• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena peneliti tidak mengontrol semua variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemandirian belajar IPS siswa, antara kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL dan kelas yang diajar dengan model siklus 5E.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Randomized Subject, Pretest-Posttest Group Design. Tabel 1. Desain Penelitian

Kelompok Awal Perlakuan

(Treatment) Akhir

Eksperimen 1 Y1 Ta Y2

Eksperimen 2 Y1 Tb Y2

(Sumber: Donald, 1982:356)

Keterangan:

Y1 = Pemberian Angket dan Observasi Awal

Ta = Perlakuan dengan model PBL Tb = Perlakuan dengan model siklus 5E

(2)

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kemandirian belajar

Kemandirian belajar merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh siswa untuk belajar aktif yang di dorong oleh motif menguasai kompetensi, dan di bangun berdasarkan bekal pengetahuan yang telah dimiliki. Kemandirian belajar berarti mengembangkan cara belajar aktif dan partisipatif siswa untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan dalam proses belajar tanpa terikat oleh guru atau teman sekelasnya, guru hanya berperan sebagai fasilitator saja.

Sedangkan cara-cara yang perlu diperhatikan dalam meingkatkan kemandirian belajar antara lain: 1) guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, 2) perencanaan pembelajaran dan tugas-tugas yang diberikan harus sesuai dengan karakteristik awal siswa, 3) guru perlu memperkaya dirinya terus menerus, 4) belajar mandiri juga menuntut adanya sarana dan sumber belajar yang memadai.

Adapun indikator dalam kemandirian belajar untuk mempermudah dalam pembahasan kemandirian belajar siswa adalah sebagai berikut.

(3)

Tabel 2. Indikator kemandirian belajar

No Indikator

1 Ketidaktergantungan terhadap orang lain 2 Memiliki kepercayaan diri

3 Berperilaku disiplin

4 Memiliki rasa tanggung jawab

5 Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri 6 Melakukan kontrol diri

2. Model PBL

Model belajar PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan yang nyata, dengan maksud agar siswa dapat menyusun sendiri pengetahuan dan mengembangkan kemandirian. Dalam proses pembelajaran model PBL peran seorang guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator.

Tujuan utama dari model PBL adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, sehingga mereka mampu memecahkan masalah yang tengah dihadapi. Dengan keaktifan pada diri siswa, akan mendorong siswa untuk menjadi pembelajar mandiri yang tidak tergantung pada peran seorang guru.

Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan model PBL dalam pembelajaran IPS sebagai berikut: 1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, 2) guru membantu siswa untuk mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan

(4)

permasalahan, 3) guru mendorong siswa untuk mendapatan informasi yang tepat, melaksanakan diskusi, mencari penjelasan dan solusi, 4) guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil yang tepat, 5) guru membantu siswa untuk melaksanakan refleksi terhadap investigasi dan proses-proses yang telah dilakukan.

3. Model siklus 5E

Model belajar siklus 5E merupakan salah satu model pembelajaran yang terdiri dari rangkaian tahap-tahap pembelajaran (engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation). Melalui model pembelajaran ini membantu siswa belajar dengan urutan yang sesuai dalam menghubungkan pengetahuan awal dengan konsep baru.

Tujuan utama dari model belajar siklus 5E adalah untuk memberikan kesempatan bagi siswa dalam mengeksplorasi lingkungan, serta mengembangkan konsep baru berdasarkan informasi yang diperoleh sehingga mampu menghubungkan dengan konsep lama yang telah dimiliki.

Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan model siklus 5E dalam pembelajaran IPS sebagai berikut: 1) guru memberikan pertanyaan awal kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal, 2) guru membagi siswa dalam kelompok diskusi dan menyuruh siswa untuk melakukan diskusi kelompok,

(5)

3) guru menyuruh siswa untuk menyampaikan hasil diskusi, 4) guru bersama siswa menyimpulkan konsep, 5) guru mengevaluasi hasil dan memberikan tugas.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2013, disesuaikan dengan waktu mata pelajaran IPS pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013. Jumlah populasi adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 173 siswa.

