Produktivitas, Biaya, Pendapatan Padi Gogo Beras Merah Varietas Unggul Lokal (Segreng Handayani) di Kabupaten Gunung Kidul
Rizky Kusuma Dharmawan, Suwarto, Mei Tri Sundari
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457
Email : Rizky.bersahaja@gmail.com. Telp. 089655158622
Abstract: The aim of the present study was to assess the magnitude of productivity, cost,
and efficiency of farming and the factors which were affecting on productivity, cost and income of local superior varieties red rice (Segreng Handayani) farming in Gunung Kidul Regency. District of Semanu, Gunung Kidul regency representing as location of study were, whereas farmers respondent were selected by multistage cluster random sampling. The study was undertaken using surveys methods and were analyzed using descriptive analitical. Data analysis were used: (1) to determine cost of farming, receipts, income, and farm efficiency; and (2) analysis of Cobb-Douglass function to determine the factors which are affecting productivity, cost, and farm income. The result of this study showed, (1) farm productivity was 3,1 ton/ha, farming costs of Rp 4,125,480.59 /ha, farm income of Rp 8,896,437.21 /ha and R/C ratio of 3.16; and (2) there were variables of acreage, labour, eduation head of household, age head of household, and farming location of the southern zone of Gunug Kidul had significantly affect on farm productivity. Costs of farm were significantly affected of wage labour outside of family, urea fertilizer prices, phonska fertilizer prices, organic fertilizer prices, acreage, farm productivity, education head of household, and the farming location of southern zone of Gunung Kidul, and farm income were significantly affected of of wage labour outside of family, urea fertilizer prices, phonska fertilizer prices, organic fertilizer prices, acreage, farm productivity, education head of household, age head of household, and the farming location of the southern zone of Gunung Kidul.
Key Word : Red Rice, Farming, Productivity, Cost, Revenue, Cobb-Doglass
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji besarnya produktivitas, biaya,
pendapatan, dan efisiensi usahatani dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas, biaya, dan pendapatan usahatani padi gogo beras merah varietas unggul lokal (Segreng Handayani) di Kabupaten Gunung Kidul. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dan dilaksanakan dengan teknik survey. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, sedangkan metode penentuan responden responden menggunakan metode multi stage cluster random sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis usahatani untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, dan efisiensi usahatani; dan (2) Analisis fungsi Cobb-Douglass untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas, biaya, dan pendapatan usahatani. Dari hasil penelitian diketahui bahwa (1) produktivitas usahatani adalah 3,1 ton/ha. Biaya usahatani Rp 4.125.480,59/ha dan pendapatan usahatani Rp 8.896.437,21/ha serta nilai R/C ratio 3,16 (usahatani padi gogo beras merah efisien); dan (2) variabel luas lahan garapan, tenaga kerja, pendidikan kepala keluarga, umur kepala keluarga, dan lokasi usahatani zona selatan Kabupaten Gunung Kidul berpengaruh nyata terhadap produktivitas usahatani. biaya usahatani dipengaruhi oleh upah tenaga kerja luar keluarga, harga pupuk urea, harga pupuk phonska, harga pupuk organik, luas lahan garapan, produktivitas usahatani, pendidikan kepala keluarga, dan lokasi usahatani zona selatan Kabupaten Gunung Kidul, dan pendapatan usahatani dipengaruhi oleh upah tenaga kerja luar keluarga, harga pupuk urea, harga pupuk phonska, harga pupuk organik, luas lahan garapan, produktivitas usahatani, pendidikan kepala keluarga, umur kepala keluarga, dan lokasi usahatani zona selatan Kabupaten Gunung Kidul.
PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan Nasional yang memiliki nilai strategis, karena kontribusinya pada penyediaan pangan Nasional. Kebijakan pembangunan pertanian saat ini dititik beratkan pada upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian (BPTP Yogykarta, 2012). Di sisi lain, sebagian besar kegiatan pertanian di Indonesia diusahakan oleh petani sebagai usahatani keluarga dengan kepemilikan lahan (tanah garapan) yang sempit yakni kurang dari 0,5 ha (Suratiyah, 2011).
