• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten Pacitan adalah:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tujuan penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten Pacitan adalah:"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

3

3.

.1

1

TU

T

UJ

JU

UA

A

N

N

Tujuan penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten Pacitan adalah:

1. mewujudkan optimalisasi pemanfaatan seluruh potensi terutama pariwisata, pertanian, dan kelautan sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Pacitan;

2. mewujudkan perlindungan terhadap wilayah yang termasuk kedalam golongan kawasan lindung;

3. mewujudkan rencana pembangunan yang komprehensif guna mendukung fungsi Kabupaten Pacitan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah;

4. mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

3

3.

.2

2

KE

K

EB

B

IJ

I

JA

AK

KA

AN

N

D

DA

A

N

N

S

S

TR

T

RA

A

TE

T

EG

G

I

I

S

ST

TR

RU

UK

KT

TU

U

R

R

R

RU

UA

AN

NG

G

W

WI

IL

L

AY

A

YA

AH

H

K

KA

A

BU

B

UP

P

AT

A

TE

EN

N

P

PA

AC

CI

IT

TA

AN

N

Struktur ruang wilayah Kabupaten Pacitan mempunyai tingkat kepentingan untuk mengatur daerah perdesaan, perkotaan dan pusat pertumbuhannya (pusat permukiman) serta kaitan antar pusat pertumbuhan, agar masalah ketimpangan pertumbuhan wilayah utara dan wilayah selatan di Kabupaten Pacitan dapat terselesaikan. Strategi pengembangan wilayah Kabupaten Pacitan terbagi atas strategi terhadap sistem pengembangan permukiman perdesaan, perkotaan dan infrastruktur wilayah. Selain itu dasar perumusan struktur ruang harus mempertimbangkan:

1. Kegiatan ekonomi yang tidak memerlukan dukungan lahan relatif luas;

2. Pengembangan lahan di wilayah Utara hendaknya dikendalikan secara ketat karena terkait dengan fungsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya; 3. Kondisi lahan di wilayah Tengah yang rawan longsor,

menyebabkan wilayah ini relatif kurang berkembang, sehingga interaksi antara wilayah Utara dan Selatan relatif rendah;

4. Wilayah Karst Pacitan Barat yang terletak di wilayah Selatan – Barat merupakan kawasan Karst kelas 1, sehingga di wilayah ini tidak boleh dilakukan kegiatan pertambangan;

5. Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor pariwisata sebagai sektor penggerak di hilir yang pada akhirnya akan menarik sektor-sektor primer untuk berkembang (misalnya: perikanan laut, lobster, melinjo, janggelan, jeruk, batu aji, keramik dan gerabah);

6. Pelayanan fasilitas dan prasarana perkotaan hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat, meskipun dengan skala yang lebih rendah;

7. Prioritas pengembangan ditekankan pada wilayah Selatan dengan penekanan fungsi utama sebagai pariwisata pantai dan gua. Serta kegiatan pertambangan di wilayah Selatan Timur.

Pemantapan daerah pusat-pusat pelayanan wilayah perlu dilakukan agar pengembangan fungsi pusat pelayanan terkait dengan sistem pusat-pusat permukiman di tingkat wilayah lainnya dapat terjadi. Hal ini dilakukan dengan membentuk fungsi bagi setiap kecamatan di Kabupaten Pacitan, sehingga tersusun suatu fungsi yang berhierarki dari hinterland, Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), Pusat Kegiatan Lokal (PKL), dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

3

3.

.2

2

.1

.

1

KE

K

EB

BI

IJ

JA

A

KA

K

AN

N

D

D

AN

A

N

S

ST

TR

RA

AT

TE

EG

GI

I

S

SI

IS

ST

TE

EM

M

P

PE

ER

RK

KO

OT

TA

AA

AN

N

Kebijakan dan strategi sistem perkotaan disusun untuk menunjang program pembangunan berkelanjutan, dimana setiap masing-masing kawasan memiliki fungsi tersendiri namun tetap saling terpadu.

Kebijakan sistem perkotaan di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:

1. Kawasan perkotaan dengan kegiatan utama bukan pertanian diarahkan untuk memiliki pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, pelayanan perekonomian, pelayanan infrastruktur dengan skala perkotaan.

Adapun strategi bagi sistem perkotaan di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan kawasan perkotaan memiliki rencana tata ruang yang terpadu, sehingga tidak terjadi ketimpangan perkembangan wilayah.

2. Meningkatkan pelayanan sistem prasarana wilayah di kawasan perkotaan dalam rangka meningkatkan

(2)

hubungan ekonomi yang kondusif bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi wilayah.

3. Pengembangan kawasan perkotaan diarahkan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin potensi sumber daya kawasan perdesaan sebagai daerah penyangga sesuai dengan fungsi/tipologi kawasan perdesaan.

3

3.

.2

2.

.2

2

KE

K

EB

BI

IJ

JA

AK

KA

A

N

N

D

DA

AN

N

S

ST

TR

RA

AT

TE

EG

GI

I

S

SI

IS

ST

TE

EM

M

P

PE

ER

RD

DE

ES

SA

AA

AN

N

Kebijakan dan strategi sistem perdesaan disusun untuk menunjang kebijakan dan strategi sistem perkotaan serta program pembangunan yang berkelanjutan.

Kebijakan sistem perdesaan di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:

1. Kawasan perdesaan dengan kegiatan utama pertanian, diarahkan untuk memiliki pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, pelayanan perekonomian, pelayanan infrastruktur dengan skala perdesaan yang diharapkan dapat mendukung kegiatan utama di kawasannya.

