• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

63 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan mengenai deskripsi data meliputi pembahasan persiapan sebelum dilakukan penelitian, pelaksanaan penelitian dan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dan pembahasan hasil analisis data.

A. Deskripsi data

Sebelum penelitian dilaksanakan, deskripsi data dimulai dari tahap persiapan penelitian yaitu:

1. Persiapan penelitian

Terlebih dahulu sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan pengurusan administrasif yaitu berupa mengurus perijinan dan menyusun proposal penelitian. Tahp berikutnya adalah persiapan instrumental, yang dimaksud dengan persiapan instrumental adalah peneliti mempersiapkan instrumen yang akan digunakan disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen penerimaan sosial yang sudah dikembangkan, selanjutnya instrumen yang sudah dibuat di uji cobakan guna untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument tes. Uji coba dan analisis validitas dan reliabilitas instrumen dilaksanakan pada tanggal 01 April 2014. Instrumen pada penelitian ini adalah berupa angket atau kuesioner, yaitu peserta didik diminta untuk menjawab dengan memilih jawaban yang sudah disediakan. Instrumen sebelum digunakan sebagai alat uji, harus diuji validitas dan reliabilitasnya agar diperoleh tes yang valid dan reliabel. Subjek uji coba instrumen penelitian sebanyak 28 anak kelas IV di SD Petoran Surakarta. Berikut instrumen penelitian yang dinyatakan valid dan reliabel :

(2)

Tabel 4.1 Butir Instrumen Penerimaan Sosial yang Valid dan Reliabel.

No. Item rxy r(0,05;28) Sign Kesimpulan

1 0,850 0,374 0,000 Valid 2 0,339 0,374 0,077 Tdk Valid 3 0,791 0,374 0,000 Valid 4 0,065 0,374 0,742 Tdk Valid 5 0,850 0,374 0,000 Valid 6 0,791 0,374 0,000 Valid 7 0,207 0,374 0,290 Tdk Valid 8 0,791 0,374 0,000 Valid 9 0,850 0,374 0,000 Valid 10 0,076 0,374 0,700 Tdk Valid 11 0,420 0,374 0,026 Valid 12 0,050 0,374 0,802 Tdk Valid 13 0,110 0,374 0,000 Tdk Valid 14 0,850 0,374 0,000 Valid 15 0,030 0,374 0,000 Tdk Valid 16 0,240 0,374 0,000 Tdk Valid 17 0,850 0,374 0,000 Valid 18 0,350 0,374 0,068 Tdk Valid 19 0,250 0,374 0,000 Tdk Valid 20 0,791 0,374 0,000 Valid 21 0,617 0,374 0,000 Valid 22 0,290 0,374 0,000 Tdk Valid 23 0,222 0,374 0,256 Tdk Valid 24 0,384 0,374 0,044 Valid 25 0,850 0,374 0,000 Valid 26 0,243 0,374 0,213 Tdk Valid 27 0,244 0,374 0,000 Tdk Valid 28 -0,094 0,374 0,633 Tdk Valid 29 0,585 0,374 0,001 Valid 30 0,098 0,374 0,621 Tdk Valid 31 0,433 0,374 0,021 Valid 32 0,637 0,374 0,000 Valid 33 0,128 0,374 0,031 Tdk Valid 34 0,434 0,374 0,021 Valid 35 0,791 0,374 0,000 Valid 36 0,222 0,374 0,000 Tdk Valid 37 0,791 0,374 0,000 Valid 38 0,222 0,374 0,000 Tdk Valid 39 0,018 0,374 0,926 Tdk Valid 40 0,270 0,374 0,164 Tdk Valid 41 0,850 0,374 0,000 Valid 42 0,696 0,374 0,000 Valid

(3)

No. Item rxy r(0,05;28) Sign Kesimpulan 43 0,078 0,374 0,693 Tdk Valid 44 0,479 0,374 0,001 Valid 45 0,212 0,374 0,278 Tdk Valid 46 0,850 0,374 0,000 Valid 47 0,196 0,374 0,000 Tdk Valid 48 0,579 0,374 0,001 Valid 49 -0,266 0,374 0,172 Tdk Valid 50 0,295 0,374 0,128 Tdk Valid 51 0,403 0,374 0,033 Valid 52 0,416 0,374 0,028 Valid 53 0,115 0,374 0,000 Tdk Valid 54 0,850 0,374 0,000 Valid 55 0,267 0,374 0,170 Tdk Valid 56 0,088 0,374 0,655 Tdk Valid 57 0,526 0,374 0,004 Valid 58 0,850 0,374 0,000 Valid 59 0,146 0,374 0,458 Tdk Valid 60 0,850 0,374 0,000 Valid

