• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERENCANAAN INSTALASI POMPA. Perencanaan yang diambil adalah perencanaan untuk instalasi pompa pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERENCANAAN INSTALASI POMPA. Perencanaan yang diambil adalah perencanaan untuk instalasi pompa pada"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERENCANAAN INSTALASI POMPA

3.1. Perencanaan Instalasi Pompa

Perencanaan yang diambil adalah perencanaan untuk instalasi pompa pada Saring Putar. Data-data awal adalah sebagai berikut :

 Fluida : Sea Water

 Kapasitas Pompa : 960 m3/jam = 0, 273 m3/s  Putaran poros pompa : 985 rpm

 Berat Jenis fluida : 1025 kg/m3  Viskositas Kinematik : 1,115 x 10-6 m2/s  Temperatur Fluida : 20

3.1.1. Kecepatan Fluida Di Dalam Pipa Isap (Cs) 3.1.1.1. Diameter Pipa Isap Yang Direncanakan (ds)

Diameter pipa isap yang akan direncanakan didalam sistem instalasi pompa ini adalah ds = 18” = 0,4572 m.

3.1.1.2. Luas Penampang Pipa Isap (As)

Setelah diketahui besarnya diameter isap , diketahui maka akan didapatkan besarnya luas penampang pada pipa isap yaitu :

2 2 2 164 , 0 4572 , 0 . 4 . 4 m d As s   

(2)

(Ref.9, Hal,33)

(Ref.5, Hal,33)

3.1.1.3. Kecepatan Aliran Fluida Di Dalam Pipa Isap (Cs) :

s m A Q C s s s 1,66 164 , 0 273 , 0  

Menurut refrensi fritz diesel, turbin pompa dan kompresor. Hal : 261

memenuhi syarat karena diantara 1,5 – 5 m/s.

3.1.2. Kecepatan Fluida Di Dalam Pipa Tekan (Cd) 3.1.2.1. Kecepatan Fluida Pada Pipa Tekan ( dd)

Diameter pipa tekan yang akan direncanakan di dalam sistem instalasi pompa ini adalah dd = 16” = 0,4064 m.

3.1.2.2. Luas Penampang Pipa Tekan (Ad)

Setelah diketahui besarnya diameter tekan diketahui maka akan didapatkan besarnya luas penampang pada pipa tekan yaitu :

2 2 2 13 , 0 4064 , 0 . 4 . 4 m d Ad d   

3.1.2.3. Kecepatan Aliran Fluida Di Dalam Pipa Tekan (Cd) :

s m A Q C d d d 2,11 13 , 0 266 , 0  

Menurut refrensi fritz diesel, turbin pompa dan kompresor. Hal : 261

(3)

(Ref.9, Hal,33)

(Ref.9, Hal,33)

3.1.3. Kerugian Gesekan Pada Pipa Isap (hs)

Untuk mengetahui kerugian-kerugian gesekan pada bagian pipa isap harus diketahui terlebih dahulu komponen -komponen apa saja yang terdapat pada pipa isap tersebut, adapun komponen -komponen pipa pada bagian isap yang direncanakan itu adalah sebagai berikut :

 Panjang pipa isap (Ls) = 4 m

Gate valve = 1 buah

Elbow90 short rodwelded = 1 buah

Strainer = 1 buah

3.1.3.1. Bilangan Reynold Untuk Aliran Pada Pipa Isap (Res)

s s s d C . Re  Dimana :

 = Viskositas dari sea water pada temperatur 20 = 1,115 x 10-6 m2/s Maka Didapat ; 5 6 10 822 . 6 Re 10 115 , 1 4572 , 0 . 66 , 1 Re x x s s  

3.1.3.2. Kerugian Gesekan Pada Pipa Isap (hs1)

g C d L h s s s s 2 . .. 2 1

(4)

(Ref.9, Hal,28)

(Ref.9, Hal,33)

(Ref.9, Hal,39)

Dimana : .

 = Koefisien gesekan pada pipa isap

= 0190, Maka Didapat : m h h s s 023 , 0 8 , 9 . 2 66 , 1 . 4572 , 0 4 . 014 , 0 1 2 1  

3.1.3.3. Kerugian Gesekan Pada Strainer (hs2)

g C f hs s 2 . 2 2  Dimana :

f = koefisien gesek pada strainer

=1,66

Gambar 3.1. Bentuk ujung masuk pipa dengan strainer Maka didapat m h h s s 234 , 0 8 , 9 . 2 66 , 1 . 66 , 1 2 2 2  

(5)

(Ref.8, Hal,424)

(Ref.8, Hal,424)

(Ref.8, Hal,424)

