• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI METODE MULTIPLEX POLYMERASE CHAIN REACTION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI METODE MULTIPLEX POLYMERASE CHAIN REACTION"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

APLIKASI METODE MULTIPLEX

POLYMERASE CHAIN REACTION

UNTUK IDENTIFIKASI MUTASI PROMOTER inhA,

GEN inhA DAN GEN katG PADA ISOLAT

MULTIDRUG RESISTANCE Mycobacterium tuberculosis

Skripsi

LUH KETUT BUDI MAITRIANI 1108505022

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “APLIKASI METODE MULTIPLEX POLYMERASE CHAIN REACTION UNTUK IDENTIFIKASI MUTASI PROMOTER inhA,

GEN inhA DAN GEN katG PADA ISOLAT MULTIDRUG RESISTANCE

Mycobacterium tuberculosis”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi (S.Farm.) di Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.

Penulisan Skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala kekuatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.

2. Ir. A. A. Gde Raka Dalem, M.Sc (Hons), selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.

3. Dr. rer. nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si., Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana.

4. Dr. Sagung Chandra Yowani, S.Si., Apt., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah membantu dalam membimbing serta tak hentinya memberikan semangat dan dukungan hingga akhir penyusunan Skripsi ini.

5. Dr. I Nengah Wirajana, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing demi kelancaran penyusunan Skripsi ini.

6. Seluruh dosen pengajar beserta staf/pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana yang telah membantu penulis, terutama dalam hal pengurusan surat dan kelengkapan administratif lainnya.

7. Kedua orang tua penulis, I Wayan Nerta dan Ni Nyoman Wedei yang tak pernah berhenti memberikan dukungan, doa dan semangat.

8. Saudara penulis (Eka, Dewi, Nerdi, Ayu dan De Oka) yang selalu mendukung dan memberikan semangat bagi penulis.

(4)

iv

9. Tim MDR-TB (Indra dan Cipta) yang telah menjadi teman diskusi dan berbagi suka duka selama pembuatan Skripsi.

10. Teman-teman mahasiswa Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana, khususnya Lumiere Onze Vauquelin yang telah berjuang bersama penulis.

11. Laboran di Laboratorium Biologi Molekuler (Mbok Nanik, Kak Echi, Bu Komang, Bu Wahyu dan Pak Ketut) yang telah banyak membantu penulis dalam pekerjaan penelitian.

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi karya yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bukit - Jimbaran, 13 Juli 2015

(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR SINGKATAN... viii

DAFTAR ISTILAH... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv ABSTRAK... xvi ABSTRACT... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.4.1 Manfaat Keilmuan... 5 1.4.2 Manfaat Praktis…... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mycobacterium tuberculosis... 6

2.1.1 Genomik... 8

2.1.2 Mekanisme dan Faktor-faktor Virulensi ... 9

2.2 Multidrug Resistance Tuberculosis (MDR-TB)... 11

2.3 Isoniazid... 12

2.4 Gen Resisten Isoniazid... 13

2.4.1 inhA…... 13

2.4.2 katG…... 15

(6)

vi

2.6 Isolasi DNA... 18

2.7 Polymerase Chain Reaction (PCR)... 19

2.7.1 Tahapan Siklus PCR ……..…... 19 2.7.2 Komponen Reaksi PCR …... 21 2.7.3 Multiplex PCR... 23 2.8 Desain Primer…... 24 2.9 Analisis Produk PCR…... 27 2.9.1 Elektroforesis…... 27 2.9.2 Sekuensing…... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian... 30

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian... 30

3.3 Bahan Penelitian... 31

3.4 Alat Penelitian... 31

3.5 Prosedur Penelitian... 32

3.5.1 Analisis Primer... 32

3.5.2 Desain Primer... 33

3.5.3 Isolasi DNA M. tuberculosis... 34

3.5.4 Amplifikasi Promoter inhA, Gen inhA dan Gen katG M. tuberculosis dengan Multiplex PCR... 35

3.5.5 Deteksi Produk PCR... 35

3.5.6 Sekuensing Produk PCR... 36

3.5.7 Analisis Data Penelitian dan Deteksi Mutasi…... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis dan Desain Primer ... 37

