• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Sistem Informasi pada PT. Bank Central Asia Menggunakan IT Balanced Scorecard

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kinerja Sistem Informasi pada PT. Bank Central Asia Menggunakan IT Balanced Scorecard"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1,2,3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Dr. O. Notohamidjojo, Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga 50714 INDONESIA (tlp: 0298-321212 (ext 274); e-mail: [email protected],[email protected],3agustinus.wijaya@ staff.uksw.edu)

Analisis Kinerja Sistem Informasi pada PT. Bank Central

Asia Menggunakan IT Balanced Scorecard

Achmad Fikri Syarif1 , Prihanto Ngesti Basuki2 , Agustinus Fritz Wijaya3

Abstract— PT. Bank Central Asia (BCA) is the biggest private

bank in Indonesia. It always offers various banking solutions which address customers’ financial needs. Through various high quality and targeted products and services, BCA financial solution supports personal financial planning and customers’ business development. KlikBCA Individual (KBI) is one of the services that BCA offers to enable customers have practical, safe, and easy banking transaction. Therefore, a thorough measurement of Information System (IS)/Information Technology (IT) application performance from several aspects toward this innovation is needed. It measures how good the service is for both company and customers. The methodology used in this research is IT Balanced Scorecard. The result shows that the highest perspective is the company contribution as much as 19.33%, followed by the future perspective as much as 19%, the user orientation perspective as much as 18.8%, and the last is operationalization perspective as much as 14.58%. The final result is 71.71%, which indicates that it has reached a good level.

Intisari— PT. Bank Central Asia (BCA) merupakan bank

swasta terbesar di Indonesia yang selalu menawarkan beragam solusi perbankan yang menjawab kebutuhan finansial nasabah. Melalui beragam produk dan layanan yang berkualitas dan tepat sasaran, solusi finansial BCA mendukung perencanaan keuangan pribadi dan perkembangan bisnis nasabah. KlikBCA Individual (KBI) adalah salah satu layanan yang diberikan BCA kepada nasabah agar dapat melakukan transaksi perbankan dengan praktis, aman, dan mudah. Untuk itu, diperlukan sebuah pengukuran kinerja aplikasi Sistem Informasi/Teknologi Informasi secara menyeluruh dari beberapa aspek terhadap salah satu inovasi tersebut agar dapat diketahui sudah seberapa baik bagi perusahaan dan pengguna. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah IT Balanced Scorecard. Hasilnya menunjukkan bahwa hasil tertinggi pada perspektif kontribusi perusahaan sebesar 19,33%, lalu perspektif masa depan dengan nilai 19%, yang ketiga adalah perspektif orientasi pengguna sebesar 18,8%, dan yang terakhir adalah perspektif operasionalisasi dengan nilai 14,58%. Hasil akhir pencapaian adalah 71,71%, yang berarti kinerja sudah berada pada level baik.

Kata Kunci— Kinerja SI/TI, IT Balanced Scorecard, KlikBCA

Individual.

I. PENDAHULUAN

Pada lembaga keuangan bank sangat penting untuk selalu memenuhi kebutuhan nasabah di era serba digital yang

menuntut segalanya menjadi praktis, aman, dan mudah. Dengan demikian, banyak sekali inovasi pengadaan Sistem Informasi/Teknologi Informasi (SI/TI) yang harus diukur kinerjanya guna memberikan manfaat untuk nasabah dan lembaga keuangan itu sendiri.

Salah satu metode pengukuran kinerja SI/TI adalah dengan

IT Balanced Scorecard. Seperti yang dijelaskan oleh Van der

Zee dan Van Grembergen bahwa hubungan antara TI dan bisnis dapat lebih tergambarkan melalui pendekatan IT

Balanced Scorecard seperti yang ditunjukkan oleh Gbr. 1 [1].

Gbr. 1 Penyusunan balanced scorecard.

