• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI DAn Amanatul dan Mukaromah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SKRIPSI DAn Amanatul dan Mukaromah"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS

D untuk m

PROGRA

FAKULTAS KEGU

UNIVERSITA

i

AS X SMA NEGERI 1 KLIRONG

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat k memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Amanatul Mukaromah NIM 092150006

OGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

S KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK

SITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJ

2013

G

(2)
(3)
(4)

iv Yang bertandatangan di bawah ini saya,

Nama mahasiswa : Amanatul Mukaromah

NIM : 092150006

Program studi : Pendidikan Fisika

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas : Universitas Muhammadiyah Purworejo

dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

(5)

v MOTTO

 “Man Jadda Wa Jadaa”, Barangsiapa bersungguh-sungguh akan mendapatkan apa yang diinginkan.

 “LaaTahzan, Innallooha Ma’anaa”. Janganbersedih, sesungguhnya Alloh SWT bersama kita.

 “Ashshobrun Jamiil”.Sabar itu indah. (Q.S. Yusuf: 83)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ibunda tercinta

2. Keluarga besar yang senantiasa

mendo’akan

(6)

vi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, segala puji bagi Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta dengan doa, usaha dan tanggung jawab sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Peningkatan Kreativitas Belajar Fisika Menggunakan Model Pembelajaran

Snowball ThrowingPada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Klirong”guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Hartono, M.M, selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan rekomendasi dan perijinan penelitian.

(7)

vii skripsi ini.

4. Ibu Siska Desy Fatmaryanti, M.Si. selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan dukungan, bimbingan, pengarahan, masukan dan saran dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Dra. Badingah, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Klirong merangkap sebagai guru mata pelajaran fisika yang telah memberikan ijin dan bimbingan untuk melakukan penelitian.

6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat. 7. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika Angkatan 2013 yang telah

mendorong saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penyusun mendapat balasan yang setimpal dari Alloh SWT. Penyusun berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya serta pihak-pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Purworejo, Agustus 2013 Penyusun,

(8)

viii

Amanatul Mukaromah. Peningkatan Kreativitas Belajar Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Klirong. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang berlangsung pada mata pelajaran fisika kurang menarik, membosankan dan belum dapat mengatasi kesulitan siswa dalam belajar fisika sehingga berpengaruh terhadap kreativitas belajar siswa yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaranSnowball Throwing.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Klirong yang beralamat di Desa Klirong, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen pada Bulan Mei sampai dengan Bulan Juni 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Klirong Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 6 laki-laki dan 26 perempuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode: lembar observasi dan angket kreativitas belajar siswa yang dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika dan teman sejawat saat proses pembelajaran berlangsung serta menggunakan soal tes hasil belajar sebagai data pendukung.

Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan Snowball Throwing dapat meningkatkan kreativitas belajar fisika siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya rata kreativitas dan nilai rata-rata siswa. Sebelum menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing, rata-rata kreativitas belajar siswa SMA Negeri 1 Klirong sesuai lembar observasi hanya 47,50% kemudian meningkat menjadi 78,75% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 82,89% pada siklus II. Sedangkan pada angket, kreativitas belajar siswa awalnya hanya 48,75% pada pra siklus kemudian meningkat menjadi 73,75% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 81,25%. Meningkatnya kreativitas belajar siswa memberi pengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai hasil belajar yang diperoleh siswa pada pra siklus sebesar 59,38% meningkat menjadi 68,75% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 87,50% pada siklus II.

(9)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Bekalang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 8 A. Kajian Teori ... 8

1. Definisi Belajar ... 8

2. Kreativitas dalam Belajar ... 9

3. Model PembelajaranSnowball Throwing... 17

4. Peningkatan Kreativitas Belajar Fisika ... 21

B. Tinjauan Pustaka ... 22

C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. Jenis Penelitian... 26

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

C. Subyek Penelitian... 26

D. Kehadiran Peneliti... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

1. Metode Observasi... 27

2. Metode Tes... 27

(10)

x

G. Teknis Analisis Data ... 31

H. Prosedur Penelitian ... 32

I. Indikator Penelitian ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 39

A. Deskripsi Data ... 39

1. Pra Siklus ... 39

a. Observasi Kreativitas Belajar Siswa... 40

b. Angket Kreativitas Belajar Siswa ... 43

c. Hasil Belajar Siswa... 45

2. Hasil Penelitian ... 46

B. Analisis Data ... 72

1. Analisis Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa ... 72

2. Analisis Angket Kreativitas Belajar Siswa ... 75

3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 77

C. Pembahasan... 79

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(11)

xi

Halaman Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Observasi dan Angket Kreativitas Belajar

Siswa ... 29

Tabel 2. Pedoman Penskoran Angket Kreativitas Belajar Siswa... 30

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I... 30

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Tes Siklus II ... 31

Tabel 5. Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa Pra Siklus... 41

Tabel 6. Rekapitulasi Angket Kreativitas Belajar Siswa Pra Siklus ... 43

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus... 45

Tabel 8. Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa Siklus I... 53

Tabel 9. Rekapitulasi Angket Kreativitas Belajar Siswa Siklus I ... 55

Table 10. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model PembelajaranSnowball ThrowingSiklus I ... 56

Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I... 57

Tabel 12. Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa Siklus II ... 65

Tabel 13. Rekapitulasi Angket Kreativitas Belajar Siswa Siklus II ... 67

Tabel 14. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model PembelajaranSnowball ThrowingSiklus II... 69

Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 70

Tabel 16. Persentase Observasi Kreativitas Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran... 73

Tabel 17. Persentase Angket Kreativitas Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran... 76

(12)

xii

Halaman

Gambar 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 32

Gambar 2. Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa ... 74

Gambar 3. Rekapitulasi Angket Kreativitas Belajar Siswa ... 77

(13)

xiii

Halaman

Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran ... 91

a. Silabus Pembelajaran ... b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 106

a. Kisi-kisi Observasi Kreativitas Belajar Siswa ... 107

b. Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa... 108

c. Kisi-kisi Angket Kreativitas Belajar Siswa ... 110

d. Angket Kreativitas Belajar Siswa ... 111

e. Kisi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran Snowball Throwing... 112

f. Angket Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran Snowball Throwing... 113

g. Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I... 114

h. Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II ... 115

i. Soal Tes Siklus I ... 116

j. Soal Tes Siklus II ... 117

k. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I ... 118

l. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II... 120

m. Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 121

n. Angket Kreativitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 140

o. Angket Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran Snowball ThrowingSiklus, Siklus I dan Siklus II ... 150

