• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan terlebih dahulu dari pengamatan/observasi dari keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Herry Sanoto (2014:35) Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan dalam konteks penelitian, penelitian tindakan (action research), sering dibicarakan dalam konteks penelitian, khususnya penelitian dalam hal pengembangan proses pembelajaran di tingkat kelas atau sekolah.

3.2 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.2.1 Setting Penelitian

Setting penelitian ini dilakukan di SDN Kutowinangun 11, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Setting penelitian di kelas V atas dasar dari kesepakatan peneliti dan guru kelas.

Waktu pelaksanaan penelitian pembelajaran siklus I dan siklus II dimulai dari bulan April sampai selesai.

1. Pra Siklus pada hari Senin tanggal 01 April 2016

a. Siklus I pertemuan 1 pada hari Senin, tanggal 2 Mei 2016 Pertemuan 2 pada hari Rabu 4 Mei 2016

b. Siklus II pertemuan 1 pada hari Senin 9 Mei 2016 Pertemuan 2 pada hari Selasa 10 Mei 2016.

Dalam pelaksanaan perbaikan peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada kepala sekolah serta sudah mendapat dukungan dari kepala sekolah dan wali kelas.

(2)

3.2.2 Karakteristik Subjek Penelitan

Dari jumlah semua siswa kelas V SDN Kutowinangun 11 sebanyak 24 siswa, siswa perempuan 8 siswa, siswa laki-laki 16 siswa. Krakteristik siswa kelas V tidak sama ada siswa yang nakal, dan ada juga pada waktu guru mengajar tidak memperhatikan guru didepan kelas. Selain itu juga ada siswa yang minder/takut mengeluarkan pendapatnya karena takut salah. Dengan perbedaan karakteristik siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebagai guru kita harus mengubah sifat pribadi siswa dengan mengunakan berbagai cara untuk mendidik siswa tersebut.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010 :38-39) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditatapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Slameto (2015: 195) Variabel didefinisi sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Dalam penelitian ini dilakukan dengan dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas:

1. Variabel terikat merupakan variabel yang berfokus pada hasil belajar pada pelajaran IPA

2. Slameto (2015:198) Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas yaitu meliputi model pembelajaran make a

match.

3.4 Prosedur Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam bahasa

inggris PTK disebut Classroom Action Research (CAR). Jadi PTK merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang dimulai dari perencanaan(planning), aksi atau tindakan (acting) dan observasi(observing) serta refleksi (reflecting). Menurut Arikunto (2008:20 ) menyatakan bahwa ada empat

(3)

tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Slameto (2015:423) prosedur, alat, dan teknik (metode, sumber data, cara pengumpulan data, cara menganalisis data dan cara menyimpulkan ) yang dipilih dan dipakai peneliti untuk melaksanakan penelitian.

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Arikanto, Suhardjono, dan Supardi ( 2007 :16)

Perencanaan Siklus I Siklus II Pengamatan Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Pelaksanaan Refleksi Pengamatan

(4)

3.5 Rencana Tindakan 3.5.1 Siklus I

3.5.1.1 Perencanaan

Dalam perencanaan penelitian ini menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat didalam pembelajaran yang berupa lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi siswa, instrument dan evaluasi yang berupa soal-soal, serta alat-alat/media yang digunakan dalam pembelajaran.

3.5.1.2 Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini guru mengunakan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran make a match yang bersangkutan kepada RPP, LKS, dan peran guru dalam mengajar, beserta yang bersangkutan pada pembelajaran.

3.5.1.3 Observasi

Dari observasi ini dilakukan oleh peneliti, guru kelas, sesuai dengan hasil observasi dan pengamatan yang didapatkan dengan skor-skor yang di siapkan oleh peneliti. Dari pengamatan observasi ini peneliti mengamati aktivitas guru dalam mengajar serta dengan pengamatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran.

3.5.1.4 Refleksi

Refleksi dilakukan dengan mengunakan penilaian dan evaluasi hasil belajar siswa dengan mengunakan model pembelajaran make a match. Refleksi ini dilakukan setiap siklus dan penilaian siswa di atas KKM, atau dikatakan tuntas dengan nilai di atas 67. Jika pada evaluasi hasil belajar siklus I tidak berhasil maka dilanjutkan siklus II.

