• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data

Adapun sumber data pendukung untuk proyek Tugas Akhir ini antara lain sebagai berikut:

2.1.1 Wawancara dengan Bapak Wahyudi Bambang Prihantoro, humas Taman Margasatwa Ragunan.

2.1.2 Survei lapangan disertai dokumentasi selama survei disana. 2.1.3 Studi Pustaka melalui buku-buku dan artikel.

2.1.4 Brosur dan pamflet Taman Margasatwa Ragunan. 2.1.5 Internet, journal dan makalah online.

2.1.6 Survei masyarakat melalui kuisioner dan wawancara

2.2 Data umum

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya oleh sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang beragam bentuk dan jenisnya. Flora dan fauna Indonesia tersebar dari Indonesia Timur, Barat, dan Tengah, dan masing-masing memiliki ciri khas, sesuai dengan ekosistem pada wilayah tersebut.

Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah hutan. Hutan di Indonesia menempati peringkat ketiga (sesudah Brazil dan Zaire) dalam kekayaan hutan hujan tropis, dan memiliki 10% dari sisa sumber daya ini di dunia. Sayangnya penggundulan hutan atau deforestasi untuk keperluan komersil juga semakin meningkat. Penurunan mutu hutan atau degradasi hutan juga semakin sering terjadi. Hutan tak lagi nyaman ditinggali, Satwa-satwa liar kehilangan tempat tinggal karena habitatnya rusak.

Melalui data UKM IMAPA Universitas Mulawarman Samarinda mencatat, dari 300 ribu satwa liar yang ada di dunia, 17% diantaranya hidup di hutan Indonesia. Dengan kerusakan hutan itu populasi satwa liar Indonesia mengalami penurunan, bahkan banyak yang terancam punah dan kebanyakan satwa yang punah ialah satwa endemik atau hanya hidup di kepulauan Indonesia saja. Habitat yang rusak perlu bertahun-tahun untuk dikembalikan menjadi layak huni bagi binatang-binatang tersebut. Apabila dibiarkan, satwa-satwa ini akan menghilang dari peredaran. Tentunya sangat disayangkan sebab generasi mendatang mungkin tidak akan pernah tahu akan keberadaan satwa-satwa tersebut.

Dari fakta diatas, Indonesia memiliki tanggung jawab global dan nasional sebagai habitat hampir setengah jenis fauna di seluruh dunia, untuk melakukan tindakan penyelamatan satwa langka secara serius. Dibentuklah lembaga konservasi yang bertujuan untuk melindungi dan melestarikan flora dan fauna yang terancam punah untuk dilestarikan.

(2)

Salah satu bentuk konservasi adalah melalui konservasi situ. Konservasi

eks-situ adalah konservasi hewan diluar habitatnya. Caranya dengan membangun

kondisi semirip mungkin dengan habitat aslinya. Salah satu bentuk lembaga konservasi eks-situ tersebut adalah kebun binatang atau biasa dikenal juga dengan nama taman margasatwa.

2.3 Kebun binatang

2.3.1 Pengertian kebun binatang

Pengertian taman satwa atau lebih dikenal dengan kebun binatang menurut Perkumpulan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) adalah:

1. Suatu tempat atau wadah yang berbentuk taman dan atau ruang terbuka hijau dan atau jalur hijau yang merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara kesejahteraan dan memperagakan satwa liar untuk umum dan yang diatur penyelenggaraannya sebagai lembaga konservasi eks-situ. 2. Satwa liar yang dikumpulkan dalam wadah taman satwa adalah satwa liar

yang dilindungi dan tidak dilindungi oleh Peraturan Perundang-undangan, dan akan dipertahankan kemurnian jenisnya dengan cara dipelihara, ditangkarkan diluar habitat aslinya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nasional Nomor P.53/Menhut-II/2006 tentang lembaga konservasi, bahwa kebun binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelematan, rehabilitasi dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sarana rekreasi yang sehat.

2.3.2 Tujuan kebun binatang

Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 479/Kpts-II/1998 disebutkan, bahwa tujuan kebun binatang adalah sebagai tempat pemeliharaan atau pengembangbiakan satwa liar diluar habitatnya agar satwa tersebut tidak punah.

Dalam lampiran instruksi Menteri Dalam Negeri juga disebutkan tujuan kebun binatang adalah untuk melestarikan satwa tersebut dengan mengembangbiakkannya yang mempunyai fungsi konservasi, pendidikan, penelitian dan sarana rekreasi.

