• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 Metode Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 Metode Penelitian"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

14 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis

3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Menurut Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2009), variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

a) Variabel prediktor yang pertama adalah Pemantauan diri (Self-monitoring), Snyder (dalam O’Neill, 2011) mengemukakan bahwa pemantauan diri adalah kemampuan individu untuk mengukur situasi sosial yang sedang dihadapi dan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dimensi Self-monitoring menurut Lennox(1984) yaitu :

a. Ability to modify Self Presentation, dimana hal tersebut menggambarkan kemampuan seseorang untuk melakukan hal-hal yang dianggap mampu memberikan kesan diri yang terbaik.

b. Sensitivity to expressive behavior of others, dimana hal tersebut menggambarkan bagaimana tingkat sensitivitas individu akan ekspresi dari individu lain mengenai dirinya

b) Variabel prediktor yang kedua dalam penelitian ini adalah Machiavellianisme, dimana dimensi dari Machiavellianisme menurut Dahling (2009) yaitu :

a. Distrust of others – Persepsi dengan memandangan negatif akan motivasi dan keinginan individu lain, dengan terfokus pada efek negatif dari motivasi dan keinginan individu lain yang dapat mempengaruhi keinginan pribadi.

(2)

b. Desire for status – Keinginan untuk mendapatkan indikator eksternal akan kesuksesan, seperti posisi pekerjaan yang tinggi.

c. Desire for Control – Keinginan untuk berada pada posisi sebagai pendominasi pada situasi – situasi interpersonal untuk

meminimalisir kemungkinan individu lain memegang

kekuasaan yang dapat membahayakan dirinya.

d. Amorality – Keinginan untuk melanggar nilai nilai moral dan etika untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri dari kerugian individu lain.

c) Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah kecenderungan rasa malu dan bersalah, atau perilaku-perilaku individu yang menunjukkan kecenderungan individu untuk merasa malu dan bersalah ketika melakukan perbuatan menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi, dimana menurut Cohen dan Wolf (2011), diukur melalui :

a. Perasaan Malu (Shame), yang terbagi lagi menjadi Shame Negative Evaluation dan Shame – Withdraw

b. Perasaan Bersalah (Guilt), yang terbagi lagi menjadi Guilt Negative Behavior Evaluation dan Guilt Repair.

3.1.2 Hipotesis Hipotesis Null (H0)

- Self-monitoring tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Behavior Evaluation.

- Machiavellianisme tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Behavior Evaluation. - Self-monitoring tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa

malu dan bersalah berupa Repair .

- Machiavellianisme tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Repair.

(3)

- Self-monitoring tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Self Evaluation.

- Machiavellianisme tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Self Evaluation.

- Self-monitoring tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Withdrawal.

- Machiavellianisme tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Withdrawal.

- Self-monitoring dan Machiavellianisme secara bersama sama tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Behavior Evaluation

- Self-monitoring dan Machiavellianisme secara bersama sama tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Repair

- Self-monitoring dan Machiavellianisme secara bersama sama tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Self Evaluation

- Self-monitoring dan Machiavellianisme secara bersama sama tidak mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Withdrawal

Hipotesis Alternatif (Ha)

- Self-monitoring mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Behavior Evaluation.

- Machiavellianisme mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Behavior Evaluation.

- Self-monitoring mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Repair .

(4)

- Machiavellianisme mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Repair.

- Self-monitoring mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Self Evaluation.

- Machiavellianisme mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Self Evaluation.

- Self-monitoring mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Withdrawal.

- Machiavellianisme mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Withdrawal.

- Self-monitoring dan Machiavellianisme secara bersama sama mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Behavior Evaluation

- Self-monitoring dan Machiavellianisme secara bersama sama mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Repair

- Self-monitoring dan Machiavellianisme secara bersama sama mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Negative Self Evaluation

- Self-monitoring dan Machiavellianisme secara bersama sama mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah berupa Withdrawal

(5)

3.2 Subyek Penelitian & Teknik Sampling

3.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di wilayah DKI Jakarta.

Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoatmojo, 2003). Sampel pada penelitian ini pegawai di wilayah DKI Jakarta. Dimana responden yang diharapkan adalah Pegawai yang berada pada level jabatan setingkat staf hingga level menengah, setingkat supervisor atau pengawas sejumlah 172 karyawan, dikarenakan penulis membuat batasan untuk melihat kecenderungan rasa malu dan bersalah sebagai akibat dari sikap machiavellianisme dan Self-monitoring dari level karyawan paling bawah pada suatu organisasi.

3.2.2 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini bersifat non-probability sampling. Hasil yang diharapkan berupa gambaran dari keadaan populasi itu sendiri, teknik yang digunakan adalah Convenience Sampling, yaitu Pengambilan sampel dilakukan atas dasar kepraktisan dari pemilihan sampel yang akan diteliti (Koerber & McMichael, 2008)

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. (Ibnu Hadjar dalam Sarwono , 2001)

.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian non – eksperimental dan korelasional prediktif. Peneliti menggunakan desain penelitian non eksperimen karena tidak memberikan manipulasi apapun pada sample yang diteliti. Menurut Kumar (dalam Setiana, Yulianto & Setiadi, 2005), tipe penelitian terbagi menjadi dua hal, yaitu berdasarkan tujuan penelitian dan tipe informasi yang diperoleh. Berdasarkan informasi yang diperoleh, tentunya penelitian ini bersifat kuantitatif, karena tipe informasi berbentuk data-data yang akan diproses secara statistik dengan bantuan software statistik.

(6)

Menurut Saeful Arifin (2010) Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian korelasional prediktif menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sehingga untuk melihat hubungan antara pemantauan diri dan machiavellianisme terhadap kecenderungan rasa malu dan bersalah pada pegawai di DKI Jakarta. Disamping itu, penelitian hendak pula mengetahui prediksi Self- Monitoring dan Machiavellianisme terhadap kecenderungan rasa malu dan bersalah.

3.4 Alat Ukur Penelitian

Kuesioner dalam penelitian ini merupakan kombinasi dari kuesioner yang diadaptasi dari New Machiavellianism Scale milik Dahling (2009), Revisied Self-Monitoring Scale milik Lennox (1984), dan Guilt and Shame Proneness Scale milik Cohen et al. (2011).

Kuesioner Self – Monitoring dan Machiavellianisme dalam penelitian ini adalah berbentuk skala likert yang terdiri dengan suatu pilihan dimana responden diminta untuk memberi nilai antara 1- 6 dimana 1 merupakan respon sangat tidak sesuai dan 6 merupakan respon sangat sesuai.

Format kuesioner yang digunakan terdiri dari tiga bagian: 1. Pengantar

Merupakan bagian perkenalan diri dari peneliti dan penelitian yang dilakukan peneliti.

2. Bagian 1

Pada bagian ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan untuk menjawab permasalahan dan mencapai tujuan penelitian.

3. Bagian 2

Merupakan bagian responden diminta menuliskan data diri, seperti jenis kelamin, usia individu, lama pengalaman bekerja, dan bekerja di perusahaan apa.

(7)

3.4.1 Alat Ukur Machiavellianisme

Untuk mengukur Machiavellianisme, peneliti memilih untuk mengadaptasi New Machiavellianism Scale yang dibuat Dahling,Whitaker, dan Levy (2009) dengan jumlah 45 butir, dimana responden diminta untuk membayangkan pernyataan yang ada dan memberikan respon yang sekiranya sejalan dengan pendapatnya. Pilihan respon yang diberikan berupa 6 poin skala likert dengan pilihan (1)Sangat tidak sesuai dan (6)Sangat Sesuai Dahling,Whitaker, dan levy, 2009)

Table. 3.1 Blueprint New Machiavellianism Scale

Dimensi Indikator Butir Nomor item

Unfavourable

Desire of others Menginginkan

banyak hal

sekaligus

11 Bagian 4

(17,22,28 & 29)

Desire for control Ingin menguasai orang lain

11 Bagian 4 (14

& 16) Desire for status Ingin menempati

jabatan yang tinggi

9 Bagian

1(14,16,17, dan 19)

