• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang IMO Meeting of Maritime Safety Committee (MSC) Sesi ke-95

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang IMO Meeting of Maritime Safety Committee (MSC) Sesi ke-95"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 1 dari 12

Informasi Teknik

No. : 036 - 2015

25 Juni 2015

Kepada : Semua Pengguna jasa BKI

Perihal : Laporan Singkat Sidang IMO Meeting of Maritime Safety Committee (MSC) Sesi ke-95

Ringkasan

Informasi Teknik ini merupakan ringkasan hasil sidang sesi ke-95 dari pertemuan Maritime Safety Committe (MSC) yang diselenggarakan ari 03 sampai dengan 12 Juni 2015, bertempat di Kantor Pusat IMO di London.

Informasi

1. Beberapa agenda penting yang didiskusikan pada sidang MSC 95 antara lain: Nomor

Agenda Topik

1 Adoption of the agenda 2 Decisions of other IMO bodies

3 Consideration and adoption of amendments to mandatory instruments 4 Measures to enhance maritime security

5 Goal-based new ship construction standards 6 Passenger ship safety

7 Performance review and audit of LRIT Data Centres 8 Carriage of cargoes and containers

9 Human element, training and watchkeeping 10 Ship design and construction

11 Navigation, communications and search and rescue 12 Ship systems and equipment

13 Capacity building for the implementation of new measures 14 Formal safety assessment, including general cargo ship safety 15 Piracy and armed robbery against ships

16 Implementation of instruments and related matters 21 Any other business

2. Agenda diatas adalah beberapa isu teknis yang dibahas pada saat pertemuan. Lampiran singkat terkait isu teknis disampaikan pada dokumen terlampir.

(2)

Halaman 2 dari 12 3. Informasi yang disediakan dalam Informasi teknis ini adalah yang berkaitan erat dengan ruang lingkup pekerjaan BKI. Segala informasi maupun saran yang tersedia pada dokumen ini bukan merupakan tanggung jawab BKI dan BKI tidak dapat diperkarakan oleh siapapun dari kehilangan, kerusakan atau kerugian biaya akibat ketidakakuratan data yang disampaikan.

Informasi lebih lanjut

Pertanyaan sehubungan dengan Informasi Teknik ini dapat ditujukan ke: BKI Statutory Division

Yos Sudarso 38-40 Jakarta, 14320 Indonesia Phone : +62 21 436 1899, 436 1901, 436 1903, 436 1904 Fax : +62 21 4390 1974 Email : sta@bki.co.id Direktur Klasifikasi -signed-

(3)

Lampiran  Informasi  Teknik  No:  036  –  2015                   Halaman 3 dari 12 RINGKASAN DARI SIDANG MARITIME SAFETY COMMITTE (MSC) SESI KE-95

1. DECISION OF OTHER BODIES (Agenda Nomor 2)

MSC 95 diminta oleh Sub-Komite PPR untuk dapat menyetujui draf unified interpretation dari SOLAS regulasi II-2/16.3.3 dan IBC Code paragraf 15.13.5.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Komite menyetujui MSC.1/Circ.1501 Unified Interpretation of SOLAS regulation II-2/16.3.3 for products requiring oxygen-dependent inhibitors dan MSC-MEPC.5/Circ.10 Unified interpretation of paragraph 15.13.5 of IBC Code for products requiring oxygen-dependent inhibitors, yang dipersiapkan oleh Drafting Group untuk Consideration and Adoption of Amendments to Mandatory Instruments.

2. CONSIDERATION AND ADOPTION OF AMENDMENTS TO MANDATORY INSTRUMENTS (Agenda Nomor 3)

Dalam agenda ini, MSC 95 mendiskusikan beberapa instrumen yang menghasilkan sejumlah amandemen dan adopsi yang dituangkan dalam putusan Komite.

2.1 Adopsi terhadap IGF Code dan Amandemen terhadap Konvensi yang relevan dengan IGF Code

a. Adopsi terhadap IGF Code

Melalui Resolusi MSC.391(95), Komite mengadopsi IGF Code dan mencatat bahwa IGF Code akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2017 mengikuti berlakunya amandemen SOLAS bab II-1 dan II-2 sesuai Resolusi MSC.392(95) pada tanggal tersebut.

Untuk dapat diketahui IGF Code adalah standar internasional terkait dengan pengaturan, instalasi, kontrol dan pemantauan permesinan, perlengkapan pada kapal yang menggunakan bahan bakar dengan low-flashpoint, dengan menggarisbawahi bahwa kapal tersebut tidak mengikuti IGC Code yang sudah lebih dulu ada.

b. Amandemen terhadap Konvensi SOLAS 1. SOLAS Reg II-1/2 Definisi

Penambahan definisi baru untuk IGF Code dan bahan bakar low-flashpoint. 2. SOLAS Reg II-1/55 Desain dan pengaturan alternatif (Bagian F)

Amandemen untuk paragraf 1 sampai dengan 3 yang menambahkan aturan terkait deviasi dari regulasi terhadap bahan bakar low-flashpoint.

(4)

Lampiran  Informasi  Teknik  No:  036  –  2015                   Halaman 4 dari 12 Regulasi 56 untuk tanggal mulai pemberlakuan bagi kapal yang menggunakan bahan bakar low-flashpoint dan penekanan bahwa IGF Code tidak berlaku untuk kapal IGC Code sekalipun kapal IGC Code tersebut menggunakan bahan bakar low-flashpoint yang bukan merupakan muatan. Adapun regulation 57 mensyaratkan wajjibnya pemenuhan terhadap IGF Code bagi kapal yang menggunakan bahan bakar low-flashpoint, kecuali yang memenuhi kualifikasi kriteria pada Regulasi 56.

4. SOLAS Reg II-2/4 Probabilitas pengapian (Bagian B)

Penggantian judul paragraf 2, judul paragraf 2.1, subparagraf 4 paragraf 2.1, dan penambahan teks dari paragraf 5.3.2.2 yang memasukkan resiko pengapian pada bahan bakar low-flashpoint untuk dapat memenuhi IGF Code.

5. SOLAS Reg II-2/11 Keutuhan struktural (Bagian C)

Penambahan kalimat terhadap paragraf 6.2 terkait keutuhan dari bukaan dan penambahan kalimat terhadap paragraf 6.3.2 terkait peralatan sekunder untuk mencegah tekanan berlebih (over-pressure) dan tekanan kurang (under-(over-pressure) saat keadaan kerusakan terhadap, atau ketidaksengajaan dari penutupan dari, peralatan isolasi pengaturan ventilasi.

6. SOLAS Reg II-2/20 Proteksi dari kendaraan, ruang kategori khusus dan ro-ro (Bagian G)

Penggantian paragraf 3.1.2 untuk memungkinkan penggunaan opsi sistem kendali mutu udara sebagai alternatif dari persyaratan preskriptif ventilasi ruang kendaraan dan ro-ro.

7. Passenger Ship Safety Certificate dan Cargo Ship Safety Construction Certificate dari SOLAS 1974 dan Protocol 78

Amandemen tersebut sebagai tambahan dan penggantian teks untuk mengakomodasi IGF Code. 8. Passenger Ship Safety Certificate, Cargo Ship Safety Construction Certificate, dan Cargo Ship

Safety Certificate dari Protokol 88

Amandemen ini menambah dan mengganti teks untuk merefleksikan IGF Code. c. Amandemen terhadap Konvensi STCW dan STCW Code

Mengikuti diadopsinya IGF Code, sisi pelatihan awak kapal yang nantinya akan mengoperasikan kapal IGF juga didiskusikan pada MSC 95. Amandemen terhadap Konvensi STCW dan Code direncanakan berlaku pada 1 Januari 2017, antara lain:

1. Konvensi STCW Regulasi V/3 (baru) melalui Resolusi MSC.396(95)

Regulasi baru ini menspesifikasikan kewajiban persyaratan minimum terhadap pelatihan nakhoda, perwira, ABK dan personil lain di kapal yang terkena pemberlakuan IGF Code.

2. STCW Code Section A-V/3 (baru) melalui Resolusi MSC.397(95)

Section baru ini menspesifikasikan standar minimum kompetensi, baik dasar maupun lanjut, untuk kapal yang terkena pemberlakuan IGF Code seperti dirinci pada Tabel A-V/3-1 dan Tabel A-V/3-2. 3. STCW Code Section B-V/3 seperti termuat dalam STCW.6/Circ.11

Section ini adalah sebagai panduan terkait pelatihan dan kualifikasi dari nakhoda, perwira, ABK dan personil lain di kapal yang terkena pemberlakuan IGF Code.

(5)

Lampiran  Informasi  Teknik  No:  036  –  2015                   Halaman 5 dari 12 2.2 Amandemen terhadap 2011 ESP Code dan penerbitan panduan yang terkait

Pada MSC 95, dua perihal terkait enhanced survey program didiskusikan dan selanjutnya disetujui, yaitu corrigendum terhadap amandemen ESP Code yang diadopsi oleh MSC 94 lalu, dan MSC.1/Circ.1502 terkait Guidance on pressure testing of boundaries of cargo oil tanks under direction of the master, dengan rincian:

1. Perbaikan editorial terhadap ESP Code

Komite menyetujui corrigendum terhadap resolusi MSC.381(94) yang mengamandemen 2011 ESP Code, dalam hal syarat kehadiran surveyor saat pengukuran ketebalan dan merevisi penggunaan kata classification society dirubah menjadi recognized organization.

2. MSC.1/Circ.1502 on Guidance on pressure testing of boundaries of cargo oil tanks

Dasarnya adalah International Code on the Enhanced Programme of Inspections during Surveys of Bulk Carriers and Oil Tankers, 2011 (2011 ESP Code) yang diadopsi pada tanggal 30 Nopember 2011 melalui resolusi A.1049(27) mensyaratkan pengujian dilakukan pada semua tangki muat dari kapal tangki minyak.

Berdasarkan Circular tersebut, diberikan petunjuk, informasi, dans aran perihal teknis dan formal yang berkaitan dengan syarat pengujian semua tangki muat dalam arahan nakhoda sesuai 2011 ESP Code.

Tata caranya didahului dengan pemilik mengajukan prosedur pengujian tangki untuk ditelaah oleh Pemerintah atau RO, merincikan tinggi cairan, tangki yang diisi, dan batasan ruang permukaan yang diuji.

Terdapat pengecualian bahwa panduan dalam circular ini tidak berlaku untuk tangki air balas yang bersebelahan dengan tangki muat, dan keadaan dimana kapal berada di galangan atau keadaan dimana surveyor Pemerintah atau RO) berada di kapal.

2.3 Amandemen IMSBC Code

Sesuai dengan jadwal amandemen IMSBC Code yaitu dua tahun sekali, amandemen berikut terhadap International Maritime Solid Bulk Cargoes (IMSBC) Code dijadwalkan untuk berlaku efektif pada tanggal 1 January 2017 melalui Resolusi MSC.393(95), antara lain:

1. Modifikasi editorial pada "Loading" section terkait kata "pile of the cargo".

2. Amandemen terhadap Section 3 rterkait asesmen keselamatan terhadap kebakaran pada daerah penanganan muatan di kapal self-unloading bulk carriers yang menggunakan instalasi sistem conveyor internal pada struktur kapalnya.

3. Amandemen terhadap Section 7 terkait ketentuan kandungan kelembaban normal (normal moisture content) muatan yang tidak boleh melebihi Transportable Moisture Limit (TML)-nya. 4. Section 14 (baru) terkait pencegahan pencemaran oleh residu muatan dari kapal, yang termasuk

amandemen terkait substansi Harmful to the Marine Environment (HME), pengelolaan residu dari muatan curah padat dengan memperhatikan klasifikasi dari muatan curah padat pada MARPOL Annex V, dan reproduksi dari MARPOL Annex V yang terbaru.

(6)

Lampiran  Informasi  Teknik  No:  036  –  2015                   Halaman 6 dari 12 6. Amandemen terhadap Appendix 2 prosedur pengujian Proctor/Fragerberg yang dimodifikasi untuk

menentukan TML dari Iron Ore Fines.

7. Isian baru untuk non-cohesive cargoes pada Appendix 3. 8. Isian baru untuk indeks bahan pada Appendix 4.

9. Appendix 5 (baru) terkait Bulk Cargo Shipping Names dalam tiga bahasa (Inggris, Spanyol dan Perancis).

10. Amandemen terhadap kalimat dan catatan kaki terkait judul dan nomor resolusi dan circular IMO. 3. MEASURES TO ENHANCE MARITIME SECURITY (Agenda Nomor 4) & PIRACY AND

ARMED ROBBERY AGAINST SHIPS (Agenda Nomor 15)

MSC 95 mendiskusikan kedua agenda yang saling terkait diatas pada pleno dan membentuk Working Group on Maritime Security dan menyetujui hasil berikut:

1. Mengulang pernyataan bahwa keamanan dunia maya cybersecurity adalah isu yang penting. Kerentanan terhadap serangan terhadap perangkat lunak, sabotase, dan meningkatnya pertukaran data elektronik antara darat dan kapal telah menimbulkan resiko di wilayah cybersecurity maritim. Komite setuju untuk menunggu masuknya dokumen terkait cybersecurity maritim pada sidang FAL 60 dan MSC 96, termasuk pengembangan dari panduan industri yang dilakukan oleh ICS, BIMCO, INTERTANKO dan INTERCARGO pada sesi MSC 95 ini.

2. Menyetujui MSC.1/Circ.1517 terkait Best Management Practices for Protection against Somalia Based Piracy.

3. Menyetujui MSC.1/Circ.1406/Rev.3 terkait Revised interim recommendations for flag States regarding the use of privately contracted armed security personnel on board ships in the High Risk Area, yang menambahkan persyaratan yang relevan tentang sertifikasi private maritime security companies (PMSC) seperti termuat dalam ISO 28007.

4. GOAL-BASED NEW SHIP CONSTRUCTION STANDARDS (Agenda Nomor 5)

Pada sesi 95 ini MSC membentuk WG GBS, berikut mengesahkan dan menyetujui hasil sebagai berikut:

1. MSC.1/Circ.1394/Rev.1 mengenai Generic guidelines for developing IMO goal-based standards. 2. Pandangan WG GBS terkait rencana kerja ke depan terkait pengembangan draf Interim

guidelines for the application of the goal-based standards safety-level approach (SLA), berikut pengembangan persyaratan fungsional untuk SOLAS Chapter III, dengan jadwal untuk dilaporkan pada MSC 98.

5. PASSENGER SHIP SAFETY (Agenda Nomor 6)

MSC 95 mencatat informasi dari ISO bahwa butir pekerjaan baru terkait unified interpretation of the provision of Man Overboard Detection Devices for Passenger Ships sedang dalam proses, that new work item is underway to assist the, dengan cara menyediakan standar ISO bagi alat tersebut.

(7)

Lampiran  Informasi  Teknik  No:  036  –  2015                   Halaman 7 dari 12 6. CARRIAGE OF CARGOES AND CONTAINERS (Agenda Nomor 8)

Pada pertemuan CCC 1 yang diselenggarkan pada September 2014, Sub-Komite membuat draf amandemen terhadap beberapa MSC circular terkait draf amandemen (03-15) dari IMSBC Code. MSC pada sesi ke-95 ini menyetujui amandemen terhadap MSC circular berikut:

1. MSC.1/Circ.1395/Rev.2 - Lists of solid bulk cargoes for which a fixed gas fire-extinguishing system may be exempted or for which a fixed gas fire-extinguishing system is ineffective;

2. MSC.1/Circ.1453/Rev.1 - Guidelines for the submission of information and completion of the format for the properties of cargoes not listed in the International Maritime Solid Bulk Cargoes (IMSBC) code and their conditions of carriage; dan

3. MSC.1/Circ.1454/Rev.1 - Guidelines for developing and approving procedures for sampling, testing and controlling the moisture content for solid bulk cargoes which may liquefy.

7. HUMAN ELEMENT, TRAINING AND WATCHKEEPING (Agenda Nomor 9)

Pada pertemuan HTW 2 yang diselenggarkan pada Pebruari 2015, Sub-Komite menghasilkan beberapa hal untuk diperhatikan oleh Komite. MSC pada sesi ke-95 ini menyetujui langkah berikut: 1. Menyetujui MSC.1/Circ.1503 on ECDIS – Guidance for good practice.

2. Meneruskan draf MSC Circular terkait Guidelines for port State control officers on the ISM Code kepada Sub-Komite III untuk dapat ditelaah dan difinalisasi, dengan rencana persetujuan oleh Komite pada sesi berikutnya.

3. Meneruskan draf MSC circular terkait Guidelines on consolidated IMO provisions for the safe carriage of dangerous goods in packaged form by sea, kepada Sub-Komite CCC Sub-Committee untuk dapat ditelaah dan difinalisasi, dengan rencana persetujuan oleh Komite pada sesi berikutnya.

4. Mencatat diskusi terkait revisi dari Guidance on fatigue mitigation and management (MSC/Circ.1014) pada sidang HTW 2 termasuk pengajuan dokumen oleh Inggris. Dengan memperhatikan diskusi bahwa sekalipun antara tingkat pengawakan dan kelelahan ada keterkaitan, tetapi gambar besar dari "tindakan melawan kelelahan" selain “pengawakan" agar dapat dimasukkan dalam Guidance ini, Komite menginstruksikan Sub-Komite HTW untuk mengikutsertakan butir penting dari diskusi ini pada saat proses revisi Guidance.

5. Mencatat diskusi tentang penerapan persyaratan medic dan penglihatan ke dalam 2010 Manila Amendments dari STCW Code, dan mengakui bahwa standar antara pelaut yang berlayar saat ini dengan mereka yang baru akan memulai karir sebagai pelaut harus dibedakan. Lebih jauh, Komite menginstruksikan Sub-Komite HTW untuk memberikan klarifikasi terkait hal tersebut dalam “Guidance for the implementation of the 2010 Manila Amendments”, jika dibutuhkan.

8. SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION (Agenda Nomor 10)

Pada pertemuan SDC 2 yang diselenggarkan pada Pebruari 2015, Sub-Komite menghasilkan beberapa hal untuk diperhatikan oleh Komite. MSC pada sesi ke-95 ini menyetujui langkah berikut:

(8)

Lampiran  Informasi  Teknik  No:  036  –  2015                   Halaman 8 dari 12 1. Memperhatikan penting dan mendesaknya jalan keluar terhadap isu personil industri (industrial

personnel) di kapal. Akan tetapi pembuatan draf MSC circular tentang definisi dari industrial personnel dapat memberi dampak yang perlu diantisipasi lanjut, antara lain penerapannya diluar sector energy, dan adanya potensi konflik dengan instrument IMO yang ada. Oleh karenanya, Komite menyetujui rencana output baru terkait “Mandatory instrument and/or provisions addressing safety standards for the carriage of more than 12 industrial personnel on board vessels engaged on international voyages” dengan target penyelesaian tahun 2017.

2. Mengadopsi Resolusi MSC.399(95) terkait amandemen terhadap Guidelines for the application of plastic pipes on ships (Resolusi A.753(18)), yang diamandemen oleh Resolusi MSC.313(88). 3. Menyetujui draf amandemen terhadap SOLAS regulation II-2/13 terkait analisis evakuasi, dengan

rencana diadopsi oleh MSC 96.

4. Menyetujui draf amandemen terhadap SOLAS regulation II-1/22 terkait pintu kedap air, dengan rencana diadopsi oleh MSC 96.

5. Menyetujui draf amandemen terhadap pembukaan 2008 IS Code terkait kapal yang terlibat operasi anchor-handling, dengan rencana diadopsi oleh MSC 96. In addition, MSC approved draft amendments to part B of the 2008 IS Code regarding vessels engaged in anchor-handling operations.

6. Menyetujui draf amandemen terhadap 2011 ESP Code, dengan rencana diadopsi oleh MSC 96. 7. Menyetujui MSC.1/Circ.1505 tentang Unified interpretation of SOLAS regulation II-2/13.6.

8. Menyetujui MSC.1/Circ.1504 tentang Unified interpretation of the Guidelines for safe access to tanker bows (Resolusi MSC.62(67).

9. Menyetujui MSC.1/Circ.1506 tentang Guidance for watertight doors on passenger ships which may be opened during navigation.

10. Menyetujui MSC.1/Circ.1507 tentang Amendments to unified interpretations of the provisions of SOLAS chapters II-1 and XII, of the Technical provisions for means of access for inspections (resolution MSC.158(78)) and of the Performance standards for water level detectors on bulk carriers and single hold cargo ships other than bulk carriers (resolution MSC.188(79)) (MSC.1/Circ.1464/Rev.1).

11. Menyetujui MSC.1/Circ.1508 tentang Unified interpretations on regulation 36(6) of the Protocol of 1988 relating to the International Convention on Load Lines, 1966.

12. Menyetujui MSC.1/Circ.1509 tentang Unified interpretations of the Code on Noise Levels on board Ships (Resolusi MSC.337(91).

13. Menyetujui MSC.1/Circ.1510 tentang amendment to Unified interpretations of SOLAS chapter II-2, the FSS Code, the FTP Code and related fire test procedures (MSC/Circ.1120).

14. Menyetujui MSC.1/Circ.1511 tentang Unified interpretations of SOLAS regulations 2/9 and II-2/13.

15. Memasukkan kembali pembuatan draf “Guidelines for use of Fibre Reinforced Plastic (FRP) elements within ship structures” ke dalam agenda SDC 3.

(9)

Lampiran  Informasi  Teknik  No:  036  –  2015                   Halaman 9 dari 12 Pada pertemuan NCSR 2 yang diselenggarkan pada Maret 2015, Sub-Komite menghasilkan beberapa hal untuk diperhatikan oleh Komite. MSC pada sesi ke-95 ini menyetujui langkah berikut:

1. Mengadopsi resolusi MSC.401(95) tentang Performance standards for multi-system shipborne radionavigation receivers.

2. Mengadopsi resolusi MSC.400(95) tentang Amendments to the Revised performance standards and functional requirements for the Long-range identification and tracking (LRIT) of ships (Resolusi MSC.263(84), as amended).

3. Menyetujui MSC.1/Circ.1259/Rev.7 tentang Amendments to the LRIT Technical documentation, parts I and dan MSC.1/Circ.1294/Rev.5 tentang Amendments to the LRIT Technical documentation, parts II.

4. Menyetujui MSC.1/Circ.1512 tentang Guidelines on Software Quality Assurance and Human Centred Design for e-navigation.

5. Menyetujui MSC.1/Circ.1513 tentang Amendments to the IAMSAR Manual, dengan memperhatikan persetujuan ICAO untuk dimasukkannya proposal amandemen ke dalam Manual, sebagai bagian dari IAMSAR Manual edisi 2016.

10. SHIP SYSTEMS AND EQUIPMENT (Agenda Nomor 12)

Pada pertemuan SSE 2 yang diselenggarkan pada Maret 2015, Sub-Komite menghasilkan beberapa hal untuk diperhatikan oleh Komite. MSC pada sesi ke-95 ini menyetujui langkah berikut:

1. Menyetujui MSC.1/Circ.1514 tentang Performance standard, functional requirements and system requirements for the assessment of smoke management systems.

2. Menyetujui draf amandemen dari chapter 8 dari FSS Code, dengan rencana diadopsi oleh MSC 96.

3. Menyetujui draf chapter 17 (baru) dari FSS Code, dengan rencana diadopsi oleh MSC 96..

4. Menyetujui draf resolusi MSC tentang amandemen chapter 9 dari 2009 MODU Code, dengan rencana diadopsi oleh MSC 96, bersamaan dengan adopsi dari FSS Code chapter 17 (baru). 5. Menyetujui MSC.1/Circ.1515 tentang Revised design guidelines and operational recommendations

for ventilation systems in ro-ro cargo spaces.

6. Menyetujui MSC.1/Circ.1516 tentang Amendments to the Revised guidelines for the maintenance and inspection of fire protection systems and appliances (MSC.1/Circ.1432).

11. RENCANA OUTPUT BARU MSC

Rencana output baru disepakati oleh Komite pada sesi ini, sebagai hal yang perlu didiskusikan oleh Sub-Komite dari MSC pada sesi mereka selanjutnya:

1. Revisi komprehensif terhadap 1995 STCW-F Convention.

2. Revised guidelines on the implementation of the ISM Code by Administrations (resolution A.1071(28)) on training audits.

3. Amendment to the General provisions on ships' routeing (resolution A.572(14)) on establishing multiple structures at sea.

(10)

Lampiran  Informasi  Teknik  No:  036  –  2015                   Halaman 10 dari 12 4. Revised Performance standards for EPIRBs operating on 406 MHz (resolution A.810(19)) to

include Cospas-Sarsat MEOSAR and second generation beacons.

5. Revised Guidelines for preparing plans for cooperation between search and rescue services and passenger ships (MSC.1/Circ.1079).

6. Additional modules to the Revised performance standards for integrated navigations systems (INS) (resolution MSC.252(83) relating to the harmonization of bridge design and display of information.

7. Revised Guidelines and criteria for ship reporting systems (resolution MSC.43(64)).

8. Guidelines for the harmonized display of navigation information received via communications equipment.

9. Performance standards for ship-borne GMDSS equipment to accommodate additional providers of GMDSS satellite services.

10. Revised SOLAS regulation II-1/3-8 and associated guidelines (MSC.1/Circ.1175) and new guidelines for safe mooring operations for all ships.

11. Mandatory instrument and/or provisions addressing safety standards for the carriage of more than 12 industrial personnel on board vessels engaged on international voyages.

12. Clarification of the requirements in SOLAS chapter II-2 for fire integrity of windows on passenger ships carrying not more than 36 passengers and special purpose ships with more than 60 (but no more than 240) persons on board".

13. Revision of SOLAS regulations II-1/13 and II-1/13-1 and other related regulations for new ships. 12. DAFTAR RESOLUSI MSC DARI MSC 95

1. Resolusi MSC.391(95) – Adoption of International Code of Safety for Ships Using Gases or Other Low-Flashpoint Fuels (IGF Code)

2. Resolusi MSC.392(95) – Amendments to the International Convention for the Safety of Life at Sea, 1974, as Amended (Chapters II-1, II-2 and Appendix)

3. Resolusi MSC.393(95) – Amendments to the International Maritime Solid Bulk Cargoes (IMSBC) Code

4. Resolusi MSC.394(95) – Amendments to the Protocol of 1978 Relating to the International Convention for the Safety of Life At Sea, 1974

5. Resolusi MSC.395(95) – Amendments to the Protocol of 1988 Relating to the International Convention for the Safety of Life at Sea, 1974

6. Resolusi MSC.396(95) – Amendments to the International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW), 1978, as Amended

7. Resolusi MSC.397(95) - Amendments to Part A of the Seafarers' Training, Certification and Watchkeeping (STCW) Code

8. Resolusi MSC.398(95) – Amendments to Part B of the International Code on Intact Stability, 2008 (2008 IS Code)

9. Resolusi MSC.399(95) – Amendments to the Guidelines for the Application of Plastic Pipes on Ships (Resolusi A.753(18)), as Amended by Resolusi MSC.313(88)

(11)

Lampiran  Informasi  Teknik  No:  036  –  2015                   Halaman 11 dari 12 10. Resolusi MSC.400(95) – Amendments to The Revised Performance Standards and Functional

Requirements for the Long-Range Identification and Tracking (LRIT) of Ships (Resolusi MSC.263(84), as Amended)

11. Resolusi MSC.401(95) – Performance Standards for Multi-System Shipborne Radio-navigation Receivers

13. LIST OF CIRCULARS APPROVED BY MSC 95

1. MSC.1/Circ.1501 Unified Interpretation of SOLAS regulation II-2/16.3.3 for products requiring oxygen-dependent inhibitors

2. MSC.1/Circ.1502 Guidance on Pressure Testing of Boundaries of Cargo Oil Tanks under Direction of the Master

3. MSC.1/Circ.1503 ECDIS – Guidance for Good Practice

4. MSC.1/Circ.1504 Unified interpretation of the Guidelines for Safe Access to Tanker Bows (resolution MSC.62(67))

5. MSC.1/Circ.1505 Unified Interpretation of SOLAS regulation II-2/13.6

6. MSC.1/Circ.1506 Guidance for Watertight Doors on Passenger Ships which May Be Opened during Navigation

7. MSC.1/Circ.1507 Amendments to Unified Interpretations of the Provisions of SOLAS Chapters II-1 and XII, of the Technical Provisions for Means of Access for Inspections (resolution MSC.158(78)) and of the Performance Standards for Water Level Detectors on Bulk Carriers and Single Hold Cargo Ships Other Than Bulk Carriers (resolution MSC.188(79)) (MSC.1/Circ.1464/Rev.1)

8. MSC.1/Circ.1508 Unified Interpretations of Regulation 36(6) of the Protocol of 1988 relating to the International Convention on Load Lines, 1966

9. MSC.1/Circ.1509 Unified Interpretations of the Code on Noise Levels on Board Ships (resolution MSC.337(91))

10. MSC.1/Circ.1510 Amendment to Unified Interpretations of SOLAS Chapter II-2, the FSS Code, the FTP Code and related Fire Test Procedures (MSC/Circ.1120)

11. MSC.1/Circ.1511 Unified Interpretations of SOLAS regulations II-2/9 and II-2/13

12. MSC.1/Circ.1512 Guidelines on Software Quality Assurance and Human Centred Design for E-navigation

13. MSC.1/Circ.1513 Amendments to the IAMSAR Manual

14. MSC.1/Circ.1514 Performance Standard, Functional Requirements and System Requirements for the Assessment of Smoke Management Systems

15. MSC.1/Circ.1515 Revised Design Guidelines and Operational Recommendations for Ventilation Systems in Ro-Ro Cargo Spaces

16. MSC.1/Circ.1516 Amendments to the Revised Guidelines for the Maintenance and Inspection of Fire Protection Systems and Appliances (MSC.1/Circ.1432)

17. MSC.1/Circ.1517 Best Management Practices for Protection against Somalia Based Piracy 18. MSC.1/Circ.1395/Rev.2 Lists of Solid Bulk Cargoes for which a Fixed Gas Fire-Extinguishing

System May Be Exempted or for which a Fixed Gas Fire-extinguishing System is Ineffective 19. MSC.1/Circ.1453/Rev.1 Guidelines for the Submission of Information and Completion of the

Format for the Properties of Cargoes Not Listed in the International Maritime Solid Bulk Cargoes (IMSBC) Code and their Conditions of Carriage

(12)

Lampiran  Informasi  Teknik  No:  036  –  2015                   Halaman 12 dari 12 20. MSC.1/Circ.1454/Rev.1 Guidelines for Developing and Approving Procedures for Sampling,

Testing and Controlling the Moisture Content for Solid Bulk Cargoes which May Liquefy 21. MSC.1/Circ.1394/Rev.1 Generic Guidelines for Developing IMO Goal-based Standards

22. MSC.1/Circ.1163/Rev.9 Parties to the International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW), 1978, as amended, confirmed by the Maritime Safety Committee to have communicated information which demonstrates that full and complete effect is given to the relevant provisions of the Convention

23. MSC.1/Circ.1164/Rev.15 Promulgation of information related to reports of independent evaluation submitted by Parties to the International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW), 1978, as amended, confirmed by the Maritime Safety Committee to have communicated information which demonstrates that Parties are giving full and complete effect to the relevant provisions of the Convention

24. MSC.1/Circ.797/Rev.27 List of competent persons maintained by the Secretary-General pursuant to section A-I/7 of the STCW Code

25. MSC.1/Circ.1259/Rev.7 LRIT Technical documentation (Part I) 26. MSC.1/Circ.1294/Rev.5 LRIT Technical documentation (Part II)

27. MSC.1/Circ.1333/Rev.1 Recommendations to Governments for preventing and suppressing piracy and armed robbery against ships

28. MSC.1/Circ.1406/Rev.3 Revised interim recommendations for flag States regarding the use of privately contracted armed security personnel on board ships in the High Risk Area

29. MSC-MEPC.5/Circ.10 Unified interpretation of paragraph 15.13.5 of the IBC Code for products requiring oxygen-dependent inhibitors

30. STCW.6/Circ.11 Amendments to part B of the Seafarers' Training, Certification and Watchkeeping (STCW) Code

31. STCW.7/Circ.24 Amendments to the Interim guidance on training for seafarers on ships using gases or other low-flashpoint fuels (STCW.7/Circ.23)

32. MSC-MEPC.2/Circ.15 Guidelines for the development, review and validation of model courses 33. SN.1/Circ.331Routeing measures other than traffic separation schemes

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan korelasi Rank Spearman diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara individual dengan arah positif dari variabel partisipasi masyarakat (R 2 =

Lalu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam salam dan golongan kedua pun meneruskan satu raka’at, begitu juga dengan golongan yang pertama... TATA CARA

Berdasarkan analisis dengan metode Spearman – Karber (Udupa, 1986) diperoleh dugaan rata-rata ukuran pertama kali matang gonad (Lm) untuk ikan madidihang betina yang tertangkap

Yogyakarta : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan ada tidaknya

Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa faktor banyaknya katalis, jenis bahan campuran, dan interaksi kedua faktor tersebut mempunyai pengaruh yang

Pembuatan tabel distribusi frekuensi dapat dimulai dengan menyusun data mentah ke dalam urutan yang sistematis ( dari nilai terkecil ke nilai yang lebih besar

tentang budaya dan tradisi, 3) pengetahuan tentang inti demokrasi, 4) pengetahuan tentang estetika, 5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, 6) memiliki sikap yang

Tujuan penulisan ini adalah untuk memperkenalkan Toko Julian Selular dalam dunia internet dan memberikan beberapa informasi sekitar ponsel yang berguna bagi pengguna internet.