• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

RANCANGAN REGENERASI TOPOLOGI JARINGAN GEDUNG

FIXED DAN ROTARY WING PT. DIRGANTARA INDONESIA

Bondan Fiqi Riyalda1), Ir. Kodrat I.S., MT.2)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang, Indonesia

email : bobotatan@yahoo.com

ABSTRAK

Pada abad sekarang ini kemajuan di dunia informasi begitu pesat dan berdampak pada perkembangan bidang telekomunikasi. Kebutuhan masyarakat akan transfer maupun komunikasi data semakin meningkat, sehingga penerapan teknologi, pemilihan komponen dan perancangan arsitektur jaringan yang tepat dan efisien perlu dilakukan.Terdapat kendala yang sedang dialami PT. Dirgantara Indonesia pada tahun 2014 nanti, yaitu mengalami fase peralihan dan regenerasi pegawai. Rancangan regenerasi topologi jaringan dan subnetting IP Address merupakan suatu hal yang layak untuk dikaji lebih mendalam, mengingat PT. Dirgantara Indonesia merupakan suatu perusahaan berskala internasional di Indonesia. Menentukan pengalokasian IP Address dapat dimulai dari gedung fixed dan rotary wing PT. Dirgantara Indonesia, karena kedua gedung merupakan jantung utama proses pembuatan pesawat maupun helikopter industri tersebut.

Wawancara, Study Literatur, pembimbingan dan pengamatan di lapangan merupakan metodologi yang tepat untuk menunjang proses regenerasi gedung fixed dan rotary wing. Analisa, perancangan topologi dan subnetting jaringan komputer internal gedung fixed dan rotary wing menjadi kunci dari permasalahan yang ada dan harus dilakukan demi terciptanya suatu topologi dan subnetting jaringan komputer internal yang tepat dan efisien. Faktor keterampilan sumber daya engineer IT dalam jaringan komputer internal dan mengefisiensikan alokasi IP Address, merupakan harapan perusahaan dalam mengoptimalkan pemakaian IP Address untuk para user pada perusahaannya maupun tertatanya jaringan komputer internal gedung fixed dan rotary wing yang efektif dan sesuai standar internasional yang berlaku .

KataKunci : Jaringan Komputer, Topologi, Subnetting

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada abad sekarang ini kemajuan di dunia informasi begitu pesat dan berdampak pada perkembangan bidang telekomunikasi. Kebutuhan masyarakat akan transfer maupun komunikasi data semakin meningkat, sehingga penerapan teknologi, pemilihan komponen dan perancangan arsitektur jaringan yang tepat perlu dilakukan.

PT. Dirgantara Indonesia sendiri adalah sebuah industri pesawat terbang di Indonesia yang juga memerlukan suatu jaringan dengan kecepatan akses yang tinggi demi memudahkan para pegawainya dalam melakukan pekerjaan. Selain itu penyusunan topologi jaringan, dan pemilihan komponen yang sesuai dengan kebutuhan akan dapat mengoptimalkan kinerja sistem. Hasil dari optimalisasi tersebut adalah peningkatan performa dan kualitas jaringan. Namun terdapat kendala yang sedang dialami PT. Dirgantara Indonesia pada tahun 2014 nanti,

yaitu mengalami fase peralihan dan regenerasi pegawai. Maka diperlukanya penataan ulang topologi jaringan yang sudah ada sesuai kebutuhan PT. Dirgantara Indonesia itu sendiri, sehingga proses produksi perusahaan tersebut tidak terganggu.

Rancangan regenerasi topologi jaringan dan subnetting IP address merupakan suatu hal yang layak untuk dikaji lebih mendalam, mengingat PT. Dirgantara Indonesia merupakan suatu perusahaan berskala internasional di Indonesia.

Subnetting IP address fungsinya adalah

pengalokasian IP Address yang digunakan supaya efisien dan optimal.

Berdasarkan banyaknya jumlah gedung di sana (14 buah) dan letaknya yang saling berjauhan, ada baiknya kalau gedung perakitan yang merupakan jantung utama proses pembuatan pesawat maupun helikopter industri tersebut harus lebih diutamakan proses regenerasi topologi jaringan komputernya. PT. Dirgantara Indonesia memiliki 2 buah gedung

(2)

perakitan yang terdapat jembatan penghubung antar kedua gedung tersebut. Kedua gedung tersebut adalah Fixed dan Rotary Wing, dan pada kedua gedung tersebut terdapat gudang-gudang perakitannya masing-masing. Spesifikasi tiap gedungnya berbeda-beda, dimana gedung Fixed Wing terdapat 6 lantai, gedung Rotary Wing terdapat 7 lantai dan sedangkan jembatannya terdiri atas 6 lantai.

1.2 Tujuan

Tujuan dan manfaat melakukan kerja Praktek ini adalah :

1. Merancangan regenerasi topologi jaringan gedung fixed dan rotary wing PT. Dirgantara Indonesia.

2. Mengetahui komponen-komponen yang digunakan dalam merancang topologi

jaringan dan mampu

mengalokasikannya sesuai kebutuhan gedung fixed dan rotary wing PT. Dirgantara Indonesia.

3. Membuat subnetting dan menentukan IP

address yang dipakai oleh users pada

gedung Fixed dan Rotary Wing beserta

Bridge.

1.3 Batasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam laporan ini yatu sebagai berikut:

1. Hanya merancang regenerasi topologi jaringan gedung fixed dan rotary wing PT. Dirgantara Indonesia.

2. Hanya membahas topologi jaringan, arsitektur topologi jaringan, dan komponen - komponen topologi jaringan gedung fixed dan rotary wing di PT. Dirgantara Indonesia.

3. Hanya membahas skema topologi jaringan gedung fixed dan rotary wing di PT Dirgantara Indonesia beserta daftar komponen-komponennya.

4. Hanya membuat subnetting dan menentukan IP address yang dipakai oleh users pada gedung Fixed dan

Rotary Wing beserta Bridge.

II. KONSEP DASAR JARINGAN DAN

SUBNETTING

2.1

Pengenalan Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan sebuah kumpulan komputer dan perangkat keras lainnya yang terhubung satu sama lain. Informasi dan data bergerak melalui media

penghubung sehingga memungkinkan pengguna jaringan dapat bertukar data-data, menggunakan perangkat keras atau lunak yang terdapat dalam jaringan tersebut.

2.1.1 Klasifikasi Jaringan Komputer

Berdasarkan Geografis

a. Local Area Network (LAN)

Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung atau sebuah sekolah.

Gambar 1 Local Area Network

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN)

adalah suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN.

Gambar 2 Local Area Network

c. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN) merupakan

jaringan komputer yang mencakup area besar. Jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, antar kota, antar negara, bahkan benua.

(3)

Gambar 3 Wide Area Network

2.1.2 Klasifikasi Jaringan Komputer Berdasarkan Topologi

2.1.2.1 Topologi Bus

Topologi jaringan ini menghubungkan seluruh komputer terkoneksi ke satu jalur data utama. Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut

Bus.

Gambar 4 Topologi Bus

2.1.2.2 Topologi Ring

Topologi ring adalah cara menghubungkan komputer sehingga berbentuk

ring (lingkaran). Setiap simpul mempunyai

tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan kesetiap simpul dan setiap informasi yang diterima simpul diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan

Gambar 5 Topologi Ring

2.1.2.3 Topologi Star

Pada topologi star terdapat perangkat pengendali yang berfungsi sebagai pengatur dan pengendali komunikasi data. Sedangkan perangkat lain terhubung dengan perangkat pengendali sehingga pengiriman data akan melalui perangkat pengendali.

