• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

BIMBINGAN PTK PADA GURU-GURU

SMP NEGERI 39 PURWOREJO

Oleh :

Dr. Bambang Priyo Darminto, M.Kom. Drs. Lilik Wahyu Utomo, M.Pd.

Nila Kurniasih, M.Si. Erni Puji Astuti, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

(2)
(3)

Identitas Pengabdian pada Masyarakat

1. Judul Laporan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat

Bimbingan PTK pada Guru-guru SMP Negeri 39 Purworejo

2. Ketua Tim

a. Nama Lengkap : Dr. Bambang Priyo Darminto, M.Kom b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 195710251983031003 d. NIDN : 0025105701

e. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I/ Gol. IV/b f. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

g. Fakultas/Jurusan/Progdi : FKIP/Pendidikan Matematika

3. Anggota Pengabdian kepada Masyarakat:

No Nama dan Gelar Pangkat/Gol./Jabatan Dosen Tetap pada 1.

2.

3.

Drs. Lilik Wahyu Utomo, M.Pd

NIP. 195204271982031003 NIDN. 0027045201

Nila Kurniasih, M.Si. NIDN. 0613117501

Erni Puji Astuti, M.Pd. NIDN. 0613058401

Pembina Tk. I/ IV-b/ Lektor Kepala

Penata Muda TK.I/ III-b/ Lektor Penata Muda/III-a/ Asisten Ahli Prodi.Pend. Mat. FKIP UMP Prodi.Pend. Mat. FKIP UMP Prodi.Pend. Mat. FKIP UMP

4. Bentuk Pengabdian pada Masyarakat : Penyuluhan/Bimbingan 5. Tempat Pengabdian pada Masyarakat : SMP Negeri 39 Purworejo

(Desa Sudorogo Kec. Kaligesing)

6. Jumlah Peserta : 23 orang

7. Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 30 Januari 2016

8. Hasil Pelaksanaan:

Secara umum, hasil yang pelaksanaan dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah cukup baik dan reponsif, artinya terdapat pemahaman para guru tentang profesinya, terutama dalam hal pemahaman penulisan/pembuatan/pelaksanaan PTK. Para guru SMP Negeri 39 Purworejo sangat tertarik untuk meningkatkan profesinya. Pernyataan ini didukung oleh antusiasnya para guru dalam mengikuti dan mengajukan pertanya-an selama dalam pelaksanaan kegiatan pada masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, para guru mempunyai kehendak

(4)

untuk melakukan penelitian dalam ragka meningkatkan kualitas pembelajaran. Di samping itu, para guru sudah dapat memahami Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 tentang Pengembangan Keprofesian Berlanjut (PKB) sebagai bekal untuk meningkatkan diri.

I. Pembiayaan

a. Pembuatan Proposal, Modul, dan Survey = Rp 170.000,- b. Bahan Habis (Spanduk, Kertas, CD, Tinta Catridge) = Rp 150.000,- c. Penyiapan Modul : Rp 6.000,- × 30 eks = Rp 180.000,- d. Konsumsi : Rp 30.000,- × 30 orang = Rp 900.000,- e. Pembuatan Laporan = Rp 100.000,- Jumlah = Rp 1.500.000,-

II. Pembagian Tugas Penyajian Materi

1. Dr. Bambang Priyo Darminto, M.Kom

Materi: Pentingnya PTK Bagi Pengembangan Profesi Guru

2. Drs. Lilik Wahyu Utomo, M.Pd.

Materi: Konsep Dasar, Prinsip, dan Model PTK

3. Nila Kurniasih, M.Si.

Materi: Rencana dan Pelaksanaan PTK

4. Erni Puji Astuti, M.Pd.

Materi: Membuat Laporan PTK

III. SUSUNAN ACARA

Hari, tanggal : Sabtu, 30 Januari 2016 Pukul : 12.00 – 14.00

Susunan Acara : 1. Pembukaan

2. Sambutan Kepala SMP Negeri 39 Purworejo 3. Sambutan Rektor UMP/Ketua Tim PPM 4. Penyaji Materi Penyuluhan:

a. Dr. Bambang Priyo Darminto, M.Kom. b. Drs. Lilik Wahyu Utomo, M.Pd. c. Nila Kurniasih, M.Si.

(5)

5. Tanya Jawab 6. Penutup

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadlirat Allah SWT, karena limpahan nikmat

dan karunia-Nya kami telah selesai melaksanakan kegiatan pengabdian kepada

masyarakat di SMP Negeri 39 Purworejo yang terletak di Desa Sudorogo

Kecamatan Kaligesing. Bentuk pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan

adalah Bimbingan PTK kepada Guru-guru SMP Negeri 39 Purworejo.

Alhamdulillah, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah berjalan dengan baik, aman, dan lancar. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan;

3. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;

4. Bapak Kusnan Kadari, M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 39 Purworejo

Selanjutnya, kami berharap mudah-mudahan kegiatan pengabdian kepada

masyarakat ini bermanfaat bagi para guru di SMP Negeri 39 Purworejo.

Purworejo, 5 Februari 2016

(7)

DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar 2. Daftar Isi 3. Surat Tugas

4. Identitas Pengabdian kepada Masyarakat 5. Modul

6. Daftar Hadir 7. Foto-foto Kegiatan

(8)

PEMBAGIAN TUGAS MATERI YANG DISAMPAIKAN DALAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Judul : Penyuluhan PTK Bagi Guru-guru SMP Negeri 9 Purworejo Hari/tanggal : Sabtu, 7 Desember 2013

Tempat : SMP Negeri 9 Purworejo

I. Prinsip Dasar Penelitian Tindakan Kelas, disajikan oleh: Dr. Bambang Priyo Darminto, M.Kom.

II. Model-model Penelitian Tindakan Kelas, disajikan oleh Drs. Lilik Wahyu Utomo, M.Pd.

III. Membuat Laporan PTK, disajikan oleh: Erni Puji Astuti, M.Pd.

(9)

PENTINGNYA PTK

BAGI PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Oleh: Dr. Bambang Priyo Darminto, M.Kom

1. Pendahuluan

Memasuki tahun 2015, arus globalisasi sudah semakin tidak terbendung lagi. Hal ini mengakibatkan persaingan semakin tinggi di berbagai bidang. Untuk mengha-dapi kondisi seperti ini diperlukan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang bermutu dan profesional. Oleh karena itu, selain pembangunan nasional di bidang fisik (infra struktur-sarana dan prasarana), maka pembangunan manusia juga perlu juga dilaksanakan dengan baik.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenjang. Sekolah merupakan lembaga formal yang mempunyai tugas strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mutu SDM. Oleh karena itu, agar upaya ini berhasil dengan baik maka guru-guru sebagai figur sentral dan pengendali proses pembelajaran harus semakin bermutu dan profesional.

Guru sebagai ujung tombak dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, masih perlu ditingkatkan kemampuan atau kompetensi dan profesionalismenya, mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang dengan begitu cepatnya. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pengem-bangan profesi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Ke-empat kompetensi guru tersebut harus terus-menerus ditingkatkan agar tercapai kemampuan profe-sional yang memadai yakni dapat: (1) menguasai landasan dan bahan pengajaran, (2) merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik, (3) menilai kemajuan kegiatan pembelajaran dengan tepat, (4) memiliki kepribadian yang dapat diteladani, (5) berinteraksi dengan teman sejawat dan masyarakat, (6) melaksanakan penelitian sederhana. Dalam hal melaksanakan penelitian, fokus penelitian guru-guru diarahkan pada penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian yang menitikberatkan pada proses dan perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu, para guru perlu memahami langkah-langkah pelaksanaan PTK.

Dalam melaksanakan tugas-tugas akademik di sekolah, para guru sering mengalami banyak hambatan dalam menjalankan profesinya sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Akibatnya, pencapaian proses pembelajaran kurang optimal sehingga mutu pendidikan tidak meningkat. Hal ini sering ditandai oleh banyaknya siswa yang memperoleh nilai ujian atau ulangan di bawah batas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Jika hal ini dibiarkan terus menerus, tidak dipungkiri lagi bahwa mutu pendidikan di Indonesia semakin terpuruk. Untuk

(10)

mengatasi hal ini, guru diharapkan dapat mengembangkan diri keprofesiannya secara berkelanjutan.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan bentuk pem-belajaran berkelanjutan yang merupakan kendaraan utama dari para guru dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. Oleh karena itu, PKB mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan (implementasi), evaluasi, dan refleksi yang didesain untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan di mana guru-guru secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan.

Berdasarkan Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, PKB merupakan salah satu komponen pada unsur utama yang kegiatannya diberikan angka kredit. Dengan demikian, bagi guru yang mengusulkan kenaikan pangkat maka ia harus memenuhi persyaratan angka kredit yang dibituhkan. Unsur-unsur PKB terdiri dari (1) pengembangan diri, (2) publikasi ilmiah, dan (3) karya inovatif. Dalam implentasinya, setiap guru harus meningkatkan mutu profesionalitasnya. Khusus dalam unsur pengem-bangan diri, guru-guru diharapkan meningkatkan: (1) kompetensi penyusunan RPP, program kerja, perencanaan pendidikan, dan evaluasi; (2) kompetensi profesional (penguasaan materi dan kurikulum); (3) kompetensi pedagogis (penguasaan metode mengajar dan evaluasi); (4) kompetensi teknologi informasi dan komputer; (5) kompe-tensi inovasi pembelajaran dan teori-teori belajar terbaru.

SMP Negeri 39 Purworejo, merupakan salah satu sekolah negeri yang terletak di Desa Sudorogo Kecamatan Kaligesing. Sekolah ini hanya memiliki beberapa guru senior yaitu 5 guru berjabatan guru madya, 5 guru muda, dan 8 guru pertama sehingga kualitas guru masih perlu dikembangkan, termasuk mengembangkan profesi guru-gurunya. Sekolah ini memiliki memiliki 23 orang guru yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitasnya, baik melalui jalur studi lanjut maupun diklat, dan penataran. Kualitas guru terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas lulusannya.