Sempitnya lahan (tanah garapan) yang diusahakan oleh petani menyebabkan pendapatannya rendah, terlebih pada usahatani lahan kering. Potensi pertanian lahan kering di Indonesia sangat besar. Luas lahan kering di Indonesia mencapai 9,7 juta hektar (Ruslan, 2012). Akan tetapi, banyak permasalahan pada sistem pertanian lahan kering diantaranya adalah lahan (tanah garapan) marginal dengan ketersediaan air terbatas, belum berkembangnya teknologi budidaya, terbatasnya varietas tanaman yang sesuai, serta rendahnya pendapatan petani.
Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagian besar lahan pertaniannya berupa lahan kering. Menurut BPS Kabupaten Gunung Kidul (2012), kondisi wilayah Kabupaten Gunung Kidul ± 90 % berupa lahan kering dan kurang subur serta sangat tergantung
pada curah hujan. Oleh karena itu,
Kabupaten Gunung Kidul
mengembangkan padi yang tahan kekeringan dan produktivitas dan harga jualnya tinggi, varietas tersebut adalah padi gogo beras merah Segreng
Handayani.
Pengembangan varietas padi gogo beras merah tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan petani, karena disamping memiliki keunggulan tahan kekeringan, harga gabah beras merah lebih tinggi daripada gabah beras putih serta umur panennya yang lebih cepat (± 100 hari). Namun, masih banyak petani yang belum mengetahui dan tertarik untuk menanam padi varietas ini. Oleh karena itu, diperlukan kajian mengenai besarnya produktivitas, biaya, dan pendapatan usahatani agar dapat mengetahui potensi dan keunggulan dari usahatani padi gogo beras merah varietas ini sehingga petani dapat tertarik untuk menanam padi gogo beras merah varietas unggul lokal (Segreng Handayani).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji besar produktivitas, biaya, pendapatan, dan efisiensi usahatani padi gogo beras merah varietas unggul lokal di Kabupaten Gunung Kidul dan mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas, biaya, dan pendapatan usahatani padi gogo beras merah varietas unggul lokal (Segreng Handayani) di Kabupaten Gunung Kidul.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitis. Sedangkan teknik pelaksanaan penelitian dengan teknik survei. Lokasi penelitian yang dipilih di Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengambil komoditi padi gogo beras merah varietas unggul lokal yakni Segreng
Handayani. Pertimbangan penentuan
lokasi di Kecamatan Semanu adalah kecamatan tersebut merupakan merupakan Kecamatan yang memiliki luas tegalan (Dry Land) terluas di Kabupaten Gunung Kidul.
Penentuan responden penelitian dilakukan dengan menggunakan metode multi stage cluster random sampling, yaitu pengambilan responden penelitian dilakukan secara bertahap berdasarkan wilayah-wilayah yang ada (Singarimbun dan Efendi, 2008) dengan mengambil 50 responden yang terdiri dari 11 petani di Dusun Wedi Utah Desa Ngeposari, 18 petani di Dusun Ngampo Desa Pacarejo, 8 petani di Dusun Plebengan Tengah Desa Candirejo, dan 13 petani di Dusun Mojo Desa Dadapayu.
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk mengkaji besar produktivitas, biaya, penerimaan, pendapatan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas, biaya, pendapatan usahatani padi gogo beras merah varietas unggul lokal (Segreng
Handayani) di Kabupaten Gunung
Kidul adalah 1. Produktivitas
Produktivitas adalah banyaknya hasil produksi fisik yang dapat
diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input) (Mubyarto,1989). Adapun rumus produktivitas adalah sebagai berikut:
Produktivitas:
...(1)
2. Biaya
Biaya meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk produksi, yakni biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Adapun rumus biaya total adalah sebagai berikut:
TC = FC + VC ...(2) dimana TC = biaya total (Rp), FC = biaya tetap (Rp), dan VC = biaya tidak tetap (Rp).