Adapun strategi bagi sistem perdesaan di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan semua kawasan perdesaan memiliki rencana tata ruang yang terpadu, sehingga tidak terjadi ketimpangan perkembangan wilayah.

2. Meningkatkan pelayanan sistem prasarana wilayah di kawasan perdesaan dalam rangka meningkatkan hubungan ekonomi yang kondusif dengan kawasan perkotaan.

3. Pengembangan kawasan perdesaan diarahkan untuk menunjang dan mendukung pengembangan kawasan perkotaan.

3

3.

.2

2.

.3

3

KE

K

EB

BI

IJ

JA

AK

KA

A

N

N

D

DA

AN

N

S

ST

TR

RA

AT

TE

EG

GI

I

S

SI

IS

ST

TE

EM

M

J

JA

AR

RI

IN

NG

GA

AN

N

PR

P

RA

AS

SA

AR

RA

AN

NA

A

W

WI

IL

LA

AY

YA

AH

H

Pengembangan jaringan prasarana wilayah dilakukan guna pada seluruh pusat-pusat wilayah dilakukan memenuhi kebutuhan, peningkatan pelayanan, dan pemerataan prasarana dan sarana pelayanan umum kepada masyarakat, sesuai dengan hirarki fungsi pelayanannya.

Kebijakan penataan sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan prasarana dan fasilitas pelayanan umum dilakukan secara terpadu untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pacitan, pemerataan pembangunan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Pembangunan prasarana harus mampu mendukung perkembangan kawasan strategis agropolitan dengan fungsi didalamnya sebagai sentra produksi dan pusat pengumpul, kemudian juga mendukung perkembangan kawasan strategis pariwisata dan kawasan strategis teknologi tinggi.

3. Meningkatkan pelayanan publik yang kondusif serta mengalokasikan berbagai fasilitas dan sarana kegiatan pelayanan kota ke seluruh wilayah kabupaten secara terstruktur.

Strategi penataan sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemudahan hubungan antar lokasi, kawasan, dan antar wilayah dengan membangun jalan, meningkatkan fungsi dan peran jalan, kuantitas, kualitas, dan tingkat pelayanan jalan, penyediaan pedestrian, fasilitas terminal, pelabuhan laut dan penyediaan sarana angkutan umum

2. Menyediakan fasilitas pelayanan dan fasilitas penunjang kegiatan budidaya di wilayah laut, seperti pelabuhan pendaratan ikan (PPI), tempat pelelangan ikan (TPI), stasiun bahan bakar, sarana pelayanan industri kelautan, dan sarana wisata bahari

3. Menyediakan fasilitas pelayanan fasilitas penunjang pariwisata pada masing-masing obyek wisata guna mendukung perkembangan objek wisata yang ada.

4. Mengembangkan Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) guna menghubungkan sistem perdesaan antar wilayah dan mendorong pertumbuhan wilayah.

5. Menyediakan dan meningkatkan pengembangan fasilitas penunjang kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, mencakup fasilitas perbelanjaan/pasar, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas rekreasi dan olahraga dan lain-lain

6. Meningkatkan pengembangan sumber-sumber air bersih, kapasitas instalasi pengolahan, sistem distribusi pelayanan, dan mewujudkan sistem produksi air bersih siap minum untuk melayani seluruh wilayah Kabupaten Pacitan

(3)

7. Menjaga kelestarian badan-badan air serta mata air-mata air dan meningkatkan sediaan air tanah melalui pemantapan perlindungan kawasan-kawasan resapan air bagi pemenuhan kebutuhan air bersih di kawasan perdesaan, serta kawasan-kawasan lain yang belum atau tidak terlayani oleh sistem perpipaan

8. Pengembangan sistem jaringan drainase air hujan, sistem pembuangan limbah domestik, limbah industri, dan persampahan secara terpadu, terencana dan terprogram untuk seluruh wilayah Kabupaten Pacitan dalam rangka penanggulangan banjir dan penyehatan lingkungan permukiman kota.

9. Peningkatan pengembangan sistem pelayanan energi listrik dengan, perluasan jaringan distribusi pelayanan, dan peningkatan kualitas pelayanan.

10. Peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan sistem telekomunikasi dan informasi dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi dan informasi.

3

3.

.3

3

KE

K

EB

B

IJ

I

JA

AK

KA

AN

N

D

DA

A

N

N

S

S

TR

T

RA

A

TE

T

EG

G

I

I

P

PO

OL

L

A

A

R

RU

UA

AN

NG

G

W

WI

IL

L

AY

A

YA

AH

H

K

KA

A

BU

B

UP

P

AT

A

TE

EN

N

P

PA

AC

CI

IT

TA

AN

N

Sebagai salah satu alat dalam pembangunan daerah, rencana pola ruang dimaksudkan untuk mengatur pemanfaatan ruang secara optimal sesuai dengan peluang maupun potensi sumber daya yang dimilikinya dan mengupayakan pemecahan masalah yang dihadapi saat ini maupun yang akan datang. Penataan ruang tersebut dilakukan melalui pengaturan sistem pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan serta alokasi pemanfaatan ruang untuk kawasan fungsional yang dikelompokkan atas kawasan budidaya dan non budidaya.

Dalam mengembangkan konsepsi pola ruang ini disesuaikan dengan potensi dan permasalahan yang ada dan dengan tetap mempertimbangkan:

1. Keserasian rencana tata ruang Kabupaten Pacitan dengan rencana tata ruang wilayah yang lebih luas.

2. Peran dan fungsi Kabupaten Pacitan sesuai struktur tata ruang wilayahnya.

3. Pola penggunaan lahan eksisting dan kecenderungan perkembangannya, baik fisik, sosial, maupun ekonomi ke

dalam konsepsi pemanfaatan ruang yang mudah dilaksanakan (realistis).

