Aplikasi
Aplikasi Pasangan
Pasangan Elektroda
Elektroda Al
Al –
– Al
Al
untuk
untuk Pengolahan
Pengolahan Air
Air Bersih
Bersih dengan
dengan
Sistem
Sistem Kontinyu
Kontinyu
SIDANG HASIL TUGAS AKHIR
Oleh: Oleh:
Karina Rindang Trapsilasiwi 3306.100.030
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2010
Dosen Pembimbing :
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
RUANG LINGKUP
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Jumlah Penduduk Kebutuhan Kualitas Air Baku Air Minum Kegiatan Manusia Kebutuhan Bahan Kimia Harga Efisiensi Metode Alternatif Pengolahan Kebutuhan Air Harga Pengolahan Efisiensi Pengolahan ELEKTROKOAGULASI ELEKTROKOAGULASIRUMUSAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH
• Pengaruh waktu kontak dan kuat arus terhadap efisiensi penurunan kekeruhan serta warna pada pasangan elektroda Aluminium (Al) dengan sistem
batch. batch.
• Pengaruh debit aliran dan kuat arus terhadap
efisiensi penurunan kekeruhan serta warna pada pasangan elektroda Aluminium (Al) dengan sistem kontinyu.
• Perbandingan biaya yang diperlukan antara metode elektrokoagulasi dengan metode jartest.
RUANG LINGKUP
RUANG LINGKUP
• Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium di laboratorium PDAM Karang Pilang Surabaya
menggunakan sistem batch dan dilanjutkan dengan sistem kontinyu.
sistem kontinyu.
• Sampel yang digunakan adalah sampel effluen
prasedimentasi PDAM Karang Pilang I Surabaya yang merupakan air influen proses flash mix PDAM Karang Pilang I Surabaya dengan kriteria:
– Kekeruhan = 100 - 150 NTU
Lanjutan…
•
Elektroda yang digunakan adalah plat
Alumunium (Al) sebagai anoda dan katoda.
•
Jarak antar plat 1,5 cm dan tegangan yang
digunakan 9 Volt
digunakan 9 Volt
•
Variasi yang digunakan pada sistem batch
adalah :
– Variasi waktu kontak: 30, 40, 60, 120 detik
Lanjutan…
• Variasi yang digunakan pada sistem kontinyu adalah :
– Variasi debit
• Parameter yang diukur pada sistem batch adalah kekeruhan, warna, pH, dan konduktivitas.
• Parameter yang diukur pada sistem kontinyu adalah kekeruhan warna, pH, dan konduktivitas
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
• Menentukan pengaruh waktu kontak dan kuat arus yang efektif terhadap efisiensi penurunan kekeruhan serta
warna pada pasangan elektroda Aluminium (Al) dengan sistem batch.
sistem batch.
• Menentukan pengaruh debit aliran dan kuat arus yang efektif terhadap efisiensi penurunan kekeruhan serta warna pada pasangan elektroda Aluminium (Al) dengan sistem kontinyu.
• Menganalisa perbandingan biaya yang diperlukan antara metode elektokoagulasi dengan metode jartest.
MANFAAT PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
Memberikan alternatif pengganti bahan
kimia (alum) pada pengolahan air minum
PDAM.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
ELEKTROKIMIA
ELEKTROKOAGULASI
Mekanisme Dalam Elektrokoagulasi Elektrokoagulasi
Logam Yang Digunakan Reaksi Yang Terjadi
ELEKTROKIMIA
ELEKTROKIMIA
• Menurut Sawyer et al. (1995), elektrokimia adalah studi mengenai hubungan antara reaksi kimia dengan energi listrik.
• Menurut Benefield et al. (1982), ada dua macam sel elektrokimia, yaitu :
– Sel Galvani atau Sel Volta
ELEKTROKOAGULASI
ELEKTROKOAGULASI
•
Definisi Elektrokoagulasi :
– Menurut Holt et al. (2004)
metode elektrokimia untuk pengolahan air dimana pada anoda terjadi pelepasan koagulan aktif berupa ion logam (biasanya alumunium atau besi) ke dalam larutan, sedangkan pada katoda alumunium atau besi) ke dalam larutan, sedangkan pada katoda terjadi reaksi elektrolisis berupa pelepasan gas hidrogen
– Menurut Mollah (2004)
proses kompleks yang melibatkan fenomena kimia dan fisik dengan
menggunakan elektroda untuk menghasilkan ion yang digunakan untuk mengolah air
Mekanisme Dalam Elektrokoagulasi
Mekanisme Dalam Elektrokoagulasi
Logam Yang Digunakan
Logam Yang Digunakan
• Alumunium merupakan logam yang sering digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrokoagulasi.
