar proposal skripsi yang juga merupakan wali AM turut andil dalam memberikan masukan yang sangat membangun.
5. Bapak Arif darmawan selaku penguji seminar proposal skripsi yang bersama Bapak Hendra Gunawan memberikan arahan yang tepat dalam memilih metode penelitian skripsi.
6. Bapak Yuswanto selaku kepala Cabang, mbak Yani selaku kepala accounting dan administrasi beserta seluruh staff PT Merapi Utama Pharma yang tidak bisa disebutkan satu persatu di tempat penulis bekerja yang sangat mengerti peran penulis sebagai mahasiswa sekaligus karyawan dan berkenan memberikan pengertian izin disaat jam kerja demi terselesaikannya skripsi ini. Semoga MUP sukses selalu.
7. Teman-teman sebimbingan, Ari dan Idhar terus semangat yah dek. Yakin kalau kita bisa melewatinya.
8. Teman-teman seangkatan Akuntansi Manajerial yang saling mendukung dalam segala hal yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Tetap eksis dalam kondisi apapun. Terutama untuk tim Tri Catering yang tidak akan terlupakan Tiwi dan Ime.
viii
9. Seluruh pihak lainnya yang tidak penulis sebutkan selain keluarga terima kasih atas supportnya, membantu dalam proses pengembangan diri ke arah yang lebih baik lagi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi pengembangan penelitian berikutnya. Akhir kata semoga skiripsi ini bermanfaat dalam referensi bagi para pembaca.
BATAM, AGUSTUS 2013
PENELITI RATIH HARMA
ix
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Muka ... i
Halaman Pengesahan ... ii
Pernyataan Keaslian Karya Tulis ... iii
Abstrak (dalam bahasa Indonesia) ... iv
Abstract (dalam bahasa Inggris) ... v
Kata Pengantar ... vi
Daftar Isi ... ix
Daftar Gambar... xi
Daftar Tabel ... xii
Daftar Grafik... ... xiii
Daftar Lampiran ... ix Bab I Pendahuluan ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 4 1.3. Tujuan Penelitian ... 4 1.4. Manfaat Penelitian... 4 1.5. Batasan Masalah ... 5
Bab II Kajian Teori dan Literatur ... 7
2.1. Landasan Teori ... 7 2.2. Kajian Literatur... 8 2.2.1. Informasi Akuntansi ... 8 2.2.1.1 Laba... 8 2.2.2.2 Harga Saham... 10 2.2.2. Pengambilan Keputusan ... 10 2.3. Kerangka Pemikiran ... 13 2.4. Hipotesis... 15
Bab III Metode Penelitian ... 19
3.1. Instrumen Penelitian ... 19
3.2. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 19
3.3. Teknik Penetapan Jumlah Sampel ... 19
3.4. Teknik Penarikan Sampel ... 20
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 20
3.6. Teknik Pengolahan Data ... 21
x
Bab IV Hasil dan Pembahasan ... 25
4.1 Karakateristik Responden ... 25
4.2 Pengujian Instrumen ... 26
4.3 Uji Asumsi Klasik... . 26
4.3.1. Uji Normalitas... 26 4.3.2. Uji Heteroskedastisitas... . 28 4.3.3. Uji Autokorelasi... 30 4.3.4. Uji Multikolonieritas... 32 4.4 Analisis Data ... 33 4.4.1. Pengujian Hipotesis... . 33 Bab V Penutup ... 39 5.1 Simpulan ... 39 5.2 Keterbatasan ... 39
5.3 Implikasi dan Saran ... 40 Daftar Pustaka
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik non-parametik Kormogorov-Smirnov (K-S) ... 28
Tabel 4.2 Hasil Uji Park ... 30
Tabel 4.3 Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson ... 31
Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin Watson ... 31
Tabel 4.5 Durbin Watson Test Bound ... 31
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas ... 32
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t (Laba) terhadap investasi... .... 34
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t (Harga Saham) terhadap investasi... .. 35
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Pengujian Normalitas Data ... 27 Grafik 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 29
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Lampiran 2 Laporan Magang
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indarwati (2012) mengatakan bahwa setiap investor dalam memutuskan untuk berinvestasi di pasar modal memerlukan berbagai macam informasi. Informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan ini pada umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang lazim digunakan untuk memprediksi harga atau
return saham. Dalam mengharapkan return saham yang tinggi, para investor
harus dapat menilai perusahaan mana yang memiliki laba yang tinggi sehingga
return sahamnya juga tinggi.
Laba ekonomi yang sebenarnya tergantung pada perubahan terakhir dalam skala investasi (Zhang, 2000). Blume, et al (1978) menjelaskan teori ekonomi pada keputusan investasi memperlakukan investasi individu sebagai agregat makro ekonomi dan mikro ekonomi, dasar itu diambil dari teori utilitas antar waktu. Namun, beberapa studi empiris yang pertama kali muncul pada tahun 1970 difokuskan pada individu daripada profil investor agregat.
Penggunaan informasi akuntansi dalam perencanaan adalah memberikan informasi dalam proses pembuatan keputusan terhadap tindakan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik untuk penyusunan rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Informasi akuntansi digunakan sebagai alat untuk mengarahkan semua sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk proses mengimplementasikan rencana yang telah disusun agar tujuan
2
perusahaan dapat tercapai. Informasi akuntansi yang digunakan dalam proses pengendalian adalah sebagai alat komunikasi, motivasi, dan penilaian prestasi (Idawati, 2009).
