MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MATERI
PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS V SD KANISIUS
KOTABARU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Syaiful Risdianto
NIM : 081134116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MATERI
PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS V SD KANISIUS
KOTABARU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Syaiful Risdianto
NIM : 081134116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Puji syukur saya ucapkan dari hati yang paling dalam kepada Allah SWT atas rahmat serta petunjukNya dalam penyusunanan skripsi
Karya tulis ini saya persembahkan kepada keluarga saya tercinta
Bapak Sarjiman, Ibu Sri Wartini, Kakak _ kakakku : Eka Wati Candra Dewi, Astri Risdiana, Arief Sanyoto
v
BERJUANG TANPA MENGENAL PUTUS ASA DEMI
MEWUJUDKAN CITA – CITA ITULAH PRINSIP HIDUP YANG SAYA
JALANI
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 November 2012.
Penulis
vii
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma :
Nama : Syaiful Risdianto
NIM : 081134116
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MATERI PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS V SD KANISISUS KOTABARU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 beserta perangkat bila diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya, saya memberikan kepada perpusatakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasinya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 19 November 2012 Yang menyatakan
viii
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MATERI PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS V SD KANISIUS KOTABARU TAHUN
PELAJARAN 2011/2012 Oleh:
Syaiful Risdianto NIM. 081134116
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius KotaBaru menggunakan metode demonstrasi materi pesawat sederhana pada siswa kelas V tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata minat siswa, peningkata nilai rata-rata siswa, dan persentase siswa yang mencapai KKM.
Metode Demonstrasi digunakan dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Kanisius KotaBarutahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan presatasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi Hasil penelitian meninjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
dengan rata- rata minat siswa adalah 7,6. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata minat siswa menjadi 10,64, yang menunjukkan criteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode demonstrasi yang semakin baik, rata-rata siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 13,45yang menunjukkan criteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.
Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan metode demonstrasi, nilai rata-rata siswa kelas V tahun pelajaran 2010/2011 adalah 60,9dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 24,24%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 72,2. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 69,70%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat secara signifikan menjadi 75,8. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 84,84%
ix
THE INCREASE OF STUDENT INTEREST AND STUDY
ACHIEVEMENT USING DEMONSTRATION METHOD ON SIMPLE AIRCRAFT MATERIAL FOR STUDENTS GRADE V KANISIUS KOTABARU ELEMENTARY SCHOOL OF STATE COURSE YEAR
2011/2012 By:
Syaiful Risdianto NIM. 081134116
This study aims to determine the interest and increase student achievement on fifth grade Kanisius KotaBaru Elementary School of State students on simple material course year 2011/2012 is characterized by an average increase student interest, increasing the value of the average student, and the percentage of students who achieve KKM.
Demonstration method is used in an effort to increase interest in learning social and learning achievement of material simple aircraft on fifth grade Kanisius KotaBaru Elementary School of State students of the school year 2011/2012. Increased interest and learning achievement reached by the class action research consists of two cycles. Where each cycle consists of planning, implementation, observation, and reflection.
The results showed that student’s interest before the intial data is the act of using demonstration method with an average interest of students was 7,6. After I performed action on cycles using the demonstration method, the average interest of students to be 10,64, which shows the criteria of enough student interest. Then be taken on the second cycle using the demonstrasi method is the better, on average, students interest increased significantly to 13,45 indicating that the criteria in the second cycle student interest is high.
While the results of research on student achievement prior actions as a demonstration method, the average fifth-grade students of the school year 2010/2011 is 60,9 and the percentage that reached a low of 24,24% KKM. After the action on the cycle I, there is an increase in the average student to be 72,2. And the percentage of students who reach the KKM on cycle I was 69,70%. Then continued in the second cycle the average student scores increased significantly to 75,8. And the percentage of students who reach the KKM in the second cycle to 84,84%.
x
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karya tulis yang berjudul “Peningkatan minat dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Metode Demonstrasi Materi Pesawat Sederhana Pada Siswa Kelas V SD Kanisius KotaBaru Tahun Pelajaran 2012”ini, disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi Program Strata 1 Fakultas Keguruan dan
ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata
Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini, tidak akan berjalan dengan
baik tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D, selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma
2. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, selaku Kaprodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbimg I yang telah
membimbing dan mendampingi penulisan proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu
membimbing penulisan skripsi.
5. Ibu Niken Anggrahini, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius KotaBaru
yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Ibu V. Dewi Marlina C, S.Pd selaku guru kelas V SD Kanisius yang telah
berkenan membantu dan menjadi mitra penulis dalam melaksanakan
penelitian.
7. Ibu Ir. Sri Agustini, S. MSi selaku dosen Fisika, yang telah membantu
validasi perangkat pembelajaran dalam skripsi ini.
8. Kedua orang tuaku yang tercinta, yang telah senantiasa memberi dukungan
xi banyak memberikan bantuan pada penulis.
10. Seluruh siswa kelas V SD Kanisius KotaBaru tahun pelajaran 2011/2012,
yang menjadi subjek penelitian.