IT Balanced Scorecard bertujuan untuk menyesuaikan

perencanaan dan aktivitas-aktivitas sistem informasi dengan tujuan dan kebutuhan organisasi, menyesuaikan usaha pegawai dengan tujuan sistem informasi, menyediakan pengukuran untuk mengevaluasi efektivitas organisasi sistem informasi, mendorong dan mempertahankan kinerja sistem informasi yang semakin meningkat, dan pencapaian hasil yang seimbang di antara kelompok stakeholder [2].

PT. Bank Central Asia, Tbk. (BCA) merupakan bank swasta terbesar di Indonesia yang terus menawarkan solusi perbankan untuk menjawab segala kebutuhan finansial nasabah. Semakin pesat perkembangan teknologi, semakin pesat pula tingkat mobilisasi dari nasabah yang menginginkan layanan perbankan secara praktis, aman, dan mudah. KlikBCA Individual (KBI) adalah salah satu layanan yang diberikan BCA kepada nasabah agar dapat melakukan berbagai transaksi perbankan seperti cek saldo, informasi kartu kredit, transaksi debit BCA, transfer dana, pembayaran berbagai tagihan, dan lain-lain. Nasabah dapat langsung melakukan transaksi perbankan dengan browser di mana pun dan kapan pun. KBI dilengkapi dengan KeyBCA berupa token

(2)

yang akan memunculkan kode berupa angka yang harus dimasukkan sebelum melakukan transaksi demi menjamin keamanan transaksi nasabah.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja SI/TI diukur berdasarkan kerangka IT

Balanced Scorecard sehingga dapat memberikan gambaran

yang jelas dan utuh mengenai kinerja SI/TI di BCA dilihat dari empat perspektif, yaitu perspektif pengguna, perspektif kontribusi organisasi, perspektif operasionalisasi, dan perspektif masa depan. Makalah ini diharapkan nantinya dapat memberikan kontribusi secara akademis terkait dengan pengukuran kinerja SI/TI menggunakan kerangka IT Balanced

Scorecard dan secara praktis hasil penelitian dapat

menggambarkan kinerja SI/TI KBI di lingkungan BCA.

II. ITBALANCED SCORECARD

A. IT Balanced Scorecard untuk Mengukur Kinerja SI/TI

Makalah ini mengacu pada penelitian sebelumnya dengan metode IT Balanced Scorecard yang mengukur kinerja SI/TI pada lembaga pemerintah [3], serta penelitian lain yang melakukan pengukuran kinerja pada lembaga pendidikan [4].

Sedangkan pada makalah ini dilakukan pengukuran kinerja SI/TI pada lembaga keuangan bank, yaitu BCA. Inovasi SI/TI yang dilakukan BCA untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi sangat banyak dan beragam. Selain itu, dalam makalah ini juga terdapat ukuran dan tujuan strategis yang lebih menyeluruh di segala aspek, sehingga hasil yang dihasilkan dapat spesifik mengatasi masalah atau kekurangan yang sebenarnya dialami.

B. Balanced Scorecard

Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

manajemen yang dikembangkan oleh Drs. Robert Kaplan dan David Norton pada awal tahun 1990. Namun, dengan seiring berjalannya waktu, seorang ahli bernama Van Grembergen dan Van Bruggen mengadopsi Balanced Scorecard untuk digunakan pada Organisasi Departemen Teknologi Informasi. Hal ini dilakukan karena dianggap bahwa departemen ini merupakan penyedia layanan internal, sehingga perspektif yang digunakan harus diubah dan disesuaikan. Dengan melihat bahwa pengguna adalah pegawai internal dan kontribusi dinilai berdasarkan pandangan pihak manajemen, makadiajukan perubahan seperti ini dan berubah menjadi IT

Balanced Scorecard seperti yang ditunjukkan pada Gbr. 2 [5].

