pengukuran efek 1
Pengukuran Efek
Efek
:
respons umum suatu organisme thd paparan, yang salah satunya dapat berupa penyakit
Terjadi akibat: terabsorbsiÆ berinteraksi dgn hostÆ keadaan tidak normal pada hostÆ taraf keparahan tgt taraf paparan yang diterima
pengukuran efek 2
Biomarkers:
Biochemical, physiological
or histological indicators of either
exposure to or effects of physical
stressors or xenobiotic chemicals at the
suborganismal or organismal level
(Huggett et al. 1992 in Werner,2003)
pengukuran efek 3
Kuantifikasi efek/penyakit yg dinyatakan dalam frekuensi
Æ
menunjukkan derajat kesehatan masayarakat
Ada tidaknya efek perlu ditentukan berdasarkan kriteria:
Robert Koch, Hill dan Evans
Postulata Robert Koch:
- Penyebab harus dapat ditemukan pada setiap kasus penderita - Penyebab tersebut tidak didapatkan pada penyakit lain - Penyebab hrs dapat diisolasi dari penderita, dibiak secara
murni, dan menyebabkan penyakit yg sama pd hewan uji - Penyebab dapat di-isolasi kembali dari hewan uji yg sakit
diatas
pengukuran efek 4
Jika penyebab dan efek belum pernah diketahui
Æ kriteria Hill:
1. Kekuatan asosiasi statistik yang kuat antara efek dengan agent potensial
2. Asosiasi tsb konsisten (orang, tempat dan situasi berbeda) 3. Asosiasi spesifik
4. Ada hubungan temporal antara penyebab dengan penyakit/efek Æ reaksi harus didahuli oleh aksi
5. Ada hubungan dosis dan respons secara biologis 6. Asosiasi dapat diterima secara ilmiah
7. Ada koherensi dengan hasil penelitian lain 8. Ada bukti experimental
9. Ada asosiasi analog
pengukuran efek 5
Kriteria Evans:
Pencemar Æ berbagai gejala penyakit yang belum diketahui berbagai penyebab Æ gejala sama
Kriteria:
1. Pada tubuh org sehat ada faktor preventif 2. Faktor harus dapat diisolasi secara murni
3. Faktor bertambah Æ menambah kesehatan secara paralel 4. Eksperimen pada populasi dgn faktor preventif harus
meningkatkan kesehatan dibanding populasi kontrol 5. Pengurangan faktor preventif Æ meningkatkan penderita 6. Efek faktor diukur dengan penurunan morbiditas, mortalitas,
peningkatan usia hidup dan biaya pengobatan
pengukuran efek 6
Kelompok dengan gejala khusus • Kelompok mungkin sekali penderita
• Kelompok secara definitif merupakan kasus, karena memenuhi semua kriteria
Contoh:
Sakit kepala, demam tinggi
dan menggigil Ægejala malaria
Terapi malaria
membaik Mungkin sekali penderita malaria
Darah mengandung parasit malaria
+ Æ definitif malaria
pengukuran efek 7
Efek secara klinis dibedakan:
Æ
Efek Akut
Æ
Efek kronis
pengukuran efek 8
Efek Akut:
paparan dosis tinggi dalam jangka pendek/dosis rendah dalam jangka panjang
Contoh:
• kejang epileptik (terpapar dieldrin jangka panjang) • infark jantung (terpapar Pb jangka panjang) • Kolik/mules (terpapar CS2jangka panjang)
• Penyakit kulit mendadak (terpapar sensitizers jangka panjang)
Tidak menimbulkan efek nyata, hanya dpt diketahui
jika ada pemeriksaan spesimen biologis
pengukuran efek 9
Efek kronis:
paparan dosis rendah dalam jangka panjang Æ penyakit secara nyata secara klinis, perubahan fungsi atau perubahan biokimia yang kadang belum terasa atau blm terukur
Respons bervariasi, tergantung dari:
•Kepekaan/sensitivitas/vulnerabiliti: kead. yg langsung terpengaruh agent •Hiper-reaktiviti: kualitas respons sesuai harapan, ttp kuantitas berlebih •Hipersensitiviti: respons berlebih
pengukuran efek 10
Pengukuran Efek:
Sebaiknya dilakukan secara standar, dgn uji fisik/klinis, uji fisik, biokimiawi dan menggunakan angka frekuensi, morbiditas dan atau mortalitas
Alat Ukur:
Dapat memberi hasil konsisten dan komparabel
Kriteria: dapat direplikasi, akurasi, presisi, reliabiliti, mudah diterima populasi, sederhana, kuat, portabel, validitas
sensitivitas: alat sensitif : semua yg sakit dpt terdeteksi (tdk ada false –) spesifitas: dpt menent. apakah seseorang tidak sakit (tdk ada false +)
pengukuran efek 11
Masalah yang terkait dengan pengukuran:
1. Variasi inter, intra-instrumen:
Perlatan terpengaruh oleh temp., kelembaban, keberadaan listrik Kuesioner terpengaruh oleh kondisi sosial yang berbedaÆ pengukuran standar, dikoreksi dan disesuaikan
2. Perbedaan inter-intra laboratorium, verifikasi lab. periodik dgn lab. Referensi. Perbedaan terjadi krn kualitas analisis, kualitas bahan/materi, cara penyimpanan, dan sampling. Keadaan normal: kead. Rata2 atau kead. Standar
3. Variasi inter-intra pengamat, penilai atau pewancara yang berbeda dalam kinerja Æ penyetaraan secara sistematik
Efek yang diukur:
Variabel langsung Variabel tidak langsung
pengukuran efek 12
Variabel langsung:
•Uji fisik di laboratorium •Uji biokimiawi •Menghitung mortalitas •Menghitung morbiditas
•Hasil wawancara dengan penderita
Variabel tidak langsung:
Kegiatan dengan indikator
Indikator: Ukuran yg dapat mewakili dan digunakan untuk menggambarkan suatu situasi atau/keadaan, tidak mengukur langsung faktor yang diinginkan
pengukuran efek 13
Pengukuran Efek tidak langsung
:Menggunakan indikator:
•Menunjukkan kecenderungan atau perubahan selama kurun waktu tertentu
•Dpt berguna dalam analisis situasi sesaat, perbandingan, pengukuran perubahan
Indikator yang digunakan:
•Indikator kesehatan masyarakat •Indikator kualitas lingkungan
pengukuran efek 14
Indikator kependudukan:
Digunakan dlm epidemiologi karena berpengaruh atau ikut menentukan taraf efek, mis: Æ menilai cepat, banyak dan jenis pelayanan kes. Yg diperlukan
Æmengetahui distribusi penduduk, atas dasar usia, jenis kelamin, bangsa, dll
Ækeperluan akan pendidikan kes. Indikator yang digunakan:
•Laju pertumbuhan pend. (r) dinyatakan dalam %: r >> laju pertumb. Æ laju pertumb. kel. muda ↑Æ peka terhadap penyakit
•Kepadatan penduduk: menent. daerah urban atau rural, pend. padat Æ penularan lebih cepat
•Angka kelahiran dan angka kematian kasar Æ menentukan pertumb. pend. secara alamiah, khusus: angka kematian atas dasar usia, warna kulit •Usia harapan hidup: angka kematian bayi, anak, kel. usia muda << Æ usia harapan hidup ↑ Æ masyarakat sejahtera Æ penyakit lansia ↑.
pengukuran efek 15
Indikator Status Sosial Ekonomi:
Perlu diperhatikan dalam penelitian epidemiologi agar tidak menjadi bias Contoh: status pendidikan
pendapatan/pengeluaran beban tanggungan angka buta huruf, dll
Status ini sangat berpengaruh thd: status gizi, kebiasaan, kualitas lingkungan, pengetahuan, keberadaan sumber daya materiÆefek thd agent berbeda
Indikator Lingkungan:
a.l:
•luas hunian/orang •prosentase rumah sehat •prosentase pend. dgn air bersih
•prosentase pend. menggunakan fasilitas sanitasi dgn memadai •Index lalat
•Index nyamuk
•Index kualitas/mutu lingkungan hidup
pengukuran efek 16
Indikator Kesehatan Masyarakat:
•Morbiditas •Mortalitas •Status nutrisi •Index kesejahteraanMortalitas :
Angka kematianLebih mudah dimengerti dan diidentifikasi
Pencatatan lebih baik Æ lebih pasti dalam perhitungan, ttp seringkali penyebab kematian tidak dicantumkan.
ÆPenelitian memerlukan angka kematian Æ pengukuran efek tidak langsung
pengukuran efek 17
Morbiditas:
Lebih sulit dimengerti oleh awam, krn tidak dpt mendiagnosa penyakit Cenderung kurang akurat dibanding mortalitas
Seringkali tidak dicatat atau dilaporkan: - diobati sendiri
- pertolongan teman
- umunya penderita ingin pengobatan langsung sembuh Æ para medis cenderung memberi pengobatan multipurpose Æ pasien tdk kembaliÆ kasus tdk tercatat
Pengukuran mortalitas dan morbiditas Æ dilakukan secara standar, mengikuti konvensi sedunia Æ dapat digunakan universal dan dibandingkan Seringkali terdpt perbedaan dlm hal :
- akurasi pencatatan
- diagnosis Æ ada peny. yg dilaporkan berlebih ada yg tidak terlaporkan: Over/under reported
pengukuran efek 18
Kegunaan morbiditas dan mortalitas sebagai ukuran efek:
- evaluasi apakah suatu program kes. diperlukan atau penentuan prioritasnya
- evaluasi keberhasilan suatu program - evaluasi apakah terjadi suatu wabah atau tidak - untuk kepentingan administratif dan penelitian
Pengukuran morbiditas:
Angka morbiditas: frekuensi/banyaknya penyakit yang ada di masyarakat Æ merefleksikan masalah kesehatan yang ada di masyarakat,
contoh: morbiditas penyakit kanker, cacat bawaan, penyakit kardiovaskuler,haemofilia, dll
Hitungan morbiditas: - jumlah absolut atau
pengukuran efek 19 Bagaimana sakitnya masyarakat:
proporsi masyarakat sakit : mis per 1000 org Ukuran: proporsi, rates dan atau rasio
¾Proporsi : a/(a+b) % atau permil Æ tdk mempunyai dimensi, berkisar antara 0 -1
= frekuensi relatif at’ probabiliti/kemungkinan = P(A)= NA/N
Contoh: proporsi perokok Æ jml org merokok min. 1 pak perbln/seluruh pop.
¾Rate (laju): lebih kompleks
Perubahan persatuan unit yg menyebabkan perub. di unit yang lain berdimensi (biasanya persatuan waktu)
¾Rasio: a/b.
pengukuran efek 20
Pengukuran frekuensi:
Rates(laju) Æ 2 pengukuran utama: Insidensi (Incidence Rate) dan Prevalensi (Prevalence Rate)
Insidensi:
Mengukur jumlah kasus baru suatu peristiwa/penyakit dalam satu periode waktu tertentu, biasanya dalam 1 tahun atau selama perioda penelitian
ÆMerupakan pengukuran frek. dasar dan merup. indikator terbaik apakah suatu kondisi menurun, meningkat atau statis Æ evaluasi efektivitas prog. kesehatan, sistem surveilansi, analisa penggunaan pelayanan kes. oleh masyarakat.