Gambar 6 Topologi Star

2.1.2.4 Topologi Tree

Topologi tree merupakan generalisasi dari topologi bus, media transmisi berupa kabel yang bercabang tanpa loop tertutup. Topologi tree selalu dimulai pada titik yang disebut headend. Satu atau beberapa kabel berasal dari headend.

Gambar 7 Topologi Tree

2.1.2.5 Topologi Mesh

Jenis topologi yang merupakan dari berbagai jenis topologi yang lain(disesuaikan dengan kebutuhan). Biasanya digunakan pada jaringan yang tidak memiliki terlalu banyak

node di dalamnya. Dikarenakan setiap

perangkat dihubungkan dengan perangkat lainnya.

Gambar 8 Topologi Mesh

2.2 Komponen Jaringan

2.2.1 Kabel UTP

Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) adalah suatu kabel yang digunakan sebagai media penghubung antar komputer dan peralatan jaringan (hub atau switch).

2.2.1.1 Ketgori Kabel UTP

1. Kategori 1 merupakan kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang didesain untuk mendukung koneksi atau komunikasi suara analog saja.

2. Kategori 2 adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category

1 (Cat1).Kabel ini dapat mentransmisikan

(4)

3. Kategori 3 adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang didesain untuk data network dengan frequensi hingga 16Mhz dan lebih populer untuk protocol ethernet dengan kecepatan data hingga 10 Mbps.

4. Kategori 4 adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik.

5. Kategori 5 adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP kategori 4, yang didesain untuk mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik (100Mbps).

6. Memiliki kecepatan up to 250Mbps atau lebih dari dua kali cat-5 dan cat-5e. Frekuensi signal yang dapat dilewatkan sampai 200 MHz. Secara fisik terdapat separator yg terbuat dari plastik yang berfungsi memisahkan keempat pair di dalam kabel tersebut. Kategori 6a kecepatan

up to 10Gbps.

2.2.1.2 Macam Kabel UTP 2.2.1.2.1 Kabel Straight

Kadang-kadang Anda akan menggunakan kabel Straight, biasanya digunakan untuk menghubungkan perangkat jenis yang beda.

Gambar 9 kabel Straight

2.2.1.2.2 Kabel Crossover

Kadang-kadang Anda akan menggunakan kabel crossover, biasanya digunakan untuk menghubungkan perangkat jenis yang sama.

Gambar 10 kabel crossover

2.2.2 Crimping Tool

Crimp tool / Crimping Tool adalah

alat untuk memasang kabel UTP ke konektor RJ-45 / RJ-11 tergantung kebutuhan. Bentuknya macam-macam ada yang besar dengan fungsi yang banyak, seperti bisa memotong kabel, mengupas dan lain sebagainya. Ada juga yang hanya diperuntukan untuk crimp RJ-45 atau RJ-11 saja

Gambar 11 Crimping Tool

2.2.3 LAN Tester

LAN Tester adalah sebuah alat yang

digunakan untuk pengecekan Kabel UTP yang telah terpasang RJ 45 maka gunakan LAN

Tester. Anda bisa membeli yang merek dari

Taiwan saja agar lebih murah. Bentuknya seperti kotak dan ada lampu LED-nya delapan pasang dan bisa kedap-kedip.

Gambar 12 LAN Tester

2.2.4 Konektor RJ-45

Konektor RJ-45 adalah alat yang dipasang pada ujung kabel UTP tujuanya agar kabel dapat dipasang pada port LAN. Konektor RJ-45 harus dipasangkan pada ujung kabel UTP apabila tidak maka Kabel UTP tidak akan berguna.

Gambar 13 Konektor RJ-45

3.4.5 Kabel Fiber Optik

Fiber optik adalah suatu materi,

filament, ataupun bahan yang terbuat dari glass atau fiber kaca yang berdiameter lebih

kurang 120 micrometer (hampir sama dengan sehelai rambut manusia). Fiber optik digunakan untuk mengantarkan jauh lebih banyak sinyal dalam bentuk pulsa cahaya (bisa berupa komunikasi suara maupun data) hingga mencapai lebih dari 50 kilometer tanpa

(5)

memerlukan lagi bantuan perangkat repeater (penguat sinyal).

Gambar 14 Fiber Optik

Core berfungsi untuk menentukan

cahaya merambat dari satu ujung ke ujung lainnya. Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Buffer Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis pada fiber optik dan identitas kode warna.

3.5

Switch Jaringan Komputer

Switch adalah perangkat telekomunikasi

yang menerima pesan dari perangkat yang terhubung dengannya dan kemudian mengirimkan pesan hanya untuk perangkat yang pesan dimaksud atau sebagai sentral/konsentrator pada sebuah network. Hal ini membuat switch adalah perangkat yang lebih cerdas daripada hub (yang menerima pesan dan kemudian mengirimkan ke semua perangkat lain pada jaringan.) karena dapat mengecek frame yang error dan langsung membloknya.

Ada empat jenis utama dari Switch Jaringan Komputer, yaitu

1. Unmanaged Switch adalah pilihan termurah dan biasanya digunakan di kantor atau bisnis kecil. Switch Jaringan Komputer ini melakukan fungsi dasar mengelola aliran data antara printer bersama dan beberapa komputer. Mereka dapat menjadi model desktop atau rak

mount.

2. Managed Switch memiliki antarmuka pengguna atau menawarkan perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mengubah pengaturan switch. Ada beberapa metode untuk memperbarui switch jaringan, mulai dari konsol serial ke aplikasi berbasis

Internet. Jenis Switch Jaringan Komputer

mengharuskan pengguna berpengetahuan untuk menyesuaikan pengaturan yang diperlukan.

3. Smart Switch menawarkan produk tengah antara switch unmanaged dan managed.

Antarmuka pengguna berbasis web dan set dengan pengaturan default yang paling populer. Penyesuaian terhadap satu hasil pengaturan dalam penyesuaian otomatis untuk pengaturan yang terkait.

4. Managed Companies Switch memiliki berbagai pengaturan yang dapat disesuaikan untuk memungkinkan digunakan dalam perusahaan atau organisasi besar. Jenis Switch Jaringan Komputer ini biasanya dikelola oleh spesialis jaringan dan terus-menerus dipantau, karena ukuran dan kompleksitas jaringan.

3.6 IP Address dan Subnetting IP Address 3.6.1 IP Address

Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner sepanjang 32-bit dan direpresentasikan dalam bentuk desimal dibagi menjadi 4 bagian, dipisahkan oleh titik yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer dalam jaringan komputer.

3.6.2 Kelas IP Address

IP address dibagi menjadi lima kelas, A

sampai E. IP address yang dipakai secara umum dibagi dalam 3 kelas, sementara 2 kelas lainnya dipakai untuk kepentingan khusus. Ini untuk memudahkan pendistribusian IP address keseluruh dunia.

1. KELAS A

Format:

0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh Bit pertama : 0

Panjang Network ID : 8 bit Panjang Host ID : 24 bit Byte pertama : 0 – 127

Jumlah : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)

Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai

126.xxx.xxx.xxx

Jumlah IP : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A

IP address kelas ini diberikan kepada suatu

jaringan yang berukuran sangat besar, yang pada tiap jaringannya terdapat sekitar 16 juta

host.

2. KELAS B

Format:

10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh 2 bit pertama : 10

(6)

Panjang Host ID : 16 bit Byte pertama : 128 – 191 Jumlah : 16.384 kelas B

Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai

191.255.xxx.xxx

Jumlah IP : 65.535 IP address pada tiap kelas B

IP address kelas ini diberikan kepada jaringan

dengan ukuran sedang-besar.

3. KELAS C

Format :

110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh 3 bit pertama : 110

Panjang Network ID : 24 bit Panjang Host ID : 8 bit Byte pertama : 192 – 223 Jumlah : 2.097.152 kelas C

Range IP : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx

Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C IP kelas ini dialokasikan untuk jaringan berukuran kecil.

