• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian sebagai mana kita kenal sekarang, memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dalam suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya. Sehingga dalam suatu penelitain metodologi penelitian berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggungjawaban dari metodologi penelitiannya. Penggunaan metodologi dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

3.1.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. dari pengertian tersebut yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola kelas dua SMA N 1 Gorontalo, semua orang laki-laki yang berjumlah 72 orang.

3.1.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki. Yang dimaksud sampel dalam penelitian ini adalah sebagian individu yang mempunyai sifat sama untuk diselidiki dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah siswa kelas dua yang aktif mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 1 Gorontalo Tahun 2011/2012 sebanyak 30 orang.

(2)

3.1.3 Desain Penelitian

Desain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah “pree-test and post-test Group Desing”, ( Suharismi Arikunto, 2005:85 ). Secara skematis dapat di

gambarkan sebagai berikut:

PREE TEST TREATMENT POST TEST

X1 T X2

Keterangan:

X1 =Pree test/tes awal

T = Perlakuan

X2 = Post test/tes akhir

3.1.4 Variabel

Yang dimaksud variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah :

a. Variabel bebas yang terdiri dari :

1. Latihan Single Multiple Jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola.

2. Latihan Double Multiple Jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola.

b. Variabel terikat yaitu jauhnya hasil tendangan pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola.

(3)

3.2 Instrumen Penelitian 3.2.1 Tes Tendangan Jauh

Instrumen Tes Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes melakukan tendangan sejauh-jauhnya. Tes menendang ini akan diuraikan sebagai berikut. Setiap siswa (obyek) menendang bola dalam keadaan diam sebanyak 3 kali sejauh mungkin dan hasil tendangan yang terjauh yang akan diambil. Jauhnya tendangan akan diukur dari titik dimana bola dalam keadaan diam sebelum ditendang sampai pada titik jatuhnya bola setelah bola ditendang. Tes menendang jauh ini akan dipergunakan untuk melakukan tes awal dan tes akhir. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan tendangan lambung dari M. Barrow, P.E.D yang mempunyai tujuan untuk mengukur kemampuan tendangan lambung pemain sepak bola. Pelaksanaan tes kemampuan tendangan dari M. Barrow, P.E.D yaitu siswa melakukan tendangan lambung ke dalam lapangan tes lambung, dimulai dari batas bola diam yang berada pada garis tepi.

Untuk mengukur tendangan lambung dari batas bola tendang sampai bola jatuh pertama kali di tanah, lalu diukur dalam satuan meter. Dalam tes tendangan lambung ini anak diberi kesempatan tiga kali dan kemudian diambil nilai yang terbaik. Untuk lebih lanjut dapat dilihat gambar.

(4)

Lapangan Tes Tendangan Lambung (M. Barrow, P. E. D, dalam Aris Setiawan 2004 : Perbandingan Hasil Tendangan Bola antara Tungkai Panjang dan Tungkai Pendek pada Pemain Sepak Bola Senior Klub Perseba Bangsri Jepara Tahun 2004 )

3.2.2 Program Latihan

Program latihan dalam penelitian ini hanya dilakukan selama 14 kali pertemuan dengan frekuensi tiga kali dalam satu minggu dan jumlah repetisinya mulai dari 8 kali, 10kali, 12 kali, sampai 26 kali, sedangkan jumlah setnya tetap setiap pertemuan yaitu 3 set.

3.3 Tehknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu gejala yang dinamakan latihan atau perlakuan. Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan terhadap subyek dan diakhiri dengan tes untuk menguji kebenarannya. Berdasarkan uraian di atas, untuk penelitian ini menggunakan metode eksperimen, pada pola yang digunakan adalah Matching Subject Design yang selanjutnya disebut dengan pola M – S. Subject matching sudah tentu sekaligus group matcing, karena hakekatnya subject metching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan-pemisahan pasangan-pasangan subyek (pair of subjects) masing-masing ke grup eksperimen dan grup kontrol secara otomatis akan menyeimbangkan kedua grup itu (Sutrisno Hadi, 2004 : 511).

(5)

Eksperimen dengan pola matching by subject desgn pada prinsipnya ada tiga cara pairing yaitu :

1. Nominal Pairing 2. Ordinal pairing

3. Combinednominal and ordinal pairing (Sutrisno Hadi, 2004 : 512).

Dalam penelitian ini untuk menyeimbangkan kedua kelompok tersebut dengan cara subject matching ordinal pairing, yaitu subyek yang hasilnya setingkat, kemudian anggota-anggota tiap pasang dipisah yang seorang ke grup eksperimen dan seorang lagi ke grup kontrol (Sutrisno Hadi, 2004 : 512). Karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan grup eksperimen I dan grup eksperimen II, maka grup kontrol diganti dengan grup eksperimen II dan grup eksperimen diganti dengan grup eksperimen I. Untuk memperoleh data-data yang sesuai peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu gejala yang dinamakan latihan atau perlakuan. Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan terhadap subyek dan diakhiri dengan tes untuk menguji kebenarannya.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistik. Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dimasukkan tabel, yaitu tabel perhitungan statistik sebagai berikut.