1. Prinsip-prinsip PKB

a. PKB harus fokus kepada keberhasilan atau berbasis hasil belajar peserta didik.

b. PKB merupakan bagian integral dari tugas-tugas guru sehari-hari.

c. PKB harus dimulai dari sekolah untuk memberi kesempatan setiap guru dalam mengembangkan diri.

d. PKB harus berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai yang berlaku di sekolah dan/atau kabupaten/kota.

e. PKB harus mendorong pengakuan profesi guru menjadi lapangan kerja yang bermartabat dan memiliki makna dalam pencerdasan bangsa, dan sekaligus mendukung perubahan dan pengembangan karir guru secara objektif, transparan, dan akuntabel.

2. Unsur-unsur PKB

(11)

tabel di bawah ini.

Tabel 1. Unsur-unsur PKB Macam Pengembangan

PKB

Macam Kegiatan

1. Pengembangan Diri a. Mengikuti diklat fungsional

b. Melaksanakan kegiatan kolektif guru

2. Publikasi Ilmiah a. Membuat publikasi ilmiah atas hasil penelitian

b. Membuat publikasi buku

3. Karya Inovatif a. Menemukan teknologi tepat guna b. Menemukan/menciptakan karya seni c. Membuat/memodifikasi alat pengajaran d. Mengikuti pengembangan penyusunan

stan-

dar, pedoman, soal, dan sejenisnya.

3. Jumlah Angka Kredit pada Kegiatan PKB yang Diperlukan untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan Pangkat.

Tabel 2.

Jumlah Angka Kredit pada Kegiatan PKB yang Diperlukan untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan Pangkat

Dari Jabatan Ke Jabatan

Jumlah Angka Kredit Minimum dari Subunsur

Pengemb. Diri

Publikasi Ilmiah dan/ atau Karya Inovatif Guru Pertama Gol.III/a Guru Pertama Gol.III/b 3 - Guru Pertama Gol.III/b Guru Muda Gol.III/c 3 4 Guru Muda Gol.III/c Guru Muda Gol.III/d 3 6 Guru Muda Gol.III/d Guru Madya Gol.IV/a 4 8 Guru Madya Gol.IV/a Guru Madya Gol.IV/b 4 12 Guru Madya Gol.IV/b Guru Madya Gol.IV/c 4 12 Guru Madya Gol.IV/c Guru Utama *) Gol.IV/d 5 14 Guru Utama Gol.IV/d Guru Utama Gol.IV/e 5 20 *) presentasi ilmiah

(12)

4. Ragam Jenis Publikasi Ilmiah/Karya Inovatif yang Dapat Dinilai

No. Jenis Publikasi Ilmiah hasil Penelitian di Bidang Pendidikan Formal

Angka Kredit 1 Berupa buku yang diterbitkan ber ISBN dan diedarkan secara

nasional atau ada pengakuan dari BSNP

4

2 Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat di jurnal ilmiah tingkat nasional yang terakreditasi

3

3 Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat di jurnal ilmiah tingkat provinsi

2

4 Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat di jurnal ilmiah tingkat kabupaten/kota

1

5 Berupa makalah hasil penelitian dan telah diseminarkan di sekolah/ madrasah penulis

4

5. PTK merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan profesi guru. PTK dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Hasil PTK dapat disajikan dalam bentuk laporan hasil penelitian, tulisan ilmiah populer, maupun artikel ilmiah. Khusus untuk artikel ilmiah, publikasinya dapat melalui jurnal ilmiah baik baik dipublikasikan secara lokal, nasional, maupun internasioal atau dipublikasikan melalui media teknologi informasi yang di-unggah ke internet.

KONSEP DASAR, PRINSIP, DAN MODEL PTK Oleh: Drs. Lilik Wahyu Utomo, M.Pd.

1. Pengantar

Berbagai definisi dikemukakan oleh para pakar pendidikan tentang pengertian PTK. Namun demikian, dari beberapa definisi tersebut hakikatnya mempunyai pengertian dan konsep-konsep dasar yang hampir sama. Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research) merupakan suatu penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu dalam suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas secara profesional (Endang R Winarti;2005;7). Tindakan-tindakan tertentu dalam penelitian ini merupakan tindakan ilmiah dan profesional yang dimaksudkan untuk menemukan jawaban terhadap masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran sebelumnya. Jika masalah-masalah ini tidak segera ditemukan solusinya, maka hal ini dapat menyebabkan mutu pendidikan secara umum tidak meningkat atau bahkan semakin menurun.

Tugas utama guru adalah mengajar di kelas. Di samping itu, guru selalu berkeinginan bahwa proses pembelajarannya berjalan dengan baik sehingga siswanya selalu meningkat kemampuan dan prestasinya. Oleh karena itu, PTK merupakan salah satu jenis penelitian yang tepat untuk dilaksanakan guru.