IP kelas D digunakan sebagai alamat multicast yaitu sejumlah komputer memakai bersama suatu aplikasi. Contohnya adalah aplikasi

real-time video conference yang melibatkan lebih

daridua host. Ciri IP kelas D adalah 4 bit pertamanya 1110. IP kelas E (4 bit pertama 1111) dialokasikan untuk keperluan eksperimen.

3.6.3 Subnetting

Jumlah IP address sangat terbatas, apalagi jika harus memberikan alamat semua

host di Internet. Oleh karena itu, perlu

dilakukan efisiensi dalam penggunaan IP

address supaya dapat mengalamati

semaksimal mungkin host yang ada dalam satu jaringan. Konsep subnetting dari IP address merupakan teknik yang umum digunakan di

Internet untuk mengefisienkan alokasi IP address dalam sebuah jaringan supaya bisa

memaksimalkan penggunaan IP Address.

Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi

perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network.

3.6.4 Subnet Mask

Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet

mask) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni

terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen.

Bentuk subnet mask adalah urutan bit 1, diikuti bit 0. Jumlah bit 1 menentukan tingkat

subnet mask.

III.

ANALISA PERANCANGAN

TOPOLOGI DAN SUBNETTING

JARINGAN KOMPUTER INTERNAL GEDUNG FIXED DAN ROTARY

WING

3.1 Jaringan Backbone PT Dirgantara

Indonesia

Backbone adalah saluran yang menjadi

lintasan utama dalam sebuah jaringan. Dimana

backbone ini merupakan dasar untuk

pengembangan jaringan selanjutnya. Jaringan

backbone memiliki koneksi berkecepatan

tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan.

Dengan menggunakan jaringan

backbone, masalah kecepatan interkoneksi

antar jaringan lokal dapat teratasi. Sebenarnya bisa saja jika hanya menggunakan kabel jaringan UTP untuk menggabungkan atar jaringan lokal tersebut, tetapi akan terasa sekali lambatnya. Sehingga kabel yang cocok untuk digunakan pada jaringan backbone adalah kabel fiber optik.

3.1.1 Peta Internal PT Dirgantara

PT Dirgantara Indonesia terdiri atas beberapa bangunan yaitu IT- Center, GPM, Diklat, AE-MT, East of Aero, Center of Aero,

West of Aero, NC-Program, GPT, GRW,

GFW, FTC, CBC dan HMP. Gambar berikut menunjukan peta internal dari PT Dirgantara Indonesia :

(7)

3.1.2 Topologi Jaringan pada Backbone PT Dirgantara Indonesia

Berdasarkan jalur gorong-gorong bawah tanah PT Dirgantara, maka topologi yang paling sesuai untuk diterapkan pada

backbone PT Dirgantara adalah topologi star.

Gambar 16 Topologi Star Jaringan PT Dirgantara

Indonesia

Dalam pengukuran jarak tersebut, seorang engineer harus mengukurnya secara teliti dan akurat menggunakan meteran beroda. Kabel fiber optik yang ditentukan menjadi terlalu panjang sehingga menyebabkan kerugian finansial atau bahkan terlalu pendek sehingga kabel fiber optik perlu disambung dengan menggunakan teknik splicing yang prosesnya sangat rumit.

3.3 Sistem Switching di PT Dirgantara

Indonesia

Switch adalah perangkat/komponen

jaringan yang berperan sebagai jembatan untuk perangkat-perangkat jaringan sehingga masing-masing perangkat dapat terhubung satu dengan yang lain (menghubungkan komputer satu dengan yang lainnya). Switch memiliki sejumlah port ethernet untuk menghubungkan dirinya dengan perangkat-perangkat lain di jaringan

Untuk switch yang diggunakan pada jaringan komputer di PT Dirgantara Indonesia menggunakan metode Multi layer switching, yaitu penyusunan perangkat network switch menjadi beberapa tingkatan dikarenakan end

user yang terkoneksi ke dalam suatu jaringan

memiliki jumlah yang sangat banyak, sehingga perlu melakukan trunking (menyambungkan

switch satu dengan switch lain) antar network switch secara bertingkat. Di bawah ini

merupakan gambaran multi layer switching yang diterapkan pada PT Dirgantara Indonesia :

Gambar 17 Multi Layer Switching pada Jaringan

Komputer PT Dirgantara

Core Switch yang digunakan di PT

Dirgantara adalah Switch HP5820 dengan jumlah port SFP sebanyak 24 port dan port RJ-45 sebanyak 4 port. . Fungsi Core Switch adalah sebagai network switch yang menggabungkan beberapa device network

switch menjadi satu kesatuan (integrated network).

Distribution Switch berfungsi sebagai

penghubung antara Core Switch dengan

Access Switch. Pada switch layer kedua

(Distribution Switch), switch yang digunakan adalah switch AT-94245/XP dengan jumlah

port SFP sebanyak 4 port dan port RJ45

sebanyak 24 port. . Switch ini digunakan sebagai penghubung core switch dengan

access switch.

Sedangkan untuk switch layer ketiga (Access Switch), switch yang digunakan adalah

switch AT-GS950 dengan jumlah port SFP

sebanyak 4 port dan port RJ45 sebanyak 24

port. Switch inilah yang menghubungkan

jaringan dengan end use.

3.4 Jaringan Komputer Internal

Gedung Fixed dan Rotary Wing

Jaringan Komputer Internal adalah suatu saluran yang digunakan untuk aktifitas transfer data, dimana lingkupnya adalah hanya dalam suatu area tertentu dalam suatu bangunan, dan lebih tepatnya lagi adalah area sebuah gedung. Dalam laporan ini pembahasan utamanya adalah 2 buah gedung perakitan yang ada di perusahaan PT.

(8)

Dirgantara Indonesia, yaitu Gedung Fixed dan

Rotary Wing. Namun terdapat Bridge sebagai

perantara antara Gedung Fixed dan Rotary

Wing.

Jaringan komputer internal memang akan lebih efektif apabila transfer datanya menggunakan kabel fiber optik, namun ketika terdapat pemindahan posisi beberapa user ataupun permutasian user ke gedung lainnya, maka kabel fiber optik yang telah terpasang akan menjadi sia – sia menganggur atau tidak terpakai. Padahal harga kabel fiber optik tidaklah murah dan bersifat mudah rusak bila terinjak atau tertimpa beban yang lumayan berat, karena di dalamnya berisi kaca.

Oleh sebab itu solusi pengkabelan jaringan komputer internal adalah kabel UTP. Kabel UTP yang digunakan adalah tipe kabel UTP Cat6, karena dapat melayani proses transfer data hingga 10Gbps, lebih murah daripada kabel fiber optik, dan sifatnya tidak gampang rusak bila tertimpa benda. Sedangkan yang dipakai adalah kabel UTP jenis straight untuk switch ke komputer dan

cross untuk sesama switch.

Jenis topologi yang digunakan oleh jaringan komputer internal yang dirancang adalah topologi star. Hal tersebut didasari oleh komponen yang digunakan untuk menyusun jaringan komputer internal, yaitu penggunaan multilayer switch. Standar yang digunakan dalam perancangan kabel UTP adalah

TIA/EIA-568-B.1-2 Commercial Building

Telecommunications Cabling Standard, yaitu

jarak maksimal kabel UTP CAT6 yang digunakan adalah 90-95 meter. Selain jenis topologi yang dipakai terdapat sebuah hal penting yang harus diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membangun jaringan komputer internal , yaitu:

1. Kebutuhan yang berkaitan dengan desain akses jaringan, meliputi jenis data, pelayanan, IP, dan frame relay

2. Kapasitas yang dibutuhkan dalam membangun jaringan komputer internal tergantung pada desain keluarannya 3. Topologi dan teknologi yang akan

digunakan perlu dipertimbangkan, Topologi akan berpengaruh pada jumlah dan letak switch, user, desain saluran, maupun keseluruhan desain akses jaringan komputer internal.