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui dari 60 butir pernyataan yang diujikan beberapa pernyataan dinyatakan valid yaitu memiliki nilai rhitung> rtabel

dan nilai signifikansi < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada 30 item pernyataan pada angket penerimaan sosial yang dinyatakan valid, yaitu pada nomor 1, 3, 5, 6, 8, 9, 11, 14, 17, 20, 21, 24, 25, 29, 31, 32, 34, 35, 37, 41, 42, 44, 46, 48, 51, 52, 54, 57, 58, 60. Analisis validitas dapat dilihat dilampiran.

2. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah penyusunan instrumen selesai. Penelitian dilakukan di SD N 01 Klodran Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 yang duduk di kelas IV sebanyak 28 siswa. Dari 28 siswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu 14 siswa untuk kelompok eksperimen atau perlakuan kemudian satu kelompok berikutnya untuk kelompok kontrol sebanyak 14 siswa juga. Berikut data peserta didik yang di jadikan subjek pada penelitian ini:

(4)

Tabel 4.2 Data Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

No.

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Nama Jenis Kelamin Nama Jenis Kelamin

1. MS Laki-Laki RH Laki-Laki 2. ER Perempuan AL Perempuan 3. MY Perempuan NL Laki-Laki 4. MD Perempuan KL Perempuan 5. KS Perempuan NN Perempuan 6. CL Perempuan TR Laki-Laki 7. DO Laki-Laki LG Perempuan 8. BM Laki-Laki AN Perempuan 9. RZ Laki-Laki WS Laki-Laki 10. YG Laki-Laki KA Laki-Laki 11. NR Perempuan RO Perempuan 12. RF Laki-Laki MH Laki-Laki 13. DS Perempuan AR Perempuan 14. TG Laki-Laki TQ Laki-Laki

Adapun jenis peneilitian ini termasuk jenis penelitian Quasi

Eksperimen atau Eksperimen Semu sehingga dalam penelitian ini para

subjek dikenai perlakuan (treatment). Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu dengan memberikan tes awal (pre test) kepada para siswa baik kelompok control maupun kelompok eksperimen yaitu dengan cara mengisi angket atau kuesioner yang sudah disediakan, hal ini dilakukan

(5)

guna memperoleh hasil dari kemampuan para peserta didik normal (reguler) dalam penerimaan siswa berkebutuhan khusus disekolah tersebut sebelum diberi perlakuan atau treatment, kemudian pada kelompok eksperimen diberikan treatment yaitu dengan diperlihatkan film edukasi, sedangkan untuk kelompok kontrol tidak diberi perlakuan sama sekali. Setelah pemberian perlakuan selesai, kedua kelompok tersebut diberikan tes akhir (post test) untuk mengetahui kemampuan para peserta didik normal (reguler) dalam penerimaan siswa berkebutuhan khusus disekolah tersebutsetelah diberikan perlakuan. Hasil pre test dan pst test tersebut akan dijadikan dasar untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa reguler menerima secara sosial keberadaan siswa berkebutuhan khusus dikelas mereka setelah diberikan perlakuan. Perlakuan diberikan setiap hari setelah jam pembelajaran selesai dan di lakukan selama 7 hari.

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus kelas IV di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif SDN 01 Klodran Kabupaten Karanganyar, karena jumlah subjek dalam penelitian ini hanya 28 orang maka analisis data menggunakan statistik non parametrik yaitu uji statistik dua sampel independen U Mann-Whitney, yang digunakan untuk menguji perbandingan dua perlakuan atau uji perbandingan suatu perlakuan terhadap kontrol. Untuk perhitungan data secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 20 for

Windows. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai

berikut:

1. Pre test pada kedua kelompok (kontrol & eksperimen) tentang penerimaan sosial terhadap siswa berkebutuhan khusus dilaksanakan pada tanggal 09 April 2014.