11. Teman – teman PPL SD Kanisius KotaBaru, yang telah membantu selama penelitian berlangsung.
12. Saudari Ida yang telah senantiasa memberikan dukungan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi..
13. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu
dan memberi dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca
Penyusun
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Pemecahan Masalah ... 3
D. Batasan Pengertian ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
xiii
A. Minat ... 6
1. Pengertian Minat ... 6
2. Faktor Pendorong Minat ... 8
3. Ciri-ciri Minat ... 9
4. Cara Mengukur Minat... 11
B. Prestasi Belajar……… ... 13
1. Pengertian Belajar ... 13
2. Pengertian Prestasi Belajar ... 14
3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 15
C. Metode Demonstrasi ... 17
1. Pengertian ... 17
2. Langkah – langkah Metode Demonstrasi ... 18
3. Alasan Penggunaan ... 18
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi ... 19
D. Ilmu Pengetahuan Alam ... 20
E. Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Pesawat Sederhana ... 25
F. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA…… ... 27
G. Hasil penelitian yang Relevan ... 27
H. Kerangka Berpikir ... 29
I. Hipotesis ... 30
BAB III. Metode Penelitian ... 31
xiv
C. Rencana Tindakan ... 36
1. Persiapan ... 36
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 37
a. Siklus I ... 37
1) Perencanaan Tindakan ... 37
2) Pelaksanaan Tindakan I ... 37
3) Observasi ... 38
4) Refleksi ... 38
b. Siklus II ... 39
1) Perencanaan Tindakan ... 39
2) Pelaksanaan Tindakan II ... 40
3) Observasi ... 40
4) Refleksi ... 41
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya. ... 41
1. Peubah (Variabel) Indikator Keberhasilan... 41
2. Jenis dan Cara Mengumpulkan Data dan instrumennya... 43
3. Instrumen Penelitian ... 44
a. Minat ... 44
1) Rubrik Pengamatan Minat ... 44
b. Prestasi Belajar Siswa ... 47
1) Tes ... 47
xv
a. Validitas ... 53
1) Pengertian ... 53
2) Macam-macam Validitas ... 53
3) Validitas yang Digunakan dalam Penelitian ... 55
a) Validasi Instrumen Minat ... 56
b) Validasi Instrumen Prestasi Belajar ... 56
i) Validasi Perangkat pembelajaran ... 56
ii) Validitas Soal Evaluasi ... 59
b. Reliabilitas ... 62
E. Analisis Data ... 65
1. Peningkatan Minat ... 66
2. Peningkatan prestasi Belajar ... 68
BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71
A. Hasil Penelitian ... 71
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 71
a. Siklus I ... 71
1) Perencanaan kegiatan ... 71
2) Pelaksanaan ... 72
a) Pertemuan 1 ... 72
b) Pertemuan 2 ... 74
3) Observasi ... 76
xvi
1) Perencanaan Kegiatan ... 79
2) Pelaksanaan ... 80
a) Pertemuan 1 ... 80
b) Pertemuan 2 ... 83
3) Observasi ... 86
4) Refleksi ... 87
2. Hasil Minat Siswa ... 88
a. Hasil Minat Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II 89 b. Hasil Uji-t Minat Siswa ... 91
3. Hasil Prestasi Belajar ... 93
a. Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ... 94
b. Uji-t Prestasi Belajar Kondisi Awal dengan Siklus I ... 96
c. Uji-t Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ... 97
B. Pembahasan ... 98
1. Hasil Minat Siswa ... 98
2. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 101
BAB. V Kesimpulan dan Saran ... 104
A. Kesimpulan ... 104
B. Saran ... 106
xvii
Gambar Halaman
1. Tahapan setiap Siklus ... 32
2. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 90
3. Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas... 95
4. Peningkatan capaian KKM ... 95
xviii
Tabel Halaman
1. Jadwal Penelitian ... 35
2. Peubah Data dan Instrumennya ... 42
3. Rubrik Pengamatan Minat ... 44
4. Krteria Penilaian Minat ... 47
5. Kisi – kisi Uji Coba Soal Evaluasi Siklus 1 ... 48
6. Kisi – kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 49
7. Indikator Aspek Psikomotorik ... 51
8. Indikator Aspek Afektif ... 51
9. Panduan Wawancara Siswa ... 51
10. Panduan Wawancara Guru ... 52
11. Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 57
12. Kriteria Validasi Perangkat pembelajaran ... 58
13. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus I Setelah Uji Coba ... 59
14. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus II Setelah Uji Coba... 61
15. Koefisien Reliabilitas ... 63
16. Kriteria Keberhasilan Minat ... 66
17. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar ... 67
18. Skor Rata-Rata Minat Siswa ... 88
19. Hasil Uji Normalitas Minat Awal dan Siklus I ... 90
20. Hasil Uji Normalitas Minat Siklus I dan Siklus II ... 91
xix
23. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II ... 93
24. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 95
25. Hasil Uji-t Satu Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 96
26. Hasil Uji-t Dua Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 97
27. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 98
xx
Lampiran
Halaman
1. Silabus ... 110
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 113
3. Lembar Kerja Siswa ... 125
4. Materi Ajar ... 138
5. Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 144
6. Rubrik Pengamatan Minat ... 152
7. Rubrik penilaian Psikomotorik dan afektif ... 160
8. Analisis Skor Minat... 165
9. Analisis nilai Prestasi Belajar ... 167
10. Hasil Uji Validitas ... 177
11. Hasil Uji Reliabilitas ... 179
12. Instrumen validasi ... 187
13. Perhitungan PAP tipe 1 ... 193
14. Indeks Kesukaran ... 194
15. Nilai Kondisi Awal Prestasi Belajar ... 204
16. Surat Permohonan Ijin ... 205
17. Surat Keterangan Penelitian ... 206
18. Notulen dan Daftar Hadir ... 207
19. Hasil Pekerjaan Siswa ... 219
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
yang ada di sekolah dasar (SD). Mata Pelajaran IPA harus dikuasai oleh siswa
baik materi maupun kemampuan. Mata pelajaran IPA juga merupakan salah
satu mata pelajaran yang akan di ujikan pada ujian akhir nasional (UAN). Setiap
siswa diharapkan memiliki minat yang tinggi terhadap mata pelajaran IPA,
sehingga mempermudah dalam pembelajaran. Siswa yang memiliki minat yang
tinggi terhadap pembelajaran akan cepat memahami materi yang berujung pada
prestasi belajar yang baik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
minat. Minat adalah ketertarikan pada suatu hal yang disertai rasa senang.
Dalam pembelajaran IPA SD, hendaknya dibuat menjadi menyenangkan dan
mengaktifkan siswa.
Sebagian materi dalam mata pelajaran IPA banyak membutuhkan
praktek langsung oleh siswa, tidak sekedar ceramah dari guru. Siswa harus
terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan guru harus merancang
pembelajaran dengan sedemikian rupa agar siswa dapat memahami setiap
operasional konkret. Hal ini berarti siswa harus diperlakukan sebagai subyek
pembelajaran yang terlibat aktif, sehingga siswa tidak hanya diajak berimajinasi
dengan ceramah guru.
