• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI

METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI

SDN NO.1 OTI

Huzaima, Gazali, dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membuat kalimat tanya melalui metode latihan terbimbing siswa kelas IV SDN No.1 Oti. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) seting penelitian dengan subyek penelitian yaitu instrumen pengumpul data berupa lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi penilaian aktivitas belajar siswa dan tes evaluasi hasil belajar, data yang terkumpul dianalisis melalui tes hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas inji berlangsung dalam 2 siklus. Hasil penelitian dalam siklus I menunjukkan bahwa siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan taraf aktivitas siswa rata-rata masih cukup, pada siklus II meningkat menjadi sangat baik dan untuk penilaian efektif siswa masih berkategori baik namun pada siklus II terus meningkat ke kategori sangat baik, untuk penskoran nilai dari siklus I berkategori baik, pada siklus ke dua meningkat menjadi baik atau sangat baik, untuk penskoran nilai dari siklus I berkategori baik, pada siklus ke dua meningkat menjadi baik atau sangat baik, jadi diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode latihan cukup efektif untuk memaksimalkan kemampuan belajar siswa dengan penggunaan metode latihan agar lebih meningkat dlam berprestasi. Berdasarkan analisis hasil tes pada siklus I siswa yang tuntas 20 dari 27 siswa, tuntas klasikal 74,07% dan daya serap klasikal 74,42%, sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas 27 dari 27 siswa tuntas klasikal 100% dan daya serap klasikalnya 85,86%, dengan pembelajaran membuat kalimat tanya melalui metode latihan siswa akan mengetahui apa yang harus diperhatikan dan diperkirakannya dalam mempelajari setiap pembelajaran, serta membantu siswa untuk membentuk pengertian-pengertian penting dari pembelajaran yang dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode latihan dapat meningkatkan kemampuan membuat kalimat tanya di kelas IV SDN No. 1 Oti dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Kata Kunci : Kemampuan Membuat Kalimat Tanya, Metode Latihan I. PENDAHULUAN

Pengembangan proses pembelajaran diarahkan kepada pencapaian kompetensi yang mencakup aspek kognitif, efektif dan psikomoptor.

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

2

Keseimbangan pengembangan potensi siswa dari ketiga aspek ini mutlak harus diupayakan dalam proses pembejaran. Hal ini dimaksudkan agar potensi intelektual siswa dapat berkembang secara optimal. Proses belajar mengajar hendaknya menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Kemampuan-kemampuan tertentu antara lain berbentuk kemampuan mengidentifikasi, mengklarifikasi, mengitung, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, dan mengkomunikasi. Pilihan metode yang tepat adalah dengan menyesuaikan karakteristik materi pelajaran, siswa lingkungan dan sarana-prasarana yang dapat memberdayakan potensi siswa (Sumiati, 2008:23)

Faktor pendidikan merupakan faktor penentu keberhasilan peserta didik pada masa yang akan datang, hal ini merupakan implikasi proses pembelajaran, kualitas hasil belajar akan menentukan keberhasilan anak didik ditengah masyarakat lebih khusus mengisi lapangan kerja.

Guru merupakan suatu komponen dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya manusia. Sehubungan dengan itu guru harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya dalam pendidikan. Sebagai penanggung jawab dalam proses belajar mengajar didalam kelas guru harus memberikan kemungkinan besar bagi siswa agar terjadi proses belajar yang efektif. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa, salah satunya adalah pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat oleh guru. Metode yang digunakan lebih berorentasi pada pendekatan yang berpusat pada guru. Salah satu metode yang mendukung terciptanya suatu interaksi belajar yang baik antara guru dan siswa, dengan menerapkan metode latihan dalam pembelajaran.

Menurut Kristini (2005: 6) bahwa metode latihan merupakan suatu pola pengajaran yang membentuk atau membina pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui kegiatan melakukan atau mengerjakan suatu dengan berulang-ulang sehingga tercapai suatu asosiasi yang mengkondisi antara stimulus dan respon

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

3

tertentu dan bersifat permanen. Metode ini menekankan upaya pembentukan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada proses pengulangan kegiatan atau perbuatan tertentu.

