• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. petunjuk yang jelas bagi rencana penelitian yang akan dilaksanakan. Pendekatan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. petunjuk yang jelas bagi rencana penelitian yang akan dilaksanakan. Pendekatan yang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

26

BAB III

METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian

Pada dasarnya setiap penelitian memiliki teknik atau cara untuk mendekati objek yang akan diteliti karena penentuan pendekatan yang diambil akan memberikan petunjuk yang jelas bagi rencana penelitian yang akan dilaksanakan. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini dirancang sebagai sebuah penelitian korelasional. Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui atau menguji hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu antara variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

Berdasarkan pada uraian di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif korelasional. Dikatakan pendekatan kuantitatif karena data atau informasi yang dikumpulkan diwujudkan dalam bentuk kuantitatif atau angka-angka. Dikatakan korelasional karena penelitian ini mencari hubungan antar variabel.

1.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas X Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga yang beralamat di JL. Diponegoro Salatiga.

2. Waktu Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 september sampai 01 November 2017.

(2)

27 1.3 Populasi dan Sampel Penelitian 1.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan siswa yang dikenal penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 108). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX di SMP Pangudi Luhur Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa kelas IX yang ada di SMP Pangudi Luhur Tahun Ajaran 2017/2018 sebanyak 74 siswa. Berikut keadaan populasi subyek penelitian yang dapat dilihat dalam table 3.1

Tabel 3.1 Keadaan Populasi Subyek Penelitian

No Kelas JumlahSiswa

1. IX A 25 Siswa

2. IX B 25 Siswa

3. IX C 24 Siswa

Jumlah Total 74 Siswa

3.3.2 Sampel

(Sugiyono 2014) Dalam penelitian ini penulis mengambil semua siswa yang berjumlah 74 siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga.

1.4 Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek atau apapun yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu :

(3)

28 3.3.1 Variabel bebas

Variabel bebas (X) merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi suatu gejala yang disebut variabel penyebab atau disebut juga variabel independent. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosi.

3.3.2 Variabel terikat

Variabel terikat (Y) adalah variabel yang tergantung atau variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas atau disebut juga variabel dependent. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah perilaku bullying.

1.5 Definisi Operasional

Untuk lebih memudahkan dalam penelitian, maka definisioperasional variabel penelitian perlu dijabarkan sebagai berikut :

1. Kecerdasan Emosi

Dari beberapa pendapat ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan dalam memahami diri dan mengontrol emosi yang ada di dalam diri disertai dengan kemampuan dalam memotivasi diri sendiri dan orang lain, dan mampu membina hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

2. Perilaku Bullying

Perilaku seseorang yang secara sengaja mengandalkan kekuatannya kepada korban yang lebih lemah atau tidak memiliki keseimbangan kekuatan antara pelaku bullying dan korban bully yang dilakukan pelaku secara berulang kali pada korban. 1.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Saifuddin Azwar (2007) menjelaskan bahwa

(4)

29

metode pengumpulan data dalam suatu penelitian mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang akan diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah metode angket atau kuesioner dengan model skala psikologi. Skala psikologi merupakan cara pengumpulan data dengan menetapkan besarnya bobot atau nilai skala bagi setiap jawaban pernyataan objek psikologis yang berdasarkan pada suatu kontinum.

Dalam penelitin ini, penulis menggunakan jenis skala Likert, Skala pengukuran ini digunakan untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah selanjutnya (Saifuddin Azwar, 2007).

1.6.1 Skala Kecerdasan Emosi

Skala yang digunakan dalam penelitian ini, dimodifikasi dari skala yang dibuat oleh Nilam Kusuma Dewi (2012). Skala ini terdiri dari item-item yang disusun berdasarkan aspek-aspek konsep diri yang telah dijelaskan dalam definisi operasional, yang terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan sosial.