Lampiran 3. Data Penelitian... 156

a. Daftar Nama Siswa Kelas X.2 ... 157

b. Daftar Nama Kelompok Siklus I dan Siklus II ... 158

c. Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika Pra Siklus... 159

d. Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika Siklus I... 160

e. Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika Siklus II ... 162

f. Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ... 164

(14)

xiv

Pembelajaran Fisika Siklus I... 169

j. Rekapitulasi Angket Kreativitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika Siklus II ... 171

k. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa dalam Pembelajaran Fisika Siklus II ... 173

l. Rekapitulasi Angket Kreativitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II... 175

m. Rekapitulasi Tes Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ... 176

n. Foto Dokumentasi ... 178

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian ... 181

a. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi... 182

b. Surat Pemberian Ijin Penelitian... 183

c. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian ... 184

(15)

A. Latar Belakang Masalah

Zaman modern yang semakin berkembang saat ini menuntut berkembangnya aktivitas lain khususnya pada bidang pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang penting dilaksanakan karena dapat memberikan dampak yang positif bagi kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang baik adalah bangsa yang berpendidikan. Melalui pendidikan, kualitas manusia diubah ke arah yang lebih baik dan menjadikannya sumber daya yang berguna bagi diri sendiri maupun masyarakat. Pendidikan menuntut manusia untuk dapat meningkatkan kualitas diri, mengembangkan potensi yang dimiliki, berpikir secara cerdas, kreatif dan inovatif serta dapat meraih kesuksesan dan memahami tugas-tugas yang harus dilaksanakan pada berbagai bidang. Pendidikan memuat suatu proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses penyampaian materi-materi yang berlangsung dalam proses belajar mengajar. Proses belajar terjadi pada setiap individu. Proses belajar yang terjadi pada individu merupakan sesuatu yang penting karena melalui belajar individu dapat mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya.

Pembelajaran Fisika merupakan salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan di bidang sains. Pembelajaran Fisika memegang peranan penting dalam proses pendidikan. Pada pembelajaran Fisika terjadi interaksi antara guru dan siswa. Guru menyampaikan materi-materi yang termuat dalam Mata Pelajaran Fisika sedangkan siswa menerima dan menguasai materi yang

(16)

disampaikan guru. Pada saat menyampaikan materi pembelajaran, guru menggunakan model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu tersampaikannya materi kepada siswa dengan baik. Pemilihan model pembelajaran yang efektif sangat penting untuk mewujudkan keberhasilan proses pembelajaran. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan mampu menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi Fisika baik dengan cara yang dicontohkan maupun dengan caranya sendiri. Pada saat pembelajaran Fisika berlangsung, guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyelesaikan persoalan dengan berpikir secara mandiri ataupun kelompok dan mewujudkan kreativitas masing-masing.

Nurla Isna A. (2012: 81-82) berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya. Selain itu juga tercermin dari kemampuannya dalam memecahkan atau menjawab suatu masalah.

(17)

dalam menghadapi suatu masalah, sebagai proses “bermain” dengan gagasan -gagasan atau unsur-unsur dalam pikiran yang merupakan keasyikan dan penuh tantangan dalam diri siswa terhadap Fisika (Riawan, 2009). Kreativitas belajar siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran Fisika yang menyenangkan. Salah satunya pembelajaran kooperatif yang memuat konsep lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dirahkan guru (Suprijono, 2012: 54). Adanya kreativitas belajar siswa yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa.

(18)

siswa dalam belajar menjadi rendah padahal berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual.

Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’

diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Kegiatan melempar bola pertanyaan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas (Renni, 2010).

Menurut Rusman, dkk (2012) model pembelajaran Snowball Throwing

(19)

belajar, siswa aktif berdiskusi dan memecahkan masalah dari pertanyaan-pertanyaan yang diungkapkan selama proses pembelajaran serta mengerjakan tugas bersama kelompok masing-masing. Kelebihan model pembelajaran

Snowball Throwing yaitu melatih kesiapan siswa dan bekerjasama dalam kelompok untuk saling memberikan pengetahuan. Sedangkan kekurangannya yaitu pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa dan membutuhkan waktu yang banyak.

Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam belajar Fisika dan dapat menarik perhatian siswa untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran di kelas. Meningkatnya kreativitas siswa akan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Peningkatan Kreativitas Belajar Fisika Menggunakan Model Pembelajaran

Snowball ThrowingPada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Klirong”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa sebagai berikut:

1. Siswa cenderung kurang aktif, jarang berpendapat ataupun menanggapi pendapat dari guru mengenai suatu permasalahan tertentu pada Mata Pelajaran Fisika.

(20)

3. Kurangnya latihan siswa dalam pemecahan suatu masalah yang berkaitan dengan Fisika.

4. Pembelajaran Fisika yang berlangsung cenderung membosankan dan belum dapat berjalan sesuai harapan dilihat dari hasil belajar yang dicapai.

5. Model Pembelajaran Fisika yang digunakan masih belum efektif untuk mengatasi rendahnya kreativitas dan hasil belajar Fisika siswa.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih mudah dilakukan akan dibatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian berfokus pada penerapan model pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan kreativitas belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Klirong.

2. Sasaran penelitian adalah siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Klirong.

3. Proses pembelajaran dibatasi pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pokok bahasan Listrik Dinamis.

D. Perumusan Masalah

(21)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar Fisika menggunakan model pembelajaranSnowball Throwingpada siswa kelas X SMA Negeri 1 Klirong.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, dapat menjadi motivator untuk terus belajar dan mendalami konsep Fisika khususnya pada konsep-konsep yang belum dikuasai sehingga dapat meningkatkan kreativitas dalam belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi guru, dapat menjadi masukan khususnya bagi guru-guru Fisika tentang keutamaan Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing

untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar Fisika siswa.

3. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai masukan untuk evaluasi proses pembelajaran yang telah berlangsung selama ini khususnya pembelajaran Fisika dan mengambil langkah yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dijalankan.

(22)

BAB II

KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Definisi Belajar

Belajar adalah aktivitas yang selalu dilakukan manusia dimanapun dan kapanpun berada. Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka proses belajar memegang peranan penting. Kegiatan belajar yang terus menerus memberikan pengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, pemahaman, kecakapan, serta aspek lain yang dapat berkembang kearah yang lebih baik yakni memilki ilmu pengetahuan yang lebih luas. Terdapat beberapa defenisi yang dikemukakan oleh pakar pendidikan (Nurulwati, 2011):

a. Gange

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

b. Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience

(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). c. Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to

listen, to follow direction (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).