3. Penerimaan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 2006). Adapun rumus penerimaan adalah sebagai berikut: TR = Y. Py ...(3) dimana TR= penerimaan (Rp), Y= total produksi (kg), dan Py= harga padi gogo (Rp). 4. Pendapatan
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya (Soekartawi, 2006). Rumus pendapatan adalah sebagai berikut: Pd = TR – TC ...(4) dimana Pd= pendapatan (Rp), TR= penerimaan (Rp), dan TC= biaya total (Rp).
5. Efisiensi usahatani
R/C Ratio merupakan analisis untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani. Rumus dari R/C ratio adalah sebagai berikut:
R/C Ratio =
...(5)
jika R/C ratio > 1 berarti usahatani efisien, R/C ratio = 1 berarti usahatani impas, dan R/C ratio < 1 berarti usahatani tidak efisien (Soekartawi, 2001).
6. Pengujian model regresi dan asumsi klasik
Pengujian model dilakukan dengan uji F dan uji t. Jika uji F nyata pada tingkat kesalahan 5 %, berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian asumsi klasik dilakukan uji multikolinearitas dan heterokedastisitas. Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditunjukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (variabel bebas) dengan melihat korelasi diantara varieabel bebas, jika diantara varieabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih besar dariapada 0,90), hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas dan uji heterokedastisitas dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang teratur seperti gelombang, melebar kemudian menyempit, jika terjadi maka mengindikasikan terdapat heterokedastisitas.
Uji dilanjutkan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu uji-t (individual test). H0: βi = 0, berarti
tidak terdapat pengaruh variabel independen (Xi) terhadap variabel
dependen, Hα: βi 0, berarti terdapat
pengaruh variabel independen (Xi)
terhadap variabel dependen (Y). Kaidah pengujian, pada tingkat kesalahan 5% jika t-hitung > t-tabel
maka tolak H0 dan terima Hα berarti
variabel independen ke-i (positif atau
negatif) berpengaruh nyata terhada p variabel dependen. Sedangkan, jika
t-hitung ≤ t-tabel maka terima H0 dan
tolak Hα berarti variabel independen
ke-i (positif atau negatif) tidak berpengaruh nyata.
7. Analisis fungsi Cobb-Douglas
a. Fungsi produktivitas usahatani Cobb-Douglas
Model regresi berganda untuk mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas usahatani adalah sebagi berikut:
Ln Q/A = ln α + β1 ln X1+ β2 ln X2 + β3
ln X3 + β4 ln X4 + β5 ln X5 + β6 ln X6 +
β7 ln X7 + β8 ln X8 + δD + µ ...(6)
Keterangan: Q/A = produktivitas usahatani (kg/m2), α= intersep, βi= koefisien regresi
(i= 1 s/d 8), δ= koefisien variable dummy, X1= benih padi gogo beras merah Segreng
Handayani (kg/m2), X2= luas lahan garapan
(m2), X3=tenaga kerja (HKP/m 2
), X4=pupuk
urea (kg/m2), X5= pupuk phonska (kg/m2),
X6 =pupuk organik (kg/m2), X7= pendidikan
kepala keluarga (tahun), X8= umur kepala
keluarga (tahun), D= 1, jika usahatani terletak di zona selatan Kabupaten Gunung Kidul, D = 0, jika lainnya, dan µ = eror term.