(13)

Berkaitan dengan pelaksanaan PTK, ada beberapa prinsip PTK yang perlu diketahui guru, yaitu:

a. Pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan bahwa tindakan yang akan dilakukan harus dapat memberi sesuatu yang terbaik bagi siswa, terutama dalam hal peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran.

b. Pelaksanaan PTK bersifat situasional, artinya masalahnya diangkat dari pelaksanaan pembelajaran keseharian (faktual dan merisaukan), dan penyelesaiannya ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, profesi guru, dan mutu sekolah.

c. PTK merupakan upaya kolaboratif antara guru, siswa, kepala sekolah, dan stakeholder lain yang terkait masalah pendidikan.

d. PTK mempunyai sasaran yang bersifat spesifik, yaitu memecahkan masalah praktis.

e. Metodologi yang digunakan harus tepat dan reliable sehingga rumusan hipotesis tepat, serta pengumpulan dan analisis data tidak menyita banyak waktu.

f. PTK dimulai dengan hal-hal yang sederhana namun nyata.

g. PTK menuntut guru untuk membuat jurnal tentang kemajuan, refleksi pembelajaran.

2. Tujuan dan Manfaat PTK

Permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan sangatlah beragam. Berkaitan dengan mutu pendidikan dan keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran, maka masalah rendahnya mutu pendidikan dapat berasal dari proses pembelajaran yang kurang berjalan baik. Meskipun demikian, rendahnya mutu pendidikan dapat juga berasal dari mutu guru, penyediaan sarana belajar, pengaruh lingkungan, dan motovasi orang tua. Berdasarkan konsep dasar di atas, tujuan utama PTK adalah memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran sebagai bagian dalam meningkatkan mutu pendidikan secara umum. Di samping itu, tujuan lain PTK adalah mengembangkan kemampuan dan keterampilan guru untuk menghadapi dan menemukan solusi terhadap permasalahan pembelajaran yang muncul dalam proses pembelajaran sehari-sehari. Selanjutnya, dengan mengembangkan dan keterampilan guru dalam melaksanakan PTK, diharapkan dapat menumbuhkan budaya meneliti dikalangan pendidik.

PTK mempunyai banyak manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan secara umum. Menurut Basrowi (2006: 108) menjelaskan bahwa manfaat PTK antara lain: (1) meningkatkan inovasi pembelajaran, (2) mengembangkan kurikulum, (3) meningkatkan profesionalisme guru. Berkaitan inovasi pembelajaran, guru perlu menerapkan dan mengembangkankan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam aspek pengembangan kurikulum, hasil temuan PTK diharapkan dapat memberi masukan guna pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kondisi setempat. Dalam periode tertentu sebaiknya kurikulum disesuaikan dengan tuntutan zaman berdasarkan gagasan dan temuan-temuan dalam PTK. Dalam aspek peningkatan profesionalisme guru, PTK memiliki peran yang sangat penting. Melalui PTK, guru melakukan aktivitas perubahan-perubahan dalam praktik pembelajarannya sesuai dengan kondisi kelasnya. Guru akan memiliki

(14)

pengalaman-pengalaman baru dalam hal penguasaan materi belajar dan peningkatan kompetensi pedagogik.

Di samping beberapa manfaat PTK yang telah diuraikan di atas, hasil-hasil PTK dapat diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah yang dapat dipresentasikan dalam seminar-seminar pendidikan atau forum-forum ilmiah. Dengan demikian, hasil PTK dalam bentuk karya ilmiah ini dipublikasikan kepada peserta seminar atau masyarakat tertentu sebagai salah satu bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan mutu SDM.

3. Model dan Bentuk PTK

PTK mempunyai banyak model, antara lain: (1) model Kurt Lewin, (2) model Kemmis & Mc Taggart, (3) model John Elliot, dan (4) model Hopkins.

a. PTK Model Kurt Lewin

--- Siklus 1 --- Siklus 2 ... --- Siklus 3

Gambar 1 PTK Model Kurt Lewin

Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok dari berbagai model PTK. Dalam model Kurt Lewin ini, PTK mempunyai empat kegiatan yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Keseluruhan rangkaian dari keempat kegiatan tersebut dinamakan satu siklus. Sebuah PTK dapat terdiri dari beberapa siklus, tergantung dari macam permasalahan yang perlu diselesaikan.

b. PTK Model Kemmis & Mc Taggart

Model Kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Kom-ponen kegiatan acting dan observing, pada model Kemmis & Taggart dijadikan satu kesatuan, karena implementasi kedua kegiatan itu dilaksanakan pada waktu yang bersamaan. Kemudian, pengembangan lainnya adalah melakukan revisi perencanaan (revised plan) dalam setiap siklus PTK. Kemudian dilaksanakan kegiatan lain seperti siklus sebelumnya.

acting reflecting planning observing acting reflecting planning observing

(15)

--- Siklus 1

--- Siklus 2 ... Siklus 3

Gambar 2 PTK Model Kemmis & Mc Taggart

c. PTK Model John Elliot

Model PTK yang dikembangkan John Elliot memiliki banyak langkah dan tindakan, namun intinya hampir sama dengan model-model PTK sebelumnya. Secara rinci PTK yang dikembangkan oleh John Elliot ini digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3 PTK Model John Elliot

reflecting

revised plan acting & observing reflecting

planning acting &observing

Ide Awal

Temuan dan Analisis

Perencanaan Umum Tindakan 1,2,3, dst. Implementasi Monitoring Implemen-tasi dan Efeknya Penjelasan Kegagalan

Revisi Perencanaan Umum

Revisi Tindakan 1,2,3, dst.