Terdapat penyesuaian perspektif dari Balanced Scorecard Tradisional menjadi IT Balanced Scorecard, di antaranya keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan menjadi kontribusi perusahaan, orientasi pengguna, keunggulan operasional, dan orientasi masa depan. Penggunaan IT Balanced Scorecard merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja TI dalam dunia bisnis, sebagai fasilitas bagi pelaporan manajemen, menunjukkan efektivitas dan nilai tambah dari TI, menumbuhkan konsensus di antara

stakeholder kunci mengenai tujuan strategis TI, dan

mengomunikasikan kinerja , resiko, dan kemampuan TI [4]. Penyusunan perangkat evaluasi IT Balanced Scorecard dimulai dengan menganalisis tujuan bisnis perusahaan berupa

visi perusahaan, misi perusahaan, tujuan strategis perusahaan, serta keselarasannya dengan misi dan tugas pokok Group of

Strategic Information Technology (GSIT) yang merupakan

divisi TI pada perusahaan. Kemudian, mulai ditentukan ukuran dari masing-masing perspektif berdasarkan visi dan misi perusahaan. Selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja dari masing-masing perspektif. Pengukuran ini dilakukan melalui empat perspektif, yaitu perspektif pengguna, perspektif kontribusi perusahaan, perspektif operasionalisasi, dan perspektif masa depan [5].

Gbr. 2 Standar IT balanced scorecard [6].

1) Perspektif Pengguna (User Orientation): Perspektif

pengguna adalah perspektif yang mengevaluasi kinerja TI berdasarkan cara pandang pengguna bisnis (pelanggan) dan lebih jauh lagi pelanggan dari unit bisnis yang ada. Dalam perspektif ini, perusahaan mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Dengan demikian, maka perusahaan dapat menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan, seperti kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi, profitabilitas dengan pelanggan sendiri atau segmen pasar [7].

2) Perspektif Kontribusi Perusahaan (Business Contribution): Perspektif ini mengevaluasi kinerja TI

berdasarkan pandangan dari manajemen eksekutif, para direktur, dan stakeholder. Evaluasi TI dipisahkan menjadi dua macam, yaitu jangka pendek berupa evaluasi finansial, dan jangka panjang berorientasi pada proyek dan fungsi TI itu sendiri [1].

(3)

3) Perspektif Operasionalisasi (Operational Exellence):

Perspektif ini menilai kinerja TI berdasarkan efektivitas dan efisiensi dari proses-proses TI yang dinilai oleh pihak manajemen TI dan lebih jauh lagi adalah pihak yang berkaitan dengan audit dan pihak yang menetapkan aturan-aturan yang digunakan [1].

4) Perspektif Masa Depan (Future Orientation): Perspektif

ini menilai kinerja TI berdasarkan cara pandang departemen TI itu sendiri terhadap tantangan di masa depan. Kemampuan organisasi dalam menghadapi tantangan di masa depan harus direncanakan sejak dini. Pihak manajemen harus dapat mengetahui tren di masa depan dan membuat langkah dalam mengantisipasinya [7].

Keunggulan pendekatan dengan menggunakan IT Balanced

Scorecard adalah hasil yang diperoleh berupa sebuah

perencanaan strategi yang komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur. Pengukuran kinerja menggunakan pendekatan ini juga merujuk pada hubungan sebab akibat untuk masing-masing perspektif, seperti yang ditunjukkan oleh Gbr. 3 [8].

Gbr. 3 Diagram hubungan sebab akibat [9].

Perspektif masa depan yang melihat keahlian dan kualitas kinerja staf dalam memanfaaatkan TI dapat terus berkembang, sehingga berpengaruh ke perspektif operasionalisasi, yaitu akan ada peningkatan kegiatan operasional terkomputerisasi dan terintegrasi. Hal ini akan meningkatkan kepuasan pengguna dalam perspektif orientasi pengguna. Dengan demikian, meningkat pula produktivitas staf dan kontribusi fungsi bisnis perusahaan.

III. METODOLOGI

Dalam makalah ini digunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di PT. Bank Central Asia di Menara BCA, Grand Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.1, Jakarta Pusat. Data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan diperkuat dengan data pendukung berupa wawancara dengan beberapa pihak, seperti kepala biro, karyawan, serta nasabah yang menggunakan e-banking KBI. Selain itu, dilakukan juga observasi ke tempat penelitian untuk menilai keadaan dukungan SI/TI secara langsung. Data sekunder berasal dari beberapa dokumen terkait rencana strategis perusahaan pada tahun 2017, visi perusahaan, misi perusahaan, tata nilai perusahaan, misi GSIT, dan tugas pokok GSIT.