Berdasarkan data laporan keuangan suatu perusahaan, ketika diketahui pendapatan, laba bersih, modal, total aktiva dan lain sebagainya pemakai laporan tersebut dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih tetapi penilaian tersebut belum dilakukan secara menyeluruh karena belum memasukkan unsur resiko dari investasi yang dilakukan (Wediawati dan Yuliana, 2009).
Menurut Christanti dan Mahastanti (2011), keputusan investasi seorang investor selama ini dilihat dari dua sisi yaitu (1) sejauh mana keputusan dapat memaksimalkan kekayaan (economic) dan (2) behavioral motivation (keputusan investasi berdasarkan aspek psikologis investor).
Kebanyakan investor dalam keputusan berinvestasi hanya melihat dan mempertimbangkan faktor accounting information agar tujuan investasinya tercapai, namun faktor-faktor yang lain tidak banyak diperhatikan. Faktor tersebut biasanya dinamakan sebagai alat analisis tradisional dan investor biasanya sudah merasa cukup dengan melihat kedua faktor tersebut untuk menentukan keputusan investasi, selain itu memang banyak investor yang tidak mengetahui bahwa ada faktor lain yang dapat dijadikan pertimbangan sebelum melakukan investasi (Christanti dan Mahastanti, 2011).
3
Fabozzi (1999) mengatakan bahwa langkah pertama dalam proses manajemen investasi tergantung dari institusi itu sendiri. Sebagai contoh, dana pensiun yang berkewajiban untuk membayar sejumlah dana kepada pesertanya di masa yang akan datang akan memiliki sasaran untuk memperoleh dana yang cukup dari portofolio investasi sehingga dapat memenuhi kewajiban dana pensiunnya.
Fabozzi (1999) menambahkan langkah kedua dalam proses manajemen investasi adalah membuat pedoman kebijakan untuk memenuhi sasaran investasi. Penetapan kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva/asset, yaitu investor harus memutuskan bagaimana dana institusi sebaiknya didistribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama yang ada.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI beraneka ragam, diantaranya berdasarkan jenis usaha, jumlah modal untuk usaha, pembagian laba, tanggung jawab perusahaannya, resiko yang dihadapi dan jangka waktu berdirinya perusahaan-perusahaan tersebut. Dilihat dari skala produksinya yang luas, maka perusahaan memerlukan kinerja manajerial yang efektif dan efisien, terutama dalam mengelola aktiva yang dimiliki (Indarwati, 2012).
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”.
4 1.2 Perumusan Masalah
Pengambilan keputusan keuangan untuk kegiatan investasi akan sangat dipengaruhi oleh informasi yang didapat dan pengetahuan investor tentang investasi (Christanti dan Mahastanti, 2011).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh informasi akuntansi terhadap pengambilan keputusan manajerial pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh informasi akuntansi terhadap pengambilan keputusan manajerial di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008 sampai 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan tentang informasi akuntansi yang dapat digunakan oleh manajerial dalam pengambilan
5
keputusan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI di masa yang akan datang.
b. Bagi Akademisi dan Praktisi
Sebagai tambahan referensi serta informasi tambahan bagi peneliti lain untuk penelitian yang sejenis di masa yang akan datang.
c. Bagi Penulis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai informasi akuntansi terhadap akuntansi manajemen di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dan untuk mengaplikasikan ilmu akuntansi manajerial yang didapat.
1.5 Batasan Masalah
Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian agar lebih mengarah kepada tujuan yang diharapkan, yaitu:
a. Batasan Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian adalah informasi akuntansi berupa laba dan harga saham serta pengambilan keputusan manajerialnya berupa investasi yaitu data aktiva pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI serta dokumen pendukung lainnya yang menunjang penelitian ini.
6 b. Batasan Lapangan
Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI, terutama menyangkut laporan keuangan mengenai laba, harga saham dan investasi periode tahun 2008-2012.
c. Batasan Aspek
Informasi akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba dan harga saham, serta keputusan manajerial berupa investasi yakni aktiva perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008 sampai tahun 2012.
7 BAB II
KAJIAN TEORI DAN LITERATUR
2.1 Landasan Teori
Penelitian ini merupakan pengembangan dan kolaborasi dari beberapa penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Christanti dan Mahastanti (2011) menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 300 melalui email kepada investor yang tergabung dengan sekuritas danareksa yang berdomisili di Salatiga dan Semarang serta sampel yang digunakan sebanyak 69 responden atau 23% dari total keseluruhan. Pada penelitian ini sampling yang digunakan adalah non probability sampling karena hanya ingin membuat perkiraan tunggal, misalnya rata-rata, persentase.
Non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling yaitu sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang
dimasukkan dalam sampel dilakukan sengaja dengan catatan bahwa sampel tersebut representative atau mewakili populasi (Supranto, 2003). Sampel yang diambil merupakan data laba, harga saham dan investasi yakni aktiva perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2008 hingga 2012
8 2.2 Kajian Literatur
2.2.1 Informasi Akuntansi 2.2.1.1 Laba
Para pemakai informasi akuntansi melalui neraca dapat mengetahui dampak keuangan dari transaksi-transaksi atau kejadian ekonomi yang terjadi selama periode yang bersangkutan terhadap stabilitas perusahaan secara keseluruhan. Melalui informasi yang disajikan dalam neraca, para pemakai dapat membuat suatu keputusan ekonomi mengenai rencana atau strategi selanjutnya akan dicapai demi menjaga usaha kelangsungan tersebut (Oktavia dalam Wediawati, 2009).
Oktavia dalam Wediawati (2009) menambahkan untuk mengetahui posisi keuangan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pemakai dapat melihat laporan laba rugi. Pemakai dapat mengidentifikasi dengan segera prospek perusahaan di masa yang akan datang dan apakah akan melanjutkan atau menghentikan aliran investasinya.