Amorality Ingin mengontrol

orang lain secara tidak sehat

14 Bagian 4 (1)

45 Butir 3.4.2 Alat Ukur Self-monitoring

Untuk mengukur Self-monitoring individu, peneliti memilih mengadaptasi Revisied Self-monitoring Scale yang dibuat oleh Lennox(1984) dengan jumlah 13 butir, dimana responden diminta untuk membayangkan sebuah situasi seperti yang tertera pada item dan diminta untuk memberikan respon atas keadaan yang sekiranya dirasakannya. Pilihan respon yang diberikan berupa 6 poin skala likert dengan pilihan (1)Sangat tidak sesuai dan (6)Sangat Sesuai ( Lennox,1984)

(8)

Table 3.2 Blueprint Self-monitoring Scale

Dimensi Indikator Butir Nomor item

Unfavourable Ability to Modify

Self Presentation

Individu mampu untuk menyadari kesan yang dihasilkannya

7 9 & 12

Individu mampu untuk menghasilkan perilaku yang diharpkan lingkungan

Sensitivity to the expressive behavior of others

Individu mampu menyadari kesan lingkungan terhadap dirinya.

6

13 butir

(9)

3.4.3 Alat Ukur Kecenderungan rasa malu dan bersalah

Untuk mengukur kecenderungan rasa malu dan bersalah individu, peneliti memilih mengadaptasi Guilt and Shame Proneness Scale (GASP) yang dibuat oleh Cohen et al (2011) dengan jumlah 16 butir, dan dilakukan penambahan sejumlah 21 butir. Responden diminta untuk membayangkan sebuah situasi seperti yang tertera pada item dan diminta untuk memberikan respon atas keadaan yang sekiranya dirasakannya. Pilihan respon yang diberikan berupa 7 poin skala likert dengan pilihan (1)Sangat tidak mungkin dan (7)Sangat mungkin yang menunjukkan bahwa semakin tinggi skor subjek pada dimensi dari GASP, maka menunjukkan semakin tingginya kecenderungan rasa malu dan bersalah pada individu.

Table 3.3 Blueprint Shame and Proneness Scale

Dimensi Indikator Butir

Guilt - Negative

Behavior Evaluation

Individu merasa bersalah terhadap perilakunya. 9

Guilt - Repair Individu merasa bahwa perilakunya harus diubah,

disuaikan dengan lingkungan

10

Shame - Negative Self Evaluation

Individu merasa malu atas perilakunya 8

Shame - Withdraw Individu merasa ingin menjauh dari sumber rasa malunya 10 37 butir

(10)

3.5 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur

3.5.1 Uji Validitas

Validitas sebuah test, digunakan untuk melihat, seberapa baik suatu alat test mampu mengukur apa yang ingin diukur(Chadha, 2009).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode validitas isi (content validity). Adapun alat ukur yang digunakan, berupa NewMachiavellianism Scale, Self-monitoring scale dan Guilt and Shame Pronenes Scale merupakan alat ukur yang diadaptasi oleh penulis, sehingga penting untuk dilakukan peninjauan ulang oleh expert judgment. Untuk tugas dari expert judgment sendiri tidak sebatas meninjau terjemahan dari alat ukur itu sendiri, namun juga melihat, apakah aspek-aspek yang ingin diukur telah sesuai dengan item-item pada alat ukur tersebut. Expert Judgment sendiri dilakukan dengan dosen pembimbing skripsi, Bapak Juneman, S.Psi, M.Si sebanyak 4 kali, pada tanggal 28 Oktober 2013, 2 Desember 2013, 4 Desember 2013 dan 5 Desember 2013. Adapun untuk pengukuran validitas dari alat ukur yang digunakan dengan menggunakan program SPSS. Langkah awal penelitian adalah dengan melakukan tahap percobaan penelitian (pilot study). Pilot study dilakukan kepada 50 sampel. Data dari pilot study peneliti gunakan untuk uji validitas item dengan menggunakan teknik corrected item-total correlation dengan menggunakan program SPSS versi 21.

Hasil validitas item dari alat ukur New Machiavellianisme secara keseluruhan menunjukkan korelasi butir total yang berkisar antara 0,274 hingga 0,597. Sesuai dengan nilai tersebut, korelasi butir item akhir tidak ada yang minus dan dibawah 0,25, berarti alat ukur ini valid dan tidak ada item yang harus dihapus.