(6)

No Pasangan Subyek Xa Xb D (Xa - Xb) d (D-MD D2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 dst 𝑁 𝑋𝑎 𝑋𝑏 𝐷 𝑑 𝑑2 Keterangan :

Xa : Hasil tes akhir kelompok eksperimen I Xb : Hasil tes akhir kelompok eksperimen II D : Perbedaan dari tiap-tiap pasangan d : Deviasi perbedaan

d2 : Kuadrat dari deviasi perbedaan ΣN : Jumlah pasangan subyek

Cara pengisian kolom :

1. Catat nomor-nomor subyek pada kolom (1) 2. Pasangan subyek pada kolom (2)

3. Nilai kelompok eksperimen II pada kolom (3) 4. Nilai kelompok eksperimen I pada kolom (4) 5. Selisih nilai Xb dan Xa pada kolom (5)

6. Selisih antara D dan mean perbedaan pada kolom (6) 7. Kuadrat dari deviasi mean perbedaan pada kolom (7)

(7)

Untuk menganalisis data selanjutnya dapat digunakan rumus t-tes sebagai berikut: 𝑡 = 𝑀𝐷 𝑑2 𝑁 𝑁 − 1 𝑀𝐷 = 𝐷 𝑁 Dan harus diketahui bahwa :

Σd = Xa – Xb Σd = 0

Keterangan :

MD = Mean perbedaan

Jumlah kuadrat dari deviasi perbedaan mean

N = Jumlah pasangan atau subyek (Sutrisno Hadi, 2004 : 487). Uji hipotesis kerja I yang menyatakan “Ada pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 1 Gorontalo” dan Uji hipotesis kerja II yang menyatakan “Ada pengaruh latihan Double Multiple Jump terhadap hasil

tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 1 Gorontalo” diubah menjadi hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh latihan Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepak bola pada siswa ekstra kurikuler sepak bola SMA N 1 Gorontalo. Diuji dengan taraf signifikan 5 % dan (db) = 14 Uji hipotesis kerja III yang menyatakan “Apakah terdapat perbedaan pengaruh hasil antara latihan Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola

(8)

pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 1 Gorontalo”. Hasilnya digunakan membedakan mean kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kemudian hasil uji hipotesis kerja I dan II terbukti kebenarannya.

3.5 Langkah – Langkah Penelitian 3.5.1 Tahap Persiapan

Setelah mendapat surat ijin penelitian dari FIKK, peneliti menghadap kepada Dinas terkait untuk pemberitahuan guna di keluarkan surat izin penelitian untuk di berikan kepada kepala sekolah SMA N 1 Gorontalo untuk meminta ijin mengadakan penelitian dengan melampirkan surat ijin penelitian dari Fakultas dan Dinas terkait di sekolah tersebut. Setelah mendapat ijin peneliti menghubungi guru pembina ekstrakurikuler sepakbola untuk meminta ijin tentang penggunaan siswanya sebagai subyek penelitian. Setelah didata, penulis mengambil sampel semua siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola sebanyak 30 siswa

3.5.2 Tes Awal

Tes awal lapangan Padebuolo Kelurahan Ipilo. Tujuan diadakan tes awal ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa ekstra kurikuler sepakbola dalam melakukan tendangan jauh sebelum diberi perlakuan. Dalam pelaksanaan tes awal penulis dibantu oleh 10 orang yang sebelumnya telah diberi penjelasan tes awal tersebut. Sedangkan alat yang digunakan dalam pelaksanaan tes awal ini yaitu 3 buah bola, meteran, kapur, cone, alat tulis.

(9)

Sebelum melakukan tes awal, anak diberi penjelasan mengenai jalannya tes awal tersebut. Langkah-langkah pelaksanaan tes awal adalah sebagai berikut: a. Setiap testee didipanggil satu-persatu menurut nomor tes masing-masing. b. Testee yang dipanggil masuk ke lapangan dan berdiri di belakang bola.

c. Testee melakukan tendangan menggunakan awalan, bola dalam keadaan diam dan menendang sejauh-jauhnya sebanyak 3 kali tendangan.

d. Nilai yang diambil adalah hasil dari tendangan yang terjauh.