Dari hasil wawancara guru kelas V SD Kanisius KotaBaru, masih
banyak siswa yang memiliki minat yang rendah terhadap mata pelajaran IPA.
Rendahnya minat itulah yang diduga menyebabkan rendahnya prestasi belajar
siswa. Hal ini di perkuat dengan hasil belajar IPA yang buruk khususnya pada
materi pesawat sederhana. Prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Kanisius
KotaBaru tahun belajaran 2010/2011 yaitu hanya 7 siswa dari 30 siswa yang
memenuhi KKM (23.33 % siswa).
Dari data yang diperoleh diatas, peneliti mencoba merancang
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi. Metode
demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
kelas V SD Kanisius KotaBaru tahun pelajarn 2011/2012. Hal itu dikarenakan
metode demonstrasi mengajak siswa untuk mengalami pembelajaran secara
langsung melalui apa yang dicontohkan guru terlebih dahulu. Dalam metode
demonstrasi pembelajaran lebih terarah pada meteri yang sedang dibahas.
Diharapkan minat siswa akan meningkat karena siswa mendapatkan kesan
tersendiri ketika mengikuti pembelajaran khususnya pada materi pesawat
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan
minat dan prestasi belajardalam materi pesawat sederhana siswa kelas V
SD Kanisius KotaBaru Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa dalam materi pesawat sederhana siswa kelas V SD
Kanisius KotaBaru Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya minat dan prestasi belajar dalam materi pesawat
sederhana siswa kelas V SD Kanisius KotaBaru Tahun Pelajaran 2011/2012
akan diatasi dengan metode demonstrasi.
D. Batasan Pengertian
1. Minat adalah perhatian yang relative menetap terhadap suatu obyek sebab
ada perasaan senang.
2. Prestasi Belajar adalah nilai akademik siswa setelah mengikuti
pembelajaran yang dicapai melalui tes atau ulangan harian
3. Metode Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran
4. Pesawat Sederhana adalah Alat-alat yang dapat membantu manusia
melakukan suatu usaha. Secara garis besar, pesawat sederhana terdiri atas
E. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi dalam upaya
meningkatkan minat dan prestasi belajar dalam materi pesawat sederhana
siswa kelas V SD Kanisius KotaBaru Tahun Pelajaran 2011/2012.
b. Untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar materi pesawat
sederhana dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas V
SD Kanisius KotaBaru Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman dalam melakukan PTK khususnya
penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat dan prestasi
belajar dalam materi pesawat sederhana siswa kelas V SD Kanisius
KotaBaru Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Bagi siswa
Dapat memberikan pengalaman mempelajari materi pesawat sederhana
dengan metode demonstrasi.
3. Bagi guru
Dapat memberikan inspirasi bagi guru-guru SD untuk melakukan
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
4. Bagi sekolah
Dapat menambah bahan bacaan terkait dengan PTK khususnya
belajar siswa dalam materi pesawat sederhana siswa kelas V SD
6
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat
1. Pengertian Minat
Winkel (1996, 188) menyatakan bahwa minat diartikan sebagai
kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang
studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi
itu.
Soewardi (1987:183) minat menurut Ensiklopedi Pendidikan
adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari
luar. Tiap pelajaran yang diberikan guru harus menarik minat siswa.
Minat merupakan suatu kaidah pokok dalam didaktik. Minat
ditumbuhkan oleh pengaruh domein kognitif dan domein afektif.
Surya (2003:115) minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak
senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah bahwa
motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan
memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Bernard dalam
Sardiman (2011 : 76) minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan,
waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu terkait
dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu yang penting
bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan
ingin terus belajar.
Surya, dkk (2003, 10.23) minat atau interest merupakan suatu
kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian
terhadap seseorang, sesuatu benda ataupun kegiatan tertentu. Minat
mempunyai hubungan yang erat sekali dengan sikap, kedua-duanya
merupakan tenaga pendorong bagi perbuatan seseorang. Dalam
pendidikan di sekolah, sikap dan minat sangat memegang peranan penting
dalam belajar, karena banyak mendasari motif terhadap pelajaran atau
jurusan serta sekolah yang mereka ikuti.
Minat sangat berhubungan dengan perasaan siswa. Perasaan yang
berpengaruh terhadap semangat dan gairah untuk belajar. Dengan
perasaan, siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang
diperolehnya. Perasaan senang akan menimbulkan minat yang positif atau
baik, dan sebaliknya jika perasaan tidak senang maka akan menimbulkan
minat yang negatif atau kurang baik.
Dari beberapa pengertian minat, maka dapat disimpulkan
bahwapengertian minat adalah pemusatan perhatian terhadap suatu obyek
sebab ada perasaan senang. Minat tumbuh dari perasaan senang yang
selalu merasa senang dalam belajar. Misalnya dalam pembelajaran guru
harus:
a. Menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa
b. Menggunakan media pembelajaran yang cocok untuk menunjang
proses belajar mengajar
c. Menggunakan alat peraga yang cocok untuk menunjang proses
belajar mengajar
d. Menggunakan cara mengajar atau metode mengajar yang bervariasi
2. Faktor pendorong minat
Soewardi (1987:183) Minat didorong oleh motivasi. Motivasi
merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak atau
berbuat untuk tujuan tertentu. Minat dimanifestasikan berdasarkan
komponen dorongan yang mendorongnya.
Minat dan motivasi berhubungan sangat erat, dimana minat
merupakan alat motivasi yang utama. Menurut Esti (2002: 365) salah satu
cara untuk menarik minat selamapelajaran adalah menghubungkan
pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang
diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan
dengan minat-minat siswa.
Sardiman (1986:93-94) beberapa cara untuk menciptakan minat,
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar
b. Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah
pada masa lampau
c. Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak
merasa bosan
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan
hasil yang lebih baik
3. Ciri-ciri Minat
Hurlock (1995:117) ciri-ciri minat antara lain sebagai berikut:
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah selama
terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan
terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil.
Dengan demikian perkembangan fisik dan mental seorang siswa
akan tumbuh bersamaan dengan minat siswa tersebut.
