• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kecil yang memiliki batasan tertentu. Menurut Undang-undang No 9 Tahun 1995,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kecil yang memiliki batasan tertentu. Menurut Undang-undang No 9 Tahun 1995,"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha kecil adalah sebuah usaha atau kegiatan perekonomian berskala kecil yang memiliki batasan tertentu. Menurut Undang-undang No 9 Tahun 1995, batasan usaha kecil yaitu memiliki asset bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) yang tidak lebih dari Rp. 200.000.000,00 serta memiliki penjualan tahunan tidak lebih dari Rp. 1.000.000.000,00. Usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, peran penting tersebut telah mendorong banyak negara termasuk juga Indonesia agar terus berupaya untuk mengembangkan usaha kecil menengah.

Usaha rumah makan merupakan usaha kecil menengah yang dianggap oleh sebagian orang sebagai bisnis yang paling mudah untuk dilakoni dalam situasi apapun, dengan alasan bahwa setiap orang perlu makan sehingga membuat bisnis makanan tidak akan pernah mati. Oleh karena itu, pertumbuhan usaha-usaha rumah makan, restoran dan café di Indonesia sangat berkembang pesat.

Tempat pedagang makanan sangat mudah ditemukan di berbagai sudut kota ataupun daerah. Saat ini rumah makan, restoran dan pada umumnya cafe tidak hanya dikunjungi konsumen untuk mencari makanan ataupun minuman saja, tetapi tidak jarang dijadikan konsumen sebagai tempat berkumpul, pertemuan bisnis, dan sekaligus dapat dijadikan tempat istirahat untuk menghilangkan lelah. Para konsumen tersebut mencari tempat-tempat yang menarik, tenang, dan santai.

(2)

Parapat sebagai salah satu objek wisata terkenal di Sumatera Utara memiliki banyak usaha rumah makan, terutama di sepanjang Jl. Sisingamangaraja. Salah satunya adalah Rumah Makan Istana Minang.

Rumah Makan Istana Minang Parapat memiliki bentuk ruangan yang rapi, teratur dan menarik sehingga membuat konsumen nyaman untuk menikmati hidangan yang disajikan. Harga yang ditawarkan rata-rata relatif murah dibandingkan dengan rumah makan yang menyajikan produk sejanis, dan juga tempatnya yang strategis sehingga mudah dijangkau konsumen. Rumah Makan Istana Minang ini merupakan rumah makan yang selalu ramai dikunjungi konsumen baik di hari biasa apalagi ketika hari libur tiba.

Makanan utama sekaligus menjadi menu andalan dari Rumah Makan Istana Minang ini adalah ikan. Adapun jenis ikan yang disajikan di rumah makan tersebut adalah ikan-ikan danau seperti ikan mujair, ikan nila, ikan pora-pora, ikan mas, dan jenis ikan danau lainnya. Sang pemilik menjamin kenikmatan olahan ikan di Rumah Makan Istana Minang karena ikan tersebut langsung diambil dari Danau Toba. Hal ini membuat sajian ini memiliki cita rasa yang lebih nikmat dan berbeda walaupun ikan ini banyak juga didapatkan di wilayah lain. Beberapa jenis olahan ikan di Rumah Makan Istana Minang antara lain ikan goreng, ikan gulai, ikan sambel, ikan pakai cabai lado hijau, dan lain-lain. Semua menu olahan ikan tersebut merupakan yang menjadi andalan serta paling banyak dipesan pengunjung.

Pemilik rumah makan melakukan banyak inovasi baik dalam hal variasi menu makanan ataupun dalam hal kualitas serta fasilitas di rumah makan tersebut. Dalam hal variasi makanan, pemilik rumah makan selalu menyajikan menu

(3)

makanan dengan cara pengolahan yang berbeda, namun tetap menggunakan bahan baku utama, yakni ikan danau tersebut. Hal ini dilakukan agar pengunjung tidak bosan dengan menu makanan yang selalu sama setiap harinya. Dalam hal fasilitas, pemilik rumah makan menyediakan ruangan musholla serta lapangan parkir yang cukup luas. Ruangan rumah makan juga di desain dengan sangat rapi dan menarik sehingga pengunjung merasa nyaman dan mau melakukan kunjungan kembali ke rumah makan tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi pelanggan untuk datang ke suatu lokasi rumah makan, selain persaingan. Beberapa faktor yang mendukung datangnya pelanggan adalah adanya bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Lupiyoadi (2006:70), bauran pemasaran jasa terdiri dari produk (product), harga

(price), tempat (place), promosi (promotion), orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process). Melakukan bauran pemasaran yang tepat sasaran

akan semakin meningkatkan jumlah pelanggan atau konsumen.