• Ion positif (kation) aluminium yang terlepas
• Ion positif (kation) aluminium yang terlepas (tergantung pada kondisi polutan, pH, dan konsentrasi larutan) secara langsung berinteraksi dengan polutan dan akan terjadi hidrolisa membentuk ion kompleks.
Reaksi Yang Terjadi
Reaksi Yang Terjadi
Reaksi elektrokimia dengan logam M sebagai anoda sekaligus katoda adalah sebagai berikut :
• Pada Anoda : M(s) M(aq)n+ + ne- (2.1) 2 H2O(l) 4H+ (aq) + O2(g) + 4e- (2.2) • Pada Katoda : M(aq)n+ + ne- M (s) (2.3) 2 H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH- (2.4)
Pelarutan Logam
Pelarutan Logam
nx F
Ixtx M r
w
=
Dimana : Dimana :w = berat aluminium yang larut (gram)
I = kuat arus yang digunakan (Ampere)
t = waktu kontak (detik)
Mr = berat molekul aluminium, yaitu 27 gram. Mol
n = valensi aluminium, yaitu 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Penelitian
Reaktor Elektrokoagulasi
Sistem Batch
Sistem Kontinyu Sistem Kontinyu
Kerangka
Kerangka Penelitian
Penelitian
C C
Studi Literatur Ide Penelitian
Persiapan alat dan bahan
A A
Persiapan Bahan :
• Sampel yang berasal dari effluen proses prasedimentasi PDAM Karang Pilang I Surabaya dengan kriteria :
Kekeruhan : 100 -150 NTU pH : 6 - 8
Persiapan Alat :
• Reaktor dari akrilik 10x10x15cm (Batch)
• Reaktor dari kaca (kontinyu)
• Elektroda Alumunium
Lanjutan…
A A
D D
Percobaan Pendahuluan (Sistem Batch) :
• Variasi waktu kontak : 30; 40; 60; 120 detik
• Variasi kuat arus : 0,3; 0,6; 0,9; 1,2 ampere
• Tegangan : 9 V, jarak antar elektroda : 1,5 cm • Menggunakan elektroda Alumunium (Al)
B B
• Menggunakan elektroda Alumunium (Al)
• Pengadukan dengan Magnetik Stirer (200rpm dan 50rpm) Waktu kontak dan kuat arus
Lanjutan…
D D
Percobaan Lanjutan (Sistem Kontinyu) :
Waktu kontak dan kuat arus paling efektif dari
percobaan pendahuluan digunakan sebagai acuan untuk menentukan kuat arus dan variasi pada
variabel debit yang digunakan di dalam
B B
C C
D
D variabelPercobaan Lanjutan (Sistem Kontinyu)debit yang digunakan di dalam
•Variabel debit
Menggunakan elektroda Alumunium (Al) Tegangan : 9 V
Jarak antar elektroda : 1,5 cm
Analisa dan Pembahasan
Reaktor Elektrokoagulasi
Reaktor Elektrokoagulasi
Gambar Reaktor dengan Sistem Batch
Lanjutan…
BAB IV DATA &PEMBAHASAN
BAB IV DATA &PEMBAHASAN
SISTEM BATCH
Analisa Kekeruhan Analisa Warna Analisa DHL Analisa pH
Perbandingan dengan Jartest Perbandingan dengan Jartest
SISTEM KONTINYU
Analisa Kekeruhan Analisa Warna Analisa DHL Analisa pH
Analisa Efisiensi Arus
SISTEM
SISTEM BATCH
BATCH
No Perlakuan
Kombinasi Variasi
(Waktu Kontak dan Kuat Arus)
1 Perlakuan 1 30 detik dan 0,3 Ampere 2 Perlakuan 2 30 detik dan 0,6 Ampere 3 Perlakuan 3 30 detik dan 0,9 Ampere 4 Perlakuan 4 30 detik dan 1,2 Ampere
5 Perlakuan 5 40 detik dan 0,3 Ampere 5 Perlakuan 5 40 detik dan 0,3 Ampere
6 Perlakuan 6 40 detik dan 0,6 Ampere 7 Perlakuan 7 40 detik dan 0,9 Ampere 8 Perlakuan 8 40 detik dan 1,2 Ampere 9 Perlakuan 9 60 detik dan 0,3 Ampere 10 Perlakuan 10 60 detik dan 0,6 Ampere 11 Perlakuan 11 60 detik dan 0,9 Ampere 12 Perlakuan 12 60 detik dan 1,2 Ampere 13 Perlakuan 13 120 detik dan 0,3 Ampere 14 Perlakuan 14 120 detik dan 0,6 Ampere 15 Perlakuan 15 120 detik dan 0,9 Ampere 16 Perlakuan 16 120 detik dan 1,2 Ampere
Analisa
Analisa Kekeruhan
Kekeruhan
Waktu kontak 120 detik dan kuat arus 0,9 A mempunyai prosentase penurunan kekeruhan terbesar yaitu 87%
Analisa
Analisa Warna