Faktor yang menunjang digunakan metode latihan ini disamping tepat untuk membentuk pengetahuan, juga karena didukung oleh perangkat pembelajaran yang menunjang kesuksesan belajar siswa, hingga memberikan keuntungan lebih bagi tenaga pendidik untuk mengaplikasikan metode ini. Maka dari itu sebagai tenaga pendidik berkewajiban untuk membantu siswa didiknya dalam mengatasi maslah yang timbul baik di dalam sekolah maupun diluar sekolah dalam upaya meningkatkan kesuksesan belajar siswa (Mohammad Asrori, 2008 :30).

II. METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Rangkaian kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada pedoman PTK dari model Kemmis dan Mc. Taggart sangat erat hubungannya dengan praktek pembelajaran yang dihadapi guru. Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak berlatih mengapliklasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 1 Oti Kecamatan Sindue Tobata. Kelas yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas IV yang mengikuti mata pelajaran bahasa indonesia pada tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 27 siswa, 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahap yang meliputi: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Aspek yang diamati dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan membuat kalimat tanya melalui metode latihan siswa kelas IV SDN No. 1 Oti Kecamatan Sindue Tobata. Dalam memperoleh data yang akurat, peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian seperti lembar observasi dan foto-foto. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas IV SDN No. 1 Oti.

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

4

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu 1) Tes untuk mengetahui hasil belajar murid, berupa tes hasil belajar yang diberikan setiap akhir tindakan. 2) Observasi, pelaksanaan observasi baik pada peneliti atau pada subyek dilakukan setiap pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengisi format yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas dan perilaku peneliti pada saat kegiatan belajar (KBM).

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terdiri dari 3 tahapan pembelajaran yaitu: a) tahap pendahuluan, b) tahap inti, c) tahap akhir.

a) Tahap Pendahuluan. Pada tahap ini, peneliti memberi motivasi awal pada siswa, mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. b) Tahap Inti. Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru antara lain: 1) guru menjelaskan materi, 2) guru memberikan contoh membuat kalimat tanya, 3) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab dalam membaut kalimat tanya, 4) guru memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat kalimat tanya yang tepat dengan melihat contoh yanga ada. 4) mempresentasekan hasil pekerjaannya di depan kelas, 5) guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya, memberi penghargaan atau pujian. c) Tahap akhir. Pada tahap ini terdapat tiga kegiatan yang dilakukan: 1) guru memberi pertanyaan secara lisan mengenai materi, membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dan memantapkan konsep yang telah dipelajari dan memberi penguatan sebagai evaluasi akhir pembelajaran.

Ada dua jenis data yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa adalah menggunakan rumus berikut:

Dalam PTK ini, untuk menghitung data kuantitatif digunakan perhitungan presentase daya serap individu dan ketuntasan belajar klasikal. Persentase ketuntasan individu biasanya dihitung sama dengan pertentase daya serap yang dinyatakan dengan:

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

5 a) Daya serap individu

Skor yang diperoleh siswa

Persentase daya serap individual = x 100% Skor maksimum soal

b) Ketuntasan belajar klasikal

Banyak siswa yang tuntas individu Persentase ketuntasan klasikal = x100% Skor maksimum soal

Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase rata-rata hasil belajar yang dicapai adalah 75%. Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Iskandar (2009: 75) adalah 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) verifikasi data/penyimpulan.

1) Mereduksi Data, mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. 2) Penyajian Data, Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel dan diberi nama kualitatif, sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3) Verifikasi/Penyimpulan, langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan.

III. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 21 Agustus 2015. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus pertama dalam upaya guru meningkatkan kemampuan siswa membuat kalimat tanya melalui metode latihan. Sesuai hasil kesepakatan antara peneliti bersama teman sejawat maka pokok bahasan yang disajikan adalah

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

6

”Membuat kalimat tanya”, adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus pertama sebagai berikut:

1) Perencanaan

Peneliti bersama teman sejawat membahas metode latihan yang berhubungan dengan proposal penelitian. Menyeting materi pada setiap siklus penelitian beserta alokasi waktunya. Peneliti berkolaborasi bersama teman sejawat menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode latihan yang akan di ajarkan. Peneliti dan guru merumuskan tujuan pembelajaran. Peneliti berkolaborasi bersama teman sejawat merumuskan masalah yang akan diajarkan. Rumusan masalah yang akan diajarkan mengacuh pada tujuan pembelajaran yaitu: membuat kalimat tanya.

1. Tindakan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Sebelum menyajikan materi pelajaran, dibuat lembar kegiatan siswa yang akan dipelajari, dan lembar jawaban. Yang telah dilampirkan.

2) Penyajian materi

(a) Melaksanakan pembelajaran (1) Kegiatan awal:

- Kegiatan awal yang dilakukan pada tahap ini yaitu memberikan soal kuis pada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa.

- Lalu memberikan motivasi pada siswa yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan, menyampaikan inti tujuan pembelajaran, memberikan motivasi untuk lebih mengetahui tentang metode latihan.

(2) Kegiatan Inti meliputi:

- Mengemukakan tentang membuat kalimat tanya yang benar - Mengkonstruksikan pengetahuan awal siswa

- Membimbing siswa dalam membuat kalimat tanya melalui metode latihan - Membimbing siswa melalui metode latihan terbimbing mengenai hasil

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

7

- Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya - Memberi penghargaan atau pujian kepada siswa (3) Kegiatan penutup, meliputi:

- Menyampaikan kesimpulan materi

- Mengevaluasi siswa dengan memberi pertanyaan lisan sesuai tujuan pembelajaran.

3. Observasi (pengumpulan data)

Selama proses pembelajaran berlangsung, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode latihan dipantau/diamati oleh kolaborator untuk memantau saat penelitian melalui lembar observasi siswa yang digunakan baik untuk kegiatan guru maupun kegiatan siswa dengan mengunakan panduan observasi yang sudah dilampirkan.

1) Aktivitas Siswa

(1) Pada kegiatan fase awal pembelajaran yang meliputi aspek kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, mendengar, dan memperhatikan informasi atau penjelasan guru, duduk dengan tenang berada dalam kategori baik. Hasil sesuai dengan keadaan di kelas dimana pada awal pembelajaran sebagaian besar siswa memberikan respon yang baik pada saat guru memberikan motivasi maupun ketika menyampaikan beberapa informasi.

(2) Pada kegiatan fase inti mulai dari fase pengkajian tentang pembelajaran melalui metode latihan terbimbing, mendengarkan kembali informasi tentang penjelasan dari guru dalam pekerjaannya, melakukan kegiatan penyelidikan yang berkaitan dengan materi membuat kalimat tanya melalui metode latihan, menanyakan hal-hal yang belum dipahami melalui metode latihan, menjawab pertanyaan guru yang berkaitan materi yang telah dipelajari, menyimpulkan materi yang telah diberikan, memberi kategori baik, karena selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa menampakan sikap belajar yang baik dan setiap tahap pembelajaran dijalani dengan serius.

Secara keseluruhan dari hasil observasi kegiatan siswa menunjukan taraf aktivitas siswa rata-rata masih cukup. Jadi perlu dibenahi lagi terutama di dalam

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

8

meningkatkan kemampuan siswa membuat kalimat tanya untuk mengkaji tentang pembelajaran melalui metode latihan.