Tahapan dalam pengukuran ini adalah melakukan penyelarasan visi, misi, tata nilai, dan rencana strategis BCA dengan misi GSIT dan tugas pokok GSIT. Penyelarasan ini dilakukan untuk mengetahui tujuan dalam melakukan perencanaan jangka panjang perusahaan. Lalu dilakukan pendeskripsian ukuran dukungan SI/TI dalam masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard. Tahap yang terakhir adalah penyusunan pembobotan berdasarkan ukuran masing-masing parameter dan melakukan evaluasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan

PT. Bank Central Asia Tbk. atau lebih dikenal dengan BCA, adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah menjadi bagian penting dari Salim Group. Sekarang bank ini dimiliki oleh salah satu grup perusahaan rokok terbesar di dunia, Djarum. Selama 60 tahun BCA tak pernah berhenti menawarkan beragam solusi perbankan yang menjawab kebutuhan finansial nasabah dari berbagai kalangan. Melalui beragam produk dan layanan yang berkualitas dan tepat sasaran, solusi finansial BCA mendukung perencanaan keuangan pribadi dan perkembangan nasabah bisnis.

B. Profil Divisi

GSIT merupakan divisi TI yang dimiliki BCA dan berada langsung di bawah direksi. GSIT dipimpin oleh Chief

Information Officer (CIO), dan membawahkan empat grup

sesuai dengan spesialisasi keahlian (IT expertise), yaitu:

• grup Delivery Channel & Middleware Application

Management,

• grup Core Application Management,

• grup IT Infrastructure & Operation Management, dan • grup IT Management Office.

1) Misi Divisi: GSIT memiliki misi yaitu secara proaktif

memahami kebutuhan perusahaan dan menjadi mitra strategis unit kerja dalam menciptakan keunggulan bisnis melalui inovasi dan solusi sistem teknologi informasi yang tepat, efisien, dan efektif.

2) Fungsi Pokok Divisi: Untuk mewujudkan misi GSIT,

maka diturunkan beberapa fungsi pokok GSIT, yaitu sebagai berikut.

• Menjadi penggerak (driver) dari strategi dan transformasi bisnis dengan secara aktif meningkatkan, merekomendasikan, dan menyosialisasikan pada unit bisnis mengenai perubahan cepat dan pemanfaatan dari teknologi baru yang dapat memberikan kesempatan untuk mencapai keunggulan daya saing perusahaan.

• Membangun dan mengembangkan sistem teknologi informasi untuk memampukan (enabler) pelaksanaan dari proses-proses baru yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi bisnis perusahaan.

• Mengelola dan mengoperasikan pusat data dan komunikasi beserta seluruh prasarana pendukungnya secara efektif dan efisien.

Perspektif Masa Depan

Perspektif Operasionalisasi

Perspektif Orientasi Pengguna Perspektif Kontribusi Perusahaan

(4)

• Menerapkan prinsip-prinsip information technology

service management dengan baik untuk dapat mencapai service level yang berkualitas dan konsisten (high performance, high reliability, high availability, and high recoverability).

• Memelihara kontinuitas operasi sistem teknologi informasi agar tetap berfungsi dengan baik.

• Mematuhi peraturan dan standar yang ditetapkan perusahaan, BI, maupun lembaga terkait lainnya.

• Memastikan pelaksanaan pengelolaan dan pengkinian IT

governance & risk management, sesuai dengan ketentuan

dan regulasi yang berlaku.

3) Rencana Strategis Perusahaan: Pada tahun 2017,

prospek perekonomian Indonesia lebih baik dibandingkan tahun 2016, karena kebijakan ekonomi Pemerintah, adanya program tax amnesty, dan pembangunan infrastruktur yang terus berjalan.

Prioritas-prioritas strategis dan program kerja pada tahun 2017 akan berorientasi pada peningkatan hubungan dengan nasabah melalui bidang layanan payment settlement, aktivitas penyaluran kredit, dan pengembangan lini-lini bisnis baru melalui anak-anak usaha [10]. Dari tiga bidang tersebut, hal yang akan menjadi fokus terdapat pada bidang layanan

Payment Settlement.