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar
Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap
secara fisik dan mental untuk belajar. Misalnya; siswa tidak akan
mempuanyai minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPA,
sampai siswa tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan
minat, baik anak-anak maupun dewasa. Minat berasal dari
lingkungan dimana mereka tinggal. Karena lingkungan anak kecil
sebagian besar terbatas pada rumah. Minat mereka tumbuh dari
rumah. Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka tertarik
pada minat orang yang berada di luar rumah yang mulai mereka
kenal. Jadi minat bergantung pada seseorang untuk mencari situasi
baru untuk belajar.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial
yang terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak
yang memiliki cacat fisik, anak tersebut tidak mungkin mempunyai
minat yang sama seperti dengan teman sebayanya yang memiliki
perkembangan fisik normal.
e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan
orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok
budaya mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian
mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang
mereka anggap tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup
f. Minat berbobot emosional
Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang
menentukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak
menyenangkan akan melemahkan minat seorang siswa. Dan
sebaliknya, jika bobot emosional seorang siswa menyenangkan
maka akan memperkuat minat seorang siswa tersebut.
g. Minat itu egosentris
Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat
egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya.
Misalnya, minat anak pada matapelajaran IPA, kepandaian mereka
di bidang IPA di sekolah menjadi langkah penting untuk menuju
kedudukan yang baik dan menguntungkan di bidang alam.
Berdasarkan ciri-ciri minat dari beberapa tokoh diatas, dapat
ditarik indikator ciri-ciri minat sebagai berikut:
1) Ekspresi perasaan senang
2) Perhatian dalam belajar
3) Ketertarikan pada materi dan guru
4) Keterlibatan siswa dalam pelajaran
4. Cara Mengukur Minat
Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo
atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi
yang kurang distandarsasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari
individu atau kelompok. Penilaian nontes dapat berupa pengamatan
(observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket, dan
wawancara. Dalam penelitian ini, minat siswa diukur menggunakan
pengamatan (observasi) dan wawancara.
Arifin (2009:153) berpendapat bahwa observasi merupakan suatu
proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan
rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam mengobservasi minat siswa, peneliti menggunakan rubrik
pengamatan minat berdasarkan indikator minat. Indikator minat diperoleh
dari ciri-ciri minat.
Masidjo (1995:72) menyatakan bahwa wawancara adalah proses
tanya jawab sepihak antara pewawancara dan yang diwawancarai,
dilaksanakan sambil bertatap muka baik secara langsung dengan maksud
memperoleh jawaban. Wawancara dilakukan kepada guru dan sebagian
siswa.
Indikator minat siswa yang di ukur dengan memperhatikan :
ekspresi perasaan senang, perhatian dalam belajar, ketertarikan pada
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan berproses yang merupakan
unsur mendasar di setiap penyelenggaran jenis pendidikan dan jenjang
pendidikan. Berhasil tidaknya suatu pencapaian tujuan pendidikan sangat
tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa. Proses belajar
yang dialami siswa baik secara langsung maupun tidak langsung, baik
ketika ia berada di sekolah, di lingkungan rumah, maupun di keluarga
sendiri.
Winkel (1996, 53) menyatakan bahwa belajar adalah semua
aktivitas mental/psiki, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Siagian (1989, 106) menyatakan bahwa belajar adalah Proses
yang berlangsung seumur hidup dan tidak…pada pendidikan formal yang
di tempuh seseorang di berbagai tingkat lembaga pendidikan.
Hart dalam Ginnis (2008, 22) menyatakan bahwa “belajar adalah
ekstraksi dari pola-pola bermakana dari kebingungan. Dan tidak ada
konsep, tidak ada fakta dalam pendidikan yang benar-benar lebih penting
dari pada hal ini: otak, oleh desain alam, merupakan alat pendeteksi pola
Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar merupakan perubahan dari
diri seseorang.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, secara umum belajar
dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang berbeda antara sebelum belajar dan sesudah belajar yang merupakan
sebagai hasil dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Tu’u (2004, 75) berpendapat bahwa Prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.
Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang peserta didik
dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar seorang peserta didik
dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek, yakni: aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan
(IQ) atau kemampuan berpikir siswa. Sejak dulu aspek kognitif
selalu menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal.
Hal itu terbukti dengan melihat metode penilaian di
sekolah-sekolah. Penilaian di sekolah biasanya mengedepankan
kesempurnaan pada aspek kognitif.
b. Aspek afektif
Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan
sikap. Aspek ini berkaiatan erat dengan kecerdasan emosi (EQ)
siswa. Penialaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan,
tanggungjawab, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan, dan
sebagainya.
c. Aspek psikomotorik
Aspek psikomotorik menurut kamus besar bahasa indonesia
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak
fisik yang mempengaruhi sikap mental. Jadi lebih sederhananya,
aspek ini menunjukkan kemampuan atau keterampilan (skill) yang
dimiliki siswa setelah menerima pengetahuan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal adalah dua hal yang
Jadi untuk menghasilkan siswa yang berprestasi, seorang pendidik harus
mampu mensinergikan kedua faktor, yakni faktor internal dan eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
diri siswa. Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar
siswa menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi
belajar anatara lain:
1) Bakat, merupakan kecerdasan, yaitu potensi dasar yang
dimiliki oleh setiap siswa.
2) Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu
obyek yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada
unsur rasa senang.
3) Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu
bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.
b. Faktor eksternal
Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak
mengesampingkan peranan faktor eksternal dalam meningkatkan
prestasi belajar. Faktor ini pengaruhnya tidaklah sebesar faktor
internal. Faktor eksternal antar lain:
1) kualitas guru dalam penguasaan materi
2) metode yang digunakan dalam mengajar
4) lingkungan yang mendukung, dan sebagainya
C. Metode Demonstrasi 1. Pengertian
Syah (2000) dalam Muslich (2007, 200) metode demonstrasi
adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan , baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Djamarah (2000) dalam Muslich (2007, 201) metode demonstrasi
digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu
benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Cardille (1986) dalam Moedjiono dan Dimyati (1991, 73)
demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk
mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan.
