• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kemasan Pintar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Kemasan Pintar"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Kemasan Pintar

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah teknologi pangan yang dibimbing oleh Melina Sari, S.TP, M.Si

Oleh

Kelompok 6 :

Dinda Yulian Ardiani

(P27835111009)

Nursarita Intan Octoviani

(P27835111018)

Rizka Nur Azizah

(P27835111028)

Sylviana Radina

(P27835111034)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN GIZI

TAHUN 2011/ 2012

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam dunia modern seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk pangan. Sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi.

Susunan konstruksi kemasan juga semakin kompleks dari tingkat primer, sekunder, tertier sampai konstruksi yang tidak dapat lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas atau sebagai unit penyimpanan, misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan pendingin (refrigerated container) berisi udang beku untuk ekspor. Industri bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak, seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Di samping itu hingga saat ini di pedesaan masih banyak dijumpai masyarakat yang hidup dari bahan pengemas tradisional, seperti penjual daun pembungkus (daun pisang, daun jati, daun waru dan sebagainya), atau untuk tingkat industri rumah tangga terdapat pengrajin industri keranjang besek, kotak kayu, anyaman serat, wadah dari tembikar dan lain-lain.

Industri kemasan di negara-negara maju telah lama berkembang menjadi perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk pengemas seperti kaleng (American Can Co), karton (Pulp and Paper Co), plastik (Clearpack), botol plastik PET (Krones), kemasan kotak laminasi (Tetrapak, Combibloc), gelas, kertas lapis, kertas

(3)

alumunium dan lain-lain yang produknya diekspor ke berbagai belahan dunia. Industri lain yang berkaitan dengan pengemasan adalah industri penutup kemasan seperti penutup botol (Bericap), industri sealer meachine dan industri pembuat label dan kode pada kemasan. Adanya perkembangan ilmu dan teknologi, kini mulai diciptakan kemasan pintar sebagai alat pengemas produk makanan yang otomatis.

Saat ini permintaan konsumen akan kemasan bahan pangan adalah teknik pengemasan yang ramah lingkungan, produk yang lebih alami dan tanpa menggunakan bahan pengawet. Industri-industri pengolahan pangan juga berusaha untuk meningkatkan masa simpan dan keamanan dari produk. Teknologi pengemasan bahan pangan yang modern mencakup pengemasanatmosfir termodifikasi (Modified Atmosfer Packaging/MAP), pengemasan aktif (Active Packaging) dan SmartPackaging, bertujuan untuk semaksimal mungkin meningkatkan keamanan dan mutu bahan sebagaimana bahan alaminya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi kemasan pintar

2. Fungsi dan kegunaan kemasan pintar 3. Jenis-jenis kemasan pintar

4. Kelebihan dan kelemahan kemasan pintar

1.3 Tujuan

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui secara mendetail tentang kemasan suatu produk makanan terutama kemasan pintar sebagai pengemas produk pangan.

(4)

1. Dapat mengetahui apa itu kemasan pintar

2. Dapat mengerti fungsi dan kegunaan kemasan pintar 3. Dapat mengetahui jenis-jenis kemasan pintar

4. Dapat mengerti kelebihan dan kekurangan kemasan pintar sebagai pengemas produk makanan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kemasan merupakan salah satu proses yang paling penting untuk menjaga kualitas produk makanan selama penyimpanan, transportasi, dan penggunaan akhir. Kemasan yang baik tidak hanya sekedar untuk menjaga kualitas makanan tetapi juga secara signifikan memberikan keuntungan dari segi pendapatan, Selama distribusi, kualitas produk pangan dapat memburuk secara biologis dan kimiawi maupun fisik. Oleh karena itu, kemasan makanan memberikan kontribusi untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas dan keamanan produk makanan (Jun H. Han, 2005).

Berdasarkan bahan dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini adalah kemasan kertas, gelas, kaleng/logam, plastik, dan kemasan komposit atau kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya gabungan antara kertas dan plastik, kertas dan logam. Masing-masing jenis bahan kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar untuk pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan (Elisa dan Mimi, 2006).

Yokoyama (1985) menyarankan syarat yang diperlukan untuk menghasilkan kemasan yaitu :

(5)

1. Jumlahnya berlimpah

2. Material yang digunakan layak dan efisien sebagai kemasan 3. Struktur dan bentuknya sesuai

4. Menyenangkan

5. Pertimbangan pembuangan

BAB III PEMBAHASAN 2.1 Definisi Kemasan Pintar

Istilah lain dari kemasan aktif (active packaging) adalah smart, interactive, clever atau intelligent packaging. Defenisi dari kemasan aktif adalah teknik kemasan yang mempunyai sebuah indikator eksternal atau internal untuk menunjukkan secara aktif perubahan produk serta menentukan mutunya. Kemasan akif disebut sebagai kemasan interaktif karena adanya interaksi aktif dari bahan kemasan dengan bahan pangan yang dikemas. Tujuan dari kemasan aktif atau interaktif adalah untuk mempertahankan mutu produk dan memperpanjang masa simpannya.