Wediawati dan Yuliana (2009) mengatakan bahwa tujuan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat memakmurkan para pemegang saham yang pada akhirnya menjamin kelangsungan hidup perusahaan sangat terkait dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit
(profitabilitas). Tingkat profit yang stabil atau semakin bertumbuh menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan (Sutrisno dalam Wediawati, 2009).
9
Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas yang merupakan salah satu indikator penting yang dipakai oleh investor untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Indikator ini sangat penting yang diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor (Tandelilin dalam Wediawati, 2009).
Menurut Suwardjono (2005), laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Dikarenakan kegiatan usaha sangat kompleks, laba dipandang cukup kaya (komprehensif) untuk mempresentasi pengukur efisiensi. Namun, validitas pengukur efisiensi tersebut bergantung pada bagaimana laba dan tingkat investasi diukur serta dari sudut pandang siapa informasi efisiensi ditujukan.
Wediawati dan Yuliana (2009) menambahkan bahwa dengan menghitung biaya modal untuk operasional perusahaan akan terlihat kemampuan riil perusahaan dalam menciptakan nilai tambah perusahaan. Perusahaan yang laba bersihnya tampak bagus belum tentu memiliki nilai tambah dari kegiatan operasionalnya, karena hal ini bisa saja sebagian besar modal kerjanya bersumber dari pemegang saham dan dalam perhitungan konvensional menggunakan Return On Assets (ROA) ratio merupakan modal gratis (Wediawati dan Yuliana, 2009).
10
Lestari, et al (2009) mengatakan bahwa pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan, tetapi penting juga sebagai informasi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi.
2.2.1.2 Harga Saham
Studi empiris tentang perilaku investor yang dilakukan oleh Blume et al (1978), menguji bagaimana variabel demografi mempengaruhi proses pemilihan dan komposisi portofolio investasi. Harga saham ini mempengaruhi investor dalam melakukan investasi pada suatu institusi yang ada. Semakin tinggi harga saham, maka akan banyak investor tertarik untuk menanamkan dananya di suatu institusi tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan yang banyak.
Utility Theory adalah teori yang digunakan untuk menjelaskan sikap
seseorang terhadap resiko. Sikap investor dalam melakukan investasi untuk menghindari resiko agar dapat memaksimalkan kekayaan (economic factor). Berdasarkan klasifikasi Nagy dan Obenberger (1994), economic factor meliputi
neutral information, accounting information, classic.
Behavioral motivation yaitu keputusan investasi berdasarkan psikologi
investor atau sesuatu yang diyakininya yang meliputi faktor self
image/firm-image coincidence, social relevance, advocate recommendation, personal financial needs.
Neutral information yaitu informasi berasal dari luar yang menunjukkan
11
ini mencakup ulasan dan informasi dari media tentang keuangan maupun keadaan ekonomi yang berhubungan dengan kegiatan investasi yang meliputi informasi tentang pemberitaan atau ulasan di media keuangan yang biasanya membahas tentang keadaan atau kondisi saat ini dengan perkembangan investasi yang ada serta hal-hal lain yang berhubungan dengan investasi dan keuangan, pemberitaan atau ulasan di media umum, perubahan harga saham, ulasan dari analisis keuangan yang dipublikasikan di media dan indikator ekonomi (Inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain) (Nagy dan Obenberger, 1994).
2.2.2 Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan oleh manajemen akan menjadi lebih baik apabila semua faktor yang memenuhi pembuatan keputusan tersebut dipertimbangkan. Apabila semua faktor sudah dipertimbangkan, maka manajemen mempunyai resiko yang lebih kecil untuk berbuat kesalahan dalam pembuatan keputusan. Salah satu faktor penting yang dapat membantu manajemen dalam pembuatan keputusan yang tepat adalah dengan memanfaatkan informasi akuntansi yang tersedia dan disajikan dengan baik (Machfoedz dalam Idawati, 2009).
Keputusan yang diambil oleh manajer dikatakan efektif apabila keputusan tersebut berdampak positif terhadap perolehan laba atau pencapaian tujuan perusahaan, sebagaimana yang dinyatakan oleh:
a. Zain (2002), bahwa tujuan pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan adalah memaksimumkan kekayaan, yaitu bagaimana menarik
12
dana (financing) dan menggunakannya dalam operasi perusahaan. Kekayaan perusahaan akan bertambah apabila dana yang ditanamkan menghasilkan aliran kas yang nilainya lebih besar dari dana yang ditanamkan.
b. Simamora (1999), mengemukakan bahwa laba yang dilaporkan perusahaan dalam tahun tertentu merupakan refleksi dari keputusan-keputusan yang diambil oleh manajer selama tahun tersebut dan tahun sebelumnya. Keputusan yang diambil oleh manajer hari ini akan mempunyai imbas terhadap laba tahun berikutnya dan mungkin pula pada laba tahun-tahun kemudian.
Kegiatan analisis laporan keuangan tidak terlepas dari permasalahan manajemen bisnis, kita selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Di dalam bisnis setiap permasalahan akan berdampak ekonomis, yaitu kerugian atau keuntungan. Seorang manajer supaya mampu mengambil keputusan yang tepat, maka perlu mencari dan mengumpulkan berbagai bahan informasi sehingga dalam proses pengambilan keputusannya dapat menghasilkan yang terbaik. Kegiatan analisis laporan keuangan merupakan salah satu media untuk mendapatkan infromasi yang lebih banyak, lebih baik, akurat, dan dijadikan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan (Harahap, 2004).