Warna
Waktu kontak 120 detik dan kuat arus 0,9 A mempunyai prosentase penurunan warna terbesar yaitu 59,03%
Analisa
Analisa DHL
DHL
Waktu kontak 120 detik dan kuat arus 0,9 A mempunyai prosentase penurunan DHL terbesar yaitu 27,60%
Analisa
Lanjutan…
Kombinasi variasi kuat arus dan waktu kontak yang digunakan pada masing-masing perlakuan, mengakibatkan terjadinya perubahan nilai pH di dalam air sampel. Namun perubahan tersebut tidak cenderung meningkat, melainkan
Perbandingan
Perbandingan dengan
dengan Jartest
Jartest
No Pengamatan
Metode
Elektrokoagulasi Metode Jartest Sebelum proses Setelah proses Sebelum proses Setelah proses
1 Kekeruhan 120 NTU 15,6 NTU 105 NTU 13 NTU
2 % Removal Kekeruhan 87% 87,60% 2 Kekeruhan 87% 87,60% 3 Warna 2,7035 mg/l Pt-Co 1,1076 mg/l Pt-Co 2,7337 mg/l Pt-Co 1,0857 mg/l Pt-Co 4 % Removal Warna 59,03% 60,28% 5 DHL 435 µmhos/cm 315 µmhos/cm 446 µmhos/cm 404 µmhos/cm 6 % Removal DHL 27,60% 9,42% 7 pH 7,58 7,56 7,45 7,25
Lanjutan…
Hasil Pengamatan :
Waktu pembentukan flok pada proses
elektrokoagulasi lebih cepat daripada jartest.
Flok dari proses elektrokoagulasi berukuran lebih besar dengan kandungan air yang sedikit dan lebih
stabil. stabil.
Lumpur yang dihasilkan dari proses elektrokoagulasi relatif sedikit, stabil, dan mudah dipisahkan karena berasal dari oksida logam.
Lanjutan…
Perhitungan Biaya Pengolahan :
1. Metode Elektrokoagulasi
Harga total yang diperlukan untuk metode elektrokoagulasi : = Tarif listrik total + Harga total plat Al
= Rp 0,13365/Liter + Rp 0,6/Liter = Rp 0,73365/Liter
2. Metode Jartest 2. Metode Jartest
Harga total yang diperlukan untuk metode jartest : = Dosis alum x Harga alum per gram
= 0,04 gram/L x Rp 2.700/kg = Rp 0,108/Liter
Lanjutan…
Metode jartest masih lebih murah bila dibandingkan dengan metode elektrokoagulasi. Namun metode elektrokoagulasi lebih mudah dioperasikan daripada
metode dengan pembubuhan bahan kimia. Pada metode elektrokoagulasi, ion Al3+ yang digunakan sebagai koagulan
bersifat lebih murni dikarenakan berasal dari logam yang memiliki kemurnian tinggi bila dibandingkan dengan bahan memiliki kemurnian tinggi bila dibandingkan dengan bahan kimia. Disamping itu, pada metode pembubuhan bahan
kimia berupa alum diperlukan penambahan larutan yang bersifat basa, dikarenakan pH yang dihasilkan dari proses koagulasi tersebut cenderung turun drastis. Sehingga biaya operasional dari penggunaan bahan kimia dapat lebih
SISTEM KONTINYU
SISTEM KONTINYU
Qelektrokoagulasi = = = td volume ik L det 120 5 , 24Perhitungan debit dan kuat arus yang digunakan :
= 0,2 L/detik = 12 L/menit
Kuat arus kontinyu = Ibatchx Qelektrokoagulasi = 0,9 A x 12 L/menit = 10,8 A ≈ 10 A = = 2 Ampere = 2,5 L/menit 5 gulasi elektrokoa Q 5 kontinyu I 5 12 menit L 5 10Ampere
Lanjutan…
No Perlakuan
Kombinasi Variasi (Kuat Arus dan Debit)
Variasi Perlakuan pada Sistem Kontinyu
1 Perlakuan 1 2 Ampere dan 2,5 L/menit 2 Perlakuan 2 2 Ampere dan 2 L/menit 3 Perlakuan 3 2 Ampere dan 1,5 L/menit
Analisa
Analisa Kekeruhan
Kekeruhan
Perlakuan ke-3 ini merupakan perlakuan yang paling efektif untuk menurunkan kekeruhan pada air sampel dengan sistem kontinyu, meskipun penurunan % perubahan kekeruhan dapat
Analisa
Analisa Warna
Warna
Perlakuan ke-3 ini merupakan perlakuan yang paling efektif untuk menurunkan warna pada air sampel dengan sistem
kontinyu, meskipun penurunan % perubahan warna dapat terjadi pada waktu lebih cepat.
