• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN APRIL 2010 NAIK 0,27 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN APRIL 2010 NAIK 0,27 PERSEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. 18/05/14/Th.XI , 3 Mei 2010

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU

BULAN APRIL 2010 NAIK 0,27 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan

indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP di bulan April 2010 tercatat sebesar 104,02 atau naik sebesar 0,27 persen dibanding dengan NTP Maret 2010 yang mencapai

; Pada bulan April 2010, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 104,02 atau naik 0,27 persen dibanding NTP Maret 2010 yang mencapai 103,74. Kenaikan ini disebabkan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,41 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik hanya sebesar 0,14 persen. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 110,76, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 112,23, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 101,39, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 103,27 dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTPN) 93,60.

; Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang disebabkan naiknya harga karet dengan andil sebesar 0,87 persen dan kelapa sawit 0,73 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) terjadi pula pada subsektor tanaman perkebunan rakyat antara lain disebabkan naiknya harga pupuk NPK dengan andil sebesar 0,12 persen, ongkos angkut 0,08 persen, pupuk kandang 0,02 persen serta bensin eceran , cuka getah dan oli masing-masing sebesar 0,01 persen.

; Pada bulan April 2010, terjadi inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau sebesar 0,14 persen. Inflasi pedesaan terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan sebesar 0,30 persen, kelompok sandang sebesar 0,11 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,62 persen. Sementara itu kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau mengalami penurunan sebesar 0,09 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,20 persen.

; Laju inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau pada bulan April 2010 sebesar 0,14 persen, sementara itu inflasi ”year-on-year” (April 2010 terhadap April 2009) adalah sebesar 2,29 persen, dan inflasi kumulatif (April 2010 terhadap Desember 2009) sebesar 0,07 persen.

(2)

mengalami kenaikan sedangkan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami kenaikan relatif lebih kecil seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau April 2010 (2007 = 100)

Rincian

Indeks Gabungan Riau Perubahan (%)

April'09 Des’09 Maret'10 April'10 April'10 thd April'09 April'10 thd Des’09 April'10 thd Maret'10 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

Indeks harga yang diterima petani 114.68 119.84 122.22 122.72 7.01 2.41 0.41

Indeks harga yang dibayar petani 115.35 117.72 117.82 117.99 2.29 0.23 0.14

Konsumsi Rumah Tangga 112.70 115.20 115.12 115.28 2.29 0.07 0.14

Bahan Makanan 115.92 118.54 117.13 117.35 1.23 -1.09 0.18

Makanan Jadi 109.56 112.62 115.44 115.33 5.27 2.41 -0.09

Perumahan 108.01 108.19 108.71 109.04 0.95 0.78 0.30

Sandang 118.00 122.42 122.49 122.63 3.92 0.17 0.11

Kesehatan 113.97 115.90 116.19 116.42 2.15 0.45 0.19

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 106.33 108.45 108.73 109.40 2.88 0.87 0.62

Transportasi dan Komunikasi 106.63 109.37 108.73 108.51 1.76 -0.79 -0.20

BPPBM 123.88 125.23 125.87 126.09 1.79 0.69 0.18

Bibit 137.64 139.55 140.33 140.91 2.37 0.97 0.41

Obat-obatan & Pupuk 117.53 118.14 118.62 119.20 1.42 0.89 0.48

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 111.16 111.91 112.37 112.50 1.20 0.53 0.12

Transportasi 123.70 123.68 124.38 124.79 0.88 -0.05 0.33

Penambahan Barang Modal 114.53 117.94 118.62 118.72 3.66 0.66 0.08

Upah Buruh Tani 129.96 131.09 131.65 131.65 1.30 0.43 0.00

Nilai Tukar Petani 99.42 101.80 103.74 104.02 4.62 0.52 0.27

NTP April 2010 terhadap NTP April 2009 (year-on-year) naik sebesar 4,62 persen. Naiknya nilai NTP April 2010 secara year on year tersebut disebabkan kenaikan yang cukup tinggi pada indeks harga hasil produksi pertanian (hasil yang diterima petani) dari 114,68 menjadi 122,72 pada April 2010, sementara itu pada periode yang sama terjadi kenaikan yang relatif kecil pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan biaya pemeliharaan dan penambahan barang modal.

Grafik 1

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Riau April 2009 – April 2010 (2007 = 100) 1 04.02 103 .7 4 10 3.0 0 102 .3 2 1 01.80 1 01.81 9 9.7 0 99.56 99 .75 9 9.0 0 99.23 99.25 99.42 90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 Apr '09 Mei '09 Juni '09 Juli '09 Ag ust'0 9 Sep t'09 Okt '09 Nov '09 Des '09 Jan' 10 Feb '10 Mar '10 Apr il'1 0

(3)

Tabel 2

Nilai Tukar Petani (NTP) Riau April 2010 (2007 = 100)