Lestari, et al (2009) mengatakan sebelum berinvestasi, ada hal-hal penting yang harus dianalisa. Berikut ini adalah analisa investasi yang harus dilakukan sebelum memulai investasi:
13
1. Resiko, di dalam setiap investasi ada resiko yang harus di tanggung, baik itu besar maupun kecil. Biasanya, semakin besar resiko sebanding dengan besarnya hasil investasi yang bisa diperoleh. Sebelum melakukan investasi, harus memahami resiko kerugian yang mungkin terjadi terhadap uang yang diinvestasikan.
2. Mengetahui resiko akan membantu solusi untuk meminimalisir resiko yang ada. Pengendalian dan pembatasan resiko merupakan salah satu analisa investasi yang perlu dilakukan untuk menghindari habisnya uang yang diinvestasikan.
3. Jangka waktu investasi. Sebelum melakukan investasi, hal kedua yang perlu dilakukan dalam analisa investasi adalah mengenai jangka waktu investasi berlangsung, harus mengetahui apakah jenis investasi yang diikuti termasuk investasi jangka pendek, menengah, atau panjang.
4. Pihak yang terkait dalam investasi. Pihak yang akan menjalankan uang tentu harus diketahui juga di awal. Pastikan bahwa pihak yang akan menjalankan dana investasi adalah pihak profesional yang bisa dipercaya.
5. Kemungkinan membengkaknya nilai investasi. Analisa investasi berikutnya yang juga tidak kalah pentingnya mengetahui apakah dana investasi yang dimasukkan tidak akan bertambah dikemudian hari.
Harahap (2004) juga menambahkan bahwa dalam proses pengambilan keputusan informasi memegang peranan penting. Semakin banyak dan akurat informasi mestinya semakin baik keputusan yang diambil. Dalam dunia bisnis,
14
keputusan yang salah akan menghasilkan kerugian bagi perusahaan sedangkan keputusan yang benar akan menghasilkan keuntungan (laba) bagi perusahaan.
2.3 Kerangka Pemikiran
Biasanya seorang investor akan melakukan riset sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, seperti dengan mempelajari laporan keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, track record atau portofolio, keadaan perekonomian, resiko, ulasan tentang keuangan dan keadaan perekonomian yang dipublikasikan di media, dan lain-lain. Riset ini dilakukan dengan tujuan supaya investasi yang dilakukan dapat memberikan tambahan kekayaan sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Christanti dan Mahastanti (2011).
Berdasarkan utility theory yang dikembangkan oleh Von Neumann dan Morgenstern dalam Christanti dan Mahastanti (2011), mengatakan bahwa (1) investor sangat rasional, (2) setuju dengan pilihan yang kompleks, (3) tidak suka resiko dan, (4) memaksimalkan kekayaan. Adanya perkembangan dari masa ke masa, maka muncullah teori lain yang dapat mempengaruhi keputusan investasi investor berdasarkan aspek psikologis (behavioral motivation). Faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan investasi investor yaitu behavioral motivation yang dapat dilihat dari variabel demografi, seperti jenis kelamin, usia dan pendidikan (Lewellen, et al, 1977) menetapkan usia, jenis kelamin, pendapatan dan pendidikan mempengaruhi pilihan investor untuk keuntungan, dividen dan semua laba yang diinginkan. Selain itu, Warren, et al (1990) menyatakan bahwa
15
pilihan investasi seseorang lebih berdasar pada gaya hidup dan karakteristik demografinya.
Kebanyakan investor dalam keputusan berinvestasi hanya melihat dan mempertimbangkan faktor accounting information agar tujuan investasinya tercapai, namun faktor-faktor yang lain tidak banyak diperhatikan. Faktor tersebut biasa disebut sebagai alat analisis tradisional dan investor biasanya sudah merasa cukup dengan melihat kedua faktor tersebut untuk menentukan keputusan investasi, selain itu memang banyak investor yang tidak mengetahui bahwa ada faktor lain yang dapat dijadikan pertimbangan sebelum melakukan investasi.
Nagy dan Obenberger (1994) dalam penelitiannya mengklasifikasikan beberapa faktor lain selain accounting information dan selt image/firm-image
coincidence yang juga mempengaruhi seorang investor dalam melakukan
investasi yaitu faktor neutral information, classic, social relevance, advocate
recommendation, dan personal financial needs. Dalam penelitian yang dilakukan
Nagy dan Obenberger (1994) menyatakan bahwa investor sekarang berbeda, tidak lagi hanya melihat faktor-faktor yang sudah biasa saja namun juga memperhitungkan faktor-faktor lain sebelum melakukan investasi, dan faktor yang paling diperhitungkan oleh investor pada penelitian Nagy dan Obenberger (1994) adalah estimasi keuntungan perusahaan di masa datang yang merupakan
16
Al-Tamimi (2004) melakukan penelitian terhadap investor di Dubai (UAE) menyatakan bahwa estimasi laba perusahaan adalah faktor yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan, sedangkan faktor religius tidak memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi.
Penelitian ini menggunakan data laba, harga saham dan investasi dalam aktiva periode 2008 hingga 2012. Adapun kerangka penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis
Menganalisis laba mempunyai dampak pada kebermanfaatan informasi laba dalam pengambilan keputusan. Gietzmann dan Ireland (2005) menemukan bahwa perusahaan yang menggunakan kebijakan akuntansi agresif (positive
discretionary accruals) mempunyai biaya modal lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang menetapkan kebijakan akuntansi konservatif (negative
discretionary accruals) konsisten dengan hasil penelitian Utami (2006)
menunjukkan pengaruh positif manajemen laba pada biaya modal ekuitas, semakin tinggi manajemen laba semakin tinggi biaya ekuitas.
Investasi Laba
Harga Saham
17
Hanlon (2005) antara lain menemukan bahwa investor menilai terlalu tinggi persistensi komponen akrual dari laba perusahaan dengan perbedaan laba akuntansi pajak negatif besar (yaitu laba akuntansi lebih kecil daripada laba menurut pajak, yang merupakan indikator manajemen laba). Temuan-temuan penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen laba tidak atau kurang sesuai dengan tujuan kebermanfaatan informasi keuangan (dalam hal ini informasi laba) dalam pengambilan keputusan.
Berbeda dengan temuan-temuan tersebut, Tucker dan Zarowin (2006) mendapatkan bukti bahwa perataan laba (sebagai salah satu pola manajemen laba) meningkatkan keinformasian laba masa lalu dan laba sekarang tentang laba dan aliran kas di masa datang. Temuan ini diperoleh dengan menguji Future
Earnings Response Coefficient (FERC), yaitu asosiasi antara return saham tahun
sekarang dan laba (serta aliran kas) masa datang untuk perusahaan dengan tingkat perataan yang berbeda. Temuan ini mengindikasi bahwa manajemen laba dapat digunakan untuk meningkatkan kebermanfaatan informasi laba dalam pengambilan keputusan.
Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing – masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Perhatian ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat
18
melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan/profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan (Syamsuddin, 2011).
Menurut Sarwono (2008) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Hipotesis merupakan saran penelitian ilmiah karena hipotesis adalah instrumen kerja dari suatu teori dan bersifat spesifik yang siap diuji secara empiris.
Berdasarkan penelitian diatas, maka penulis memberikan hipotesis awal dalam penelitian ini berupa laba (X1), harga saham (X2) sebagai variabel
independen atau bebas berpengaruh positif terhadap tingkat investasi (Y) sebagai
variabel dependen atau terikat. Secara statistik, dari rumusan masalah penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : b = 0 (tidak terdapat pengaruh informasi akuntansi (X1, X2) terhadap
pengambilan keputusan manajerial (Y)).
H1 : b ≠ 0 (terdapat pengaruh informasi akuntansi (X1, X2) terhadap pengambilan
19 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan berupa laba, harga saham dan investasi dalam aktiva pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2008 hingga 2012. Skala perusahaannya adalah 62 perusahaan dari semua perusahaan yang ada data laba, harga saham dan investasi dalam aktivanya di BEI. Skala perusahaan ini dipilih dengan tujuan mendapatkan data yang lebih valid dengan standar diatas 30 data. Data perusahaan yang digunakan terlampir.
3.2 Lokasi dan Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan peneliti adalah seluruh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang terdaftar di BEI, berupa laporan keuangan yang telah di audit periode tahun 2008 hingga 2012 bersumber dari www.idx.co.id. Lokasi
penelitiannya bersifat fleksibel.
3.3 Teknik Penetapan Jumlah Sampel
Penelitian ini diambil dengan sampling, dimana hanya elemen sampel (sebagian dari populasi yang diteliti) dari laporan keuangan berupa laba, harga saham dan
20
investasi yakni aktiva dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI Periode 2008 hingga 2012. Jumlah sampel yang diambil bertujuan untuk memperoleh tingat keyakinan yang tinggi atas validitas datanya.
3.4 Teknik Penarikan Sampel
Pada penelitian sebelumnya, yaitu pada penelitian Idawati (2009), sampling yang digunakan adalah kualitas informasi akuntansi manajemen dan kualitas manajer dalam pengambilan keputusan terhadap kinerja keuangan pada salah satu rumah sakit umum di kotamadya Bekasi. Pada penelitian ini sampling yang digunakan adalah non probability sampling karena hanya ingin membuat perkiraan tunggal, misalnya rata-rata, persentase.
Non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling yaitu sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang
dimasukkan dalam sampel dilakukan sengaja, dengan catatan bahwa sampel tersebut representative atau mewakili populasi (Supranto, 2003). Peneliti melakukan purposive sampling untuk seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dengan alasan sampel yang digunakan termasuk dalam standar rata-rata industri.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
21
mengumpulkannya (Sarwono, 2008). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subjek penelitian (orang), objek (benda), atau kejadian sistematis tanpa pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Sugiyono, 2008). Observasi yang dilakukan penulis adalah pengamatan secara tidak langsung laporan keuangan yang ada di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI meliputi laba dan investasi yang berupa aktiva. Observasi dilakukan selama jangka waktu penelitian.
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan penulis adalah data laba, harga saham dan investasi dalam aktiva dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai 2012.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Data Laba, harga saham dan investasi yang berupa aktiva pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI periode Januari 2008 hingga Desember 2012 yang didapat nantiya diolah dengan menggunakan alat uji statistik.
22 3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Sunjoyo, et al (2013) mendefinisikan uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary
least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak
memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal.
Penelitian ini memerlukan asumsi klasik untuk lebih menjelaskan analisis hubungan informasi akuntansi dan pengambilan keputusan oleh manajerial. Ghozali (2012), menjelaskan ada beberapa uji asumsi klasik yang digunakan diantaranya: uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji linearitas. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa uji asumsi klasik:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel, tetapi pada nilai residualnya.
Pada uji normalitas ini untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak cara yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan analisis grafik.
23 b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection situasnya heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Cara mendeteksi yang digunakan penulis dalam uji ini adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.
24
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan uji Durbin-Watson (DW Test).
d. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent. Jika variabel
independent saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel independent sama dengan nol. Cara mendeteksi multikolonieritas dengan menganalisa matrik korelasi antar variabel independent dan perhitungan nilai tolerance dan VIF.