b. Fungsi biaya usahatani Cobb-Douglas
Model regresi berganda untuk mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biaya usahatani adalah sebagi berikut:
Ln CTP = ln α + β1 ln X1+ β2 ln X2 + β3
ln X3 + β4 ln X4 + β5 ln X5 + β6 ln X6 +
β7 ln X7 + β8 ln X8 + δD + µ ...(7)
Keterangan: CTP = biaya usahatani padi gogo
beras merah varietas unggul lokal (Segreng
Handayani) (ribu rupiah/m2), α= intersep, βi= koefisien regresi (i= 1 s/d 8), δ = koefisien
variabel dummy, X1= upah tenaga kerja luar
keluarga (Rp/HKP), X2= harga pupuk urea
X4= harga pupuk organik (Rp/kg), X5= luas
lahan garapan (m2), X6 = produktivitas
usahatani (kg/m2), X7 = pendidikan kepala
keluarga (tahun), X8 = umur kepala keluarga
(tahun), D= 1, jika usahatani terletak di zona selatan Kabupaten Gunung Kidul, D = 0, jika lainnya, dan µ= eror term
c. Fungsi pendapatan usahatani Cobb-Douglas
Model regresi berganda untuk mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani adalah sebagi berikut: Ln IUTP = ln α + β1 ln X1+ β2 ln X2 + β3 ln
X3 + β4 ln X4 + β5 ln X5 + β6 ln X6 + β7
ln X7 + β8 ln X8 + δD + µ ...(8)
Keterangan: IUTP = pendapatan usahatani padi
gogo beras merah varietas unggul lokal (Segreng Handayani) (ribu rupiah/m2), α= intersep, βi= koefisien regresi (i= 1 s/d 8),
δ= koefisien variabel dummy, X1= upah tenaga
kerja luar keluarga (Rp/HKP), X2= harga
pupuk urea (Rp/kg), X3= harga pupuk phonska
(Rp/kg), X4= harga pupuk organik (Rp/kg),
X5= luas lahan garapan (m2), X6= produktivitas
usahatani (kg/m2), X7 = pendiikan kepala
keluarga (tahun), X8 = umur kepala keluarga
(tahun), D= 1, jika usahatani terletak zona selatan Kabupaten Gunung Kidul, D = 0, jika lainnya, dan µ= eror term.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Responden
Karakteristik petani responden memberikan gambaran tentang perilaku petani dalam berusahatani padi gogo beras merah varietas unggul lokal (Segreng Handayani) secara umum. Karakteristik petani yang menjadi responden dalam penelitian ini seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Petani Responden
Sumber: Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa rata-rata umur petani sampel yang menanam padi gogo beras merah varietas unggul lokal (Segreng
Handayani) adalah 50 tahun. Tingkat
pendidikan rata rata lulus SD dengan lama menempuh pendidikan sekitar 8 tahun. Pengalaman petani dalam menanam padi gogo beras merah relafif cukup lama yaitu 16 tahun. Menurut Suwarto (2013), umur petani
mencerminkan potensi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dalam berusahatani dan dengan bertambahnya usia, secara logis setiap individu akan bertambah pula pengalamannya.
Luas lahan usahatani petani mencirikan petani Indonesia yang mempunyai lahan sempit, rata-rata petani memiliki 0,46 ha. Luas lahan yang ditanami padi gogo beras merah sebesar 0,29 ha atau 64% dari lahan
No Uraian Rata-Rata
1 Umur Petani (tahun) 50
2 Pendidikan (tahun) 8
3 Pengalaman mengusahakan (tahun) 16
4 Jumlah anggota keluarga 4
5 Jumlah anggota keluarga yang aktif di Usahatani 2
6 Luas lahan yang dimiliki (ha) 0,46
7 Luas lahan yang ditanami padi gogo beras merah varietas unggul lokal
yang dimiliki petani. Sisa dari total lahan yang dimiliki oleh petani (36%) ditanami dengan tanaman lain.
Biaya Usahatani
Biaya usahatani meliputi tenaga kerja luar keluarga, saprodi, biaya penyusutan alat pertanian, pajak tanah (PBB), biaya transport, selamatan, dan sumbangan. Berdasarkan Tabel 2, biaya usahatani terbesar adalah biaya tenaga kerja luar keluarga sebesar 2.087.664,38/ha. Hal ini dilakukan mengingat kondisi geografis Kabupaten Gunung Kidul yang sebagian besar berupa lahan kering (tegalan) yang pengairannya sangat
bergantung pada air hujan menyebabkan petani akan memperkerjakan tenaga luar untuk lebih cepat menyelesaikan budidaya pertanian agar tidak ketinggalan curah hujan untuk masa tanam (MT) selanjutnya. Sedangkan biaya terkecil yang dikeluarkan petani adalah pajak tanah (PBB), karena rata-rata petani hanya memiliki lahan yang sempit (0,46 ha) sehingga biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak juga sedikit. Biaya total usahatani padi gogo beras merah varietas unggul lokal (Segreng Handayani) adalah 4.125.480,59/ha.