(23)

d. Morgan

Learning is any relatively permanent change in begavior that is a result

of past experience (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses aktif yang dilakukan secara keseluruhan dengan kesadaran untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru yang ditandai dengan perubahan tingkah laku. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa jika setelah belajar tidak terjadi perubahan tingkah laku pada diri orang yang bersangkutan, maka tidak dapat dikatakan terjadi proses belajar. Begitu juga dengan proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, apabila siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, maka siswa tersebut akan mengalami perubahan tingkah laku yaitu meningkatnya kemampuan belajar termasuk di dalamnya kreativitas belajar yang dapat mendorong meningkatnya prestasi belajar.

2. Kreativitas dalam Belajar a. Definisi

(24)

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah dihasilkan maupun telah disampaikan.

Nurla Isna A. (2012: 81-82) berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya. Selain itu juga tercermin dari kemampuannya dalam memecahkan atau menjawab suatu masalah. Menurut Fadiyah Suryani dan Fatkhulloh (2012) proses kreatif mengalir melalui lima tahap, yaitu: persiapan dengan mendefinisikan masalah, tujuan atau tantangan; inkubasi dengan mencerna fakta-fakta dan mengelolahnya dalam pikiran; iluminasi yaitu mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan; verifikasi dengan memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah; aplikasi.

(25)

Pada proses pembelajaran Fisika diperlukan adanya kreativitas belajar untuk mendukung hasil belajar siswa. Kreativitas belajar terdiri dari dua kata yaitu kreativitas dan belajar. Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi kreativitas belajar. Riawan (2012) mendefinisikan kreativitas belajar dengan terlebih dahulu menjabarkan makna setiap kata. Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

Belajar Fisika adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan, pemahaman serta kecakapan baru lainnya tentang Fisika sehingga disimpulkan bahwa kreativitas belajar Fisika siswa merupakan suatu proses memikirkan berbagai gagasan dalam

menghadapi suatu masalah, sebagai proses “bermain” dengan gagasan -gagasan atau unsur-unsur dalam pikiran yang merupakan keasyikan dan penuh tantangan dalam diri siswa terhadap Fisika.

(26)

Menurut Izzatul (2011) kreativitas adalah hasil sebuah latihan yang unik, berbeda, dan lebih baik serta bermanfaat. Sedangkan belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dan persepsi dan tingkah laku, termasuk juga perubahan perilaku. Jadi, kreativitas belajar adalah suatu keterampilan yang dihasilkan dari sebuah latihan-latihan (proses pembelajaran) yang diupayakan terus-menerus agar berkembang dan tidak terjadi kemunduran.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar Fisika adalah kemampuan seseorang untuk memunculkan gagasan-gagasan baru dari suatu masalah yang diperoleh dari latihan-latihan melalui pembelajaran Fisika sehingga dapat meningkatkan diri dalam memecahkan atau menjawab suatu masalah dan dapat dikembangkan dengan memberikan tindakan intensif secara terus-menerus. Kreativitas perlu ditingkatkan karena berperan penting dalam peningkatan prestasi belajar siswa.

b. Teori tentang Pembentukan Pribadi Kreatif

(27)

1) Teori Psikoanalisis a) Teori Freud

Sigmund Freud (1856-1939) menjelaskan proses kreatif dari

mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima.Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.

b) Teori Kris

Ernes Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.

c) Teori Jung

(28)

2) Teori Humanistik a) Teori Maslow

Menurut Abraham Maslow (1908-1970) manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagi kebutuhan yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersebut erat kaitannya dengan kreativitas.

b) Teori Rogers

Menurut Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi dari pribadi kreatif adalah:

(1) Keterbukaan terhadap pengalaman

(2) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)

(3) Kemampuan untuk bereksperimen, bermain dengan konsep-konsep.

c. Dimensi-Dimensi Kreativitas 1) Faktor Internal

(29)

afektif kondisi emosional yang berperan kuat sebagai kesadaran diri untuk proses aktualisasi; dan (d) Intuisi/intuitive atau firasat, mempunyai peran lebih tinggi dari rasio, digali dari alam bawah sadar atau situasi ketidaksadaran (bukan rasio sadar) yang dapat ditingkatkan menuju pencerahan.

2) Faktor Eksternal

Gardner dalam Dewi A. Sagitasari (2010) mencontohkan bahwa faktor yang menunjang munculnya kreativitas meliputi tiga elemen pokok yang saling terkait. Ketiga elemen tersebut adalah kemampuan tertentu, hubungan individu tersebut dengan pekerjaannya, serta interaksi antara individu dengan orang lain baik saudara, maupun kelompoknya.

d. Pribadi Kreatif

Kelompok pakar psikologi (30 orang) menjelaskan bahwa 10 ciri-ciri pribadi kreatif (Utami Munandar, 2012: 36-37) adalah sebagai berikut:

1) Imajinatif

2) Mempunyai prakarsa 3) Mempunyai minat luas 4) Mandiri dalam belajar 5) Melit

6) Senang berpetualang 7) Penuh energi

8) Percaya diri

9) Bersedia mengambil resiko

(30)

Sedangkan menurut Nurla Isna A. (2012: 82-85) ciri-ciri pribadi kreatif adalah:

1) Berpikir lancar

2) Fleksibel dalam berpikir

3) Senang menjajaki lingkungannya 4) Banyak mengajukan pertanyaan 5) Rasa ingin tahunya tinggi 6) Berminat melakukan banyak hal

e. Skala Sikap Kreatif

Utami Munandar (2012:70) menjelaskan bahwa sikap kreatif dioperasionalisasi dalam dimensi berikut

1) Keterbukaan terhadap pengalaman baru 2) Kelenturan dalam berpikir

3) Kebebasan dalam ungkapan diri 4) Menghargai fantasi

5) Minat terhadap kegiatan kreatif 6) Kepercayaan terhadap gagasan sendiri 7) Kemandirian dalam memberi pertimbangan

Kreativitas menurut Utami Munandar (1982) dalam bukunya

yang berjudul “Pemanduan Anak Berbakat” mempunyaiciri-ciri sebagai berikut:

1) Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam 2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik

3) Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap satu masalah 4) Bebas dalam menyatakan pendapat

5) Mempunyai rasa keindahan yang dalam 6) Menonjol dalam salah satu bidang seni

7) Mampu melihat satu masalah dari berbagai segi 8) Mempunyai rasa humor yang luas

9) Mempunyai daya imajinasi

(31)

f. Alat Ukur Kreativitas

Menurut Utami Munandar (2012: 58-60) kreativitas dapat diukur menggunakan alat ukur kreativitas berikut:

1) Tes yang mengukur kreativitas secara langsung 2) Tes yang mengukur unsur-unsur kreativitas 3) Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif 4) Pengukur potensi kreatif secaranon-test

5) Pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif.