Sumantri dan Johar ( 1998, 154) Metode demonstrasi diartikan
sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar
lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan suatu
proses atau kerja suatu benda yang berhubungan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan.
2. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
a. Guru menjelaskan tujuan diadakan pembelajaran dengan
demonstrasi, misalnya; agar siswa dapat mengetahui proses apa yang
terjadi, cara bekerja, alat yang digunakan.
b. Guru membagi siswa dalam kelompok, dan masing-masing
kelompok menentukan ketua kelompoknya.
c. Siswa menyimak demonstrasi alat peraga yang dilakukan guru
mengenai cara kerja/prosedur alat dan proses penggunaan.
d. Masing-masing ketua kelompok mengambil alat peraga dan
mempraktekkan bersama kelompoknya masing-masing.
e. Siswa mengerjakan tugas yang harus didiskusikan berdasarkan
demonstrasi yang diperagakan guru.
f. Membahas hasil diskusi siswa dan menarik kesimpulan.
3. Alasan Pengguanaan
Terdapat beberapa alasan mengapa seorang guru menggunakan
a. Tidak semua topik dapat di sampaikan hanya melalui penjelasan dan
diskusi
b. Sifat pelajaran yang menuntut diperagakan
c. Tipe belajar peserta didik yang berbeda ada yang kuat visual, tetapi
lemah dalam auditif dan motorik ataupun sebaliknya.
d. Memudahkan mengajarkan sesuatu atau cara kerja/prosedur.
4. Kelebihan dan kekurangan
Djamarah (2000) dalam muslich ( 2007, 201) Kelebihan metode
demonstrasi sebagai berikut.
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu
proses atau kerja suatu alat peraga
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan
c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat
diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan
menghadirkan objek sebenarnya.
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut.
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang
D. Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakikat IPA
Iskandar (2001:1) mengemukakan bahwa Ilmu Penegtahuan Alam
adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan
dalam alam. Ilmu pengetahuan Alam menawarkan cara-cara untuk dapat
memahami dan mempelajari kejadian-kejadian yang ada di alam dan
supaya dapat hidup di dalam alam.
Webster’s dalam Iskandar (2001:2) menyatakan “natural science
is knowledge concerned with the physical world and it’s phenomena, yang
artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan
gejala-gejalanya.
Dari beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam di atas, dapat
disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang
diperoleh melalui proses ilmiah, didasari dengan sikap ilmiah, dan
menghasilkan produk ilmiah.
a. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Suatu Proses
Pembelajaran IPA tidak hanya menghasilkan suatu produk,
melainkan melalui proses SAINS untuk menghasilkan produk yang
baik. Proses SAINS menggunakan suatu metode yang didalamnya
ada suatu prosedur-prosedur untuk memperoleh pengetahuan.
Metode yang biasa digunakan adalah metode ilmiah. Metode ilmiah
berpikir rasional (kritis, logis, dan sistematis) dan pengetahuan
melalui pengalaman.
Keterampilan proses IPA adalah keterampilan-keterampilan
yang dilakukan para ilmuan untuk memperoleh produk IPA.
Keterampilan proses IPA meliputi:
1) Mengamati
Mengamati adalah proses mengumpulkan informasi yang
mempergunakan semua indera yang dimiliki manusia.
2) Mengukur
Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang
akan diukur dengan besaran yang lain yang sejenis. Besaran
yang diukur sudah ditetapkan dengan satuan pengukuran.
3) Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan adalah mengelompokkan suatu obyek,
kejadian atau informasi ke dalam golongan-golongan menurut
sistem tertentu.
4) Mengendalikan Variabel
Mengendalikan variabel yaitu menandai suatu karakteristik
obyek atau faktor dalam suatu peristiwa/kejadian yang tetap dan
5) Merumuskan Hipotesis
Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan
tentang dugaan berdasarkan alasan-alasan atau pengetahuan,
yang merupakan jawaban sementara untuk masalah.
6) Melakukan Eksperimen
Melakukan eksperimen yaitu melakukan suatu percobaan untuk
memperoleh data yang relevan melalui kegiatan pengukuran.
7) Menganalisis Data
Menganalisis data yaitu mengolah suatu data yang diperoleh
dari hasil melakukan suatu percobaan/eksperimen
8) Membuat Laporan Penelitian
Membuat laporan penelitian yaitu menyusun data-data yang
telah dianalisis kebenarannya, kemudian dilaporkan dalam
bentuk laporan penelitian.
b. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Suatu Sikap
Untuk memperoleh produk IPA yang baik, selain melalui
proses ilmiah juga menggunakan sikap ilmiah. Sikap ilmiah yaitu
suatu sikap yang berkeyakinan atau berpendapat yang harus
dipertahankan seorang ilmuan ketika mencari atau mengembangkan
pengetahuan yang baru. Dalam memecahkan suatu masalah, seorang
ilmuan sering berusaha mengambil sikap tertentu untuk mencapai
jawab, disiplin, tekun, jujur, terbuka terhadap pendapat orang lain.
Sikap itu dikenal dengan nama sikap ilmiah.
Ciri-ciri sikap ilmiah antara lain:
1) Obyektif terhadap fakta
Yaitu menyatakan fakta apa adanya tanpa mengubahnya, jika
benar dikatakan benar jika salah dikatakan salah.
2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan
Dalam mengambil kesimpulan jika belum cukup data untuk
menyokong kesimpulan itu, maka jangan tergesa-gesa untuk
mengambil kesimpulan.
3) Berhati terbuka
Yaitu bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan
orang lain, walaupun pendapat atau penemuan itu bertentangan
dengan penemuannya sendiri.
4) Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat
5) Bersifat hati-hati
6) Ingin menyelidiki
c. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk
Ilmu Pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu juga disebut
sebagai produk IPA. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta,
1) Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan mengenai
benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa
yang betul-betul terjadi dan dapat diinderawi oleh manusia.
2) Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta
IPA atau menjelaskan fakta-fakta IPA.
3) Prinsip IPA adalah generalisasi dari hubungan antara
konsep-konsep IPA yang bersifat tentatif (sementara) dan dapat
berubah bila ada observasi baru yang dilakukan.
