• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri Prajegsari I Tempuran Magelang semester II tahun pelajaran 2011-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri Prajegsari I Tempuran Magelang semester II tahun pelajaran 2011-2012."

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

Peningkatan Prestasi Belajar dengan menggunakan Metode Kerja Kelompok pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran

Magelang Semester II Tahun Pelajaran 2011-2012

Enny Purwaningtyas Universitas Sanata Dharma

2012

Peningkatan prestasi belajar siswa Kelas V terhadap mata pelajaran matematika pada materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangundi SD Negeri Prajegsari 1 masih tergolong rendah. Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil observasi terhadap siswa-siswi kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang ternyata nilainya masih dibawah KKM yaitu nilai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Dimana siswa Kelas V SD yang mencapai nilai di atas KKM hanya 11 siswa (50%) dari 22 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Obyek penelitian nya adalah siswa-siswi Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 22 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Validitas instrumen menggunakan validitas isi dan expert judgement atau ahlinya dengan guru kelas atau dosen pembimbing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar matematika berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun pada siswa Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tahun pelajaran 2011-2012. Peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yaitu ketuntasan belajar awal sebelum pelaksanaan tindakan kelas hanya mencapai 50%, setelah pembelajaran siklus II meningkat menjadi 64% dan setelah siklus II hasil ketuntasan belajar siswa mencapai 91%.

(2)

ix

ABSTRACT

Increasing Achievement by Using Group WorkMethods in Math Subject at V Graders Prajegsari 1 Elementary School Tempuran Magelang

on Second Semester Academic Year 2011-2012

Enny Purwaningtyas Sanata Dharma University

2012

Improved Class V student achievement against mathematics in understanding the nature of matter - the nature of the relationship between the waking and the Elementary School bangundi Prajegsari 1 is still relatively low. It can be shown on the results of observations of students - fifth grade elementary school students Prajegsari one school year 2011 to 2012 which was the value is still below the value KKM set school at 65. Class V school where students are achieving value above KKM only 11 students (50%) of the 22 students. The purpose of this study was to determine whether the use of group work methods to improve student achievement fifth grade elementary school lesson Prajegsari 1 year from 2011 to 2012 related to understanding the nature - the nature of the relationship between the up and up.

This research is a class action consisting of 2 period. The objects of this research are the students of elementary school student Prajegsari V Class 1 of the school year 2011 to 2012, amounting to 22 students. The instrument used in this study is a written test. The validity of the instrument using content validity and expert judgment or expert with classroom teachers or lecturers.

The results showed that group work methods can improved the academic achievement related to understanding the nature - the nature of the relationship between the up and up at fifth grade elementary school lesson Prajegsari 1 year from 2011 to 2012. The improvement of the achievement showed by the successful of the study before the implementation of action research reached 50%, after period I increased to 64% and after period II the successful of the study reached 91%.

(3)

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE

KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

KELAS V SD NEGERI PRAJEGSARI I TEMPURAN MAGELANG

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Enny Purwaningtyas

Nim: 101132010

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE

KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

KELAS V SD NEGERI PRAJEGSARI I TEMPURAN MAGELANG

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Enny Purwaningtyas

Nim: 101132010

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

Persembahan

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah mencurahkan hikmat dan kebijaksanaan hingga terselesaikan skripsi ini.

2. Suamiu terkasih, yang senantiasa setia memotivasi dan mendampingiku.

3. Anak- anaku tercinta, Hendrik Christiyanto dan Candra Nugroho, yang tetap setia mendoakan keberhasilan studi ibunya.

(8)

v

MOTTO

Takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan (Amsal 15: 33)

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing - masing (Amsal 16: 4a)

Serahkan perbuatanmu kepada Tuhan , maka terlaksanalah segala rencanamu (Amsal 16: 3)

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu , dan janganlah

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

Peningkatan Prestasi Belajar dengan menggunakan Metode Kerja Kelompok pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran

Magelang Semester II Tahun Pelajaran 2011-2012

Enny Purwaningtyas Universitas Sanata Dharma

2012

Peningkatan prestasi belajar siswa Kelas V terhadap mata pelajaran matematika pada materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangundi SD Negeri Prajegsari 1 masih tergolong rendah. Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil observasi terhadap siswa-siswi kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang ternyata nilainya masih dibawah KKM yaitu nilai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Dimana siswa Kelas V SD yang mencapai nilai di atas KKM hanya 11 siswa (50%) dari 22 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Obyek penelitian nya adalah siswa-siswi Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 22 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Validitas instrumen menggunakan validitas isi dan expert judgement atau ahlinya dengan guru kelas atau dosen pembimbing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar matematika berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun pada siswa Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tahun pelajaran 2011-2012. Peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yaitu ketuntasan belajar awal sebelum pelaksanaan tindakan kelas hanya mencapai 50%, setelah pembelajaran siklus II meningkat menjadi 64% dan setelah siklus II hasil ketuntasan belajar siswa mencapai 91%.

(12)

ix

ABSTRACT

Increasing Achievement by Using Group WorkMethods in Math Subject at V Graders Prajegsari 1 Elementary School Tempuran Magelang

on Second Semester Academic Year 2011-2012

Enny Purwaningtyas Sanata Dharma University

2012

Improved Class V student achievement against mathematics in understanding the nature of matter - the nature of the relationship between the waking and the Elementary School bangundi Prajegsari 1 is still relatively low. It can be shown on the results of observations of students - fifth grade elementary school students Prajegsari one school year 2011 to 2012 which was the value is still below the value KKM set school at 65. Class V school where students are achieving value above KKM only 11 students (50%) of the 22 students. The purpose of this study was to determine whether the use of group work methods to improve student achievement fifth grade elementary school lesson Prajegsari 1 year from 2011 to 2012 related to understanding the nature - the nature of the relationship between the up and up.

This research is a class action consisting of 2 period. The objects of this research are the students of elementary school student Prajegsari V Class 1 of the school year 2011 to 2012, amounting to 22 students. The instrument used in this study is a written test. The validity of the instrument using content validity and expert judgment or expert with classroom teachers or lecturers.

The results showed that group work methods can improved the academic achievement related to understanding the nature - the nature of the relationship between the up and up at fifth grade elementary school lesson Prajegsari 1 year from 2011 to 2012. The improvement of the achievement showed by the successful of the study before the implementation of action research reached 50%, after period I increased to 64% and after period II the successful of the study reached 91%.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Tak ada kata yang patut terucap, selain puji dan syukur dinaikkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah mencurahkan hikmat dan pengertian sehingga selesailah skripsi sederhana ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh. Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak memperoleh bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah pada kesempatan berbahagia ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, beliau merupakan inspirator dalam memotivasi penulis sehinnga karya ini dapat selesai dengan baik.

4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku dosen pembimbing II yang memberikan dukungan dan bimbingan selama penulisan skripsi.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan USD yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Zulaemah, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN Prajegsari 1, dan selaku patner dalam pelaksanaan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

7. Seluruh keluarga besar SD Negeri Prajegsari 1 yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Rekan-rekanku di Prodi PPKHB PGSD Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas motivasi dan kerjasamanya.

(14)
(15)
(16)

xiii

3. Metode Kerja Kelompok... 13

4. Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun... 18

5. Pembelajaran Matematika Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun Menggunakan Metode Kerja Kelompok... ….. 22

B. Penelitian yang Relevan…... 24

C. Kerangka Berpikir... 25

D. Hipotesis Tindakan... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian... 27

B. Setting Penelitian... 28

C. Rencana Tindakan... 30

D. Pengumpulan Data... 34

E. Penyusunan Instrumen... 35

F. Analisis Data... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian... 30

1. Siklus 1... 30

a. Rencana kegiatan... 30

b. Pelaksanaan tindakan... 30

c. Pengamatan... 30

d. Refleksi... 33

2. Siklus II... 33

a. Rencana Kegiatan... 33

b. Pelaksanaaan Tindakan... 33

c. Pengamatan... 34

d. Refleksi... 35

(17)

xiv BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 52

B. Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA... 54

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian ... 30

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I ... 35

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II ... 36

Tabel 4. Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Penelitian ... 37

Tabel 5. Kriteria Validasi Instrumen Pembelajaran ... 37

Tabel 6. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus 1... 42

Tabel 7. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus II ... 46

Tabel 8. Ringkasan Hasil Penelitian ... 48

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Subyek penelitian... 57

Lampiran 2 Data kelompok siswa pada siklus 1... 58

Lampiran 3 Data kelompok siswa pada siklus 2... 59

Lampiran 4 Hasil ulangan siswa sesudah tindakan... 60

Lampiran 5 Silabus matematika... 61

Lampiran 6 RPP siklus 1... ... 63

Lampiran 7 RPP siklus 2 ... .... 67

Lampiran 8 Lembar Kerja siklus 1 ... 71

Lampiran 9 Lembar Kerja siklus 2 ... 78

Lampiran 10 Tes Formatif siklus 1 ... 83

Lampiran 11 Tes Formatif Siklus 2... 91

Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan... 97

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu mata pelajaran utama di sekolah dasar. Seiring dengan perkembangan zaman, matematika mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Matematika banyak digunakan oleh manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Hal inilah yang mendasari pentingnya pembelajaran matematika sejak usia dini termasuk di sekolah dasar.

Kenyataan yang ada, matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Kesulitan tersebut diantaranya terjadi ketika siswa menjumpai soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan atau pengenalan bangun ruang yang sering kali siswa merasa kesulitan untuk memahami dan memecahkan masalah matematika. Siswa yang merasa dirinya tidak bisa, selalu kesulitan mengerjakan soal matematika secara psikologis akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa. Dampaknya adalah siswa tikda bersemangat mengikuti pembelajaran matematika yang selanjutnya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

(22)

kemampuan guru untuk selalu kreatif dalam menghadapi berbagai kendala yang menghambat proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada guru yang sedang mengajar di kelas, diketahui sebagian besar guru masih kurang mampu menggunakan pendekatan atau model belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu sebagian besar guru menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah dan latihan soal saja. Keadaan ini menyebabkan siswa tidak dapat memahami konsep matematika yang diajarkan oleh guru secara optimal.

Salah satu materi pembelajaran matematika yang sulit dipahami oleh siswa Kelas V SD adalah materi tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Siswa Kelas V mulai dikenalkan dengan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun sebagai dasar pemahaman yang selanjutnya akan diajarkan secara lebih mendalam di Kelas VI. Apabila materi ini tidak dipahami dengan baik oleh siswa di Kelas V, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk pembelajaran lanjutan di Kelas VI. Siswa akan mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran dan kesulitan menyelesaikan soal-soal matematika yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar dan ruang.

(23)

materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Kondisi siswa sendiri diketahui sering merasa kebingungan dalam mengerjakan soal-soal tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun apalagi jika bentuk soalnya berupa soal cerita yang berupa permasalahan dalam kehidupan sehari–hari menyebabkan siswa semakin sulit untuk meyelesaikannya.

Sulitnya siswa untuk memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun serta rendahnya prestasi belajar matenatika siswa yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun menjadi suatu masalah yang perlu untuk ditindak lanjuti. Proses pembelajaran matematikan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun memerlukan adanya metode pembelajaran yang tepat. Peneliti akan menggunakan metode kerja kelompok dengan sistem bekerjasama dengan teman satu kelompok untuk memecahkan masalah bersama. Manfaat dari metode kerja kelompok adalah memberi variasi kepada siswa dalam proses belajar, menumbuhkan aktifitas siswa dan menumbuhkan sikap percaya diri dalam belajar kelompok.

(24)

B. Pembatasan Masalah

Mengatasi suatu masalah dengan memperhatikan berbagai macam penyebabnya tidak akan mungkin dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Oleh sebab itu pada penelitian ini dibatasi pada usaha peningkatan prestasi belajar matematika berkaitan dengan materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dengan metode kerja kelompok di SD Negeri Prajegsari 1 tahun pembelajaran 2011-2012.

C. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penggunaan metode kerja kelompok untuk peningkatan prestasi belajar matematika berkaitan dengan materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun di SD Negeri Prajegsari 1 tahun pembelajaran 2011-2012?”.

D. Pemecahan Masalah

Penggunaan metode kerja kelompok diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun pada siswa Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pembelajaran 2011-2012.

E. Batasan Pengertian

(25)

datar dan bangun ruang yang ditunjukan melalui gambar-gambar bangun datar dan bangun ruang setelah mengikuti tes yang diberikan oleh guru. 2. Metode Kerja Kelompok adalah metode mengajar untuk membawa

anak-anak sebagai kelompok dan secara bersama-sama berusaha untuk memecahkan masalah atau melakukan suatu tugas. Kerja kelompok dapat berjangka pendek atau berjangka panjang dalam hubungan dengan pengajaran unit.

3. Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun merupakan salah satu materi pembelajaran pada siswa Kelas V SD. Sifat bangun sendiri ada sifat bangun datar yaitu merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Serta sifat bangun ruang yang pada dasarnya didapat dari benda-benda konkret dengan melakukan proses abstraksi dan idealisasi.

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode kerja kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun pada siswa Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pembelajaran 2011-2012.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

(26)

tambahan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.

2. Bagi siswa

Sebagai bahan masukan siswa sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dapat meningkat.

3. Bagi guru

(27)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Hilgard dalam bukunya Wens Tanlain (2006) belajar adalah proses didalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan sedang menurut Hamalik (1983: 21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkait dengan pengalaman dan latihan.

Belajar menurut Slameto (2010: 2) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yag baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Syaiful Bahri Djamarah (2008: 13) mendefinisikan belajar sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

(28)

itu sendiri dengan lingkungan. Muhibbin Syah (2011: 63) menyebutkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan diri seseorang yang didalamnya terbentuk tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.

b. Jenis Belajar

Jenis-jenis belajar yang perlu diperhatikan menurut Hamalik (1983: 24) adalah sebagai berikut:

1) Kecakapan jasmaniah.

Jenis belajar ini lebih mengutamakan motoris atau gerak-gerik jasmaniah yang diperlakukan secara otomatis. Hal ini banyak diperlukan banyak latihan.

2) Problem solving

Jenis belajar ini memerlukan penyelesaian dengan berpikir dan bukan dengan latihan yang disertai gerak-gerik.

3) Belajar fakta pengetahuan

(29)

4) Belajar sikap

Jenis belajar ini dapat terjadi dengan berbagai cara mengetahui sesuatu dan merealisasikan dalam sikap termasuk cara mengidentifikasi, interaksi kelompok serta dinamika untuk berbuat. 5) Belajar memperoleh minat yang mendalam

Jenis belajar ini dilakukan dengan konsentrasi yang pada umumnya untuk berbakti pada masyarakat. Dalam kesempatan tersebut ditekankan pada belajar untuk mengatasi halangan yang ada pada diri sendiri.

c. Tujuan Belajar

Belajar memiliki tujuan yang kelak dapat dicapai terutama bagi siswa. Tujuan belajar itu sendiri yaitu apa yang hendak dicapai siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Tujuan belajar siswa berupa kemampuan yang hendak dicapai siswa yang mendasari perilakunya. Tujuan belajar ini perlu disadari dan dirumuskan secara tegas. Kemampuan-kemampuan yang menjadi tujuan belajar menurut Wens Tanlain (2006) adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan menguasai informasi tertentu (pengetahuan). 2) Kemampuan memahami hal tertentu (pemahaman).

(30)

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar siswa-siswinya selama waktu tertentu (Suryabrata, 1984: 324). Menurut Winkel (1993) prestasi belajar secara umum digunakan sebagai bukti usaha yang dicapai atau bukti perubahan yang terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan, ketrapilan, dan sikap sebagai hasil dari proses hasil belajar. Jadi dapat disimpulkan prestasi belajar adalah hasil belajar diri siswa sebagai bukti yang dicapai yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sebagai hasil akhir dari proses belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Simanjutak (1983: 71), ada 5 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1) Latihan

(31)

2) Peranan motivasi

Motivasi menunjukkan kepada suatu keadaan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan. Dalam belajar motivasi memegang peranan penting. Tidak ada motifasi berarti tidak ada belajar dalam arti sebenarnya. Adanya motivasi maka ada perubahan yang perlu diulangi bila perbuatan itu dapat menimbulkan kepuasan. Perbuatan diulangi karena adanya interest yaitu motivasi karena tertarik akan pelajaran tertentu dan tertarik akan usaha untuk memperbaiki diri. Melihat peranan motivasi dalam belajar, maka apabila proses belajar macet atau menurun maka sebaiknya dicari penyebab dari unsur motivasi lebih dulu. 3) Peranan hukuman dan penghargaan

Peranan hukuman dan penghargaan dalam belajar sama besarnya. Hukuman menyebabkan anak tidak berbuat sesuatu kesalahan sedang penghargaan mengakibatkan anak melakukan suatu perbuatan. Hukuman tidak saja berperan sebagai suatu pencegahan terhadap suatu perbuatan-perbuatan tertentu tetapi dapat pula menimbulkan hal yang negatif pada seseorang termasuk pada orang yang memberi hukuman.

(32)

dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2000: 102) dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Faktor individual

Faktor individual meliputi faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2) Faktor sosial

Faktor sosial meliputi faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat dan media belajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

Muhibbin Syah (2011: 145) menyebutkan secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

(33)

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2008: 177) terdiri dari faktor luar yang meliputi faktor lingkungan serta instrumental, dan faktor dari dalam yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

3. Metode Kerja Kelompok

a. Pengertian

Menurut Depdikbud (1996: 18-22) metode kerja kelompok adalah metode mengajar untuk membawa anak-anak sebagai kelompok dan secara bersama-sama berusaha untuk memecahkan masalah atau melakukan suatu tugas. Kerja kelompok dapat berjangka pendek atau berjangka panjang dalam hubungan dengan pengajaran unit. Pada dasarnya kerja kelompok diadakan jika guru menginginkan agar semua murid memikirkan sesuatu atau mengeluarkan pendapat masing-masing yang tidak mungkin dalam situasi kelas sebagai keseluruhan akan tetapi harus dilakukan di dalam kelompok kecil.

(34)

bekerjasama dengan orang lain dan diharapkan anak menjadi lebih aktif, kreatif dan mandiri.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Kerja Kelompok

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar pelaksanaan metode kerja kelompok dapat berjalan dengan baik, yaitu (Depdikbud, 1996: 18-22):

1) Menentukan masalah-masalah apa yang akan didiskusikan

Tugas itu harus jelas dirumuskan dan dipahami oleh setiap murid kelompok kecil ini cara yang cepat untuk meminta pendapat seluruh kelas atau kegiatan lain.

2) Memilih saat yang tepat

Misalnya bila sedang dibicarakan sesuatu masalah yang hangat dan tiap anak ingin mengeluarkan pendapatnya.

3) Menentukan peserta-peserta dalam tiap kelompok

Cara ini harus efisien dan tak boleh banyak memakan waktu. Biasanya suatu kelompok kecil terdiri dari lima orang, akan tetapi dapat juga tiga sampai enam orang bila kelompok terlampau besar, maka sumber buah pikiran baru terbatas. Bila kelompok terlampau besar, maka ada bahaya sejumlah anak-anak berdiam diri dan tidak turut mengeluarkan pendapatnya.

4) Menentukan lamanya kelompok itu berdiskusi

(35)

permasalahan. Bila waktu terlampau banyak, besar kemungkinan pembicara panjang lebar dan menyeleweng dari inti persoalan, tentu tak ada salahnya guru memperpanjang waktu yang ditentukan bila ternyata bahwa anak-anak masih sibuk semua.

5) Menentukan organisasi kelompok

Organisasi kelompok sederhana saja cukup dengan seorang ketua dan seorang penulis/pelapor. Guru dapat menentukan lebih dulu atau membiarkan anak memilih ketuanya sendiri, cara-cara menentukan peserta kelompok kecil, seperti dikatakan di atas kelompok kecil hanya diberi waktu singkat untuk berdiskusi.Dengan sendirinya pembentukan kelompok harus dilakukan dengan cepat tanpa banyak membuang waktu. Disini akan kami anjurkan beberapa cara pembentukan kelompok

a) Pembentukan kelompok menurut tempat duduk

Anak -anak yang sebaris apakah ke samping atau kebelakang dijadikan suatu kelompok dengan jumlah lima orang.

b) Pengelompokan lebih dahulu ditentukan. Ini dapat dilakukan berdasarkan:

(1) Nama-nama menurut abjad

(36)

(3) Bakat dan minat anak.

(4) Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki anak-anak yang ada pengetahuannya tentang masalah yang dibicarakan disebarkan ke dalam kelompok.

c) Pengelompokkan menurut bilangan

Guru dapat menghitung murid dari satu sampai tujuh (bila ada 35 anak) atau delapan (bila ada 40 anak) sampai setiap anak mendapat nomor tertentu. Kemudian guru menentukan bahwa tiap nomor satu membentuk satu kelompok demikian pula semua nomor dua, nomor tiga, dan seterusnya sehingga terbentuk 7-8 kelompok menurut besar kelas.

d) Pembentukan kelompok berdasarkan kartu nomor ini suatu variasi dari nomor tiga.

(37)

kelas biasa segera pula kembali kepada situasi kelas biasa tanpa membuang waktu.

e) Kelompok jangka panjang ada kalanya harus dibagi dalam kelompok yang harus bekerja sama dengan jangka panjang, dalam pengajaran unit misalnya suatu kelompok baru dapat diselesaikan dalam beberapa minggu. Bila dalam kelompok pendek semua kelompok diberi tugas yang sama, maka pada kelompok jangka panjang dalam hubungan unit, setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda yakni salah satu bagian aspek dari suatu masalah penting yang luas yang dihadapi oleh kelas sebagai keseluruhan. Beberapa prinsip untuk kerja kelompok yang baik. Dalam kerja kelompok ada kemungkinan guru terlampau banyak menguasai atau mengaturnya, dapat juga seakan-akan memberi terlampau banyak tanggung jawab kepada anak.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok

Penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran di sekolah dasar memiliki beberapa kelebihan dan ada juga kekurangan. Berikut ini merupakan beberapa kelebihan penerapan metode kerja kelompok menurut (Joesafira, 1999: 34):

1) Dapat memupuk rasa kerjasama sesama anggota kelompok. 2) Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan

(38)

4) Melalui metode ini dapat disajikan materi pelajaran yang tidak mungkin sesuai atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain.

Kelebihan penerapan metode kerja kelompok juga tak luput dari beberapa kelemahan di dalam proses pembelajaran yakni:

1) Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjokan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.

2) Didominasi oleh seseorang.

4. Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun

a. Bangun Datar

(39)

b. Sifat Bangun Datar

Terdapat beberapa jenis bangun datar sebagai berikut (Imam Roji, 1997):

1) Layang-layang

Terbagi atas dua diagonal yang berbeda ukurannya. 2) Persegi

a. Semua sisi - sisinya sama panjang b. Semua sudut sama besar

3) Persegi panjang

a. Sisi yang berhadapan sama panjang b. Semua sudut sama besar

4) Belah ketupat

a. Semua sisi - sisinya sama panjang b. Sudut yang berhadapan sama besar 5) Jajar genjang

a. Sisi yang berhadapan sama panjang b. Sudut yang berhadapan sama besar 6) Lingkaran

c. Memiliki simetri lipat

d. Simetri putar yang tak terhingga jumlahnya c. Bagun Ruang

(40)

proses memperhatikan dan menentukan sifat, atribut, ataupun karakteristik khusus yang penting saja dengan mengesampingkan hal-hal yang berbeda yang tidak penting. Idealisasi adalah proses menganggap segala sesuatu dari benda- benda konkret itu ideal. Unsur-unsur geometri ruang adalah sisi, rusuk, dan titik sudut. Sisi adalah sekat atau perbatasan bagian dalam dan bagian luar. Rusuk adalah perpotongan dua bidang sisi pada bangun ruang, sehingga merupakan ruang garis.Titik sudut adalah merupakan perpotongan tiga bidang atau perpotongan tiga rusuk atau lebih. Johnson and Rising (1978) menyatakan bahwa: "Mathematics is a creation of the human mind, concerned primarily with ideas, processes, and reasonin." yang berarti bahwa matematika merupakan kreasi pemiiran manusia yang pada intinya berkait dengan ide-ide, proses dan penalaran.

d. Sifat Bangun Ruang

Menurut Travers dkk (1987) menyatakan bahwa: "Geometry is the study of the relationships among points, angles, surfaces and

solids". Hal ini menunjukkan bahwa geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara titik, garis, sudut, bidang dan bangun-bangun ruang.

1) Tabung

a) Mempunyai sisi sebanyak 3 buah, yaitu sisi atas, sisi alas, dan selimut tabung.

(41)

c) Bidang atas dan bidang alas berbentuk lingkaran dengan ukuran sama.

d) Memiliki sisi lengkung yang disebut selimut tabung. e) Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung. 2) Prisma

a) Prisma terdiri dari atas sisi alas dan sisi atas yang bentuk dan ukurannya sama

b) Prisma terdiri atas sisi-sisi tegak yang berbentuk persegi panjang.

c) Prisma segi empat mempunyai 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. d) Prisma segi lima mempunyai 7 sisi, 15 rusuk dan 10 titik sudut 3) Kerucut

a) Alasnya berbentuk lingkaran.

b) Memilik sisi lengkung yang disebut selimut kerucut. c) Memiliki sebuah titik puncak.

d) Jarak titik puncak ke alas disebut tinggi kerucut. 4) Limas

a) Sisi - sisi tegak pada limas berbentuk segitiga

b) Rusuk - rusuk tegak yang ditarik dari sudut - sudut alas bertemu di satu titik.

(42)

5) Kubus

a) Terdiri dari atas sisi alas, sisi atas, dan sisi samping yang berbentuk persegi dan ukurannya sama.

b) Memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. 6) Balok

a) Balok terdiri dari atas sisi alas dan sisi atas yang bentuk dan ukurannya sama.

b) Memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.

c) Mempunyai bentuk sisi persegi atau persegi panjang.

5. Pembelajaran Matematika Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar

Bangun Menggunakan Metode Kerja Kelompok

(43)

Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode kerja kelompok pada materi sifat-sifat bangun dan hubungan dijabarkan sebagai berikut.

a. Guru menentukan masalah yang akan didiskusikan

Permasalahan dalam hal ini yaitu sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

b. Memilih saat yang tepat

Saat pembelajaran tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dirasakan tepat karena siswa belum memahami materi secara mendalam tetapi mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga akan terbentuk interaksi yang baik dalam kelompok kerja.

c. Menetukan peserta dalam tiap kelompok

Pemilihan kelompok oleh guru dapat dilakukan dengan mengunakan no absensi siswa, atau menggunakan metode meja yang berdekatan untuk efisiensi waktu. Jumlah kelompok antara 4-5 orang karena jumlah yang terlalu besar menjadi tidak efektif.

d. Menentukan lamanya kelompok itu berdiskusi

Guru memberikan batasan waktu pada siswa untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

e. Memberikan penilaian

(44)

di depan kelas. Selanjutnya guru melakukan penilaian secara kelompok dan individual.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti diantaranya sebagai berikut.

1. Didik Syaifudin (2012), dengan judul penelitian ”Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas IV SD N 2 Madiun”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek

penelitiannya adalah siswa kelas IV SD sebanyak 24 orang. Tindakan kelas dilakukan sebanyak 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Hasil penelitian diketahui metode kerja kelompok mampu meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dengan peningkatan prestasi sebesar 38%.

2. Erni Sri Mulyati (2003) dengan judul penelitian “Penggunaan metode kerja kelompok dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa bidang studi Biologi di SLTP Negeri I Mandirancan Kabupaten Kuningan”. Penelitian dilakukan menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas X SLTP. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan metode kerja kelompok berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa bidang studi Biologi di SLTP Negeri I Mandirancan. 3. Penelitian Amin (2011) dengan judul penelitian “Penggunaan Metode

(45)

Penjumlahan Pecahan Kelas V SD N 3 Sragen”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas V SD. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dan 4 kali pertemuan. Hasil penelitian metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sehingga peserta didik.

C. Kerangka Berfikir

Matematikan sering kali dianggap sulit dan ditakuti oleh sebagian besar siswa. Pembelajaran matematika dengan materi bilangan, penggunaan rumus-rumus yang rumit dan pengenalan bangun ruang membuat matematika menjadi pelajaran yang tidak disenangi oleh siswa. Hal demikian juga terjadi pada siswa Kelas V sekolah dasar yang mulai belajar mengenal sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk memecahkan soal tentang materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Permasalahan tersebut sangat perlu untuk dicarikan solusi pemecehannya. Kuncinya adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Pembelajaran perlu dilakukan dengan metode pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan agar siswa bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.

(46)

Selain itu siswa juga akan menjadi aktif untuk berfikir, mengemukakan pendapatnya dan bekerjasama dengan teman lain untuk memecahkan persoalan yang ada. Dilihat dari suasana kelas, penggunaan metode kerja kelompok akan membuat suasana kelas menjadi lebih variatif dan tidak membosankan. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode kerja kelompok yaitu siswa akan mampu memahami materi yang menjadi bahan diskusi dengan baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

(47)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran (Mulyasa, 2009). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif yang artinya pihak yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan peneliti sebagai pengamat. Peneliti dan guru yang bersangkutan bekerja sebagai satu tim, dalam persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan, refleksi tindakan dan perencanaan untuk siklus berikutnya.

Ada beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas yang membedakan dengan jenis penelitian yang lain. Karakteristik PTK adalah sebagai berikut: 1. Adanya masalah dalam PTK yang dipicu oleh kesadaran pada diri guru

(48)

2. Penelitian dilakukan di dalam kelas yang fokus penelitiannya adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.

3. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus yang berpola.

Adapun rancangan (desain) penelitian tindakan kelas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Menurut Kemmis dan McTaggart (Mulyasa, 2009) terdapat empat komponen dalam penelitian tindakan yaitu perencanaan tindakan, observasi dan refleksi dalam suatu sitem spiral yang saling terkait. Alur (langkah) pelaksanaan tindakan yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut.

REFLEKSI SIKLUS I TINDAKAN REFLEKSI SIKLUS II TINDAKAN

PENGAMATAN PENGAMATAN

Gambar 1. Model Penelitian Kemmis dan Taggart

(49)

Gambar di atas menunjukkan bahwa pertama sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama tindakan yang akan dilakukan. Langkah kedua setelah rencana disusun secara matang , adalah melaksanakan tindakan yang telah direncanakan. Langkah ketiga bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Hal ini dilakukan seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

B. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

(50)

Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des

1. Pengumpulan data awal √

2. Observasi √

3. Izin pengambilan data √

4. Pengambilan data √

5. Analisis Data √

6. Penyusunan laporan √ √ √ √

7. Ujian Skripsi √

8. Revisi laporan skripsi √

2. Tempat penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Prajegsari 1, Tempuran, Magelang tahun pelajaran 2011-2012.

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Prajegsari 1, Tempuran, Magelang dengan jumlah siswa 22 anak.

4. Obyek penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar matematika berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun menggunakan metode kerja kelompok.

C. Rencana Tindakan

(51)

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri Prajegsari 1. b. Menyusun silabus

c. Menyusun RPP.

d. Membuat kisi-kisi soal untuk siklus 1 dan 2. e. Membuat teks soal.

f. Menentukan skor setiap soal. 2. Rencana tindakan setiap siklus

Siklus 1 pertemuan pertama

a. Rencana tindakan:

1) Mengadakan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari. 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Menjelaskan cara membentuk kelompok dan cara mengerjakan tugas yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar.

4) Secara kelompok siswa mengerjakan soal cerita yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar.

5) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. b. Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan sesuai perencanaan. c. Observasi

(52)

d. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian khusus. 2) Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan dalam

menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun dan hubungannya dengan bangun datar.

3) Merancang dan memodifikasi tindakan berikutnya.

Siklus 1 pertemuan 2

a. Rencana tindakan

1) Menyiapkan soal ulangan tertulis. 2) Menetukan skor soal ulangan. b. Rencana pelaksanaan

1) Melaksanakan ulangan tertulis. 2) Menjelaskan cara pengerjaan soal. c. Observasi

Mengobservasi cepat lambatnya siswa dalam mengerjakan soal, bekerja sendiri atau melihat punya temen.

d. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian khusus. 2) Melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan

pengerjaan soal.

Siklus ll pertemuan pertama

a. Rencana tindakan

(53)

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Menjelaskan cara membentuk kelompok, dan cara mengerjakan soal cerita tentang sifat-sifat bangun ruang.

4) Secara kelompok siswa mengerjakan soal cerita tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun ruang

5) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. b. Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan. c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dari membentuk kelompok sampai siswa bekerja dalam kelompok.

d. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus selama pembelajaran berlangsung.

2) Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun ruang.

Siklus ll pertemuan kedua

a. Rencana tindakan

1) Menyiapkan soal ulangan. 2) Menetukan skor soal ulangan.

(54)

b. Rencana pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana tindakan. c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara memperhatikan cara siswa membentuk kelompok hingga kegiatan pembelajaran selesai.

d. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus.

2) Membadingkan jumlah siswa yang mampu melakukan pembagian pada siklus 1 dan siklus 2.

3) Membandingkan skor rata-rata nilai siklus 1 dan siklus 2, ada peningkatan atau tidak.

4) Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

D. Pengumpulan Data

(55)

E. Penyusunan Instrumen

1. Instrumen

Instrumen penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu instrumen pembelajaran yang mencakup Silabus, RPP, LKS dan instrumen penilaian akhir yang mencakup 10 butir soal dengan materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

a. Proses penyusunan

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes tertulis, bentuk soal uraian yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dengan mengacu pada kisi-kisi soal di bawah ini.

b. Kisi-kisi tes akhir siklus 1 dan 2

Kisi-kisi tes akhir untuk siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 2.

Kisi-kisi Soal Akhir Siklus 1 Standar

kompetensi

(56)

Tabel 3.

Kisi-kisi Soal Akhir Siklus 2 Standar

kompetensi

Kompetensi dasar Indikator Soal Skor nilai soal carita sifat-sifat bangun dan

(57)

Tabel 4.

Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Penelitian No Perangkat

Pembelajaran

Expert Judgment Rata - rata Skor 1. Silabus Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,33 Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4.77

Rata - rata 4,55

2. RPP Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,47

Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4,66

Rata - rata 4,56

3. LKS Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,62

Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4,75

Rata - rata 4,68

4 Bahan Ajar Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,40 Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4'60

Rata - rata 4,50

Tabel 5.

Kriteria Validasi Instrumen Pembelajaran Interval Rata - rata skor Keterangan

4,5 - 5 Sangat Baik

4 - 4,49 Baik

3,25 - 3,99 Cukup

2,75 - 3,24 Kurang Baik

0 - 2,74 Sangat Kurang Baik

(58)

memperoleh rata-rata 4,68 dengan kriteria sangat baik dan bahan ajar memperoleh rata-rata 4,50 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut, maka diperoleh perangkat peeembelajaran yang valid dab perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti dapat digunakan dalam penelitian ini.

F. Analisis Data

Kriteria keberhasilan siswa ditentukan berdasarkan standar KKM sebesar 65. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif. Keberhasilan siswa akan diperhitungakan dengan dengan menggunakan persentase dengan rumus sebagai berikut (Anas Sudijono, 2006: 43):

P = F / N x 100% Keterangan:

P : Persentase yang dicari F : Frekuensi

(59)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode kerja kelompok mata pelajaran matematika Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran Magelang semester II tahun pelajaran 2011-2012. Materi pelajaran difokuskan pada memahami sifat - sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran Magelang pada tanggal 7 sampai 19 Mei tahun 2012. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran Magelang semester II tahun pelajaran 2011-2012 sebanyak 22 orang. Pelaksanaan PTK dimulai dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi awal. Peneliti bersama dengan guru kelas mendiskusikan tentang pelaksanaan pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Diskusi tersebut menghasilkan kesimpulan tentang proses pembelajaran menulis karangan sebagai berikut:

1. Guru melaksanakan pembelajaran matematika dengan metode ceramah dan latihan soal.

(60)

3. Guru memberikan contoh untuk mengerjakan soal selanjutnya siswa diberikan soal dan pertanyaan untuk dikerjakan.

4. Diketahui tingkat keberhasilan belajar siswa masih sangat rendah yaitu hanya mencapai 50% dan sisanya adalah siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM.

Kendala-kendala yang dihadapi guru selama melaksanakan pembelajaran sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun sebagai berikut: 1. Sebagian siswa kesulitan memahami materi sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun.

2. Banyak siswa mengalami kesulitan untuk memecahkan soal cerita tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

3. Guru mempunyai keterbatasan untuk memberikan penjelasan kepada seluruh siswa secara mendalam.

4. Siswa terlihat kurang berminat dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, yang ditunjukkan dengan rendahnya rasa ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, pembelajaran yang dianggap kurang menarik dan materi matematika dianggap sulit.

(61)

siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika. Tahap selanjutnya adalah menyusun langkah-langkah pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.

1. Siklus 1

Setiap siklus terdiri dari 4 bagian yaitu rencana kegiatan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan siklus I dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

a. Rencana kegiatan

Rencana kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal kelompok dan soal-soal yang akan diujikan pada akhir siklus 1.

b. Pelaksanaan tindakan

Pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada Tanggal 8 dan 9 Mei 2012 di Kelas V dengan jumlah siswa 22 anak. Pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode kerja kelompok dan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan. Pada akhir siklus pertama diadakan ulangan dengan bentuk soal uraian yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa setelah pembelajaran memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

c. Pengamatan

(62)

dengan mengisi lembar pengamatan. Guru pamong memantau apakah peneliti sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau tidak. Guru pamong juga mengamati siswa tentang keikut sertaan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti mengamati kegiatan siswa tentang kesulitan, hambatan, kerjasama dan aktifitas siswa dalam kelompok. Jika kegiatan pembelajaran selesai peneliti memberikan ulangan yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Hasil ulangan dari siswa pada siklus 1 dituangkan pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 6.

Hasil Ulangan Siswa pada Siklus 1

(63)

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai hasil ulangan siswa setelah mengikuti pembelajaran siklus I menggunakan metode kerja kelompok. Hasil tersebut diketahui ketuntasan belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran siklus I sebanyak 14 orang (64%) sedangkan siswa yang tidak tuntang yaitu yang mempunyai nilai kurang dari KKM (65) sebanyak 8 orang (37%). Hasil ini menunjukkan bahwa keberhasilan belajar siswa masih belum maksimal dan belum memenuhi target, sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus II.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketahui beberapa hambatan yang ditemui pada pelaksanaan siklus 1 diharapkan dapat diatasi pada pembelajaran siklus 2. Berdasarkan hambatan tersebut, peneliti mengambil kesimpulan langkah perbaikan proses pembelajaran sebagai berikut:

1) Guru perlu menjelaskan materi tentang sifat-sifat bangun yang berkaitan dengan bangun datar terlebih dahulu agar dipahami sehingga dalam menyelesaikan soal cerita tentang bangun datar siswa tidak mengalami kesulitan

2) Guru perlu mengawasi lebih dekat pada kelompok agar siswa bekerja dengan optimal.

(64)

d. Refleksi

Refleksi dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kesulitan siswa pada siklus 1 adalah siswa masih belum bisa memahami isi cerita pada soal matematika.

2) Siswa mengalami belajar kelompok karena baru pertama kali, sehingga dalam mengerjakan tugas nampak masih belum ada kerjasama bahkan masih terkesan uring-uringan dan cenderung mengerjakan tugas secara individualistis.

3) Pembentukan kelompok menghabiskan waktu terlalu lama karena pada umumnya siswa masih lamban dalam menentukan kalimat matematika dalam soal cerita yang berakibat menghambat kegiatan kelompok.

Hasil observasi dan refleksi dari pelaksanaan siklus I selanjutnya akan dijadikan dasar untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan siklus II.

2. Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dijabarkan sebagai berikut: a. Rencana kegiatan

(65)

b. Pelaksanaan tindakan

Pembelajaran siklus dua dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu mulai Tanggal 15 dan 16 Mei 2012, di Kelas V dengan jumlah siswa 22 orang. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode kerja kelompok serta dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir siklus II diadakan ulangan dengan bentuk soal uraian dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa berkaitan dengan adanya peningkatan atau tidak. Pembelajaran dilaksanakan dengan memperhatikan kekurangan pada siklus I kemudian diperbaiki agar kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

c. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan dengan bantuan guru pamong. Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan. Hasil pengamatan pembelajaran siklus II yaitu hambatan bagi siswa sudah berkurang, siswa sudah dapat memahami isi cerita pendek serta mampu menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun dan hubungannya dengan bangun datar dan ruang. Selain itu siswa sudah dapat bekerja sama dengan teman teman satu kelompok, dan sikap individualitas sudah berkurang sehingga dalam kelompok tampak kompak.

(66)

kelihatan aktif dan tidak nampak ada anak yang menganggur. Pada pembelajaran siklus II anak lebih kelihatan berani berbicara dan mengajukan pendapat. Pada akhir siklus II diadakan ulangan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi yang dicapai siswa setelah pembelajaran selesai. Kemudian membandingkan dengan hasil pemebelajaran pada siklus I. Hasil ulangan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 7.

Hasil Ulangan Siswa pada Siklus II

(67)

Berdasarkan data pada tabel 4.2 diketahui ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 20 orang (91%) sedangkan siswa yang tidak tuntang hanya sebanyak 2 orang (9%). Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan hasil yang baik dibandingkan dengan siklus I dan telah mencapai hasil yang diharapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar sudah dicapai dengan demikian penelitian tidak perlu dilanjutkan.

d. Refleksi

Refleksi hasil pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Hambatan yang dialami siswa pada siklus II sudah berkurang, siswa

telah mampu menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan sifat-sifat bangun datar atau bangun ruang.

2) Proses pembentukan kelompok sudah tidak membutuhkan waktu lama karena siswa sudah mengerti tata caranya. Kerjasama, keberanian berbicara, keberanian mengeluarkan pendapat sudah dilakukan siswa yang pada siklus II ini tiap kelompok hanya 4 orang sehingga tiap anak aktif bekerja.

(68)

kelompok pada siklus II sudah efektif sehingga tidak diperlukan untuk melakukan tindakan lanjutan.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok pada siklus I dan siklus II telah terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Hal tersebut terlihat dari peningkatan nilai hasil ulangan dari kondisi awal, hasil siklus I dan siklus yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 8.

Ringkasan Hasil Penelitian

No Nama

Data Awal Sesudah Tindakan

Nilai Ketuntasan

Siklus I Siklus II

Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan

(69)

Nilai awal diperoleh dari hasil dokumentasi nilai ulangan harian sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Nilai ulangan siklus I diperoleh setelah pelaksanaan siklus I dan nilai ulangan siklus II diperoleh setelah pelaksanaan siklus II. Berdasarkan hasil tersebut terlihat adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel rangkuman prestasi belajar siswa sebagai berikut.

Tabel 9.

Rangkuman Hasil Ketuntasan Belajar Siswa

Pengamatan

Ketuntasan belajar

Frekuensi (F) Persentase (%)

Kondisi awal 11 50%

Hasil siklus I 14 64%

Hasil siklus II 20 91%

(70)

B. Pembahasan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kerja kelompok. Dalam kegiatan pembelajaran siklus I, siswa dibagi menjadi 6 kelompok setiap kelompok beranggotan 5 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil siswa yang memperoleh nilai di atas KKM pada siklus I 14 anak atau atau 64 % dari 22 siswa dan nilai 8 anak atau 36% masih memperoleh nilai di bawah KKM. Ketidaktuntasan pada siklus I disebabkan oleh kesulitan beberapa siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan bangun datar. Adanya 8 anak yang belum mencapai nilai ketuntasan maka hasil penelitian pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.

(71)
(72)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan penelitian ini adalah metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar matematika berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun pada siswa Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tahun pelajaran 2011-2012. Peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yaitu ketuntasan belajar awal sebelum pelaksanaan tindakan kelas hanya mencapai 50%, setelah pembelajaran siklus II meningkat menjadi 64% dan setelah siklus II hasil ketuntasan belajar siswa mencapai 91%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru

Metode kerja kelompok dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran untuk peningkatan prestasi belajar matematika siswa.

2. Bagi sekolah

(73)

3. Bagi penelitian selanjutnya

(74)

54

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anas Sudijono. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Amin. 2011. Penggunaan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Penjumlahan Pecahan Kelas V SD N 3 Sragen. Skripsi.

Surakarta: UNS.

Depdikbud. 1996. Interaksi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud. Didik Syaifudin. 2012. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa terhadap Mata

Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas IV SD N 2 Madiun. Skripsi.

Yogyakarta: UIN SUKA.

Djamarah, S., B, dan Zain, A. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Erni Sri Mulyati. 2003. Penggunaan metode kerja kelompok dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa bidang studi Biologi di SLTP Negeri I Mandirancan Kabupaten Kuningan. Skripsi. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Hamalik, Oemar. 1983. Metoda-metoda Belajar dan Kesulitan Belajar. Jakarta; Tarsito.

Imam Roji. 1997. Materi Penataran Guru Pemandu Matematika. Semarang: Proyek SD Jateng.

Joesafira. 1999. Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik dan Anak Didik. Jakarta: Yayasan Bina.

Johnson and Rising. 1978. Guidelines for Teaching Mathematics. Jakarta: Depdikbud.

(75)

Masijo, Ing. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyajarta: Kanisius.

Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Ngalim Purwanto. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Simanjuntak, B. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Gramedia Widisarana. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo. Suryabrata, S. 1984. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Travers. dkk. 1987. Effectives Teaching Effectives Learning. Madison: Brown and Brachmark.

Wens Tanlain. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

(76)

Lampiran 1

SUBYEK PENELITIAN

SISWA KELAS V SD NEGERI PRAJEGSARI 1 TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012

No Nama P / L

1. Ns L

2. Tyr L

3. Aas L

4. Mf L

5. Arp P

6. AAp L

7. Azs L

8. Af L

9. Ars L

10. As P

11 Ktt P

12. Mis L

13. Khu P

14. Rf P

15. Sda P

16. Sp P

17. Hs P

18. Sa P

19. Anz P

20. Afn P

21. M.F L

(77)

Lampiran 2

(78)

Lampiran 3

(79)

Lampiran 4

HASIL ULANGAN SISWA SEBELUM DAN SESUDAH TINDAKAN

(80)

SILABUS

Nama Sekolah : SD Negeri Prajegsari 1

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / semester : V / II

Standar Kompetensi : Memahami sifat - sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Alokasi waktu : 8 jam pelajaran ( 4 x pertemuan )

Indikator Penilaian Sumber Belajar

Menyelesaik dengan Sifat - sifat bangun dan

1.Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan memahami sifat - sifat bangun datar 2.Siswa mampu menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sifat - sifat bangun dan

hubungan antar bangun datar

1.Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat - sifat bangun ruang. 2.Siswa mampu menyelesaikan soal cerita yang

Tertulis ( terlampir )

(81)

dengan sifat - sifat bangun dan hubungan antar bangun ruang

Pertemuan 4.

* Mengadakan ulangan

hubungan antar bangun ruang Siswa mampu bekerja dalam kelompok

Prajegsari , 7 Mei 2012 Mengetahui Guru Kelas V Kepala SD Negeri Prajegsari 1

Zulaemah, S. Pd. Enny Purwaningtyas

Gambar

Tabel 1. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian .................................................
Gambar  1. Model Penelitian Kemmis dan Taggart ........................................
Gambar di atas menunjukkan bahwa pertama sebelum melaksanakan
Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menurutnya, ada tiga norma untuk menentukan, apakah perkara baru dalam urusan agama itu disebut bid’ah atau tidak: Pertama, jika perkara baru itu didukung oleh

Peneliti akan mengkaji tentang efek situs goal.com pada pemberitaan intermilan fc terhadap komunitas Inter Club Indonesia Moratti Salatiga dalam hal ini anggota

Berikutnya akan muncul kotak dialog Save File As yang akan menyimpan seluruh file-file yang mendukung aplikasi yang anda buat, seperti misalnya form diatas3. Ketikan nama yang

Dengan menggunakan text box , posisi gambar atau tabel dapat diatur dengan mudah tanpa menimbulkan ruang kosong yang signifikan pada karya ilmiah. Pemberian

[r]

Beberapa komponen yang masuk dalam indikator pendidikan di Jawa Timur yaitu Angka Partisipasi Murni, Angka Partisipasi Kasar, Angka Transisi, Angka Putus Sekolah,

Dalam penelitian ini akan dipelajari pengaruh diameter zeolit alam dan konsentrasi NH 4 Cl terhadap konversi etanol pada aktivasi katalis zeolit alam yang akan