4. Potensi dan kendala fisik alam mengamankan kawasan lindung Kebijakan-kebijakan khusus bagi wilayah Kabupaten Pacitan .

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang akan dikembangkan dan membentuk pola ruang di Kabupaten Pacitan meliputi :

1. Pelestarian Kawasan Lindung, yang berupa kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, termasuk didalamnya adalah kawasan hutan lindung dan kawasan karst kelas 1 yang berfungsi sebagai kawasan konservasi dan resapan; kawasan perlindungan setempat yang terdiri atas sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, kawasan SUTT, dan kawasan terbuka hijau; kawasan suaka alam laut serta kawasan rawan bencana alam, yang terdiri atas kawasan rawan tanah longsor, kawasan konservasi budaya kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami.

2. Pengembangan Kawasan Budidaya, yang merupakan tempat aktivitas kegiatan penduduk Kabupaten Pacitan, baik berupa kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman, dan kawasan peruntukan lainnya.

3

3.

.3

3

.1

.

1

KE

K

EB

BI

IJ

JA

A

KA

K

AN

N

D

D

AN

A

N

S

ST

TR

RA

AT

TE

EG

GI

I

P

PE

EL

LE

ES

ST

TA

AR

RI

IA

AN

N

K

KA

AW

WA

AS

SA

AN

N

L

LI

IN

ND

DU

U

NG

N

G

Pengelolaan kawasan lindung dilakukan guna menjamin keseimbangan dan keserasian lingkungan hidup serta kelestarian pemanfaatan berbagai potensi sumberdaya alam yang ada sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Kebijakan pengelolaan bagi kawasan lindung adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan kawasan lindung secara terpadu dengan memperhatikan hubungan keterkaitan dan dampak kegiatan di ruang darat, ruang bumi, ruang laut, dan ruang udara terhadap ekosistem.

2. Menyelesaikan permasalahan-permasalahan di kawasan lindung, baik permasalahan yang menyangkut status hukum kawasan maupun pemantapan fungsi kawasan.

(4)

Strategi pengelolaan bagi kawasan lindung adalah sebagai berikut:

1. Memantapkan status hukum dan penegasan batas kawasan lindung.

2. Mengembangkan ruang hijau kota untuk menunjang fungsi lindung, mencakup hutan kota, jalur hijau kota, taman kota, taman lingkungan, dan zona penyangga hijau kota (buffer zone).

3. Menekan seoptimal mungkin dampak negatif pembangunan dan perkembangan kawasan terhadap lingkungan

4. Mengembalikan fungsi kawasan lindung yang mengalami kerusakan melalui kegiatan reboisasi, konservasi tanah dan air, serta upaya-upaya pemulihan lainnya.

Kawasan rawan bencana, terdiri atas kawasan kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami. Pada kawasan rawan bencana ini sedapat mungkin untuk tidak digunakan sebagai kawasan permukiman maupun kawasan budidaya lainnya, hingga batas-batas yang diperbolehkan. Kemudian dalam rangka persiapan menghadapi kemungkinan datangnya bencana, maka perlu disusun suatu rancangan mitigasi bencana.

3

3.

.3

3.

.2

2

KE

K

EB

BI

IJ

JA

AK

KA

A

N

N

D

DA

AN

N

S

ST

TR

RA

AT

TE

EG

GI

I

P

PE

EN

NG

GE

EM

MB

BA

A

NG

N

GA

AN

N

K

KA

AW

WA

AS

SA

AN

N

B

B

UD

U

DI

ID

D

AY

A

YA

A

Strategi pengembangan kawasan budidaya disusun dengan tujuan untuk meningkatkan keterkaitan fungsi, sinergi potensi, daya dukung, keselarasan, keseimbangan, dan keterpaduan pengembangan kawasan budidaya.

Kebijakan pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan, menjaga, memupuk dan mengoptimalkan manfaat dan kesempatan yang ada dari keunggulan lokal yang dimiliki Kabupaten Pacitan

2. Pengembangan secara terpadu di permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, kawasan strategis di wilayah darat, bawah tanah, udara, pesisir, dan di wilayah laut untuk menunjang perkembangan seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.

3. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana dasar, untuk meningkatkan pengembangan potensi kawasan.

4. Meningkatkan laju pertumbuhan sektor/sub-sektor ekonomi yang produk-produknya telah mampu bersaing dan mengisi pasar diluar Kabupaten Pacitan serta mengamankan dan memantapkan pasar domestik untuk meningkatkan ketahanan ekonomi wilayah kota.

5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia daerah agar dapat mengisi peluang usaha.

Strategi pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan pengembangan segenap potensi yang ada dengan menekankan pengembangan pada sektor/subsektor unggulan dan sektor strategis, baik pariwisata, pertanian, pertambangan maupun industri, yang mampu memberi nilai tambah ekonomi yang tinggi tanpa harus merusak lingkungan

2. Menyiapkan pembangunan kawasan strategis dengan menyediakan prasarana dan sarana pelayanan dasar.

3. Meningkatkan keterkaitan kawasan permukiman perkotaan dengan kawasan permukiman perdesaan, terutama antara sentra-sentra produksi di kawasan perdesaan dengan pusat-pusat kegiatan pelayanan kota. 4. Mengembangkan potensi ekonomi rakyat dan potensi

perekonomian daerah dengan mengkaitkan ekonomi antara pusat-pusat pertumbuhan dengan daerah hinterland-nya.

5. Meningkatkan kemitraan antara Pemerintah Kabupaten Pacitan, Masyarakat dan Swasta dalam pelaksanaan pembangunan.

3

3.

.4

4

KE

K

EB

BI

IJ

JA

AK

KA

A

N

N

D

D

AN

A

N

ST

S

TR

RA

AT

TE

EG

GI

I

W

W

IL

I

L

AY

A

YA

AH

H

P

PE

ES

SI

IS

S

IR

I

R

DA

D

A

N

N

P

PU

U

LA

L

A

U-

U

-P

PU

U

LA

L

AU

U

K

KE

EC

CI

IL

L

Sesuai dengan Undang - Undang No. 27 tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil, pemetaan wilayah pesisir perlu mempertimbangkan beberapa aspek agar berbagai dampak aktivitas manusia dapat dikendalikan dan tetap memperhatikan kepentingan konservasi.

Kebijakan pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu dari tahap perencanaan, pengelolaan hingga pengawasan dan pengendalian.

(5)

Strategi pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:

1. Strategi Perencanaan dilakukan dengan pendekatan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu, dengan arah menuju pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan, dengan memadukan kepentingan pembangunan ekonomi dengan pelestarian sumberdaya pesisir.

2. Strategi Pengelolaan dilaksanakan dilakukan dengan pemberian izin pemanfaatan sesuai peraturan perundang-undangan dan kewenangan masing-masing instansi terkait dan Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP3) bagi kawasan perairan budidaya atau zona perairan pemanfaatan umum.

Strategi pengelolaan wilayah pesisir, pantai dan laut diarahkan untuk:

− meningkatkan pelestarian fungsi ekosistem pantai dan laut;

− mengendalikan kerusakan lingkungan pantai dan laut dan;

− meningkatkan kemampuan masyarakat pantai dalam pengelolaan pantai dan laut.

Strategi Pengelolaan lingkungan wilayah pesisir, pantai dan laut ditujukan untuk:

− mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan secara terpadu dengan mengembangkan infrastruktur, kemampuan SDM,

− pengendalian pemanfaatan sumberdaya perikanan, − peningkatan produktifitas tambak melalui budidaya

tumpangsari, dan

− rehabilitasi kawasan mangrove.

3. Strategi pengawasan dan pengendalian dilakukan sebagai upaya antisipasi terhadap penyimpangan dalam pelaksanaan rencana dan implikasinya terhadap perubahan kualitas ekosistem pesisir. Didalam pelaksanaannya, strategi pengawasan dan pengendalian meliputi penetapan dan pemberian sanksi terhadap penyimpangan yang terjadi.

3

3.

.5

5

KE

K

EB

B

IJ

I

JA

AK

KA

AN

N

D

DA

A

N

N

S

S

TR

T

RA

A

TE

T

EG

G

I

I

K

KA

AW

W

AS

A

SA

A

N

N

S

ST

TR

RA

AT

TE

EG

GI

IS

S

Kawasan strategis merupakan wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam

lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Kawasan strategis memerlukan upaya penanganan dan pengembangan secara terpadu (integrated development). Salah satu kriteria penetapan kawasan strategis didasarkan atas kriteria yang mencakup kawasan potensial tumbuh cepat dan berfungsi sebagai pusat bisnis terpadu untuk menunjang pertumbuhan ekonomi kawasan, merangsang perkembangan kawasan sekitarnya dan memerlukan perlakuan secara khusus, dan dapat juga merupakan kawasan yang dinyatakan strategis secara nasional.

Kawasan strategis di Kabupaten Pacitan, terdiri atas kawasan strategis sosio-kultural (kawasan pariwisata), kawasan strategis ekonomi (kawasan agropolitan) dan kawasan strategis teknologi tinggi. Adapun kebijakan dan strategi untuk masing-masing kawasan strategis adalah sebagai berikut:

Kebijakan bagi kawasan strategis sosio-kultural (kawasan pariwisata) terdiri atas:

1. Pengembangan sistem keruangan wisata terpadu melalui pembentukan kawasan pengembangan pariwisata dengan tema-tema khusus.

2. Pengembangan fasilitas layanan wisata terpadu dalam rangka pembentukan simpul-simpul pusat pelayanan skala regional dan lokal.

3. pengembangan produk kepariwisataan mengacu pada pendekatan koridor wisata terpadu lintas batas wilayah (borderless tourism).

4. pengembangan sistem dan jaringan aksesibilitas yang handal antar wilayah.

Strategi bagi kawasan strategis sosio-kultural (kawasan pariwisata) terdiri atas:

1. Pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pacitan melalui pengembangan dan peran objek wisata unggulan sebagai sumbu atau poros pengembangan dan objek potensial sebagai jaring-jaring pengembangan.

2. pengembangan produk kepariwisataan Kabupaten Pacitan melalui strategi pengembangan tematik kepariwisataan terpadu dalam satu kesatuan kawasan pengembangan pariwisata

3. pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pacitan berbasis wisata alam dan wisata budaya melalui pengembangan paket-paket wisata yang kreatif dan inovatif.

(6)

4. pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pacitan yang berwawasan lingkungan melalui sinergi pengelolaan lingkungan secara terpadu dan berkesinambungan

Kebijakan kawasan strategis ekonomi (kawasan agropolitan) yang terletak di Kecamatan Nawangan dan Bandar, adalah peningkatan pelayanan kebutuhan dasar untuk mendukung kegiatan pertanian namun dengan prinsip utama mengarah pada pelestarian lingkungan hidup.

Strategi kawasan strategis ekonomi (kawasan agropolitan) yang terletak di Kecamatan Nawangan dan Bandar, meliputi:

1. Pengembangan potensi pertanian dan industri yang mendukung dengan pendekatan agrobisnis.

2. Penyediaan infrastruktur yang memadai.

Kebijakan kawasan strategis teknologi tinggi saat ini dikembangkan di Kecamatan Sudimoro yaitu pengembangan kawasan PLTU. Kebijakan kawasan strategis teknologi tinggi diarahkan untuk memanfaatkan sumber-sumber alam yang tersedia serta mengembangkan kegiatan-kegiatan didalamnya dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan,

Strategi kawasan strategis teknologi tinggi meliputi:

1. menciptakan kondisi/bentuk lingkungan yang baik agar ekosistem setempat tidak terganggu dengan adanya kegiatan perkotaan dan PLTU.

2. meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana yang lengkap, yang mampu menunjang seluruh kegiatan di Kecamatan Sudimoro,

3

3.

.6

6

KE

K

EB

B

IJ

I

JA

AK

KA

AN

N

D

DA

A

N

N

S

S

TR

T

RA

A

TE

T

EG

G

I

I

R

RU

UA

A

NG

N

G

D

DA

A

RA

R

A

T,

T

,

R

RU

UA

A

NG

N

G

L

L

AU

A

U

T,

T

,

RU

R

UA

AN

NG

G

U

UD

D

AR

A

RA

A

,

,

D

DA

A

N

N

R

RU

UA

A

NG

N

G

DA

D

AL

L

AM

A

M

BU

B

UM

M

I

I

Strategi ruang darat, ruang udara, ruang laut dan ruang dalam bumi, dilakukan guna mewujudkan tertib pengaturan dalam persediaan, penguasaan, dan pemanfaatan atas tanah, air, udara dan sumberdaya alam penting lainnya sebagai sumberdaya publik secara adil.

Strategi arahan penataan ruang darat dilakukan melalui upaya kelestarian lingkungan, termasuk melestarikan sumberdaya air, sumberdaya hutan dan suaka alam. Kegiatan yang perlu ditata agar ruang darat tetap terjaga kelestariannya dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan publik adalah dengan

melakukan perencanaan, pengelolaan, pengendalian dan pengawasan yang terpadu bagi kegiatan pertanian, kegiatan pertambangan, kegiatan industri dan kegiatan lainnya.

Strategi arahan penataan ruang laut dilakukan melalui upaya pelestarian ekosistem laut dan pesisir. Kegiatan yang perlu dikendalikan agar tidak terjadi penurunan daya dukung lingkungan adalah pengaturan kegiatan penangkapan hasil laut, pengaturan kegiatan wisata bahari, serta perlindungan lingkungan sekitar laut seperti dengan tanaman bakau pencegah abrasi.

Strategi arahan penataan ruang udara dilakukan terkait dengan penggunaan ruang udara sebagai ruang publik dan ruang udara Kabupaten Pacitan sebagai ruang latihan militer. Pengembangan penggunaan ruang yang terkait dengan saluran tegangan listrik, telekomunikasi dan ketinggian bangunan memiliki batasan ruang akibat adanya penggunaan ruang udara sebagai ruang latihan tempur udara TNI.

Strategi arahan penataan ruang dalam bumi dilakukan melalui pembatasan kelayakan wilayah di Kabupaten Pacitan untuk dijadikan wilayah pertambangan dan galian. Selain itu pengaturan pengolahan sumber daya dalam bumi diatur sesuai dengan pemeliharaan keberlangsungan lingkungan hidup. Untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan penatagunaan sumber daya alam yang mencakup bentang alam bukit dan perbukitan serta penambangan pasir laut bagi pengembangan pantai dan keperluan lainnya perlu dilakukan kegiatan inventarisasi bentang alam bukit dan perbukitan, inventarisasi zona-zona layak tambang, dan menyusun pedoman teknis penatagunaannya.

3

3.

.7

7

KE

K

EB

BI

IJ

JA

AK

KA

A

N

N

P

PE

EN

NA

A

TA

T

AA

AN

N

RU

R

UA

AN

NG

G

W

WI

IL

L

AY

A

YA

AH

H

K

KA

AB

B

UP

U

P

AT

A

TE

EN

N

P

PA

A

CI

C

IT

TA

A

N

N

B

BE

ER

RD

D

AS

A

SA

A

RK

R

K

AN

A

N

K

KE

EB

B

IJ

I

JA

A

KA

K

AN

N

MA

M

AK

KR

RO

O

Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Pacitan dalam Konteks Penataan Ruang di Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Sebagai bagian dari RTRW Nasional.

b. Sebagai bagian dari RTRW Pulau Jawa - Bali.

c. Sebagian dari RTR Koridor Sub Kawasan Pansela Tengah yang beriterasi dengan RTRW Provinsi Jawa Tengah dan RTRW Provinsi Jawa Timur.

d. Beriterasi dengan RTRW Kabupaten Wonogiri (bagian dari cluster Pawonsari (Pacitan, Wonogiri dan Gunungkidul (Wonosari) dan RTRW Kabupaten Trenggalek dan RTRW Kabupaten Tulungagung (Citragung) .

(7)

Adapun skema kedudukan RTRW Kabupaten Pacitan dalam kebijakan makro dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 1

Kedudukan RTRW Kabupaten Pacitan Dalam Kebijakan Makro

3

3.

.7

7.