Produk adalah barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Harga produk atau jasa adalah faktor kunci dalam keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Bila harga terlalu tinggi mungkin banyak konsumen akan membatalkan kunjungannya dan akan beralih ke tempat lain yang harganya lebih rendah lagi.

Tempat merupakan hal yang penting karena pelanggan semakin mengharapkan layanan dan kenyamanan yang samakin memuaskan. Promosi yang bertujuan untuk membujuk para konsumen untuk berkunjung dan melakukan pembelian produk yang ditawarkan.

(4)

Orang merupakan suatu kualitas dan kuantitas dari orang yang akan terlibat dalam pemberian jasa, seperti pelayanan yang baik serta memuaskan para konsumen yang berkunjung. Bukti fisik yakni merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Proses meliputi bagaimana menjalankan operasi dalam jasa tersebut, mulai dari awal hingga akhir dari kegiatan jasa tersebut.

Rumah Makan Istana Minang lebih banyak dikenal oleh konsumen dibandingkan rumah makan yang sejenis lainnya yang berada di Jl. Sisingamangaraja tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka muncul ketertarikan untuk melakukan penelitian tentang: “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang di Jl. Sisingamangaraja Parapat “.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dikemukakan peneliti berdasarkan latar belakang penelitian adalah sebagai berikut:

“ Apakah faktor produk, harga, lokasi/tempat, promosi, orang, bukti fisik dan proses memiliki pengaruh terhadap keputusan konsumen berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang di Jl. Sisingamangaraja Parapat? ”

C. Kerangka Konseptual

Produk merupakan barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan produk dapat mempunyai bentuk, atau dapat berupa jasa

(5)

tanpa bentuk fisik (Zimmerer et al., 2008:413). Para konsumen, pada kenyataannya membeli lebih dari sekedar sifat-sifat fisik yang melekat pada barang tersebut, seperti kemasan, warna, bahan yang digunakan, merek, dan lain-lain. Mereka membeli pemuas kebutuhan dalam bentuk manfaat produk yang dibelinya.

Harga produk atau jasa adalah faktor kunci dalam keputusan pembelian. Menurut Zimmerer et al., (2008:417) harga mempengaruhi baik penjualan maupun laba, dan tanpa harga yang benar, penjualan dan laba akan mendapatkan kesulitan. Harga yang benar untuk produk atau jasa bergantung pada tiga faktor, yaitu: struktur biaya perusahaan, penilaian mengenai pasar, dan citra pasar yang ingin dibentuk dalam pikiran pelanggan.

Lokasi/tempat usaha menjadi semakin penting karena pelanggan semakin mengharapkan layanan dan kenyamanan yang semakin memuaskan (Zimmerer et

al., 2008:415). Tata letak, dekorasi, lingkungan sekitar dapat menimbulkan kesan

suasana dari penampilan suatu tempat. Suasana dapat menciptakan perasaan santai ataupun sibuk, kesan mewah ataupun efisiensi, sikap ramah ataupun sikap dingin, teroganisir atupun kacau, atau suasana hati menyenangkan.

Promosi menyangkut baik periklanan maupun penjualan secara pribadi. Promosi bertujuan untuk menginformasikan dan membujuk pelanggan. Dimana iklan mengkomunikasikan manfaat barang atau jasa kepada calon pelanggan melalui media massa dan penjualan secara pribadi melibatkan seni membujuk dalam penjualan dengan dasar tatap muka. Program promosi perusahaan kecil bisa berperan penting dalam menciptakan citra tertentu dalam pikiran pelanggan,

(6)

apakah untuk kalangan atas, potongan harga, atau diantara keduanya (Zimmerer et

al., 2008:418).

Orang berarti yang melayani ataupun merencanakan pelayanan terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani oleh orang, maka orang tersebut perlu diseleksi, dilatih, dimotivasi sehingga memberikan kepuasan kepada pelanggan. Setiap karyawan harus berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap konsumen dengan sikap perhatian, responsif, inisiatif, kreatif pandai memecahkan masalah dan ikhlas (Lupiyoadi, 2006:75).