4.2 Isolasi DNA M. tuberculosis... 42

4.3 Optimasi Proses Multiplex PCR untuk Amplifikasi Promoter inhA, Gen inhA dan Gen katG M. tuberculosis.... 44

4.4 Amplifikasi Promoter inhA, Gen inhA dan Gen katG M. tuberculosis dengan Multiplex PCR dan Deteksi Produk PCR…... 47

(7)

vii

4.5 Sekuensing Produk PCR dan Analisis Data…... 49

4.5.1 Sekuensing Regio Promoter inhA, Fragmen Gen inhA dan Gen katG…... 49

4.5.2 Analisis Homologi…... 50

4.5.3 Analisis Mutasi.…... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………... 55

5.2 Saran……..………... 56

DAFTAR PUSTAKA... 57

(8)

viii

DAFTAR SINGKATAN

ACP : Enoil asil carrier protein

AG : Arabinogalaktan

ahpC : gen pengkode Alkil hidroperoksida reduktase BLASTn : Basic Local Alignment Search Tool nucleotide

bp : base pairs

BSC : Biological Safety Cabinet C : Cytosine (Sitosin)

CoA : Co-enzim A

dATP : Deoksiadenosin trifosfat dCTP : Deoksisitidin trifosfat ddNTP : Dideoksiribonukleotida dGTP : Deoksiguanosin trifosfat dTTP : Deoksitimidin trifosfat DNA : Deoxyribonucleic acid dNTP : Deoxynukleotida trifosfat EDTA : Ethylenediaminetetraacetic acid ETH : Ethionamide

FabG/mabA : gen pengkode 3-ketoacyl-acyl carrier protein reductase FAS I : Fatty Acid Synthases type I

FAS II : Fatty Acid Synthases type II

G : Guanin

GuSCN : Guanidinium thiocyanate HCl : Hidroklorida

INH : isoniazid

inhA : gen pengkode enoyl-acyl carrier protein (ACP) reductase

kasA : gen pengkode keto-acyl-ACP synthase

katG : gen pengkode katalase peroksidase LAM : Lipoarabinomannan

(9)

ix

mAGP : mycolyl arabinogalactan-peptidoglikan MDR : Multidrug Resistance

MEGA4 : Moleculer Evoluationary Genetics Analysis version 4.0 MIC : Minimum Inhibitor Concentration

mRNA : messenger Ribonucleic acid

Ndh : gen pengkode NADH dehidrogenase OAT : obat antituberkulosis

ORF : open reading frame

pb : pasang basa

PBS : Phosphate buffered saline PCR : Polymerase Chain Reaction

pH : power of Hydrogen

PG : peptidoglikan

PIMs : Phosphatidylmyo inositol mannosides PMN : Polymorphonuclear

R (Arg) : lambang asam amino Arginin ROI : Reactive Oxygen Intermediate RNA : Ribonucleic acid

T : Timin

Taq : Thermus aquaticus TAE : Tris-asetat-EDTA

TB : Tuberculosis

TBE : Tris-Borat-EDTA Tm : Temperature melting UV : ultraviolet

(10)

x

DAFTAR ISTILAH

Alignment : membandingkan sekuens DNA berdasarkan homologi sekuens tersebut terhadap subjek untuk mengidentifikasi sekuens yang memiliki kesamaan

Amplifikasi DNA : perbanyakan DNA Amplikon : produk amplifikasi DNA Asam amino : unit monomer penyusun protein

Building block : unit monomer penyusun komponen

CDC1551 : salah satu jenis galur M. tuberculosis yang berhubungan dekat dengan H37Rv namun merupakan galur yang lemah

Comb : alat menyerupai sisir yang digunakan untuk membentuk sumur (well) pada gel agarosa

Chamber : wadah untuk meletakkan gel agarosa Dimer : primer hibridisasi secara bersama-sama