Subsektor % Perubahan Feb ‘10

thd Jan‘10 Maret 2010 April 2010

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 129.00 128.75 -0.20

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.07 116.24 0.14

c Nilai Tukar Petani (NTPP) 111.14 110.76 -0.34

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 130.95 130.49 -0.35

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.15 116.27 0.10

c Nilai Tukar Petani (NTPH) 112.74 112.23 -0.45

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 118.61 120.50 1.59

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.61 118.85 0.20

c Nilai Tukar Petani (NTPPR) 100.00 101.39 1.39

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.49 128.41 -0.06

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.25 124.34 0.07

c Nilai Tukar Petani (NTPPT) 103.41 103.27 -0.13

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 108.48 108.67 0.18

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 115.97 116.10 0.12

c Nilai Tukar Petani (NTPN) 93.55 93.60 0.06

R i a u

a Indeks Harga yang Diterima (It) 122.22 122.72 0.41

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 117.82 117.99 0.14

c Nilai Tukar Petani (NTP) 103.74 104.02 0.27

Jika NTP April 2010 dibandingkan Maret 2010, hanya terdapat 2 (dua) dari 5 (lima) subsektor NTP mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,39 persen dan subsektor perikanan 0,06 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, subsektor hortikultura 0,45 persen dan subsektor peternakan 0,13 persen.

2. Indeks harga yang diterima petani (It)

Indeks harga yang diterima petani (It) mencakup 5 (lima) indeks subsektor. Pada April 2010, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen dibandingkan dengan It Maret 2010, yaitu dari 122,22 pada bulan Maret 2009 menjadi 122,72 pada bulan April 2010. Kenaikan It terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat 1,59 persen dan subsektor perikanan 0,18 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,20 persen, subsektor hortikultura 0,35 persen dan subsektor peternakan 0,06 persen.

Kenaikan It terutama diakibatkan naiknya indeks harga karet dengan andil sebesar 0,87 persen dan kelapa sawit 0,73 persen.

(4)

3. Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada April 2010 indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Riau naik sebesar 0,14 persen dibanding indeks Maret 2010, yaitu dari 117,82 menjadi 117,99. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor yaitu subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,14 persen, hortikultura 0,10 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,20 persen, peternakan 0,07 persen dan perikanan 0,12 persen.

Kenaikan indeks harga yang dibayar petani tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang disebabkan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,23 persen sedangkan indeks konsumsi rumah tangga hanya mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen. Kenaikan indeks BPPBM disebabkan naiknya harga pupuk NPK dengan andil sebesar 0,12 persen, ongkos angkut 0,08 persen, pupuk kandang 0,02 persen serta bensin eceran, cuka getah dan oli masing-masing sebesar 0,01 persen.

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

Pada April 2010 NTPP mengalami penurunan sebesar 0,34 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Maret 2010, hal ini disebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,20 persen sementara itu indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks kelompok palawija sebesar 1,33 persen sedangkan indeks kelompok padi tidak mengalami perubahan.

Sedangkan indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,09 persen dan indeks BPPBM 0,37 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada April 2010, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) mengalami penurunan 0,45 persen, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani turun 0,35 persen sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 0,75 persen sedangkan buah-buahan tidak mengalami perubahan.

Sementara kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,11 persen dan indeks BPPBM 0,07 persen .

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada April 2010 NTPR naik sebesar 1,39 persen, hal ini disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,59 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar mengalami kenaikan hanya sebesar 0,20 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan kenaikan harga karet dengan andil sebesar 0,87 persen dan kelapa sawit sebesar 0,73 persen.

(5)

Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan kenaikan pada indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,19 persen dan indeks BPPBM 0,23 persen. Komoditi yang berpengaruh terhadap kenaikan indeks BPPBM antara lain naiknya harga pupuk NPK dengan andil sebesar 0,12 persen, ongkos angkut 0,08 persen, pupuk kandang 0,02 persen serta bensin eceran, cuka getah dan oli masing-masing sebesar 0,01 persen.

Tabel 3.

Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya April 2010 (2007 = 100)

Subsektor dan Kelompok Maret 2010 April 2010 % Perub April’10 thd Maret‘10

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

A Indeks Harga yang Diterima (It) 129.00 128.75 -0.20

- Padi 128.19 128.19 0.00

- Palawija 133.94 132.16 -1.33

B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.07 116.24 0.14

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116.30 116.41 0.09

- Indeks BPPBM 114.97 115.40 0.37

2 Hortikultura

A Indeks Harga yang Diterima (It) 130.95 130.49 -0.35

- Sayur-sayuran 129.51 128.54 -0.75

- Buah-buahan 132.26 132.26 0.00

B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.15 116.27 0.10

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115.06 115.19 0.11

- Indeks BPPBM 120.73 120.81 0.07

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 118.61 120.50 1.59

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 118.61 120.50 1.59

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.61 118.85 0.20

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114.40 114.62 0.19

- Indeks BPPBM 135.99 136.30 0.23

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.49 128.41 -0.06

- Ternak Besar 126.25 126.11 -0.11

- Ternak Kecil 170.60 170.60 0.00

- Unggas 116.91 116.91 0.00

- Hasil Ternak 141.10 141.10 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.25 124.34 0.07