2) Aktivitas Guru

Berdasarkan data observasi pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru (peneliti) dalam melaksanakan dan mengola pembelajaran tergolong baik sedangkan hasil observasi pada siklus I di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang perlu diperbaiki dan dilakukan dalam proses belajar mengajar adalah:

1. Memaksimalkan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, langkah-langkah yang ditempuh adalah memberikan motivasi selama proses belajar mengajar berlangsung

2. Membimbing siswa dalam mengkaji pembelajaran melalui metode latihan terbimbing pada materi pengisian formulir yang dilakukan siswa dengan baik. 3. Memberikan motivasi kepada siswa untuk mengemukakan pendapat karena

masih ada beberapa siswa kurang aktif dalam bertanya dan mengeluarkan pendapatnya

4. Adanya perbedaan daya serap dan tingkat pemahaman materi pembelajaran. 5. Variasi guru mengajar perlu ditingkatkan dalam pemberian tugas

6. Berdasarkan hasil pencapaian persentase ketuntasan belajar siswa dan daya serap secara klasikal yang diperoleh belum mencapai sasaran yang diinginkan sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan, maka dari itu peneliti berkesimpulan perlu dilaksanakan siklus II.

3). Hasil Evaluasi Membuat Kalimat Tanya Siklus I

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dengan menerapkan metode latihan terbimbing dalam pembelajaran, kegiatan selanjutnya pemberian tes. Bentuk tes yang diberikan adalah essay tes dengan presentase ketuntasan sebagai berikut:

- Banyak siswa yang tuntas 20 dari 27 siswa - Presentase ketuntasan klasikal sebesar 74,07%,

Dari hasil tes akhir ini pula dapat diidentifikasi soal yang daya serapnya sangat kurang dalam membuat kalimat tanya. Tabel tersebut dilihat/dinilai melalui

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

9

lembar tes belajar siswa melalui rencana dan skenario pembelajaran dan tes siklus I yang sudah dilampirkan. Adapun analisis hasil tes siklus I ditunjukkan pada Tabel di bawah 4.3:

Tabel 1. Analisis Hasil Evaluasi Membuat Kalimat Tanya Siklus I

NO Aspek Perolehan Hasil

1 Skor Tertinggi 100 (16 orang)

2 Skor Terendah 16 (1 orang)

3 Banyaknya siswa yang belum tuntas 7 orang

4 Banyaknya siswa yang tuntas 20 orang

5 Presentase ketuntasan klasikal 74,07%

6 Presentase daya serap klasikal 74,42%

Sumber: SDN No. 1 Oti Kelas IV

Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan klasikal dibandingkan dengan tes awal hasil belajar yaitu 14,81% menjadi 74,42% setelah diberi tindakan pada siklus I.

4). Refleksi Tindakan Siklus I

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, diperoleh hasil bahwa aktivitas siswa dalam pelaksanaan KBM dengan menggunakan metode latihan dalam pembelajaran bahasa indonesia untuk hasil pengamatan bila dilihat dari sisi kemampuan siswa dalam belajar, hal ini disebabkan oleh buku paket yang dibagikan hanya diperuntukan satu buku untuk satu kelompok dan tidak ada buku penunjang, kurangnya keberanian siswa untuk bertanya tentang soal yang belum dimengerti.

Secara umum hasil penelitian tindakan kelas selama siklus I belum mencapai indikator keberhasilan. Lebih dari 74,07% dari jumlah siswa yang ada mencapai nilai minimal 75,00 keatas berdasarkan hasil tes akhir siklus dan 25,93% dari jumlah siswa yang lain telah mencapai nilai dari 75,00 kebawah. Untuk memantapkan pencapaian hasil penelitian maka peneliti merasa perlu untuk melanjutkan ke siklus II.

Berdasarkan hasil analisis data dan pemantauan selama pelaksanaan tindakan dalam siklus I ditemukan kelemahan-kelemahan yang perlu

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

10

direncanakan kembali pada siklus berikutnya. Berikut disajikan kelemahan, analisis penyebab dan rekomendasi perbaikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Kelemahan siklus 1, analisis penyebab dan rekomendasi perbaikan

NO Kelemahan Analisis Penyebab Rekomendasi Perbaikan

1.

2.

Tujuan pembelajaran yang dicapai oleh siswa belum optimal

Pada saat siklus 1, pemberian umpan balik pada metode latihan masih belum optimal.

Siswa belum terlalu paham tentang materi yang di ajarkan Siswa belum terlalu paham tentang penggunaan metode latihan

Menginformasikan kembali pada siswa tentang materi yang sudah diajarkan

Mengarahkan siswa supaya lebih menguasai metode latihan terhadap materi yang diajarkan

1. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Penelitian tindakan siklus II dilaksanakan dari tanggal 25 Agustus 2015 dengan bahan kajian mengisi formulir daftar riwayat hidup. Sebagai tindakan yang dilaksanakan pada siklus I, penelitian dilaksanakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) 1 kali pertemuan untuk tes akhir siklus.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II meliputi : 1. Perencanaan

Berdasarkan refleksi pada siklus I maka dibuat tindakan revisi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I sebagai berikut:

1. Merancang pelaksanaan pembelajaran untuk memaksimalkan kemampuan siswa

2. Mengadakan pendekatan dan memberikan motivasi pada siswa untuk lebih berani dalam menyatakan pendapat ataupun mengajukan pertanyaan.

3. Menekankan pada siswa untuk memperhatikan langkah-langkah penyelesaian soal

4. Lebih memperhatikan siswa yang kemampuannya kurang dalam setiap kelompok belajar, memungkinkan adanya keaktifan dan keberanian bertanya kepada guru (peneliti), guna memaksimalkan hasil belajar siswa.

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

11

Dengan memperhatikan tindakan perbaikan di atas, kemudian disusun rencana tindakan selanjutnya sebagai berikut:

1. Membuat rencana pembelajaran yang sudah dilampirkan 2. Membuat skenario pembelajaran yang terlampir

3. Membuat lembar observasi kegiatan siswa dan guru 4. Mempersiapkan tes hasil belajar siklus II

Dalam proses pembelajaran berlangsung, aktivitas guru dan murid dalam pembelajaran dengan metode latihan terbimbing dipantau/diamati oleh dengan mengunakan panduan observasi yang sudah disiapkan seperti pada siklus I. 1) Aktivitas Siswa

Aspek pengkajian metode latihan terbimbing, pengamat memberi kategori amat baik dengan melihat adanya peningkatan kemampuan dan aktivitas siswa sebagian besar siswa mulai dapat mengamati dan menemukan sendiri setiap unsur konsep dengan bimbingan guru. Hal ini dilatarbelakangi adanya kegiatan demonstrasi atau percobaan serta penggunaan model pembelajaran yang lebih baik untuk membantu siswa dalam pengkajian konsep pembelajaran.

2) Aktivitas Guru

Keseluruhan taraf keberhasilan guru dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran dengan meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran pada metode latihan dapat dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keberhasilan guru dalam menerapkan pembelajaran pada metode latihan dari siklus I ke siklus II. Keberhasilan ini dampak positif bagi peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep bahasa di SD.

2. Hasil Tes Penilaian Membuat kalimat Tanya Siklus II

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II dengan menerapkan metode latihan, kegiatan selanjutnya pemberian tes. Bentuk tes yang diberikan adalah essay tes dengan persentase ketuntasan sebagai berikut:

- Banyak siswa yang tuntas 27 dari 27 siswa - Persentase ketuntasan klasikal sebesar 100%

Dari hasil tes akhir dapat diidentifikasi soal yang daya serapnya kurang adalah soal nomor 6 yaitu soal tentang bagaimana. Tabel tersebut dilihat/dinilai

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

12

melalui lembar tes belajar siswa melalui rencana dan skenario pembelajaran dan tes tindakan siklus II yang sudah dilampirkan. Adapun analisis hasil tes siklus I ditunjukkan pada Tabel di bawah ini:

Tabel 3. Analisis Hasil Evaluasi Mengisi Formulir Siklus II

NO Aspek Perolehan Hasil

1 Skor Tertinggi 100 (25 orang)

2 Skor Terendah 83 (2 orang)

3 Banyaknya siswa yang belum tuntas -

4 Banyaknya siswa yang tuntas 27 orang

5 Presentase ketuntasan klasikal 100%

6 Presentase daya serap klasikal 85,84%

Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan klasikal dibandingkan dengan siklus I hasil belajar yaitu 14,81% menjadi 74,07% setelah diberi tindakan pada siklus II.