3.4.1 Jaringan Komputer Internal

Gedung Fixed dan Rotary Wing serta Bridge

3.4.1.1 Jaringan Komputer Internal Gedung Fixed Wing

Gedung Fixed Wing merupakan sebuah gedung perancangan dan perakitan pesawat yang terdapat pada PT. Dirgantara Indonesia. Gedung ini berjarak 1 km dari gedung IT Center. Gedung ini memiliki 6 buah lantai dan jumlah user yang mencapai 197 orang. Dalam perancangannya, gedung ini memerlukan 1 buah Distribution Switch 94245/XP dan 10 buah Access Switch AT-GS950 untuk meng-handle semua user yang ada. Berikut ini merupakan tabel perinciannya:

Tabel 1 Rincian Gedung Fixed Wing

LANTAI JML USER KET Switch Access Switch Distribusi

1 25 1 (24 Port) 1,5 3 0 2 15 1 (24 Port) 3 88 4 (24 Port) 4 57 3 (24 Port) 5 9 1 (24 Port)

TOTAL 197 10 (24 Port) 1 (24 Port) 1 (24 Port)

Berdasarkan tabel 1, terdapat contoh pada lantai 3 Gedung Fixed Wing memiliki jumlah sebanyak 88 user, sedangkan switch

Access Switch berjumlah 4 buah. Apabila

digambarkan letak user dan perancangan topologi internal lantainya sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 28 29 30 31 32 33 16 17 18 19 20 22 23 21 24 25 26 27 LIFT C LIFT D WC WC WC 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 8 PORT 8 PORT 6 P O RT 25m 32m 33m 33m 39m 2m 2m 3m 13m 16m 19m 22m 30m 44m 30 m 31 m 32 m 33 m 44 m 50 m 52 m 53 m 6 m 12 m 16 m 17 m 28 m 30 m 10 m12 m14 m16 m 36 m 38 m 45 m48 m 8 m 12 m 12 m 16 m 14 m 16 m 17 m 19 m 35 m 34 m 35 m 36 m 37 m 39 m 1 m 1 m 1 m 1 m 6 m 11 m 13 m 14 m 15 m 13 m15 m17 m19 m 16 m

Gambar 18 Perancangan Jaringan Komputer Internal Gedung Fixed Wing Lantai 3

Pada gambar diatas gambar diatas, perancangan topologi internal lantainya telah dirancang dengan baik dan efisien sesuai standar TIA/EIA-568-B.1-2 Commercial

Building Telecommunications Cabling

Standard, yaitu jarak maksimal kabel UTP CAT6 yang digunakan adalah 90-95 meter. Port switch yang digunakan tidak semuanya

digunakan, ada beberapa port switch yang dicadangkan apabila suatu ketika ada

(9)

kerusakan mendadak dari sebuah port yang terpakai. Sedangkan pada gambar, jarak kabel UTP penghubung Distribution Switch dengan

Access Switch terjauh adalah 81 meter.

Sedangkan jarak terjauh untuk UTP penghubung Access Switch dengan user adalah 44 meter.

3.4.1.2 Jaringan Komputer Internal Bridge

Gedung Bridge merupakan sebuah gedung penghubung antara Gedung Fixed dan

Rotary Wing yang terdapat pada PT.

Dirgantara Indonesia. Pada Bridge terdapat beberapa gudang penyimpanan untuk peralatan-peralatan yang digunakan untuk perancangan dan perakitan pesawat maupun helikopter, yang nantinya akan diimplementasikan di Gedung Fixed dan

Rotary Wing. Gedung ini berjarak 1 km dari

gedung IT Center. Gedung ini memiliki 6 buah lantai dan jumlah user yang mencapai 61 orang. Dalam perancangannya, gedung ini memerlukan 6 buah Access Switch AT-GS950 untuk meng-handle semua user yang ada. Berikut ini merupakan tabel perinciannya:

Tabel 2 Rincian Bridge

LANTAI JML USER KET Switch Access

2 7 2 (24 Port) 3 13 0 4 6 2 (24 Port) 5 4 0 6 31 2 (24 Port) TOTAL 61 6 (24 Port)

Secara kalkulasi subnetting nantinya, terdapat port Distribution Switch yang kosong pada Gedung Fixed Wing. Sedangkan pada

Bridge tidak dipasang Distribution Switch,

karena untuk keperluan memudahkan

subnetting nantinya, maka Distribution Switch

pada bridge menginduk pada Gedung Fixed

Wing.

Berdasarkan tabel 2, terdapat contoh pada lantai 6 Bridge memiliki jumlah sebanyak 31 user, sedangkan switch Access

Switch berjumlah 2 buah. Apabila

digambarkan letak user dan perancangan topologi internal lantainya sebagai berikut:

WIDE Fix Wing

Rotary Wing 18 m 19 m 20 m 21 m 22 m 23 m 13 m 14 m 15 m 13 m 14 m 15 m 15 m17 m19 m21 m 25 m27 m29 m31 m 33 m 30 m 33 m 37 m 41 m 15 m 17 m19 m21 m23 m25 m27 m

Gambar 19 Perancangan Jaringan Komputer

Internal Bridge Lantai 6

Pada gambar diatas gambar diatas, perancangan topologi internal lantainya telah dirancang dengan baik dan efisien sesuai standar TIA/EIA-568-B.1-2 Commercial

Building Telecommunications Cabling

Standard, yaitu jarak maksimal kabel UTP CAT6 yang digunakan adalah 90-95 meter. Port switch yang digunakan tidak semuanya

digunakan, ada beberapa port switch yang dicadangkan apabila suatu ketika ada kerusakan mendadak dari sebuah port yang terpakai. Sedangkan pada gambar, kabel fiber

optic single mode 6 core yang digunakan

untuk penghubung Distribution Switch dengan

Access Switch terjauh adalah 316 meter.

Sedangkan jarak terjauh untuk UTP penghubung Access Switch dengan user adalah 41 meter.

3.4.1.1 Jaringan Komputer Internal Gedung Rotary Wing

Gedung Rotary Wing merupakan sebuah gedung perancangan dan perakitan helikopter yang terdapat pada PT. Dirgantara Indonesia. Gedung ini berjarak 1 km dari gedung IT Center. Gedung ini memiliki 7 buah lantai dan jumlah user yang mencapai 160 orang. Dalam perancangannya, gedung ini memerlukan 1 buah Distribution Switch 94245/XP dan 8 buah Access Switch AT-GS950 untuk meng-handle semua user yang ada. Berikut ini merupakan tabel perinciannya:

Tabel 3 Rincian Gedung Fixed Wing

LANTAI JML USER KET Switch Access Switch Distribusi

2 27 1 (24 Port) 2,5 10 0 3 8 1 (24 Port) 4 60 3 (24 Port) 5 34 2 (24 Port) 6 10 0 7 11 1 (24 Port)

TOTAL 160 8 (24 Port) 1 (24 Port)

1 (24 Port)

Berdasarkan tabel 3, terdapat contoh pada lantai 4 Gedung Rotary Wing memiliki

(10)

jumlah sebanyak 60 user, sedangkan switch

Access Switch berjumlah 3 buah. Apabila

digambarkan letak user dan perancangan topologi internal lantainya sebagai berikut:

1 LIFT A WC LIFT B WC 4 3 2 40 6 7 8 9 10 11 5 12 13 14 17 18 16 20 19 21 22 23 24 16 40 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 41 38 39 7 m 8 m 11 m 11 m 12 m 16 m 18 m 17 m 21 m 27 m 33 m 30 m 26 m 28 m 28 m 40 m 39 m 41 m 40 m 43 m 43 m 45 m 10 m 9 m 5 m 2 m 5 m 12 m 14 m 14 m 16 m 19 m 21 m 22 m 25 m 21 m 25 m 23 m 26 m 19 m 20 m 20 m 26 m 24 m 6m 8 m 9 m 11 m 10 m 7 m 11 m 16 m 10 m 8 m 6 m 4 m 7 m 7 m 8 m 26 m 28 m

Gambar 20 Perancangan Jaringan Komputer

Internal Gedung Rotary Wing Lantai 4

Pada gambar diatas gambar diatas, perancangan topologi internal lantainya telah dirancang dengan baik dan efisien sesuai standar TIA/EIA-568-B.1-2 Commercial

Building Telecommunications Cabling

Standard, yaitu jarak maksimal kabel UTP CAT6 yang digunakan adalah 90-95 meter. Port switch yang digunakan tidak semuanya

digunakan, ada beberapa port switch yang dicadangkan apabila suatu ketika ada kerusakan mendadak dari sebuah port yang terpakai. Sedangkan pada gambar, jarak kabel UTP penghubung Distribution Switch dengan

Access Switch adalah 52 meter. Sedangkan

jarak terjauh untuk UTP penghubung Access

Switch dengan user adalah 45 meter.

3.5 Subnetting Jaringan Komputer

Internal Gedung Fixed dan Rotary Wing

Jumlah IP Address sangat terbatas, apalagi jika harus memberikan alamat semua

host di Internet. Oleh karena itu, perlu

dilakukan efisiensi dalam penggunaan IP

Address supaya dapat mengalamati

semaksimal mungkin host yang ada dalam satu jaringan. Konsep subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum digunakan di

Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa

memaksimalkan penggunaan IP Address. Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan organisasi,

network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah

memindahkan garis pemisah antara bagian

network dan bagian host dari suatu IP Address.

Beberapa bit dari bagian host dialokasikan

menjadi bit tambahan pada bagian network.

Address satu network menurut struktur baku

dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan dengan mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas memang benar kenyataannya yang dialami oleh perusahaan Internasional sebesar PT. Dirgantara Indonesia. Faktor banyaknya pegawai hingga mencapai angka ribuan, padahal harus diberikannya alamat kepada semua host atau pekerja yang menggunakan komputer. Membuat langkah subnetting dinilai mampu mengatasi masalah mengefisiensikan penggunaan IP Address supaya dapat mengalamati semaksimal mungkin host yang ada dalam satu jaringan topologi network tersebut.

Pada Laporan ini akan khusus dibahas

subnetting dari Gedung Fixed dan Rotary Wing beserta Bridge yang menghubungkan

kedua bangunan ini. Namun sebelum membahas masalah subnetting yang terdapat pada Gedung Fixed dan Rotary Wing beserta

Bridge, akan terlebih dahulu menententukan

blok subnet yang terbentuk berdasarkan dari jumlah user terbanyak tiap gedung dari 14 gedung yang ada di PT. Dirgantara Indonesia. Berdasarkan pengamatan dilapangan, didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4 Jumlah user per gedung PT.

Dirgantara Indonesia

NO GEDUNG TOTAL Core Switch Distribution Switch Access Switch

1 IT CENTER 55 1 4 2 GPM 456 1 25 3 GPT 702 1 40 4 DIKLAT 85 1 5 5 AE CENTER 1 8 6 AE WEST 1 8 7 AE EAST 1 8 8 NC PROGRAM 1 8 9 MT 1 8 10 RW 160 1 8 11 FW + Bridge 258 1 16 12 CBC 194 1 11 13 MPH 30 1 4 14 FTC 112 1 10 2652 1 14 163 600 TOTAL 1

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa user terbanyak berada pada gedung GPT, yaitu sebanyak 702 user. Sehingga setiap subnet dialokasikan masing-masing memerlukan host sebanyak (2^10) - 2 (untuk

network dan broadcast) = 1022 host. Angka

(2^10) digunakan, karena 1022 mendekati angka 702 berdasarkan perhitungan 2^n .

(11)

Maka 1022 host yang nantinya digunakan untuk acuan menentukan IP Address.

3.5.1 Menentukan jumlah network dan

blok subnet

Pada PT. Dirgantara Indonesia, IP

Address yang digunakan adalah kelas A yang

dijadikan kelas B. Terdapat sebuah cara melakukan subnetting untuk mencari network dan host. Sebagai gambaran dan lagkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

kelas A (10.1.x.x)

(00001010.00000001.hhhhhhhh.hhhhhhhh)

subnet mask

(11111111.11111111.00000000.00000000) Diubah menjadi satu subnet kelas B untuk satu gedung:

kelas B (10.1.n.x)

(00001010.00000001.nnnnnnhh.hhhhhhhh)

subnet mask

(11111111.11111111.11111100.00000000) Berarti terdapat 22 bit pada subnet mask kelas B, sehingga netmask yang terbentuk terbilang (255.255.252.0). Dari bilangan tersebut dapat dibuat suatu formula untuk menentukan IP Address yang berlaku pada jaringan komputer tiap gedung yang ada di area Regional PT. Dirgantara Indonesia.

Formula tersebut adalah

(11111111.11111111.nnnnnnhh.hhhhhhhh). Dengan kata lain IP Address yang tersedia mulai dari : (11111111.11111111.000000hh.hhhhhhhh) (11111111.11111111.000001hh.hhhhhhhh) (11111111.11111111.000010hh.hhhhhhhh) hingga (11111111.11111111.111111hh.hhhhhhhh) Kemudian setelah ditemukan formula tersebut, maka langkah berikutnya adalah mencari jumlah network. Untuk mencari jumlah network tersebut berpatokan pada jumlah network (n) yang terdapat dalam formula , yaitu 6 buah. Berarti untuk mencari jumlah network, menggunakan cara :

Jumlah network : 2^6 = 64 sub network Sedangkan sudah dijelaskan di atas tadi bahwa tiap 1 sub network mampu melayani host sebanyak (2^10) - 2 (untuk network dan

broadcast) = 1022 host.

Setelah formula penentuan IP Address, jumlah sub network, jumlah host

yang dapat dilayani tiap sub networknya ketemu, langkah terakhir sebelum membuat

tabel IP Address secara global adalah menentukan blok subnet. Blok subnet dapat ditentukan dari pengurangan antara jumlah maksimal IP Address tiap kelasnya, yaitu 2^8 =256, dibagi dengan jumlah networknya, yaitu 2^6=64. Maka secara matematika dihasilkan perhitungan :

Blok subnet = 256 / 64 = 4

Jadi cara pemahaman mudahnya IP

Address 10.1.(+4).x untuk setiap sub network

yang terbentuk. Untuk lebih jelasnya, terdapat tabel hasil perhitungan yang telah dilakukan berdasarkan formula penentuan IP Address, jumlah sub network, jumlah host yang dapat dilayani tiap sub network, dan blok subnet sebagai berikut:

Tabel 5 Jatah IP Address tiap gedung

GEDUNG IT CENTER GPM GPT DIKLAT AE CENTER AE WEST Host Pertama 10.1.0.0 10.1.4.0 10.1.8.0 10.1.12.0 10.1.16.0 10.1.20.0 Host Terakhir 10.1.3.255 10.1.7.255 10.1.11.255 10.1.15.255 10.1.19.255 10.1.23.255

GEDUNG AE EAST NC PROGRAMMT RW FW

Host Pertama 10.1.24.0 10.1.28.0 10.1.32.0 10.1.36.0 10.1.40.0 Host Terakhir 10.1.27.25510.1.31.25510.1.35.255 10.1.39.255 10.1.43.255 GEDUNG CBC MPH FTC ... subnet ke-64

Host Pertama 10.1.44.0 10.1.48.0 10.1.52.0 .hingga. 10.1.252.0

Host Terakhir 10.1.47.25510.1.51.25510.1.55.255 ... 10.1.255.255

Walaupun PT. Dirgantara Indonesia hanya menggunakan 14 sub network saja. Hal tersebut membuktikan bahwa cara yang digunakan untuk menentukan jumlah network dan blok subnet sudah lebih efisien, sehingga pemakaian IP Address lebih maksimal, optimal dan tidak boros.