DNA polimerase : enzim yang berperan sebagi katalis dalam proses polimerisasi DNA

Elektroferogram : grafik hasil analisis elektroforesis kapiler Elektroforegram : pita hasil analisis elektroforesis gel

False priming : penempelan primer yang tidak sesuai dengan tempat menempelnya pada suhu tertentu, diluar suhu annealing Gen : urutan DNA yang menyandi suatu protein

GenBank : data base utama dalam biologi molekuler yang dikelola oleh NCBI

H37Rv : galur standar yang dijadikan wild type M. tuberculosis

H37Ra : salah satu galur yang berhubungan dekat dengan H37Rv namun merupakan galur yang lemah

In vitro : percobaan yang dilakukan dalam tabung yang menyerupai sistem in vivo sehingga memberikan hasil yang mendekati proses in vivo

(11)

xi

Kodon : triplet nukleotida berurutan dalam rantai RNA messenger yang mengkode asam amino spesifik dalam sintesis protein Lokus : letak suatu gen pada kromosom

MIC : konsentrasi minimum obat yang dapat menghambat 99% pertumbuhan bakteri

Mismatch : kesalahan pemasangan basa pada primer

Mispriming : penempelan primer di tempat yang tidak diinginkan pada suhu annealing

Mutan : agen yang mengalami mutasi

Mutasi : terjadinya perubahan basa dari urutan nukleotida yang lazim dari suatu sekuens DNA organisme yang dapat menyebabkan perubahan sifat fenotip

Nukleotida : unit monomer pembentuk DNA

ORF : segmen pada sekuens nukleotida yang diawali dengan kodon

start dan diakhiri oleh kodon stop serta memiliki panjang

yang cukup untuk mengkode protein

Pelet : endapan DNA yang berwarna putih pada dasar tabung setelah proses sentrifugasi

PCR : teknik amplifikasi sekuens DNA dengan menggunakan reaksi enzimatis

pF-inhA : primer forward gen inhA pada fragmen 31-460 pR-inhA : primer reverse gen inhA pada fragmen 31-460 Polimerisasi : reaksi pembentukan polimer

Primer : rantai polinukleotida untai tunggal yang digunakan untuk menyalin template DNA berperan dalam amplikasi DNA dengan PCR

Prodrug : senyawa yang tidak aktif namun di dalam tubuh dapat menjadi aktif karena proses enzimatik

Promoter : regio DNA yang berperan dalam pengendalian transkripsi gen struktural

(12)

xii

Resistensi : kapasitas suatu organisme, jaringan atau sel dalam menahan efek dari agen fisik atau lingkungan yang berbahaya.

Resistensi silang : resistensi tehadap satu obat dan berkembang menjadi resistensi terhadap obat lain yang memiliki indikasi terapi yang sama

RNA polimerase : enzim yang diperlukan dalam proses sintesis RNA dari DNA Sekuens DNA : urutan DNA

Sekuensing : proses penentuan urutan basa nukleotida molekul DNA

Smear : pita tipis yang tersebar

Template DNA : DNA untai ganda yang membawa urutan basa fragmen atau

gen yang akan digandakan

Transkripsi : proses sintesis RNA dengan menggunakan DNA sebagai

template

Tray : alat yang digunakan untuk mencetak gel agarosa

Well : kolom yang berfungsi sebagai tempat diletakkannya sampel yang akan di elektroforesis

Wild type : organisme yang memunculkan karakter dalam populasi aslinya

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Kode Genetik Universal………... 18 Tabel 4.1 Hasil Desain Primer untuk Mengamplifikasi Fragmen

Gen inhA………... 39 Tabel 4.2 Hasil Analisis Homologi Sekuens Regio Promoter inhA

Isolat 134………... 50 Tabel 4.3 Hasil Analisis Homologi Sekuens Fragmen Gen inhA

Isolat 134………... 50 Tabel 4.4 Hasil Analisis Homologi Sekuens Fragmen Gen katG

Isolat 134………... 51 Tabel 4.5 Mutasi pada Isolat 134 MDR-TB…………... 52

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Morfologi M. tuberculosis... 6

Gambar 2.2 Struktur Dinding Sel M. tuberculosis... 8

Gambar 2.3 Struktur Isoniazid... 13

Gambar 2.4 Titik Mutasi pada Promoter dan Gen inhA…………. 14

Gambar 2.5 Mutasi Titik………....…………. 17

Gambar 2.6 Tahapan Proses Amplifikasi PCR... 21

Gambar 2.7 Dimer Primer pada Ujung 3’... 26

Gambar 2.8 Dimer Primer selain pada Ujung 3’... 26

Gambar 2.9 Hairpin Primer... 26

Gambar 4.1 Elektroforegram Produk PCR Hasil Optimasi dengan Variasi Suhu Annealing……... 46 Gambar 4.2 Elektroforegram PCR dengan Suhu Annealing 58° C 48

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Prosedur Penelitian………... 64

Lampiran 2. Skema Kerja Analisis Primer secara in Silico……... 65

Lampiran 3. Skema Kerja Desain Primer secara in Silico... 66

Lampiran 4. Tahapan Isolasi DNA... 67

Lampiran 5. Sekuens Nukleotida M. tuberculosis H37Rv Promoter inhA 68 Lampiran 6. Sekuens Nukleotida M. tuberculosis H37Rv Gen inhA... 69

Lampiran 7. Sekuens Nukleotida M. tuberculosis H37Rv Gen katG... 70

Lampiran 8. Pembuatan Larutan... 73

Lampiran 9. Hasil Analisis Primer mabA-inhA-Promoter-FS... 74

Lampiran 10. Hasil Analisis Primer mabA-inhA-Promoter-R... 75

Lampiran 11. Hasil Desain Primer Fragmen Gen inhA... 76

Lampiran 12. Hasil Analisis Primer KG24F... 77

Lampiran 13. Hasil Analisis Primer KG60R... 78

Lampiran 14. Elektroforegram Hasil Sekuensing Promoter inhA... 79

Lampiran 15. Elektroforegram Hasil Sekuensing Gen inhA... 80

Lampiran 16. Elektroforegram Hasil Sekuensing Gen katG... 81

Lampiran 17. Hasil Aligment Sekuens Nukleotida Isolat 134 MDR-TB Regio Promoter inhA dengan Data Base M. tuberculosis... 83

Lampiran 18. Hasil Aligment Sekuens Nukleotida Isolat 134 MDR-TB Fragmen Gen inhA dengan Data Base M. tuberculosis... 85

Lampiran 19. Hasil Aligment Sekuens Nukleotida Isolat 134 MDR-TB Fragmen Gen katG dengan Data Base M. tuberculosis….. 87

Lampiran 20. Hasil Aligment Asam Amino Isolat 134 MDR-TB Fragmen Gen inhA dengan Data Base M. tuberculosis... 91

Lampiran 21. Hasil Aligment Asam Amino Isolat 134 MDR-TB Fragmen Gen katG dengan Data Base M. tuberculosis... 92

Lampiran 22. Keterangan Kelaikan Etik (Judul Awal)... 94

(16)

xvi

ABSTRAK

Adanya mutasi pada gen katG (50-95%) dan operon inhA (8-43%) yang bertanggung jawab terhadap resistensi isoniazid merupakan salah satu penyebab terjadinya multidrug resistance tuberculosis (MDR-TB). Untuk penentuan mutasi pada beberapa daerah gen secara bersamaan, diperlukan suatu metode yang dapat dikerjakan secara lebih efisien. Metode yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut adalah multiplex Polymerase Chain Reaction (PCR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan metode multiplex PCR dalam mengamplifikasi fragmen regio promoter inhA (7-290), gen inhA (31-490) dan gen katG (2437-3160) secara bersamaan serta mengidentifikasi titik dan jenis mutasi ketiga regio tersebut pada isolat 134 MDR-TB.

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, meliputi: desain dan analisis primer; isolasi DNA; amplifikasi fragmen DNA; deteksi produk PCR; sekuensing nukleotida dan deteksi mutasi dengan program MEGA4. Amplifikasi PCR dilakukan pada kondisi predenaturasi (95°C, 15 menit); dengan 45 siklus amplifikasi meliputi, denaturasi (94°C, 1 menit), annealing (58°C, 1 menit 20 detik), dan elongasi (72°C, 2 menit); elongasi akhir (72°C, 10 menit).

Hasil deteksi produk PCR menunjukkan tiga pita yang sesuai (+284 bp; +460 bp dan +724 bp) sehingga metode multiplex PCR memiliki kemampuan yang baik dalam mengamplifikasi fragmen regio promoter inhA, gen inhA dan gen

katG secara bersamaan. Hasil analisis menunjukkan terjadinya mutasi substitusi

pada posisi -15 regio promoter inhA (C→T), gen katG pada basa nukleotida 571 (T→C) dan 701 (C→G). Pada gen katG terjadi perubahan asam amino W191R dan A234G. Namun tidak ditemukan adanya mutasi pada fragmen gen inhA.

(17)

xvii

ABSTRACT

Mutations in katG gene (50-95%) and operon of inhA (8-43%), which is responsible for isoniazid resistance is one of the causes of multidrug resistance

tuberculosis (MDR-TB). For identification of mutations in several regions of

genes simultaneously, we need a method that can be done more efficiently. The method can be used for this purpose is a multiplex Polymerase Chain Reaction (PCR). This study aims to determine the ability of multiplex PCR method to amplifying fragment of inhA promoter region (7-290), inhA gene (31-490) and

katG gene (2437-3160) simultaneously and to identify the point and type of

mutation at that regions in 134 MDR-TB isolate.

This research was conducted in several steps, e.g.: primer design and analysis; DNA isolation; amplification of fragments; detection of PCR products; sequencing; and mutation detection using MEGA4. Optimum conditions for DNA amplification was predenaturation (95°C, 15 minutes), 45 cycles of amplification, e.g.: denaturation (94°C, 1 minute), annealing (58°C, 1 minute 20 seconds), extension (72°C, 2 minutes); post extension (72°C, 10 minutes).

Detection of PCR product showed three bands (+284 bp; +460 bp and +724 bp) therefore, multiplex PCR method had good ability to amplify fragment of

inhA promoter region, inhA gene and katG gene simultaneously. The result of

mutation analyses showed substitution nucleotides alteration at -15 of inhA promoter region (C→T), at 571 (T→C) and 701 (C→G) nucleotide of katG gene. The amino acid alteration of katG gene were at W191R and A234G. But there was no any mutation in inhA gene.

Referensi

Dokumen terkait

Secara kasat mata terlihat band yang terbentuk adalah 5 band namun band yang sesuai dengan kontrol positif yaitu 3 pita,dipastikan dua pita lain yang

Thus, in this study we developed a nested multiplex polymerase chain reaction (PCR) to detect and identify A2058G and A2059G mutations in 23S rRNA gene1. Methods: Three primer

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk PCR yang diamplifikasi dengan primer TBR1/2 pada semua sampel organ mencit menghasilkan pita DNA lebih dari satu

Deteksi molekuler beberapa sampel daun nilam bergejala dan tidak bergejala dari ketiga lokasi menggunakan primer degenerate gen CP Potyvirus, berhasil

Sampel daun jeruk baik Selayar maupun Siam yang bergejala CVPD akan menunjukkan pita DNA dengan ukuran 1160 bp pada hasil PCR yang berarti sampel tersebut positif mengandung

Setelah didapatkan pita DNA, amplikon PCR yang didapat bisa dijadikan templat untuk sekuensing dengan metode Sanger.. Hasil PCR yang baik ditunjukkan dengan didapatnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui enzim restriksi yang dapat secara spesifik mengenal mutasi pada -24 dari daerah promoter inhA dan mendeteksi adanya

AIM: The study was aimed to develop a multiplex polymerase chain reaction PCR method to identify bacterial isolates that cause neonatal sepsis in Indonesia with the main target of