Menurut definisi dari Yam, et al., (2005) kemasan dikatakan “pintar” jika mempunyai kemampuan untuk melacak produk, sarana pengindera di dalam dan di luar kemasan, dan dapat berkomunikasi dengan konsumen. Misalnya, suatu kemasan pintar merupakan salah satu kemasan yang dapat mengatur kondisi kualitas/keamanan dari produk makanan dan memberikan peringatan lebih awal kepada konsumen.

Beberapa contoh sederhana : tipe kemasan aktif dan pintar, label kemasan asam, label kemasan basa, label kemasan petunjuk suhu, label kemasan kesegaran buah, dll.

(6)

Pengemasan aktif merupakan kemasan yang mempunyai : a. bahan penyerap O2 (oxygen scavangers)

b. bahan penyerap atau penambah (generator) CO2 c. ethanol emiters

d. penyerap etilen e. penyerap air f. bahan antimikroba g. heating/cooling

h. bahan penyerap (absorber) dan yang dapat mengeluarkan aroma/flavor i. pelindung cahaya (photochromic)

Kemasan aktif juga dilengkapi dengan indikator- indikator yaitu : a. time-temperature indicator yang dipasang di permukaan kemasan b. indikator O2

c. indikator CO2

d. indikator physical shock (kejutan fisik)

e. indikator kerusakan atau mutu, yang bereaksi dengan bahan-bahan volatil yang dihasilkan dari reaksi-reaksi kimia, enzimatis dan/atau kerusakan mikroba pada bahan pangan.

(7)

Jenis-jenis indikator ini disebut indikator ineraktif atau smart indicator karena dapat berinteraksi secara aktif dengan komponen-komponen bahan pangan. Alat pemanas pada microwave seperti susceptors dan metode pengaturan suhu lainnya juga dapat digunakan dalam metode pengemasan aktif.

Dalam kemasan 'pintar', fungsi kemasan switch on dan off dalam menanggapi perubahan kondisi eksternal / internal, dan dapat mencakup komunikasi ke pelanggan atau pengguna akhir mengenai status produk. Definisi sederhana dari kemasan pintar adalah 'kemasan yang peka dan menginformasi', dan tempat apakah ini menghasilkan visi yang lebih kuat dari dalam rumah pintar masa depan.

2.2 Fungsi dan kegunaan kemasan pintar

Fungsi dari model kemasan (packaging) yaitu Intelligent Packaging (IP) sebagai penyedia yang meningkatkan komunikasi dan Active Packaging (AP) sebagai penyedia yang meningkatkan perlindungan. Maka, system kemasan IP adalah komponen yang bertanggung jawab dalam pemantauan dan pengolahan informasi, sedangkan AP adalah komponen yang bertanggung jawab mengambil keputusan (misalnya, pelepasan anti mikroba) untuk melindungi produk makanan. (Yam, et al, 2005)

Fungsi cerdik (smartness) yang diharapkan dari kemasan aktif saat ini adalah :

a. Mempertahankan integritas dan mencegah secara aktif kerusakan produk (memperpanjang umur simpan)

b. Meningkatkan atribut produk (misalnya penampilan, rasa, flavor, aroma dan lain-lain) c. Memberikan respon secara aktif terhadap perubahan produk atau lingkungan kemasan d. Mengkomunikasikan informasi produk, riwayat produk (product history) atau kondisi

untuk penggunanya

e. Memudahkan dalam membuka

(8)

a. Kemasan Pintar untuk Buah Segar dan Sayuran

Produk potongan yang masih segar terus menjadi salah satu segmen yang paling cepat berkembang ritel makanan dan sementara conventional film packaging hanya cocok untuk selada dan salad siap saji dan tidak dapat mengatasi sayur dan buah dengan tingkat respirasi tinggi. Hal tersebut menyebabkan kerusakan produk awal . Di Amerika Serikat, film polimer breatheable baru sudah digunakan secara komersial untuk sayuran dan buah segar potongan. Landec Corporation pasokan film kemasan Intellipac akrilik yang sisi-rantai polimer crystallisable disesuaikan untuk mengubah fase reversibel pada berbagai suhu 0-68 ° C. Sebagai komponen rantai samping meleleh, permeasi gas meningkat secara dramatis, dan dengan lebih menyesuaikan paket dan bahan konstruksi, adalah mungkin untuk fine tune karbon dioksida untuk rasio permeasi oksigen untuk produk tertentu. Kemasan terakhir adalah 'pintar' karena secara otomatis mengatur masuknya oksigen dan karbon dioksida egress oleh transpirasi sesuai dengan suhu yang berlaku. Dengan cara ini, suasana optimal dipertahankan sekitar produk selama penyimpanan dan distribusi, memperluas kesegaran dan memungkinkan pengiriman produk-produk berkualitas tinggi kepada konsumen.

