• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN INSPEKSI. Oleh: Karsono Linggoatmodjo PPTN Bandung. Maksud dan tujuan inspeksi adalah memberi jaminan bahwa adanya data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN INSPEKSI. Oleh: Karsono Linggoatmodjo PPTN Bandung. Maksud dan tujuan inspeksi adalah memberi jaminan bahwa adanya data"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

,.

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta, 30-3/ Mei /996

RANCANGAN INSPEKSI

Oleh: Karsono Linggoatmodjo PPTN Bandung

I. MAKSUD DAN TUJUAN SUA TU INSPEKSI

Maksud dan tujuan inspeksi adalah memberi jaminan bahwa adanya data neraea bahan nuklir di fasilitas serta pengendalian di dalam fasilitas tersebut, dan selanjutnya hasil inspeksinya memuaskan, yaitu tak ada indikasi kehilangan bahan nuklir yang tidak disertai penjelasan. Supaya objektif, ditentukan ,kriteria seeara kuantitatif, at au pernyataan tentang aktivitas inspeksi dilaksanakan mengikuti kriteria yang telah disetujui bersama.

Reneana inspeksi yang akan djpakai pada suatu fasilitas untuk sebuah periode waktu, reneana ini tidak terbatas pada verifikasi sejumlah bahan nuklir dalam inventori dalam kurun waktu yang telah ditentukan dan disetujui bersama. Reneana tersebut harus termasuk ketentuan untuk pemantauan "flow stream ",

yaitu penerimaan (input) dan pengeluaran dari fasilitas.

Diskusi aktivitas inspeksi pada panel Lokakarya ini dibatasi pada aktivitas akuntansi bahan nuklir. Ada aktivitas lainnya yang dilakukan selama sebuah inspeksi berlangsung yaitu pengecekan contaiment (sealing activity)

peralatan surveillance, yang juga penting dalam memberi jaminan bahwa data neraea bahan nuklir dapat diterima apabila dievaluasi terhadap kriteria yang berlaku (umumnya inspeksi pada PITN).

Dalam melaksanakan inspeksi pada suatu fasilitas, asumsi bahwa data akuntansi mungkin salah dikemukakan jumlah sebenarnya, diperlukan penjelasan dan dapat dianggap mempunyai tujuan pimgalihan.

(2)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta, 30-31 Mei 1996

II. STATISTIK AKUNTANSI RESPOND KEPADA DIVERSION SCENARIO

Sebelum melanjutkan akan banyak manfaatnya' membicarakan berbagai Diversion Scenario dan bagaimana MUF, D dan (MUF-D) beraksi terhadap Diversion Scenario.

Dalam contoh berikut ini galat pengukuran acak dan sistematis, dan lain sebagainya diabaikan.

Contoh : Neraca bahan nuklir suatu fasilitas sebagai berikut : BI = 1000 unit (inventori awal)

E = 500 unit (penerimaan)

S = 600 unit (shipment plus wast streams) EI = 700 unit (inventori akhir)

- - MUF ===-1000+ 500 -.800-.u100

=

0

Sekarang Diversion Scenario dibuat dan tanggapan

"test statistik"

terhadap Division Scenario.

Scenario

100 unit diambil dari BI setelah verifikasi oleh inspektur. Fasilitas kehi-langan 100 unit pada akhir neraca, yaitu sebenarnya hanya ada 600 unit dalam EI.

Strategi 1

Jangan memalsukan EI, yaitu bukukan harga 600 unit untuk inventori akhir MUF

=

1000

+

500 - 800 - 600

=

100 unit. Dk statistik untuk k

=

1,2, 3 dan 4 semuanya nol disebabkan jumlah sebenarnya sama dengan jumlah yang dibukukan.

D=O

MUF - D = 100unit, menyatakan 100 unit dialihkan kedalam MUF dan 0

unit dialihkan melalui pemalsuan data.

(3)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. ]()-J! ,\!ei !?%

Strategi 2

Memasukan £1, yaitu bukukan £1 = 700, sebenamya hanya ada 600 unit.

MUF

=

1000

+

500 - 800 - 700

=

0

D4 = 700 - 600 = 100

D = - 04 = - 100 (Tanda minus terjadi dikarenakan ini menyatakan

pemalsuan data dalam sebuah komponen negatif dari

persamaan MUF) ..

MUF -

0

=0 - (-100) = 100 unit, menyatakan 0 unit dialihkan kedalam

dan 100 unit dialihkan melalui pema]suan data,

yaitu melalui pemyataan lebih pad a inventori

.

akhir.

,

Strategi 3

Memalsukan- -record. untuk - menyembunyikan alihan. Melaporkan

pengeluaran lebih (shipment) 20 unit dan inventori akhir lebih 30 unit.

MUF = 1000 +500 - 820 - 630 =50

DJ = O2 ==0

DJ

=

820 - 800

=

2, D4

=

630 - 600

=

30

D = -20 - 30 = -50

MUF -

0

=50 - (-50) = 100 unit, menyatakan 50 unit dialihkan kedalam

MUF dan 50 unit dialihkan melalui pemalsuan.

III. AKTIVITAS VERIFIKASI

1nspeksi umumnya meliputi verifikasi informasi yang dilaporkan ke

IAEA. Sebuah fasilitas melaporkan semua penerimaan dan pengeluaran selama

lv/aterial Balance Reriod dan juga Physical Inventory Akhir (PfL) lengkap dengan

perhitungan MUF dan CYMUF' Inspektur kemudian menentukan informasi yang

(4)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-3/ ,',Iei /996

yang dilaporkan cukup teliti dan mencakup keadaan bahan nuklir yang berada di dalam fasilitas.

Dalam sebuah fasilitas sedethana, kita dapat mengukur kembali semuanya untuk menentukan nilai MUF. Kita memperoleh nilai MUF dan ()MUF, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dilaporkan. Dalam prakteknya, ini kurang praktis untuk fasilitas yang besar kandungan bahan nuklirnya. Pada umumnya dilakukan sampling pada beberapa item dan dibuat analisa MUF dan kemudian di tarik kesimpulan dari beda pengamatan antara hasil pengukuran (sampling) dan nilai yang dilaporkan.

Rencana sampling harus ditentukan dari potensi pengalihan bahan nuklir dan kemampuan alat ukur inspektur. Selanjutnya dipikirkan sebuah strategi sbb :

,

1. Pengalih dapat mengambil sejumlah bahan nuklir dari beberapa wadah dan menggantinya dengan bahan bukan nuklir (dummyO. (item dummy tersebllt disebut Gross Defects).

2. Pengalih dapat mengambil .sejumlah (sebagian) bahan nuklir dari beberapa \vadah, sedangkan dalam laporan masih tercatatlterbukukan bahwa seluruh bahan nuklir masih berada di fasilitas. (ini disebut

Partial Defects).

3. Pengalihan dapat mengambil sejumlah kecil bahan nuklir dari seluruh wadah yang ada di fasilitas. (ini disebut Small Defects)

Strafegi Dengalihan 1. Gross Defects

Metode deteksi

pengujian Attribute

2. Partial Defects •• pengujian peubah Attributer Mode

3. Small Defects •• pengujian peubah Variable Mode

•~~i[[[i[[:i[iii!~..•...•...•••• '., ••••• ,

ii[IIIII~I\:i~~

lillI"""/,'...•...•...•.

iiif.~i:i:]~

...•",'U"'''' ijiii:i\i\i[i:i[\iiii[iii:;:',,'."."'.",,,,,'.' .•

ijiil~1111Iiii:

','.'.',.,'.'.',.•••.,'0',.•. i:!!!!i!::lli

(5)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta, 30-3/ Alei /996

Seorang inspektur bermaksud untuk menemukan

penYlmpangan-penYlmpangan angka-angka yang terjadi dengan membandingkan hasil

pengukurannya dengan angka-angka yang dilaporkan oleh operator. Meskipun penyimpangan tersebut telah digambarkan sebagai sejumlah bahan nuklir yang diambil dari item-item, efek dari perbandingan antara hasil operator dan inspektur mungkin akan samajika penyimpangan dengan memalsukan data operator dengan jumlah besar, medium, dan kecil. Maksudnyas adalah' bahwa bagaimana cara bahan nuklir itu dipindahkan (mungkin dipindahkan dari proses dimana saat itu belum berada dalam bentuk untuk dihitung). Motivasi dari pengalihan ini adalah untuk menghindari nilai MUF yang besar.

Tipe pertama-:

,

Pengalihan ini dapat ditemukan dengan membuat perhitungan kasar dan verifikasi yang cepat terhadap isinya item tersebut. Contohnya : pengukuran -- pengkayaan dengan-- HM-4, inspeksi- secara - visual, pengukuran hasil-

-fisi,---pengecekan "seal" dan sebagainya.

Tipe kedua :

Hanya sebagian bahan nuklir pada setiap item yang dialihkan, (partial

defects), dapat ditemukan dengan membuat pengukuran yang lebih teliti terhadap

sejumlah kecil item.

Contohnya : pengukuran dengan menimbang (weighing), sampling untuk analisa kimia dan NDA.

Tipe ketiga :

"Defects' ini sangat kecil atau dikatakan "bias" defects, umumnya

ditemukan dengan analisa statistik tentang perbedaan antara hasil operator dan inspektur, at au melalui penelitian MUF-D nya.

IV. AKTIVITAS INSPEKSI

Aktivitas inspeksi dapat diklasifikasi dua macam aktivitas, yang pertama adalah inspeksi attribute, dan kedua adalah inspeksi Variable. Oalam inspeksi

(6)

8P1'II: LokakaryaSPP8V Jakarta. 30-3/ Mei /996

Attribute, item yang diinspeksi dapat diklasifikasikan dalam dua hal : terima dan

tidak diterima (yaitu : sebuah defect), inspeksi tersebut tidak ada hubungan dengan

kuantitas pengukuran, sedangkan inspeksi variable menugaskan sebuah nilai

pengukuran untuk setiap item yang disampling, dan nilai pengukuran sebuah

kelompok item yang digabung sedemikian rupa untuk memberi sebuah statistik,

atau sebuah fungsi pengamatan yang dipakai dalam evaluasi dengan beberapa cara

yang telah ditentukan (selanjutnya tidak akan dibicarakan).

V. INSPEKSI ATTRIBUTE

I

Aktivitas inspeksi dapat dibagi menjadi dua kategori: Pengujian rocord dan

Pengukuran Data.

Aktivitas pengujian data recordadalahsebagaLb.erikut: _

1. Inspeksi untuk menemukan pencatatan yang salah dan/atau salah

perhitungan dalam stratum. Usahakan 100 %.

2. Reconcilation data penerimaan, shipment, dan inventori dengan yang

dilaporkan ke JAEA.

3. Pengecekana bahan nuklir terhadap data sumber, biasanya dilakukan

berdasarkan pada sebuah sampling.

Aktivitas 1,2, dan 3 adalah pengujian record. Terdapat dua aktivitas lagi

untuk verifikasi jumlah bahan nuklir dalam fasilitas.

4. Hitunglah jumlah item-item untuk membuktikan jumlah item tersebut

sesuai dengan j umlah daftar pada records fasilitas.

5. Inspeksi dengan attribute tes ~ntuk menemukan ketidak sesuaian at au

defects.

Contohnya :

Peralatan ukur yang dipakai dalam inspeksi ini adalah :

..tipping" sebuah wadah untuk membuktikan bahwa berat sebenarnya tidak

jauh berbeda dengan yang tercantum pada daftar SAM (Stabilized Assay Meter)

(7)

,.

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-3/ A4ei /996

dapat dianggap juga sebagai attribute tes, dikarenakan verifikasi IS1 uranium

dalam wadah sangat kasar.

VI. PEMILIHAN SAMPLING ATAU PENGAMBILAN CONTOH SAM PEL

Untuk mendapat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan haruslah ditempuh cara-cara pengembalian sampel atau sampling yang benar. Metode untuk memperoleh ukuran sampel suatu inspeksi attribute pada sebuah stratum :

M = "goat' amount elemen

Nk

=

jumlah item dalam stratum k

Nak= jumlah item yang di inspeksi dalam stratum k

. ~ = peluang kegagalan untuk menemukan jumlah M; jika jumlah lnI hilang dari stratum

Xk = jumlah rata-rata elemen per item dalam stratum k, dinyatakan dalam unit sarna dengan M.

Rumusnya dapat ditulis sebagai berikut :

Contoh : N = 1200 Xk = 20 kg U M= 1500 kg U ~ = 0.05 na = 1200 (1 - 0.05(175) = 469.87 = 470 item (dibulatkan)

Pemakaian tabel bilangan acak :

Dari suatu inspeksi diperoleh 48 item harns di inspeksi dari total 360 item, gunakan tabel (dalam 1ampiran) sebagai berikut :

(8)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta, 30-3/ Mei 1996

Pilih sembarang bilangan acak, pada kolom 4 dan baris 12 diperoleh angka 3501. Pilih angka seterusnya dengan bergerak kebawah, didapat tabelsebagai berikut: 183 66216256177170689 29 34116018333910017853 279 125 938 23714822 202 126 82 13110714460 166 354156531 293297 270 ,.,,., 12 274123156116 ,),) 347 38 28434022~295306 DAFTAR PUSTAKA

1. IAEA SAFEGUARDS TECHNICAL MANUAL

Part F, Statiscal Concepts and Techniques, Volume 3 IAEA Tecdoc - 227

2. ICAS Course, IAEA, Vienna, Austria, 1986 - 1992

KLl -

8

Referensi

Dokumen terkait

TIK : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan jenis, potensi, penyebaran, karakteristik bahan baku, teknologi pengolahan, karakterisasi mutu dan

Model terpadu dalam penyelenggaraan peradilan pidana dapat dikaji dalam sistem peradilan pidana di Jepang yang memiliki karakteristik : a.adanya sistem pendidikan

Hasil model website e-commerce dapat membantu dalam media promosi, dan transaksi yang dilakukan tidak terbatas pada tempat dan waktu sehingga dapat meningkatkan penjualan

Perbedaan cashflow masing-masing proyek akan dianalisis dilihat dari kontrak unit price dengan skenario dengan uang muka dan tanpa uang muka; termijn pembayaran (progress dan

Ada 18 pos hujan yang digunakan dalam analisa hujan wilayah di lokasi studi Seminar Kemajuan I 11 = Pos hujan Sumber data : Dinas PSDA Prov. Jabar, BMKG,

Langkah selanjutnya yang harus dan perlu dilakukan oleh perusahaan adalah mengadakan pelatihan bagi para administrasi dalam melihat bagai mana kinerja yang baik

tertentu untuk meningkatkan populasinya, setelah introduksi agen antagonis diberi waktu yang lebih lama agar perkembangan agen antagonis menjadi lebih baik dan

Dari hasil pengolahan data diketahui terdapat 18 faktor baru yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, yaitu Pemenuhan Harapan Atas: layanan yang akurat, kemudahan yang