Kreativitas belajar Fisika dalam penelitian ini akan diukur secara non-test

yaitu dengan pengisian angket dan lembar observasi kreativitas belajar siswa.

3. Model PembelajaranSnowball Throwing

(32)

mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas (Renni, 2010).

Pada Model pembelajaran Snowball Throwing ini siswa dituntut untuk aktif bekerjasama dengan kelompok. Siswa merumuskan pertanyaan dan jawaban, saling bertukar pertanyaan dan mencocokkan jawaban dengan teman dalam kelompok lain sehingga tercipta diskusi kelas yang baik pada saat pembelajaran berlangsung. Melalui diskusi yang baik, siswa dapat diperoleh manfaat diataranya membantu siswa untuk terbiasa mengemukakan pendapat, lebih mengenal dan mendalami suatu permasalahan, tercipta suasana yang lebih rileks, informal tetapi terarah dan menggali pendapat siswa yang cenderung pemalu dan jarang berbicara (Muchlas dan Hariyanto, 2012: 152).

Menurut Rusman, dkk (2012) model pembelajaran Snowball Throwing termasuk dalam pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kreativitas belajar karena model pembelajaran ini menekankan siswa untuk selalu aktif dan kreatif, mulai dari melihat, memperhatikan,menulis, bertanya, menjawab dan sebagainya. Setiap siswa mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan model

(33)

Throwing yaitu melatih kesiapan dan kerjasama siswa dalam kelompok untuk saling memberikan pengetahuan. Sedangkan kekurangannya yaitu pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa dan membutuhkan waktu yang banyak.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Snowball Throwing

menurut Agus Suprijono (2012: 128) adalah sebagai berikut: a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dandilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit. f. Setelah siswa mendapatkan satu bola/satu pertanyaan diberikan

kesempatan kepadasiswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

(34)

Langkah-langkah pembelajaran yang telah diuraikan di atas dapat divariasi sesuai dengan kreativitas guru dan kondisi di sekolah. Setiap model pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing dalam Aries Malik (2012) sebagai berikut:

a. Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.

b. Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dariteman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok.

c. Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru.

d. Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.

e. Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

f. Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru.

(35)

h. Siswa akan memahami makna tanggung jawab.

i. Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia.

j. Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Kelebihan-kelebihan tersebut dapat memacu siswa untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran di kelas. Sedangkan kekurangan model pembelajaran Snowball Throwing adalah suasana kelas menjadi kurang kondusif dan ada siswa yang bergantung pada siswa lain.

4. Peningkatkan Kreativitas Belajar Fisika

Setelah diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran Fisika diharapkan kreativitas belajar Fisika siswa dapat meningkat. Kreativitas yang diteliti dalam penelitian ini adalah kreativitas dalam kegiatan pembelajaran Fisika. Apabila siswa memiliki kreativitas yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran Fisika, maka dapat diduga bahwa siswa tersebut akan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih besar untuk memahami segala permasalahan yang ada dalam pelajaran Fisika. Siswa cenderung rajin mencari informasi dalam mempelajari Fisika secara luas dan mendalam. Siswa juga akan bertindak secara kreatif untuk menghadapi tugas-tugas pelajaran Fisika dengan baik dan benar sehingga kreativitas siswa meningkat.

(36)

gagasan dari satu masalah yang diperoleh dari latihan-latihan melalui pembelajaran Fisika yang dapat dikembangkan dengan memberikan tindakan yang intensif secara terus-menerus. Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dibutuhkan dukungan tidak hanya dari dalam diri siswa tetapi juga dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar. Melalui lingkungan yang baik siswa dapat belajar dan dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa.

B. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hengki Saputra (2012)

dengan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing pada Mata Pelajaran Sains Siswa Kelas IV SDN No. 91/VI Rantau Panjang VI" hasil penelitian menunjukan penerapan model Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil lembar observasi guru menunjukkan peningkatan dari setiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I59,96 dan siklus II 88,6. Selain itu peningkatan pada hasil belajar siswa dengan rata-rata padasiklus I mencapai 57,5 dan pada siklus II meningkat menjadi 71,1. Maka dapat disimpulkan hasil penelelitian ini menunjukan peningkatan hasil belajar siswa setiap siklus, sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dan dianalisis. Maka membuktikan bahwa penggunaan model Snowball Throwing

(37)

Selanjutnya Rusman (2012) dengan penelitian yang berjudul

“Pemanfaatan Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 22 Purworejo” dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan model pembelajaran Snowball Throwingdalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Purworejo. Hal ini terlihat dari hasil observasi keaktifan belajar siswa sebesar 42,81% pada pra siklus, menjadi 53,91% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 72,27% pada siklus II. Sementara itu angket keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 81,56% dan meningkat menjadi 86,87% pada siklus II. Peningkatan keaktifan belajar siswa ini berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Rata-rata nilai siswa dari 57,53 dengan ketuntasan 31,25% pada pra siklus meningkat menjadi 65,31 dengan ketuntasan 50,00% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 70,93 dengan ketuntasan 71,86% pada siklus II. Sehingga model pembelajaran

Snowball Throwing dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran yang mengupayakan peningkatan keaktifan belajar.

Selain itu penelitian dilakukan oleh Arum Yuniati (2012) yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) di

(38)

ingin dicapai, terbukti padasiklus II rata- rata nilai hasil pengamatan aktivitas belajar meningkat sebesar 30% menjadi 97% dari siklus I yang masih di bawah indikator keberhasilan yaitu 75%, 2) Peningkatan hasil belajar K3LH siswa berdasarkan ranah kognitif telah memenuhi standar pencapaian Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM). Terbukti, pada pra siklus pencapaian KKM hanya sebanyak 22 siswa (61,1%). Setelah dikenai tindakan, pada siklus I siswa tuntas meningkat sebanyak 31 siswa (86,1%). Untuk memantapkan hasil belajar tersebut maka dilaksanakan siklus II. Ketuntasan pada siklus II meningkat dari siklus I sebesar 13,9 % sebanyak 36 siswa (100%). Rata-rata kelas yang dicapai adalah 83,9. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar K3LH di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

Mengacu pada penelitian-penelitian di atas peneliti akan melakukan

penelitian yang berjudul “Peningkatan Kreativitas BelajarFisika Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Klirong”.