Implementasi

Monitoring Implemen- tasi dan Efeknya

(16)

d. PTK Model Hopkins

Hopkins mengembangkan model PTK digambarkan pada gambar berikut.

Gambar 4. PTK Model Hopkins

Start

Audit Perencanaan Konstruk

Perencanaan Tindakan, Target, Tugas, Kriteria Keberhasilan

Implementasi Evaluasi

Menopang

Komitmen Cek Kemajuan

Mengatasi

Masalah Cek Hasil

Pengambilan Stok

(17)

RENCANA DAN PELAKSANAAN PTK

Oleh: Nila Kurniasih, M. Si.

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, terlebih dahulu dibuat rencana karena rencana merupakan satu kebutuhan pokok dalam melaksanakan setiap kegiatan. Meskipun membuat rencana seperti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sudah merupakan kegiatan rutin namun ada kalanya rencana harus dibuat secara khusus. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berulang yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktek atau belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi kerisauan para guru. Setelah siklus berulang beberapa kali, barangkali perbaikan yang diinginkan sudah diperoleh. Dalam hal ini siklus PTK dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir, namun biasanya akan muncul kembali masalah baru dari guru. Selanjutnya masalah baru tersebut akan kembali dipecahkan dengan siklus PTK. Jika guru melakukan hal ini, berarti guru sedang mengembangkan kemampuan profesionalnya secara sistematis. Langkah merencanakan adalah langkah pertama dalam setiap kegiatan supaya kegiatan yang dilakukan menjadi terarah yang selanjutnya akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah kedua yang merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat. Selanjutnya agar rencana yang dilakukan dapat diketahui kualitasnya, apakah sudah sesuai rencana maka perlu dilakukan pengamatan. Selanjutnya berdasarkan pengamatan tersebut dapat ditentukan apakah ada hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan mencapai tujuan seperti yang sudah direncanakan. Jika pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, maka refleksi sebagai langkah keempat, dilakukan setelah tindakan berakhir.

Keempat tahapan PTK merupakan satu siklus. Setiap tahap didahului oleh beberapa langkah, misalnya langkah merencanakan didahului oleh munculnya masalah yang diidentifikasi guru. Dalam kegiatan ini akan dikaji dua tahap yaitu ,merencanakan dan melakukan tindakan dengan empat langkah utama yaitu : (1) Mengidentifikasi masalah, (2) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah, (3) Merencanakan PTK, serta

(4) Melaksanakan PTK.

A. MENGIDENTIFIKASI MASALAH

Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari oleh guru. Masalah berasal dari orang yang terlibat praktek, dalam hal ini guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres di kelasnya. Jika dibiarkan lebih lanjut akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Mungkin masalah yang dirasakan guru masih kabur, sehingga guru perlu melakukan refleksi agar masalah tersebut semakin jelas. Pada

(18)

awalnya guru mungkin bingung untuk mengidentifikasi masalah, oleh karena itu, guru tidak selalu harus mulai dengan masalah. Guru dapat memulai dengan suatu gagasan untuk mulai melakukan perbaikan yang kemudian mencoba memfokuskan gagasan tersebut. Untuk mengidentifikasi masalah, guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada diri sendiri.

1. Apa yang terjadi di kelas saya?

2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu? 3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?

4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?

5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut atau memperbaiki situasi yang ada?

Jika setelah menjawab pertanyaan tersebut guru sampai pada kesimpulan bahwa ia memang menghadapi masalah dalam bidang tertentu, berarti masalah sudah berhasil diidentifikasi. Jika masalah sudah berhasil diidentifikasi, mungkin muncul pertanyaan, masalah mana yang mungkin dipecahkan melalui PTK? Apakah semua masalah layak dipecahkan melalui PTK? Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa rambu-rambu yang dapat dijadikan pegangan.

Bidang yang layak dijadikan fokus PTK adalah: (1) Melibatkan kegiatan pembelajaran,

(2) Memungkinkan ditangani oleh guru, (2) Sangat menarik minat guru, serta (4) Ingin diubah/diperbaiki oleh guru. (dalam Mills, 2000). Berdasarkan rambu-rambu tersebut, masalah yang akan dijadikan fokus PTK dapat ditetapkan.

B. MENGANALISIS DAN MERUMUSKAN MASALAH

Setelah masalah teridentifikasi, perlu dilakukan analisis sehingga masalah dapat dirumuskan dengan jelas. Tanpa melakukan analisis, mungkin masalah yang teridentifikasi masih kabur. Analisis dilakukan dengan mengajukan refleksi dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir atau daftar nilai atau bahkan mungkin bahan pelajaran yang telah disiapkan. Jika masalah yang diidentifikasi adalah rendahnya motivasi belajar siswa, barangkali yang perlu dianalisa adalah dokumen hasil belajar siswa, catatan harian guru tentang respon siswa dalam pembelajaran dan yang tak kalah pentingnya melakukan refleksi sehingga didapat gambaran yang jelas tentang perilaku pembelajaran.

Sebuah masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari jawabannya melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Masalah yang dihadapi guru mungkin sangat luas, oleh karena itu guru perlu memfokuskan perhatiannya pada masalah yang mungkin dapat ditanggulangi dan yang memang memerlukan prioritas untuk ditangani.

Selanjutnya masalah perlu dijabarkan secara operasional agar rencana perbaikannya lebih terarah. Misalnya masalah tugas dan bahan belajar yang

(19)

bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi siwa?

2. Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi siwa? 3. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?

4. Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan?

C. MERENCANAKAN PTK

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, guru perlu membuat rencana tindakan. Langkah-langkah dalam menyusun rencana adalah sebagai berikut.

1. Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan.

Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah. Hipotesis ini dibuat berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil penelitian yang pernah dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat atau dengan pakar, serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru. Berdasarkan kajian tersebut, guru menyusun alternatif tindakan. Selanjutnya guru perlu mengkaji setiap alternatif terutama keterkaitannya dengan tujuan tindakan serta kelayakan pelaksanaan.

2. Analisis kelayakan hipotesis tindakan

Setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik, hipotesis ini masih perlu dikaji kembali kelayakannya dikaitkan dengan kemungkinan pelaksanaannya. Dengan kata lain guru harus bertanya, mungkinkah rencana tersebut dilaksanakan. Hal ini terutama dikaitkan dengan hal-hal berikut.

a. Kemampuan dan komitmen guru sebagai aktor pelaksana karena pelaksanaan PTK memang harus tumbuh dari keinginan guru sendiri.

b. Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut. c. Ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan.

d. Iklim belajar dan iklim kerja sekolah.

D. MELAKSANAKAN PTK

Setelah meyakini bahwa hipotesis tindakan atau rencana perbaikan sudah cukup layak, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perbaikan. Langkah ini merupakan bagian dari perencanaan tetapi dapat pula disebut sebagai bagian awal dari pelaksanaan. Setelah persiapan lengkap kemudian dimulai pelaksanaannya.

1. Menyiapkan Pelaksanaan

Ada beberapa langkah yang perlu disiapkan sebelum merealisasikan tindakan. a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran beserta skenario tindakan yang

akan dilaksanakan.

b. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan, misalnya gambar-gambar, meja tempat mengumpulkan tugas atau sarana pendukung.

(20)

c. Menyiapkaan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan.

d. Jika perlu, untuk memantapkan keyakinan diri, guru perlu mensimulasikan pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini guru dapat bekerja sama dengan teman sejawat.

2. Melaksanakan Tindakan

Setelah persiapan selesai, selanjutnya tindakan dalam kelas yang sebenarnya dapat dilaksanakan. Agar pelaksanaan ini dapat berlangsung secara terarah, guru perlu mempersiapkan beberapa prinsip yang oleh Hopkins disebut kriteria PTK yang dilaksanakan oleh guru.

a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu metode penelittian yang sedang dilaksanakan tidak bolehn mengganggu komitmen guru dalam mengajar, guru tidak boleh mmengorbankan siswa deni penelitian. Dengan kata lain guru harus mengutamakan siswa karena tujuannya memang untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa.

b. Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru.

c. Metodologi yang diterapkan haruslah reliable atau handal, sehingga memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelasnya.

d. Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan komiten guru.

e. Sebagai peneliti, guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengann tugas-tugasnya.

f. PTK harus dapat dukungan dari seluruh personil sekolah. Artinya seluruh personil sekolah harus mempunyai persepssi yang benar tentang PTK dan apa yang ingin dicapai melalui PTK.

(21)

PENYUSUNAN LAPORAN PTK

Oleh: Erni Puji Astuti, M. Pd

I. Pendahuluan

Seorang guru dituntut untuk lebih peka terhadap prestasi belajar siswanya. Kepekaan dan sensitivitas inilah yang akan mendorong naluri guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu jalan bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut. Setelah memahami hakikat PTK, langkah-langkah dalam melakukannya, serta telah marencanakan proposal, maka langkah selanjutnya adalah meneliti atau mengenakan tindakan di kelas. Menyusun laporan PTK berarti menuliskan secara detail seluruh kegiatan penelitian.

II. Pengertian Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Laporan penelitian tindakan kelas merupakan karya tulis ilmiah yang disusun secara sistematis berdasarkan penelitian terhadap suatu gejala. Laporan penelitian tindakan kelas memberikan gambaran lengkap tentang gejala yang terjadi/ dialami, permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas, dan upaya tindakan yang dilakukan guru di kelasnya guna memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Dalam laporan penelitian tersebut, selain permasalahan dan tindakan yang dilakukan diu-raikan pula bagai mana hasilnya setelah dilakukan tindakan-tindakan tertentu terutama pengaruhnya terhadap perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

III. Tujuan Penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Penyusunan laporan penelitian merupakan upaya terakhir untuk mengkomunikasikan hasil yang diperoleh dari sebuah kegiatan penelitian. Laporan penelitian merupakan bentuk karya tulis ilmiah yang disusun dengan maksud agar hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan penelitian dapat disebarluaskan pada masyarakat, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.