2. Sampel

Sampel penelitian ini diambil dari sebagian populasi yang terdiri dari peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013. Sampel penelitian ini diambil 2 kelas, yaitu kelas VIII B dan VIII C. Sampel sebanyak 70 siswa yang terdiri dari 35 siswa kelas VIII B dan 35 siswa kelas VIII C yang berasal dari SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.

(6)

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah Simple Random Sampling, yaitu dengan cara mengundi untuk mencari dua kelas dari lima kelas secara acak. Dalam pengambilan sampel peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama, dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Penentuan kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dilakukan dengan pelemparan uang logam sehingga kedua kelas mempunyai peluang yang sama. Kelas eksperimen I mendapat perlakuan pembelajaran menggunakan model belajar PBL, dan kelas eksperimen II mendapat perlakuan pembelajaran menggunakan model siklus 5E. Akhirnya didapat kelas VIII B sebagai kelas eksperimen 1 (kelas yang diajar dengan model PBL) dan kelas VIII C sebagai kelas eksperimen 2 (kelas yang diajar dengan model siklus 5E).

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar awal siswa sebelum di berikan perlakuan dan kemandirian belajar akhir siswa setelah diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah dengan model PBL untuk kelas eksperimen 1 dan perlakuan dengan model siklus 5E untuk kelas eksperimen 2. Data kemandirian belajar siswa di peroleh dari:

(7)

1. Observasi

Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan mengenai kemandirian belajar siswa selama pembelajaran IPS berlangsung baik menggunakan model belajar PBL maupun model siklus 5E. Observasi juga dilakukan kepada guru dengan melakukan pengamatan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan oleh guru baik menggunakan model PBL maupun model siklus 5E. Observasi yang dilakukan adalah observasi berencana. Pengambilan data dari lembar observasi dilakukan pada saat diberi perlakuan, baik itu kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2. Hasil observasi siswa digunakan sebagi data utama dalam melihat kemandirian belajar IPS siswa.

2. Angket

Angket dalam penelitian ini merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang diberikan kepada siswa untuk memperoleh sejumlah informasi tentang kemandirian belajar IPS siswa. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemandirian awal siswa sebelum diberi perlakuan dan kemandirian akhir siswa setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan model belajar PBL dan model siklus 5E. Hasil angket sebagai data pendukung kemandirian belajar IPS awal dan akhir siswa.

(8)

3. Tes

Tes yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran setelah diterapkan model PBL dan model siklus 5E. Selain itu tes dalam penelitian ini digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model belajar PBL maupun model siklus 5E. Hasil dari tes ini juga dapat digunakan sebagai acuan bahwa dengan kemandirian belajar tinggi, maka hasil belajar siswa juga akan lebih baik.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencari dan melengkapi data. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil UAS mata pelajaran IPS siswa kelas VIII B dan VIII C semester 1, instrument pembelajaran, serta data profil sekolah. F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data penelitian terdiri dari tiga instrument yaitu Lembar Observasi Kemandirian Belajar, Lembar Angket Kemandirian Belajar, dan Lembar Tes Hasil Belajar.

1. Lembar Observasi Kemandirian Belajar

Data kemandirian belajar yang diperoleh dari observasi berupa penilaian skor, “Ya” diberikan skor 1 dan “Tidak” diberikan skor 0. Apabila siswa melakukan tindakan seperti yang tertulis pada

(9)

lembar observasi maka diberi tanda pada kata “Ya”, sebaliknya apabila siswa tidak melakukan tindakan seperti yang tertulis pada lembar observasi maka diberi tanda pada kata “Tidak”.

Untuk mengetahui klasifikasi tingkat kemandirian belajar siswa berdasarkan kriteria prosentase, dapat dilihat berdasarkan tabel 3.

Tabel 3. Klasifikasi Persentase untuk Skor Hasil Observasi.

Persentase Kriteria ≤ 54% Kurang sekali 55-59% Kurang 60-75% Cukup 76-85% Baik 86-100% Sangat baik

Sumber: Ngalim Purwanto(1994: 103)

Kisi-kisi lembar observasi kemandirian belajar siswa disajikan dalam tabel 4 berikut:

(10)

Tabel 4. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kemandirian Belajar Siswa

No Indikator Aktivitas Siswa

No Item

1 Tidak

tergantung orang lain

a. Menyiapkan keperluan pelajaran IPS sebelum pelajaran dimulai.