C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis

(39)

materi yang diajarkan harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu materi, karena melihat kondisi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal yang sering dijumpai dalam pembelajaran adalah ketika menerima materi pelajaran yang disajikan guru di kelas, ada siswa yang aktif bertanya, membuat pertanyaan ataupun mengembangkan suatu pertanyaan pada permasalahan tertentu, berdiskusi dengan teman ataupun guru atau kreatif dalam belajar tetapi ada pula siswa yang belum memiliki kemampuan tersebut.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran (Suharsimi Arikunto dalam Warodi, 2008: 105). Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar dan profesionalisme pendidik sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang dijalankan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama Bulan Mei sampai Bulan Juni 2013 di SMA Negeri 1 Klirong Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Klirong yang berjumlah 32 terdiri dari 6 siswa putra dan 26 siswa putri.

(41)

D. Kehadiran Peneliti

Pada penelitian ini dilaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas. Kehadiran peneliti di dalam kelas adalah sebagai pengajar dan yang bertindak sebagai observer adalah peneliti, guru kelas serta rekan sejawat.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kreativitas belajar siswa. Data tentang kreativitas belajar siswa diperoleh dengan cara siswa diminta untuk mengikuti pembelajaran sesuai dengan langkah-langkahSnowball Throwing termasuk di dalamnya siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas. Selama siswa mengikuti proses pembelajaran observer melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran tersebut. Pada tiap akhir siklus siswa diminta untuk mengisi angket kreativitas dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Snowball Throwingdalam pembelajaran Fisika.

2. Metode Tes

(42)

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh dokumen-dokumen yang akan digunakan sebagai pendukung data-data hasil penelitian seperti nama siswa, jumlah siswa, dan data gambar berupa foto-foto kegiatan pembelajaran di kelas yang diperlukan dalam penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kreativitas belajar siswa, angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dan soal tes hasil belajar siswa. Instrumen tersebut dikembangkan oleh peneliti dengan mengacu pada sumber.

a. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kreativitas belajar siswa yang terdiri dari 10 pernyataan. Lembar observasi ini digunakan untuk menuliskan jumlah siswa yang teramati oleh observer sesuai pernyataan yang ada dan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Angket

(43)

hasil belajar Fisika siswa. Angket ini terdiri dari 10 pernyataan dengan dua alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”.

c. Tes

Soal tes pada siklus I dan siklus II terdiri dari 5 butir soal pre-test dan

post-test berbentuk uraian yang dikembangkan berdasarkan teknik penilaian pada kurikulum yang digunakan.

Sebelum menyusun instrumen penelitian, akan disusun kisi-kisi instrumen dan teknik penskoran terlebih dahulu sehingga dapat digunakan untuk mengukur aspek-aspek yang diteliti. Kisi-kisi instrumen penelitian dan teknik penskoran ini disajikan pada tabel berikut.

Tabel 1

Kisi-kisi Lembar Observasi dan Angket Kreativitas Belajar Siswa Aspek

Kognitif  Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

 Siswa dapat memahami materi dengan lancar

 Siswa aktif dalam menyusun pertanyaan dengan mengacu pada materi

 Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan lancar

 Siswa mandiri dalam menyelesaikan persoalan

5 1, 2, 3, 4, 5

Afektif  Siswa percaya diri dalam menyampaikan ide dan gagasan

 Siswa aktif dalam bertanya

 Siswa aktif berpendapat sesuai dengan ide dalam pikiran sendiri

 Siswa berani dalam pendirian dan keyakinan untuk menghadapi persoalan

 Siswa semangat dalam menampilkan hasil pekerjaan

5 6, 7, 8, 9, 10

(44)

Tabel 2

Pedoman Penskoran Angket Kreativitas Belajar Siswa

Alternatif Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

Tabel 3

Kisi-kisi Soal Tes Siklus I

(45)

Tabel 4

Kisi-kisi Soal Tes Siklus II

Kompetensi Dasar Indikator

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik persentase. Data yang dianalisis adalah semua data yang diperoleh dan dikumpulkan melalui observasi dan tes. Data tersebut dianalisis bersama observer sejak penelitian dimulai dan dikembangkan selama proses refleksi. Hasil analisis data disajikan dalam tabel dan grafik. Menurut Trianto (2011: 243) persentase hasil analisis data dapat dihitung menggunakan rumus:

(46)

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan Model, teknik dan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam siklus pembelajaran yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap. Tahap-tahap tersebut meliputi perencanaan (planning), penerapan tindakan (action), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Siklus tersebut berjalan terus sampai perbaikan dan peningkatan yang diharapkan dapat dicapai. Secara lebih jelas pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas digambarkan dalam bagan alur berikut.

1.Perencanaan

2.Tindakan

3.Pengamatan 4.Refleksi

?

1.Perencanaan

2.Tindakan

3.Pengamatan

4.Refleksi SIKLUS I

SIKLUS II

(47)

Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran dengan tiga kali pertemuan tiap siklusnya mengikuti alur penelitian di atas. Adapun pelaksanaan setiap siklus dijelaskan sebagai berikut.

1. Siklus I a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran yang telah berjalan selama ini.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk materi Listrik Dinamis. (Lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 1). 3) Menyusun kisi-kisi dan lembar observasi serta angket kreativitas

belajar siswa.

4) Menyusun kisi-kisi dan soal tes materi Listrik Dinamisyang akan diujikan kepada siswa.

5) Menyiapkan media/alat bantu mengajar yang dibutuhkan. b. Tindakan

Tindakan pada siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1) Guru memulai pembelajaran dengan Salam pembuka dan membimbing siswa berdoa.

(48)

3) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

4) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

5) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

6) Selanjutnya kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 5 menit.

7) Setelah siswa mendapatkan satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 8) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menguraikan soal

yang didapat beserta jawaban yang telah disusun kemudian siswa lain menanggapi.

9) Guru mengevaluasi soal dan jawaban yang diuraikan siswa. 10) Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

(49)

12) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk selalu semangat dan kreatif dalam belajar.

13) Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa dan Salam penutup. c. Pengamatan

Pengamatan (Observasi) dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung yaitu saat pelaksanaan tindakan pada setiap siklus penelitian. Hal-hal yang diteliti adalah kreativitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Observasi pada siklus I menunjukkan bahwa banyak siswa yang belum tanggapdalam diskusi kelas. Namun, kreativitas belajar siswa sudah mulai meningkat dengan penerapan model ini.

d. Refleksi

Pada setiap akhir siklus dilaksanakan kegiatan refleksi (reflecting). Refleksi dilakukan untuk mengolah dan menganalisis permasalahan-permasalahan serta kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Refleksi dilakukan atas dasar perolehan hasil tes dan observasi.

(50)

untuk menghindari kesalahan berulang pada siklus selanjutnya sehingga dapat berjalan lebih baik.

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk materi Listrik Dinamis. (Lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 1) 2) Menyusun kisi-kisi dan lembar observasi kreativitas belajar

siswa.

3) Menyusun kisi-kisi dan soal tes materi Listrik Dinamisyang akan diujikan kepada siswa.

4) Menyiapkan media/alat bantu mengajar yang dibutuhkan. b. Tindakan

Pada penelitian siklus II dilaksnakan tindakan dengan tiga kali pertemuan seperti pada siklus I. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut.

1) Guru memulai pembelajaran dengan Salam pembuka dan membimbing siswa berdoa.

2) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan yaitu tentang Listrik Dinamis.

(51)

4) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

5) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

6) Selanjutnya kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 5 menit.

7) Setelah siswa mendapatkan satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 8) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menguraikan soal

yang didapat beserta jawaban yang telah disusun kemudian siswa lain menanggapi.

9) Guru mengevaluasi soal dan jawaban yang diuraikan siswa. 10) Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

11) Guru memberikan tanggapan dan kesimpulan atas diskusi materi yang dipelajari.

12) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk selalu semangat dan kreatif dalam belajar.

(52)

c. Pengamatan

Pengamatan (Observasi) dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung yaitu saat pelaksanaan tindakan pada setiap siklus penelitian. Hal-hal yang diteliti adalah kreativitas belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Observasi pada siklus II menunjukkan bahwa siswa sudah lebih antusias dalam diskusi kelas. Kreativitas belajar siswa sudah mencapai target peneliti pada siklus ini.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengolah dan menganalisis permasalahan-permasalahan serta kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Refleksi dilakukan atas dasar perolehan hasil tes dan observasi. Hasil pada siklus II sudah mencapai target yang ditentukan peneliti sehingga tidak dilanjutkan pelaksanaan siklus berikutnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keefektifan dan keefisienan pembelajaran sudah tercapai.

I. Indikator Keberhasilan

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus

Tindakan pra siklus dalam penelitian ini yaitu sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan guru mata pelajaran Fisika. Observasi awal dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa dan pembelajaran Fisika yang dilakukan di sekolah sebelum dilakukan tindakan serta memberikan informasi kepada guru yang bersangkutan tentang penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Selain itu juga untuk mengetahui beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru saat melaksanakan pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi awal, diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan cenderung terpusat pada guru. Adapun model pembelajaran yang sering digunakan adalah model ceramah, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru sehingga siswa merasa bosan dan sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi pun masih dalam tahap percobaan belum sampai pada tahap pembiasaan.

Kreativitas belajar siswa yang diperoleh saat belum dilakukan PTK masih rendah yaitu 48,75% sesuai dengan angket kreativitas belajar siswa dan 47,50% sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan. Rendahnya kreativitas belajar siswa khususnya siswa kelas X.2 dikarenakan siswa kurang aktif dalam memunculkan gagasan-gagasan melalui pertanyaan

(54)

yang dibuat secara mandiri maupun berkelompok yang dapat melatih mereka untuk lebih mandiri dan dapat berimajinasi dalam menyelesaikan permasalahan Fisika terutama pada saat pembelajaran berlangsung. Di rumah pun siswa cenderung malas untuk memunculkan kreativitas belajar sehingga proses belajar dirasakan kurang menarik dan membosankan bagi sebagian siswa. Selain itu, siswa juga merasa kesulitan mempelajari Fisika. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa yang diperoleh saat ulangan akhir sebelum diadakannya PTK secara klasikal sudah cukup baik tetapi masih belum mencapai KKM 70,00, rata-rata belajar siswa baru mencapai 67,47 dengan ketuntasan belajar 59,38%. Meskipun lebih dari 50% siswa sudah mencapai KKM tetapi hasil belajar siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Berikut ini tabel rekapitulasi observasi dan angket kreativitas belajar siswa serta nilai hasil ulangan siswa.

a. Observasi Kreativitas Belajar Siswa

(55)

Tabel 5

Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa Pra Siklus

Berdasarkan tabel observasi kreativitas belajar siswa di atas terlihat bahwa skor tertinggi ada pada pernyataan siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan nilai terendah ada pada pernyataan siswa dapat menjawab pertanyaan dengan lancar dan sisswa aktif dalam bertanya. Jadi disini terlihat bahwa siswa sudah antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sebanyak 30 siswa dengan persentase tertinggi. Tetapi sebagian siswa belum dapat menjawab pertanyaan dan belum aktif bertanya. Kebanyakan siswa belum menguasai materi dan masih malu-malu apabila diminta untuk bertanya, memberikan pendapat atau menyimpulkan materi oleh guru saat

No. Aspek yang diteliti Jumlah

siswa

Persentase (%)

1 Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. 30 92,19

2 Siswa dapat memahami materi dengan lancar. 5 14,06 3 Siswa aktif dalam menyusun pertanyaan

dengan mengacu pada materi. 7 21,88

4 Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan

lancar. 5 14,06

5 Siswa mandiri dalam menyelesaikan soal. 19 57,81 6 Siswa percaya diri dalam menyampaikan ide

dan gagasan. 16 48,44

7 Siswa aktif dalam bertanya. 4 10,94

8 Siswa aktif berpendapat sesuai dengan ide

dalam pikiran sendiri. 17 53,13

9 Siswa berani dalam pendirian dan keyakinan

untuk menghadapi persoalan. 25 78,13

10 Siswa semangat dalam menampilkan hasil

pekerjaan. 27 84,38

Jumlah 152 475

(56)

pembelajaran meskipun ada sebagian siswa yang aktif bertanya dan sudah menguasai materi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran Fisika hanya saja masih banyak siswa yang kurang aktif dan menguasai materi yang disampaikan pada pembelajaran. Kurangnya keaktifan siswa menunjukkan bahwa kreativitas belajar siswa masih rendah. Dikatakan demikian karena kreativitas akan muncul jika siswa aktif dalam pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah. Untuk itu perlu diadakan dan dikembangkan kembali model pembelajaran yang lebih menarik agar siswa dapat lebih aktif dan bebas berimajinasi sehingga kreativitas belajar siswa meningkat dan dapat lebih mudah memahami materi pada proses pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan model pembelajaranSnowball Throwing.