Pengalokasian pemakaian IP Address Gedung Fixed Wing dan Bridge sangatlah penting. Jumlah user dalam PT. Dirgantara Indonesia sangatlah banyak, sehingga dalam pengalokasian pemakaian IP Address Gedung

Fixed Wing dan Bridge harus efisien.

Dalam jaringan komputer, sub network (network utama) dapat terdiri dari

beberapa network kecil yang baru. Untuk memenuhi struktur IP Address user, maka diperlukan pembagian yang tepat terhadap

network. Pembagian tersebut dapat berawal

dari pembagian network utama (misal: 10.1.40.x atau dapat dibilang 10.1.40.hhhhhhhh) menjadi network kecil yang baru, seperti 10.1.40.nhhhhhhh, 10.1.40.nnhhhhhh, dan seterusnya, tergantung 2^n yang dibutuhkan untuk mengalokasikan banyaknya IP Address user.

(12)

Bisa saja network utama (10.1.40.hhhhhhhh) tidak perlu dibagi ke dalam beberapa network kecil yang baru, apabila dalam suatu lantai terdapat banyak

user. Bahkan tak menutup kemungkinan

apabila sebuah lantai memerlukan lebih dari 1 buah network utama. Sebut saja cara ini sebagai Prinsip Pembagian Network. Berikut gambaran jelasnya untuk pembagian network utama menjadi network-network kecil yang baru, demikian penjelasan lengkapnya:

1. 10.1.40.nhhhhhhh apabila ingin dipecah menjadi 2 network atau (2^1) yang dapat melayani 128-2(untuk network dan

broadcast)= 126 host untuk tiap

networknya.

2. 10.1.40.nnhhhhhh apabila ingin dipecah menjadi 4 network atau (2^2) yang dapat melayani 64-2(untuk network dan

broadcast)= 62 host untuk tiap

networknya.

3. 10.1.40.nnnhhhhh apabila ingin dipecah menjadi 8 network atau (2^3) yang dapat melayani 32-2(untuk network dan

broadcast)= 30 host untuk tiap

networknya.

4. 10.1.40.nnnnhhhh apabila ingin dipecah menjadi 16 network atau (2^4) yang dapat melayani 16-2(untuk network dan

broadcast)= 14 host untuk tiap

networknya.

5. Dan seterusnya hingga 10.1.40.nnnnnnnn .

Network tersebutlah yang nantinya

digunakan untuk mengalokasikan IP Address tiap lantainya. Sedangkan simbol “n” tersebut nantinya diisikan dengan angka biner (0 dan 1) untuk menentukan IP Address user.

Pada prinsip Pembagian Network juga diperkenankan melakukan pembagian network lagi dari network kecil baru yang terbentuk, menjadi beberapa network lebih kecil yang baru. Tentu perubahan tersebut memiliki syarat, yaitu dari IP Address dengan network sedikit (10.1.40.nhhhhhhh) menjadi IP

Address dengan network lebih banyak

(10.1.40.nnhhhhhh), (10.1.40.nnnhhhhh), dan seterusnya. Sedangkan pada Prinsip Pembagian Network juga diperkenankan pula melakukan pembagian network lagi dari

network lebih kecil baru yang terbentuk,

menjadi beberapa network lebih kecil lagi yang baru dan seterusnya hingga efisiensi pengalokasian didapatkan. Selain itu, penentuan pembagian network mengacu pada

jumlah user/host terbanyak pada sebuah lantai, apabila nantinya dibuat pengelompokan lantai dalam pengalokasian IP Address.

PT. Dirgantara Indonesia memiliki

request tersendiri dalam menentukan

pengalokasian IP Address. Request tersebut cenderung berbentuk peraturan bahwa :

1. 1 network tidak boleh untuk digunakan beberapa lantai.

2. Kalau bisa 1 lantai dioptimalkan dengan menggunakan 1 network saja.

3. 1 lantai minimal menggunakan 1 network, namun kalo lebih dari 1 network pun juga boleh, asalkan efisien dan optimal.

Faktor keterampilan sumber daya

engineer IT dalam jaringan komputer internal

dan mengefisiensikan alokasi IP Address, merupakan harapan perusahaan dalam mengoptimalkan pemakaian IP Address untuk para user pada perusahaannya maupun tertatanya jaringan komputer internal gedung

fixed dan rotary wing yang efektif dan sesuai

standar internasional yang berlaku .

3.5.1.1 Alokasi IP Address Gedung Fixed Wing dan Bridge

Gedung Gedung Fixed Wing memiliki karekteristik rincian gedung seperti pada tabel 1. Sedangkan Bridge memiliki karekteristik rincian gedung seperti pada tabel 2. Bridge memang sengaja dirancang untuk mengikuti pengalokasian IP Address pada Gedung Fixed

Wing, karena semua Access Switch yang

berada pada Bridge terhubung ke Distribution

Switch yang ada pada Gedung Fixed Wing.

Secara otomatis, pengalokasian IP Address

User pada Bridge pun ikut dalam perhitungan

pengalokasian IP Address User pada Gedung

Fixed Wing. Sedangkan cara pengalokasian

pemakaian IP Address untuk user yang berada pada Gedung Fixed Wing berdasar kepada jatah IP Address tiap gedung yang telah dibahas di atas. Berarti Gedung Fixed Wing dan Bridge memiliki jatah IP Address sebagai berikut :

Tabel 6 Jatah IP Address Gedung Fixed

Wing dan Bridge

GEDUNG FW

Host pertama 10.1.40.0

Host terakhir 10.1.43.255

Dari tabel diatas dapat menentukan pengalokasian lebih khusus lagi untuk tiap IP

Address user yang berada di Gedung Fixed Wing dan Bridge. Jatah IP Address user yang

(13)

berada di Gedung Fixed Wing dan Bridge memiliki 4 buah sub network. Pada prinsipnya sesuai perhitungan di sub bab sebelumnya bahwa setiap sub network dapat melayani maksimal 1022 host. Namun, tidak semuanya sub network nantinya akan dipakai, karena tujuan untuk sub bab ini adalah pengoptimalan alokasi IP Address.

Untuk membuat suatu alokasi IP

Address user yang efisien, maka perlu

diperhatikan karekteristik rincian gedung, jatah IP Address Gedung Fixed Wing dan

Bridge yang di padukan dengan prinsip

pembagian network. Dari hasil perpaduan dan perhitungan yang matang, maka didapatkan data pengalokasian yang dinilai efisien sebagai berikut ini:

Tabel 7 Efisiensi alokasi IP Address

Gedung Fixed Wing dan Bridge Pola Alokasi lantai Network address Host Jumlah Host Broadcast Address Keterangan