2. Treatment atau perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperimen dilaksanakan sebanyak 4 kali terhitung dari tanggal 10 April sampai dengan 18 April 2014.

(6)

3. Post Test pada kedua kelompok (kontrol & eksperimen) tentang penerimaan sosial terhadap siswa berkebutuhan khusus dilaksanakan pada tanggal 19 April 2014.

3. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh film edukasi pada siswa reguler terhadap penerimaan sosial siswa berkebutuhan khusus kelas IV di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif SDN 01 Klodran Kabupaten Karanganyar tahun2014.

Sebelum diolah data hasil pretest dan post test terlebih dahulu dijabarkan diskripsi data pre test dari kelompok eksperimen dan kelompok control beserta histogramnya.

a. Data Kemampuan siswa sebelum perlakuan (pre-test) 1) Kelompok kontrol sebelum perlakuan

Deskripsi data perolehan skor, deskripsi frekuensi, dan grafik histogram penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus sebelum perlakuan (pretest) pada kelompok kontrol diperoleh data sebagai berikut:

(7)

Tabel 4.3 Data Skor Kelompok Kontrol Sebelum Perlakuan (Pre Test)

Nama Skor MS 107 ER 113 MY 107 MD 118 KS 108 CL 101 DO 102 BM 108 RZ 100 YG 118 NR 99 RF 104 DS 98 TG 92

Rata-rata skor angket penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus pada kelompok kontrol sebelum perlakuan adalah 105,36 dengan skor tertinggi 118, skor terendah 92, sedangkan nilai tengah atau median sebesar 105,50, nilai yang sering muncul 107 dengan simpangan baku 7.500. berikut

(8)

penulis sajikan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelompok Kontrol

Pre-test kelompok kontrol Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid 92 1 7.1 7.1 7.1 98 1 7.1 7.1 14.3 99 1 7.1 7.1 21.4 100 1 7.1 7.1 28.6 101 1 7.1 7.1 35.7 102 1 7.1 7.1 42.9 104 1 7.1 7.1 50.0 107 2 14.3 14.3 64.3 108 2 14.3 14.3 78.6 113 1 7.1 7.1 85.7 118 2 14.3 14.3 100.0 Total 14 100.0 100.0

(9)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram statistik sebagai berikut:

Grafik 4.1 Pre-Test Kelompok Kontrol 2) Kelompok eksperimen sebelum perlakuan

Deskripsi data perolehan skor, deskripsi frekuensi, dan grafik histogram penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus sebelum perlakuan (pretest) pada kelompok eksperimen diperoleh data sebagai berikut:

(10)

Tabel 4.5 Data Skor Kelompok Eksperimen Sebelum Perlakuan (Pre Test)

Nama Skor RH 104 AL 99 NL 111 KL 101 NN 111 TR 103 LG 86 AN 113 WS 104 KA 111 RO 110 MH 100 AR 101 TQ 100

Rata-rata skor angket penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus pada kelompok eksperimen sebelum perlakuan adalah 103,86 dengan skor tertinggi 113, skor terendah 86, sedangkan nilai tengah atau median sebesar 103,50, nilai yang sering muncul 111 dengan simpangan baku 7.145. berikut

(11)

penulis sajikan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelompok Eksperimen

Pre-test eksperimen Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid 86 1 7.1 7.1 7.1 99 1 7.1 7.1 14.3 100 2 14.3 14.3 28.6 101 2 14.3 14.3 42.9 103 1 7.1 7.1 50.0 104 2 14.3 14.3 64.3 110 1 7.1 7.1 71.4 111 3 21.4 21.4 92.9 113 1 7.1 7.1 100.0 Total 14 100.0 100.0

(12)

Berdasarkan tabel 4.6 dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram statistik sebagai berikut:

Grafik 4.2 Pre-Test Kelompok Eksperimen b. Data kemampuan siswa setelah perlakuan (post-test)

1) Kelompok kontrol setelah perlakuan

Deskripsi data perolehan skor, deskripsi frekuensi, dan grafik histogram penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus setelah perlakuan (post test) pada kelompok kontrol diperoleh data sebagai berikut:

(13)