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang laporan keuangannya terdaftar di BEI, sehingga bersifat publikasi. Objek penelitian secara spesifiknya adalah laba, harga saham dan investasi yang berupa aktiva periode tahun 2008 hingga 2012.
Jumlah perusahaan yang diteliti sebanyak 62 perusahaan. Data laporan keuangan yang telah diaudit yaitu angka laba, harga saham dan investasi dalam aktiva yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI beraneka ragam, diantaranya berdasarkan jenis usaha, jumlah modal untuk usaha, pembagian laba, tanggung jawab perusahaannya, resiko yang dihadapi dan jangka waktu berdirinya perusahaan-perusahaan tersebut. Diantaranya perusahaan manufaktur, perbankan, aneka industri, property, farmasi, natural
gas production, developer, investment holding company dan berbagai macam
perusahaan-perusahaan di BEI. Penyajian sampel yang digunakan sebanyak 62 perusahaan, data perusahaan tersebut terlampir.
Data yang digunakan adalah angka-angka pada laporan keuangan. Diantaranya laba, harga saham yang digunakan adalah harga close pada bulan di tahun terakhir, yaitu Desember 2012 beserta data investasi dalam aktiva yang
26
digunakan adalah total assets yang tergabung di dalamnya aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
4.2 Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dalam penelitian ini adalah laba, harga saham, dan investasi dalam aktiva dengan menggunakan empat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini dimaksudkan untuk menguji apakah asumsi-asumsi yang mendasari analisis regresi terpenuhi, sehingga model regresi yang digunakan dapat dinyatakan baik.
4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil pengujian yang disajikan pada grafik 4.1:
27
Grafik 4.1
Hasil Pengujian Normalitas
Analisis output:
• Melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang sedikit menceng (skewness) ke kiri dan terlihat normal. Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya sedikit menjauh dari garis diagonal.
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Dikarenakan analisis grafik di atas tidak terlihat begitu jelas normalitas residualnya, penulis menambahkan pengujian normalitasnya dengan menggunakan analisis statistik yang lain, yaitu non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
28
Uji K-S dilakukan dengan menggunakan hipotesis: H0 : data residual berdistribusi normal.
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Analisis output:
Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2.305 yang berada di atas 0.05 dan signifikan pada 0.000 hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual
terdistribusi normal, karena memiliki nilai sig di bawah alpha 0.05. Sekali lagi hasilnya konsisten dengan pengujian sebelumnya.
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yang digunakan penulis adalah melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini:
29
Grafik 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Analisis output:
• Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik umumnya tidak ada pola yang jelas, ada sebagaian berkumpul menjadi satu dan sebagian ada yang beberapa titik yang menyebar secara acak. Baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi investasi berdasarkan masukan variabel independent laba dan harga saham.
Analisis dengan scatterplot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh kareana jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot.
Oleh sebab itu, penulis menggunakan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang digunakan penulis adalah uji park untuk lebih menguatkan kembali dari hasil analisis sebelumnya. Berikut Tabel 4.2 hasil uji park:
30
Tabel 4.2 Hasil Uji Park
Analisis output:
Hasil tampilan output SPSS memberikan koefisien parameter untuk variabel independent tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji scatterplots.
4.3.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya) Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan penulis adalah uji Durbin Watson. Hipotesis yang akan diuji adalah: H0: tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha: ada autokorelasi (r ≠ 0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut:
31
Tabel 4.3
Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl < d < du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 - du < d < 4 – dl Tidak ada autokorelasi, Tidak ditolak du < d < 4 – du
positif atau negatif
Hasil analisis dari uji Durbin Watson dapat dilihat pada tabel 4.4:
Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin Watson
Analisis output:
Nilai DW sebesar 1.431, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 62 (n) dan jumlah variabel independent (k) = 2, maka tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Durbin Watson Test Bound
N k = 2 Du Dl 65 1.536 1.662
32
Analisis output:
Uji Durbin Watson memberikan nilai DW 1.431, nilai dl = 1.536 dan nilai du = 1.662. Oleh karena DW 1.431 di bawah dl 1.536 dan di atas 0, maka dari tabel keputusan H0 yang menyatakan tidak ada autokorelasi positif ditolak, yang
berarti terdapat autokorelasi positif.
4.3.4 Uji Multikolonieritas
Model regresi yang baik pada uji multikolonieritas ini seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent. Hasil dari uji multikolonieritas ini dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independent dan perhitungan nilai
tolerance dan VIF. Lihat tabel 4.6 yang merupakan hasil dari uji multikolonieritas: Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolonieritas
Analisis output:
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independent tampak bahwa hanya variabel laba yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan tingkat
33
korelasi – 0.292 atau sekitar 29.2%. Oleh karena ini masih di bawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas.
Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel
independent yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independent yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan tidak ada multikolonieritas antar variabel independent dalam model regresi.
Dari tabel analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
independent memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 0.10. Hasil pengujiannya
menunjukkan tidak adanya multikolonieritas dalam model regresi. Hal ini berarti bahwa semua variabel bebas tersebut layak digunakan sebagai prediktor.
4.4 Analisis Data
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda serta uji statistik T-test yang diolah dengan menggunakan SPSS 20.00. Perhitungan statistik disebut signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak
34
4.4.1 Pengujian Hipotesis
Hipotesis awal yang diajukan penulis dalam penelitian ini menyatakan bahwa laba berpengaruh signifikan terhadap investasi dan harga saham berpengaruh signifikan terhadap investasi.