1 b. Memiliki buku pegangan mata

pelajaran IPS (kelas VIII semester 2)sendiri.

2

c. Mengerjakan latihan (permasalahan) yang diberikan dengan kemampuan sendiri. 3 2 Memiliki kepercayaan diri. a. Menyampaikan pendapat (argumentasi) sendiri tanpa adanya pengaruh teman pada saat pembelajaran atau diskusi dalam di kelas.

4

3 Berperilaku disiplin

a. Tepat waktu masuk kelas pada pelajaran IPS.

5 b. Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas IPS yang di berikan

6 c. Melakukan kegiatan belajar yang akan dilakukan dalam pembelajaran sesuai perintah guru

7

4 Memiliki tanggung jawab

a. Melaksanakan diskusi di kelas dengan tenang.

8 b. Melaksanakan diskusi di kelas dengan sungguh-sungguh.

9

5 Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri.

a. Mencatat hasil diskusi kelas berdasarkan inisiatif sendiri (tidak disuruh guru).

10

6 Melakukan kontrol diri.

a. Tidak meniru jawaban teman kelompok lain.

11 b. Fokus pada diskusi kelas pada materi pelajaran IPS.

(11)

Kisi-kisi lembar observasi guru disajikan dalam tabel 5 dan tabel 6 berikut.

Tabel 5. Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Keterlaksanaan Model PBL Aspek yang Diamati Indikator No Item Tahap-tahap Penerapan Model PBL dalam Pembelajaran 1. Persiapan a. Membuka pembelajaran b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Apersepsi 2. Pelaksanaan

a. Membahas tujuan pelajaran, mendeskripsikan dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah

b. Membantu siswa untuk mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahan

c. Mendorong siswa untuk mendapatan informasi yang tepat, melaksanakan diskusi, mencari penjelasan dan solusi

d. Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil yang tepat, seperti laporan, model-model

e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan

3. Penutup

a. Menyimpulkan materi pelajaran. b. Memberikan tes pada siswa c. Mengakhiri pembelajaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

(12)

Tabel 6. Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Keterlaksanaan Model Siklus 5E Aspek yang Diamati Indikator No Item Tahap-tahap Penerapan Model Siklus 5E dalam Pembelajaran 1. Persiapan a. Membuka pembelajaran b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Apersepsi 2. Pelaksanaan

a. Pemberian pertanyaan awal untuk memancing pengetahuan siswa

b. Pembagian kelompok diskusi dan membimbing siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok dengan mengerjakan LKS

c. Meminta perwakilan setiap kelompok untuk melaporkan hasil diskusi ke depan kelas d. Memberikan informasi tambahan

kepada siswa tentang materi yang telah didiskusikan, dan menarik kesimpulan utama dari berbagai pendapat setiap kelompok

e. Melakukan penilaian terhadap hasil kerja kelompok maupun individu

3. Penutup

a. Menyimpulkan materi pelajaran. b. Memberikan tes pada siswa c. Mengakhiri pembelajaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2. Angket Kemandirian Belajar

Skala angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah summated rating scale (skala likert). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini

(13)

menggunakan angket dengan bentuk checklist yang berupa pernyataan positif , siswa hanya memilih salah satu jawaban dari 4 kategori yang disediakan. Skor jawaban berturut-turut 4 untuk SL (Selalu), 3 untuk SR (Sering), 2 untuk K (Kadang-kadang), 1 untuk TP (Tidak Pernah). Pemberian bobot nilai kemandirian belajar disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Bobot Penilaian Angket Kemandirian Belajar

Alternatif Jawaban Bobot Penilaian

SL 4

SR 3

K 2

TP

1

Untuk mengetahui klasifikasi tingkat kemandirian belajar siswa berdasarkan kriteria prosentase, dapat dilihat berdasarkan tabel 8.

Tabel 8. Klasifikasi Persentase untuk Skor Hasil Angket. Persentase Kriteria 54% Kurang sekali 55-59% Kurang 60-75% Cukup 76-85% Baik 86-100% Sangat baik

Sumber: Ngalim Purwanto(1994: 103)

(14)

Tabel 9. Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belajar

3. Tes

Tes hasil belajar IPS siswa ini diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda (multiple choices) yang diberikan pada akhir pembelajaran setelah kedua kelas eksperimen diberi perlakuan. Instrumen tes hasil belajar IPS siswa ini berjumlah 10 nomor tentang materi permasalahan tenaga kerja di Indonesia dan peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya. Masing-masing nomor memiliki lima alternatif jawaban (a, b, c, d, atau e) dengan salah satu jawaban benar. Penilaian dalam tes ini apabila jawaban benar diberi skor 1 dan apabila jawaban salah diberi skor 0. Adapun kisi-kisi instrument tes disajikan pada tabel 10 di bawah ini.

No Indikator No. Butir Jml

1 Ketidaktergantungan terhadap orang lain.

1, 2, 3, 4 4 2 Memiliki kepercayaan

diri.

5, 6, 7 3 3 Berperilaku disiplin. 8, 9, 10 3 4 Memiliki rasa tanggung

jawab.

11, 12, 13 3 5 Berperilaku berdasarkan

inisiatif sendiri.

14, 15, 16 3 6 Melakukan kontrol diri. 17, 18 2

(15)

Tabel 10. Kisi-Kisi Instrumen Tes

Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Soal No. Item Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangann ya a. Mengidentifikasi permasalahan tenaga kerja di Indonesia b. Menjelaskan peranan pemerintah dalam upaya penanggulangan permasalahan ketenagakerjaan 5 soal 5 soal 1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9, 10 4. Checklist dokumentasi

Checklist dokumen digunakan untuk memastikan bahwa semua dokumen yang digunakan dalam penelitian terdokumentasi dengan baik.

G. Uji Validitas

Uji validitas instrument dalam penelitian ini dilakukan dengan validitas isi dan konstruk.

1. Validitas Isi

Validitas isi dilakukan untuk mengetahui derajat di mana sebuah instrumen mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Validitas isi dalam penelitian ini ditilik dari segi isi instrument sebagai alat pengukur kemandirian belajar. Validitas isi ini ditentukan melalui pertimbangan para ahli, dalam penelitian ini validitas isi ditentukan oleh pertimbangan dosen pembimbing.

(16)

Selain itu validitas isi dalam penelitian ini juga ditentukan dari saran-saran anggota dalam seminar proposal skripsi.

2. Validitas Konstruk

Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melibatkan hipotesis testing yang dilihat dari teori yang menyangkut dengan konstruk yang relevan. Validitas konstruk dalam penelitian ini digunakan untuk menunjukkan suatu instrument mengukur sebuah konstruk sementara. Dalam penelitian ini validitas konstruk ditentukan oleh pertimbangan dosen pembimbing.

H. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus H.J.X. Fernandes. Uji reliabilitas observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh dua pengamat, dengan kategori “Ya” dan “Tidak”. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas observasi adalah sebagai berikut:

KK=

Dengan keterangan:

KK = koefisien kesepakatan

S = sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama

=

jumlah kode yang dibuat pengamat 1 = jumlah kode yang dibuat pengamat 2

(17)

I. Teknik Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemandirian belajar IPS siswa antara kelas yang diajar dengan model belajar PBL dan kelas yang diajar dengan model siklus 5E. Data utama dari kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi. Data dari lembar observasi awal dan akhir dianalisis menggunakan program SPSS 20, kemudian di Uji-t. Sedangkan angket awal untuk mengetahui kemandirian awal siswa, kemudian angket akhir sebagai pendukung dan pembanding angket awal. Data hasil angket kemudian di prosentase kemudian dibandingkan. Data hasil tes dianalisis dengan menggunakan prosentase.

Data kemandirian belajar siswa dari observasi dianalisis menggunakan statistik parametris karena dalam penelitian ini untuk mengetahui parameter atau ukuran suatu populasi yang dilihat melalui data yang diperoleh dari sampel. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji persyaratan analisis dan uji hipotesis.