Setelah melakukan pembelajaran siklus I, peneliti dan guru kelas melakukan refleksi dari hasil pembelajaran. Berdasarkan observasi siklus I pelaksanaan tindakan dengan mengunakan model make a match maka dilakukan dengan berdiskusi dengan guru/wali kelas V, sehingga dapat ditarik kesimpulanya bahwa kelebihan dalam mengunakan model make a match dapat membantu dalam proses belajar. Kelebihan

(5)

dalam pembelajaran make a match : 1) Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan sehingga dalam pembelajaran tidak membosankan, 2) Materi pembelajaran yang di sajikan lebih menarik perhatian siswa, 3) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa, 4) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran, 5) kerja sama antar sesame siswa terwujud dan dinamis, dan 6) munculnya dinamika gotong- royong yang merata di seluruh siswa. Pada hasil pembelajaran siklus I masih banyak yang di bawah KKM 67.

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I pertemuan 1 NO ASPEK YANG DIAMATI

SKOR 1 2 3 4 A PRA PEMBELAJARAN

1 Salam dan doa pembukaan

2 Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 3 Memeriksa kesiapan siswa

B MEMBUKA PEMBELAJARAN

4 Melakukan kegiatan apersepsi

5 Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran

C KEGIATAN INTI PEBELAJARAN Make a Match

6

Membentuk siswa dalam kelopok (4-5 siswa per kelompok

7

Menjelaskan materi yang mendukung tugas yang akan dikerjakan kelompok

8 Menjelaskan teknis kerja

9 Membagikan lembar kerja kelompok 10 Membimbing siswa kerja kelompok

11 Mengarahkan siswa presentasi kerja kelompok 12 Memberi penghargaan terhadap jawaban siswa

(6)

13 Menyajikan pembelajaran sesuai tema

14

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa

15 Menunjukan penguasaan terhadap materi 16 melaksanakan pembelajaran secara runtut 17 Menguasai kelas

E PEMANFAATAN MEDIA/SUMBER BELAJAR

18 Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media 19 Melibatkan Siswa dalam penggunaan media

20 Menggunakan media secara efektif dan efisien

F

PEMBELAJARAN YANG MEMICU DAN MEMELIHARA KEAKTIFAN SISWA

21

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

22 Merespon secara aktif partisipasi siswa

23

Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar

34 Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 25 Menunjukan hubungan pribadi yang konduktif

26

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

G PENUTUP

27

Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

28 Membuat kesimpulan bersama dengan siswa 29 Melaksanakan tindakan lanjut

Jumlah Total Skor

(7)

Tabel 3.2

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan I NO

ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1 2 3 4 A PRA PEMBELAJARAN

1 Siswa menempati tempat duduk masing-masing 2 Kesiapan menerima pembelajaran

B KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN

3 Mampu menjelaskan materi terdahulu 4 Memperhatikan secara saksama ketika guru

menyampaikan materi dan tujuan yang akan dicapai

C KEGIATAN INTI

5 Memperhatikan dengan serius ketika guru menjelaskan materi

6 Aktif bertanya saat proses penjelasan materi 7 Ada interaksi positif diantara siswa

8 Memiliki pemahaman yang sama tentang materi yan dijelaskan

D PENDEKATAN/STRATEGI PEMBELAJARAN

9 Siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran 10 Siswa menyampaikan pendapat

11 Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran

12 Saat mengikuti pembelajaran siswa tidak tegang 13 Siswa merasa senang dengan strategi yang

dilakukan

(8)

14 Adanya interaksi positif saat media pembelajaran disajikan

15 Antusiasme siswa menggunakan media pembelajaran

16 Siswa senang menggunakan media yang disajikan

F PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

17 Siswa merasa terbimbing

18 Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaa guru dengan benar

G PENUTUP

19 siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran secara runtut

20 Siswa secara aktif membuat kesimpulan

TOTAL SKOR

3.5.2 Siklus II 3.5.2.1 Perencanaan

Pada perencanaan siklus II rencana perbaiki dari siklus I, serna menyempurnakan model pembelajaran make a match. Pada tahap ini peneliti bersama guru/dosen menyusun RPP yang akan diajarkan serta menetapkan indikator kinerja dalam pembelajaran.

3.5.2.2 Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus II yang harus diperhatikan penelitian adalah: perbaiki tindakan siklus I yang berdasarkan hasil refleksi, dalam pelaksanaan guru mengunakan pembelajaran dengan model pembelajaran make a match yang mengacu pada RPP dan lembaran hasil kerja siswa, memantau proses pembelajaran dan pelaksanaan pada saat pembelajaran.

(9)

3.5.2.3 Observasi

Pada observasi siklus II, dilakukan dengan pengamatan pembelajaran IPA pada saat pembelajaran dilakukan oleh guru.