Tabel 2. Biaya Usahatani Padi Gogo Beras Merah Varietas Unggul Lokal (Segreng
Handayani) per MT di Kabupaten Gunung Kidul
No Uraian per Usahatani per ha %
1 Tenaga Kerja Luar 609.598,00 2.087.664,38 50,60
2 Saprodi a. Pupuk Urea 154.260,00 528.287,67 12,81 b. Pupuk Phonska 174.570,00 597.842,47 14,49 c. Pupuk Kandang 78.658,00 269.376,71 6,53 d. Pestisida 43.342,00 148.431,51 3,60 Jumlah 450.830,00 1.543.938,36 37,42 3 Penyusutan Alat a.Cangkul 10.600,00 36.301,37 0,88 b.Sabit 11.916,67 40.810,50 0,99 c.Handsprayer 800,00 2.739,73 0,07 d.Gatul 6.125,00 20.976,03 0,51 Jumlah 29.441,67 100.827,64 2,44 4 Pajak tanah (PBB) 9.137,33 31.292,24 0,76 5 Biaya Transport 70.000,00 239.726,03 5,81 6 Selamatan 12.133,33 41.552,51 1,01
7 Iuran Sukarela ke Kelompok Tani 23.500,00 80.479,45 1,95
Total 1.204.640,33 4.125.480,59 100,00
Sumber: Analisis Data Primer
Produktivias, Biaya, Penerimaan, Pendapatan, dan Efisiensi Usahatani
Produktivitas usahatani merupakan perbandingan antara produksi dengan luas lahan, rata-rata produksi per ha yang dihasilkan petani adalah 3071,92 kg maka produktivitas
usahataninya sebesar 3,1 ton/ha. Produktivitas beras ini tidak begitu tinggi, hal ini diduga karena benih yang digunakan adalah benih yang berasal dari hasil panen pada masa tanam sebelumnya sehingga hasil padi gogo beras merah varietas unggul lokal
(Segreng Handayani) tersebut kurang maksimal.
Berdasarkan Tabel 3, dapat
bahwa penerimaan usahatani sebesar Rp 13.021.917,81/ha. Penerimaan
diperoleh dari hasil perkalian antara produksi dengan rata-rata harga jual
gabah kering/kg. Rata-rata produksi sebesar 3.071,92 dengan rata-rata harga jual Rp 4.314,00. Apabila penerimaan dikurangi dengan biaya usahatani, maka pendapatan yang diperoleh petani sebesar Rp 8.896.437,21/ha.
Tabel 3. Produktivitas, Biaya, Penerimaan, Pendapatan, dan Efisiensi Usahatani Padi Gogo Beras Merah Varietas Unggul Lokal (Segreng Handayani) per MT di Kabupaten Gunung Kidul
No Uraian per Usahatani per ha
1 Produktivitas Usahatani 0,31 kg/m2 3,1 ton/ha
2 Penerimaan Usahatani (Rp) 3.802.400,00 13.021.917,81
3 Biaya Usahatani (Rp) 1.204.640,33 4.125.480,59
4 Pendapatan Usahatani (Rp) 2.597.759,67 8.896.437,21
5 R/C Ratio 3,16 3,16
Sumber: Analisis Data Primer
Hasil analisis efisiensi menunjukkan nilai 3,16 berarti bahwa setiap rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp. 3,16. Menurut Soekartawi (2001), semakin besar R/C ratio maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh petani tersebut.
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Produktivitas Usahatani
Hasil analisis dari model regresi produktivitas usahatani yang disusun menunjukkan bahwa variabel benih padi, luas lahan garapan, tenaga kerja, pupuk urea, pupuk phonska, pupuk organik, pendidikan kepala keluarga, umur kepala keluarga, dan dummy lokasi usahatani zona selatan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produktivitas usahatani, dalam hal ini F hitung lebih besar daripada nilai F tabel pada selang kepercayaan 95% yaitu 3,579 (f-tabel α:5 % = 2,12). Namun, ada beberapa variabel yang
mengalami penyimpangan
multikolinearitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa 44,6 % produktivitas usahatani dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang disusun dalam model yang disusun sebagaimana nilai R2. Untuk mengatasi pelanggaran terhadap kaidah multikolinearitas tersebut digunakan model regresi stdlin dengan 5 koefisien regresi nyata.