4) Hukum adalah suatu prinsip yang sudah diterima/khusus atau
yang dimatematikakan dengan rumus.
5) Teori adalah kerangka yang lebih luas (paling tinggi) dari
fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang saling berhubungan.
Teori dapat berubah jika ada bukti-bukti yang berlawanan
dengan teori tersebut.
2. Pembelajaran IPA di SD
IPA merupakan suatu disiplin ilmu dan penerapannya di
masyarakat, sehingga IPA menjadi sangat penting untuk dipelajari.
Pembelajaran IPA tidak hanya menghasilkan suatu produk, melainkan
melalui proses SAINS dan bersikap ilmiah untuk menghasilkan produk
yang baik. Siswa perlu diberi keterampilan-keterampilan proses IPA, dan
daya pikir siswa dengan ilmuwan sangat berbeda, maka pengajaran IPA
hendaknya dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya.
Pembelajaran IPA di SD hendaknya memiliki prinsip sebagai berikut:
a. Dari yang mudah (konkrit) ke yang komplek (abstrak)
b. Sesuai dengan tahap perkembangan anak atau tahap perkembangan
kognitif
c. Pembelajarannya harus menyenangkan atau dengan kata lain belajar
sambil bermain.
d. Pembelajarannya terpadu (kemampuan berpikir siswa secara global)
E. Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Pesawat Sederhana untuk SD Kelas V
Dalam penelitian ini akan mendeskripsikan tentang kompetensi dasar
Jenis- jenis Pesawat sederhanadan kegunaannya . Pesawat adalah alat-alat yang
dapat memudahkan pekerjaan manusia. Pesawat sederhana dibedakan menjadi 4
jenis yaitu:
1. Pengungkit atau tuas
Berdasarkan letak beban, kuasa, dan penumpunya, pengungkit
dibedakan menjadi 3 golongan sebagai berikut.
a. Pengungkit golongan 1
Letak titik tumpu berada diantara beban dan kuasa. Contoh alatnya
b. Pengungkit golongan 2
Letak beban diantara titik tumpu dan kuasa. Contoh alatnya yaitu
kereta sorong, pembuka kaleng, dan pemotong kertas.
c. Pengungkit golongan 3
Letak kuasa diantara beban dan titik tumpu. Contoh alatnya yaitu
stapler, pinset, dan sapu.
2. Katrol
Ada beberapa jenis katrol sebagai berikut.
a. Katrol tetap : Katrol yang tidak berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda.
b. Katrol bebas : Katrol yang berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda.
c. Katrol majemuk : Katrol yang terdiri dari perpaduan katrol tetap
dan katrol bebas
3. Bidang miring
Bidang miring berguna untuk membantu memindahkan
benda-benda yang terlalu berat. Contohnya papan miring yang digunakan untuk
memindahkan drum minyak ke truk dan tangga.
4. Roda Berporos
Peralatan yang menggunakan roda berpasangan biasanya
dihubungkan pada poros roda. Poros roda berada pada titik jemu jari-jari
F. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Materi Pesawat Sederhana
Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran materi pesawat
sederhana yaitu guru menjelaskan cara sebuah benda bekerja. Dalam materi ini,
benda yang dimaksud adalah pesawat sederhana seperti: pengungkit, katrol,
bidang miring, dan roda berporos. Guru mendemonstrasikan pada siswa dan
siswa menyimaknya. Guru menggunakan benda yang nyata seperti:
1. Pengungkit : gunting, tang, penjepit kertas.
2. Katrol : katrol tatap, katol bebas dan katrol majemuk
3. Bidang miring : tangga yang ada di sekolah, papan kayu yang dibuat
miring
4. Roda berporos : ban mobil-mobilan
Guru mendemonstrasikan benda-benda di atas dan menjelaskan setiap
keterangan yang terkait dengan pesawat sederhana. Siswa dengan ditunjuk oleh
guru menirukan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru. siswa menjelaskan
di depan kelas seperti apa yang dilakukan guru sebelumnya. Setelah itu siswa
berkelompok mengerjakan Lembar kerja siswa.
G. Hasil Penelitian yang relevan
Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.
Penelitian yang dilakukan oleh saudara Jemino program studi Pendidikan Guru
“Peningkatan kemampuan Mengartikan, Membaca, Menulis Lambang Pecahan,
Menunjukkan Letak Pecahan Dalam garis Bilangan dan Membandingkan
Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pada
Siswa Kelas III SD Kanisius Klepu Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil
penelitiannya adalah (1) Metode Demonstrasi dapat meningkatkankemampuan
Mengartikan, Membaca, Menulis Lambang Pecahan, Menunjukkan Letak
Pecahan Dalam garis Bilangan dan Membandingkan Bilangan Pecahan
Sederhana Siswa Kelas III SD Kanisius Klepu Semester II Tahun Ajaran
2008/2009.
Penelitian yang dilakukan oleh saudara Agustinus Letten program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun( 2010, skripsi tidak diterbitkan) dengan
judul skripsi “ Peningkatan Kemampuan Berhitung Dalam Penjumlahan dan
Pengurangan Dengan Metode demonstrasi Menggunakan Media Kertas
Berwarna Pada Siswa kelas I SDK Kotabaru Yogyakarta Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2009/2010”. Hasil penelitiannya adalah (1) metode
demonstrasi memberi dampak yang drastis pada kemampuan siswaterlebih
suasana belajar yang kondusif sehingga siswa termotivasi dan tertarik dalam
mengikuti proses pembelajaran. (2) terjadi peningkatan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran matematika yaitu pada siklus pertama siswa yang mencapai
KKM sebesar 63,63% dan pada siklus 2 sebesar 90,90%.
Dari beberapa penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
penelitian tersebut masih terfokus pada prestasi belajar, maka dari itu peneliti
mencoba mengembangkan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi
dengan fokus minat dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SDK Kotabaru tahun
pelajaran 2011/2012.