BCA selalu mengutamakan peningkatan keamanan, kenyamanan, dan keandalan layanan penyelesaian pembayaran (payment settlement), agar memperkuat

kepercayaan dan loyalitas nasabah. BCA terus berupaya menyempurnakan produk dan layanan dengan memanfaatkan teknologi informasi terkini.

Pada bidang ini, GSIT mengambil peran cukup banyak dalam keamanan, kenyamanan dan keandalan layanan di tengah era digitalisasi dan mobilitas nasabah yang semakin tinggi.

C. Pembobotan Perspektif IT Balanced Scorecard

Tujuan strategis dari masing-masing perspektif IT Balanced

Scorecard diturunkan dari visi dan misi BCA. Tujuan dan

ukuran strategis dari perspektif IT Balanced Scorecard ini berguna dalam mengevaluasi kinerja TI, sesuai dengan visi dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan atau tidak [8]. Lalu, ditentukan parameter yang memberikan batasan evaluasi yang akan diukur dari keempat perspektif IT Balanced Scorecard [10].

Tahap yang dilakukan untuk pembobotan adalah survei yang dilakukan pada bulan September 2017 dengan membagikan kuesioner kepada sebelas karyawan GSIT, terdiri atas seorang Vice President GSIT, seorang IT Analyst, empat orang Senior IT Specialist, dan lima orang IT Specialist, serta 107 nasabah BCA pengguna internet banking KBI yang terdiri atas 78 mahasiswa, dua belas karyawan swasta, lima karyawan, empat ibu rumah tangga, dua peserta internship, dan enam pekerjaan lainnya untuk menilai perspektif orientasi pengguna.

Tabel I sampai dengan Tabel IV merupakan rekapitulasi perhitungan hasil pengolahan data untuk masing-masing

perspektif pada tiap ukuran strategis. Kondisi aktual diperoleh dari hasil perhitungan kuesioner dengan skala Likert.

TABEL I

HASIL PENGOLAHAN DATA PERSPEKTIF KONTRIBUSI PERUSAHAAN

Tujuan

Strategis Ukuran Strategis

Kondisi Aktual Kebijakan Visi Perusahaan 72,15% Misi Perusahaan 73,85% Business – IT Alignment 80% RATA-RATA 75,33% Struktur Organisasi Kejelasan wewenang 80%

Pengawasan kebijakan &

kinerja IT 80%

RATA-RATA 80%

Investasi Anggaran IT 75%

RATA-RATA 75%

Cashflow Pencapaian Target

Pendapatan 80%

RATA-RATA 80%

TABEL II

HASIL PENGOLAHAN DATA PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA

Tujuan Strategis Ukuran Strategis Kondisi Aktual Keamanan Transaksi Keandalan Transaksi 76,03% Jaminan Kerahasiaan 79,07% Keamanan Data 75,61% RATA-RATA 76,9% Kemudahan Transaksi Fleksibilitas 79,2% RATA-RATA 79,2% Kualitas Layanan Keandalan Akses 71,96% User Interface 51,03% Pelayanan Nasabah 74,47% RATA-RATA 65,82%

Loyalitas Kepercayaan Nasabah 77,45%

Kenyamanan Nasabah 81,31% RATA-RATA 79.38% Tingkat Kepuasan Kelengkapan Fitur 74,67% Kepuasan Nasabah 79,38% RATA-RATA 77,02% TABEL III

HASIL PENGOLAHAN DATA PERSPEKTIF OPERASIONALISASI

Tujuan Strategis Ukuran Strategis Kondisi Aktual

Efektivitas Operasional

Kompetensi & Infrastruktur

IT 50%

RATA-RATA 50%

Efisiensi

Operasional Ketangkasan aktivitas bisnis 66,66%

RATA-RATA 66,66%

Berikutnya, terhadap setiap tujuan strategis dilakukan pembobotan pada setiap perspektif IT Balanced Scorecard. Bobot diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi peneliti dengan pihak manajemen BCA, dalam hal ini Vice President GSIT, dan telah disetujui oleh pihak BCA. Tabel V sampai dengan Tabel VIII menunjukkan bobot tersebut dan hasil tujuan berdasarkan hasil perhitungan bobot dengan hasil

(5)

ukuran kondisi aktual. Sedangkan Tabel IX memaparkan hasil tingkat pemenuhan target di tiap perspektif.