4). Refleksi Tindakan Siklus II

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II, diperoleh hasil bahwa aktivitas siswa dalam pelaksanaan KBM dengan menggunakan metode latihan dalam pembelajaran bahasa indonesia dengan materi membuat kalimat tanya sudah meningkat dilihat dari sisi kemampuan siswa dalam belajar, hal ini disebabkan dalam satu kelompok tentang pembelajaran yang dilakukan, dan sudah ada keberanian siswa untuk bertanya tentang soal yang belum dimengerti.

Secara umum hasil penelitian tindakan kelas untuk siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan. Lebih dari 85,00% dari jumlah siswa yang ada mencapai nilai minimal 75,00 keatas berdasarkan hasil tes akhir siklus mencapai 100% dari jumlah siswa yang lain telah mencapai nilai dari 75,00 ke atas.

IV. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, memberikan informasi bahwa penerapan metode latihan terbimbing merupakan metode yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan kemampuan siswa menyelesaikan materi membuat kalimat tanya, sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut: secara keseluruhan, data hasil analisis observasi terhadap aktivitas siswa

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

13

dan guru, serta tes untuk mengetahui hasil belajar siswa memahami dan menguasai materi dengan menyelesaikan soal yang ditugaskan tampak terjadi peningkatan pada setiap indikator semua tindakan baik pada siklus I dan siklus II. Selanjutnya, persentase aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 14 (lembar aktivitas siswa siklus I dan siklus II). Berdasarkan hasil tersebut, pada siklus I menunjukkan 86,11%. Hal ini berarti siswa termotivasi mengikuti pembelajaran. Bentuk motivasi yang diberikan peneliti/guru adalah pemberian tugas berupa latihan, serta latihan menyelesaikan soal membuat kalimat tanya dan membimbing siswa yang kurang aktif untuk menyelesaikan tugas dengan benar. Meskipun pada siklus I 55,56% berarti kriteria yang diperoleh hasil analisis aktivitas belum mencapai indikator yang ditetapkan, namun pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan dan dapat dikatakan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran, rata-rata dalam kategori sangat baik dan sudah mencapai indikator kinerja.

Peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diminimalisir. Adapun kekurangan pada siklus I adalah masih banyak siswa yang belum memahami materi yang disampaikan guru sehingga mengurangi hasil belajar. Siswa masih cenderung mengharapkan jawaban dari temannya. Hal ini dapat dilihat pada analisis tes kemampuan siswa, dimana masih terdapat siswa yang memiliki skor penilaian yaitu 50 (lima puluh) atau terdapat 7 orang siswa yang belum tuntas secara individu, serta ketuntasan klasikal belum mencapai indikator. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka rekomendasi yang dilakukan adalah membimbing siswa tentang cara menyelesaikan tugas dengan benar dan meminta siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru.

Pelaksanaan KBM menurut observer dalam kategori baik dan sangat baik. Hasil persentase peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran untuk siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 8 dan lampiran 15. Hasil persentase tersebut, pada siklus I 67,86 mengalami peningkatan ke siklus II yaitu 94,23%. Hal ini berarti bahwa guru memberikan yang terbaik untuk peserta didik dan berusaha meningkatkan hasil belajar yang optimal sekaligus meningkatkan kualitas dan prestasi siswa dalam proses belajar.

(14)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

14

Hasil ketuntasan klasikal yang dicapai pada tes kemampuan menyelesaikan soal siklus I sebesar 74,07% atau terdapat 20 orang siswa yang tuntas dari 27 jumlah siswa. persentase ketuntasan klasikal pada siklus I ini menunjukkan belum mencapai indikator keberhasilan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu 75%. Sehingga dilanjutkan penelitian pada tahap selanjutnya (siklus II) dan masih terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai yang sangat rendah.