3.1.3.4. Kerugian Gesekan Pada Elbow (hs3)

n g C K h s e s . . 2 . 2 3 Dimana :

Ke = Koefisien gesekan pada elbow = 0,75

Gambar 3.2 Bentuk Elbow 900Short rodwelded

Maka Didapat : m h h s s 106 , 0 1 . 8 , 9 . 2 66 , 1 . 75 , 0 3 2 3  

3.1.3.5. Kerugian Gesekan Pada Gate Vakve (hs5)

g C kg hs s . 2 . 2 4 Dimana :

kg = Koefisien gesekan pada gate valve = 0,21

(6)

Gambar 3.3 sketsa gate valve Maka Didapat : m h h s s 030 , 0 8 , 9 . 2 66 , 1 . 21 , 0 4 2 4  

3.1.3.6. Kerugian Gesekan Total Pada Bagian Pipa Isap (hs) hs = hs1 + hs2 + hs3 + hs4

= 0,023 + 0,234 + 0,106+ 0,030 = 0,393 m

3.1.4. Kerugian Gesekan Pada Pipa Tekan (hd)

Untuk mengetahui kerugia n-kerugian gesekan pada bagian pipa tekan harus diketahui terlebih dahulu komponen -komponen apa saja yang terdapat pada pipa tekan tersebut, adapun komponen -komponen pipa pada bagian tekan yang direncanakan itu adalah sebagai berikut :

 Panjang pipa tekan (Ld) = 16 m

 Check Valve = 1 buah

 Gate valve = 1 buah

 Elbow90 short rodwelded = 2 buah

(7)

(Ref.9, Hal,28)

3.1.4.1. Blangan Reynold Untuk Aliran Pada Pipa Tekan (Red)

d d d d C . Re  Dimana :

 = Viskositas dari sea water pada temperatur

20 = 1,115 x 10-6 m2/s Maka Didapat ; 5 6 10 67457 , 7 Re 10 115 , 1 4064 , 0 . 11 , 2 Re x x d d  

3.1.4.2. Kerugian Gesekan Pada Pipa Tekan (hd1)

g C d L h d d d d 2 . .. 2 1 Dimana : .

= Koefisien gesekan pada pipa isap = 0,019 Maka Didapat : m h h d d 175 , 0 8 , 9 . 2 11 , 2 . 4064 , 0 16 . 0147 , 0 1 2 1  

(8)

(Ref.8, Hal,424) (Ref.9, Hal,33)

3.1.4.3. Kerugian Gesekan Pada Check Valve (hd2)

g C kc h d d 2 . 2 2 Dimana :

kc = Koefisien gesekan pada check valve = 2,0

Gambar 3.4 Sketsa Check Valve Maka Didapat : m h h d d 4524235 , 0 8 , 9 . 2 11 , 2 . 0 , 2 2 2 2  

3.1.4.4. Kerugian Gesekan Pada Elbow (hd3)

n g C K h d e d . . 2 . 2 3 Dimana :

Ke = Koefisien gesekan pada elbow = 0,75

(9)

(Ref.9, Hal,424)

Gambar 3.5 Bentuk Elbow 900Short rodwelded

Maka Didapat : m h h s s 339 , 0 3 . 8 , 9 . 2 11 , 2 . 75 , 0 3 2 3  

3.1.4.5. Kerugian Gesekan Pada Gate Vakve (hd4)

g C kg h d d . 2 . 2 4 Dimana :

kg = Koefisien gesekan pada gate valve = 0,21

(10)

(Ref.9, Hal,33) (Ref.9, Hal,424) Maka Didapat : m h h d d 048 , 0 8 , 9 . 2 11 , 2 . 21 , 0 4 2 4  

Kerugian gesek pada reducer

1 1 1 1 2 4 4 14 , 3 . 2 ) ( . d A A Q C g C C kr h d d d d d d    

Diameter pipa hisap reducer = 15”

Kr = Koefisien gesek pada reducer 0,06

m d A s m A Q C m g C C kr h d d d d d d 114 , 0 381 , 0 . 4 14 , 3 4 14 , 3 / 4 , 2 114 , 0 273 , 0 247 , 0 8 , 9 . 2 11 , 2 24 06 , 0 . 2 ) ( . 2 2 1 1 1 1 2 2 4           

3.1.4.6. Kerugian Gesekan Total Pada Bagian Pipa Tekan (hd) hd = hd1 + hd2 + hd3 + hd4+ hd5

= 0,175 + 0,048 + 0,339 + 0,0247 + 0,4524 = 1,039 m

(11)

(Ref.9, Hal,26)

3.1.4.7. Kerugian Gesekan Total (ht) ht = hd+ hs

= 1,039 + 0,393 ht = 1,433 m

3.1.5. Head Manometris Yang Dibutuhkan Pompa

Ketinggian manometris atau head manometr is pompa adalah kesanggupan pompa untuk melakukan kerja. Head manometris ini harus mengalirkan fluida seperti seperti yang direncanakan dan harus dapat mengatasi berbagai macam kerugian yang terjadi disepanjang jalur pemipaan yaitu pada pipa isap dan pipa tekan. Pada kenyataannya head manometris pompa yang terpasang diambil lebih besar dari total hasil perhitungan, hal ini dimaksudkan sebagai head cadangan atau sebagai antisipasi bilamana terjadi perubahan perlengkapan lain didalam dari instalasi. Besar head manometris pompa ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

g v h h h H d l p a man . 2 2      Dimana : man

H = Head manometris dari suatu sistem pipa (m)

a

h = Head statis total (kg/m3)

p

h

 = Perbedaan tekanan statis diantara kedua permukaan fluida,

perbedaan tekanan ini diambil = 0 karena kedua permukaan fluida bekerja pada tekanan atmosfir.

(12)

l

h = Kerugian-kerugian head pada pipa isap dan tekan (m)

d

v = Kecepatan aliran fluida pada pipa tekan (m) Untuk head statis diambil dengan menggunakan rumus :

ha = ht + hi Dimana : ht = Disharge Head = 8,5 m hi = Suction Head = 2,5 m Maka didapat : ha = ht + hi = 8,5 + 2,5 ha = 11 m

Maka head manometris pompa yang didapat adalah sebagai berikut :

m H H man man 64 , 12 8 , 9 . 2 04 , 2 433 , 1 0 11 2     

3.1.6. Pemeriksaan Terhadap Kavitasi

Untuk mengetahui apakah suatu pompa yang kita rancang akan bebas dari kavitasi maka harus dipenuhi syarat sebagai berikut :

diperlukan yang tersedia

yang NPSH

NPSH

Dari hal tersebut diatas maka suatu pompa itu akan bebas dari kavitasi apabila net positip suction head yang tersedia itu lebih besar dari net positip

(13)

(Ref.9, Hal,46)

rancang ini bebas dari kavitasi atau tidak dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.

3.1.6.1. Menghitung NPSHyang tersedia

ls s v a tersedia yang h h p p NPSH     Dimana : a p = Tekanan atmosfir ( kg/m2) = 10332 kg/m2

pv = Tekanan uap jenuh (kg/m2) = 238,3 kg/m2

= Berat jenis fluida = 1025 kg/m3

s

h = Suction head statis = 2,5 m

s

hl = Kerugian head didalam pipa isap = 0,37 m

Maka NPSHyang tersedia Didapat :

m NPSH NPSH tersedia yang tersedia yang 98 , 6 37 , 0 ) 5 , 2 ( 1025 3 , 238 1025 10332      

3.1.6.2 Menghitung NPSHyang diperlukan

m NPSH NPSH H NPSH diperlukan yang diperlukan yang man diperlukan yang 165 , 3 64 , 12 . 25 . 0 .   

Gambar

Gambar 3.6 sketsa gate valve

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan Daya Motor Untuk Kerja pompa Dari hasil pengukuran yang dilakukan pada lokasi PLTBS guna menentukan besar daya motor induksi untuk pompa air diperoleh data

Apabila suatu instalasi pemipaan menggunakan pompa seri untuk mengalirkan fluida melalui pipa tersebut maka head atau tekanan fluida akan semakin besar namun kapasitas

Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air sesuai kebutuhan water cooled pakaged (WCP)/penyegar udara paket, dapat di tentukan dari

Dari evaluasi sumur P-346 yang menggunakan pompa terpasang tipe ESP IND-675/49 Hz 97 stage dengan kedalaman Pump Setting Depth (PSD) 1969,64 ft dan Total Dynamic Head (TDH) sebesar

Kerugian head fluida air lebih besar dibanding dengan kerugian head yang terjadi pada fluida air deterjen, hal ini disebabkan karena kecepatan aliran fluida air

Tugas sarjana ini diambil dari bidang mata kuliah Perpindahan panas dengan judul “ANALISA PERHITUNGAN KONSUMSI DAN BIAYA ENERGI UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA

3.1 Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan guna mempelajari perhitungan Net Positive Suction Head Available NPSHA dan total head untuk menentukan kebutuhan pompa yang sesuai

Perencanaan pompa ini direncanakan untuk pengadaan air di pabrik kelapa sawit dengan kapasitas pabrik sebesar 60 Ton TBS/jam.Sumber air yang diambil dari air sungai tidak jauh dari