Hasil validitas item dari alat ukur Revisied Self-monitoring Scale secara keseluruhan menunjukkan korelasi butir total yang berkisar antara 0,329 hingga 0,759. Sesuai dengan nilai tersebut, korelasi butir item akhir tidak ada yang minus dan dibawah 0,25, berarti alat ukur ini valid dan tidak ada item yang harus dihapus.

Alat ukur berikutnya adalah Guilt and Shame Proneness Scale dengan hasil validitas item secara keseluruhan menunjukkan korelasi butir total yang berkisar antara 0,321 hingga 0,626. Untuk dimensi Negative Behavior Evaluation menghasilkan korelasi butir total yang berkisar antara 0,332 hingga 0,526. Dimensi Repair menghasilkan korelasi butir total yang berkisar antara 0,340 hingga 0,626. Kemudian untuk dimensi Negative Self Evaluation menghasilkan korelasi butir total

(11)

yang berkisar antara 0,321 hingga 0,548. Selanjutnya dimensi Withdrawal menghasilkan korelasi butir total yang berkisar antara 0,382 hingga 0,606. Sesuai dengan nilai tersebut, korelasi butir item akhir tidak ada yang minus dan dibawah 0,25, yang berarti alat ukur ini valid dan tidak ada item yang harus dihapus.

Hasil pengukuran validitas alat ukur tersebut dapat dikatakan valid jika kriteria korelasi setiap butir dengan total skor skala yang digunakan ( New Machiavellianism Scale, Revisied Self-monitoring Scale, dan GASP) mencapai lebih dari 0,25

3.5.1.1 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah, nilai minimum konsistensi pengukuran suatu alat test untuk melihat apakah suatu alat test memiliki nilai yang cukup sempurna saat dilakukan penelitian ulang dengan alat test tersebut (Gregory, 2004).

Untuk menunjukkan tingkat konsistensi alat ukur itu sendiri ditunjukkan dari koefisien alpha (α) yang berkisar antara 0 hingga 1. Semakin tinggi nilai koefisien alpha suatu alat test, maka dapat dikatakan bahwa alat test tersebut memiliki tingkat kereliabelan yang semakin baik (Gregory, 2004). Adapun untuk mengukur konsistensi dari alat test yang digunakan, peneliti menggunakan teknik uji konsistensi internal menggunakan metode Cronbach Alpha. Hasil pengukuran akan menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan cukup reliabel jika memiliki koefisien alpha lebih besar dari 0,6.

Hasil reliabilitas alat ukur Revisied Self-monitoring secara keseluruhan menunjukkan skor koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,883. Hasil skor koefisien Alpha Cronbach yang dihasilkan sudah lebih dari 0,6 dan dapat diartikan bahwa alat ukur Revisied Self-monitoring memiliki reliabilitas yang baik

Hasil reliabilitas alat ukur New Machiavellianism Scale secara keseluruhan menunjukkan skor koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,867. Hasil skor koefisien Alpha Cronbach yang dihasilkan sudah lebih dari 0,6 dan dapat diartikan bahwa alat ukur New Machiavellianism Scale memiliki reliabilitas yang baik.

Hasil reliabilitas alat ukur Guilt and Shame Proneness Scale secara keseluruhan menunjukkan skor koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,938. Dengan

(12)

skor koefisien Alpha Cronbach untuk dimensi Negative Behavior Evaluation sebesar 0,776, dimensi Repair sebesar 0,820, dimensi Negative Self Evaluation sebesar 0,829 dan dimensi Withdrawal sebesar 0,689. Hasil skor koefisien Alpha Cronbach yang dihasilkan sudah lebih dari 0,6 dan dapat diartikan bahwa alat ukur Revisied Self-monitoring memiliki reliabilitas yang baik

Tabel 3.4 Rangkuman Alat ukur Revisied Self Monitoring setelah proses Try Out No item Nilai validitas butir terkecil Nilai validitas butir terbesar Nilai reliabilitas akhir Sebelum Uji reliabilitas Setelah Uji reliabilitas 1-13 1-8,10,13 0,329 0,759 0,883

Tabel 3.5 Rangkuman Alat ukur New Machiavellianism Scale setelah proses Try Out No item Favourable Nilai validitas butir terkecil Nilai validitas butir terbesar Nilai reliabilitas akhir Sebelum Uji reliabilitas Setelah Uji reliabilitas bag 1(11-24),bag 4(1-31) bag 4(2-10,13,19,21 ,23-27,30,31) 0,274 0,597 0,867

(13)

Tabel 3.6 Rangkuman Alat ukur kecenderungan rasa malu dan bersalah setelah proses Try Out

Dimensi Indikator

No item Favourable Nilai

validitas butir terkecil Nilai validitas butir terbesar Nilai reliabilitas akhir Sebelum Uji reliabilitas Setelah Uji reliabilitas Rasa Bersalah Negative Behavior Evaluation 1,9,14,16,2 3,24,26,37 1,9,14,16,2 3,24,26,37 0,309 0,625 0,776 Repair 2,5,11,15,1 8,25,27,29, 32,35 2,5,11,15,1 8,25,27,29, 32,35 0,387 0,633 0,820 Rasa malu Negative Self Evaluation 3,6,10,13,1 9,21,30,34 3,6,10,13,1 9,21,30,34 0,387 0,659 0,829 Withdrawal 4,7,8,12,17, 20,22,28,31 ,33,36 4,7,8,12,17, 20,22,28,31 ,33,36 0,262 0,477 0,689 3.6 Prosedur 3.6.1 Persiapan Penelitian

Untuk tahap persiapan penelitian, pada tahap awal peneliti akan melakukan pendekatan pada staff yang berwenang dalam mengurus ijin survey dari perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan ijin melakukan penelitian pada perusahaan tersebut. Kemudian, peneliti mengajukan surat keterangan mahasiswa aktif dari kampus yang kemudian diserahkan kepada staff yang berwenang. Pada tahap lain ,peneliti juga melakukan penyebaran kuesioner kepada orang – orang terdekat, kerabat dan tetangga yang bekerja sebagai pegawai di DKI Jakarta.

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

Untuk pelaksanaan penelitian, peneliti akan menjalankan penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, pertama untuk pilot study, dan ketika alat ukur yang digunakan

(14)

telah dianggap cukup valid dan reliabel maka dilanjutkan dengan pembagian kuesioner yang pada instansi swasta dan negeri yang telah dipilih.

3.6.3 Teknik Pengolahan Data

Peneliti akan melakukan pengambilan atau pengumpulan data pada melalui sumber primer, yaitu data yang dihimpun langsung oleh peneliti berupa data hasil kuesioner yang diisi oleh pegawai yang bekerja di area DKI Jakarta.

Adapun instrument penelitian yang akan digunakan berupa kuesioner, yang merupakan kombinasi dari NewMachiavellianism Scale, Revisied Self-monitoring scale, dan Guilt and Shame Proneness Scale. Pengumpulan data sendiri akan dilakukan setelah kuesioner dibagikan dan diisi oleh karyawan pada lembaga, instansi, atau perusahaannya masing –masing.

Selanjutnya, peneliti akan melakukan pengolahan data, dimana pada penelitian ini peneliti menggunakan program Microsoft excel dan SPSS versi 21 untuk menguji validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Analisa multiple regression untuk mengukur prediksi antara lebih dari satu variabel prediktor terhadap variabel terikat. Analisis regresi berganda (multiple regression) digunakan untuk melihat apakah pemantauan diri dan Machiavellianisme mampu memprediksi kecenderungan rasa malu dan bersalah pada PNS dan pegawai swasta di DKI Jakarta. Analisis regresi sendiri dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu terhadap empat variabel dependen (Negative Behavior Evaluation, Repair, Negative Self Evaluation, Withdrawal).

Gambar

Table 3.2 Blueprint Self-monitoring Scale
Table 3.3 Blueprint Shame and Proneness Scale

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Hacth dan Farhady dalam Sugiyono (2014, hlm. 60) menyatakan bahwa variabel adalah “atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi antar satu orang dengan

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2003) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

Menurut Sugiyono (2017) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

Menurut Sugiyono variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Variabel penelitian Sugiyono (2014), adalah suatu atribut atau sifat, atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan

Sugiyono (2008:59) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

Menurut Sugiyono 2012:38 objek penelitian yaitu “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Variabel Penelitian Menurut Sugiyono 2013:38 variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang