• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISI, MISI, ARAHAN PROGRAM, DAN STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA (FEMA) IPB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VISI, MISI, ARAHAN PROGRAM, DAN STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA (FEMA) IPB"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

VISI, MISI, ARAHAN PROGRAM, DAN STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA (FEMA) IPB

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Fakultas Ekologi Manusia harus mewarnai pola pikir para staf dan mahasiswanya dan sekaligus mampu mempelopori penerapan etika lingkungan yang antisipatif, aktual dan dinamis. Hal ini ditandai dengan lebih menitikberatkan implementasi etika ekosentris dibanding biosentris dan antroposentri di dalam kurikulum maupun kegiatan non kurikuler. Maknanya bahwa manusia tidak diperbudak oleh teknologi dan tidak menjadi korban pengembangan teknologi maju, sebaliknya pengembangan IPTEKS dalam lingkup bidang ilmu di FEMA tidak hanya mempertimbangkan kepentingan manusia jangka pendek, tetapi juga kepentingan manusia jangka panjang bagi kelestarian lengkungan dan keberlanjutan pembangunan bangsa.

Sebagai kumpulan bidang ilmu di tingkat fakultas yang baru, FEMA saat ini masih kurang dikenal di masyarakat, baik di kalangan masyarakat calon pengguna, pemerintah, maupun dunia usaha. Oleh karena itu diperlukan upaya khusus untuk membangun citra fakultas dan departemen yang tercakup di dalamnya, melalui program peningkatan prestasi mahasiswa, baik kurikuler maupun non kurikuler, serta promosi melalui komunikasi publik yang terencana. Di samping itu, secara bersama meningkatkan derajat kelembagaan khususnya di tingkat departemen, secara internal melalui optimalisasi manajemen yang partisipatif dan komunikasi yang konvergen. Secara ekternal perlu membangun jaringan kerjasama yang semakin luas yang dapat dimanfaatkan oleh departemen dan bagian untuk pengembangan ilmu. Semua dilakukan dalam koridor norma dan nilai, serta program utama yang berlaku di IPB.

Pelayanan yang terjadi masih perlu ditingkatkan, terutama menyangkut surat menyurat dan kegiatan keamanan lingkungan kampus. Koordinasi dan partisipasi staf dan departemen dalam kegiatan kelembagaan fakultas juga perlu ditingkatkan. Peran Fakultas di tingkat IPB juga terasa masih perlu dibenahi terkait dengan kebijakan terutama dalam bidang pengembangan ilmu-ilmu di lingkup FEMA.

Secara substansial permasalahan pangan, energi, kemiskinan, dan lingkungan yang menjadi ranah utama FEMA, masih belum terwadahi dalam arah dan payung pengembangan ilmu yang jelas, sehingga banyak penelitian yang dilakukan oleh staf maupun mahasiswa menjadi berjalan sendiri-sendiri kurang mengarah pada suatu konvergensi visi FEMA. Ke depan hal ini perlu dibenahi, tertama bagaimana kaitan antara bidang ilmu dalam lingkup FEMA dengan fakultas lain di IPB setelah penggabungan staf dalam kelompok ilmu sosial dan humaniora di FEMA. Arahnya adalah agar tidak terjadi degradasi kualitas dan kuantitas penelitian dalam ranah komoditi peternakan, perikanan, pertanian dan ilmu-ilmu lainnya.

Fakultas harus lebih mampu mengambil peran lebih aktif dalam memfasilitasi koordinasi internal fakultas maupun eksternal dengan level IPB dan pihak luar (yang termasuk stakeholders) FEMA dalam pengambilan keputusan strategis. Dengan demikian secara internal menjadi lebih solid dan secara eksternal terjalin jaringan kerjasama yang menjadi lebih konvergen dan lebih sinergis.

(2)

1.2. Tujuan

Tulisan ini dimaksudkan untuk menyampaikan gambaran selintas tentang permasalahan manajemen FEMA dan mengajukan solusi permasalahan dalam bentuk reformasi visi, misi, arahan program dan budaya kerja, serta rancangan struktur organisasi yang jelas dalam pembagian wewenang dan tugas.

1.4. Ruang Lingkup

Tulisan ini mencakup : (a) latar belakang potret permasalahan, (2) visi, misi dan arahan program dan implementasinya, (3) struktur organisasi, dan (4) budaya kerja.

II. VISI, MISI, ARAHAN PROGRAM 2.1. Visi FEMA 2010-2014

Menjadi lembaga pendidikan dan pengembang IPTEKS terunggul dan populer bidang peningkatan kualitas hidup manusia, keluarga, masyarakat selaras dengan dinamika lingkungan tropis berkelanjutan.

2.2. Misi FEMA 2010-2014

1. Mewujudkan kurikulum dan suasana pembelajaran yang aktual dan bermutu 2. Mewujudkan suasana akademik yang kondusif

3. Menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompeten dan berdaya saing tinggi 4. Mewujudkan budaya kerja yang berkualitas dan dinamis

5. Mempromosikan dinamika bidang keilmuan lingkup Ekologi Manusia 2.3. Arah Implementasi Misi FEMA 2010-2014

Misi ke 1

Mewujudkan kurikulum dan suasana pembelajaran yang bermutu dalam pendidikan bidang Ekologi Manusia yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan pengembangan masyarakat dan peningkatan kualitas kehidupan umat manusia, yang paling diminati pada taraf regional.

Misi ke 2

Mewujudkan suasana akademik yang kondusif bagi berkembangnya minat riset dan pengembangan IPTEKS bidang ekologi manusia, yang didukung oleh upaya pengembangan pelayanan prima, aktual dan bermutu tinggi pada staf akademik (dosen dan tenaga kependidikan) maupun mahasiswa. Di samping itu juga mendorong suasana kondusif bagi perkembangan karir staf, pengembangan kurikulum yang selaras antar jenjang kependidikan S1, S2 dan S3, serta mendorong suasana non kurikuler yang sinergis antar dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan

(3)

Mewujudkan budaya kerja yang berkualitas dengan prinsip kemitraan yang sinergis inter dan antar Departemen, organ di tingkat IPB maupun dalam berjaringan dengan pihak-pihak luar dalam suasana kerja komunikatif dan yang kondusif, serta melayani administrasi akademik secara prima.

Misi ke 4

Mewujudkan budaya kerja yang berkualitas dengan prinsip kemitraan yang sinergis inter dan antar Departemen, organ di tingkat IPB maupun dalam berjaringan dengan pihak-pihak luar dalam suasana kerja komunikatif dan yang kondusif, serta melayani administrasi akademik secara prima.

Misi ke 5

Mempromosikan dinamika bidang keilmuan lingkup Ekologi Manusia dengan mengembangkan jaringan kerjasama sinergis (kemitraan) yang luas dan relevan. Mengembangkan prohumasi FEMA ke masyarakat luas dan membangun citra bidang keilmuan dan kelembagaan lingkup FEMA.

2.4. Arahan Program

Dalam manajemen FEMA lima tahun ke depan dipilih lima pilar program, yaitu :

1. Mengawal program akreditasi internasional dan konvergensi dengan program IPB.

2. Mengembangkan program pengembangan jaringan kemitraan sinergis inter antar kelembagaan di FEMA/IPB dan pihak luar

3. Mengembangan manajemen yang promotif, partisipatif, komunikatif dan kondusif

4. Promosi luas program pendidikan dan pengembangan RISTEKS yang relevan dalam lingkup Fakultas Ekologi Manusia

5. Mengawal pengembangan staf dan karir staf akademik dan kependidikan sebagai kebutuhan mutu

2.5. Penjabaran Tiap Pilar Program Pilar ke 1

Mengawal pengembangan program akreditasi internasional

1. Mengawal kebijakan IPB dalam mewujudkan akreditasi internasional bagi program mayor 1/program studi S2 dan S3

2. Sekaligus mendukung upaya IPB mewujudkan world-class university) 3. Mengembangan jaringan kerjasama dengan stakeholders secara sinergis dan

relevan untuk mendukung upaya pengembangan departemen di lingkup FEMA. Pilar ke 2

Mengembangkan program pengembangan jaringan kemitraan sinergis dengan pihak-pihak terkait dalam rangka mewujudkan suasana akademik : pembelajaran, riset, jurnal

(4)

terakreditasi di tingkat profesi bidang keilmuan di lingkup FEMA, dan pengembangan kualtas SDM, keluarga dan masyarakat yang kondusif untuk menghasilkan lulusan S1, S2 dan S3 yang berdaya saing tinggi). Membangun jaringan kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak terkait yang relevan secara dinamis dan kondusif. Mengembangkan payung pengembangan RISTEKS untuk menjadi arah pengembangan keilmuan lingkup FEMA dan sekaligus menjadi dasar dalam membangun jejaring kerjasama yang lebih luas dengan pihak terkait.

Pilar ke 3

Mengembangkan manajemen yang promotif, partisipatif, komunikatif dan kondusif yang didukung oleh budaya kerja bermutu : Komunikatif; Promotif dan antisipatif; Melayani secara prima; Integratif (konvergen dan koordinatif); dan Sinergis .

Untuk memudahkan mengingat dan mengahayati disusun akronim KOMPROMIS. Di samping itu juga mendorong pengembangan sarana/prasarana pendidikan yang bermutu dan mengawal terwujudnya world-class University yang sedang diupayakan dan menjadi sasaran program di tingkat IPB.

Pilar ke 4

Promosi program pendidikan dalam lingkup Ekologi Manusia yang bersinergi bagi daya saing : Kelembagaan Fakultas dan Departemen (pengembang bidang IPTEKS), mahasiswa, lulusan, maupun peraihan calon mahasiswa baru yang berkualitas tinggi. Pilar ke 5

Mengawal Pengembangan staf akademik dan kependidikan secara proporsional berbasis peningkatan kualitas maupun kuantitas yang mempertimbangkan needs assesment dan kompetensi serta profesionalitas. Hal ini dilakukan agar pengembangan staf sesuai dengan tuntutan kebutuhan para pemangku kepentingan FEMA dan pengembangan karir berbasis kinerja dan prestasi.

III. STRUKTUR ORGANISASI DAN BUDAYA KERJA Struktur Organisasi

Tugas dekan pada dasarnya adalah mengembangkan suasana kondusif bagi terwujudnya konvergensi dalam struktur IPB khususnya antara pimpinan level IPB dan pimpinan level Departemen dan jajarannya. Dekan bekerja menurut koridor tata kelola atau tata aturan yang telah ditetapkan oleh IPB, maupun program kerja IPB. Peran Dekan adalah bagaimana mengembangkan kualitas program dan kebijakan pimpinan baik di tingkat IPB melalui aspirasi level fakultas maupun departemen, maupun koordinasi lintas departemen serta pengembangan kemahasiswaan. Progra kerja dekan terutama adalah mengawal program-program dan kebijakan di level IPB tersebut melalui pengembangan kreatifitas yang dinamis sesuai dengan aspirasi di level fakultas (Senat Fakultas) maupun level Departemen.

(5)

Struktur Dekanat FEMA periode 2010-2014 terdiri dari Dekan, yang dibantu oleh dua unsur utama pendukung dekanat, yaitu : Wakil Dekan dan Manajer Kerjasama. Meskipun masing-masing pada dasarnya membantu tugas dekan, namun diberi tanggungjawab, tugas dan kewenangan yang berbeda. Semata hal ini dimaksudkan agar tugas dapat terbagi habis dan terkontrol secara proporsionaldan optimal. Komposisi personil mempertimbangkan aspek-aspek : kompetensi, kesediaan, bidang keilmuan departemen, dan partisipasi gender.

Dekan dibantu

– Wakil Dekan

• Membantu tugas-tugas dekan : mengawal pilar 1, 3, 5 • Prioritas :

– Organisasi internal dan Pengembangan Staf – RKAT

– Administrasi Akademik (Jaminan Mutu) – Pengembangan Kemahasiswaan

– Manajer Kerjasama

• Membantu tugas-tugas Dekan : mengawal pilar 2 dan 4 • Prioritas

– Promosi, Humas dan Pelayanan Masyarakat – Pengembangan RISTEKS

– Pengembangan dan pengelolaan Jaringan Kerjasama Pola Komunikasi dan Koordinasi

Komunikasi dilaksanakan dengan mengunakan media jaringan dan sistem teknologi informasi dan media lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Di samping itu koordinasi dengan pihak Departemen dilaksanakan setiap bulan dan paling lambat sekali dalam dua bulan berupa Rapim Fakultas, tempat dapat ditetapkan kemudian, dapat di Fakultas maupun di Departemen secara bergantian dan gotong-royong, sekaligus monitoring dan eveluasi rutin perkembangan proses manajemen yang terjadi. Koordinasi dengan Senat Fakultas akan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan dengan Senat FEMA, namun diusulkan agar ada yang rutin (periodik) dan ada yang insidental sesuai kebutuhan.

Monev akademik dan kegiatan kurikuler

Minimal dilaksanakan satu semester dua kali, akhir dan tengah semester, serta evaluasi administrasi akademik dilaksanakan minimal sekali dalam satu semester dan di luar itu perlu dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, antara lain untuk eveluasi kelulusan sarjana atau bila ada masalah spesifik.

Monev kegiatan non kurikuler dan kemahasiswaan

Monitoring dan evaluasi kegiatan kemahasiswaan dilaksanakan minimal sekali dalam dua bulan. Kesempatan ini sekaligus digunakan untuk mengembangkan prestasi dan kreatifitas mahasiswa dalam karya yang sifatnya inovatif produktif.

Pembinaan Kemahasiswaan tersebut ditekankan terutama dalam : pengelolaan Organisasi dan lembaga kemahasiswaan, pengembangan karya inovatif produktif,

(6)

pembinaan softskill dan kewirausahaan, program kerja kemahasiswaan, dan pembinaan Profesi, serta partisipasi dalam kegiatan bina desa oleh IPB.

Budaya Organisasi

Dalam mengelola organisasi FEMA menerapkan Motto : ”Antisipatif, Aktual dan Prima”. Budaya kerja yang berorientasi bermutu disingkat dengan akronim yaitu “ KOMPROMIS” , yang maknanya : Komunikatif; Promotif dan antisipatif; Melayani secara prima; Integratif (konvergen dan koordinatif) dan ; Sinergis

IV . PENUTUP

Pengelolaan FEMA dijalankan dengan memanfaatkan secara optimal keberadaan organ-organ yang berpotensi di level Fakultas dan bersinergi dengan Level Departemen dan Fakultas lainnya di IPB dalam koridor kebijakan dan program IPB. Keberadaan Senat Fakultas diusahakan tidak hanya berperan pada level Fakultas, namun juga dalam rangka pemberdayaan departemen maupun partisipasi anggotanya pada level IPB. Pemikiran yang tertulis dalam naskah ini sefatnya sementara dan akan disempurnakan lebih lanjut melibatkan Senat Fakultas dan Pimpinan Departemen, serta masukan lain yang dinilai reklevan dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas dan kemajuan FEMA, Departemen terkait dan IPB pada umumnya.

Masukan dari bebagai pihak sangat diharapkan demi terselenggaranya pengelolaan FEMA yang kondusif, dinamis, partisipatif, prestatif dan akuntabel. Atas dukungan dan sumbangan pemikiran demi penyempurnaan konsep ini disampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang digunakan adalah nilai raport anak, frekuensi sakit anak, pengeluaran pendidikan, pengeluaran kesehatan, usia anak, pendidikan kepala keluarga, dependesi anak,

Pemilihan bibit dan calon induk bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan secara adlibitum pembatasan persentase jumlah pakan pada jadwal waktu makan yang efesien terhadap bobot

Nistagmus penduler (komponen gerak sama.. cepatnya) dapat dijumpai pada penderita dengan visus yang buruk  sejak dari bayi, kelainan di macula, koriotenitis, kekeruhan

Beberapa faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah usia ibu kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun, riwayat penyakit

Kemudian kita amati dari sistem yang sudah dibuat untuk memonitor kerja alat terserbut sehingga semua serangan yang masuk dapat dicegah. Setelah selesai, kita ambil sampel

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya persaingan yang cukup ketat didunia perdagangan sehingga perusahaan membutuhkan konten yang menarik untuk melakukan

Pada tugas akhir ini penulis melakukan studi aliran daya tiga fasa pada jaringan distribusi dengan mempertimbangkan nilai tegangan setiap fasa, sudut tegangan setiap