H. Kerangka Berpikir
Belajar IPA bukan hanya sekedar menghafal, melakukan dengan cara
mempraktekkan. Dalam belajar IPA khususnya materi pesawat sederhana
membutuhkan model dan praktek dalam mempelajarinya. Siswa dapat
mengamati, belajar sambil melakukan, dan memperoleh pengalaman langsung
dalam mempelajarinya. Peneliti menggunakan metode demonstrasi diharapkan
dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman secara lengsung
mengenai cara kerja/ prosedur suatu alat / proses. Siswa dapat berkesempatan
mempelajari dan mencoba suatu alat setelah melihat demonstrasi yang
dilakukan oleh guru/ ahli. Pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi, khususnya materi pesawat sederhana membutuhkan media dan
atau alat peraga. Dengan demikian peneliti yakin bahwa pembelajaran IPA
khususnya materi pesawat sederhana dapat meningkatkan minat dan prestasi
I. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, peneliti mengemukakan
hipotesis bahwa: “Penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan minat
dan prestasi belajar mata pelajaran IPA pada materi pesawat sederhana siswa
31
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, Jenis penelitian yang digunakan yaitu
menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas yaitu
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat ( Aqib, dkk, 2009, 3).Selain itu, Pelitian Tindakan Kelas juga
bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan sasaran akhirnya untuk
meningkatkan mutu hasil pendidikan.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
secara kolaboratif dengan guru di kelas. Hal itu dikarenakan pada dasarnya
Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru, sedangkan saat ini peneliti masih
berstatus mahasiswa. Melalui penelitian tindakan kelas secara kolaboratif akan
menciptakan peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru dan
menambah motivasi bagi guru untuk melakukan PTK dikemudian hari.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui empat langkah utama
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat langkah utama
yang saling berhubungan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dering
dilakukan minimal dalam dua siklus. Di bawah ini merupakan gambaran tahapan
pada setiap siklus.
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 1: tahapan dalam siklus PTK ( Kusumah dan Dwitagama, 2009, 44):
Perencanaan (Planning)
Tindakan ( Acting)
Pengamatan (
Observing) Refleksi (
Reflecting)
Perencanaan (Planning)
Tindakan ( Acting)
Pengamatan ( Observing) Refleksi (
Tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kusumah dan
Dwitagama, 2009, 29 -30):
1. Perencanaan
Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum
dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan
aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan
untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenannya dalam
perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang (replanning.
Hal- hal yang direcanakan diantaranya terkait dengan pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran,
media dan materi pembelajaran, dan sebagainya.
2. Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari
suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang
digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas dan sebagainya.
3. Pengamatan
Pengamatan, observasi, atau monitoring dapat dilakukan sendiri
oleh kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat
monitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang
kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi,
penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya.
4. Refleksi
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah
perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang
dilakukan oleh para kolaborator atau pertisipan yang terkait dengan suatu
PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu
adanya diskusi terhadap berbagai maalah yang terjadi di kelas penelitian.
Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi
tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan hasil refleksi ini pula suatu
perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SD Kanisius KotaBaru yang terletak di
Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas V SD Kanisius Kota Baru tahun
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar dengan
menggunakan metode demonstrasi siswa pada pelajaran IPA materi
Pesawat Sederhana siswa kelas V SD Kanisius Kota Baru tahun ajaran
2011/2012.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada semester genap tahun
ajaran 2011/2012 yakni bulan Januari-Juli 2012.
Tabel 1: Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli
1 observasi pra
penelitian
V
2 Penyusunan
Proposal
V V
3 Permohonan ijin
penelitian
V
4 Pengumpulan data v
5 Pengolahan data v
laporan
7 Ujian skripsi V
8 Revisi V
9 Pembuatan artikel V
C. Rencana Tindakan
Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama dengan menggunakan metode demonstrasidengan anggota setiap kelompok berjumlah 5 orang. Siklus kedua dengan menggunakan metode demonstrasi anggota setiap kelompok berjumlah 3 orang. Dalam setiap
eksperimen dilakukan pengamatan dan setiap akhir siklus diadakan evaluasi
dengan menggunakan tes.
1. Persiapan
a. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi
pokoknya.
b. Menganalisis masalah belajar siswa mengenai materi pesawat
sederhana.
c. Menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP, LKS)
d. Menyusun instrumen pengumpulan data (rubrik pengamatan,
panduan wawancara, kisi-kisi soal, soal evaluasi/tes, dan instrumen
e. Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah
yang dilakukan guru dalam rangka implementasi tindakan perbaikan
yang telah direncanakan.
f. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas, misalnya media/alat peraga.
2. Rencana Tindakan setiap siklus
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan
tindakan kelas sebagai berikut:
a. Siklus I
Siklus I (2 pertemuan)
Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dimana
setiap pertemuan beralokasikan 2 JP.
1) Rencana Tindakan
Peneliti memdalami silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), LKS, bahan ajardan membagi siswa
dalam kelompok.
2) PelaksanaanTindakan I
a) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi
c) Siswa berkumpul dalam kelompok beranggotakan 5
siswa.
d) Siswa menyimak demonstrasi alat peraga tentang
pesawat sederhana yang dilakukan ole guru.
e) Siswa mendapatkan LKS dan mengerjakannya.
f) Siswa membahas hasil diskusi setiap kelompok.
g) Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk
menanggapi, menyanggah, atau memberikan tambahan.
h) Mengadakan tes atau evaluasi pembelajaran (siklus I
pertemuan ke-2)
3) Observasi
a) Mengobservasi proses pembelajaran, seperti kekurangan
dan kelebihan.
b) Mengobservasi minat belajar siswa dengan menggunakan
rubrik pengamatan minat yang telah tersedia pada siklus
I.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti pada siklus I akhir
pertemuan pertama dan akhir pertemuan kedua adalah sebagai
a) Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan
siklus 1 pertemuan pertama dan kedua tentang apa yang
berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa.
b) Membandingkan hasil ulangan atau tes dan observasi
yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang
telah ditetapkan.
c) Merencanakan perbaikan berdasarkan hasil ulangan atau
tes dan observasi untuk dilakukan pada siklus ke II
b. Siklus II
Siklus II (2 pertemuan)
Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dimana
setiap pertemuan beralokasikan 2 JP.