Contoh: jumlah kelahiran/kematian pada suatu daerah pertahun kasus tetanus neonatal terdiagnosa pertahun jumlah wanita mengunjungi klinik antenatal
pengukuran efek 21
faktor
x
resiko
penyandang
Populasi
baru
Kasus
=
Insidensi
Faktor: 100, 1000, 10000 Contoh;Dalam suatu kecamatan, jumlah populasi pada pertengahan tahun 200000 orang, pada tahun 1987 dilaporkan terjadi 40 kasus kala-azar
Insidensi= (40/200000)x 1000 = 0,2 kasus per 1000 orang/tahun
pengukuran efek 22
Prevalensi:
Mengukur jumlah total kasus yg ada suatu peristiwa/penyakit dalam satu titik waktu tertentu, misalnya pertanggal tertentu
ÆInterpretasi data lbh kompleks karena tgt pada orang yg mendapat penyakit pada masa lalu sampai saat ini, berguna untuk penyakit kronis Æ biasa digunakan dalam penelitian cross-sectional
Contoh: jumlah penderita TBC pada awal bulan
faktor x resiko penyandang populasi jumlah tentu waktu ter pada kasus jumlah Prevalensi= Contoh:
Pada tgl 1 Juli 1988 di suatu kecamatan B dengan jumlah penduduk 200000 org terdapat penderita DBD sebanyak 120 orang
Prevalensi= (120/200000)x 100 = 0,06 kasus per 100 orang pada tgl 1 Juli 1988
pengukuran efek 23
Pada kondis stabil:
Prevalensi = Insidensi x perioda waktu rata-rata penyakit
Penyakit dengan perioda waktu panjang (mis: TBC) Ænilai insidensi pertahun < prevalensi
Contoh: prevalensi TBC : 0,5 % - 1 % (5-10 per 1000 orang), dengan perioda sakit 4-5 tahun
Æinsidensi kasus baru : 0,1% - 0,2 % (1-2 kasus per 1000 org/th) Pada negara dengan sistem pencatatan yg baik dapat digunakan data insidensi, ttp jika tidak tercatat dengan baik informasi dapat diperoleh dari survey cross-sectional yang memberikan data prevalensi.
pengukuran efek 24
Jumlah absolut:
Data mentah yang tersedia
Æ Digunakan untuk monitoring terjadinya penyakit infeksi terutama pada saat terjadi kejadian luar biasa, populasi yang terlibat terbatas pada satu waktu dan satu daerah tertentu
Prevalensi dan insidensi:
Digunakan untuk melihan kecenderungan pada perioda waktu tertentu, membandingkan penyakit pada satu kelompok dengan kelompok lain, perhatikan: ukuran populasi, struktur umur dan jenis kelamin
Populasi penyandang resiko:
Disebut juga denominator/penyebut
Kelompok/masyarakat yeng mempunyai potensi untuk mendapatkan penyakit dan dapat berkontribusi pada jumlah kasus total (numerator)
pengukuran efek 25
Denominator:
Untuk menghitung prevalensi suatu penyakit, denominator merupakan jumlah total individu beresiko.
Jika melakukan survey sampel Æ denominator adalah seluruh individu dlm sampel
Contoh:
Prevalensi Palsmodium vivax dalam darah pada suatu surveyÆ denominator jumlah orang yang telah diambil darahnya
Laju untuk umur/ jenis kelamin tertentu
Penentuan jumlah kasus: jumlah orang? Jumlah peristiwa/kejadian?, jumlah kehadiran ?
Penyakit diare, malaria: seseorang menderita beberapa kali (2 kali) dalam 1 tahun dan mendatangi klinik 2 – 3 kali setiap sakit Æ 1 orang penderita, 2 peristiwa/thn dan kehadiran di fas. kes. (4-6) kali/thn
Penyakit TBC: 1 peristiwa terdaftar sebagai 1 kasus dengan beberapa kehadiran di fas. kes. pertahun
pengukuran efek 26
Jika menghitung prevalensi penyakit kronis: …..?
Jika mengevaluasi efektivitas program pengendalian malaria: ...? Jika mengamati penggunaan fas. kes. : …?
Pengukuran mortalitas:
Angka kematian bayi (AKB)= IMR Angka kematian kasar (AKK)=CDR
Angka kematian kelompok usia spesifik = ASDR Angka Kematian Bayi (AKB)= IMR
Sebetulnya bukan merupakan laju tetapi hanya rasio antara jumlah anak yg meninggal pada usia 0-1 tahun dengan jumlah anak yg lahir hidup dalam satu periode waktu tertentu
ÆIndikator : kesehatan bayi lahir, kemampuan merawat bayi, kualitas pelayanan kesehatan, kualitas lingkungan, kemampuan sos-ek, ukuran kesejahteraan masyarakat.