Menurut Babang Robandi (2008: 2), tujuan atau manfaat dari penulisan laporan PTK diantarnya adalah mendapat pengalaman nyata untuk memperbaiki pembelajaran, dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk inovasi pembelajaran, dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas, dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan atau profesionalisme guru.

IV. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Laporan penelitian biasanya terdiri dari tiga bagian, bagian awal, bagian isi atau pokok, dan bagian akhir. Namun, aspek-aspek yang tercakup dalam masing-masing bagian bisa bervariasi. Hal ini bergantung pada jenis penelitian maupun lembaga penelitian atau lembaga penyandang dana penelitian. Berikut ini adalah sistematika penulisan laporan PTK secara umum.

(22)

A. Bagian awal

1. Halaman Judul (Cover luar dan cover dalam) 2. Lembar Pengesahan

3. Abstrak 4. Pengantar

5. Daftar Isi ( bila ada daftar tabel dan daftar gambar)

B. Bagian Isi

Bagian isi laporan PTK terdiri dari lima bab utama, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori tentang Variabel Masalah

B. Kajian Teori Variabei Tindakan, serta Hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

BAB III Metode Penelitian

A. Subjek Penelitian

B. Prosedur/ Siklus Penelitian C. Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Subjek penelitian B. Sajian Hasil Penelitian C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Bagian Akhir 1. Daftar Pustaka 2. Lampiran

V. Penjelasan Isi Komponen Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang isi dari komponen laporan PTK

A. Bagian Awal

Bagian pembukaan terdiri dari:

1. Halaman Judul: Halaman judul adalah halaman paling depan yang berisi judul penelitian dan diikuti nama penulis serta instansi tempat peneliti bertugas.

2. Halaman Pengesahan disertai tanggal pengesahan 3. Abstrak

(23)

Abstrak menyajikan saripati komponen-komponen penelitian mulai dari judul, permasalahan, tujuan, prosedur pelaksanaan penelitian, hasil temuan dan rekomendasi. Melalui abstrak para pembaca dalam waktu yang cepat akan memperoleh gambaran umum dan menyeluruh tentang hasil penelitian yang dilaporkan. Abstrak yang baik tidak lebih dari satu halaman, diketik satu spasi.

4. Kata Pengantar disertai tanggal penyusunan

Minimal memuat ucapan syukur kepada Allah SWT, dan ucapan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan PTK. 5. Daftar Isi

Memuat pokok-pokok PTK dari halaman judul sampai laporan-laporan. 6. Daftar Tabel ((jika ada)

Jika dalam laporan PTK terdapat lebih dari dua tabel, maka perlu dibuat daftar tabel tersendiri. Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan halaman tabel.

7. Daftar Gambar (jika ada) 8. Daftar Lampiran

Segala sesuatu yang dilampirkan ditulis di sini. Berisi nomor lampiran, halaman berapa lampiran tersebut dilampirkan. Sebaiknya lampiran-lampiran disusun secara kronologis.

2. Bagian Inti /Isi Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Bagian inti memuat pendahuluan, kajian pustaka, prosedur pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan Kesimpulan serta saran.

a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan komponen awal isi laporan penelitian yang memuat latar belakang masalah, identifikasi dan analisis masalah, perumusah masalah, tujuan penelitian ( tujuan perbaikan), manfaat penelitian, garis besar metode penelitian dan teknik pengumpulan serta pengolahan data, lokasi dan sampel penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah berisi uraian yang menjelaskan mengapa masalah itu timbul dan penting dipecahkan melalui penelitian. Di samping itu berbagai kondisi empiris di lapangan yang mendorong dilakukannya identifikasi masalah dan perumusan masalah dan mendorong perlunya penelitian tindakan dan peningkatan mutu pembelajaran dilakukan. Ungkapkan pula kerugian apa yang akan timbul apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti dan dipecahkan, dan keuntungan apa yang akan diperokleh apabila masalah tersebut diteliti dan dipecahkan.

B. Perumusan Masalah

Pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para pakar terdahulu akan sangat membantu memudahkan merumuskan masalah yang akan diteliti. Untuk mempermudah perumusan masalah dapat

(24)

dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya, setelah didahului uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel yang diteliti serta kaitan antar variabel.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian PTK terkait dengan tujuan perbaikan pembelajaran yang meng-gambarkan hasil yang ingin dicapai. Oleh karena itu, tujuan harus konsisten dengan rumusan masalah dan sekaligus mencerminkan proses penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian biasanya terdiri atas tujuan umum yang menggambarkan secara singkat tentang apa yang ingin dicapai, dan tujuan khusus yang secara spesifik dirumuskan dalam bentuk butir-butir yang mengacu pada pertanyaan-pertanyaan penelitian.