1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan terhadap sebaran data untuk tiap-tiap kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 secara

(18)

terpisah tujuannya adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari tiap-tiap kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Data tersebut normal jika probabilitas atau probabilitas (sig) > 0,05 pada uji normalitas kolmogorov smirnov.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui kedua data tersebut homogen atau tidak dengan cara membandingkan kedua variansnya. Pengujian homogenitas dilakukan terhadap sebaran data dari kedua kelas yaitu kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 secara bersamaan tujuannya adalah untuk mengetahui apakah varians dari data kedua kelas eksperimen tersebut homogen atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji homogenitas varians. Data tersebut homogen jika probabilitas (sig) > 0, 05.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kemandirian belajar kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Uji ini dapat dilakukan apabila kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berdistribusi normal dan homogen. Penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan

(19)

(Uji-t) untuk rata-rata sampel independen. Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan analisis Independent Sampel T-test. Hipotesa yang digunakan untuk uji t-test adalah sebagai berikut:

H0 :

µ

1 =

µ

2

H1 :

µ

1

µ

2

Setelah dilakukan uji t maka nilai rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel pada taraf nyata dan derajat bebas tertentu. Hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) yang

merupakan hipotesis komparatif dua variabel dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. H0: Tidak ada perbedaan kemandirian belajar IPS siswa dengan

penerapan model belajar PBL dan model siklus 5E.

b. H1: Ada perbedaan kemandirian belajar IPS siswa dengan

penerapan model belajar PBL dan model siklus 5E.

Kriteria penerimaan atau penolakan H0 pada taraf signifikansi 0,05 dengan menggunakan program SPSS versi 20 adalah jika thitung >

ttabel maka H0 ditolak, akan tetapi jika thitung < ttabel maka H0 diterima. Penerimaan atau penolakan H0 juga dapat dilihat melalui probabilitas (sig) yaitu jika Sign > 0,05 maka H0 diterima, dan sebaliknya jika probabilitas (sig) yaitu < 0,05 maka H0 ditolak. Penetapan sig 0,05 karena penelitian ini akan dikembangkan untuk penelitian pendidikan dan sosial maka tingkat sig 0,05 atau 5% dianggap sudah baik, ini berbeda dengan penelitian kesehatan, pada penelitian penetapan sig (1)

(20)

atau tungkat kesalahan biasanya lebih kecil dari 0,05 karena apabila kesalahan besar akan berakibat fatal.

Pengujian hipotesis perbedaan kemandirian belajar siswa dilakukan terhadap nilai standard gain. Perhitungan standard gain untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar awal dan akhir pada lembar observasi untuk kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.

Persamaan untuk menentukan standard gain adalah sebagai berikut:

keterangan :

GST = standard gain XMaks= skor maksimum X1 = skor awal X2 = skor akhir ) ( ) ( 1 1 2 X X X X G Maks ST − − = (2)

Gambar

Tabel 1. Desain Penelitian
Tabel 2. Indikator kemandirian belajar
Tabel 3. Klasifikasi Persentase untuk Skor Hasil Observasi.
Tabel  4.  Kisi-Kisi  Lembar  Observasi  Kemandirian  Belajar  Siswa
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Margono, (2010: 170) tes ialah seperangkat rangsangan atau (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan

Ha : Ada perbedaan selisih peningkatan hasil belajar geografi menggunakan model pembelajaran Collaborative Learning antara Team Games Tournament dan Make A Match

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN DI SMKN 6 BANDUNG..

Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah nyata ( real world) untuk memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model

Refleksi dilakukan dengan mengunakan penilaian dan evaluasi hasil belajar siswa dengan mengunakan model pembelajaran make a match. Refleksi ini dilakukan setiap siklus

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kondisi siswa di kelas. Kondisi siswa di kelas akan dipengaruhi

1) Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur prestasi belajar siswa sebelum diberi perlakuan baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 2) Memberikan

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar PKn setelah diberi perlakuan berupa model pembelajaran berbasis deep dialogue and