3.5.2.4 Refleksi

Pada tahap siklus II sudah selesai, maka yang dilakakan adalah analisis semua data yang diperoleh dari hasil evaluasi belajar siswa pada saat pembelajaran. Jika hasil nilai siswa di atas 67 maka dikatakan tuntas. Apabila hasil evaluasi pada siklus ini menunjukan pencapaian inkator kinerjanya meningkat maka dapat di simpulkan bahwa melalui model pembelajaran make a match siswa kelas V SDN Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salitiga meningkat dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan refleksi siklus II pelaksanaan tindakan dengan model make a

match, maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi bersama guru kelas, sehingga

dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan proses pembelajaran model make a match siswa dapat bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran karena dalam pembelajaran sangat menyenangkan sehingga siswa dengan semangat mengikuti pembelajaran. Yang membuat siswa senang mengikuti pembelajaran karena siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa di minta bekerja sama dan bertanggung jawab dalam belajar. Kekurangan selama pembelajaran siklus II dengan mengunakan model make a match antara lain :

1. Pada awal pembelajaran di perlukan bimbingan guru lebih baik agar proses pembelajaran berjalan dengan baik

2. Waktu yang dilakukan berlebihan sehingga siswa kebanyakan bermain 3. Guru perlu menyiapkan bahan terlebih dahulu

(10)

Tabel 3.3

Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II pertemuan 1

NO ASPEK YANG DIAMATI

SKOR 1 2 3 4 A PRA PEMBELAJARAN

1 Salam dan doa pembukaan

2 Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 3 Memeriksa kesiapan siswa

B MEMBUKA PEMBELAJARAN

4 Melakukan kegiatan apersepsi

5 Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran

C KEGIATAN INTI PEBELAJARAN Make a Match

6

Membentuk siswa dalam kelopok (4-5 siswa per kelompok

7

Menjelaskan materi yang mendukung tugas yang akan dikerjakan kelompok

8 Menjelaskan teknis kerja

9 Membagikan lembar kerja kelompok 10 Membimbing siswa kerja kelompok

11 Mengarahkan siswa presentasi kerja kelompok 12 Memberi penghargaan terhadap jawaban siswa

D PENDEKATAN/STRATEGI PEMBELAJARAN

13 Menyajikan pembelajaran sesuai tema

14

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa

15 Menunjukan penguasaan terhadap materi 16 melaksanakan pembelajaran secara runtut 17 Menguasai kelas

(11)

18 Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media 19 Melibatkan Siswa dalam penggunaan media

20 Menggunakan media secara efektif dan efisien

F

PEMBELAJARAN YANG MEMICU DAN MEMELIHARA KEAKTIFAN SISWA

21

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

22 Merespon secara aktif partisipasi siswa

23

Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar

34 Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 25 Menunjukan hubungan pribadi yang konduktif

26

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

G PENUTUP

27

Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

28 Membuat kesimpulan bersama dengan siswa 29 Melaksanakan tindakan lanjut

Jumlah Total Skor

(12)

Tabel 3.4

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan 2

NO

ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1 2 3 4 A PRA PEMBELAJARAN

1 Siswa menempati tempat duduk masing-masing 2 Kesiapan menerima pembelajaran

B KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN

3 Mampu menjelaskan materi terdahulu 4 Memperhatikan secara saksama ketika guru

menyampaikan materi dan tujuan yang akan dicapai

C KEGIATAN INTI

5 Memperhatikan dengan serius ketika guru menjelaskan materi

6 Aktif bertanya saat proses penjelasan materi 7 Ada interaksi positif diantara siswa

8 Memiliki pemahaman yang sama tentang materi yan dijelaskan

D PENDEKATAN/STRATEGI PEMBELAJARAN

9 Siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran 10 Siswa menyampaikan pendapat

11 Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran

12 Saat mengikuti pembelajaran siswa tidak tegang 13 Siswa merasa senang dengan strategi yang

dilakukan

E PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN

(13)

disajikan

15 Antusiasme siswa menggunakan media pembelajaran

16 Siswa senang menggunakan media yang disajikan

F PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

17 Siswa merasa terbimbing

18 Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaa guru dengan benar

G PENUTUP

19 siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran secara runtut

20 Siswa secara aktif membuat kesimpulan

TOTAL SKOR

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.6.1 Teknik pengumpulan data

3.6.1.1 Observasi

Slameto(2015:232) observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Obsevasi merupakan suatu pembelajaran dengan pengamatan langsung yang dilakukan dengan proses penelitian yang melalui model pembelajaran yang secara langsung/nyata.

3.6.1.2 Tes

Menurut Suryanto, Adi dkk (Wardani dan Slameto 2012:10) Tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang di rencanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang di anggap benar. Dalam melakukan tes untuk melihat kemampuan dan hasil belajar siswa yang bersifat tertutup. Dengan tes ini dilakukan setelah pembelajaran setiap siklus dilakukan. Jadi tujuan tes ini agar

(14)

bisa mengetahui dimana dalam belajar siswa dapat menangkap materi dengan baik. Apakah dengan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Kutowinagun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun ajaran 2015/2016.