Dari tes awal ini, sampel yang berjumlah 30 orang dipasang-pasangkan menjadi 15 pasang. Kemudian membagi sampel menjadi dua kelompok, yang kemudian diberi nama kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Setelah terbentuk 2 kelompok, kemudian diadakan undian untuk menentukan bentuk latihan dari masing-masing kelompok. Selanjutnya kedua kelompok diberi perlakuan, kelompok eksperimen I diberi perlakuan latihan. Single Multiple Jump dan kelompok eksperimen II diberi perlakuan untuk latihan double multiple jump. 3.5.3 Pelaksanaan Latihan

Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihan kian bertambah (Tohar, 2002 : 1). Pada prinsipnya latihan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola, dengan latihan loncat satu tungkai, dengan demikian diterapkan frekuensi latihan 3 kali satu minggu. Setiap pertemuan beban latihan ditambah dalam jumlah repetisinya mulai dari 8 kali, 10 kali, 12 kali, sampai 26 kali, sedangkan jumlah setnya tetap setiap pertemuan yaitu 3 set. Latihan awal dimulai dari 8 kali karena 80% dari kemampuan

(10)

maksimal dari 10 kali loncatan dengan jarak kurang lebih 25 meter sampai 30 meter. Tetapi dalam penelitian ini latihan yang dilakukan hanya selama 14 kali pertemuan bukan 16 kali pertemuan, dikarenakan selama 14 kali pertemuan itu dianggap sudah cukup memberikan perubahan, sehingga peneliti mencoba mengambil tes akhir setelah latihan yang dilaksanakan selama 4 minggu sesuai dengan batas waktu minimal latihan menurut (Bompa, 1994 : 61) Latihan ini dimulai pukul 15.00 WIB sampai selesai. Kegiatan ini meliputi tiga bagian pokok yaitu :

a. Pemanasan atau Warming Up

Pemanasan tubuh atau warming-up itu penting dilakukan sebelum berlatih, tujuan pamanasan ialah untuk mengadakan perubahan dalam fungsi organ tubuh, guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat. Selain itu juga untuk menghindari diri dari kemungkinan cidera, meningkatkan metabolisme tubuh, mengkoordinasikan gerakan yang mulus, menyesuaikan diri organ tubuh untuk bekerja lebih berat, dan kesiapan mental agar kian meningkat. Pemanasan yang dilakukan dalam latihan ini meliputi : lari keliling lapangan, stretching, latihan kekuatan dan peregangan.

b. Latihan Inti

Latihan inti di sini adalah bentuk latihan yang diteliti untuk dibandingkan. Bentuk latihan yang dilakukan adalah latihan Single Multiple Jump terhadap hasil tendangan jauh untuk kelompok eksperimen I, dan latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh untuk kelompok eksperimen II.

(11)

c. Pelemasan atau Cooling Down

Pelemasan ini ditujukan untuk memulihkan tubuh ke kondisi sebelum latihan, sehingga ketegangan-ketegangan otot akan berkurang secara berangsur-angsur ke keadaan semula agar tidak ada keluhan sakit setelah latihan.Selain pelemasan atau penenangan yang merupakan aktivitas tubuh, penulis mengadakan koreksi secara klasikal dan secara individual tentang latihan yang telah dilakukan.

3.5.4 Tes Akhir

Setelah menjalani latihan selama 4 minggu dengan 14 kali pertemuan, peneliti mencoba mengambil tes data akhir dan hasil dari tes tersebut sudah menunjukkan terjadinya perubahan hasil tendangan jauh, sehingga hasil tes tersebut peneliti ambil. Tes akhir yang dilakukan dalam penelitian ini sama dengan yang dilakukan pada tes awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh tiap-tiap anak dari masing-masing kelompok setelah melakukan latihan.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis uji hipotesis merupakan perhitungan lanjut dari analisis pendahuluan dengan menggunakan analisis regresi, karena dalam penelitian ini terdiri dari satu

Langkah konkretnya adalah menggunakan pengujian hipotesis dengan uji statistik yaitu penulis akan mengetahui pengaruh budaya organisasi dan program insentif terhadap

Untuk mengambil data dari single cross-sectional design dilakukan satu kali saja dan dalam satu kelompok, sedangkan untuk multiple cross-sectional, pengambilan data

Menurut Santoso uji Man Whitneyy merupakan uji non parametrik yang cocok untuk menguji hipotesis pada dua sampel yang tidak berhubungan (Santoso, 2010, p. Penelitian ini ingin

Peneliti hanya menggunakan tes keterampilan sepakbola, karena perlakuan yang diberikan berupa penyampaian materi latihan menggunakan media visual terhadap

Setelah dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dilakukan uji hipotesis untuk melihat pengaruh latihan variasi terhadap keterampilan long pass dalam permainan

a. Dengan kata lain penulis menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi

Uji hipotesis analisis variansi yang dilakukan terhadap data gain hasil dari pretest, dan posttest yang berdistribusi normal dan homogen bertujuan untuk