Tabel 4.7 Data Skor Kelompok Kontrol Setelah Perlakuan (Post-test) Nama Skor MS 113 ER 119 MY 114 MD 132 KS 122 CL 98 DO 102 BM 111 RZ 110 YG 114 NR 114 RF 108 DS 116 TG 112

Rata-rata skor angket penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus pada kelompok kontrol setelah perlakuan adalah 113,21 dengan skor tertinggi 132, skor terendah 98, sedangkan nilai tengah atau median sebesar 113,50 serta nilai yang sering muncul 114 dengan simpangan baku 8.201. berikut

(14)

penulis sajikan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Post-test Kelompok Kontrol

Post-test Kontrol Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid 98 1 7.1 7.1 7.1 102 1 7.1 7.1 14.3 108 1 7.1 7.1 21.4 110 1 7.1 7.1 28.6 111 1 7.1 7.1 35.7 112 1 7.1 7.1 42.9 113 1 7.1 7.1 50.0 114 3 21.4 21.4 71.4 116 1 7.1 7.1 78.6 119 1 7.1 7.1 85.7 122 1 7.1 7.1 92.9 132 1 7.1 7.1 100.0 Total 14 100.0 100.0

(15)

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram statistik sebagai berikut:

Grafik 4.3 Post-test kelompok kontrol 2) Kelompok eksperimen setelah perlakuan

Deskripsi data perolehan skor, deskripsi frekuensi, dan grafik histogram penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus setelah perlakuan (post test) pada kelompok eksperimen diperoleh data sebagai berikut:

(16)

Tabel 4.9 Data Skor Kelompok Eksperimen Setelah Perlakuan (Post-test) Nama Skor RH 120 AL 120 NL 117 KL 111 NN 117 TR 105 LG 104 AN 115 WS 113 KA 128 RO 106 MH 107 AR 120 TQ 113

Rata-rata skor angket penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus pada kelompok eksperimen setelah perlakuan adalah 114 dengan skor tertinggi 128, skor terendah 104, sedangkan nilai tengah atau median sebesar 114 serta nilai yang sering muncul 120 dengan simpangan baku 6.950. Berikut

(17)

penulis sajikan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Skor Post-test Kelompok Eksperimen

Post test eksperimen Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid 104 1 7.1 7.1 7.1 105 1 7.1 7.1 14.3 106 1 7.1 7.1 21.4 107 1 7.1 7.1 28.6 111 1 7.1 7.1 35.7 113 2 14.3 14.3 50.0 115 1 7.1 7.1 57.1 117 2 14.3 14.3 71.4 120 3 21.4 21.4 92.9 128 1 7.1 7.1 100.0 Total 14 100.0 100.0

(18)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram statistik sebagai berikut:

Grafik 4.4 Post-test Kelompok Eksperimen

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Deskriptif Data Nilai Pre-tes dan Post-tes Kelompok Kontrol

Variabel N Variasi Nilai Teren dah Nilai Tertinggi Rata-Rata Std Devia si Penerima an Sosial 14 Pretes 92.00 118.00 105.36 7.500 14 Posttes 98.00 132.00 113.21 8.201

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa pada kelompok kontrol memperoleh rata-rata skor penerimaan sosial pada waktu pretest diperoleh 105.36 dan nilai rata-rata post test skor penerimaan sosial diperoleh 113.21 selisih nilai rata-rata yang cukup banyak memperlihatkan bahwa ada perbedaan penerimaan sosial sebelum dan setelah dilakukan perlakuan. Apakah perbedaan itu bermakna secara statistik akan diuji pada analisis data.

(19)

Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Deskriptif Data Nilai Pre-tes dan Post-tes Kelompok Eksperimen

Variabel N Variasi Nilai Teren Dah Nilai Tertinggi Rata-Rata Std Devia si Penerima an Sosial 14 Pretes 86.00 113.00 103.86 7.145 14 Posttes 104.00 128.00 114.00 6.950

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa pada kelompok eksperimen memperoleh rata-rata skor penerimaan sosial pada waktu pretest diperoleh 103.86 dan nilai rata-rata post test skor penerimaan sosial diperoleh 114.00 selisih nilai rata-rata yang cukup banyak memperlihatkan bahwa ada perbedaan penerimaan sosial sebelum dan setelah dilakukan perlakuan. Apakah perbedaan itu bermakna secara statistik akan diuji pada analisis data.