10.1.40.00hhhhhh 10.1.40.0 10.1.40.1 - 10.1.40.62 62 10.1.40.63 untuk lantai 1 10.1.40.01hhhhhh 10.1.40.64 10.1.40.65 - 10.1.40.126 62 10.1.40.127 untuk lantai 1,5 10.1.40.10hhhhhh 10.1.40.128 10.1.40.129 - 10.1.40.190 62 10.1.40.191 untuk lantai 2 10.1.40.11hhhhhh 10.1.40.192 10.1.40.193 - 10.1.40.254 62 10.1.40.255 tidak terpakai

lantai 3 10.1.41.0hhhhhhh 10.1.41.0hhhhhhh 10.1.41.0 10.1.41.1 - 10.1.41.126 126 10.1.41.127 untuk lantai 3 10.1.41.10hhhhhh 10.1.41.128 10.1.41.129 - 10.1.41.190 62 10.1.41.191 untuk lantai 4 10.1.41.11hhhhhh 10.1.41.192 10.1.41.193 - 10.1.41.254 62 10.1.41.255 untuk lantai 5 lantai 2 bridge 10.1.42.000hhhhh 10.1.42.0 10.1.42.1 - 10.1.42.30 30 10.1.42.31 untuk lantai 2 bridge lantai 3 bridge 10.1.42.001hhhhh 10.1.42.32 10.1.42.33 - 10.1.42.62 30 10.1.42.63 untuk lantai 3 bridge lantai 4 bridge 10.1.42.010hhhhh 10.1.42.64 10.1.42.65 - 10.1.42.94 30 10.1.42.95 untuk lantai 4 bridge lantai 5 bridge 10.1.42.011hhhhh 10.1.42.96 10.1.42.97 - 10.1.42.126 30 10.1.42.127 untuk lantai 5 bridge lantai 6 bridge 10.1.42.100hhhhh 10.1.42.128 10.1.42.129 - 10.1.42.158 30 10.1.42.159 untuk lantai 6 bridge lantai 6 bridge 10.1.42.101hhhhh 10.1.42.160 10.1.42.161 - 10.1.42.190 30 10.1.42.191 untuk lantai 6 bridge tidak terpakai 10.1.42.110hhhhh 10.1.42.192 10.1.42.193 - 10.1.42.222 30 10.1.42.223 tidak terpakai

tidak terpakai 10.1.42.111hhhhh 10.1.42.224 10.1.42.225 - 10.1.42.254 30 10.1.42.255 tidak terpakai

10.1.43.x tidak terpakai 10.1.43.hhhhhhhh 10.1.43.0 10.1.43.1 - 10.1.43.254 254 10.1.43.255 tidak terpakai

10.1.40.nnhhhhhh 10.1.42.nnnhhhhh 10.1.41.1hhhhhhh lantai 1 ; 1,5 ; dan 2 Struktur IP Address lantai 4 ; 5 10.1.40.x 10.1.42.x 10.1.41.x

Dari tabel di atas didapatkan suatu efisiensi alokasi IP Address Gedung Fixed

Wing dan Bridge yang dinilai tepat. Dimana

untuk lantai 1; 1,5 dan 2 menggunakan prinsip pembagian network dari network utama (10.1.40.hhhhhhhh) menjadi network kecil baru (10.1.40.nnhhhhhh) yang dipecah ke 4

network atau (2^2) yang dapat melayani

64-2(untuk network dan broadcast)= 62 host untuk tiap network-nya, karena pada ketiga lantai tersebut maksimal terbesar user-nya (host) adalah pada lantai 1 dengan dengan 25

host (<62 host).

Pada lantai 3 di gabung dengan lantai 4 dan 5 menggunakan prinsip pembagian

network dari network utama

(10.1.41.hhhhhhhh) menjadi network kecil baru (10.1.41.nhhhhhhh) yang dipecah ke 2

network atau (2^1) yang dapat melayani

128-2(untuk network dan broadcast)= 126 host untuk tiap network-nya, karena pada ketiga lantai tersebut maksimal terbesar user-nya (host) adalah pada lantai 3 dengan dengan 88

host (<126 host). Baru kemudian lantai 4 dan 5

menggunakan prinsip pembagian network dari

network kecil baru (10.1.41.nhhhhhhh)

menjadi network lebih kecil baru (10.1.41.nnhhhhhh) yang dipecah ke 4

network atau (2^2) yang dapat melayani

64-2(untuk network dan broadcast)= 62 host untuk tiap network-nya, karena pada ketiga lantai tersebut maksimal terbesar user-nya (host) adalah pada lantai 4 dengan dengan 57

host (<62 host).

Sedangkan network utama (10.1.42.hhhhhhhh) dialokasikan untuk bridge yang memiliki 5 lantai. Dari kelima lantai tersebut menggunakan menggunakan prinsip pembagian network dari network utama (10.1.42.hhhhhhhh) menjadi network kecil baru (10.1.42.nnnhhhhh) yang dipecah ke 8

network atau (2^3) yang dapat melayani

32-2(untuk network dan broadcast)= 32 host untuk tiap network-nya, karena pada ketiga lantai tersebut jumlah maksimal terbesar user-nya (host) adalah pada lantai 6 dengan dengan 31 host (menggunakan 2 network kecil yang mampu menampung 30 host tiap network-nya). Langkah tersebut diambil untuk mengupayakan masalah efisiensi.

Sedangkan terdapat beberapa IP Address yang tidak terpakai seperti network

utama (10.1.43.hhhhhhhh) dan beberapa sisa lainnya, dimana nantinya digunakan apabila terdapat suatu proses regenerasi atau penambahan jumlah user baik pada Gedung

Fixed Wing maupun Bridge.

3.5.1.2 Alokasi IP Address Gedung Rotary Wing

Gedung Rotary memiliki karekteristik rincian gedung seperti pada tabel 3. Cara pengalokasian pemakaian IP Address untuk

user yang berada pada Gedung Rotary Wing

berdasar kepada jatah IP Address tiap gedung yang telah dibahas di atas. Berarti Gedung

Rotary Wing memiliki jatah IP Address

sebagai berikut :

Tabel 8 Jatah IP Address Gedung Rotary

Wing

GEDUNG RW

Host Pertama 10.1.36.0 Host Terakhir 10.1.39.255

Dari tabel diatas dapat menentukan pengalokasian lebih khusus lagi untuk tiap IP

Address user yang berada di Gedung Rotary Wing. Jatah IP Address user yang berada di

(14)

network. Pada prinsipnya sesuai perhitungan

di sub bab sebelumnya bahwa setiap sub

network dapat melayani maksimal 1022 host.

Namun, tidak semuanya sub network nantinya akan dipakai, karena tujuan untuk sub bab ini adalah pengoptimalan alokasi IP Address.

Untuk membuat suatu alokasi IP

Address user yang efisien, maka perlu

diperhatikan karekteristik rincian gedung, jatah IP Address Gedung Rotary Wing yang di padukan dengan prinsip pembagian network. Dari hasil perpaduan dan perhitungan yang matang, maka didapatkan data pengalokasian yang dinilai efisien sebagai berikut ini:

Tabel 9 Efisiensi alokasi IP Address

Gedung Rotary Wing

Pola Alokasi Lantai Network address Host Jumlah Host Broadcast address Keterangan

10.1.36.00hhhhhh 10.1.36.0 10.1.36.1 - 10.1.36.62 62 10.1.36.63 lantai2 10.1.36.01hhhhhh 10.1.36.64 10.1.36.65 - 10.1.36.126 62 10.1.36.127 lantai 2,5 10.1.36.10hhhhhh 10.1.36.128 10.1.36.129 - 10.1.36.190 62 10.1.36.191 lantai 3 10.1.36.11hhhhhh 10.1.36.192 10.1.36.193 - 10.1.36.254 62 10.1.36.255 lantai 4 10.1.37.00hhhhhh 10.1.36.0 10.1.37.1 - 10.1.37.62 62 10.1.37.63 lantai 5 10.1.37.01hhhhhh 10.1.36.64 10.1.37.65 - 10.1.37.126 62 10.1.37.127 lantai 6 10.1.37.10hhhhhh 10.1.36.128 10.1.37.129 - 10.1.37.190 62 10.1.37.191 lantai 7 10.1.37.11hhhhhh 10.1.36.192 10.1.37.193 - 10.1.37.254 62 10.1.37.255 tidak terpakai