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya penampilan staf yang rapi dan sopan, tata letak ruangan yang teratur dan nyaman, juga adanya fasilitas musholla dan tempat parkir yang cukup luas dan bentuk fisik lainnya (Lupiyoadi, 2006:71).

Proses merupakan bagaimana jasa (pelayanan) tersebut disampaikan dapat menentukan kepuasan pelanggan. Konsumen tidak tahu bagaimana proses yang terjadi, yang penting jasa yang ia terima harus memuaskan (Lupiyoadi, 2006:76).

Berdasarkan uraian diatas, terdapat 7 (tujuh) variabel yang dianggap paling mempengaruhi konsumen berkunjung pada Rumah Makan Istana di Jl. Sisingamangaraja Parapat dan dapat digambarkan sebagai berikut:

(7)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Zimmerer, Lupiyoadi (diolah peneliti, 2010)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2009:93). Hipotesis yang dikemukakan adalah:

” Faktor produk, harga, lokasi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses memiliki pengaruh terhadap keputusan konsumen berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang di Jl. Sisingamangaraja Parapat ”.

HARGA (X2) LOKASI (X3) PRODUK (X1) PROMOSI (X4) KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Y) PROSES (X7) BUKTI FISIK (X6) ORANG (X5)

(8)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor produk, harga, lokasi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses terhadap keputusan konsumen berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Pedagang

Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memperluas wawasan peneliti dan membandingkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan fakta yang terjadi di lapangan.

c. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian tentang objek yang sama di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang di Jl. Sisingamangaraja Parapat.

(9)

Adapun variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah: X1 = Produk X2 = Harga X3 = Lokasi X4 = Promosi X5 = Orang X6 = Bukti Fisik X7 = Proses Y = Keputusan Berkunjung 2. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah: 1. Variabel Bebas (X)

a. Produk yaitu segala jenis makanan/hidangan yang ditawarkan ke konsumen di Rumah Makan Istana Minang Jl. Sisingamangaraja Parapat.

b. Harga yaitu nilai yang ditetapkan oleh pemilik/pengusaha Rumah Makan Istana Minang terhadap suatu produk yang diukur dengan mata uang.

c. Lokasi yaitu berkenaan dengan tempat dan penataan letak di Rumah Makan Istana Minang di Jl. Sisingamangaraja Parapat

d. Promosi yaitu penyampaian informasi tentang produk, informasi tentang harga, informasi tentang lokasi.

(10)

f. Bukti fisik yaitu didefenisikan sebagai bentuk rumah makan baik interior maupun eksterior sehingga dapat manarik minat pelanggan untuk datang.

g. Proses yaitu didefenisikan sebagai kegiatan bagaimana pihak rumah makan membuat bahan utamanya sampai penyajiannya kepada pelanggan.

2. Variabel Terikat (Y)

Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan konsumen untuk berkunjung ke Rumah Makan Istana Minang di Jl. Sisingamangaraja Parapat.

Tabel 1.1

Defenisi Operasional Variabel

No. Variabel Defenisi Indikator Skala

Ukur 1 Produk (X1) Ketersediaan barang/hidangan yang ditawarkan kepada pelanggan

1.Menu hidangan yang bervariasi

2.Menu memiliki rasa yang sesuai dengan selera pengunjung

3.Menu memiliki cita rasa yang khas

Likert

2 Harga (X2)

Pengorbanan riil dan material yang dianggap layak yang diberikan oleh pelanggan untuk memperoleh atau memiliki produk

1.Harga yang relatif murah 2.Harga mampu bersaing

dengan usaha sejenis disekitarnya

3.Harga terjangkau konsumen

4.Kenaikan harga mampu mempengaruhi daya beli konsumen Likert 3 Lokasi (X3) Tempat berlangsungnya usaha

1.Lokasi mudah dijangkau konsumen

2.Lokasi yang strategis 3.Suasana yang nyaman

Likert 5 Orang (X5) Orang yang melayani pelanggan 1.Keterampilan karyawan 2.Karyawan menyajikan

makanan tepat waktu

(11)

Tabel 1.1

Defenisi Operasional Variabel (lanjutan)

4. Karyawan sabar dalam menghadapi konsumen 6 Bukti Fisik

(X6)

Bentuk rumah makan baik interior maupun eksterior sehingga dapat menarik minat pelanggan untuk datang

1. Tata letak ruangan teratur

2. Terdapat mushola

3. Karyawan berpakaian seragam

4. Tempat parkir yang cukup luas Likert 7 Proses (X7) Kegiatan bagaimana pihak rumah makan membuat bahan utamanya sampai penyajiannya kepada pelanggan

1. Proses penyajian yang tepat waktu

2. Rasa makanan yang tidak berubah-ubah

3. Variasi menu makanan yang memiliki cita rasa berbeda Likert 8 Keputusan Berkunjung (Y) Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen berkunjung ke rumah makan

1. Menu makanan yang bervariasi

2. Harga yang relatif terjangkau

3. Melakukan kunjungan karena rekomendasi dari orang lain

4. Keterampilan karyawan dalam melayani

5. Proses penyajian hidangan yang tepat waktu

Likert

Sumber : Zimmerer, Lupiyoadi (diolah peneliti, 2010) 3. Skala Pengukuran Variabel

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat serta persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009:132). Didalam penelitian ini untuk mengukur setiap variabel digunakan skala likert, yaitu skala 1 sampai dengan 5.

Skor yang diberikan adalah sebagai berikut: 1 = sangat tidak setuju diberi bobot 1 2 = tidak setuju diberi bobot 2

(12)

3 = kurang setuju diberi bobot 3 4 = setuju diberi bobot 4

5 = sangat setuju diberi bobot 5 4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini di Rumah Makan Istana Minang yang berlokasi di Jl. Sisingamangaraja Parapat. Waktu penelitian dilakukan mulai Agustus 2010 sampai dengan September 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut (Sugiyono, 2009:210), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pelanggan Rumah Makan Istana yang berjumlah 1000 orang. Jumlah ini diambil dari rata-rata jumlah pelanggan yang datang ke Rumah Makan Istana Minang selama bulan Juli 2010. b. Sampel

Penarikan sampel yang dilakukan dengan menggunakan metode “Purposive Sampling” dengan kriteria yaitu pengunjung yang sudah datang minimal 2 kali ke Rumah Makan Istana Minang di Jl. Sisingamangaraja Parapat.

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (Umar, 2004:78). Berdasarkan populasi tersebut, dilakukan teknik sampel dengan menggunakan rumus berikut :

n = N 1 + Ne2

(13)

dimana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = taraf kesalahan = 10% Sehingga jumlah sampel menjadi : n = 1000

1 + 1000 (0,1)2

= 90,90 dibulatkan menjadi 91 orang 6. Jenis Data

Didalam penelitian ini digunakan 2 jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari pemilik Rumah Makan dan para konsumen yang datang berkunjung ke Rumah Makan Istana Minang di Jl. Sisingamangaraja Parapat, yang dikumpulkan melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan kuesioner melalui pertanyaan yang diajukan sesuai dengan variabel yang diteliti.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Penulis mendapatkan data sekunder dari buku-buku, majalah, hasil karangan, serta data lainnya yang mendukung.

(14)

7. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Yaitu melakukan serangkaian wawancara secara langsung dengan pemilik rumah makan dan para konsumen yang berkunjung ke Rumah Makan Istana Minang Parapat.

b. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian yaitu Rumah Makan Istana Minang Parapat.

c. Kuesioner

Yaitu dengan memberikan seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk diisi oleh para responden.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan memberi hasil yang sama. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 15.00 for windows (Statistic

Package for the Social Science).

9. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Yaitu suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti.

(15)

b. Analisis Regresi Berganda

Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua yaitu produk (X1), harga (X2), lokasi

(X3), promosi (X4), orang (X5), bukti fisik (X6), dan proses (X7) terhadap variabel

dependen keputusan berkunjung (Y). Model regresi linier berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

Dimana:

Y = Keputusan Berkunjung

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien Regresi Berganda

X1 = Dimensi Produk

X2 = Dimensi Harga

X3 = Dimensi Lokasi

X4 = Dimensi Promosi

X5 = Dimensi Orang

X6 = Dimensi Bukti Fisik

X7 = Dimensi Proses

e = Standard Error

Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi linier berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut:

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikut i atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas

(16)

dilakukan dengan menggunakan kolomgorov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka jika nilai asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikansi 5% artinya variabel residual berdistribusi normal. 2) Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Situmorang dkk., 2008:62-67). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas, sementara jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji ada atau tidaknya heterokedastisitas pada model regresi yaitu dengan menggunakan metode grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik membentuk suatu pola, maka model regresi terkena heterokedastisitas. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas.

3) Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas (Situmorang dkk,. 2008:96-106). Apabila terdapat korelasi antara variabel bebas, maka terjadi multikolinearitas, demikian juga sebaliknya apabila tidak terdapat korelasi antara variabel bebas, maka tidak terjadi

(17)

multikolinearitas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Vairance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan :

Bila VIF > 5 maka terdapat masalah multikolinearitas yang serius

Bila VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius

4) Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variable-variabel penelitian (Situmorang dkk, 2008:78-79). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi apabila observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi, maka peneliti menggunakan Durbin-Watson

Test (DW) yang diberi symbol “d”.

Tabel 1.2

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision Dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4- dl Tidak ada autokorelasi, positif

atau negative

Tidak ditolak Du < d < 4 - du Sumber : Situmorang dkk., (2008:86)

Keterangan : du = batas atas dl = batas bawah

(18)

Uji yang dilakukan selain Durbin-Watson Test untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi yaitu The Runs Test. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dengan The Runs Test dapat dilihat dari Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari signifikansi 5% maka model regresi tidak terkena autokorelasi.

c. Pengujian Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistik berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yang harus dilakukan, yaitu:

1) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7) adalah besar terhadap variabel terikat

(Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7)

(19)

2) Uji Statistik (Uji F)

Uji ini disebut juga sebagai uji signifikan simultan. Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Berikut ini bentuk hipotesis yang digunakan: Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = b7 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak dapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6,X7) yaitu berupa

variabel produk, harga, lokasi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses terhadap tingkat keputusan berkunjung sebagai variabel terikat (Y).

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ b5 ≠ b6 ≠ b7 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7) yaitu berupa

variabel produk, harga, lokasi, promosi, orang, bukti fisik dan proses terhadap tingkat kepuasan pelanggan sebagai variabel terikat (Y).

3) Analisis Parsial (Uji t)

Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai thitung maka selanjutnya nilai thitung

dibandingkan dengan nilai ttabel.

(20)

Bentuk pengujian :

H0:b1 =0, artinya faktor produk tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

Ha:b1 ≠0, artinya faktor produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

H0:b2 =0, artinya faktor harga tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

Ha:b2 ≠0, artinya faktor harga mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

H0:b3 =0, artinya faktor lokasi tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

Ha:b3 ≠0, artinya faktor lokasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

H0:b4 =0, artinya faktor promosi tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

Ha:b4 ≠0, artinya faktor promosi mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

H0:b5 =0, artinya faktor orang tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

Ha:b5 ≠0, artinya faktor orang mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

(21)

Ha:b6 ≠0, artinya faktor bukti fisik mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

H0:b7 =0, artinya faktor proses tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

Ha:b7 ≠0, artinya faktor proses mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Parapat.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa Pendidikan Agama Katolik pada SMA Negeri di Kota Pontianak berdampak positif bagi perilaku siswa jika dalam proses belajar

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian yang lebih mengutamakan pada peningkatan hasil belajar siswa, aktifitas guru dalam pembelajaran, dan respon

Menurut Daniel dkk (2014: 40) di Sumatera Barat perkembangan pertanian organik terbilang lambat karena beberapa hal yaitu: (1) Dukungan dari Institusi terkait masih

Dan Masjid Darussalam Dusun Krajan Desa Sruni, metode yang digunakan dalam penentuan arah kiblatnya adalah dengan perkiraan (hanya menunjuk arahnya saja).. Serta Masjid

Aktivitas kerja Humas dimulai dari menentukan suatu daftar acara tahunan tertentu (regular of yearly event), yang kemudian dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa khusus

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara keterampilan matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal materi

 Dengan adanya dukungan dana dari pemerintah pusat dalam bentuk transfer, pemerintah daerah dapat memanfaatkan modal dasar yang telah dimiliki oleh pemerintah

Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada suatu pengamatan ke pengamatan yang