Hipotesis ini didukung apabila nilai probabilitas signifikansi menunjukkan nilai < 0.05 dan tidak dapat didukung jika sebaliknya. Berikut adalah hasil regresi pengaruh laba dan investasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik t (Laba) terhadap Investasi
Analisis output:
Dari analisis di atas, terlihat bahwa laba signifikan pada 0.05. Artinya sig laba 0.00 < 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependent atau dengan kata lain laba berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel investasi.
Kesimpulannya, model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan. Artinya hipotesis yang menyatakan laba berpengaruh signifikan terhadap investasi tidak ditolak atau H1 diterima.
Terdapatnya pengaruh yang signifikan antara variabel independent laba terhadap investasi sesuai dengan pengujian yang dilakukan oleh Blume, et al (1978) dengan menggunakan kuisioner sebanyak sampel 150 kuisioner dengan hasil persentasi pengaruh laba terhadap investasi sebesar 72.0%. Angka
35
tersebut signifikan diantara faktor-faktor lain yang mempengaruhi investasi pada suatu institusi/perusahaan.
Dalam beberapa tahun terakhir ini telah disadari bahwa pasar saham tidak efisien secara sempurna, terutama di pasar negara-negara berkembang atau pasar lain dimana tingkat aktivitas yang profesional (ketersediaan informasi yang baik) masih kurang.
Teori lain penentuan harga saham berasal dari bidang perilaku finansial (keuangan). Di dalam perilaku finansial, diyakini bahwa orang kadangkala membuat keputusan yang tidak rasional terutama terkait dengan pembelian dan penjualan saham yang didasarkan pada suatu ketakutan dan persepsi yang salah terhadap suatu kejadian. Perdagangan saham yang tidak rasional sering kali dapat menciptakan harga saham yang menyimpang dari harga rasional yang berdasarkan pada penilaian harga fundamental.
Berikut adalah hasil regresi pengaruh harga saham terhadap investasi dapat dilihat pada tabel 4.8:
Tabel 4.8
36
Analisis output:
Dari analisis di atas, terlihat bahwa harga saham tidak berpengaruh signifikan pada 0.05. Artinya sig harga saham 0.492 > 0.05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependent atau dengan kata lain harga saham tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel investasi.
Kesimpulannya, model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah tidak signifikan. Artinya hipotesis yang menyatakan harga saham berpengaruh signifikan terhadap investasi ditolak atau H0 diterima.
Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara varaiabel independent harga saham terhadap investasi tidak sesuai dengan pengujian yang dilakukan oleh Blume, et al (1978) dengan menggunakan kuisioner sebanyak sampel 150 kuisioner dengan hasil persentasi pengaruh harga saham terhadap investasi sebesar 30.7%. Jika dilihat dari hasil penelitian Blume, angka persentasi tersebut cukup tinggi dalam menyatakan pengaruh harga saham terhadap investasi.
Dapat disimpulkan oleh penulis bahwa terdapatnya perbedaan hasil antara penelitian sebelumnya ialah karena tahun penelitian yang dilakukan. Pada penelitian Blume, tahun yang diteliti adalah tahun 1978 yang di survei pada Bursa Efek Athena (ASE) terhadap seluruh investor yang aktif dalam bursa Yunani tersebut.
Salah satu teori mengenai harga saham di dalam siklus investasi profesional yang berkelanjutan adalah hipotesis pasar yang efisien (EFM),
37
walaupun teori ini telah di diskreditkan oleh berbagai kalangan secara luas, baik dikalangan akademik dan para profesional pasar modal. Secara ringkas, teori ini menunjukkan bahwa harga saham suatu ekuitas adalah harga yang efisien dan akan cenderung mengikuti pergerakan secara acak yang ditentukan oleh munculnya berita-berita (yang secara acak) dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu investor ekuitas yang profesional cenderung menghabiskan waktu mereka, tenggelam dalam arus informasi yang bersifat fundamental guna memperoleh keuntungan lebih dari pesaing-pesaing mereka (terutama investor profesional lainnya) dengan secara lebih cerdas menafsirkan aliran informasi (berita) yang muncul tersebut.
Alasan lain terdapatnya perbedaan hasil pada penelitian sebelumnya adalah meskipun pada penelitian Blume terdapat pukulan besar bagi investor dari 1.999 Yunani runtuhnya pasar saham, faktor spekulatif seperti cepat kaya, pergerakan harga terbaru dalam saham perusahaan, dan harga saham terjangkau dipengaruhi secara signifikan hanya 1/3 dari responden. Tetapi akhirnya kriteria lingkungan seperti pemberitaan pers, pernyataan dari politisi dan pejabat pemerintah, kemudahan memperoleh dana pinjaman serta afiliasi partai politik yang mengakibatkan gelembung sebelum tahun 1999 berkembang, hal ini penting atau tidak untuk sebagian besar investor saham berpengalaman dan hanya persentase yang sangat kecil dari mereka menganggap kriteria keputusan investasi tersebut signifikan. Hal tersebut yang mengakibatkan calon
38
investor kemudian tertarik untuk kembali membeli jumlah saham dalam jumlah yang lebih banyak.
Berbeda pada zaman sekarang bahwa pemberitaan pers pada umumnya hanya membuat calon investor untuk lebih waspada dalam membeli lebih banyak saham karena faktor-faktor lain yang mempengaruhi investor dalam melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Salah satunya adalah kurs mata uang asing yang begitu cepat naik dan turun yang dipengaruhi oleh faktor demografi.