3.6.2 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan penelitian yaitu mengunakan non tes.

3.6.2.1 Non Tes

Non tes berupa lembar observasi hasil belajar siswa, yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, perubahan sikap atau perilaku siswa. Dengan mengunakan Non Tes peneliti bisa mengetahui keberhasilan belajar siswa. Bentuk penilaian non tes ini merupakan lembar penilaian yang digunakan, dengan mengunakan lembar aktivitas siswa. Dengan lembaran aktivitas seorang guru bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3.7 Indikator Kinerja

Indikator yang di gunakan untuk keberhasilan dalam penelitian ini mengunakan dua siklus yaitu siklus satu dan siklus dua. Penelitian dianggap berasil apabila pada akhir siklus 2 ada peningkatan hasil belajar 80% siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan KKM 67.

3.8 Analisis Data

Menurut Slameto (2015:276) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data (yang telah dikumpulkan dengan berbagai cara seperti: wawancara, angket, tes, dst) dengan cara mengorganisasikan data kedalam suatu kategori, menjabarkan kedalam bab-bab, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari lebih lanjut dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis data dari prosedur penelitian ini yang dipergunakan adalah model pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran dilakukan dengan cara meningkatkan aktivitas belajar bersama sejumlah peserta didik dalam satu

(15)

kelompok. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekan pada kesadaran peserta didik untuk saling membantu mencari dan mengolah informasi, mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan.

Data yang telah di peroleh akan dianalisi dengan mengunakan deskritif komperatif untuk data kuantitatif yaitu menbandingkan nilai kondisi awal, nilai tes setealah siklus 1, dan II. Sedangkan unutk data kualitatif dianalisi mengunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil dari observasi.

Kriteria ketuntasan minimal di SDN Kutowinangun 11 untuk mata pelajaran IPA kelas V adalah 67.

Tabel 3.5

Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Kriteria Penilaian Kualifikasi

≥ 67 (KKM=67) Tuntas

< 67(KKM=67) Tidak Tuntas

Pedoman penilaian hasil belajar siswa

Rumus : ∑ Jumlah benar X 100 Jumlah siswa

Keterangan :

∑ : jumlah benar soal ∑ : jumlah siswa

3.9 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 16 siswa dan perempuan sebanyak 8 siswa, serta satu orang guru yang mengampu mata pelajaran IPA di kelas tersebut.

(16)

3.10 Uji Validitas dan Reliabelitas Instrumen 3.10.1 Uji Validitas Tes

Arikunto (2006:168), “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan suatu instrument”. Uji validitas instrumen ini bertujuan untuk menguji instrumen tiap item soal antara invidu setelah pembelajaran dengan mengunakan model make a match.

Menurut Judjono, A. (dalam Wardani dan Slameto 2012:85) Validitas yaitu

ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur apa yang seharusnya. Uji validitas mengunakan SPSS 17,0.

Tabel 3.6

Rentang Indeks Validitas

No Indeks Interprensi 1 0,81 - 1,00 Sangat tinggi 2 0,61 - 0,80 Tinggi 3 0,41 - 0,60 Cukup 4 0,21 - 0,40 Rendah 5 0,00 - 0,20 Sangat rendah Tabel 3.7 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted soal1 20.74 11.020 .104 .628 soal2 20.78 11.632 .225 .626 soal3 20.52 10.711 .215 .614 soal4 20.87 9.664 .572 .568 soal5 20.22 11.632 .000 .626 soal6 20.70 12.130 -.213 .665 soal7 20.78 10.632 .225 .613 soal8 20.22 11.632 .000 .626

(17)

soal9 20.70 10.949 .125 .625 soal10 20.22 11.632 .000 .626 soal11 20.57 10.711 .215 .614 soal12 20.78 9.723 .523 .573 soal13 21.00 10.545 .332 .601 soal14 20.52 11.170 .077 .599 soal15 20.78 10.632 .225 .626 soal16 20.74 10.565 .243 .636 soal17 20.30 11.040 .266 .612 soal18 20.87 12.119 -.213 .663 soal19 20.74 10.565 .243 .610 soal20 20.22 10.632 .225 .626 soal21 20.39 10.340 .458 .590 soal22 20.65 9.328 .661 .553 soal23 20.30 10.949 .315 .626 soal24 20.65 10.419 .292 .604 soal25 20.39 10.613 .344 .601 soal26 20.30 10.949 .315 .632 soal27 20.00 10.545 .332 .626 soal28 20.30 10.949 .315 .608 soal29 20.74 10.565 .243 .628 soal30 20.26 11.292 .212 .618