Analisa
Analisa DHL
DHL
Perlakuan ke-3 ini merupakan perlakuan yang paling efektif untuk menurunkan DHL pada air sampel dengan sistem kontinyu,
meskipun penurunan % perubahan DHL dapat terjadi pada waktu lebih cepat.
Analisa
Analisa pH
pH
Kombinasi variasi debit aliran dan waktu pengambilan sampel mengakibatkan terjadinya perubahan nilai pH di dalam air
sampel. Namun perubahan tersebut tidak cenderung meningkat, melainkan meningkat serta menurun.
Analisa
Analisa Efisiensi
Efisiensi Arus
Arus
Perlakuan 1 (2 Ampere dan 2,5 L/menit)
Berdasarkan hasil penimbangan
• Berat awal plat Al (w1) = 2398 gram
• Berat akhir plat Al (w2) = 2395,3 gram
• Berat plat Al yang melarut (w) = w1 – w2
= 2398 – 2395,7 = 2398 – 2395,7 = 2,3 gram Secara teoritis • • • w = 2,686 gram nxF IxtxMr w = 96500 3 27 det 14400 2 x ikx Ax w =
Lanjutan…
Berdasarkan hasil perhitungan berat plat terlarut dengan penimbangan maupun secara teoritis, maka dapat dihitung efisiensi arus yang terjadi, yaitu sebesar :
Φ x 100 Mtheo M ∆ ∆ = exp x 100 = 85,63% 686 , 2 3 , 2 =
ANALISA BIAYA
ANALISA BIAYA
Perlakuan 1 (2 Ampere dan 2,5 L/menit)
Tegangan (V) = 9 Volt Kuat arus (I) = 2 Ampere
Waktu operasi (t) = 240 menit = 14400 detik Debit aliran (Q) = 2,5 L/menit
Debit aliran (Q) = 2,5 L/menit Volume sampel yang diolah = Q x t
= 600 Liter Daya (P) = V x I
= 9volt x 2Ampere = 18 watt
Lanjutan…
Energi listrik yang dibutuhkan (W) untuk 600L sampel W = P x t
= 0,072 kwh (per 600 liter) Energi listrik yang dibutuhkan (W) per liter Energi listrik yang dibutuhkan (W) per liter
W
= 0,00012 kwh/liter
Tarif listrik total = W x Tarif listrik/kwh
= 0,00012 kwh/L x Rp 495,00/kwh = Rp 0,0594/Liter
Lanjutan…
Berat plat Al yang melarut = 2,3 gram (per 600 liter)
Berat plat Al per liter
= 0,0038 gram/liter
Harga total plat Al Harga total plat Al
= Rp 0,228/Liter
Harga total yang diperlukan untuk metode elektrokoagulasi : = Tarif listrik total + Harga total plat Al
= Rp 0,0594/Liter + Rp 0,228/Liter = Rp 0,2874/Liter
BAB IV KESIMPULAN & SARAN
BAB IV KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN
SARAN
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Hasil dari percobaan pendahuluan dengan menggunakan sistem
batch didapatkan bahwa waktu kontak selama 120 detik dan kuat
arus sebesar 0,9A merupakan variasi yang efektif untuk dapat menurunkan kekeruhan serta warna sebesar 87% dan 59,03%.
Hasil dari percobaan lanjutan dengan menggunakan sistem Hasil dari percobaan lanjutan dengan menggunakan sistem
kontinyu didapatkan bahwa debit aliran sebesar 1,5 L/menit dan kuat arus sebesar 2A merupakan variasi yang efektif untuk dapat menurunkan kekeruhan serta warna sebesar 84,15% dan 52,43%. Metode jartest lebih murah 7x daripada metode elektrokoagulasi,
namun metode elektrokoagulasi lebih mudah dioperasikan daripada metode dengan pembubuhan bahan kimia tersebut.
SARAN
SARAN
Perlu dilakukan analisa lebih lanjut dengan
menggunakan variasi kekeruhan sampel pada sistem kontinyu.
Perlu dilakukan analisa sisa ion Al3+ yang terdapat
pada air hasil pengolahan dan dibandingkan dengan metode jartest.