Pada penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing

(57)

penyelesaiannya sehingga materi pun dapat lebih mudah untuk dipahami dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Angket Kreativitas Belajar Siswa

Angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket kreativitas belajar siswa. Angket kreativitas belajar siswa digunakan untuk mengetahui kreativitas belajar siswa terhadap pembelajaran Fisika dan dikembangkan menurut kisi-kisi sesuai pada lampiran 2. Angket kreativitas belajar siswa secara lengkap disajikan dalam tabel 6.

Tabel 6

Rekapitulasi Angket Kreativitas Belajar Siswa Pra Siklus

No. Pernyataan

Jumlah siswa

Persentase (%)

1 Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. 31 96,88

2 Siswa dapat memahami materi dengan lancar. 4 12,50

3 Siswa aktif dalam menyusun pertanyaan dengan

mengacu pada materi. 6 18,75

4 Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan lancar. 3 9,38 5 Siswa mandiri dalam menyelesaikan soal. 19 59,38

6 Siswa percaya diri dalam menyampaikan ide dan

gagasan. 19 59,38

7 Siswa aktif dalam bertanya. 3 9,38

8 Siswa aktif berpendapat sesuai dengan ide dalam

pikiran sendiri. 19 59,38

9 Siswa berani dalam pendirian dan keyakinan

untuk menghadapi persoalan. 25 78,13

10 Siswa semangat dalam menampilkan hasil

pekerjaan. 27 84,38

Jumlah 156 847,50

(58)
(59)

c. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil ulangan materi sebelumnya yaitu pokok bahasan suhu dan kalor diperoleh nilai rata-rata kelas yaitu 67,47 di mana jumlah siswa yang tuntas belajar (KKM=70) yaitu 19 siswa dari 32 siswa sehingga persentase yang tuntas belajar hanya 59,38%. Secara lengkap hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

Keterangan Pra siklus

Banyak siswa yang tuntas 19

Rata-rata 67,47

Persentase siswa yang tuntas belajar (%) 59,38%

(60)

menggunakan model pembelajaran yang tepat yaitu model pembelajaranSnowball Throwing.

2. Hasil Penelitian

Berdasarkan observasi awal peneliti menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat menjadi solusi pada rendahnya kreativitas yang juga berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa mata pelajaran Fisika. Permasalahan yang ada pada kelas X.2 selanjutnya peneliti identifikasi untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat yaitu model pembelajaran Snowball Throwing. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan gagasan kepada guru mata pelajaran Fisika untuk menerapkan metode Snowball Throwing serta menjelaskan tentang langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan.

(61)

a. Siklus I

1) Perencanaan

a) Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada kelas X.2 SMA Negeri 1 Klirong.

b) Menetapkan materi yang akan diberikan yaitu listrik dinamis. c) Menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing untuk

meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa.

d) Menyusun silabus dan RPP materi listrik dinamis terlampir pada lampiran 1.

e) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dan angket kreativitas belajar siswa.

f) Mempersiapkan soal tes siklus I dan alat bantu/media pembelajaran yang diperlukan selama proses pembelajaran. 2) Tindakan

Tindakan dilaksanakan dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pelaksanaan siklus I dilakukan 3 pertemuan, tiap pertemuan terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Pelaksanaan tindakan pada siklus I untuk tiga kali pertemuan adalah sebagai berikut. a) Pertemuan Pertama

(1) Kegiatan pendahuluan

(62)

(b) Guru mengecek kehadiran siswa kemudian memberikan pertanyaan motivasi dan apersepsi kepada siswa: apa pengertian listrik dinamis? Apa yang kalian ketahui tentang alat ukur listrik?

(2) Kegiatan inti

(a) Guru menyampaikan materi tentang Listrik Dinamis yaitu alat ukur listrik kemudian mengajak siswa belajar denganSnowball Throwing.

(b) Guru membentuk kelompok-kelompok terdiri dari 4 siswa sehingga terdapat 8 kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

(c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. (d) Selanjutnya masing-masing siswa diberikan satu

lembar kertas untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

(63)

(f) Setelah siswa mendapatkan satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

(g) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menguraikan soal yang didapat beserta jawaban yang telah disusun kemudian siswa lain menanggapi.

(h) Guru mengevaluasi soal dan jawaban yang diuraikan siswa.

(3) Kegiatan penutup

(a) Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

(b) Guru memberikan tanggapan dan kesimpulan atas diskusi materi yang dipelajari.

(c) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan memberikan arahan kepada siswa untuk selalu semangat dan kreatif dalam belajar.

(64)

b) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran baik kegiatan pendahuluan, inti sampai penutup pada pertemuan kedua pada hakikatnya hampir sama dengan pertemuan pertama hanya saja pada kegiatan inti lebih ditekankan perumusan pertanyaan berkaitan dengan materi dan memperbanyak latihan soal tentang pengukuran kuat arus listrik, tegangan dan hambatan listrik pada rangkaian sederhana satu loop serta aplikasi Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff. Pada kegiatan penutup guru juga menyampaikan bahwa pertemuan selanjutnya adalah ulangan harian (mengerjakan soal tes siklus I). Siswa diminta untuk mempersiapkan dengan baik dan belajar sungguh-sungguh. c) Pertemuan Ketiga

(1) Kegiatan pendahulaun

(a) Guru memulai pembelajaran dengan doa dan salam pembuka.

(b) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengerjakan soal tes siklus I.

(65)

(2) Kegiatan inti

(a) Guru memberi instruksi kepada siswa mengatur tempat duduk.

(b) Guru memberikan soal tes siklus I tentang materi alat ukur listrik dan rangkaian listrik arus searah.

(c) Siswa mengerjakan soal tes siklus I yang telah di bagikan.

(d) Guru meminta siswa meneliti hasil pekerjaan sebelum dikumpulkan.

(3) Kegiatan penutup

(a) Guru menjelaskan lembar angket yang akan diisi siswa. (b) Guru memotivasi siswa untuk terus berprestasi dan

meningkatkan kreativitas.