pengukuran efek 27
AKB negara berkembang 60-150 per 1000 bayi lahir/th Angka kematian kasar (CDR):
faktor x n tahun pertengaha pd populasi Julah satu tahun dalam kematian Jumlah = CDR
Kematian kelompok usia spesifik (ASDR):
faktor x sama usia kel. penduduk Jumlah tertentu usia kel. kematian Jumlah = ASDR
Angka Keparahan Penyakit (CFR):
100% x ersebut penyakit t akibat meninggal penderita jumlah penyakit suatu penderita jumlah = CFR
ÆKeganasan penyakit dan kemampuan pengobatan penyakit
pengukuran efek 28 Kel. Usia (th) Kota A Kota B Jumlah Penduduk Penduduk Jumlah Kematian ASDR/1000 Jumlah Penduduk Penduduk Jumlah Kematian ASDR/1000 0- 500 2 Æ8 4Æ16 400 1 2,5 15- 2000 8 Æ80 4Æ40 300 1 3,3 30- 2000 12 6 1000 5 5,0 45- 1000 10 10 2000 18 9,0 60- 500 20 40 2000 70 35,0 75+ 100 15 150 400 50 125,0 Total 6100 67Æ145 109,8 6100 145 237,8
Perbandingan penggunaan CDR dan ASDR
pengukuran efek 29
Kelompok
Usia Populasi Standar Kelompok usiaProporsi per
ASDR kota A ASDR kota B
0- 900 0,07 4 2,5 15- 2300 0,19 4 3,3 30- 3000 0,25 6 5 45- 3000 0,25 10 9 60- 2500 0,20 40 35 75+ 500 0,04 150 125 Total 12200 - 109,8 237,8
Adjustment kelompok usia
Proses adjustment:
Tentukan populasi standar: dapat dari kota lain, populasi nasional atau populasi paling akurat perhitungannya, atau penjumlahan dua populasi yang dibandingkan.
Tujuan: menetralisir perbedaan usia dengan menggunakan populasi ketiga (standar)
Angka kematian adjusted usia kota A: (4x0,07)+(4x0,19)+…+(150x0,04)= 19,04 Angka kematian adjusted usia kota B: (2,5x0,07)+(3,3x0,19)+…+(125x0,04)= 16,30
pengukuran efek 30
Pengukuran efek berdasarkan penyakit tertentu:
Penyakit tertentu mempunyai pencatatan khususÆ dapat diukur Kanker:
menghitung insidensi morbiditas dan mortalitas Disebabkan faktor lingkungan:
yang terbukti secara ilmiah masih sedikit: merokok, paparan asbestos, radiasi pengion, Cr, Ni, UV, As
Kardiovaskuler dan Pernapasan:
Bronkhitis dengan lingkungan, didapat lebih banyak di daerah urban dp rural, baik pada kembar monozigotik atau dizogotik Æ pengaruh SO2 dalam pencemaran udara.
pengukuran efek 31 Penyakit sistem syaraf dan pancaindera:
Telah terbukti: metil-Hg, HgÆ mengganggu sistem syaraf Kebisingan Æ telinga
Pencemaran udara (SO2, debu, Br, H2S)Æ mata (iritasi selaput lendir mata) Efek terhadap perilaku:
Kerusakan sistem syaraf akibat CO, CS2 Pengukuran: dengan kuesioner atau uji psikologi Efek pada kulit:
Zat kimia/fisis dalam kosmetika Radiasi UV
Pengukuran : uji klinis
pengukuran efek 32
Efek terhadap reproduksi:
Efek langsung thd alat-alat reproduksi Efek tidak langsungthd fungsi alat reproduksi
Agent: radiasi pengion, radiasi elektromagnetik, vibrasi, temperatur, logam berat, pelarur organik.
Pencemar yg bersifat toksik terhadap janin Pengukuran: kehamilan trismester pertama
cacat bawaan
Hepar/hati: pemeriksaan radioskopi, bilirubin dan urobilinogen dalam urin Pankreas: pemeriksaan serum amilase dan lipase