(3)

2.3.3 Syarat pendirian kebun binatang

Pendirian kebun binatang harus seijin Menteri Kehutanan dan mendapatkan rekomendasi dari pemerintah daerah setempat serta PKBSI (Perkumpulan Kebun Binatang Seluruh Indonesia).

2.3.4 Hak dan kewajiban kebun binatang

Hak dan kewajiban kebun binatang di Indonesia telah diatur dalam Surat keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 479/Kpts-II/1998 tentang Lembaga Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar. Dalam keputusan tersebut tercantum kewajiban kebun binatang, antara lain:

1. Membuat rencana karya pengelolaan.

2. Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan.

3. Memelihara dan menangkarkan jenis tumbuhan dan satwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Memperkerjakan tenaga ahli sesuai di bidangnya. 5. Dilarang memperjualbelikan satwa yang dilindungi.

6. Membuat laporan pengelolaan secara berkala termasuk mutasi jenis satwa.

2.4 Data penyelenggara

2.4.1 Sejarah Taman Margasatwa Ragunan

Pada tahun 1864 di jaman pemerintahan Hindia Belanda, suatu perkumpulan penyayang flora dan fauna yang bernama “ Vereneging Plantenen en

Dierentuin et Batavia” mendirikan kebun binatang yang bernama “ Plantenen en Dierentuin”di jalan Cikini Raya 73 Jakarta. Lembaga ini berdiri diatas

tanah seluas 10 hektar hasil sumbangan dari Raden Saleh, salah seorang anggota penyayang flora dan fauna, yang juga dikenal sebagai seorang pelukis ternama di Indonesia.

Empat tahun setelah Indonesia merdeka dan memproklamasikan kemerdekaannya, tepatnya pada tahun 1949, lembaga tersebut berganti nama menjadi “Kebun Binatang Cikini”. Pada tahun 1964, dengan semakin berkembangnya kota Jakarta, pemerintah daerah menyetujui pemindahan Kebun Binatang Cikini, ke daerah Ragunan, Pasar Minggu – Jakarta Selatan. Nama Kebun Binatang Cikini pun diubah menjadi Taman Margasatwa Jakarta yang diresmikan pada tanggal 26 Juni 1966, bertepatan dengan hari ulang tahun kota Jakarta yang ke 439.

Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta pada masa itu, bersama-sama dengan Benjamin Galstaun dan Hendrietta adalah pihak-pihak yang berjasa dalam mendirikan Kebun Binatang yang baru ini. Benjamin Galstaun sebagai direktur Taman Margasatwa Jakarta pada masa itu merencanakan dan mengawasi pembangunan kandang-kandang baru yang dirancang istrinya, Hendrietta seorang ahli tumbuh-tumbuhan.

(4)

Pada tahun 1974, nama Taman Margasatwa Jakarta kembali diubah menjadi Taman Margasatwa Ragunan. Sejak saat itu secara terus-menerus areal kebun binatang ini mulai diperluas hingga pada saat ini memiliki luas sekitar 147 ha yang dihuni oleh sekitar 2226 jenis satwa, serta ribuan jenis tumbuh-tumbuhan termasuk jenis tumbuh-tumbuhan yang sudah mulai jarang ditemui di Jakarta.

Pada saat ini, sebuah kebun binatang bukan lagi zamannya satwa liar dipelihara dalam kandang yang sempit dan jeruji/kerangkeng (menagerie) . Sebuah kebun binatang harus mengarah kepada kebun flora dan fauna modern (Zoological Park) yang menempatkan satwa sebagai museum hidup dan bertema ekologi yang mendekati perilaku jenis dan habitat aslinya serta perjanjiannya dalam sangkar terbuka.

Selanjutnya untuk memasuki konsep kebun flora dan fauna yang bersifat modern, maka perlu untuk memiliki strategi sebagai pusat konservasi atau pusat sumberdaya lingkungan yang akan mengundang kepedulian masyarakat khususnya pengunjung untuk berperanserta dalam program pelestarian konservasi jenis dan lingkungan.

Taman Margasatwa Ragunan pun melakukan usaha pembenahan yang mengikuti pembenahan jalan yang mengikuti perkembangan zaman. Perbaikan dan perubahan dilakukan, diantaranya : perbaikan komposisi jenis koleksi satwa, sifat dan tema penyajian koleksi, perbaikan teknis dan administrasi, perbaikan pengelolaan dana, perbaikan sumber daya manusia, dan pergantian nama Taman Margasatwa Ragunan menjadi Taman Margasatwa Ragunan yang diresmikan pda tanggal 1 April 1999 sesuai dengan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 34 Tahun 1999 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Taman Margasatwa Ragunan DKI Jakarta.

Pergantian nama Taman Margasatwa Ragunan menjadi Taman Margasatwa Ragunan berkaitan erat dengan keinginan untuk lebih meningkatkan fungsi rekreasi dengan penambahan sarana rekreasi berupa taman yang indah dan menarik. Dengan adanya perubahan ini diharapkan Taman Margasatwa Ragunan dapat berkembang dengan baik dan mampu mengikuti perkembangan zaman.

2.4.2 Letak geografis

Taman Margasatwa Ragunan di daerah Pasar Minggu, sekitar 20 km dari pusat kota Jakarta. Ia berada di ketinggian 50 m di atas permukaan laut dengan curah hujan 2300 mm, suhu 27o C dan kelembaban 60% Taman Margasatwa Ragunan berdiri di atas tanah latosol merah seluas 147 ha.

(5)

2.4.3 Survei Lapangan

2.4.4 Fungsi dan tujuan Taman Margasatwa Ragunan

Tujuan dan fungsi utama Taman Margasatwa Ragunan adalah: 1. Fungsi konservasi:

• Menangkarkan satwa diluar habitatnya

• Melindungi satwa yang terancam punah

• Tempat penitipan Satwa milik Negara

• Menjaga kemurnian genetik

2. Sarana pendidikan (edukasi):

• Sarana pendidikan dan pengetahuan dan perkembangan ilmu teknologi

• Memberikan pengetahuan mengenai satwa baik flora maupun fauna

• Sosialisasi dan penyuluhan tentang lingkungan

3. Penelitian

• Laboratorium hidup sebagai sarana pendidikan

4. Rekreasi

(6)

• Sebagai tujuan wisata yang sejuk, dan mengandung unsur pendidikan yang banyak.

5. Daerah resapan air

2.4.5 Visi, misi, dan peran Taman Margasatwa Ragunan 2.4.5.1 Visi Taman Margasatwa Ragunan

Mewujudkan Taman Margasatwa Ragunan sejajar dengan kebun binatang di kota-kota besar di negara maju yang dihuni oleh satwa yang sejahtera.

2.4.5.2 Misi Taman Margasatwa Ragunan

1. Meningkatkan kualitas kesejahteraan satwa mendekati habitatnya.

2. Meningkatkan Kepedulian masyarakat terhadap satwa dalam rangka sosialisasi konservasi eks-situ.

3. Meningkatkan kerjasama ilmiah dan informasi satwa baik dalam dan luar negeri.

4. Meningkatkan hubungan antar daerah/negara melalui program tukar-menukar satwa antar kebun binatang dalam dan luar negeri. 5. Meningkatkan pelestarian dan keindahan fauna – flora sebagai suatu ekosistem yang terpadu.

6. Meningkatkan Taman Margasatwa Ragunan sebagai wilayah resapan air dan pengendalian run off melalui pembuatan dan pendalaman waduk/danau.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut sangat didukung dengan etos kerja yang professional, perencanaan dan strategi yang matang serta SDM yang mumpuni.

2.4.5.3 Peran Taman Margasatwa Ragunan

Taman Margasatwa Ragunan lebih dikenal sebagai kebun binatang satu-satunya di Jakarta. Sejak tahun 1864 kebun binatang ini sudah berada dengan menempati areal seluas 10 ha di Cikini (sekarang Taman Ismail Marzuki). Pada tahun 1964 dipindah ke Ragunan menempati areal seluas 30 ha. Saat ini menempati areal seluas 147 ha.

Dipilihnya daerah Ragunan di Jakarta Selatan adalah tempat yang sangat ideal untuk kehidupan satwa, karena di wilayah ini sebagai

(7)

kawasan pertanian yang subur. Suasana bentang alam Ragunan dengan tutupan canopy dari keaneka ragaman hijauan yang rapat telah membentuk iklim mikro yang sangat mendukung kehidupan aneka satwa. Disisi lain adanya aliran sungat dan danau alami memunculkan nuansa alam belantara diperkotaan.

Oleh karena itu peran keberadaan kebun binatang disini tidak semata melakukan perlindungan dan pelestarian satwa terutama satwa langka, juga melakukan perlindungan kawasan sebagai daerah hijau terbuka yang bermanfaat sebagai paru-paru kota dan daerah resapan air untuk menyangga banjir di wilayah Ibukota. Peran kebun binatang juga sangat mendukung sebagai tempat pendidikan dan penelitian, karena sangat ideal sebagai laboratorium alam yang memadukan kehidupan harmonis antara flora dan fauna. Gambaran diatas telah menempatkan Taman Margasatwa Ragunan menjadi salah satu tempat rekreasi alam yang sangat cocok untuk masyarakat Ibukota dan sekitarnya. Taman Margasatwa Ragunan tempat rekreasi khas, bernuanasa alam yang menampilkan sajian yang berbeda dengan tempat rekreasi lainnya di Jakarta. Setiap tahun tidak kurang dari 3 juta orang datang berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan.

Pengunjung yang datang ke Taman Margasatwa Ragunan sangat memanfaatkan suasana dan nuansa alam yang asri dan serasi sebagai tempat kumpul keluarga. Melepas kepenatan rutinitas harian di Ibukota. Taman Margasatwa Ragunan merupakan pilihan untuk berekreasi dan melakukan refreshing. Taman Margasatwa Ragunan telah menjadi sarana berinteraksi sosia masyarakat baik melalui pertemuan keluarga maupun pertemuan olahraga.

Selain masyarakat lokal juga banyak warga negara asing yang memanfaatkan Taman Margasatwa Ragunan untuk refreshing melalui olahraga jalan sehat. Dilain pihak, keberadaan Taman Margasatwa Ragunan sebagai asset himpitan dan kesulitan serta beratnya perjuangan hidup di Ibukota, masih ada tempat rekreasi yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Bagi remaja dan pelajar, Taman Margasatwa Ragunan merupakan tempat ideal bermain di alam, melihat dan melakukan aktivitas di alam adalah pengenalan sejak dini terhadap kekayaan dan keanekaragaman jenis flora fauna, sehingga dapat membantu pembentukan karakter dan perilaku cinta dan peduli terhadap alam dan lingkungannya.

Peran keberadaan kebun binatang yang sangat fundamental adalah perannnya sebagai lembaga konservasi yang ,elakukan pelestarian

(8)

dan perlindungan keanekaragaman flora-fauna diluar habitatnya. Pelestarian jenis dan genetis satwa langka di luar habitatnya, ketika habitat aslinya mengalami kerusakan dan pengrusakan. Kebun binatang diharapkan rumah atau istana terbaik aneka satwa bagi generasi mendatang.

2.4.6 Tujuan dan sasaran Taman Margasatwa Ragunan 2.4.6.1 Tujuan Taman Margasatwa Ragunan

1. Terwujudnya Taman Margasatwa Ragunan sebagai penyelamat satwa langka.

2. Terwujudnya Taman Margasatwa Ragunan sebagai paru-paru kota dan wilayah resapan air di ibukota.

3. Terwujudnya Taman Margasatwa Ragunan sebagai laboratorium alam yang lengkap.

4. Menjadikan Taman Margasatwa Ragunan sebagai laboratorium alam yang lengkap.

5. Menjadikan Taman Margasatwa Ragunan sebagai mengekspresikan rasa cinta satwa dan flora.

2.4.6.2 Sasaran Taman Margasatwa Ragunan

1. Meningkatkan jumlah koleksi satwa dan flora berdasarkan kelangkaannya.

2. Meningkatkan jenis satwa popular yang disenangi pengunjung. 3. Berhasilnya pengembangbiakan satwa.

4. Meningkatnya partisipasi program in situ.

5. Tertatanya kawasan melalui perencanaan tata ruang. 6. Tertanganinya masalah limbah.

7. Meningkatnya angka kunjungan wisata. 8. Meningkatnya kualitas SDM.

(9)

2.4.7 Struktur organisasi UPT Taman Margasatwa Ragunan (Sesuai peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 135 tahun 2009)

Tabel 1 Struktur Organisasi Taman Margasatwa Ragunan

2.4.8 Fasilitas pengunjung

2.4.8.1 Gajah tunggang

• Jam buka: pk.10.00 WIB – pk.15.00 WIB

• Harga tiket: Rp. 7500,- / orang sekali putar ( 3 tahun keatas).

• Lokasi : dekat pintu barat

• Dibuka hari minggu dan hari besar KEPALA UNIT

SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI KESEJAHTERAAN DAN PERAGAAN SATWA SEKSI PELAYANAN

PENGUNJUNG

(10)

2.4.8.2 Bendi

• Jam buka: pk.10.00 WIB – pk.15.00 WIB

• Harga tiket: Rp. 10.000,-/bendi

• (maksimal 4 orang)

• Lokasi: sebelah timur panggung anak-anak

• Dibuka hari minggu dan hari besar

2.4.8.3 Kereta keliling

• Jam buka: pk.10.00 WIB – pk. 16.00 WIB

• Harga tiket: Rp. 6500.-/keliling

• Lokasi : Sebelah barat gedung informasi

• Dibuka setiap hari

(11)

Jam buka: pk. 10.00 WIB – pk. 15.00 WIB

Harga tiket: Rp. 5000,- (3 tahun keatas)

Lokasi : Sebelah pintu timur

Dibuka hari Minggu dan hari besar

2.4.8.5 Perahu bebek

 Jam buka: pk. 10.00 WIB – pk. 15.00 WIB

 Harga tiket: Rp. 15.000,-

 Lokasi: Taman Perahu pintu gerbang timur.

 Dibuka setiap hari

2.4.8.6 Penyewaan sepeda



 Jam buka: pk.10.00 WIB – pk. 15.00 WIB

 Harga tiket : Rp. 7.500,- /jam (sepeda anak-anak)

Rp. 10.000,- / jam (sepeda dewasa)

• Meninggalkan KTP

• Lokasi : Sebelah loket masuk pintu utama

• Dibuka setiap hari

2.5 Wawancara dengan Pak Wahyudi Bambang Prihantoro, ketua Humas Taman Margasatwa Ragunan

(12)

Wawancara yang dilakukan hari Selasa, 12 Juni 2012, adalah sebagai berikut :

1. Apa harapan Bapak untuk Taman Margasatwa Ragunan 5 tahun kedepan? • Mendunia. Indonesia tapi juga mendunia. Sudah ditulis juga dalam visi

Taman Margasatwa Ragunan sebagai kebun binatang kelas dunia. Untuk mencapai tujuan itu, kami sudah memakai konsep kebun binatang modern, yaitu Open Zoo. Dibuat seperti habitat aslinya. Kami tidak lagi ingin menimbulkan kesan kebun binatang seperti penjara binatang yang dikurung. Terlihat suram dan menyedihkan.

2. Apa arti filosofi atau arti logo Taman Margasatwa sekarang ini?

 Logo tersebut dibuat tahun 2005 oleh seorang mahasiswa dari IKJ. Gambarnya murni buatan tangan. Logo tersebut mewakilkan beberapa kelas satwa yang ada di Taman Margasatwa Ragunan. Seperti kelas mamalia diwakilkan oleh gambar harimau dan gajah, kelas primata diwakilkan oleh gambar orang utan, kelas reptil diwakilkan oleh komodo, dan kelas aves oleh burung elang.

3. Apakah ada warna-warna tertentu yang harus ada dalam logo Ragunan? • Ada. Yaitu warna hijau. Warna hijau melambangkan kehidupan,

kelanggengan kesinambungan, dan konservasi.

4. Kesan apa yang ingin ditampilkan Taman Margasatwa Ragunan kepada khalayak ramai?

• Elegance. Murah tapi elegance. Kena semua lapisan. Natural. Professional. Menghibur. Educate. Entertaining.

5. Seberapa seringkah Taman Margasatwa Ragunan mengadakan promosi? • Kami tidak punya budget tertentu untuk promosi. Pernah mencoba sekali

membuat iklan televisi di TV One tapi kurang efektif.

6. Seberapa penting desain grafis dalam promosi Taman Margasatwa Ragunan ?

• Penting sekali. Desain yang bagus itu penting karena akan menarik perhatian banyak pengunjung. Saya membayangkan para pengunjung begitu memasuki areal kebun disambut dengan visual yang menarik dan enak dipandang mata, seolah pengunjung memasuki areal yang sama sekali berbeda.

2.6 Data kuisioner dan wawancara masyarakat

Kuisioner dilakukan 2 macam cara. Yaitu melalui kuisioner online yang dilakukan tanggal 6-11 Juni 2012 dan menyebar kuisioner secara langsung ke masyarakat yang dilakukan tanggal 12-13 Juni 2012. Total responden online sebanyak 55 orang dari berbagai kalangan, dan total responden langsung sebanyak 26 orang. Total responden keseluruhan sebanyak 81 orang.

(13)

1. Dimana domisili anda?

• Hampir seluruh responden berasal dari Jakarta, Tangerang, dan Bekasi

2. Berapa usia anda?

Tabel 2 Usia responden pengunjung Taman Margasatwa Ragunan

Kebanyakan responden berumur 21-25 tahun.

3. Apa profesi anda?

Tabel 3 Profesi pengunjung Taman Margasatwa Ragunan

Banyak responden adalah mahasiswa, atau pelajar. Mereka datang ke Ragunan untuk jalan-jalan, main, sekedar mengisi waktu luang, dan berkumpul bersama teman-teman. Alasan mereka memilih tempat ini kebanyakan karena tempatnya yang sejuk, rindang, adem, dan banyak pohon. Terbanyak kedua berasal dari kalangan karyawan swasta. Mereka datang untuk mengajak anak-anak atau keponakan mereka untuk jalan-jalan, mengisi waktu luang.

(14)

4. Pernahkah anda mendengar/mengetahui/mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan ?

Tabel 4 Pengetahuan responden mengenai Taman Margasatwa Ragunan

Hampir 90 % responden mengenal Ragunan dan pernah mengunjunginya.

5. Darimana pertama kali anda mendengar tentang Taman Margasatwa Ragunan ?

Tabel 5 Informasi pengunjung mengenai Taman Margasatwa Ragunan

Rata-rata pengunjung Ragunan mengetahui Taman Margasatwa Ragunan dari keluarga. Dari cerita ayah ibu mereka sedari kecil. Urutan kedua informasi mengenai Ragunan didapat dari teman-teman mereka. Ragunan terbukti tidak menggunakan banyak media promosi, seperti yang dijelaskan Pak Bambang dalam wawancara yang saya lakukan terhadap beliau, tidak adanya budget khusus untuk promosi media. Meski begitu pernah sekali

(15)

melalui televisi, dan ternyata media tersebut cukup efektif, terbukti dari jumlah responden terbanyak ketiga setelah keluarga dan teman.

6. Apa yang paling anda senangi dari Ragunan ?

Tabel 6 Apa yang paling disukai pengunjung dari Taman Margasatwa Ragunan

Pengunjung senang datang ke Ragunan dengan alasan paling banyak yaitu banyaknya pepohonan yang sejuk dan rindang. Disusul dengan karena koleksi hewannya yang banyak. Alasan lain menjadi urutan ketiga, yaitu harga tiket masuk serta fasilitasnya yang murah serta terjangkau.

7. Sebelumnya pernahkah anda melihat logo Ragunan ?

Tabel 7 Pengetahuan pengunjung mengenai logo Taman Margasatwa Ragunan

Hampir 70% dari total responden tidak pernah melihat logo Ragunan. Bahkan ada yang baru mengetahui bahwa Taman Margasatwa Ragunan punya logo. Hal ini membuktikan bahwa memang identitas visual Ragunan belum dikenal masyarakat.

(16)

8. Kesan anda setelah melihat logo Ragunan ?

Tabel 8 Kesan pengunjung mengenai logo Taman Margasatwa Ragunan

Secara keseluruhan logo Ragunan sudah mampu menarik hampir 50% perhatian masyarakat. Gambarnya lucu dan terlihat menyenangkan untuk anak-anak. Sudah terlihat seperti logo kebun binatang, tetapi 50% responden lainnya mengatakan logo Ragunan terlihat terlalu kartun, kekanak-kanakan dan tidak elegan. Kurang universal. Tidak mencakup segmentasi pengunjung Ragunan.

9. Kesan yang anda dapatkan setelah melihat ilustrasi pada logo Ragunan?

Tabel 9 Kesan pengunjung mengenai ilustrasi pada logo Taman Margasatwa Ragunan

80% responden mengatakan gambar atau ilustrasi pada logo Ragunan belum begitu menarik. Terlalu kekanakan, terlalu kartun, dan visualisasi yang kurang “asli” dan kuat menjadi alasan kekurang-tertarikan para responden terhadap ilustrasi logo Ragunan.

(17)

10. Bagaimana menurut anda tentang warna pada logo Ragunan?

Tabel 10 Kesan pengunjung mengenai warna pada logo Taman Margasatwa Ragunan

Menurut 80 % responden mengatakan warna logo Ragunan sudah menarik.

Eye-catching dan enak dipandang mata. Namun 50% sisanya mengatakan

belum menarik. Warnanya terlalu kalem, kurang ngejreng. Warnanya terlalu biasa dan terkesan dull dan datar.

11. Menarikkah tulisan Taman Margasatwa Ragunan pada logo tersebut?

Tabel 11 Kesan pengunjung mengenai tulisan pada logo Taman Margasatwa Ragunan

80% responden mengatakan peletakan tulisan Taman Margastwa Ragunan kurang menonjol. Terkesan tersembunyi dibalik ilustrasinya. Peletakannya kurang sesuai dan typefacenya terlalu kecil. Jika dibaca dari jauh tentu tidak akan terlihat jelas.

(18)

12. Dari kata kunci dibawah ini, tandai 5 hal yang menggambarkan Taman Margasatwa Ragunan !

Tabel 12 Kata kunci pengunjung Taman Margasatwa Ragunan

80% responden mengatakan kata kunci yang menggambarkan Ragunan jika diurut dari yang paling banyak adalah : hewan, sejuk, ramai, edukatif, dan alami.

2.7 Analisa SWOT Strength

- Termasuk taman margasatwa dengan pusat primata terbesar di Asia Tenggara. - Harga tiket masuknya yang terjangkau.

- Tempat yang strategis

- Masih sebagai salah satu tempat hiburan favorit masyarakat. - Jenis hewan yang lengkap termasuk hewan-hewan langka. - Akses Transportasi yang mudah

(19)

Weakness

- Kurangnya promosi keluar melalui media. Media cetak maupun televisi. - Tidak adanya shelter untuk berteduh jika hujan turun.

- Kurangnya atraksi hiburan yang melibatkan pengunjung dengan satwa. Kalaupun ada, cuma di hari Minggu dan hari-hari besar.

- Identitas visual yang rancu dan tidak konsisten dan tidak sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

- Kurang terurus. Opportunity

- Karena masih digemari, Ragunan punya kesempatan menjadi lebih baik lagi, dari segi promosi, dsb.

- Masih menjadi tempat favorit masyarakat Indonesia terutama di hari libur. - Termasuk digemari wisatawan asing.

- Ada kesempatan menjadi tempat rekreasi kelas “A” untuk pariwisata.

Threat

- Banyaknya mall dan pusat perbelanjaan modern sehingga mengurangi minat masyarakat untuk berkunjung ke Ragunan.

- Banyaknya tempat konservasi / kebun binatang seperti Ragunan yang lebih menawarkan atraksi hiburan yang menarik dan fasilitas pengunjung yang lebih terawat.

(20)

Gambar

Gambar 3 Survei Lapangan Taman Margasatwa Ragunan
Tabel 1 Struktur Organisasi Taman Margasatwa Ragunan
Tabel 2 Usia responden pengunjung Taman Margasatwa Ragunan
Tabel 5 Informasi pengunjung mengenai Taman Margasatwa Ragunan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia nomor : P.23/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Teknis Kebun Bibit Rakyat (KBR) efektivitas pelaksanaan program

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.55/ Menhut-I I / 2006 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Yang Berasal Dari Hutan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

PPKA Bodogol atau yang dikenal dengan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol adalah sebuah lembaga konservasi alam di daerah Lido Sukabumi dan masih merupakan bagian dari

Konsep dari Adopsi satwa / sahabat satwa itu sendiri adalah suatu program dimana orang/ masyarakat/ instansi bekerja sama dengan Kebun Binatang Ragunan dengan cara menjadi orang

Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia nomor : P.23/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Teknis Kebun Bibit Rakyat (KBR) efektivitas pelaksanaan program

bahwa dengan terbitnya Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 02/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam,

Menurut Julia.I(2006,Jakarta) Kebaya kemudian menjadi ciri khas Indonesia sejak dicanangkannya kebaya dan batik sebagai pakaian nasional oleh Gubernur DKI Ali Sadikin pada tahun

Bentuk Lembaga Konservasi ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 479/Kpts-II/1998 tentang Lembaga Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar,