HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V
SD KANISIUS KENTENG SEMESTER 1
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Emmanuel Sulistya Asmara
NIM: 091134183
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V
SD KANISIUS KENTENG SEMESTER 1
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Emmanuel Sulistya Asmara
NIM: 091134183
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V
SD KANISIUS KENTENG SEMESTER 1
TAHUN AJARAN 2010/2011
Disusun oleh:
Emmanuel Sulistya Asmara
NIM: 091134183
Dosen Pembimbing 1
Drs. Puji Purnomo, M.Si. Tanggal, 30 Maret 2012
Dosen Pembimbing 2
Drs. J. Sumedi Tanggal, 30 Maret 2012
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V
SD KANISIUS KENTENG SEMESTER 1
TAHUN AJARAN 2010/2011
Disusun oleh:
Emmanuel Sulistya Asmara
NIM: 091134183
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 30 April 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST.,M.A. ...
Sekretaris : Elga Adriana, P.Si., M.Ed. ...
Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si. ...
Anggota : Drs. J. Sumedi ...
Anggota : Drs. A. Sardjana, M.Pd. ...
Yogyakarta, 15 Mei 2012
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
P. Rohandi, Ph.D.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Penelitian ini aku persembahkan kepada:
Ayah, Ibu dan Adikku tercinta
Yayankku Dewi Rosa
Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan penelitian ini
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhhnya bahwa karya tulis yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam
kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Mei 2012
Penulis
Emmanuel Sulistya Asmara
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Emmanuel Sulistya Asmara
NIM : 091134183
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN
ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS KENTENG SEMESTER
1 TAHUN AJARAN 2010/2011 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 15 Mei 2012
Yang menyatakan
Emmanuel Sulistya Asmara
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS KENTENG
SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh
Emmanuel Sulistya Asmara NIM. 091134183
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011.
Penelitian yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian korelasional. Dalam penelitian ini motivasi belajar sebagai variabel bebas dan prestasi belajar matematika sebagai variabel terikat. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 19 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket motivasi belajar dan dokumentasi nilai rapor semester 1. Motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 diperoleh dengan mengurutkan data angket motivasi dari jumlah skor tertinggi ke terendah dan dibagi 3 kelompok. Prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 diperoleh dari nilai rapor semester 1. Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan korelasi serial. Besarnya sumbangan variabel motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan mengkuadratkan koefisien korelasi serial dikali 100%.
Berdasarkan perhitungan besarnya koefisien antara motivasi belajar dan prestasi belajar matematika adalah 0,541. Besarnya koefisien tersebut termasuk dalam kategori korelasi cukup. Besarnya sumbangan variabel motivasi terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 adalah 29,25%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika ditentukan oleh motivasi, sedangkan 70.75% ditentukan oleh faktor-faktor lain.
Kata kunci: motivasi belajar, prestasi belajar
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION TO LEARN MATH STUDENT ACHIEVEMENT GRADE V SD KANISIUS Kenteng ACADEMIC
YEAR SEMESTER 1 2010/2011
By
Emmanuel Sulistya Asmara NIM. 091134183
This study aims to determine to determine the relationship between learning motivation and learning achievement of fifth grade elementary school students' mathematics Kanisius Kenteng semester 2 Academic Year 2010/2011.
Appropriate research to answer the research question and hypothesis testing is quantitative research. The study design used correlational research is research. In this study, motivation to learn as independent variables and mathematics achievement as dependent variable. Subject variable is class V SD Kanisius Kenteng semester 2 Academic Year 2010/2011 the number of students 19 people. The data collection technique using a questionnaire motivation and documentation semester 1 grades. Motivation fifth grade elementary school students learn Kanisius Kenteng semester 1 Academic Year 2010/2011 is obtained by sorting the data from the motivation questionnaire highest to lowest total score and divided into 3 groups. Mathematics learning achievement grade V SD Kanisius Kenteng semester 2 Academic Year 2010/2011 obtained from semester 1 grades. The relationship between learning motivation and learning achievement of fifth grade elementary school students' mathematics Kanisius Kenteng semester 2 Academic Year 2010/2011 with serial correlation. The amount of donation motivation variables on student achievement fifth grade elementary Kanisius Kenteng semester 2 Academic Year 2010/2011 by squaring the correlation coefficient multiplied by 100% serial.
Based on the calculation of the coefficient between learning motivation and learning achievement in mathematics is 0.541. The magnitude of the coefficient of correlation is included in the category of pretty. The amount of contribution to the learning achievement motivation variable math grade V SD Kanisius Kenteng semester 1 Academic Year 2010/2011 was 29.25%. This suggests that learning mathematics achievement is determined by motivation, while 70.75% is determined by other factors.
Key word: motivation, academic achievement
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak P. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST.,M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan arahan, semangat, dorongan, serta sumbangan pemikiran yang
penulis butuhkan untuk menyelesaikan penelitian.
4. Bapak Drs J. Sumedi, selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan
bantuan ide, saran, kritikan serta bimbingannya yang sangat berguna bagi
penelitian ini.
5. Bapak Ig. Kasiyo, S.Pd., selaku Kepala SD Kanisius Kenteng yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kelas V SD
Kanisius Kenteng.
6. Ibu C. Sri Wahyuni, selaku Guru Kelas V SD Kanisius Kenteng yang telah
memberikan waktu dan data kepada peneliti.
7. Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng yang telah bersedia menjadi subyek
dalam pelaksanaan penelitian.
8. Teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan dan bantuan.
Demikianlah penelitian ini disusun. Penulis dengan senang hati bersedia
menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang bersifat
membangun. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi siapa saja.
Yogyakarta, 30 Maret 2012
Penulis
Emmanuel Sulistya Asmara
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Batasan Pengertian... 3
E. Batasan Masalah ... 4
F. Manfaat penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar ... 6
B. Motivasi Belajar... 16
C. Prestasi Belajar ... 21
D. Hakikat Matematika... 25
E. Kerangka Berpikir ... 31
F. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33
B. Tempat Penelitian dan Jadwal Penelitian ... 33
C. Subyek Penelitian ... 34
D. Instrumen Penelitian ... 34
E. Metode Pengumpulan Data... 35
F. Teknik Analisis Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 43
B. Analisis Data ... 48
C. Pembahasan ... 57
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar No. 1 Bagan Persentase Motivasi Belajar ... 45
Gambar No. 2 Grafik Kurva Normal Motivasi Belajar ... 48
Gambar No. 3 Grafik Kurva Normal Prestasi Belajar Matematika ... 49
Gambar No. 4 Gambar Kurva Normal Proporsi Motivasi Belajar ... 52
Gambar No. 5 Bagan Persentase Faktor Motivasi Belajar dan Faktor Lain .. 58
DAFTAR TABEL
Tabel No. 1 Jadwal Penelitian ... 33
Tabel No. 2 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 36
Tabel No. 3 Skor Item Angket Alternatif Jawaban Responden ... 38
Tabel No. 4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 39
Tabel No. 5 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Setelah Uji Coba ... 40
Tabel No. 6 Klasifikasi Skor Angket Motivasi Belajar ... 41
Tabel No. 7 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 ... 43
Tabel No. 8 Nilai Rapor Kelas V semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 ... 45
Tabel No. 9 Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar ... 46
Tabel No. 10 Proporsi Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar ... 51
Tabel No. 11 Proporsi Individu Setiap Kelompok ... 52
Tabel No. 12 Nilai Rata-rata Setiap Kelompok Motivasi belajar ... 53
Tabel No. 13 Unsur Koefisen korelasi ... 54
Tabel No. 14 Prestasi belajar Siswa Kelas V Semester 2 untuk Mencari Standar Deviasi ... 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Uji Coba ... 63
Lampiran 2. Tabel Hasil Uji Coba Angket ... 66
Lampiran 3 Tabel Reliabilitas dengan Teknik Belah Dua ... 67
Lampiran 4 Tabel Rangkuman Hasil Uji Coba Angket ... 68
Lampiran 5. Tabel Koefisien Korelasi “r” Pruduct Moment Taraf Signifikansi 5% dan 1% ... 69
Lampiran 6. Angket Penelitian ... 70
Lampiran 7. Tabel Angket Motivasi Belajar ... 73
Lampiran 8. Kriteria Ketuntasan Minimal SD Kanisius Kenteng Tahun Ajaran 2010/2011 ... 74
Lampiran 9. Nilai Rapor Kelas V Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011... 75
Lampiran 10. Tabel Ordinat dan Z Kurva Normal ... 76
Lampiran 11. Surat Ijin Uji Coba Angket ... 77
Lampiran 12. Surat ijin Penelitian di SD Kanisius Kenteng ... 78
Lampiran 13.Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian di SD Kanisius Kenteng dari Sekolah ... 79
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan mata pelajaran pokok di sekolah. Matematika
merupakan ilmu bersifat universal mendasari yang perkembangan
teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam
memajukan daya berfikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi tidak terlepas dari peran matematika.
Penguasaan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika
yang kuat sejak dini. Penguasaan ini tidak lepas dari peran guru di sekolah
khususnya sekolah dasar. Guru mempunyai peranan besar untuk
membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, kreatif dan bekerjasama.
Selama ini pembelajaran matematika di sekolah dasar hanya dijadikan
tempat mengaplikasikan konsep. Pembelajaran matematika di kelas hanya
berpusat pada informasi guru. Siswa akan mengalami kesulitan ketika
menemukan informasi yang berbeda dari yang disampaikan guru. Siswa
seolah-olah hanya mencontoh dan meniru konsep-konsep yang diberikan
guru. Banyak konsep yang dapat diperoleh siswa ketika belajar matematika
di kelas. Pemahaman konsep matematika yang kurang mengakibatkan siswa
Permasalahan yang dialami siswa kelas V Sekolah Dasar (SD)
Kanisius Kenteng semester 1 yaitu siswa belum mampu menyelesaikan soal
matematika dengan tepat. Hal tersebut dapat terlihat pada hasil Ulangan
Harian (UH) belum mencapai Kriteria Ketuntusan Minimal (KKM).
Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan
matematika ke dalam situasi nyata. Hal lain yang menyebabkan sulitnya
belajar matematika bagi siswa adalah pembelajaran matematika yang kurang
bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan
kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa. Guru kurang memberikan
kesempatan siswa untuk menemukan dan mengkontruksi sendiri ide-ide
matematika. Mengaitkan pengalaman kehidupan nyata dengan ide-ide
matematika penting dilakukan agar pembelajaran bermakna. Siswa cepat
lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika apabila siswa belajar
matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari.
Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai obyek yang
abstrak. Banyak upaya yang dilakukan orang untuk membuat matematika
menjadi pelajaran yang menyenangkan. Berbagai metode dan pendekatan
belajar telah dikembangkan untuk membuat siswa menyenangi matematika.
Metode dan pendekatan yang baik tidak akan berhasil apabila siswa tidak
memiliki motivasi untuk belajar. Tingginya motivasi belajar siswa
diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang
memiliki motivasi belajar matematika yang tinggi diharapkan dapat
B. Rumusan Masalah
Dilandasi latar belakang masalah, masalah dan pembatasannya,
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng
semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011?
2. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius
Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar
matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun
Ajaran 2010/2011?
4. Berapakah besarnya sumbangan variabel motivasi terhadap prestasi
belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1
Tahun Ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini antara lain:
a. Mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng
semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.
b. Mengetahui prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius
Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.
c. Mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar
matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun
d. Mengetahui sumbangan variabel motivasi terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun
Ajaran 2010/2011.
D. Batasan Pengertian
1. Belajar adalah proses untuk mengetahui suatu hal yang belum
dimengerti menjadi dimengerti dan untuk melengkapi konsep-konsep
yang telah ada.
2. Motivasi belajar adalah suatu hasrat atau keinginan yang muncul dari
diri seseorang untuk belajar dengan maksud untuk meningkatkan
prestasi belajar.
3. Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar
peserta didik sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi
pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari peserta didik.
4. Prestasi belajar matematika belajar adalah hasil penilaian pendidik
terhadap proses belajar peserta didik sesuai dengan tujuan
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran
matematika.
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui hubungan antara motivasi belajar terhadap
2. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui hubungan motivasi terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun
Ajaran 2010/2011.
3. Bagi Program Studi PGSD
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Banyak aktivitas yang dilakukan manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu aktivitas tersebut adalah belajar. Seseorang
melakukan aktivitas belajar dengan berbagai tujuan dan keperluan.
Berikut adalah pengertian belajar:
a. Menurut Gagne dalam bukunya Purwanto (1966: 84)
“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan
ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi
tadi.”
b. Menurut Witherington dalam bukunya Purwanto (1966: 84)
“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian.”
c. Menurut Hilgard dalam bukunya Pasaribu dan Simandjuntak
(1983: 59)
“Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap
lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila
disebabkan oleh pertumbuhan dan keadaan sementara seseorang
seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan.”
d. Menurut Sardiman (1987: 20)
“Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya.”
Berdasar definisi yang dijelaskan oleh para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan proses untuk mengetahui suatu
hal yang belum dimengerti menjadi dimengerti dan untuk melengkapi
konsep-konsep yang telah ada.
2. Jenis-Jenis Belajar
Menurut A. de Block dalam buku W.S. Winkel (1987: 39-51)
menjelaskan tentang jenis-jenis belajar. Jenis-jenis belajar terdiri dari
tiga bentuk, antara lain bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis,
menurut materi yang dipelajari, dan bentuk belajar yang tidak begitu
disadari.
a. Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis
1) Belajar dinamik
Belajar dinamik adalah belajar menghendaki sesuatu secara
wajar, sehingga orang tidak sembarang menghendaki dan
2) Belajar afektif
Belajar afektif adalah belajar menghayati nilai dari
obyek-obyek yang dihadapi melalui alam perasaan, baik obyek-obyek
berupa orang, benda atau peristiwa.
3) Belajar kognitif
Belajar kognitif adalah belajar memperoleh dan
menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili
obyek-obyek yang dihadapi, baik obyek berupa orang, benda
atau peristiwa.
4) Belajar sensi-motorik
Belajar sensi-motorik adalah belajar menghadapi dan
menangani obyek-obyek secara fisik, termasuk kejasmanian
manusia sendiri. Pada tahap tersebut, seorang anak belum
berfikir dan menggambarkan suatu kejadian atau obyek
secara konseptual meskipun perkembangan kognitif sudah
mulai ada (Suparno, 2007: 34).
b. Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari
1) Belajar teoritis
Belajar teoritis merupakan bentuk belajar yang bertujuan
untuk menempatkan semua data dan fakta dalam suatu
kerangka organisasi mental, sehingga dipahami dan
2) Belajar teknis
Belajar teknis merupakan bentuk belajar yang bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan.
3) Belajar bermasyarakat
Belajar bermasyarakat merupakan bentuk belajar yang
bertujuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan
demi kehidupan bersama dan memberikan kelonggaran
kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
4) Belajar estetis
Belajar estetis merupakan bentuk belajar yang bertujuan
membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati
keindahan di berbagai bidang kesenian.
c. Bentuk-bentuk belajar yang tidak begitu disadari
1) Belajar insidental
Belajar insidental adalah belajar dengan tujuan tertentu, tetapi
di samping itu juga belajar hal yang sebenarnya tidak menjadi
sasaran.
2) Belajar dengan mencoba-coba
Belajar yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu.
3) Belajar tersembunyi
Belajar tersembunyi terjadi ketika seseorang mempelajari
Menurut C. van Parreren dalam buku W.S. Winkel (1987:
53-63), bentuk belajar meliputi sepuluh bentuk. Bentuk-bentuk belajar
tersebut antara lain: membentuk otomatisme, belajar insidental,
menghafal, belajar pengetahuan, belajar arti kata-kata, belajar konsep,
belajar memecahkan problem melalui pengamatan, belajar berpikir,
belajar untuk belajar, dan belajar dinamik.
a. Membentuk otomatisme
Membentuk otomatisme yaitu belajar atau kemampuan yang
diperoleh terletak dalam otomatisasi sejumlah rangkaian
gerak-gerik yang terkoordinir satu sama lain. Bentuk belajar tersebut
meliputi belajar keterampilan motorik dan belajar kognitif.
b. Belajar insidental
Belajar insidental merupakan belajar dengan maksud untuk
memepelajari sesuatu hal, khususnya yang bersifat mengenai
fakta atau data.
c. Menghafal
Menghafal merupakan penanaman materi verbal di dalam ingatan,
sehingga nantinya dapat diproduksi kembali secara harafiah
sesuai materi yang asli.
d. Belajar pengetahuan
Belajar pengetahuan merupakan bentuk belajar untuk mengetahui
berbagai macam data mengenai kejadian, keadaan, benda-benda,
e. Belajar arti kata-kata
Belajar arti kata-kata merupakan bentuk belajar ketika orang
mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang
digunakan.
f. Belajar konsep
Belajar konsep merupakan bentuk belajar ketika seseorang
mengadakan abstraksi dalam bentuk obyek-obyek yang meliputi
benda, kejadian, dan orang, hanya ditinjau aspek-aspek tertentu
saja.
g. Belajar memecahkan problem melalui pengamatan
Belajar memecahkan problem melalui pengamatan merupakan
bentuk belajar ketika seseorang dihadapkan pada suatu problem
yang harus dipecahkan dengan berbuat sesuatu.
h. Belajar berpikir
Belajar berpikir merupakan bentuk belajar ketika seseorang
dihadapkan pada suatu problem yang harus dipecahkan namun
tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.
i. Belajar untuk belajar
Belajar untuk belajar merupakan bentuk belajar yang mencakup
semua bentuk belajar.
j. Belajar dinamik
Belajar dinamik bersifat sangat kompleks karena menyangkut
merupakan bahan bakar yang memberikan kekuatan dan dorongan
kepada orang untuk melakukan berbagai aktivitas.
Menurut Robert M. Gagne dalam buku W.S. Winkel (1987:
97-105), jenis-jenis belajar meliputi lima macam yaitu: informasi verbal,
kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan
motorik, dan sikap.
a. Informasi verbal
Setiap orang memiliki pengetahuan yang diperoleh melalui
belajar. Sesorang dapat mengungkapkan pengetahuan yang
dimiliki menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun tertulis.
Informasi verbal meliputi dua hal yaitu cap verbal dan data atau
fakta. Cab verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk
menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi. Data atau fakta
merupakan kenyataan yang diketahui. Penguasaan bahasa dalam
menyampaikan pengetahuan sangat penting. Pengetahuan yang
dimiliki tidak akan bermakna apabila tidak dibahasakan dan
diinformasikan kepada orang lain.
b. Kemahiran intelektual
Kemahiran intelektual merupakan hubungan kita dengan
lingkungan dalam bentuk representasi konsep dan lambang.
Kemahiran intelektual terbagi dalam empat kemampuan yang
diurutkan secara hierarki. Kemampuan tersebut anrata lain:
1) Diskriminasi jamak
Diskriminasi jamak merupakan kemampuan yang dimiliki
manusia untuk membedakan satu obyek dengan obyek yang
lain.
2) Konsep
Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek
dengan ciri-ciri sama. Konsep dilelompokkan menjadi dua
yaitu konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan.
Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada
obyek-obyek lingkungan fisik. Konsep yang harus
didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup dan
tidak menunjuk pada relitas lingkungan hidup fisik.
3) Kaidah
Kaidah merupakan penggabungan dua konsep atau lebih yang
mempresentasikan suatu keteraturan.
4) Prinsip
Prinsip merupakan kombinasi kombinasi beberapa kaidah
yang bertaraf lebih tinggi dan kompleks.
c. Pengaturan kegiatan kognitif
Pengatuaran kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri ketika belajar dan berfikir. Ruang lingkup
Pengatuaran kemampuan kognitif mencakup penggunaan konsep
dan kaidah yang telah dimiliki ketika menghadapi masalah.
d. Keterampilan motorik
Keterampilan motorik merupakan kemampuan melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan
koordinasi antara gerak-gerik anggota badan secara terpadu. Ciri
khusus keterampilan motoric adalah otomatisme, yaitu rangkaian
gerak-gerik berlangsung secara secara teratur dan lancar.
e. Sikap
Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam
mengambil keputusan ketika seseorang akan bertindak. Seseorang
akan mempertimbangkan kemungkinan untuk bertindak.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Pasaribu dan Simandjuntak (1983: 59) belajar siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Latihan
Latihan merupakan belajar membiasakan agar mampu melakukan
sesuatu. Latihan perlu diberikan kepada siswa untuk memajukan
kegiatan belajar. Masalah yang sering dihadapi siswa ketika
belajar adalah lupa akan sesuatu yang diperolehnya. Kegiatan
pengulangan perlu diberikan untuk membuat kemampuan siswa
mengingat bertambah. Bentuk ulangan dapat berupa latihan
Ulangan akan bermanfaat apabila keseluruhan faktor yang
berperan dalan kegiatan belajar terdapat pada setiap latihan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:
1) Adanya motivasi atau hasrat untuk belajar
2) Adanya pengertian tentang apa yang dipelajari
3) Adanya kepuasan.
b. Peranan motif
Motivasi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi
seorang siswa dapat muncul dari satu motif dan beberapa motif.
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar, siswa akan
mengulangi perbuatan yang membuatnya merasa puas.
c. Peranan hukuman dan penghargaan
Hukuman dan penghargaan mempunyai peranan bagi siswa dalam
memperoleh hasil belajar. Hukuman bertujuan supaya siswa tidak
melakukan sesuatu dan penghargaan merupakan suatu perbuatan
yang dilakukan.
d. Faktor yang berpengaruh dalam motivasi
Kegiatan belajar mempunyai tujuan yang telah terinci dan
terprogram. Guru selalu mengarahkan siswa untuk balajar sesuai
bakatnya dan kemauannya. Siswa akan mengalami kegagalan dan
berperan sebagai motivator siswa untuk menentukan tujuan yang
tinggi atau rendah.
e. Kemampuan belajar dan intelegensi
Kemampuan belajar merupakan kemampuan untuk memperoleh
kemajuan yang tepat dan cepat dalam proses belajar. Intelegensi
merupakan kecakapan menyelesaikan masalah baru dengan tepat
dan cepat. Intelegensi akan mempengaruhi kemampuan belajar
siswa. Intelegensi yang sangat tinggi dapat memajukan
kemampuan belajar.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
a. Menurut Sardiman (2008: 73-75)
Kata motivasi berawal dari kata “motif” yang diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat
nonintelektual. Peranan motivasi dapat menumbuhkan gairah,
rasa senang, dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki
motivasi kuat akam mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar.
b. Menurut Pasaribu dan Simandjuntak (1983: 52), motivasi adalah
tenaga dari dalam diri manusia yang mendorong bertindak, suatu
c. Menurut Hamsyah (2007: 23), motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku.
Berdasarkan pengertian di atas, motivasi adalah suatu hasrat
atau keinginan yang muncul dari diri seseorang untuk melakukan
sesuatu. Jadi, motivasi belajar merupakan suatu hasrat atau keinginan
yang muncul dari diri seseorang untuk belajar dengan maksud untuk
meningkatkan prestasi belajar.
2. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi berkaitan erat dengan tujuan. Motivasi dalam belajar
siswa di sekolah dasar berfungsi sebagai salah satu cara untuk
mencapai tujuan belajar yang telah disusun dalam sebuah kurikulum
sekolah. Menurut Sardiman (2008: 85), fungsi motivasi terdiri dari
tiga hal. Fungsi motivasi antara lain:
a. Mendorong manusia untuk berbuat
Motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang
akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan
Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
c. Menyeleksi perbuatan
Motivasi dapat menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
3. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Sardiman (2008: 89-91), motivasi dibagi menjadi dua
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari diri untuk
berbuat sesuatu. Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi
tidak perlu mendapat rangsang dari luar. Motivasi intrinsik sering
dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalam aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam
diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Contoh:
Siswa melakukan belajar karena ingin mendapat pengetahuan,
keterampilan dan nilai.
Indikator-indikator motivasi belajar intrinsik antara lain:
1) Tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas.
2) Mengutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya.
3) Memiliki perasaan senang dalam belajar.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul dari luar. Terdapat
peristiwa di luar individu yang mempengaruhi individu. Motivasi
intrinsik tidak langsung berkaitan dengan esensi yang dilakukan.
Motivasi intrisik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar.
Contoh:
Seorang siswa belajar karena paginya akan ujian dengan harapan
mendapat nilai baik.
Indikator-indikator motivasi belajar intrinsik antara lain:
1) Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya.
2) Belajar dengan harapan ingin memperoleh nilai.
3) Belajar dengan harapan ingin memperoleh prestasi.
4) Peran hukuman dalam proses belajar.
5) Belajar karena orang lain memiliki prestasi lebih baik.
4. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar di Sekolah
Motivasi sangat penting dalam mencapai tujuan belajar. Oleh
karena itu, guru harus berusaha meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan motivasi siswa di sekolah. Pasaribu dan Simandjuntak
motivasi belajar siswa. Cara-cara meningkatkan motivasi belajar
siswa antara lain:
a. Memadukan motif-motif yang sudah ada
Pada dasarnya siswa sudah mempunyai motivasi belajar. Guru
hanya perlu memberi motivasi yang lain, sehingga motivasi yang
sudah dimiliki siswa dapat semakin meningkat.
b. Memperjelas tujuan yang akan dicapai
Semakin jelas tujuan belajar, semakin kuat motif untuk
mencapainya. Oleh karena itu, guru perlu merumuskan tujuan
belajar yang ideal bagi siswa.
c. Membuat situasi persaingan
Guru menciptakan suasana di mana setiap siswa giat berusaha
karena pada umumnya dalam diri setiap individu ada usaha
menonjolkan diri atau ingin dihargai.
d. Memberitahu hasil yang dicapai
Ketika siswa selesai mengerjakan tugasnya, siswa diberitahu
hasilnya, sehingga siswa semakin giat mencapai hasil yang lebih
baik lagi.
e. Guru memberi contoh positif
Guru yang mengharapkan sesuatu dari muridnya, ia juga harus
memperlihatkan contoh yang baik dari yang diberikan, sehingga
siswa menjadi termotivasi untuk meniru contoh positif guru
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil
yang telah dicapai. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai dari proses belajar yang dilakukan.
Menurut Bloom dalam artikel Miranda (2004: 68), prestasi
belajar adalah proses belajar yang dialami peserta didik dan
menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman,
penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan menurut
Lanawati dalam artikel Winarini (2004: 168), prestasi belajar adalah
hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar peserta didik sesuai
dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan
perilaku yang diharapkan dari peserta didik.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik. Miranda, Winkel, dan Santrock dalam artikel Winarini (2004:
168-169) menerangkan hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar, antara lain faktor internal dan faktor eksternal
a. Faktor Internal
1) Kecerdasan
Kecerdasan merupakan kesempurnaan perkembangan akal
2) Motivasi
Motivasi adalah suatu hasrat atau keinginan yang muncul dari
diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini
motivasi yang dimasud adalahh keinginan yang muncul dari
diri seseorang baik secra intrinsik maupun ekstrinsik untuk
memperoleh prestasi yang baik atau tinggi.
3) Minat
Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap
suatu hal. Minat dalam hal ini adalah kenginan untuk
memperoleh prestasi belajar.
4) Bakat
Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang
dibawa saat lahir. Bakat yang dimiliki setiap orang
berbeda-beda. Prestasi belajar akan dicapai siswa ketika bakat yang
dimilikinya berfungsi secara maksimal.
5) Sikap
Sikap merupakan perbuatan yang berdasarkan pada pendirian
berupa pendapat atau keyakinan. Seseorang yang mempunyai
sikap antusias terhadap suatu hal, maka sesorang akan
berusaha sebaik-baiknya untuk medapatkan hasil maksimal,
misalnya seorang siswa ingin memperoleh peringkat satu di
kelasnya, maka siswa tersebut mengikuti dengan baik setiap
6) Persepsi diri
Persepsi diri merupakan tanggapan langsung diri sendiri
terhadap suatu hal. Proses yang digunakan yaitu
menggunakan alat-alat indera. Seseorang yang memilki
tanggapan baik terhadap apa yang harus dikerjakan, maka ia
akan memperoleh hasil yang baik. Seorang siswa yang
memiliki persepsi baik terhadap belajar, siswa akan berusaha
memperoleh hasil maksimal atau prestasi yang tinggi.
7) Kondisi fisik
Kondisi fisik merupakan keadaan yang nampak pada diri
seseorang. Sesorang yang memiliki kondisi baik atau sehat
dapat melakukan aktivitas belajar dengan baik sehingga
mampu mempertahan prestasi belajar atau meningkatkan
prestasi belajar. Sebaliknya kondisi fisik yang tidak baik akan
mengganggu proses belajar akaibatnya prestasi belajar dapt
menurun.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan Keluarga
Dukungan dan perhatian orang tua terhadap proses belajar
anak sangat diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara menerapkan pola asuh yang baik terhadap anak. Orang
perkembangan belajar anak. Dengan demikian, anak dapat
mencapai prestasi belajar yang maksimal.
2) Lingkungan Sekolah
Prestasi belajar peserta didik ditentukan dari kualitas
pengalaman belajar yang diperolehnya. Jika peserta didik
mendapatkan pengalaman belajar yang berkualitas, prestasi
yang dicapainya pun tentu berkualitas. Oleh karena itu,
proses belajar yang akan dilalui peserta didik harus
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Dengan
demikian, peserta didik memperoleh pengalaman belajar
secara maksimal demi tercapainya prestasi belajar peserta
didik.
3) Lingkungan Masyarakat
Keadaaan di masyarakat seperti sosial, politik dan ekonomi
sangat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Suasana
yang mendukung peserta didik untuk belajar akan
meningkatkan prestasi belajar, sebaliknya suasana yang
kurang kondusif akan mengganggu kegiatan belajar
walaupun peserta didik memiliki motivasi yang tinggi.
D. Hakikat Matematika
1. Pengertian Matematika
Sampai saat ini belum ada definisi yang baku tentang matematika.
Definisi matematika hanya berdasarkan pada sudut pandang pembuat
definisi tersebut. Berikut adalah beberapa definisi matematika:
a. Menurut R. Soedjadi (1988: 4)
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
terorganisasi secara sistematik.
b. Menurut Gill Botle (2005: 6)
“mathematics was viwed as a set of procedures principles that had
to be tought before any potential mathematical understanding
could take place”
"matematika dapat dilihat sebagai sebuah satuan prinsip prosedur
yang harus diajarkan sebelum potensi pemahaman matematika
berlangsung".
c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan
antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan,
matematika merupakan ilmu esak yang berisi prosedur dan prinsip yang
jelas tentang angka-angka dan bilangan yang digunakan untuk
2. Karakteristik Matematika
Soedjadi (2000: 13 – 19) menjelaskan bahwa matematika
memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik tersebut meliputi:
memiliki objek abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir
deduktif, memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan
semesta pembicaraan, dan konsisten dalam sistemnya.
a. Memiliki objek abstrak
Obyek dasar yang dipelajari bersifat abstrak yang merupakan
obyek pikiran manusia. Obyek tersebut meliputi: fakta, konsep,
operasi atau relasi dan prinsip.
b. Bertumpu pada kesepakatan
Kesepakatan dalam matematika merupakan tumpuan yang sangat
penting untuk digunakan semua orang dalam keseharian.
Kesepakatan yang sangat mendasar adalah aksioma dan konsep
primitif. Aksioma diperlukan untuk menghindari pembuktian
yang berputar-putar. Konsep primitif diperlukan untuk
menghindari pendefinisian yang berputar-putar.
c. Berpola pikir deduktif
Pola pikir deduktif merupakan pemikiran yang berpangkal dari
hal bersifat umum diterapkan pada hal yang bersifat khusus.
d. Memiliki simbol yang kosong dari arti
Matematika memiliki banyak simbol berupa huruf maupun bukan
membentuk suatu model matematika. Model matematika dapat
berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun geometrik tertentu,
dan sebagainya.
e. Memperhatikan semesta pembicaraan
Matematika memerlukan kejelasan dalam lingkup yang dipakai.
Lingkup pembicaraan disebut sebagai semesta pembicaraan.
f. Konsisten dalam sistemnya
Matematika mempunyai banyak sistem. Sistem tersebut ada yang
berkaitan satu sama lain, tetapi ada yang terlepas satu sama lain.
Di dalam masing-masing sistem dan struktur berlaku konsistensi
yang di setiap sistem dan strukturnya tidak boleh terdapat
kontradiksi. Suatu teorema atau definisi harus menggunakan
istilah atau konsep yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
3. Matematika Sekolah
Matematika sekolah adalah unsur atau bagian dari matematika
yang dipilih berdasarkan pada kepentingan pendidikan dan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Bahan ajar yang relevan di sekolah dasar antara lain:
a. Bilangan
b. Geometri dan pengukuran
4. Tujuan Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar
Menurut Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tahun 2007, pendidikan matematika bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
5. Peranan Matematika di Sekolah Dasar
Menurut Sujono (1988: 15-19) peranan matematika di sekolah
a. Menyiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, hemat,
cermat dan ekonomis.
b. Menyiapkan siswa agar dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.
c. Menyiapkan siswa untuk terjun dalam masyarakat.
d. Memberi bekal pada siswa agar dapat berkembang sesuai bakatnya.
e. Memberi bekal pada siswa agar berkembang sesuai pendidikan
yang bermakna dan produktif melalui keterampilan dalam
lingkungan.
f. Menyiapkan siswa agar dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri
g. Menyiapkan siswa agar menjadi pemikir dan penemu.
h. Mendidik siswa agar mencintai kebenaran dan membenci kejahatan.
i. Pengembangan karakter siswa.
6. Peranan Media dalam Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan pembelajaran yang menggunakan sarana
berfikir abstrak. Media dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk
memberikan jembatan antara dunia nyata siswa dengan konsep abstrak
matematika. Menurut Sadiman (1984: 7) media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi. Berikut merupakan kegunaan media dalam proses belajar
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis.
Contoh: papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk
persegi panjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru
menjelaskan persegi panjang.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
Contoh: menghitung luas wilayah menggunakan perbandingan
skala dan menggunakan kertas berpetak atau millimeter blok.
c. Media yang bervariasi mengatasi sikap pasif siswa sehingga
muncul semangat untuk belajar.
d. Siswa tidak akan cepat lupa dengan ilmu yang telah diperolehnya.
7. Peran Guru dalam Pembelajaran Matematika
Banyak siswa sekolah dasar berasumsi matematika merupakan
mata pelajaran yang sulit. Seorang guru sangat diperlukan untuk
membantu siswa dalam mengatasi permasalahan tersebut. Berikut
adalah peran guru menurut W.S. Winkel (1987: 197):
a. Guru harus memberikan semangat pada siswa tanpa memandang
kemampuan intelektual dan tingkat motivasi. Guru harus bersifat
komunikatif sehingga siswa senang bergaul dengan guru.
b. Guru berperan sebagai fasilitator yaitu membantu siswa dalam
memyelesaikan permasalahan khususnya matematika.
c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
d. Guru secara aktif mengaitkan kurikulum matematika dengan
dunia nyata siswa secara fisik dan social.
e. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang PAKEM yaitu
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
E. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan ilmu eksak yang berisi prosedur dan prinsip
yang jelas tentang angka-angka dan bilangan yang digunakan untuk
memecahkan masalah. Banyak orang berasumsi matematika adalah mata
pelajaran yang sulit. Siswa tertanam akan asumsi tersebut yang berakibat
prestasi belajar matematika kurang dibandingkan mata pelajaran lainnya.
Permasalahan belajar matematika yang dihadapi siswa perlu diatasi, salah
satu caranya menggunakan pemberian motivasi. Motivasi dalam belajar
siswa di sekolah dasar berfungsi sebagai salah satu cara untuk mencapai
tujuan belajar. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah dapat diberikan dengan
berbagai macam cara sesuai dengan kondisi siswa. Setelah siswa memiliki
motivasi belajar matematika yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan
prestasinya dalam mata pelajaran matematika. Berdasarkan hal tersebut
antara motivasi belajar dan pretasi belajar matematika memiliki hubungan
yang erat, besarnya motivasi belajar akan mempengaruhi prestasi belajar
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
matematika siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran
2010/2011. Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti mengembangkan
hipotesis sebagai berikut:
“Ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah dan menguji
hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan
peneliti yaitu penelitian korelasional. Penelitian ditujukan untuk
mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Hubungan antara
satu variabel dengan variabel lain dinyatakan dengan kohefisien korelasi
dan signifikansi dalam statistik. Korelasi antara dua variabel atau lebih
dapat mengetahui pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari satu variabel
terhadap variabel lain. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu
variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lain. Korelasi
negatif berarti nilai yang sangat tinggi dalam satu variabel berhubungan
dengan nilai yang lebih rendah dalam variabel lain. Dalam penelitian ini
motivasi belajar sebagai variabel bebas dan prestasi belajar matematika
sebagai variabel terikat.
.
B. Tempat Penelitian dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Kanisius Kenteng yang beralamat
Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. Penelitian akan
dilaksanakan pada semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jadwal
sebagai berikut:
Tabel No. 1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Observasi kelas
2 Menyusun Proposal
penelitian
3 Uji coba intrumen
penelitian
4 Analisis hasil uji coba
instrument penelitian
5 Pelaksanaan penelitian
dan pengumpulan data
6 Analisis hasil penelitian
7 Penyusunan laporan hasil
penelitian
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Kanisius Kenteng
semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 19 orang.
D. Instrumen Penelitian
Langkah paling penting dalam penelitian adalah pengumpulan data.
1. Angket
Angket merupakan suatu daftar pernyataan tertulis yang terinci dan
lengkap yang harus dijawab responden tentang diri atau hal-hal yang
diketahuinya (Masidjo, 2007: 21).
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan penyimpanan informasi di bidang
pengetahuan yang dikumpulkan berupa bukti-bukti dan keterangan.
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah daftar nilai siswa.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen yang
telah disusun:
1. Angket
Angket disusun dengan mempertimbangkan acuan sebagai berikut:
a. Berdasarkan indikator motivasi belajar yang digunakan sebagai
kisi-kisi
b. Berdasarkan tinjauan penelitian sebelumnya dengan judul
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI
KALANGAN PARA SISWA KELAS I SMUK SANG TIMUR
YOGYAKARTA CATURWULAN II TAHUN AJARAN
Peneliti menggunakan penelitian tersebut sebagai acuan karena
relevan dengan penelitian yang dikembangkan peneliti.
c. Buku tentang TEORI MOTIVASI DAN PENGUKURANNYA
yang disusun oleh Hamsyah.
[image:52.595.70.545.165.741.2]d. Konsultasi pada dosen pembimbing.
Tabel No. 2 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar
Dimensi Indikator Nomor butir Jumlah Positif Negatif
Motivasi
intrinsik
Tanggung jawab siswa dalam
melaksanakan tugas.
1 14, 21 3
Mengutamakan prestasi dari apa
yang dikerjakannya.
2, 3, 22 15 4
Memiliki perasaan senang dalam
belajar.
7, 16, 23 6 4
Selalu berusaha untuk mengungguli
orang lain.
24, 26 4, 25 4
Motivasi
ekstrinsik
Senang memperoleh pujian dari apa
yang dikerjakannya.
17, 27 5, 28 4
Belajar dengan harapan ingin
memperoleh nilai.
8, 9 18 3
Belajar dengan harapan ingin
memperoleh prestasi.
19 10, 30 3
Peran hukuman dalam proses
belajar.
Belajar karena orang lain memiliki
prestasi lebih baik.
12 29 2
Jumlah soal 17 13 30
Angket setelah disusun kemudian diujicobakan kepada siswa kelas V
SD Kanisius Klepu semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 yang
berjumlah 30 siswa, dengan maksud untuk mendapatkan informasi
sehubungan dengan motivasi belajar. Setelah angket diujicobakan,
maka perlu dicari validitas dan reliabilitas.
a. Validitas
Validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap
penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes.
Validitas sering disebut kesahihan. Kesahihan dibatasi sebagai
tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan
sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan
dengan instrumen tersebut. Suatu instrumen dinyatakan sahih
jika instrumen itu mampu mengukur apa saja yang hendak
diukurnya (Sutrisna Hadi, 1991: 1). Validitas yang digunakan
memakai validitas butir dan perhitungannya memakai korelasi
product–moment dari Pearson dengan mencari koefisien korelasi
skor setiap butir dibandingkan keseluruhan skor. Cara
Tabel No. 3 Skor Item Angket Alternatif Jawaban Responden
Soal positif (+) Soal negatif (-)
Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1
Setuju 3 Setuju 2
Kurang Setuju 2 Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 4
Koefisien korelasi product -moment dari Pearson:
2 2
y x
xy rxy
xy
r = koefisien korelasi X dan Y
x = skor setiap item
y = total skor
Hasil analisis uji coba angket diperoleh 26 butir yang valid,
(dapat dilihat pada lampiran 2 halamam 66)
b. Reliabilitas
Reliabilitas disebut juga dengan keandalan. Keandalan suatu
instrumen menuntut kemantapan, keajegan, dan stabilitas
pengamatan dengan instrumen. Reliabilitas yang digunakan
dua bagian kemudian mencari korelasi rxy dengan korelasi dari
Pearson. Setelah mencari korelasi rxy, kemudian disesuaikan
[image:55.595.70.556.189.627.2]dengan rumus dari Spearman-Brown.
Tabel No. 4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Besarnya "r" Product Moment Interpretasi
±0,00 - ±0,20 Tidak terdapat korelasi atau sangat rendah
±0,21 - ±0,40 Rendah
±0,41 - ±0,70 Cukup
±0,71 - ±0,90 Tinggi
±0,91 - ±1,00 Sangat tinggi
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai
berikut:
) ( ) ( ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy xyr = koefisien korelasi X dan Y
X = jumlah skor nomor ganjil
Y = jumlah skor nomor genap
Hasil dari tes tersebut dibagi menjadi dua bagian maka koefisien
dari dua bagian tersebut baru mencerminkan sengah tes. Taraf
reliabilitas satu tes diperoleh menggunakan formula koreksi
xy
xy gg r r r 1 2
rgg = koefisien reliabilitas
xy
r = koefisien korelasi X dan Y
Setelah angket diujicobakan di SD Kanisius Klepu dan dilakukan
perhitungan secara statistik diperoleh koefisien reliabilitas 0,863
dengan klasifikasi tinggi (dapat dilihat pada lampiran 3 halaman
67). Berikut adalah kisi-kisi angket setelah dilakukan uji coba dan
[image:56.595.71.547.95.756.2]perhitungan secara statistik
Tabel No. 5 Revisi Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Setelah Uji Coba
Dimensi Indikator Nomor butir Jumlah Positif Negatif
Motivasi
intrinsik
Tanggung jawab siswa dalam
melaksanakan tugas.
1 12 2
Mengutamakan prestasi dari apa yang
dikerjakannya.
2, 3, 19 13 4
Memiliki perasaan senang dalam
belajar.
6, 14, 20 5 4
Selalu berusaha untuk mengungguli
orang lain.
21, 23 4, 22 4
Motivasi
ekstrinsik
Senang memperoleh pujian dari apa
yang dikerjakannya.
15 24 2
Belajar dengan harapan ingin
memperoleh nilai.
7, 8 16 3
Belajar dengan harapan ingin
memperoleh prestasi.
Peran hukuman dalam proses belajar. 11, 18 9 3
belajar karena orang lain memiliki
prestasi lebih baik.
10 25 2
Jumlah soal 16 10 26
2. Dokumentasi
Untuk memperoleh data prestasi belajar matematika memakai dokumen
siswa yang berupa nilai rapor siswa kelas V semester 1 Tahun Ajaran
2010/2011. Data diperoleh dari guru kelas V SD Kanisius Kenteng.
F. Teknik Analisis Data
1. Motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun
Ajaran 2010/2011 diperoleh dengan mengurutkan data angket motivasi
[image:57.595.69.532.106.673.2]dari jumlah skor tertinggi ke terendah dan dibagi 3 kelompok.
Tabel No. 6 Klasifikasi Skor Angket Motivasi
Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban
78 – 104 Tinggi
51 – 77 Sedang
26 – 50 Rendah
2. Prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng
semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 diperoleh dari nilai raport semester
3. Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar matematika siswa
kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011
dengan korelasi serial:
p O O SD M O O r t r tot t r ser 2 ) ( ) )( ( serr = koefisien korelasi serial
r
O = ordinat yang lebih rendah
t
O = ordinat yang lebih tinggi
M = mean
tot
SD = standar deviasi nilai rapor matematika
p = proporsi skor angket motivasi belajar
4. Besarnya sumbangan variabel motivasi terhadap prestasi belajar siswa
kelas V SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011
menggunakan rumus: % 100 2 r KP
KP = koefisien penentu
2
r = besarnya hubungan antara Motivasi belajar (X)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Motivasi Belajar
Data penelitian motivasi belajar diperoleh menggunakan angket
motivasi belajar yang diberikan kepada 19 subyek yaitu siswa kelas V
SD Kanisius Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011. Berikut
[image:59.595.71.521.127.772.2]adalah hasil pengumpulan data menggunakan angket:
Tabel No. 7 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius
Kenteng semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011
NO NAMA SKOR ANGKET
MOTIVASI BELAJAR
RENDAH SEDANG TINGGI
1 A 80
2 B 76
3 C 69
4 D 65
5 E 78
6 F 74
7 G 50
8 H 77
9 I 73
10 J 80
11 K 76
12 L 75
13 M 77
14 N 71
15 O 72
16 P 84
17 Q 82
18 R 72
19 S 69
Jumlah 1 13 5
Persentase 5,26% 68,42% 26,32%
Berdasarkan data hasil penelitian didapatkan 3 macam
klasifikasi motivasi belajar yaitu motivasi belajar rendah, motivasi
belajar sedang dan motivasi belajar tinggi. Jumlah siswa yang
memiliki motivasi rendah berjumlah 1 orang dengan persentase
5,26%, siswa yang memiliki motivasi sedang berjumlah 13 siswa
dengan persentase 68,42% dan siswa yang memiliki motivasi tinggi
berjumlah 5 siswa dengan persentase 26,32%. Berikut adalah bagan
persentase motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kenteng
Gambar No. 1 Bagan Persentase Motivasi Belajar
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng
yang diperoleh dari nilai rapor Kelas V semester 1 Tahun Ajaran
2010/2011 sebagai berikut:
Tabel No. 8 Nilai Rapor Kelas V semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011
NO NAMA NILAI RAPOR RANKING
1 A 81 2
2 B 80 3
3 C 65 16
4 D 68 10
5 E 77 5
6 F 62 18
7 G 65 14
Motivasi tinggi
Motivasi Sedang
Motivasi Rendah
26,32%
68,42%
5
,2
6
8 H 65 13
9 I 52 19
10 J 85 1
11 K 65 12
12 L 68 9
13 M 68 8
14 N 73 6
15 O 65 15
16 P 68 7
17 Q 65 17
18 R 78 4
19 S 65 11
JUMLAH 1315 RATA-RATA 69.21
Berikut adalah rangkuman hasil pengumpulan data motivasi belajar
[image:62.595.72.517.101.743.2]dan prestasi belajar matematika:
Tabel No. 9 Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar
NO NAMA SKOR MOTIVASI BELAJAR
NILAI PRESTASI BELAJAR
1 A 80 81
2 B 76 80
4 D 65 68
5 E 78 77
6 F 74 62
7 G 50 65
8 H 77 65
9 I 73 52
10 J 80 85
11 K 76 65
12 L 75 68
13 M 77 68
14 N 71 73
15 O 72 65
16 P 84 68
17 Q 82 65
18 R 72 78
B. Analisis Data
Sebelum data dianalisis secara statistik. Semua data harus diuji.
Pengujian tersebut meliputi uji asumsi normalitas dan uji asumsi linearitas.
Berikut adalah uji asumsi normalitas data motivasi belajar.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Motivasi Belajar
N 19
Normal Parametersa Mean 73.6842
Std. Deviation 7.46140
Most Extreme Differences Absolute .160
Positive .093
Negative -.160
Kolmogorov-Smirnov Z .697
Asymp. Sig. (2-tailed) .717
[image:64.595.69.518.208.684.2]a. Test distribution is Normal.