b. Kemasan Self-Heating dan Self-Chilling

Peningkatan kenyamanan adalah fungsi nilai tambah yang kemungkinan pelanggan membayar ekstra untuk sebagai gaya hidup perubahan. Kemasan Self-Heating, untuk sup dan kopi, misalnya, dan kemasan Self-Chilling untuk bir dan minuman ringan telah berada di bawah pengembangan aktif selama lebih dari satu dekade, tetapi belum mencapai status komersial. Namun, Crown Cork & Seal merintis pengembangan minuman dengan Self-Chilling dalam hubungannya dengan Tempra Technologies dan pembangunan hampir selesai. The Crown / Tempra teknologi menggunakan panas laten penguapan air untuk menghasilkan efek pendinginan. Air terikat dalam gel lapisan coating wadah terpisah dalam minuman kaleng, dan berada dalam kontak termal dekat dengan minuman. Konsumen memelintir dasar bisa untuk membuka katup, mengekspos air ke pengering diadakan di terpisah, dievakuasi ruang eksternal ini memulai penguapan air pada suhu kamar. Unit telah dirancang untuk memenuhi target spesifikasi yang ditetapkan oleh pelanggan minuman utama pendinginan 300ml minuman dalam 355ml dapat dengan 16,7 ° C dalam tiga menit. Tingkat ini kinerja telah dicapai dalam tes laboratorium dan sampel bekerja saat menjalani uji kelompok fokus dengan pelanggan.

(9)

c. Termokromik Pelabelan

Berikan Self-Heating atau self-Cooling wadah sensor untuk memberitahu konsumen itu pada suhu yang benar dan paket menjadi 'pintar' (kemasan tersebut sedang dalam pengembangan). Yang paling umum digunakan tinta termokromik dot untuk menunjukkan produk tersebut pada suhu penyajian yang benar berikut pendinginan atau pemanasan microwave. Wadah plastik menuangkan sirup untuk pancake dapat dibeli di Amerika Serikat yang diberi label dengan tinta termokromik dot untuk menunjukkan bahwa sirup ini pada suhu berikut pemanasan microwave yang tepat.Contoh yang sama dapat ditemukan di rak-rak supermarket dengan label botol bir yang menggabungkan desain berbasis termokromik untuk menginformasikan konsumen ketika bir didinginkan cukup dingin untuk minum.

d. Konsep Kemasan Pintar untuk Farmasi

Konsep kemasan pintar yang meningkatkan kasus penggunaan dapat mencakup topi 'dial-a-dosis' pintar dan penutupan yang memungkinkan aman pengeluaran dalam jumlah yang tepat dari produk terkontrol, misalnya farmasi, bahan pembersih, dan bahan yang berpotensi berbahaya lainnya. Jika botol obat resep dengan alarm tutup botol yang tersedia - itu berbunyi untuk memperingatkan pengguna bila waktu untuk minum obat, dan menampilkan berapa kali botol telah dibuka dan interval antara bukaan. Botol dapat terhubung melalui modem ke pusat kesehatan untuk transmisi otomatis penggunaan obat dan, jika perlu, memberikan umpan balik kepada pasien jika tidak sesuai. Akhirnya, patch kulit diprogram menggunakan gel pintar yang mengandalkan perubahan sifat kulit untuk memicu pemberian obat bisa menggantikan konvensional pil pengambilan obat.

e. Kemasan Pintar Tamper-Proof

Mengetahui apakah kemasan telah dirusak dengan konsumen.Tamper bukti bahwa teknologi tidak dapat dengan mudah direplikasi, misalnya berdasarkan film optik variabel atau pewarna penginderaan gas, yang melibatkan perubahan warna ireversibel, akan menjadi lebih luas dan hemat biaya untuk kemasan sekali pakai barang komoditas. Bahan polimer

(10)

piezoelektrik mungkin dimasukkan ke dalam paket konstruksi sehingga perubahan paket warna pada ambang stres tertentu. Dengan cara penutupan ini, 'perusakan sendiri' pada botol atau toples mungkin menunjukkan bahwa upaya telah dibuat untuk membukanya.