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116.00 116.14 0.12

- Indeks BPPBM 135.67 135.67 0.00

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 108.48 108.67 0.18

- Penangkapan 108.79 109.02 0.22

- Budi daya 105.83 105.63 -0.19

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 115.97 116.10 0.12

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114.44 114.60 0.14

- Indeks BPPBM 119,37 119.45 0.07

(6)

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada April 2010, NTPT terjadi penurunan sebesar 0,13 persen, hal ini terjadi karena indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,07 persen sedangkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,06 persen. Penurunan yang terjadi pada It ini disebabkan turunnya indeks kelompok ternak besar 0,11 persen sedangkan indeks kelompok lainnya tidak mengalami perubahan.

e. Subsektor Perikanan (NTPN)

Pada April 2010, NTPN mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen, hal ini karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 0,18 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik hanya sebesar 0,12 persen. Kenaikan It disebabkan terjadinya kenaikan indeks subsektor penangkapan sebesar 0,22 persen sedangkan sektor budidaya mengalami penurunan sebesar 0,19 persen.

Sementara kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,14 persen dan indeks BPPBM 0,07 persen.

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera

Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera yang melaporkan hasil survei harga produsen dan konsumen perdesaan hingga April 2010 mengalami kenaikan di 6 (enam) provinsi, penurunan pada 3 (tiga) propinsi dan satu provinsi tidak mengalami perubahan. Kenaikan tertinggi pada April 2010 terjadi di Provinsi Jambi sebesar 1,10 persen, sedangkan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,70 persen.

Tabel 4.

Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera April 2010 (2007 = 100)

No, Provinsi

NTP

Maret 2010 April 2010 Perubahan (%)

[1] [2] [3] [4] [5] 1 NAD Darussalam 104.14 104.14 0.00 2 Sumatera Utara 103.01 102.78 -0.23 3 Sumatera Barat 106.13 106.22 0.09 4 Riau 103.74 104.02 0.27 5 Jambi 96.12 97.18 1.10 6 Sumatera Selatan 104.03 104.21 0.17 7 Bengkulu 105.69 104.95 -0.70 8 Lampung 112.37 112.75 0.34 9 Bangka Belitung 94.34 94.86 0.55 10 Kepulauan Riau 99.36 99.11 -0.25

(7)

5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada April 2010, terjadi inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau sebesar 0,14 persen. Inflasi pedesaan terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan 0,30 persen, kelompok sandang 0,11 persen, kelompok kesehatan 0,19 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,62 persen. Sementara itu kelompok makanan jadi , rokok dan tembakau mengalami penurunan sebesar 0,09 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi 0,20 persen.

Inflasi ”year-on-year” April 2010 yaitu April 2010 terhadap April 2009 adalah sebesar 2,29 persen, dan inflasi kumulatif (April 2010 terhadap Desember 2009) sebesar 0,07 persen, seperti terlihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran

April 2010 (2007 = 100)

Kelompok Pengeluaran

Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan (%)

April '09 Des '09 Maret '10 April '10 thd April '09 April '10 thd Des ‘09 April '10 thd Maret ‘10 April '10

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

Konsumsi Rumah Tangga 112.70 115.2 115.12 115.28 2.29 0.07 0.14

Bahan Makanan 115.92 118.54 117.13 117.35 1.23 -1.01 0.18

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 109.56 112.62 115.44 115.33 5.27 2.41 -0.09

Perumahan 108.01 108.19 108.71 109.04 0.95 0.78 0.30

Sandang 118.00 122.42 122.49 122.63 3.92 0.17 0.11

Kesehatan 113.97 115.9 116.19 116.42 2.15 0.45 0.19

Pendidikan, Rekreasi, & OR 106.33 108.45 108.73 109.40 2.88 0.87 0.62

Transportasi & Komunikasi 106.63 109.37 108.73 108.51 1.76 -0.79 -0.20

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat yang telah diberikan sehingga skripsi yang berjudul : PENGARUH KOMPENSASI, IKLIM KERJA, SEMANGAT KERJA DAN KARAKTERISTIK

Kebijakan pemberian bantuan pembangunan rusunawa lembaga perguruan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama telah diatur dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah

PAL Indonesia dengan Tipe kapal SSV, saat ini diperoleh nilai MCE proses produksi dalam pembuatan block kapal sebesar 85 persen, artinya menyerap 15 persen aktivitas JO yang

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Apakah penagihan pajak melalui Surat Teguran dan Surat Paksa

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

1) Hasil validasi dari ahli materi, ahli desain pembelajaran dan ahli desain grafis menyatakan bahwa media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Bahasa

Menurut Raphael (1969) hampir 70 persen dari pembelian di toko swalayan adalah hasil pengambilan keputusan sejenak pada saat pembeli berada di toko tersebut. Didapat

Dengan melihat masing-masing keunggulan GA yang mencari solusi dengan pendekatan perbaikan (improvement approach) yang memerlukan solusi awal dan ASA yang