39
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari pembahasan yang sudah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Melihat dari hasil uji statistik t pada pengaruh laba dan harga saham terhadap investasi pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara laba dengan investasi sebesar 0.00 < 0.05. Maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependent atau dengan kata lain laba berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap variabel investasi.
b. Berbanding terbalik dengan harga saham yang tidak berpengaruh terhadap investasi, nilai signifikannya sebesar 0.492 > 0.05. Maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependent atau dengan kata lain harga saham tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel investasi.
5.2 Keterbatasan
Adapun keterbatasan yang dimiliki penulis adalah dalam mencari variabel kontrol yang dapat mempengaruhi variabel dependent (investasi) selain variabel
40
independent (laba). Variabel kontrol yang didapat adalah harga saham. Hal ini
dikarenakan penulis menggunakan beberapa jenis perusahaan/instansi yang ada.
5.3 Implikasi dan Saran
Implikasi penulis dalam penelitian ini adalah supaya dapat bermanfaat dalam mengetahui pengaruh laba dan harga saham terhadap investasi lebih mendalam. Serta mengetahui lebih lanjut mengenai faktor lain yang lebih mempengaruhi investor dalam berinvestasi. Saran penulis adalah perlu adanya pembatasan pada perusahaan-perusahaan yang diteliti, seperti khusus perusahaan manufaktur saja atau perusahaan farmasi saja. Hal ini membantu peneliti berikutnya agar mampu menghasilkan data yang lebih akurat lagi. Khususnya dalam hal normalitas data.
Selain itu, pengukuran faktor-faktor informasi akuntansi yang mempengaruhi keputusan manajerial (investasi) perlu ditambahan selain faktor laba dan harga saham. Hal ini supaya lebih terlihat pengaruh/mempengaruhi kuat lemahnya regresi antara kedua variabel yang diuji.
41
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tamimi Hussein A. Hassan. (2004). “Factors Influencing Individual Investor
Behavior: An Empirical study of the UAE Financial Markets,” Associate
Professor Department of Business Administration College of Business and Management. United Arab Emirates: University of Sharjah, pp. 1-24.
Christanti, Natalia dan Mahastanti, Linda Ariany. (2011). Faktor-Faktor yang
Dipertimbangkan dalam Melakukan Investasi. Jurnal Manajemen Teori
dan Terapan Tahun 4 No. 3: Salatiga.
Frank J., Fabozzi. (1999). Investment Management. Prentice Hall: The University Of Michigan.
Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, IBM
SPSS 20 Edisi 6. Universitas Diponegoro: Semarang.
Gietzmann, M. dan J. Ireland. (2005). Cost of Capital, Strategic Disclosure, and
Accounting Choice. Journal of Business Finance Accounting 32(3): 599-634.
Hanlon, M. (2005). The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash
flows When Firms Have Large Book-tax Differences. The Accounting Review 80 (1): 137-166.
Harahap, Sofyan Syafri. (2004). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Henry, Simamora. (1999). Akuntansi Manajemen. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Idawati, Wiwi. (2009). Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen dan
Kualitas Manajer dalam Pengambilan Keputusan Terhadap Kinerja Keuangan Rumah Sakit. Majalah Ekonomi Tahun XIX No.3: Fakultas Ekonomi UHAMKA.
Indarwati, Susan Mey. (2012). Pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt To Equity
Ratio (DER), Price To Book Value (PBV), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Farmasi Tbk, Yang Terdaftar Di BEI).Penerbit: Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi
42
Lestari, Indah, S., Neldi, Mondra dan Lusiana. (2009) Analisis Pengolahan Dana
Investasi dan Pengaruhnya Terhadap Laba Usaha. Universitas Putra
Indonesia (YPTK): Padang.
M. E. Blume dan Irwin Friend (1978), “The Changing Role of The Individual
Investor”.New York: John Wiley and Sons.
Nagy Robert A. dan Obenberger Robert W. (1994). “Factors Influencing Individual
Investor Behavior,” Financial Analysts Journal, pp. 63-68.
Sarwono, Jonathan dan Martadiredja, Tutty. (2008). Riset Bisnis Untuk
Pengambilan Keputusan. Andi: Yogyakarta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.
Sumarno Zain. (2002). Manajemen Keuangan Strategy Koperasi, Makalah Seminar Sehari, Universitas Padjajaran Bandung.
Sunjoyo, et al. (2013). Aplikasi Spss Untuk Smart Riset. Alfabeta: Bandung. Sulaiman, Wahid. (2002). SPSS Versi 10.0. Andi: Yogyakarta.
Supranto, Johannes. (2003). Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi. BPFE: Yogyakarta.
Syamsuddin, Lukman. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Tucker, J. W., dan P. A. Zarowin. (2006). Does Income Smoothing Improve
Earnings Informativeness? & nbsp; The Accounting Review 81: 251-270.
Utami, W. (2006). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas
(Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur). Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia 9:178-199. Yoon, S. S., G. Miller, dan P. Jiraporn. 2006. Earnings
Management Vehicles For Korean Firms. Journal of International Financial Management & Amp; Accounting 17: 85109.
Wediawati, Besse dan yuliana, Dewi. (2009). Analisis Konsistensi Tingkat
Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Farmasi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009. Jambi: 2009.
43
W. E. Warren, R. E. Stevens dan C. W. McConkey.(1990). “Using Demographic and Lifestyle Analysis to Segment Individual Investor,” Financial Analysts
Journal
W. G. Lewellen, R. C. Lease dan G. C. Schlarbaum.(1977). “Patterns Of Investment Strategy and Behavior Among Individual Investor”, Journal Of Business, pp. 296-333
Zhang, Guochang (2000). Accounting Information, Capital Investment Decisions,
and Equity Valuation: Theory and Empirical Implications. Jornal of Accounting Research Vol.38 No.2 Autumn:2000.