2.4 Kelebihan dan kelemahan kemasan pintar 2.4.1 Kelebihan:

a. Dapat memperbaiki sendiri kerusakan kemasan

b. Mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan (kelembaban dan suhu) c. Memberi tanda atau peringatan pada konsumen jika produk terkontaminasi.

d. Sifat kemasan dimodifikasi, sehingga lebih tahan panas, tahan bahan kimia, serta tahan mikroorganisme.

e. Dapat mendeteksi gas yang dihasilkan dari pangan yang basi, walaupun dalam konsentrasi yang sangat sedikit. Ketika gas ini terdeteksi, sensor akan berubah warna, sehingga kondisi kesegaran makanan dapat dilihat secara visual.

f. Untuk mendeteksi keberadaan bahan kimia, racun, dan mikroorganisme penyebab penyakit pada pangan.

2.4.2 Kekurangan

a. Tidak cocok untuk kemasan tray individu pada daging, karena dapat menyebabkan perubahan warna pada daging.

b. Membutuhkan peralatan yang khusus, dan pekerja yang terlatih. c. Biaya mesin dan peralatan yang relative mahal.

BAB IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan

1. Kemasan merupakan salah satu proses yang paling penting untuk menjaga kualitas produk makanan selama penyimpanan, transportasi, dan penggunaan akhir. Kemasan yang baik tidak hanya sekedar untuk menjaga kualitas makanan

(11)

2. Kemasan pintar adalah teknik kemasan yang mempunyai sebuah indikator eksternal atau internal untuk menunjukkan secara aktif perubahan produk serta menentukan mutunya.

3. Kemasan pintar disebut sebagai kemasan interaktif karena adanya interaksi aktif dari bahan kemasan dengan bahan pangan yang dikemas.

4. Tujuan dari kemasan pintar adalah untuk mempertahankan mutu produk dan memperpanjang masa simpannya.

5. Menurut definisi dari Yam, et al., (2005) kemasan dikatakan “pintar” jika mempunyai kemampuan untuk melacak produk, sarana pengindera di dalam dan di luar kemasan, dan dapat berkomunikasi dengan konsumen.

6. Contoh jenis kemasan pintar : Kemasan Pintar untuk Buah Segar dan Sayuran, Kemasan Self-Heating dan Self-Chilling, Termokromik Pelabelan, d. Konsep Kemasan Pintar untuk Farmasi , Kemasan Pintar Tamper-Proof

(12)

DAFTAR PUSTAKA

USU. Teknologi Pengemasan Aktif. Thp_407_Handout_Teknologi_Pengemasan_Aktif.pdf diunduh pada tanggal 11 Mei 2013

Yam, K. L., Takhistov P. T., Miltz J., 2005. Intelligent packaging: Concepts and

Applications. JFS R. Concise Reviews/ Hypotheses in Food Science.

Anonim. 2011. Kemasan Pintar (Intelligent Packaging).

http://farmasisneverdies.blogspot.com/2011/12/kemasan-pintar-intelligent-packaging.html diunduh pada tanggal 9 Mei 2011

Butler, P, Dr. 2001. Smart Packaging - Intelligent Packaging for Food, Beverages, Pharmaceuticals and Household Products. http://www.azom.com/article.aspx? ArticleID=2152 diunduh pada tanggal 9 Mei 2013

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan mulsa plastik lebih baik dari pada penggunaan mulsa Titonia, mulsa jerami padi dan sekam padi dalam menekan pertumbuhan gulma pada tanaman padi sawah dengan sistem

Dengan demikian, pengetahuan tentang seni budaya dalam lingkup seni rupa itu sendiri bukan merupakan sekumpulan fakta atau kebenaran yang dapat di transfer kepada peserta

Jadi melalui model pembelajaran CIRC berbasis pendekatan DDCT yang akan saling melengkapi, diharapkan pembelajaran akan lebih meningkatan aktivitas belajar yang tepusat

Balikabi Kendalpayak Malang 430/UN10.4/BP/KM/2012 Persepsi Stokeholder Tempat M. PT Manasatria

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas dan transparansi pada satuan pendidikan dalam Pengelolaan APBS baik secara bersama-sama maupun secara parsial

Sudah memahami dan mampu menerapkan keterampilan interpersonal dan keilmuan sepenuhnya dan konsisten dengan sangat baik.. Pematangsiantar, Oktober 2016 RUMAH SAKIT

Peneliti dapat menganalisis kampas rem komposit dari bahan karbon kulit buah mahoni dan abu layang (fly ash) batubara dalam penambahan fraksi volume terhadap

Berdasarkan pengalaman anda sebagai mahasiswa, Anda dimohon untuk mengungkapkan ekspektasi Anda terhadap universitas yang mampu memberikan layanan pendidikan yang