(18)

Tabel 3.8

Kisi-kisi soal uji ketingkatan soal (sesudah diuji validitas) SK dan KD Indokator Jumlah

soal Valid Tidak valid SK: 7 Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam KD: 7.4 Mendiskripsikan proses daur air dan yang dapat mempengaruhiny a 1. Menjelaskan tentang proses daur air 9 2,3,17,21,22, 24,25,28 1 2. Menjelaskan manfaat air bagi kehidupan 6 1,12,13,15,16 14 3. Menjelaskan aktivitas manusia yang dapat merusak proses daur air 9 4,6,7,9,18,19 5, 8 dan 10 4. Menjelaskan cara menghemat air 6 20,23,26,27,2 9,30 3.10.2 Uji Reliabilitas

Wardani, dkk (2010:344) rebialitas tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan dan ajeg. Wardani dan Slameto( 2012:86 ) Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajag. Menurut Sudjana (2011:14). Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil

(19)

yang relative sama. Slameto (2015:432) reliabelitas merupakan keadaan dimana suatu pengujianmenghasilkan pengukuran yang sama dengan hal yang duukur.

Kerlinger (dalam Wardani dan Slameto 2012: 86 ) mengemukakan bahwa reliabilitas dapat di ukur tiga criteria yaitu: (1) Stability, adalah kriteria yang menunjuk pada keajengan (konsistensi) hasil yang di tunjukkan alat ukur dalam mengukur gejala yang sama, pada waktu yang brbeda, (2) Dependability, yaitu kriteia yang mendasarkan diri pada kemantapan alat ukur atau seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan, (3) Predictability, karena perilaku merupakan proses yang saling berkait dan berkesinambungan, maka criteria ini mngidealkan alat ukur yang dapat diramalkan hasilnya dan meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya.

Tabel 3.9

Rentang Indeks Reliabelitas No Indeks Interpretasi 1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel 2 < 0,80 – 0,60 Reliabel 3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel 4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel 5 < 0,20 Kurang reliabel Tabel 3.10 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .745 30

(20)

3.10.2 Analisi Taraf Kesukaran

Slameto (dalam Wardani dkk 2012: 81 ) tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semangkin besar tingkat kesukaran berarti soal itu semangkin mudah, demikian juga sebaliknya semangkin rendah tingkat sesukaranya berarti soal itu mangkin sukar. Rumus untuk mencari kesukaran soal antara lain :

Tabel 3.11

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

Sukar 0.00-0.25 Sedang 0.26- 0.75 Mudah 0.76- 1.00 B P = ---- N Keterangan :

B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul N = Jumlah peserta didik

P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah keseluruhan

peserta didik atau

P = Proporsi peserta didik yang menjawab benar. Tabel 3.12

Indeks Kesukaran Instrumen Soal Siklus I

Kriteria No Soal Jumlah

Sukar 5,8,10,14, 4

Sedang 2,3,4,6,7,11,12,13,15,16,17,18,19,20,21,22,23, 24,25,26,27,28,29,30

24

(21)

Tabel 3.13

Indeks Kesukaran Instrumen Soal Siklus II

Kriteria No Soal Jumlah

Sukar 7,13 2

Sedang 1,3,4,6,9,11,12,14,16,18,19,22,24,29 14

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas  Arikanto, Suhardjono, dan Supardi ( 2007 :16)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Pendit (2007), terdapat beberapa bentuk pengecualian doktrin fair use terhadap koleksi digital seperti yang tersirat dalam Pasal 15 UU No.19 Tahun 2002, dengan syarat bahwa

Tanaman jagung yang terinfeksi penyakit hawar daun pada fase vegetatif menyebabkan tingkat penularan yang lebih berat dibanding bila penularan terjadi pada tanaman yang lebih tua

b) Analisis siswa ; Langkah yang dilakukan pada tahap ini menelaah karakteristik siswa yang sesuai dengan materi yang dikembangkan. Pada tahap ini peneliti

[r]

3 Sementara itu, definisi apotek menurut Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009, apotek merupakan suatu tempat atau terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang

Oleh karena semua elemen aktiva lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerja ini disebut modal

Persepsi Personil Salon Kecantikan tentang Kompetensi Afektif dalam Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri Prodi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Jurusan KK FT-UNP

Kinerja UMKM merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang individu dan dapat diselesaikan dengan tugas individu tersebut didalam perusahaan dan pada suatu