TABEL IV

HASIL PENGOLAHAN DATA PERSPEKTIF MASA DEPAN

Tujuan

Strategis Ukuran Strategis

Kondisi Aktual

Manajemen SDM

Kemampuan Karyawan 60%

Latar Belakang Pendidikan

Karyawan 60% RATA-RATA 60% Kepuasaan Karyawan Kompensasi 83% Jenjang Karir 84% Suasana Kerja 86% RATA-RATA 84,33% Knowledge Management

Lingkungan & Fasilitas Kerja 82,2%

Compliments 79% Kompetensi Karyawan 76,5% RATA-RATA 79,23% Proyek TI Modernisasi Perangkat 80% Sosialisasi Modernisasi 81% Kepuasan Terhadap Modernisasi 80% RATA-RATA 80,33% TABEL V

HASIL PEMBOBOTAN PERSPEKTIF KONTRIBUSI PERUSAHAAN

Tujuan Strategis Hasil

Ukuran Bobot Hasil Tujuan Kebijakan 75,33% 25% 18,83% Struktur Organisasi 80% 15% 12% Investasi 75% 30% 22,5% Cashflow 80% 30% 24% TOTAL 77,33% TABEL VI

HASIL PEMBOBOTAN PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA

Tujuan Strategis Hasil

Ukuran Bobot Hasil Tujuan Keamanan Transaksi 76,9% 20% 15,38% Kemudahan Transaksi 79,2% 20% 15,84% Kualitas Layanan 65,82% 25% 16,45% Loyalitas 79.38% 25% 19,84% Tingkat Kepuasan 77,02% 10% 7,7% TOTAL 75,21%

Setelah dilakukan pengukuran kinerja dari empat perspektif tersebut, dapat dilakukan evaluasi hasil pengukuran terhadap rata-rata pencapaian yang diperoleh tiap perspektif. Perspektif kontribusi perusahaan memiliki nilai 77,33%, yang dalam pencapaian ini berada pada level baik. Nilai ini dapat dicapai dikarenakan perusahaan mampu menanamkan makna yang terkandung dalam visi dan misi dengan baik kepada para karyawannya. Keselarasan visi, misi, dan kegiatan proses bisnis yang ada di dalam perusahaan juga baik. Selain itu, perusahaan telah memiliki struktur organisasi yang baik dan cukup detail untuk tiap fungsi dan peran divisi dan melakukan pengawasan serta pengendalian master plan TI, pengembangan, dan kinerja TI dengan baik. KBI juga dinilai meningkatkan efektivitas anggaran TI perusahaan. Perspektif orientasi pengguna menunjukkan nilai 75,21%, yang berada

pada level baik. Ini dapat terjadi karena pengguna, dalam studi kasus ini adalah nasabah BCA, merasa terjamin keamanannya saat bertransaksi menggunakan KBI. Nasabah cenderung tidak khawatir apabila suatu saat internet banking mereka dibobol oleh hacker karena KBI dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Akan tetapi, ada salah satu ukuran strategis yang perlu ditingkatkan, yaitu user interface KBI. Nasabah merasa tampilan internet banking yang ada masih kurang menarik, kaku, dan agak membosankan. Walaupun demikian, nasabah tetap akan menggunakan internet banking KBI untuk bertransaksi karena secara keseluruhan nasabah menyatakan puas dengan KBI.