(c) Guru memberi informasi tentang materi untuk pertemuan berikutnya.

(66)

3) Pengamatan

Observasi dalam siklus I meliputi pengamatan mengenai pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Di dalam observasi dilakukan penilaian oleh observer yang terdiri dari guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Klirong dan teman sejawat. Observer mengisi lembar observasi yang sudah disiapkan oleh peneliti. Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisis data pada lembar observasi dan angket kreativitas belajar siswa serta tes hasil belajar siswa. Adapun data hasil penelitian adalah sebagai berikut.

a) Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa

(67)

Tabel 8

Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa pada Siklus I

No. Pernyataan Jumlahsiswa Persentase(%)

1 Siswa antusias dalam mengikutikegiatan pembelajaran. 31 93,75

2 Siswa dapat memahami materi denganlancar. 27 81,25

3

Siswa aktif dalam menyusun pertanyaan dengan mengacu pada

materi. 32 96,88

4 Siswa dapat menjawab pertanyaandengan lancar. 23 83,59

5 Siswa mandiri dalam menyelesaikan soal.

25 98,44

6 Siswa percaya diri dalammenyampaikan ide dan gagasan. 26 72,66

7 Siswa aktif dalam bertanya. 11 78,91

8 Siswa aktif berpendapat sesuai denganide dalam pikiran sendiri. 19 80,47

9

Siswa berani dalam pendirian dan keyakinan untuk menghadapi persoalan.

29 35,16

10 Siswa semangat dalam menampilkanhasil pekerjaan. 29 59,38

Jumlah 252 787,50

Rata-rata 25 78,75

(68)

aktif menyusun pertanyaan dengan mengacu pada materi, berpendapat sesuai dengan ide dalam pikiran sendiri, berani dan percaya diri dalam menyampaikan ide dan gagasan serta semangat dalam menampilkan hasil pekerjaan saat mengikuti pembelajaran akan lebih kreatif dan dapat menjawab pertanyaan dengan lancar serta dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Berdasarkan tabel diperoleh rata-rata observasi kreativitas belajar siswa yang sebelumnya 47,19% menjadi 78,75%.

b) Angket Kreativitas Belajar Siswa

(69)

Tabel 9

Rekapitulasi Angket Kreativitas Belajar Siswa pada Siklus I

No. Pernyataan Jumlahsiswa Persentase(%)

1 Siswa antusias dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. 32 100,00

2 Siswa dapat memahami materi dengan

lancar. 25 78,13

3

Siswa aktif dalam menyusun pertanyaan dengan mengacu pada materi.

28 87,50

4 Siswa dapat menjawab pertanyaandengan lancar. 19 59,38

5 Siswa mandiri dalam menyelesaikan

soal. 28 87,50

6 Siswa percaya diri dalam

menyampaikan ide dan gagasan. 21 65,63 7 Siswa aktif dalam bertanya. 11 34,38

8 Siswa aktif berpendapat sesuai dengan

ide dalam pikiran sendiri. 18 56,25

9

Siswa berani dalam pendirian dan keyakinan untuk menghadapi persoalan.

26 81,25

10 Siswa semangat dalam menampilkan

hasil pekerjaan. 28 87,50

Jumlah 236 737,50

Rata-rata 24 73,75

Berdasarkan hasil rekapitulasi angket ada sedikit perbedaan dengan hasil observasi. Namun rata-rata angket kreativitas belajar pada siklus I lebih tinggi dari pada saat pra siklus yaitu 73,75%.

c) Angket Tanggapan Siswa terhadap Proses Pembelajaran denganSnowball Throwing

(70)

Throwing terhadap proses pembelajaran. Adapun angket yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Snowball Throwing terdiri dari 10 butir pernyataan dengan 2 pilihan jawaban. Angket ini diisi sesuai dengan pendapat masing-masing siswa terhadap model pembelajaran Snowball Throwing yang telah mereka ikuti selama siklus I berlangsung. Hasil tanggapan siswa disajikan pada tabel 10.

Tabel 10

Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa

terhadap Model PembelajaranSnowball Throwingpada Siklus I

No Pernyataan Jumlah

siswa

Presen-tase (%)

1 Saya merasa mudah memahami pelajaran dengan

Snowball Throwing. 25 78,13

2 Saya selalu memperhatikan jika guru menjelaskan

materi denganSnowball Throwing. 31 96,88

3

Pembelajaran dengan Snowball Throwing

membuat saya lebih senang untuk mempelajari Fisika

25 78,13

4 Mencapai prestasi yang tinggi adalah keinginan

saya. 32 100,00

5 Bagi saya kreativitas itu penting, sehingga

mendapat prestasi yang lebih bagus. 32 100,00

6 DenganSnowball Throwingsaya terdorong untuk

menanyakan pelajaran yang belum dipahami. 23 71,88

7 Pembelajaran dengan penggunaan Snowball

Throwingperlu diterapkan di sekolah. 18 56,25 8

Untuk lebih semangat belajar saya mempraktikkan model belajar dengan aturan

Snowball Throwing

13 40,63

9 Saya menjadi lebih rajin belajar Fisika untuk

meraih prestasi dari sebelumnya. 17 53,13

10 Dengan penggunaan Snowball Throwing, saya

mendapat nilai baik dalam ulangan. 10 30,25

Jumlah 230 706,30

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4Kisi-kisi Soal Tes Siklus II
Gambar 1. Bagan alur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas(Suharsimi Arikunto, 2010: 137).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat penerimaan aroma, rasa, intensitas rasa (manis), tekstur, warna dan overall sampel kwetiau kering instan yang tanpa substitusi tepung

Dari beberapa uraian di atas dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah : Kesadaran, sikap dan perbuatan yang sesuai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya: (1) biaya, penerimaan, pendapatan usaha agroindustri keripik pisang yang diusahakan perusahaan Sari Rasa di Desa

(2) Pembinaan teknis dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten yang membidangi pemerintahan desa

Selanjutnya setelah dilakukan tindak lanjut pada siklus II, peserta didik yang tuntas (•) Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) ada 14 peserta didik atau 82,4%. Kondisi ini

Investor mengkaji langkah-langkah China untuk memangkas target pertumbuhan ekonomi dan lonjakan sistem perekrutan AS yang mendorong optimisme terhadap prospek ekonomi terbesar

Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang tersedia, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan

Karakter reaktif dalam diplomasi publik Indonesia terhadap Malaysia ditemukan ketika upaya-upaya yang dilakukan oleh negara dan atau dimensi domestik dalam rangka memelihara