• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. disimak karena perubahan yang ada sangat mempengaruhi roda usaha dan juga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. disimak karena perubahan yang ada sangat mempengaruhi roda usaha dan juga"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tidak dapat dipungkiri bahwa 69 tahun bangsa ini merdeka telah membawa perubahan pada perekonomian Indonesia. Hal ini sangatlah menarik untuk perlu terus disimak karena perubahan yang ada sangat mempengaruhi roda usaha dan juga kehidupan bangsa Indonesia pada umumnya. Saat ini Indonesia mengalami tantangan yang semakin berat di masa mendatang. Memasuki abad 21, segala bentuk liberalisme baik perdagangan maupun investasi yang digalangkan Pemerintah baru oleh Presiden Joko Widodo membuka keran investasi asing dan lokal untuk berkembang, sektor barang (Manufaktur) maupun jasa tetapi lebih diprioritaskan dalam pembangunan sektor infrastruktur nasional dan kemaritiman akan berlaku secara penuh. Berbagai hambatan dan proteksi akan dihilangkan yang berarti akan dimulainya perdagangan bebas antar Negara-negara seperti MEA plus China pada tahun ini dan Perdagang bebas dunia pada tahun 2025. Seiring dengan semakin mengglobalnya keadaan ekonomi, akan mudah terjadi perpindahan unit-unit ekonomi dan sumber daya manusia. Hal ini merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia, terutama apabila masuknya tenaga asing menggeser keberadaan tenaga kerja Indonesia sendiri.

(2)

Dengan semakin banyak keran investasi dari luar negeri dan mengglobalnya berdampak banyak dalam bidang jasa pengawasan yaitu Audit. Mudah terjadi perpindahan unit-unit ekonomi dan sumber daya manusia. Hal ini merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia, terutama apabila masuknya tenaga asing menggeser keberadaan tenaga kerja Indonesia sendiri, tidak terkecuali profesi akuntan publik. Saat ini telah cukup banyak akuntan mancanegara yang beroperasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Kantor Akuntan Publik Indonesia yang juga berafiliasi dengan akuntan publik asing. Bahkan predikat Big four yang diterapkan di Indonesia adalah KAP yang berafiliasi dengan four KAP Big four asing. Hal ini menjadi indikasi akan kurang terpercayanya nama KAP lokal sebagai KAP yang memegang profesionalisme dan kompetensinya sebagai pendeteksi kecurangan-kecurangan akuntan dari perusahaan-perusahaan publik maupun lembaga pemerintahan.

Auditor dituntut dapat melaksanakan pekerjaannya secara profesional sehingga laporan audit yang dihasilkan akan berkualitas. Kualitas pekerjaan auditor berhubungan dengan kualitas keahlian, ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan, dan sikap independensinya terhadap klien. Kualitas audit diartikan sebagai probabilitas seorang auditor dapat menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien. Auditor mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dalam membentuk kepercayaan para pemakai informasi pelaporan keuangan. Audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor bertujuan untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan.

(3)

Hal tersebut didasarkan bahwa tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen mempunyai kepentingan baik kepentingan keuangan maupun kepentingan lainnya. (Wedi Rusmawan Kusumah)

Dengan demikian maka Informasi laporan keuangan historis kepada masyarakat diwajibkan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan akuntansi serta kualitas pribadi yang memadai. Kualitas pribadi tersebut akan tercermin dari perilaku profesinya. Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku disfungsional audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku disfungsional yang dimaksud di sini adalah perilaku auditor yang menyimpang dari standar auditing dalam melaksanakan penugasan audit yang dapat menurunkan kualitas hasil audit. Perilaku disfungsional seperti premature signoff. pengumpulan bukti audit yang tidak memadai, penghilangan atau penggantian prosedur audit, dan underreporting of audit time akan menurunkan kualitas audit yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap profesi auditing (Harini, dkk,2010). Namun demikian beberapa hasil penelitian empiris masih menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten dengan penelitian lain. Misalnya pengaruh turnover intention dalam penelitian Harini dkk (2010) menunjukkan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku penyimpangan auditor. Penelitian Irawati dkk (2005) juga mendapatkan bahwa kinerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

(4)

perilaku penyimpangan auditor.Dengan demikian secara umum penelitian-penelitian sebelumnya mengenai perilaku penyimpangan audit tersebut belum mampu menjawab serta menjelaskan faktor-faktor penyebab perilaku disfungsional audit.

Jakarta merupakan persaingan yang sangat besar bagi melakukan usaha jasa, seperti halnya dalam kantor Audit di Jakarta. Sama halnya dengan para auditornya tersendiri yang tergabung dalam KAP Big Four maupun dengan KAP yang tidak terkenal sekalipun. Banyak para Auditor yang tidak terkenal mengeluhkan fee yang didapatkan setelah melakukan audit. Dan selalu membandingkan dengan KAP yang termasuk dalam KAP big four dengan KAP diluar KAP big four. Beberapa Auditor menyangkan hal tersebut dikarenakan tidak adanya batasan fee yang menjadikan hal tesebut sebagai standar acuannya.

Beban cukup berat dalam melakukan prosedur-prosedur audit yang harus dijalankan/dilaksanakan dalam melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan pada klien. Waktu yang harus dikeluarkan untuk memeriksa laporan keuangan cukup panjang dan para klien meminta laporan atas pemeriksaan agar cepat diselesaikan tetapi di lapangan terjadi berbeda bahwa klien tersebut tidak memberikan data kepada auditor untuk melengkapi kertas kerja pemeriksaan. Tekanan yang tinggi dari klien dan permintaan klien yang membatasi waktu agar cepat dan ketidakpuasaan auditor dari hasil yang didapatkan. Bekerja di KAP banyak menggangap hanya sebuah batu lompatan dan bukan menjadi pekerjaan yang tetap bagi pekerja dalam hal ini adalah para Auditor (Turnover Intention).

(5)

Pihak luar perusahaan mendasarkan keputusannya kepada hasil audit auditor. Sedangkan auditor menarik sebuah kesimpulan berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukannya dan sesuai dengan prosedur audit yang ada. Ini berarti berkualitas atau tidaknya hasil pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan. Dalam hal penghasilan juga menjadi bahan pertimbanagan dalam melakukan audit, kesejahteraan menjadi kunci utama agar audit adalah suatu pekerjaan yang sangat diinginkan menjadi mata pencaharian yang diandalkan. Sejalan dengan Slogan “Pergi pagi Pulang Pagi “ sesuai dengan hasil kerja keras yang didapatkan. Sepeti yng disampaikan oleh Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Tarkosunaryo, Akuntan public diminta untuk memperhatikan gaji staf kantor Akuntan Publik (KAP) terutama seiring dengan penetapan upah minimum. Menurut Tarkosunaryo akuntan public harus mampu memberikan gaji kepada karyawan KAP jauh diatas UMP yang ditetapkan Pemerintah. Hal ini penting agar profesi Akuntan Publij didukung oleh tenaga professional yang memiliki kompetensi dan integritas yang unggul mengingat profesi ini membutuhkan keahlian, kreativitas, integritas yang tinggi. Seiring dengan pernyataan tersebut bahwa penerimaan auditor sangat berpengaruh pada kinerja auditor itu sendiri.

Tekanan yang besar bagi auditor yang secepatnya menyelesaikan hasil audit/ Audit Reporting dengan kertas kerja yang belum diselesaikan, tetapi para klien ingin menyelesaikan dengan cepat menjadi adanya penyimpangan dalam melakukan

(6)

prosedur tetapi yang lebih banyak dilakukan adalah waktu yang pengerjaan Kertas kerja butuh dengan waktu yang sangat panjang dan analisa keuangan yang sebenarnya serta data pendukung melengkapi kekuarangan ketas kerja pemeriksaan. Tingkat penerimaan auditor/ gaji yang didapatkan auditor belum mencukupi dari kata sejahtera bagi sebagian KAP yang ada di Indonesia. Pengaruh dengan penghasilan bisa melakukan kesalahan/ mengurangi kualitas hasil audit terebut.

Berdasarkan beberapa tinjauan terhadap latar belakang dan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya dan dengan masih adanya research gap dari hasil penelitian tersebut, maka nampaknya layak untuk kembali diuji mengenai pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap perilaku penyimpangan auditor, sehingga skripsi ini diberi judul “Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerimaan Auditor atas Penyimpangan Perilaku dalam Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Terdaftar di Bapepam-LK Jakarta)“.

1.2 Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengaruh Kinerja terhadap penerimaan dysfungsional audit behaviours

2. Bagaimana pengaruh turnover intention terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior.

(7)

3. Bagaimana menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Seusai dengan indentifikasi masalah, peneliti ini bertujuan untuk :

1. Menguji pengaruh kinerja terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior.

2. Menguji pengaruh turnover intention terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior.

3. Menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan akuntansi keperilakuan, terutama yang berkaitan dengan perbedaan karakteristik antar individual auditor dan pengaruhnya terhadap penerimaan perilaku disfungsional.

2 .Bagi organisasi terkait (Kantor Akuntan Publik) dan bagi penelitian selanjutnya, diharapkan temuan-temuan dalam penelitian ini dapat

(8)

memberi masukan untuk memahami lebih jauh mengenai faktor-faktor yang menyebabkan perilaku disfungsional audit sehingga dapat diambil tindakan yang perlu demi kemajuan profesi dan menjaga kepercayaan masyarakat.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis dalam bentuk penelitian survey. Menurut Nazir (2003:63) dalam bukunya menyebutkan bahwa :

“Tujuan dari penelitian deskritif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai perilaku, sifat, serta hubungan antara fenomena yang akan diselidiki.”

1.4.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akan ditarik kesimpulannya.

Populasi dari penelitian ini adalah Auditor Kantor Akuntan Publik yang berada di daerah DKI Jakarta dan Sekitarnya.

1.4.2 Operasional Variabel

1) Variabel Independen (Variabel X)

Variabel Independen atau variable X, yaitu variable yang mempengaruhi atau menerangkan variable lain dalam penelitian. Varaibel X dalam penelitian ini terdiri dari Faktor-faktor tingkat penerimaan sebagai Variabel X.

(9)

2) Variabel Dependen (Variabel Y)

Variabel dependen atau variable Y, yaitu variabel yang dipengaruhi atau diterangkanoleh satu atau lebih variabel lainnya dalam penelitian. Variabel Y dalam penelitian ini adalah Penyimpangan Perilaku dalam audit.

1.4.3 Teknik Pengumpulan Data 1) Survey (Kuisioner)

Metode pengumpulan data dilakukan dengan survey, yaitu penelitin yang mengambil sejumlah sampel tertentu dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

2) Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan dilakuakn melalui penelaahan terhadap lieratur-literatur yang berkaitan erat dengan maslah yang dibahs untuk mendapatkan landasan teoritis dan gambaran dari teori pendukung.

1.4.4 Jenis dan Skala Pengukuran Data

Jenis data yang digunakan untuk meneliti kedua Variabel penelitian adalah data kualitatif, yang diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada respoden. Selanjutnya, data kualitatif tersebut diangkakan (scoring) dengan cara member bobot kepada masing-masing alternatif jawaban.

Skala pengukuran data digunakan adalah skla likert, yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

(10)

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat melakukan untuk mendukung analisis dilakukan di 8 Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di BAPEPAM-LK Jakarta meliputi seluruh wilayah DKI Jakarta. Waktu Penelitaian Mei-Agustus 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 4.6, didapatkan hasil pemeriksaan glukosa dengan metode Glucose oxidase rentan terhadap gangguan dengan bias positif yang signifikan sebelum dan sesudah

Berdasarkan latar belakang di atas dan pemaparan tentang studi pendahuluan dan beberapa hasil review litetatur dari beberapa jurnal penelitian, dapat disimpulkan bahwa

Data yang akan digali dalam penelitian ini adalah beberapa keterangan atau informasi yang berhubungan dengan focus penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah

BAB I Pendahuluan, bab ini terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Tinjauan

Dari uraian latar belakang dan adanya research gap dari penelitian- penelitian sebelumnya serta fenomena lapangan yang terjadi, maka peneliti tertarik untuk melakukan

Menurut Sugiarto, (1997) jenis-jenis kamar yang biasa ada dalam hotel adalah Standard atau Moderete Room, Deluxe Room / Superior Room / Executive Floor, Suite Room &

Kajian ini dilatar belakangi oleh tatanan geologi daerah Harau dan sekitarnya, Sumatera Barat yang diidentifikasi sebagai daerah favourable bagi akumulasi uranium yaitu

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut sayuran organik dilihat dari harga