1) Rencana Tindakan
Peneliti memperbaiki Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), LKS berdasarkan hasil refleksi.dan
melanjutkan pembelajaran pesawat sederhana siklus I,
sehingga pemahaman siswa mengenai pesawat sederhana lebih
kompleks dan diakhiri dengan ulangan atau tes di akhir siklus
2) PelaksanaanTindakan II
a) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang
akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan.
b) guru memberi pertanyaan seputar materi pesawat
sederhana yang telah dipelajari.
c) Siswa menyimak penjelasan singkat dari guru mengenai
pesawat sederhana.
d) Siswa menyimak demonstrasi alat peraga oleh guru.
e) Siswa mencoba alat peraga sesuai dengan yang dijelaskan
guru dan mengerjakan LKS yang sesuai dengan materi
pelajaran.
f) masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi.
g) Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk
menanggapi, menyanggah, atau memberikan tambahan.
h) Mengadakan tes atau evaluasi pembelajaran (siklus II
pertemuan ke-2)
3) Observasi
a) Mengobservasi proses pembelajaran, seperti kekurangan
b) Mengobservasi minat belajar siswa dengan lembar
pengamatan yang telah tersedia pada siklus II
4) Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti pada siklus II akhir
pertemuan pertama dan akhir pertemuan kedua adalah sebagai
berikut:
1) Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan
siklus 1, tentang apa yang berhasil, kendala, dan
hambatan yang dihadapi siswa.
2) Membandingkan hasil ulangan atau tes dan observasi
yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang
telah ditetapkanuntuk memutuskan apakah siklus
dilanjutkan atau tidak.
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya
1. Peubah (variabel) indikator keberhasilan
Sesuai dengan judul penelitian di atas, penelitian ini ada dua peubah,
yakni minat dan prestasi belajar. Pengamatan minat dilaksanakan pada
waktu kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui apakah terjadi
peningkatan minat pada setiap siklus pembelajarannya. Sedangkan prestasi
tes/evaluasi.
Tabel 2: Peubah Data dan Instrumennya
No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
Persentase
2. Jenis dan Cara Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data minat siswa
dilakukan melalui observasi dan wawancara. “ through observation, the
reseacher learn about behavior and the meaning atteched to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makan
dari perilaku tersebut (Marshall dalam Sugiyono, 2011, 226). Sedangkan
Esterberg dalam Sugiyono (2011, 231) mendefinisikan interview sebagai
berikut. “ a meeting of two persons to exchange information and idea
through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
Observasi akan dilakukan pada setiap siklus dengan dibantu dengan
bantuan video, sehingga memudahkan peneliti untuk mengobservasi siswa.
Wawancara akan dilakukan terhadap guru dan siswa sebelum siklus pertama
dan sesudah siklus kedua. Cara mengukur prestasi belajar siswa yaitu
dengan tes tprestasi belajar yang akan dilakukan pada setiap akhir siklus.
3. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, Instrumen penelitian digunakan untuk menilai
minat dan prestasi Belajar.
a. Minat
Dalam penilitian ini, instrumen pengamatan menggunakan
rubrik pengamatan minat. Sedangkan wawancara menggunakan
panduan wawancara siswa dan guru. Lembar observasi dikembangkan
sendiri oleh peneliti beserta teman lainnya yang melakukan penelitian
tentang minat. Panduan wawancara dikembangkan sendiri oleh
peneliti dengan mengacu pada indikator pengamatan minat. Observasi
akan dilakukan dua kali yaitu pada siklus 1dan siklus 2. Berikut
Lembar pengamatan minat dan panduan wawancara:
Tabel 3: RUBRIK PENGAMATAN MINAT
No Indikator Deskriptor Nampak
(v) / Tidak (-)
1 Ekspresi perasaan senang
Siswa mengikuti pelajaran
dengan antusias
Siswa tidak mengeluh ketika
diberi tugas dari guru
Siswa datang tepat waktu
sebelum pelajaran dimulai
Siswa menyiapkan buku
pelajaran sebelum pelajaran
dimulai
Siswa duduk dengan tenang
siap untuk belajar
2 Perhatian dalam belajar
Siswa aktif bertanya di dalam
kelas
Siswa aktif menjawab
pertanyaan
Siswa menyimak penjelasan
guru dengan seksama
Siswa tidak melamun di
dalam kelas
Siswa tidak mengobrol atau
ketika belajar
3 Ketertarikan pada materi dan guru
Siswa giat membaca buku
pelajaran (sesuai mapel)
Siswa menanyakan kesulitan
yang dialami kepada guru
Siswa membuat catatan
mengenai materi yang
disampaikan oleh guru
Siswa mengerjakan tugas dari
guru
Siswa membawa buku atau
sumber lain dalam belajar
4 Keterlibatan siswa dalam pelajaran
Siswa aktif menyampaikan
pendapat dalam diskusi
Siswa mau membantu teman
lain yang mengalami
kesulitan dalam belajar
Siswa bekerjasama dengan
kelompok
Siswa maju ke depan
Siswa mengajukan diri untuk
menjawab pertanyaan
spontan dari guru
Jumlah Keseluruhan =
Tabel 4: Kriteria Penilaian Minat
Interval skor Keterangan
16-20 Sangat Tinggi
12- 15 Tinggi
8 – 11 Cukup
4 – 7 Rendah
0 – 3 Sangat rendah
b. Prestasi Belajar
Untuk mengumpulkan data prestasi belajar, ditempuh dengan 2
cara, yaitu tes dan non tes.
1) Tes
Tes yang digunakan adalah jenis tes tertulis dengan
bentuk pilihan ganda yang dikembangan sendiri oleh peneliti.
Soal pilihan ganda berjumlah 20 nomor, yang masing-masing
Dengan ketentuan : Skor 1 = jika jawaban benar
Skor 0 = jika jawaban salah
Tabel 5: Kisi-kisi Uji Coba Soal Evaluasi pada Siklus I
No Indikator Taraf Kesukaran Nomor
6 Menggolongkan
Tabel 6: Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus II
No Indikator Taraf Kesukaran Nomor