TABEL VII

HASIL PEMBOBOTAN PERSPEKTIF OPERASIONALISASI

Tujuan Strategis Hasil

Ukuran Bobot Hasil Tujuan Keamanan Transaksi 76,9% 20% 15,38% Kemudahan Transaksi 79,2% 20% 15,84% Kualitas Layanan 65,82% 25% 16,45% Loyalitas 79.38% 25% 19,84% Tingkat Kepuasan 77,02% 10% 7,7% TOTAL 75,21% TABEL VIII

HASIL PEMBOBOTAN PERSPEKTIF MASA DEPAN

Tujuan Strategis Hasil

Ukuran Bobot Hasil Tujuan Manajemen SDM 60% 25% 15% Kepuasan Karyawan 84,33% 25% 21,08% Knowledge Management 79,23% 20% 15,84% Proyek IT 80,33% 30% 24,09% TOTAL 76,01% TABEL IX HASIL PENGUKURAN

Perspektif Hasil Pengukuran

Kontribusi Perusahaan 19,33%

Orientasi Pengguna 18,8%

Operasionalisasi 14,58%

Masa Depan 19%

TOTAL 71,71%

Pada perspektif berikutnya, yaitu perspektif operasionalisasi, didapatkan nilai 58,33%, yang berarti berada pada level cukup baik. Nilai ini diperoleh dikarenakan masih perlu adanya peningkatan kompetensi TI dan infrastruktur TI pada sumber daya untuk meningkatkan kegiatan operasional serta masih perlu adanya pengurangan beberapa aktivitas manual untuk memaksimalkan otomatisasi teknologi baru. Walaupun demikian, perusahaan dinilai telah berusaha untuk terus memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi operasional. Selanjutnya, perspektif masa depan memiliki hasil 76,01%, yang berada pada level baik. Nilai ini dapat diraih dikarenakan BCA menciptakan suasana kerja yang sangat nyaman dan kondusif. Perusahaan juga memperhatikan kompensasi dan jenjang karir dari setiap karyawannya, sehingga tingkat kepuasan karyawan yang bekerja sangat tinggi. Perusahaan rutin melakukan modernisasi perangkat yang digunakan untuk

(6)

mendukung efektivitas kerja dan menyosialisasikan modernisasi tersebut agar dapat diadaptasi dengan cepat untuk seluruh karyawannya.

Adanya internet banking KBI dapat memberikan kontribusi terhadap perusahaan, peningkatan pelayanan terhadap pengguna, mendukung kegiatan operasional, dan mampu menjadi keunggulan di masa depan. Hal ini dapat dilihat dari nilai perolehan pengukuran dari masing-masing perspektif, yaitu perspektif kontribusi perusahaan sebesar 77,33% dengan hasil pengukuran akhir tiap perspektif sebesar 19,33%, perspektif orientasi pengguna sebesar 75,21% dengan hasil pengukuran akhir tiap perspektif sebesar 18,8%, perspektif operasionalisai sebesar 58,33% dengan hasil pengukuran akhir tiap perspektif sebesar 14,58%, dan perspektif masa depan sebesar 76,01% dengan hasil pengukuran akhir tiap perspektif sebesar 19%. Dengan demikian, diperoleh hasil akhir pengukuran kinerja internet banking KBI dengan IT Balanced

Scorecard memperlihatkan pencapaian nilai IT Balanced Scorecard pada BCA sebesar 71,71%, yang nilai ini berada

pada level baik.

V. KESIMPULAN

Pencapaian keseluruhan 100% dibagi ke dalam empat perspektif IT Balanced Scorecard, sehingga tiap perspektif memiliki bobot 25%,. Perspektif dengan raihan nilai tertinggi adalah perspektif kontribusi perusahaan dengan nilai 19,33% , berikutnya adalah perspektif orientasi masa depan dengan nilai 19%, ketiga adalah perspektif orientasi pengguna sebesar 18,8%, dan yang terakhir adalah perspektif operasionalisasi sebesar 14,58%. Dapat dilihat dari hasil pengukuran di atas bahwa kinerja SI/TI di BCA sudah baik. Perspektif operasionalisasi memiliki nilai terendah di antara perspektif lainnya dalam IT Balanced Scorecard disebabkan masih perlu adanya peningkatan kompetensi TI dan infrastruktur TI pada sumber daya untuk meningkatkan kegiatan operasional serta masih perlu adanya pengurangan beberapa aktivitas manual untuk memaksimalkan otomatisasi teknologi baru. Seiring dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, perlu

adanya dukungan kompetensi dan infrastruktur TI yang baik untuk menghadapi kebutuhan masyarakat yang semakin selalu ingin cepat, praktis, dan aman.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada PT. Bank Central Asia, Tbk. yang telah memberikan izin dilaksanakannya penelitian di perusahaan tersebut.