B. Analisis Data

Jika perhitungan skor pada hasil pretest dan posttest selesai dilakukan maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis data. Data yang telah diperoleh dianalisis untuk menguji hipotesa. Hasil penghitungan analisis data dengan menggunakan uji statistik U Mann-Whitney, yang digunakan untuk menguji perbandingan dua perlakuan atau uji perbandingan suatu perlakuan terhadap kontrol.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ho: Film edukasi berpengaruh secara signifikan pada siswa regular terhadap penerimaan sosial siswa berkebutuhan khusus kelas IV di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif SDN 01 Klodran

Ha: Tidak terdapat pengaruh film edukasi pada siswa regular terhadap penerimaan sosial siswa berkebutuhan khusus kelas IV di sekolah

(20)

penyelenggara pendidikan inklusif SDN 01 Klodran Kabupaten Karanganyar Tahun 2014 ( p

Tabel 4.13 Hasil Post-test pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Subjek Skor Kelompok Kontrol (tanpa ditontonkan film edukasi) 113 119 114 132 122 98 102 111 110 114 114 108 116 112 Kelompok eksperimen (ditontonkan film edukasi) N = 28 120 120 117 111 117 105 104 115 113 128 106 107 120 113

(21)

Tabel 4.14 Hasil Analisis Mann-Whitney Test Ranks Subjek_peneliti an N Mean Rank Sum of Ranks Skor Tanpa Film edukasi 14 13.89 194.50 Dengan Film edukasi 14 15.11 211.50 Total 28 Test Statisticsa Skor Mann-Whitney U 89.500 Wilcoxon W 194.500 Z -2.956

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002

a

a. Grouping Variable: jenis b. Not corrected for ties.

Tabel 4.14 Test Statistik menunjukkan nilai U Mann-Whitney sebesar 89.500, nilai Wilcoxon sebesar 194.500, nilai Z sebesar -2.956 dengan asumsi a pengujian dua pihak. Berdasarkan tabel 4.18 merupakan tabel ranking, rata-rata ranking kelompok yang mendapatkan perlakuan dengan ditontonkan film edukasi sebesar 15.11, jumlah ranking 211.50 dengan jumlah subjek 14 orang. Kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan dengan ditontonkan film edukasi mempunyai rata-rata ranking sebesar 13.89, jumlah ranking 194.50 dengan jumlah subjek 14 orang, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.

(22)

Kesimpulannya adalah Film Edukasi Berpengaruh Secara Signifikan pada Siswa Regular Terhadap Penerimaan Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus Kelas IV di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif SDN 01 Klodran Kabupaten Karanganyar Tahun 2014.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang mempunyai hambatan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial sehingga memerlukan layanan khusus untuk dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya terutama dalam bidang pendidikan supaya mereka dapat berperan aktif dan terpenuhi atas hak-hak yang dimilikinya sehingga mereka dapat hidup berdampingan bersama masyarakat pada umumnya. Pemenuhan hak pada setiap individu tanpa ada pengecualian atau tindak diskriminasi terutama pada anak berkebutuhan khusus. Agar dapat berperan aktif di dalam masyarakat umum, anak berkebutuhan khusus harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan begitu juga sebaliknya, anak berkebutuhan khusus juga harus dapat diterima secara sosial oleh lingkungan sekitarnya.

Penerimaan sosial yang baik adalah adanya perlakuan baik secara fisik, sikap maupun tindakan yang baik terhadap semua orang yang ada disekitarnya tanpa terkecuali dengan anak berkebutuhan khusus. Namun pada kenyataannya masih banyak sekali tindak diskriminasi yang dilakukan orang lain (normal) terhadap anak berkebutuhan khusus. Untuk menguraikan masalah tersebut, dalam penelitian ini menggunakan media film yang diharapkan mampu memberikan pesan-pesan yang dapat ditiru dan mempengaruhi anak normal tentang penerimaan sosial. Menurut Dedy Mulyana (Trianton, 2013 : 36), “Pada hakekatnya film merupakan sebuah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan, sedangkan makna tidak terdapat pada pesan melainkan pada hasil pembacaan atau pemahaman oleh penerima pesan”. Pendapat lain dikemukakan oleh Sumarno (1996 : 29) “Film sebagai karya seni terbukti memiliki kemampuan kreatif untuk menciptakan suatu realitas rekaan sebagai bandingan terhadap realitas”. Realitas yang ditampilkan di dalam film adalah realitas yang dibangun oleh pembuat film dengan mengangkat nilai-nilai unsur

(23)

budaya yang terdapat dalam masyarakat atau bahkan sebalikknya, realitas rekaan yang ditampilkan dalam film kemudian menjadikan sebuah bentukan ‘budaya’ yang diikuti oleh penonton.

Teori inilah yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan film sebagai media pembelajaran. Kebutuhan, seyogianya menjadi dasar pijakan dalam membuat media pelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat dingunakan dengan baik. Pemilihan sebuah film harus dengan selektif. Artinya tidak semua film itu cocok dengan situasi, melainkan harus didesuaikan dengan kebutuhan siswa, usia siswa, interes siswa, tingkatan jenjang pendidikan siswa dan seterusnya. Sebenarnya media belajar tidak harus menggunakan film. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan dalam melakukan komunikasi dengan pebelajar, bisa berupa komputer, tv, projector dan lain sebagainya.

Pendidikan melalui media audio visual adalah metode untuk memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat dari pada sesuatu yang didengar atau dibaca saja, yang menjadi alasan film dipilih sebagai media pembelajaran yang efektif karena 1) Film mampu mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. 2) Film mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis. 3) Film dapat membawa penonton dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari satu massa ke massa yang lain. 4) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah di ingat. 5) Film dapat mengembangkan pikiran, gagasan, imajinasi siswa dan memperjelas hal-hal abstrak dengan gambaran yang lebih realistik. 6) Film sangat baik untuk menjelaskan suatu proses, ketrampilan karena film mampu menumbuhkan minat dan motivasi belajar. Selain sebagai sarana hiburan, dapat disimpulkan bahwa film juga berperan sebagai sarana untuk menyalurkan informasi tentang peristiwa dan keadaan masyarakat dari berbagai belahan dunia serta sebagai sarana efektif untuk menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai budaya, sejarah dan seni kepada para penikmatnya.

Menurut Izzaty (2008) mengemukakan bahwa “Adanya penerimaan atau penolakan dari teman sebaya anak perlu diperhatikan sejak usia awal karena merupakan salah satu indikator kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan”.

(24)

Hal ini merupakan bagian penting bagi aspek sosial anak pada tahap perkembangan selanjutnya karena interaksi dengan teman sebaya akan memotivasi dan mendukung perkembangan dari kemampuan sosial yang kritis, meningkatkan pemahaman hubungan interpersonal, dan kemampuan untuk menguasai perasaan-perasaan yang dapat diterima secara sosial. Proses pemahaman dan pembiasaan yang benar dari orangtua, pendidik, serta lingkungan sekitar baik organisasi keagamaan maupun masyarakat akan mendorong anak menggunakan strategi yang tepat dan dapat diterima secara sosial. Pemberian kesempatan bersosialisasi, model (contoh baik

bagi anak), serta memberikan penguatan perilaku baik pada anak merupakan hal-hal yang harus diberikan kepada anak. Kerjasama antara berbagai pihak terdekat anak akan menambah penguatan pembentukan karakter anak dalam berbagai konteks sosial.

Demikian dari berbagai penelitian yang diuraikan dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan kemampuan penerimaan sosial pada teman sebaya (normal) atau pada siswa reguler terutama terhadap siswa berkebutuhan khusus harus diperhatikan sejak dini karena aspek tersebut mempengaruhi perkembangan aspek sosial yang berdampak pada pembentukan karakter. Oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan media film sebagai alat perantara untuk menyampaikan pesan-pesan yang di anggap lebih efektif dibandingkan media yang lain. Terlepas dari kesempurnaan media pembelajaran sebagai salah satu media yang efektif dan efisien, penggunaan film ini tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan.

Menurut Trianton (2013) “Kelebihan yang ada pada penggunaan media ini adalah dapat menampilkan audio maupun visual yang komunikatif dan bersifat menjelaskan, dapat menarik perhatian siswa agar lebih fokus”. Namun selain mampu mencerna cerita yang difilmkan, harus juga memiliki kepekaan emosi. Penonton atau penikmat film yang baik adalah mereka yang mampu mencerna segala informasi dalam film.

Jika suasana batin dan emosi dapat merasakan atau berempati dengan tokoh-tokoh yang berperan dalam film, hal ini membuktikan bahwa film efektif

(25)

jika digunakan sebagai media pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti luhur. Selain keunggulan penggunaan media film ini juga mempunyai kelemahan.

Kelemahannya adalah terkadang banyak adegan-adegan yang terlalu dibuat-buat sehingga makna atau pesan film yang disampaikan terlalu melebar sehingga sering terjadi salah penafsiran, kelemahan berikutnya adalah karena selera penikmat film yang bermacam-macam ada beberapa siswa yang merasa bosan karena durasi waktu yang terlalu lama ditambah dengan tidak sesuai dengan kriteria film yang mereka inginkan. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan film edukasi pada siswa reguler terhadap penerimaan sosial siswa berkebutuhan khusus kelas IV di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif SDN 01 Klodran Kabupaten Karanganyar Tahun 2014. Berarti penggunaan media film edukasi ini terbukti dapat meningkatkan penerimaan sosial pada siswa reguler tehadap siswa berkebutuhan khusus. Penggunaan media ini sebenarnya bukan hanya berhasil pada peserta didik yang duduk di kelas IV saja tetapi juga dapat digunakan pada peserta didik yang berada di kelas tinggi (kelas V dan VI) karena mungkin dalam pemahaman untuk mencerna film lebih baik.

Tujuan penggunaan film dalam penelitian ini adalah untuk menginspirasi atau memberikan wawasan kepada peserta didik tentang cara bertoleransi, saling menerima walaupun berbeda dalam segi fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial sehingga para peserta didik dapat menerapkan dalam kehidupan nyata ketika berinteraksi dengan siswa berkebutuhan khusus. Selanjutnya adalah agar para guru dapat berinovasi dalam memberikan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya diperlukan guru-guru yang mempunyai kemampuan dalam menguasai teknologi informasi dan materi pembelajaran yang bermakna bagi siswa dalam kehidupan sahari-hari dan lingkungan. Pembelajaran yang menggunakan media film ini diharapkan menjadi pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, belajar secara aktif, berbagai sumber disekitar siswa bisa digunakan sehingga siswa akan lebih kritis, dan guru lebih kreatif dengan melakukan pemilihan film secara selektif. Jika media film ini diseleksi dan dilakukan dengan baik oleh para pendidik tentunya sedikit banyak akan dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut.

Gambar

Tabel 4.1 Butir Instrumen Penerimaan Sosial yang Valid dan Reliabel.
Tabel 4.2 Data Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Tabel  4.3  Data  Skor  Kelompok  Kontrol  Sebelum  Perlakuan (Pre Test)
Tabel  4.4  Distribusi  Frekuensi  Skor  Pretest  Kelompok     Kontrol
+7

Referensi

Dokumen terkait

model pembelajaran Assisted Learning berbeda dengan hasil belajar metode ceramah dan terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran Assisted Learning dapat

Seperti pada film NGENEST, yang menjadi ciri khas dari film tersebut adalah gambaran sebuah perjalanan hidup Ernest sebagai kaum minoritas yaitu etnis Tionghoa

Menyampaikan seputar Pondok Pesantren.” 11 Pengurus pondok pesantren Shafwatul Qur’aniyah Banjarbaru selalu berinovasi kreatif dalam membuat konten media sosial

Dari dimensi kegagalan karena peletakan film, yang paling banyak terjadi adalah gambar obyek miring atau tidak sejajar dengan film dengan skala kadang sejumlah 52 responden

Proses kegiatan pembelajaran dengan metode Teams Games Tournament pada siklus I siswa terlihat bersemangat dan antusias mengikuti pelajaran hal ini terbukti dengan

Manajemen kelas adalah jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar

Dan dalam film ini juga menceritakan mitos di dalam masyarakat akan gerakan perlawanan terhadap sistem patriaki, dalam film ini perlawanan dilakukan dengan cara berjuang dalam

Sedangkan untuk mencari besarnya pengaruh metode Discovery dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII MTsN Kanigoro