Model skala yang akan digunakan pada skala kecerdasan emosi adalah skala Likert (Summated-Rating Scale). Pendekatan ini menuntut sejumlah item pertanyaan yang monoton yang terdiri dari pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable. Pernyataan-pernyataan tersebut memiliki 4 (empat) alternatif jawaban, keempat alternatif jawaban tersebut adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala ini telah dimodifikasi dengan menghilangkan jawaban ragu-ragu. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan subjek memilih jawaban ragu-ragu.

(5)

30

Untuk butir-butir favorable, pilihan jawaban Sangat Sesuai bernilai 4, pilihan jawaban Sesuai bernilai 3, pilihan jawaban Tidak Sesuai bernilai 2, dan Sangat Tidak Sesuai bernilai 1. Sedangkan untuk butir-butir unfavorable, pilihan jawaban Sangat Sesuai bernilai 1, pilihan jawaban Sesuai bernilai 2, pilihan jawaban Tidak Sesuai bernilai 3, dan Sangat Tidak Sesuai bernilai 4.

Tinggi rendahnya kecerdasan emosional akan tampak pada skor yang diperoleh berdasarkan skala kecerdasan emosi. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi kecerdasan emosional, sebaliknya jika semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula kecerdasan emosionalnya.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Kecerdasan Emosi sebelum uji coba

No Aspek Indikator Favoria

ble Unfavori able Jumlah 1. Mengenali emosi diri a. Memahami penyebab timbulnya emosi 1,2 5,6 4 b. Memahami penyebab timbulnya emosi 3,4 7,8 4 2. Mengelola diri sendiri a. Mengendalikan diri 9,10 13,14 4 b. Mengekpresik an emosi dengan tepat 11,12 15,16 4

3. Memotivasi diri a. Optimis 17,18 21,22 4 b. dorongan berprestasi 19,20 23,24 4 4. Mengenali emosi

orang lain

a. peka terhadap perasaan orang lain

25,26 29,30 4

b. mendengarkan masalah orang lain

27,28 31,32 4 5. Membina

hubungan dengan orang lain

a. dapat bekerja sama 33,34 37,38 4

b. terampil berkomunikasi

35,36 39,40 4

(6)

31 3.6.2 Skala Perilaku Bullying

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Delaware Bullying Questionnaire yang diadaptasi oleh Josheph III Beau Biden (2006) berdasarkan teori Olweus (1993) dan sudah dimodifikasi oleh penulis. Kuesioner ini berisi tentang tindakan bullying yang dilakukan oleh siswa di sekolah yang terdiri dari 44 item. Tiap item terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan skor yang berbeda – beda, untuk item favorable dengan perincian skor 4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban jarang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Sedangkan untuk nilai unfavorabel 1 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban sering, 3 untuk jawaban jarang dan 4 untuk jawaban tidak pernah. Adapun pembagian kuesioner dan kisi – kisinya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Bullying sebelum uji coba Konsep Aspe k Indikator Favora ble Unfavorable Jumlah Bullying di sekolah Aspek fisik Bullying dengan menyakit korban secara jasmaniah yaitu dengan memukul, menendang, merebut benda orang lain, dan menjahili korban secara fisik. 21 5,6,7,8,9,10 ,11,16,17, 10 Aspek verbal Bullying dengan cara mengucapkan kata-kata yang membuat korban sakit hatiya itu memfitnah, menggosip, dan memberi nama julukan. 39,40, 41,42 ,43,44 12,13, 30,31, 33,14,18,19,2 2,27,32 17

(7)

32 Aspek relasi onal/ menta l Bullying dengan menimbulkan rasa terancam dan tidak aman secara psikologis pada korbannya, yang menyebabkan korban menjadi cemas, takut, dan merasa

terintimidasi yaitu dengan menteror, mem-permalukan di depan umum dan tidak mem-pedulikan korban. 34,35,3 6,37,38 1,2,3,4,26,28, 29,15,20,23,2 4,25 16 Jumlah 12 32 44

1.7 Uji Validitas & Reliabilitas

3.6.1 Validitas

Validitas menunjukan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukuran yang menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin di ukur (Saifuddin Azwar, 2007). Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2010) untuk menguji validitas konstruk dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Selain itu menurut Suharsimi Arikunto (2010) menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Teknik uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Corrected Item-Total Corelation dengan menggunakan fasilitas Computer Program SPSS For Windows Seri 20.0. Hasil korelasi dalam uji ini dapat dilihat pada output Item-Total Statistis pada

(8)

33

kolom Corrected Item-Total Correlation, nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah responden sebanyak 30, maka diperoleh r tabel sebesar 0,30. Menurut Sugiyono (2010) bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan ≥ 0,3 maka faktor tersebut memiliki construct yang kuat dan memiliki validitas yang baik. Sebaliknya apabila korelasi tiap faktor tersebut ≤ 0,30 maka butir instrument itu tidak valid.

Menganalisis hasil uji coba menggunakan SPSS For Window Seri 20.0. Jika nilai koefesien korelasi dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai tabel kritik, maka pertanyaan tersebut signifikan.

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Saifuddin Azwar, 2007). Selain itu Suharmi Arikunto (2006) menyatakan reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.

Reliabilitas instrumen merupakan derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrument yang sama dalam kondisi yang berbeda. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur tentang kecerdasan emosional dan perilaku bullyingadalah dengan Alpha cronbach. Reliabilitas dianggap memuaskan apabila koefisiennya mencapai 0.900, namun demikian, terkadang suatu koefisien yang tidak setinggi itu masih bisa digunakan bersama-sama dengan skala lain dalam suatu perangkat pengukuran (Saifuddin Azwar, 2007).

(9)

34

Tujuan dilakukannya uji validitas dan uji reliabilitas adalah untuk syarat mutlak dalam penelitian untuk mendapatkan data dari instrument yang telah teruji dan mampu mengukur data yang hendak diukur. Validitas dan reliabilitas instrument dapat diketahui setelah dilakukan uji coba instrumen.Uji coba instrumen dilaksanakan terhadap siswa kelas IX di SMP Pangudi Luhur Salatigatahun ajaran 2017/2018. Pemilihan uji coba instrumen dilakukan di kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga karena melihat dari karakteristik yang telah dijelaskan pada teori dan fenomena-fenomena yang ada bahwa siswa-siswanya cenderung bisa dikatakan memiliki perilaku bullying. Sebelum mengisi skala, siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisian skala.

3.6.3 Hasil uji coba

Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba (try out) guna pembakuannya, yaitu dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas, uji coba dilakukan pada 30 subjek. Subjek uji coba penelitian ini adalah siswa kelas IX C, dan IX B di SMP Pangudi Luhur Salatiga yang bukan subjek penelitian sebanyak 30 subjek, jadi subjek uji coba instrumen tidak termasuk subjek penelitian, sehingga tidak terjadi subjek uji coba yang juga berperan sebagai subjek penelitian.

Uji coba instrumen melalui analisis butir menggunakan korelasi spearman rank, perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows seri 20.0.

a. Uji Validitas

1. Uji validitas skala kecerdasan emosional. Pada skala kecerdasan emosional diperoleh 38 item yang valid dari 40 item yang diuji cobakan dengan item valid bergerak dari 0,342 sampai 0,796. Sedangkan yang diuji cobakan dengan item yang gugur bergerak

(10)

35

dari 0,218 sampai 0,221 Pada tabel dibawah ini dapat dilihat item yang dinyatakan valid dan gugur, sebagai berikut :

Tabel 3.4 Distribusi Item Valid dan Gugur Skala Kecerdasan Emosi

Valid Gugur 1,2 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40 32, 39 ∑38 ∑2

2. Uji validitas skala perilaku bullying. Pada skala perialu bullying diperoleh 44 item yang valid dari 42 item yang diuji cobakan dengan koefisien validitas item valid bergerak dari 0,341 sampai 0,772. Sedangkan pada item yang gugur bergerak dari 0,269 sampai 0,294 Berikut ini merupakan item yang dinyatakan valid dan gugur, sebagai berikut :

Tabel 3.5 Distribusi Item Valid dan Gugur Skala Perilaku Bullying

Valid Gugur 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, , 10, 11, 12, 14, 15, 16,17 , 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 24, 26, 27, 28,29,30, 31, 32, 33, 34, 34, 36, 37, 38, 39, 40 ,41, 42, 43, 44, 9,13 ∑42 ∑2 b. Uji reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2010) menyatakan bahwa reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

(11)

36

Penelitian ini rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas adalah dengan Alpha Cronbach menggunakan program SPSS For Window Seri 20.0. Saifuddin Azwar (2007) menjelaskan bahwa reliabilitas instrumen dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar 0 sampai 1.00, dalam hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00 maka semakin tinggi realiabilitasnya.

Sebaliknya jika koefisiennya reliabilitas mendekati 0 maka semakin rendah reliabilitasnya. Reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan menggunakan instrumen yang sama dalam waktu dan kondisi yang berbeda. Sugiyono (2010) juga memberikan interpretasi koefisien korelasi dari reliabilitas instrumen yang telah diketahui validitasnya. Interpretasi tersebut yaitu :

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisen r hitung Interpretasi 0,80 – 1,000 Reliabilitas sangat kuat

0,60 - 0,799 Realibilitas kuat 0,40 - 0,599 Reliabilitas sedang

0,20 - 0,399 Reliabilitas rendah 0,00-0,199 Reliabilitas sangat rendah

Setelah diuji reliabilitas menggunakan SPSS 20.0 diperoleh Koefisien Alpha Cronbach sebagai berikut :

(12)

37

Tabel 3.7 Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.954 40

Tabel 3.8 Reliabilitas Skala Perilaku bullying

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.962 44

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai reliabilitas alpha pada skala kecerdasan emosional bernilai 0,954 dan skala perilaku bullying bernilai 0,964 sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas instrument dari skala tersebut sangat kuat.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang terkumpul berupa skor dianalisa menggunakan metode statistik memakai teknik analisis korelasi spearman rank hubungan antar varibel yang mensyaratkan skala data ordinal dalam pengujiannya, dan skala data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala data ordinal. Dalam analisis ini penulis dibantu dengan program SPSS 20.00

Gambar

Tabel 3.1 Keadaan Populasi Subyek Penelitian
Tabel 3.4 Distribusi Item Valid dan Gugur Skala Kecerdasan Emosi
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi
Tabel 3.7 Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional

Referensi

Dokumen terkait

waralaba yang merupakan suatu konsep usaha yang dilakukan dengan jalan pemasaran atau pendistribusian barang atau jasa, kepada konsumen sebagai bentuk ekspansi (perluasan

Untuk memperoleh gambaran yang lebh jelas mengenai ciri - ciri program remedial, Izhar Idris (2001:66-67) menjelaskan perbandingan antara program remedial dengan

Masukan sel rata kanan : Jika data lebih panjang dari panjang sel maka lebihnya akan mengisi sel disebelah kirinya yang kosong, jika sel sebelah kiri terisi maka data akan

Kita dapat memperkirakan bahwa pada saat itu, Nazaret telah sedemikian rupa diabaikan sehingga tidak ada hal baik yang dapat diharapkan muncul dari mereka yang tinggal di

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

(e) Model pendidikan karakter kewirausahaan melalui unit produksi dan jasa di SMKN 2 Pengasih dilakukan melalui kegiatan kurikuler dan kegiatan proses produksi UPJ dengan

b) Implementansi kebijakan pengurangan risiko bencana. Dimana potensi kerentanan akan lebih banyak berbicara tentang aspek teknis yang berhubungan dengan dimensi

Setelah menyimak penjelasan guru tentang tanggung jawab warga, siswa dapat mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pemilihan kepala desa di desanya.. Setelah