REFERENSI

[1] Haryani, L., & Hidayah, I., "IT Balanced Scorecard dan Implementasinya dalam Penyelarasan TI dengan Strategi Bisnis,"

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, p. 1, 2014.

[2] Hidayanto, A.N., Yudiansyah, A., dan Jiwanggi, A.M., "Pengukuran Tingkat Dukungan Teknologi Informasi pada Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Direktorat Jendral Pajak dengan Menggunakan IT Balanced Scorecard," Journal Of Information System, vol. 6 no. 2, p. 118, 2010.

[3] Legoh, G. S., & Tambotoh, J. J., “Analisa Kinerja Sistem Informasi/Teknologi Informasi pada BPPT dan PM Kota Salatiga Menggunakan Kerangka IT Balanced Scorecard,” Seminar Nasional

Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK), p. 1, 2015.

[4] Wiyati, R. K., “Penggunaan IT Balanced Scorecard untuk Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi pada STIKOM Bali,” Jurnal Sistem dan

Informatika, vol. 10, p. 21, 2015.

[5] Andika, R., & Prawoto, H., “Analisis Kinerja IT dengan Menggunakan IT BSC (Studi Kasus pada CV. Sinar Rejeki Jaya),” Jurnal Akuntansi

Bisnis, vol. XI, p. 30, 2012.

[6] Grembergen, W. V., "The Balanced Scorecard and IT Governance,"

Information Systems Control Journal, pp. 40-43, 2000.

[7] Arofah, N., Sholiq, S.T,M.Kom,M.SA, & Nisafani, A. S., “Penyusunan

IT Balanced Scorecard untuk Pengukuran Kinerja Divisi IT di PT.

Pertamina UPMS V Surabaya,” Jurnal Teknik POMITS, vol. 1, p. 3, 2012.

[8] Maula, K., & Ghozali, K., “Evaluasi Kinerja IT pada PT. XYZ Menggunakan IT Balanced Scorecard,” Jurnal Teknik POMITS, vol. 1, pp. 2-4, 2012

[9] Kosasi, S., "Pengukuran Kinerja Web Brinet System dengan Metode IT Balanced Scorecard," Buana Informatika, p. 4, 2014

[10] PT. Bank Central Asia, “Mempertahankan Soliditas,” Laporan Tahunan 2015. Jakarta: PT. Bank Central Asia, 2015.

Gambar

Tabel  I  sampai dengan Tabel IV  merupakan rekapitulasi  perhitungan hasil pengolahan data untuk masing-masing

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan BSC Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan Perspektif Bisnis Internal Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Kinerja

Dari hasil pengukuran dengan menggunakan IT Balanced Scorecard secara keseluruhan didapatkan hasil yang sangat baik, pada perspekif kontribusi perusahaan dengan 91,06%,

Oleh karena itu, diterapkan sistem pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard yang dilihat dari empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal,

Oleh karena itu, maka diperoleh hasil indikator-indikator dari perspektif keuangan meliputi, jumlah penjualan produk sebesar 60%, jumlah investasi sebesar 30% dan

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa peta strategi Dinas Pendidikan Kota Surabaya terdiri dari 4 perspektif balanced scorecard , dan masing–masing perspektif

Pelita Transport Prima Bastusangkar ditinjau dari: (1) Perspektif Keuangan adalah baik (dilihat dari rasio Net Profit Margin, Return On Investment dan Return On

Bahtera Utama dengan melakukan pengukuran kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard melalui empat perspektif yang diukur, yaitu perspektif keuangan , perspektif

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa berdasarkan pengukuran kinerja usaha menggunakan metode balanced scorecard yang di tinjau dari peningkatan perspektif keuangan, perspektif