10.1.38.x tidak terpakai 10.1.38.0 10.1.38.1 - 10.1.38.254 254 10.1.38.255 tidak terpakai

10.1.39.x tidak terpakai 10.1.39.hhhhhhhh 10.1.39.0 10.1.39.1 - 10.1.39.254 254 10.1.39.255 tidak terpakai 10.1.38.hhhhhhhh Struktur IP Address 10.1.36.x lantai 2 ; 2,5 ; 3 ; 4 10.1.37.x lantai 5 ; 6 ; 7 10.1.36.nnhhhhhh 10.1.37.nnhhhhhh

Dari tabel di atas didapatkan suatu efisiensi alokasi IP Address Gedung Rotary

Wing yang dinilai tepat. Dimana untuk lantai

2; 2,5; 3 dan 4 menggunakan prinsip pembagian network dari network utama (10.1.36.hhhhhhhh) menjadi network kecil baru (10.1.36.nnhhhhhh) yang dipecah ke 4

network atau (2^2) yang dapat melayani

64-2(untuk network dan broadcast)= 62 host untuk tiap networknya, karena pada ketiga lantai tersebut maksimal terbesar user-nya (host) adalah pada lantai 4 dengan dengan 60

host (<62 host).

Pada lantai 5; 6 dan 7 menggunakan prinsip pembagian network dari network utama (10.1.37.hhhhhhhh) menjadi network kecil baru (10.1.37.nnhhhhhh) yang dipecah ke 4

network atau (2^2) yang dapat melayani

64-2(untuk network dan broadcast)= 62 host untuk tiap networknya, karena pada ketiga lantai tersebut maksimal terbesar user-nya (host) adalah pada lantai 4 dengan dengan 60

host (<62 host).

Sedangkan terdapat beberapa IP Address yang tidak terpakai seperti network

utama ( 10.1.38.hhhhhhhh dan 10.1.39.hhhhhhhh ) dan beberapa sisa lainnya, dimana nantinya digunakan apabila terdapat

suatu proses regenerasi atau penambahan jumlah user pada Gedung Rotary Wing

IV PENUTUP 4.1 Simpulan

Selama melaksanakan kerja praktek di PT Dirgantara Indonesia, maka dapat diambil simpulan, sebagai berikut :

1. Switch yang digunakan pada jaringan komputer di PT Dirgantara Indonesia menggunakan metode Multilayer switching yang terdiri dari Core Switch, Distribution Switch dan Access Switch.

2. Core Switch yang berada di gedung IT

center dengan Access Switch yang berada

pada mayoritas pada tiap lantai gedung memiliki karakteristik perbandingan antara port UTP dengan port Fiber Optic-nya berbanding terbalik , dimana Core

Switch lebih banyak port (24 port) untuk port Fiber Optic dan untuk port kabel

kabel UTP hanya sedikit (2 - 4 port), Sedangkan pada Access Switch lebih banyak port (24 port) untuk port kabel UTP dan untuk port kabel Fiber Optic hanya sedikit (2 - 4 port).

3. Pada gedung berlantai Fixed dan Rotary

Wing terdapat suatu ruang khusus yang

saling terhubung satu lantai dengan lantai lainnya, dimana ruangan tersebut digunakan untuk penempatan kabel yang menghubungkan lantai tersebut dengan lantai yang lainnya dalam satu gedung. 4. Panjang maksimal kabel UTP cat6 untuk

proses transfer data adalah 100 meter, namun panjang maksimal efektif kabel UTP cat6 yang disarankan untuk proses transfer data adalah 90-95 meter.

5. Untuk membuat suatu rancangan jaringan, maka harus diketahui berapa jumlah user yang akan dicover oleh jaringan tersebut dan seberapa jauh jarak yang dibutuhkan untuk menghubungkan jaringan tersebut.

6. Faktor keterampilan sumber daya

engineer IT dalam jaringan komputer internal dan mengefisiensikan alokasi IP Address, merupakan harapan perusahaan

dalam mengoptimalkan pemakaian IP

Address untuk para user pada

perusahaannya maupun tertatanya jaringan komputer internal gedung fixed dan rotary wing yang efektif dan sesuai standar internasional yang berlaku .

(15)

4.2 Saran

1. Untuk wilayah gudang dari gedung Fixed

dan Rotary Wing, sebaiknya

menggunakan switch dengan 16 port saja, karena mengingat jarak yang berjauhan antar usernya dan jumlah user yang tidak terlalu banyak (kecuali lantai 6 bridge). 2. Pemilihan switch sebaiknya yang

manageble, supaya lebih tahan lama (long life duration ).

3. Pada ruang kabel pada tiap lantai gedung

Fixed dan Rotary Wing perlu diberi

penerangan, mengingat hanya berpijak pada ram-ram besi saja.

DAFTAR PUSTAKA

[1] __________. 2013. How to Design Switch Network or Designing LAN | CCDA. http://www.w7cloud.com/how-to-design-switch-network-or-designing-lan-ccda/. diakses pada 20 Agustus 2013

[2] Lesmana, Ricky. 2009. Jaringan Komputer, IP Address & Subnetting.

Bandung : Unikom

[3] Lusi, Reskita. 2013. Merancang Jaringan

Antar Gedung.

http://reskitalusi.blogspot.com/2013/04/me rancang-jaringan-antar-gedung.html. diakses pada 25 Agustus 2013.

[4] Fauzi, Nurman. 2008. Sistem Komunikasi

Serat/Fiber Optik.

http://zethcorner.wordpress.com/2008/07/ 22/sistem-komunikasi-serat-fiber-optik/. diakses pada 25 Agustus 2013.

[5] ---, 2013. “Jaringan Komputer” dalam

id.wikipedia.org.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_ko mputer. Diakses : 26 Oktober, 2013.

BIODATA

Bondan Fiqi Riyalda, lahir di Semarang, 2 Januari 1993. Menempuh pendidikan dasar di SD Sompok Semarang. Melanjutkan ke SMPN 5 Semarang dan pendidikan tingkat atas di SMAN 15 Semarang. Dari tahun 2010 sampai saat ini masih menempuh studi Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, konsentrasi Teknologi Informasi.

Semarang, November 2013 Mengetahui dan Menyetujui, Dosen pembimbing

Gambar

Gambar 1 Local Area Network
Gambar 3 Wide Area Network
Gambar 14  Fiber Optik
Gambar 15 Peta Internal PT Dirgantara
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari data pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Pada siswa kompetensi dasar melakukan pengukuran sudut diketahui dari hasil

PHES yang menggunakan nilai standar populasi lokal Indonesia dan valid diharapkan dapat mendeteksi adanya ensefalopati minimal pada pasien sirosis sehingga terapi

Apabila sensor aktif, maka slave akan mengirimkan data ke receiver master dan master akan menerima data dari slave untuk kemudian ditampilkan pada LCD dan

Rekomendasi Rincian Kewenangan klinis untuk dokter anak menjalankan prosedur tindakan medis di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes diberikan dalam rangka

Perancangan sistem berisi tentang sistem inform asi sensus hari an rawat inap RS Aisyiyah’ Ponorogo yang akan dibangun dan dirancang berdasarkan analisis yang

Tesis adalah karya tulis akademik akhir yang menunjukkan hasil studi dan atau penelitian yang dilakukan secara mandiri di bawah bimbingan dosen pembimbing, sebagai

Dalam hal ini kemasan merupakan wadah yang digunakan untuk membungkus produk ha- sil produksi IKM, baik wadah langsung atau wadah yang tidak langsung bersentuhan den- gan

Alasan penulis memilih iklan AXIS versi kartun sebagai objek penelitian adalah memiliki konsep yang sangat unik dan lucu.dimana AXIS membuat iklan perang tarif yang berbeda dan