D. Kegunaan Penelitian

Pada bagian ini cantumkan nilai kegunaan hasil penelitian khususnya bagi peningkatan kualitas pembelajaran, bagi guru, bagi sekolah bahkan umumnya manfaat hasil penelitian bagi inovasi pendidikan pada umumnya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang diuraikan dalam pendahuluan ini hanya garis besarnya yang mencakup juga garis besar teknik pengumpulan dan pengolahan data. Sedangkan secara rinci metode penelitian diuraikan pada prosedur penelitian.

b. Kajian Pustaka

Memuat hasil kajian pustaka berupa teori-teori, pengalaman empiris hasil penelitian terdahulu, pendapat para pakar yang relevan dengan masalah yang menjadi fokus penelitian. Kajian Pustaka dimaksudkan untuk menampilkan mengapa dan bagaimana teori dan hasil penelitian terdahulu dipergunakan oleh peneliti.

c. Metode Penelitian

Pada bagian ini diuraikan tahapan dan siklus pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang mencakup subyek penelitian terdiri atas tempat (di mana penelitian dilakukan, di elas, di sekolah); waktu penelitian ( termasuk jadwal dan siklus penelitian), dalam mata pelajaran apa, karakteristik siswa yang menjadi sampel penelitian meliputi (jumlah, usia, jenis kelamin, kemampuan, prestasi, latar belakang sosial ekonomi, psikologis dan lain-lain). Cantumkan pula prosedur setiap siklus kegiatan penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, refleksi. Pada tahap ini yang disajikan adalah cerita tentang apa yang terjadi dalam pelaksanaan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan refleksi, berapa lama kegiatan itu dilakukan siapa yang membantu pelaksanaan penelitian, instrumen apa yang digunakan, teknik apa yang digunakan untuk pengumpulan dan pengolahan data dan sebagainya.

d. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bagian ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan tujuan penelitian dan perbaikan. Setiap sajian hasil dapat disertai dengan pembahasan yang merupakan alasan mengapa hasilnya seperti itu. Pembahasan hasil harus dikaitkan dan mengacu pada teori, pengalaman praktis atau hasil penelitian terdahulu yang terdapat dalam kajian pustaka. Pada umumnya pembahasan ini merupakan hasil

(25)

refleksi mengenai rencana dan tindakan yang dikaitkan dengan berbagai teori. Kualitas pembahasan hasil penelitian menggambarkan tingkat profesionalitas peneliti untuk memperbaiki mutu pembelajaran.

e. Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini disajikan pemaknaan penelitian berupa kesimpulan tentang hasil penelitian yang diperoleh. Saran mesti disusun merujuk pada kesimpulan, yang merujuk pada tujuan penelitian. Saran dapat ditujukan pada pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian dan para peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian selanjutnya.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir biasanya berisi Daftar Pustaka dan Lampiran. Daftar pustaka, di samping berfungsi sebagai bacaan lanjut, juga dapat digunakan untuk melacak berbagai sumber yang berkaitan. Penulisan daftar pustaka dalam laporan PTK harus menggunakan aturan baku yang telah ditetapkan. Biasanya, masing-masing instansi/ lembaga peneliti mempunyai aturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Lampiran memuat instrumen yang digunakan dalam penelitian, seperti RPP, lembar jawaban siswa, hasil kerja siswa dan guru, daftar hadir siswa, foto kegiatan beserta penjelasannya, izin penelitian dan bukti lain yang dipandang perlu.

(26)

DOKUMEN FOTO PENGABDIAN KEPADA

MASYARAKAT

BIMBINGAN PTK KEPADA GURU-GURU SMP N 39

PURWOREJO

(27)
(28)
(29)

(30)

Guru-guru SMPN39 selaku Peserta Bimbingan PTK

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

Gambar

tabel di bawah ini.
Gambar 1 PTK Model Kurt Lewin
Gambar 3 PTK Model John Elliot reflecting
Gambar 4. PTK Model Hopkins Start

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Prayitno (2008:99) yaitu konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang

Selama ini banyak siswa yang belum mengetahui bantuan hukum secara Cuma-cuma, oleh karena itu perlu dilakukan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk peningkatan

Selain itu, telah dilakukan optimalisasi sintesis polimer PNIPA agar polimer memiliki viskositas yang optimal dalam penggunaan aplikasinya sebagai sumber radiasi

Jadi dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa special event merupakan suatu peristiwa atau kegiatan khusus di luar kebiasaan sehari hari yang dalam perencanaannya

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan R guru BK di SMA Negeri 1 Samarinda pada tanggal 16 November 2013, di SMA Negeri 1 Samarinda

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa skor persepsi media pembelajaran berbasis IT pada bagi guru Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

Untuk membuktikan keadaan resonansi tersebut, selain dengan membandingkan bentuk yang terbentuk dengan gambar 1, dilakukan pengukuran panjang gelombang yang

Sediaan krim ekstrak ikan kutuk memberikan efek yang sama dengan efek yang diberikan oleh Bioplacenton, hal ini ditunjukkan dengan pada hari ke-7, rerata jumlah makrofag