Hasil yang diperoleh pada siklus II lebih baik daripada hasil yang diperoleh pada siklus I. peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diminimalisir. Maka terjadi peningkatan hasil yang signifikan, dimana ketuntasan belajar klasikal mencapai 100% atau terdapat 27 orang siswa yang tuntas dari 27 orang siswa yang mengikuti tes. Hal tersebut berarti bahwa tingkat kemampuan siswa menyelesaikan soal rata-rata dalam kategori sangat baik.

Penerapan metode latihan dalam pembelajaran bahasa indonesia, siswa dilatih untuk memahami materi, menyelesaikan soal, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain bermanfaat bagi siswa, juga dapat meningkatkan kompetensi guru, mengembangkan keterampilan, memberikan motivasi untuk menampilkan ide-ide baru dalam proses pembelajaran.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan membuat kalimat tanya di kelas IV SDN No.1 oti. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I kesiklus II. Pada siklus I menunjukkan aktivitas guru memperoleh skor nilai 35 dan persentase nilai rata-rata 67,31% dikategorikan cukup baik. Pada aktivitas siswa diperoleh jumlah skor 20 dengan persentase nilai rata-rata 55,56%. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu aktivitas guru mencapai skor 49 dan persentase nilai rata-rata 94,23% dengan dikategorikan sangat baik. Ini disebabkan bahwa siswa termotivasi mengikuti pembelajaran, bentuk motivasi yang dioberikan peneliti/guru adalah pemberian tugas berupa latihan, serta latihan menyelesaikan soal dan membimbing siswa yang kurang aktif untuk menyelesaikan tugas dengan benar. Pada aktivitas siswa diperoleh jumlah skor 31

(15)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

15

dengan persentase nilai rata-rata 86,11%. Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 74,07% kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 100%, dan ketuntasan daya serap individual untuk siklus I sebesar 74,42% juga mengalami peningkatan kesiklus II menjadi 85,86%.

Saran bagi pembaca, peneliti menyarankan agar sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan maka peneliti menyarankan yaitu 1) Memilih materi yang sesuai untuk pembelajaran dengan metode latihan. 2) Agar siswa dapat memahami proses pembentukan suatu materi pada mata perlajaran bahasa indonesia, dan hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berperan langsung dalam melakukan pembelajaran dengan latihan. 3) Memperbanyak latihan tentang pembelajaran melalui pengembangan kreativitas. 4) Menciptakan suasana yang menyenangkan, demokrasi semangat belajar dikelas.

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Muhammad. (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

Krestini, 2005. Metode Latihan Pembelajaran. Malang: PT Musi Perkasa Sumiati. (2008). Pembelajaran. Bandung: CV. Wahana Prima

(16)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

16

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Huzaima NIM : A 471 10 985

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa artikel ilmiah yang saya tulis ini benar-benar adalah hasil karya saya sendiri, bukan karena pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil pikiran saya

(17)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

17

sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan artikel ilmiah ini hasil jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan sendiri.

Palu, November 2015 Yang membuat pernyataan

Gambar

Tabel 1. Analisis Hasil Evaluasi Membuat Kalimat Tanya Siklus I
Tabel 2. Kelemahan siklus 1, analisis penyebab dan rekomendasi perbaikan
Tabel 3. Analisis Hasil Evaluasi Mengisi Formulir Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 2.3 apabila dikaikan dengan (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu (65), maka dapat disimpulkan bahwa hasil

Waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Magang ini kami rencanakan berlangsung selama 30 hari kerja efektif di BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN JOMBANG

Dari hasil simulasi pada sistem distribusi IEEE 33 bus didapat beberapa kesimpulan sebagai, Konfigurasi yang paling optimal adalah membuka switch 7, 9, 14, 32, 37, total

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab salah satu penyebab kerusakan karena korosi dengan perlakuan permukaan shot peening yaitu penembakan bola baja dengan

Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar

Hal ini diduga bahwa pemeliharaan abalon menggunakan drum plastik pada kawasan IMTA dengan kepadatan diatas 250 suda tidak dapat ditolerir oleh satuan luas dari

Kenyamanan termal dalam kereta dapat tercapai ketika penumpang mendapatkan supply temperatur udara, tingkat kelembaban, maupun panas yang ideal dari lingkungan