.1

1

KE

K

EB

BI

IJ

JA

AK

KA

A

N

N

B

BE

ER

RD

D

AS

A

SA

AR

RK

KA

AN

N

R

RT

TR

RW

W

N

NA

AS

SI

IO

ON

NA

AL

L

Dalam RTRW Nasional 2008-2027, Pacitan termasuk dalam Orde Kota dengan kategori II/C/2 yang berarti:

™ II: Tahap Pengembangan II

™ C: Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Naisonal

™ 2: Pengembangan Baru

Pacitan ditetapkan berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Pengembangan Baru bersama dengan Jember, Blitar, Pamekasan dan Bojonegoro.

Adapun kebijakan pengembangan struktur ruang sebagaimana dimaksud dalam RTRWN meliputi:

™ peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki;

™ peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.

Sedangkan kebijakan pola ruang yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan pengembangan bagi wilayah Kabupaten Pacitan adalah:

a. kebijakan pengembangan kawasan lindung; meliputi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi

lingkungan hidup, serta pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

b. kebijakan pengembangan kawasan budidaya; meliputi perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budidaya, serta pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

c. kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional meliputi:

¾ lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional;

¾ peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;

¾ pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian internasional;

¾ pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

¾ pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa; pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar; dan;

¾ pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan.

Disamping itu, didalam penetapan wilayah Madiun dan sekitarnya (termasuk didalamnya wilayah Pacitan) sebagai salah satu kawasan andalan nasional, pengembangan sektor unggulan yang diarahkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 1

Penetapan Kawasan Andalan Nasional Wilayah Madiun dan Sekitarnya No Kode Kawasan Andalan Sektor Unggulan Keterangan

1 (III/A/2) pertanian Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertanian

RTRW Nasional

RTRW PROVINSI

JAWA TIMUR RTR KORIDOR PANTAI SELATAN JAWA

RTRW PROVINSI JAWA TENGAH RTRW 1. Kab. TulungAgung 2. Kab. Trenggalek RTRW Kab. Pacitan RTRW

Kab. Wonogiri Kab. lainnya RTRW

(8)

2 (II/D/2) industri Pengembangan Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan

3 (III/F/2) perikanan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perikanan 4 (III/B/2) perkebunan Pengembangan Kawasan

Andalan untuk Perkebunan 5 (III/E/2) pariwisata Pengembangan Kawasan

Andalan untuk Pariwisata Sumber: RTRW Nasional 2008-2027

3

3.

.7

7.

.2

2

KE

K

EB

BI

IJ

JA

AK

KA

A

N

N

B

BE

ER

RD

D

AS

A

SA

AR

RK

KA

AN

N

R

RT

TR

RW

W

J

JA

AW

WA

A-

-B

BA

AL

LI

I

Kabupaten Pacitan dalam sistem Penataan Ruang Pulau Jawa Bali, merupakan bagian dari sub Koridor Pantai Selatan Jawa (Segmen Tengah). Koridor Pantai Selatan Jawa merupakan Koridor yang diprioritaskan untuk dikembangkan di Pantai Selatan Jawa. Hal ini terkait erat dengan upaya untuk mengatasi beberapa permasalahan mendasar yang dihadapi dalam pengembangan tata ruang Pulau Jawa – Bali.

Beberapa fenomena Pulau Jawa – Bali yang berimplikasi terhadap permasalahan tata ruang Pulau Jawa – Bali adalah sebagai berikut:

1. Pulau Jawa – Bali sebagai tulang punggung ekonomi nasional (Industri, perdagangan dan jasa, keuangan, pariwisata, tanaman pangan) menyebabkan pesatnya perkembangan kegiatan ekonomi di Pulau Jawa-Bali. 2. Pertumbuhan penduduk di Jawa-Bali sangat pesat

dengan kosentrasi penduduk rata-rata 60 % dari jumlah penduduk nasional

3. Munculnya gejala “urban primacy” yang dikhawatirkan dapat mematikan perkembangan kota-kota hinterland-nya. Besaran Kota Metropolitan Jabodetabek hampir tiga kali lebih besar daripada kota terbesar kedua, yaitu Surabaya

Meningkatnya luas kawasan terbangun untuk kegiatan perkotaan (permukiman, industri dan perdagangan) yang memberikan dampak terhadap menurunnya daya dukung lingkungan dan tata air Pulau Jawa-Bali.

Berdasarkan Review terhadap RTRW Jawa – Bali, maka Kabupaten Pacitan sebagai bagian dari wilayah selatan Jawa yang merupakan wilayah yang harus didorong pembangunannya dan dalam kebijakan hirarki kota akan dikembangkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), namun demikian hendaknya tetap dalam visi untuk mempertahankan kawasan lindung dan yang berfungsi

lindung dan mempertahankan sumber-sumber air dan daerah resapannya untuk menjaga ketersediaan air sepanjang tahun.

3

3.

.7

7

.3

.

3

KE

K

EB

BI

IJ

JA

A

KA

K

AN

N

B

B

ER

E

RD

DA

AS

SA

AR

RK

KA

AN

N

R

RT

TR

R

K

KO

OR

RI

ID

D

OR

O

R

P

PA

A

NT

N

TA

AI

I

S

SE

EL

LA

AT

TA

A

N

N

J

JA

AW

WA

A

(

(P

P

AN

A

NS

SE

EL

LA

A

)

)

Berdasarkan Hasil Studi terhadap Percepatan Pembangunan di Koridor Pantai Selatan Pulau Jawa, maka diperoleh gambaran mengenai kondisi yang terjadi di wilayah koridor Pansela Jawa secara keseluruhan yang menonjol, yaitu terjadinya kesenjangan ekonomi, yaitu sumberdaya alam yang melimpah belum berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan kata lain, sumberdaya alam yang dimiliki belum sepenuhnya terdistribusi secara menyeluruh pada masyarakat. Distribusi manfaat masih terkonsentrasi pada daerah-daerah tertentu yang menjadi pusat pelayanan wilayah. Untuk itu Kabupaten Pacitan dijadikan sebagai salah satu kabupaten yang terpilih sebagai kawasan prioritas yang akan ditangani.

3

3.

.7

7

.4

.

4

KE

K

EB

BI

IJ

JA

A

KA

K

AN

N

B

B

ER

E

RD

DA

AS

SA

AR

RK

KA

AN

N

R

RT

TR

RW

W

J

JA

A

WA

W

A

T

TI

IM

MU

UR

R

Dalam fungsi wilayah dan perkotaan Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari SWP Madiun dan sekitarnya. Kabupaten Pacitan memiliki rencana fungsi wilayah sebagai pemerintahan, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan pariwisata.

Berdasarkan pola pengelompokan perekonomian dan dominasi kegiatannya, bahwa dalam sistem perwilayahan Jawa Timur, terjadi pemusatan kota-kota yang terlalu ke Utara, maka perlu adanya upaya untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan mengembangkan wilayah Selatan Jawa Timur dan Kabupaten Pacitan merupakan wilayah yang harus diprioritaskan pengembangannya melalui Konsep Pengembangan Selatan-Selatan yaitu jalur Pacitan – Trenggalek – Tulungagung - Banyuwangi.

Kedudukan Kabupaten Pacitan dalam konstelasi wilayah Koridor pantai selatan Jawa tidak lepas dari sistem kota-kota yang ada. Kota Pacitan merupakan pusat kegiatan lokal bagi daerah-daerah lain di sekitar. Sebagai pusat kegiatan lokal wilayah pacitan menjadi wilayah penghubung antar kota-kota sekitar baik di wilayah Jawa Timur (Citragung) maupun Jawa Tengah dan DIY (Pawonsari). Letak Kabupaten Pacitan yang berada di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadikan peran Pacitan sebagai pintu masuk Jawa Timur di wilayah pantai selatan

(9)

Jawa. Pengembangan koridor pantai selatan akan berdampak pada pola penggunaan lahan dan perkembangan kegiatan di wilayah Kabupaten Pacitan.

3

3.

.8

8

ST

S

TR

RA

AT

TE

EG

GI

I

P

PE

EN

NG

G

EM

E

MB

B

AN

A

NG

G

AN

A

N

PA

P

AC

CI

IT

TA

AN

N

B

BE

ER

RD

DA

A

SA

S

AR

RK

KA

A

N

N

K

KE

EB

BI

IJ

JA

AK

KA

A

N

N

M

MA

A

KR

K

RO

O

3

3.

.8

8.

.1

1

ST

S

TR

RA

AT

TE

EG

GI

I

P

P

EN

E

NG

GE

EL

LO

OL

LA

AA

AN

N

RU

R

U

AN

A

NG

G

K

KA

AB

BU

U

PA

P

AT

TE

EN

N

P

P

AC

A

CI

IT

TA

AN

N

D

D

AL

A

LA

AM

M

W

WI

IL

LA

AY

YA

AH

H

N

NA

AS

SI

IO

ON

NA

A

L

L

Sesuai dengan strategi Ruang yang telah ditetapkan didalam RTRWN dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008, maka Strategi Pengembangan Wilayah yang harus diakomodasi dalam Pengembangan Wilayah Pacitan berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam RTRWN tersebut adalah sebagai berikut.

Strategi untuk mengembangkan struktur ruang dilakukan dengan: ™ menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara

kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya; ™ mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan

yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan;

™ mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan ™ mendorong kawasan perkotaan dan pusat

pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.

™ meningkatkan kualitas jaringan prasarana danmewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara;

™ mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan terisolasi;

™ meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi

terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;

™ meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; dan

™ meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi nasional yang optimal.

Strategi mengembangkan kawasan lindung sebagai salah satu unsur pembentukan pola ruang adalah dengan:

™ menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi;

™ mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.

™ menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup;

™ melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; ™ melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap

zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;

™ mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;

™ mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;

™ mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya;

™ mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana.

Strategi untuk mengembangkan Pola Ruang berdasarkan pengembangan kawasan budidaya adalah dengan:

™ menetapkan kawasan budi aya yang memiliki nilai strategis nasional untuk pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;

™ mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya;

(10)

™ mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;

™ mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional;

™ mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang bernilai ekonomi tinggi di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, dan/atau landas kontinen untuk meningkatkan perekonomian nasional.

™ membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;

™ mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan;

3

3.

.8

8.

.2

2

ST

S

TR

RA

AT

TE

EG

GI

I

P

P

EN

E

NG

GE

EL

LO

OL

LA

AA

AN

N

RU

R

U

AN

A

NG

G

K

KA

AB

BU

U

PA

P

AT

TE

EN

N

P

P

AC

A

CI

IT

TA

AN

N

D

D

AL

A

LA

AM

M

P

PU

UL

LA

AU

U

J

JA

AW

WA

A-

-B

BA

AL

LI

I

Kebijakan dan Strategi Ruang Pulau Jawa – Bali sebagai upaya mengatasi permasalahan tata ruang yang dihadapi oleh Pulau Jawa - Bali yang terkait dengan kedudukan Kabupaten Pacitan di Pulau Jawa adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan kawasan lindung dan yang berfungsi lindung khususnya untuk Pulau Jawa bagian selatan.

2. Mempertahankan sumber-sumber air dan daerah resapannya untuk menjaga ketersediaan air sepanjang tahun.

3. Mengendalikan pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan yang berpotensi mengancam keberadaan kawasan lindung dan sentra-sentra produksi pangan. 4. Menghentikan pengembangan industri yang tidak ramah

lingkungan.

5. Mempertahankan Pulau Jawa-Bali sebagai sentra utama lumbung pangan nasional melalui berbagai upaya terintegrasi.

6. Merelokasi kegiatan industri di luar kawasan industri kedalam kawasan industri yang ditetapkan.

7. Mempertahankan dan memelihara kapasitas pelayanan prasarana wilayah dalam mendukung keberlangsungan sentra-sentra produksi, pusat-pusat pelayanan dan kegiatan-kegiatan perkotaan lainnya.

8. Mendorong pembangunan di selatan Jawa dan utara Bali secara selektif dan berhati-hati.

3

3.

.8

8

.3

.

3

ST

S

TR

RA

A

TE

T

EG

GI

I

PE

P

EN

NG

GE

EL

LO

OL

LA

AA

A

N

N

R

RU

UA

AN

NG

G

K

KA

AB

B

UP

U

PA

A

TE

T

EN

N

PA

P

AC

CI

IT

TA

AN

N

D

DA

AL

LA

AM

M

W

WI

IL

LA

AY

YA

A

H

H

C

CI

IT

TR

RA

A

GU

G

UN

NG

G

Strategi Pengembangan Wilayah yang harus diakomodasi dalam Pengembangan Wilayah Pacitan berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam Kawasan Citragung (Pacitan-Trenggalek-Tulung Agung) adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan daya saing sektor ekonomi potensial

2. Meningkatkan daya tarik kawasan di mata investor antara lain dengan cara menyediakan prasarana dan sarana penunjang.

3. Memperbaiki sistem pemasaran produk yang dihasilkan kawasan

4. Pemasaran produk yang dihasilkan tidak diorientasikan kepada jalur lalu lintas ekonomi dan perdagangan Jawa Timur.

5. Membatasi pembangunan di wilayah-wilayah yang rawan bencana alam.

6. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dengan mengembangkan sektor ekonomi potensial.

7. Mengurangi jumlah pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor Pertanian, yaitu di Sub sektor Perkebunan, Peternakan, Perikanan Laut, serta di Sektor Pertambangan dan Penggalian.

3

3.

.8

8

.4

.

4

ST

S

TR

RA

A

TE

T

EG

GI

I

PE

P

EN

NG

GE

EL

LO

OL

LA

AA

A

N

N

R

RU

UA

AN

NG

G

K

KA

AB

B

UP

U

PA

A

TE

T

EN

N

PA

P

AC

CI

IT

TA

AN

N

D

DA

AL

LA

AM

M

W

WI

IL

LA

AY

YA

A

H

H

P

PA

AW

WO

ON

NS

SA

AR

RI

I

Wilayah Pengembangan Pacitan (Provinsi Jawa Timur), Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah) dan Wonosari (Provinsi Yogyakarta) terletak dalam wilayah administrasi provinsi yang berbeda, sehingga pengembangan wilayah Pawonsari diarahkan pada upaya-upaya untuk mengembangkan keuntungan komparatif antar wilayah dan tidak terjadi tumpang tindih peran dan fungsi wilayah yang sama. Strategi Pengembangan Wilayah Pawonsari (Pacitan-Wonogiri-Wonosari) adalah sebagai berikut:

(11)

2. Pengembangan Kawasan Perikanan dan Kelautan. 3. Pemantapan Fungsi Lindung.

4. Pengendalian Pemanfaatan Ruang pada Fungsi-fungsi Lindung Sempadan Sungai, Danau, Pantai.

5. Pemantapan Mekanisme Perijinan Pemanfaatan Ruang. 6. Pengembangan Jaringan Jalan/Aksesibilitas.

7. Pengembangan Prasarana Wilayah Penunjang Fungsi Sektoral.

8. Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Kabupaten. 9. Pengembangan Jalur Angkutan.

10. Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Propinsi.

11. Konservasi Sumberdaya Air: Pembangunan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Air Lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, juga terdapat pesan nasionalisme yang terlihat dalam scene film, saat Fang Yin dinasehati oleh papa mamanya untuk kembali ke Indonesia dengan alasan bahwa bagaimana

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dampak-dampak dari penggunaan sosial media dan gambaran kontrol diri remaja dalam penggunaan

a. Memahami Kebutuhan dan Motivasi guru, Kebutuhan merupakan suatu situasi kekurangan dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertingkah laku untuk mencapai

Therefore, the child has a glorious life in the view of the Islamic religion, then the child must be treated humanely like her provide for both inner and outer,

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRACER STUDY BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT RAD PADA UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA.. PROGRAM STUDI TEKNIK

Karakteristik ini dapat dinyatakan dalam berbagai cara: misalnya, satu dapat menggambarkan objek dalam sebuah cluster sebagai penduduk yang dihasilkan oleh distribusi

Tahun pelaksanaan anggaran pada umumnya dimulai dari 1 Januari sampai 31 Desember. Menurut ICW, masih bisa dibenarkan jika beban-beban yang terjadi dalam beberapa

Pada analisis ini akan dibahas bagaimana menentukan banyaknya produksi kemasan dalam satu contoh kategori “Food and Drink” oleh perusahaan Berlina Tbk. Produksi