Berdasarkan Tabel 4, variabel yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas usahatani adalah luas lahan garapan, tenaga kerja, pendidikan kepala keluarga, umur kepala keluarga, dan lokasi usahatani zona selatan. Setiap penambahan jumlah variabel yang berpengaruh nyata maka produktivitas usahatani akan mengalami perubahan sesuai dengan masing-masing nilai dan tanda koefisien regresi yang dimiliki oleh variabel tersebut. Benih padi
mempunyai t hitung yang lebih rendah daripada t tabel (0,553 < 2,021) sehingga tidak terdapat pengaruh nyata antara benih padi terhadap produktivitas usahatani. Hal ini dikarenakan benih padi yang digunakan untuk menanam berasal dari hasil panen tahun sebelumnya sehingga hasil produksinya kurang optimal. Selain itu, pemilihan benih padi yang akan
digunakan untuk tanam selanjutnya masih tradisional sesuai dengan pengalaman petani selama ini, yaitu dengan memilih padi yang tumbuhnya seragam dan anakan/bulir padinya banyak, selain itu, penyimpanan hanya dilakukan di gudang sederhana di dalam rumah tanpa adanya perlakuan khusus.
Tabel 4. Hasil Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Gogo Beras Merah Varietas Unggul Lokal (Segreng Handayani) di Kabupaten Gunung Kidul.
Model Variabel OLS Stdlin.
Koef. Reg. t-hit Koef. Reg. t-hit
Ln benih padi 0,032 0,315 0,091 1,655
Ln luas lahan garapan -0,073 -0,655 -0,194*** -2,772 Ln tenaga kerja 0,139*** 3,305 0,125*** 4,194 Ln pupuk urea -0,028 -0,988 -0,006 -0,315 Ln pupuk phonska -0,018 -0,756 -0,009 -0,842 Ln pupuk organik/ kandang -0,041 -1,389 -0,002 -0,125 Ln pendidikan kepala keluarga 0,077 1,903 0,065* 1,913 Ln umur kepala keluarga 0,038 0,634 0,062* 1,814 Dummy Lokasi UT zona selatan 0,129** 2,584 0,182*** 5,715
Konstanta 0,411 0,696 0,806*** 2,682
Sumber: Analisis Data Primer
Keterangan: ***) = nyata pada α = 1 % (t-tabel=2,704) **) = nyata pada α = 5% (t-tabel=2,021) *) = nyata pada α = 10% (t-tabel=1,684)
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Biaya Usahatani
Hasil analisis dari model regresi biaya usahatani yang disusun menunjukkan bahwa variabel upah tenaga kerja luar keluarga, harga pupuk urea, harga pupuk phonska, harga pupuk organik, luas lahan garapan, produktivitas usahatani, pendidikan kepala keluarga, umur kepala keluarga, dan dummy lokasi usahatani zona selatan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap biaya
usahatani, karena F hitung lebih besar daripada nilai F tabel pada selang
kepercayaan 95% yaitu 604,289 (f-tabel α:5% = 2,12). Hasil analisis
menunjukkan bahwa 99,3 % biaya usahatani dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang disusun dalam model yang disusun sebagaimana nilai R2, namun model mengalami penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas. Untuk mengatasi pelanggaran terhadap kaidah heterokedastisitas tersebut digunakan
model regresi mult dengan 8 koefisien regresi nyata.
Tabel 5. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biaya Usahatani Padi Gogo Beras Merah Varietas Unggul Lokal (Segreng Handayani) di Kabupaten Gunung Kidul.
Model Variabel
OLS Mult
Koef. Reg. t-hit Koef.
Reg. t-hit
Ln upah tenaga kerja luar keluarga 0,453*** 25,050 0,522*** 39,320
Ln harga pupuk urea 0,107*** 4,710 0,126*** 11,960
Ln harga pupuk phonska 0,091*** 4,530 0,010*** 8,588
Ln harga pupuk organik 0,053** 2,125 0,091*** 8,988
Ln luas lahan garapan 0,187*** 3,466 0,088** 2,429
Ln produktivitas usahatani 0,068 1,592 0,059** 2,130
Ln pendidikan kepala keluarga -0,058* -1,789 -0,087*** -4,458
Ln umur kepala keluarga -0,018 -0,367 -0,017 -0,735
Dummy Lokasi UT zona selatan -0,084*** -2,861 -0,090*** -4,533
Konstanta 3,886*** 11,860 3,024*** 14,880
Sumber: Analisis Data Primer
Keterangan: ***) = nyata pada α = 1 % (t-tabel=2,704) **) = nyata pada α = 5% (t-tabel=2,021) *) = nyata pada α = 10% (t-tabel=1,684) Berdasarkan Tabel 5, variabel
yang berpengaruh nyata terhadap biaya usahatani adalah variabel upah tenaga kerja luar keluarga, harga pupuk urea, harga pupuk phonska, harga pupuk organik, luas lahan garapan, produktivitas usahatani, pendidikan kepala keluarga, dan dummy lokasi usahatani zona selatan. Nilai koefisien regresi tenaga kerja luar keluarga menunjukkan tanda positif sehingga jika terjadi penambahan tenaga kerja luar keluarga 10% akan meningkatkan biaya usahatani sebesar 5,22 %. Hal ini dikarenakan semakin tinggi penggunaan tenaga kerja luar keluarga semakin tinggi pula biaya yang dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja. Variabel harga pupuk urea, harga pupuk phonska, harga pupuk organik, luas lahan garapan, dan produktivitas usahatani memiliki nilai koefisien yang
bertanda positif sehingga jika terjadi penambahan variabel tersebut dalam jumlah tertentu akan meningkatkan biaya usahatani sebesar nilai koefisien regresi masing-masing variabel. Sedangkan, variabel umur kepala keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap biaya usahatani karena petani sudah mulai bekerja di lahan sejak kecil dan petani-petani yang masih muda cenderung meniru budidaya dari petani yang sudah tua karena lebih berpengalaman.
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pendapatan Usahatani
Hasil analisis dari model regresi pendapatan usahatani yang disusun menunjukkan bahwa variabel upah tenaga kerja luar keluarga, harga pupuk urea, harga pupuk phonska, harga pupuk organik, luas lahan garapan,
produktivitas usahatani, pendidikan kepala keluarga, umur kepala keluarga, dan dummy lokasi usahatani zona selatan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani, dalam hal ini F hitung lebih besar daripada nilai F tabel pada selang kepercayaan 95% yaitu 504,077 (f-tabel α:5% = 2,12). Hasil analisis menunjukkan bahwa 99,1 %
pendapatan usahatani dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang disusun dalam model yang disusun sebagaimana nilai R2, namun model mengalami penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas. Untuk mengatasi pelanggaran terhadap kaidah heterokedastisitas tersebut digunakan model regresi mult dengan 9 koefisien regresi nyata.
Tabel 6. Hasil Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi Gogo Beras Merah Varietas Unggul Lokal (Segreng Handayani) di Kabupaten Gunungkidul.
Model Variabel
OLS Mult
Koef. Reg. t-hit Koef.
Reg. t-hit
Ln upah tenaga kerja luar keluarga -0,267*** -10,100 -0,181*** -37,430
Ln harga pupuk urea -0,021 -0,635 -0,071*** -10,180
Ln harga pupuk phonska -0,043 -1,463 -0,039*** -5,595
Ln harga pupuk organik 0,026 0,722 0,036*** 4,939
Ln luas lahan garapan 1,366*** 17,310 1,319*** 73,970
Ln produktivitas usahatani 1,507*** 24,010 1,377*** 88,680
Ln pendidikan kepala keluarga 0,051 1,083 0,032*** 2,800
Ln umur kepala keluarga -0,065 -0,891 0,040** 2,166
Dummy Lokasi UT zona selatan -0,025 -0,590 -0,052*** -7,680
Konstanta 9,778*** 20,430 8,945*** 80,820
Sumber: Analisis Data Primer
Keterangan: ***) = nyata pada α = 1 % (t-tabel=2,704) **) = nyata pada α = 5% (t-tabel=2,021) Berdasarkan Tabel 6, variabel
upah tenaga kerja luar keluarga, harga pupuk urea, harga pupuk phonska, harga pupuk organik, luas lahan garapan, produktivitas usahatani, pendidikan kepala keluarga, umur kepala keluarga, dan dummy lokasi usahatani zona selatan berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani. Upah tenaga kerja luar keluarga pengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani. Nilai koefisien regresi
menunjukkan nilai sebesar 0,181 dan bertanda negatif sehingga jika terjadi penambahan tenaga kerja luar keluarga 10% akan mengurangi pendapatan usahatani sebesar 1,81%. Petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga pada saat menyiangi dan melakukan pemanenan, hal tersebut menyebabkan biaya usahatani menjadi tinggi sehingga berpengaruh negatif terhadap pendapatan usahatani.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Beberapa kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Produktivitas usahatani yang
dihasilkan oleh petani sebesar 3,1 ton/ha. Biaya usahatani yang
dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp 4.125.480,59/ha. Pendapatan yang
diterima oleh petani sebesar Rp 8.896.437,21/ha. Usahatani padi
yang dilakukan oleh petani sudah efisien karena memiliki nilai efisiensi
lebih dari 1 yaitu sebesar 3,16; dan (b) Pengaruh variabel-variabel bebas
dalam model dengan produktivitas usahatani menunjukkan bahwa variabel luas lahan garapan, tenaga kerja, pendidikan kepala keluarga, umur kepala keluarga, dan lokasi usahatani zona selatan berpengaruh nyata terhadap produktivitas usahatani. Pengaruh variabel-variabel bebas dalam model dengan biaya usahatani menunjukkan bahwa upah tenaga kerja luar keluarga, harga pupuk urea, harga pupuk phonska, harga pupuk organik, luas lahan garapan, produktivitas usahatani, pendidikan kepala keluarga, dan lokasi usahatani zona selatan berpengaruh nyata terhadap biaya usahatani. Pengaruh variabel-variabel bebas dalam model dengan pendapatan usahatani menunjukkan bahwa upah tenaga kerja luar keluarga, harga pupuk urea, harga pupuk phonska, harga pupuk organik, luas lahan garapan, produktivitas usahatani, pendidikan kepala keluarga, umur kepala keluarga, dan lokasi usahatani zona selatan
berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan: (a) Penggunaan tenaga kerja luar keluarga meningkatkan produktivitas usahatani, meningkatkan biaya usahatani, dan menurunkan pendapatan usahatani, maka diperlukan pemberdayaan terhadap anggota keluarga petani, terutama tenaga kerja wanita; (b) Perlu adanya insentif (subsidi) terhadap harga input produksi, utamanya terhadap harga pupuk urea dan pupuk phonska yang harganya masih sangat tinggi; dan (c) Perlu adanya pembinaan dan pelatihan terhadap petani agar dapat memanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk organik sehingga dapat mengurangi biaya usahatani.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kabupaten Gunung Kidul. 2012.
Gunung Kidul Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Gunung Kidul.
BPTP Yogyakarta. 2012. Teknologi Pengembangan Padi Merah Mandel di Lahan Kering Formasi
Sentolo, DIY.
Http://yogya.litbang.deptan.go.id
.Diakses pada tanggal 14 Februari 2013.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi
Ruslan, K. 2012. Sensus Pertanian 2013.
Http://ekonomi.kompasiana.com.
Diakses pada tanggal 19 Juni 2013.
Soekartawi. 2001. Agribisnis: Teori
dan Aplikasinya. PT.
RajaGrafindo Persada. Jakarta. . 2006. Analisis Usahatani
.UI-Press. Jakarta.
Suratiyah, K. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suwarto. 2013. Usahatani Lahan
Kering: Perspektif Perilaku
Keberlanjutan. UNS Press.