viii
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL SISWA KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI.
Elisabeth Bertha Kusumastuti Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi.Penelitian telah dilaksanakan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang berjumlah 14 terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari dua pertemuan.Teknik pengumpulan data untuk minat paneliti menggunakan kuesioner dan lembar pengamatan yang digunakan untuk mendukung kuesioner sedangkan untuk prestasi belajar diukur dengan soal evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan SCL model PBL meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase minat siswa pada masing-masing siklus. Pada kondisi awal persentase minat siswa sebesar 45% meningkat menjadi 53%. Siklus I ada 2 indikator yang belum mencapai target namun sudah mengalami peningkatan maka peneliti melanjutkan siklus I dengan siklus II. Pada siklus II persentasi minat siswa sebesar 68% dan tercapainya semua target capaian. Prestasi belajar siswa juga meningkat hal ini dilihat dari kenaikan rata-rata kelas dan berkurangnya jumlah siswa yang belum mencapai KKM. Rata-rata kelas sebelum dilakukan penelitian sebesar 66, pada siklus I sebesar 76,53 dan pada siklus II mencapai 80,92. Jumlah siswa yang lulus KKM pada kondisi awal sebesar 63%, pada akhir siklus I mencapai 76,53% dan pada akhir siklus II mencapai 92% dari total jumlah siswa 14.
ix ABSTRACT
INTEREST AND PERFORMANCE ENHANCING LEARNING USING IPA SCL PBL MODEL CLASS IV SD KANISIUS NGLINGGI.
Elisabeth Bertha Kusumastuti Sanata Dharma University
2014
This research was aimed to increase interest and achievement on learning science using a SCL approach PBLmodel of fourth grade students SD Kanisius Nglinggi. Research using Classroom Action Research (CAR). The subjects of this research was the fourth grade students in SD Kanisius Nglinggi consisted of 14 students.
This research was conducted in two cycles, the first cycle consisted of three classroom meetings and the second cycle consisted of two classroom meetings. Data collection techniques of this research were interviews, observations, questionnaires, and documentation. The results showed that there was increasing average scores on each of the indicators of interest. Initial conditions mean score of 2.97 indicators pleasure of a scale of 5 increased to 3.51 in the first cycle and increased again to 4.01 in the second cycle. Attention indicator of 2.89 at baseline increased to 3.29 in the first cycle and increased again to 3.78 in the second cycle. Indicators of involvement in the initial conditions of 2.89 increased to 3.39 and increased to 3.91 in the second cycle. Indicators initiative by 2.65 at baseline increased to 3.16 in the first cycle and increased again in the second cycle of 3.80. Student achievement also increases it is seen from the average grade prior to the study was 68.3 in the first cycle reached 73.21 and 75.83 on the second cycle. The number of students who passed the KKM on the initial conditions of 57.89%, at the end of the first cycle reaches 100% and at the end of the second cycle reaches 100% of the total number of 14 students.
i
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL
PBL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Elisabeth Bertha Kusumastuti
101134073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA
KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI
Disusun oleh :
Elisabeth Bertha Kusumastuti
NIM : 101134073
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I,
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA
KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Elisabeth Bertha Kusumastuti
NIM : 101134073
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal : 11 Juni 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji :
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua :G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., ...
Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd.,M.A., Ed.D. ...
Anggota 1 : Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum ...
Anggota 2 : Th. Yunia Setyawan, S.Pd, M.Hum ...
Anggota 3 : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ...
Yogyakarta, 11 Juni 2014
Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus kristus yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasihnya yang
tak berkesudahan dan selalu menyertai dalam segala hal.
2. Bapak Antonius Widoyo dan Ibu Fransiska Harni yang telah memberikan
segala perhatian, kasih sayang, dukungan dan doa.
3. Kakak Yohanes Albert Pramata yang selalu memberi dukungan dan doa
4. Adik Chistina Adica Putri, Margaretha Dias Aprilia, Daniel Edo Adica yang
selalu menghiburku disaat aku merasa lelah.
5. Budhe Rukini yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang.
v
HALAMAN MOTTO
“Tidak Ada Pemalas Yang Sukses”
(Antonius Widoyo)
“Aku Bisa, Harus Bisa Pasti Bisa”
(Sanggar Lare Mentes)
“Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaan pada Tuhan”
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini,saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Elisabeth Bertha Kusumastuti
NIM : 101134069
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN
MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA KELAS IV SD
KANISIUS NGLINGGI beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 19 Mei 2014
Yang menyatakan,
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,11 Juni 2014
Peneliti,
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL SISWA KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI.
Elisabeth Bertha Kusumastuti Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi.Penelitian telah dilaksanakan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang berjumlah 14 terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari dua pertemuan.Teknik pengumpulan data untuk minat paneliti menggunakan kuesioner dan lembar pengamatan yang digunakan untuk mendukung kuesioner sedangkan untuk prestasi belajar diukur dengan soal evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan SCL model PBL meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase minat siswa pada masing-masing siklus. Pada kondisi awal persentase minat siswa sebesar 45% meningkat menjadi 53%. Siklus I ada 2 indikator yang belum mencapai target namun sudah mengalami peningkatan maka peneliti melanjutkan siklus I dengan siklus II. Pada siklus II persentasi minat siswa sebesar 68% dan tercapainya semua target capaian. Prestasi belajar siswa juga meningkat hal ini dilihat dari kenaikan rata-rata kelas dan berkurangnya jumlah siswa yang belum mencapai KKM. Rata-rata kelas sebelum dilakukan penelitian sebesar 66, pada siklus I sebesar 76,53 dan pada siklus II mencapai 80,92. Jumlah siswa yang lulus KKM pada kondisi awal sebesar 63%, pada akhir siklus I mencapai 76,53% dan pada akhir siklus II mencapai 92% dari total jumlah siswa 14.
ix ABSTRACT
INTEREST AND PERFORMANCE ENHANCING LEARNING USING IPA SCL PBL MODEL CLASS IV SD KANISIUS NGLINGGI.
Elisabeth Bertha Kusumastuti
Sanata Dharma University
2014
This research was aimed to increase interest and achievement on learning science using a SCL approach PBLmodel of fourth grade students SD Kanisius Nglinggi. Research using Classroom Action Research (CAR). The subjects of this research was the fourth grade students in SD Kanisius Nglinggi consisted of 14 students.
This research was conducted in two cycles, the first cycle consisted of three classroom meetings and the second cycle consisted of two classroom meetings. Data collection techniques of this research were interviews, observations, questionnaires, and documentation. The results showed that there was increasing average scores on each of the indicators of interest. Initial conditions mean score of 2.97 indicators pleasure of a scale of 5 increased to 3.51 in the first cycle and increased again to 4.01 in the second cycle. Attention indicator of 2.89 at baseline increased to 3.29 in the first cycle and increased again to 3.78 in the second cycle. Indicators of involvement in the initial conditions of 2.89 increased to 3.39 and increased to 3.91 in the second cycle. Indicators initiative by 2.65 at baseline increased to 3.16 in the first cycle and increased again in the second cycle of 3.80. Student achievement also increases it is seen from the average grade prior to the study was 68.3 in the first cycle reached 73.21 and 75.83 on the second cycle. The number of students who passed the KKM on the initial conditions of 57.89%, at the end of the first cycle reaches 100% and at the end of the second cycle reaches 100% of the total number of 14 students.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan
segala berkat, dan kasih karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan SCL
Model PBL Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Nglinggi”.Penyusunan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari banyak pihak yang telah membantu dan memberikan
bimbingan serta masukan kritik dan saran. Oleh karena itu pada kesempatan ini
dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ,. SS., BST., MA., Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum dosen pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan,
dorongan, semangat serta masukan yang peneliti butuhkan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A.,Ed.D dan Ibu Wahyu Wido Sari, S.Si.,
M.Biotech dosen pembimbing kolaboratif yang telah membimbing dan
memberikan motivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Th. Yunia Setyawan, S.Pd, M.Hum dan bapak Apri Damai Sagita
xi
6. Para dosen validator yang telah melakukan validasi instrumen yang
dibutuhkan dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berjalan
dengan lancar.
7. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan hingga skripsi ini
dapat selesai dengan baik.
8. Kepala Sekolah SD Kanisius Nglinggi yang telah memberikan kesempatan
untuk melaksanakan penelitian.
9. Guru kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang telah memberikan kesempatan
untuk melaksanakan penelitian.
10. Siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang telah membantu kegiatan
penelitian sehingga dapat terlaksana dengan lancar.
11. Kedua Orangtua, Bapak Antonius Widoyo dan Ibu Fransika Harni, Yohanes
Albert Pratama (Kakak), Christina Adica Putri (Adik), Margaretha Dias
Aprilia (Adik), dan Daniel Edo Adica (Adik) dan semua kelurga terima
kasih untuk perhatian, kasih sayang, nasehat, dukungan serta doa.
12. Sahabat penelitian kolaboratif Zulfan, Ida, Lukita, Nova yang telah bekerja
sama dan selalu memberi motivasi dan masukan.
13. Sahabat yang mendukung penelitian ini baik yang di PGSD dan luar PGSD.
14. Teman-teman kelas D angkatan 2010 terimakasih atas kebersamaannya dan
dukungannnya.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
xii
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi yang membacanya.
Yogyakarta, 11 Juni 2014
Peneliti
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vii
ABSTRAK ... viii
1. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget ... 8
xiv
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Setting Penelitian ... 36
C. Rencana Tindakan ... 39
D. Pengumpul Data dan Instrumen Penelitian ... 43
E. Teknik Pengumpulan Data ... 45
F. Instrumen Pengumpulan Data... 47
G. Validitas dan Reliabilitas ... 58
H. Analisis Data ... 83
BAB IV: DESKRIPSI PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PENELITIAN ... 87
1. Siklus I ... 87
2. Siklus II ... 94
B. HASIL PENELITIAN ... 101
1. Hasil Penelitian Minat ... 101
2. Hasil Prestasi Belajar ... 119
3. Pembahasan ... 130
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 158
B. Keterbatasan Penelitian ... 160
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 38
Tabel 3.2 Variabel Penenelitian ... 43
Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Minat ... 44
Tabel 3.4 Rubrik Pengamatan Minat ... 47
Tabel 3.5 Panduan Wawancara Guru ... 49
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner ... 50
Tabel 3.7 Sebaran Item Kuesioner ... 50
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 52
Tabel 3.9 Kisi-kisi Evaluasi Siklus II ... 53
Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I pertemuan 1 ... 54
Tabel 3.11 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I pertemuan 2 ... 55
Tabel 3.12 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I pertemuan 3 ... 56
Tabel 3.13 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus II pertemuan 1 ... 56
Tabel 3.14 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus II pertemuan 2 ... 57
Tabel 3.15Hasil Validasi Silabus Siklus I ... 60
Tabel 3.16Hasil Validasi RPP Siklus I ... 60
Tabel 3.17 Hasil Validasi Soal Evaluasi siklus I ... 61
Tabel 3.18 Hasil Validasi Silabus Siklus II ... 62
Tabel 3.19 Hasil Validasi RPP siklus II ... 63
Tabel 3.20 Hasil validasi Soal Evaluasi Siklus II ... 64
Tabel 3.21 Hasil Penghitungan Uji validasi Empiris Kuesioner ... 65
Tabel 3.22 Perbandingan Item Kuesioner ... 66
Tabel 3.23 Hasil Perhitungan uji validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 67
xvi
Tabel 3.25 Hasil Perhitungan Uji validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 69
Tabel 3.26Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II sesudah Validasi ... 70
Tabel 3.27 Kualifikasi Reliabilitas ... 72
Tabel 3.28 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 72
Tabel 3.29 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 73
Tabel 3.30 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 73
Tabel 3.31 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I ... 74
Tabel 3.32 Hasil Perhitungan Kesukaran Soal Siklus I ... 75
Tabel 3.33 Kisi-kisi Kesukaran Soal Siklus I ... 76
Tabel 3.34 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Siklus II ... 77
Tabel 3.35 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Siklus II ... 79
Tabel 3.36 Indeks kesukaran Soal Evaluasi siklus I ... 80
Tabel 3.37 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi siklus II ... 80
Tabel 3.38 Bobot Kuesioner ... 83
Tabel 3.39 Kriteria Minat Belajar ... 84
Tabel 4.1 Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siklus I ... 93
Tabel 4.2 Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siklus II ... 100
Tabel 4.3 Data Awal Minat ... 103
Tabel 4.4 Data Minat Siklus I Pertemuan ... 105
Tabel 4.5 Data Minat Siklus I Pertemuan 2 ... 107
Tabel 4.6 Data Minat Siklus I Pertemuan 3 ... 109
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rata-rata Skor Minat Siklus I ... 111
Tabel 4.8 Rangkuman Data Minat ... 112
Tabel 4.9 Data Minat Siklus II Pertemuan 1 ... 114
xvii
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Rata-rata Skor Minat Siklus II ... 117
Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Minat Siswa Siklus II ... 118
Tabel 4.13 Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 120
Tabel 4.14 Hasil Akhir Afektif Siswa Siklus I ... 121
Tabel 4.15 Hasil Akhir Psikomotor Siswa Siklus I ... 121
Tabel 4.16 Hasil Prestasi Belajar Siklus I ... 123
Tabel 4.17 Hasil Tes Obyektif Siswa Siklus I ... 124
Tabel 4.18 Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ... 125
Tabel 4.19 Hasil Akhir Afektif Siswa Siklus II ... 126
Tabel 4.20 Hasil Akhir Psikomotor Siswa Siklus II ... 126
Tabel 4.21 Hasil Prestasi Belajar Siklus II ... 127
Tabel 4.22 Hasil Tes Obyektif Siswa Siklus II ... 128
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literatur Map ... 30
Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Taggart ... 35
Gambar 4.1 Peningkatan Jumlah siswa yang Lulus KKM ... 129
Gambar 4.2 Siswa Menunjukan Rasa Senang ... 137
Gambar 4.3 Perhatian Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 138
Gambar 4.4 Perhatian Siswa Siklus I pertemuan 2 ... 139
Gambar 4.5 Keterlibatan Siswa ... 140
Gambar 4.6 Contoh Kuesioner Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 141
Gambar 4.7 Contoh Kuesioner Siswa Pada Siklus I Pertemuan 2 ... 143
Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi siklus I ... 146
Gambar 4.9 Contoh Hasil Refleksi Siswa Siklus I ... 148
Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi Siklus II ... 149
Gambar 4.11 Contoh Hasil Refleksi Siswa Siklus II ... 151
Gambar 4.12 Kegiatan Mengidentifikasi Masalah ... 153
Gambar 4.13 Merancang Kegiatan Penyelesaian Masalah ... 154
Gambar 4.14 Melaksanakan Kegiatan Penyelesaian Masalah ... 154
Gambar 4.15 Kegiatan Tutorial ... 155
Gambar 4.16 Melanjutkan Kegiatan Penyelesaian Masalah ... 156
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Ijin Penelitian ... 164
2. Dokumen Penilaian ... 166
3. Perangkat Pembelajaran ... 168
4. Kuesioner Minat ... 247
5. Lembar Observasi ... 249
6. Panduan Wawancara ... 251
7. Soal Evaluasi siklus I ... 252
8. Soal Evaluasi Siklus II ... 257
9. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 262
10.Validitas Instrumen Penelitian ... 280
11.Hasil Kerja Siswa ... 286
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, pemecahan masalah, batasan pengertian, dan
manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari bahasa Inggris “Natural Science” Iskandar (2001:2). Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam.
Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara
harafiah dapat diartikan sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai
disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA
menjadi penting, karena IPA mempelajari bumi dan gejala yang terjadi di bumi.
Siswa belajar IPA supaya mereka mengenal lingkungan tempat tinggal mereka.
Dengan mengenal lingkungan, diharapkan siswa dapat menjaga lingkungan
tempat tinggal mereka. IPA juga merupakan salah satu mata pelajaran pokok di
Sekolah Dasar, siswa harus mencapai KKM agar mereka dapat melanjutkan ke
kelas yang lebih tinggi.
Surya (2003: 67) berpendapat bahwa minat dapat diartikan sebagai rasa
senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Siswa perlu memiliki
ketertarikan atau minat untuk belajar IPA. Slameto, (2010:58) dan Djamarah,
perhatian, keterlibatan dan inisiatif. Siswa yang memiliki minat dalam belajar IPA
tentu akan mendapatkan prestasi yang baik.
Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius Nglinggi
yang merupakan guru yang mengajar mata pelajaran IPA. Kegiatan wawancara
dilakukan pada hari Senin, tanggal 21 Oktober 2013 pukul 09.00-09.30. Hasil
wawancara dengan guru kelas peneliti mendapatkan informasi ada beberapa siswa
yang kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Untuk memperkuat hasil
wawancara tersebut peneliti melakukan observasi/pengamatan. Kegiatan observasi
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran IPA mengenai hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2013 pukul
09.00-10.10. Pengamatan dilakukan untuk melihat, perasaan senang siswa,
perhatian siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa, dan
inisiatif siswa, dan dari hasil pengamatan diduga siswa kurang memiliki
keterlibatan dan inisiatif dalam kegiatan pembelajaran.
Selain observasi, peneliti juga meminta siswa untuk mengisi kuesioner.
Hasil kuesioner siswa menunjukan bahwa minat belajar IPA terlihat belum
optimal. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rata-rata skor minat siswa pada
setiap indikator. Rata-rata indikator rasa senang yaitu 2,97 dari skala 5, rata-rata
indikator perhatian sebesar 2,89 dari skala 5, rata-rata indikator keterlibatan
sebesar 2,89 dari skala 5, dan rata-rata indikator inisiatif sebesar 2,65 dari 5.
Persentase siswa yang memiliki kriteria minimal cukup berminat adalah % atau 6
Peneliti juga melakukan studi dokumen dengan melihat rata-rata nilai kelas
pada mata pelajaran IPA dua tahun terakhir. Dalam studi dokumen peneliti
mendapatkan pada tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 11 siswa (57,89%) dari
19 siswa belum mencapai KKM. KKM mata pelajaran IPA SD Kanisius Nglinggi
adalah 63.
Hasil wawancara kepada guru yang diperkuat dengan hasil studi dokumen,
pengamatan dan kuesioner maka peneliti tertarik untuk meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan
Student Centered Learning (SCL). Student Centered Learning (SCL) adalah
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini siswa
diharapkan aktif dan mandiri dalam proses belajarnya guna membangun
pengetahuannya. Adapun model pembelajaran yang termasuk dalam pandekatan
Student Centered Learning (SCL) antara lain Pembelajaran Berbasis Inkuiri,
Model Pembelajaran Koperatif, Contectual Teaching And Learning (CTL) dan
Problem Based Learning (PBL).
Peneliti tertarik pada PBL dari semua model SCL. Problem Based Learning
(PBL) merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah sebagai titik
awal pembelajaran (Saverinus, 2013:9). Siswa menemukan masalah yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan masalah tersebut dengan
langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) antara lain:
mengidentifikasi masalah, merancang kegiatan penyelesaian masalah,
melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan
memilih Problem Based Learning (PBL)karena peneliti meyakini Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Keyakian
tersebutpeneliti dapatkan setelah mempelajari tentang karakteristik PBL yang
disampaikan oleh Arends dalam Trianto (2009:93) yaitu PBL mengorganisasikan
pengajaran berdasarkan masalah yang nyata dan penting bagi siswa, PBL
mengajak siswa untuk mencari penyelesaian masalah, siswa belajar dan
menyelesaikan tugasnya secara berkelompok dengan bekerja dalam kelompok
mampu memberikan membangkitkan maotivasi, mengembangkan ketrampilan
sosial dan ketrampilan berpikir. Dari teori tersebut peneliti terinspirasi untuk
melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar
IPA Menggunakan Pendekatan SCL Model PBL Pada Siswa Kelas IV SD
Kanisius Nglinggi”. Penelitian tersebut akan dilakukan di SD Kanisius Nglinggi
dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
B. Batasan Masalah
Penelitian ini, peneliti berfokus pada peningkatan minat belajar dan prestasi
belajar dengan menerapkan pendekatan Student Centered Learning (SCL) model
Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA KD 6.2 untuk siswa
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan minat belajar siswa dengan menerapkan
pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius tahun ajaran
2013/2014?
2. Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan
pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius tahun ajaran
2013/2014?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan minat belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model
PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014.
2. Meningkatkan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model
PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014.
E. Pemecahan Masalah
Kurang optimalnya minat dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA
siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi diatasi dengan menggunakan pendekatan
F. Batasan Pengertian
1. Minat adalah kecenderunngan subyek yang menetap untuk merasa tertarik
pada bidang atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari
materi itu. Minat dapat diindikasikan dengan perasaan senang, perhatian,
keterlibatan, dan inisisatif
2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat dari
proses pembelajaran
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi,
gejala alam dan segala isinya berdasarkan kumpulan hasil observasi dan
eksperimen.
4. Student Centered Learning (SCL) adalah pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini siswa diharapkan aktif dan
mandiri dalam proses belajarnya guna membangun pengetahuannya.
5. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang
mengangkat masalah sebagai titik awal pembelajaran. Siswa menemukan
masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan dengan
langkah-langkah tertentu.
6. Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
G. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitan ini
antara lain:
1. Bagi siswa
Kegiatan pembelajaran mengunakan pendekatan SCL model PBL
diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA
2. Bagi guru
Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan SCL model PBL ini
diharapkan dapat memberikan motivasi kepada guru untuk menerapkan salah satu
model pembelajaran inovatif.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberi inspirasi untuk menerapkan
pembelajaran inovatif dengan pendekatan SCL model PBL
4. Bagi peneliti
Memperoleh pengalaman dalam penelitian tindakan kelas dan menambah
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan,
kerangka berpikir dan hipotesis tindakan
A. Kajian Teori
1. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Konstruktivisme merupakan teori belajar yang wilayah kajiannya adalah
bagaimana pengetahuan itu diproses dalam pikiran manusia. Pengetahuan
merupakan hasil konstruksi manusia melalui interaksinya dengan lingkungan
menurut Suparno dalam Saverinus (2013:4). Salah satu tokoh konstruktivisme
adalah Piaget.
Suyono(2011:82) mengemukakan teori tahap-tahap perkembangan kognitif
anak menurut Piaget. Tahap-tahap perkembangan tersebut yaitu tahap pertama
adalah tahap sensori-motor (0-2 tahun). Selama periode ini anak mengatur
alamnya dengan indra (sensori) dan tindakannya (motor). tahap kedua yaitu tahap
pra-operasional (2-7 tahun). Pada tahap ini dimulai dengan penguasaan bahasa
yang sistematis, permaian simbolis, imitasi (tidak langsung), serta bayangan
dalam mental. tahap ketiga yaitu tahap operasional konkret (7-11 tahun). Tahap
ini merupakan permulaan berfikir rasional, hal ini berarti anak memiliki operasi
logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah yang konkret. Cara berpikir
anak-anak pada tahapan operasional kongkrit tidak lagi didominasi oleh persepsi.
Anak-anak dapat menggunakan pengalaman mereka sebagai acuan dan tidak
keempat yaitu tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Periode ini anak dapat
menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi yang lebih
kompleks.
Berdasarkan teori Piaget tersebut rata-rata anak SD berusia antara 7 sampai
12 tahun, untuk kelas IV SD rata-rata anak berusia 10 tahun ke atas sehingga anak
sudah dalam tahap operasional kongkrit. Pada tahap operasional konkrit anak
harus menyelesaikan suatu masalah maka ia akan mencoba beberapa penyelesaian
secara konkrit/ nyata dan melihat akibat langsung usaha-usahanya untuk
menyelesaikan masalah itu. Mereka memahami sesuatu hal melalui
pengalaman-penagalaman mereka
2. Minat
a. Pengertian minat belajar
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah minat.
Surya (2003: 67) menjelaskan bahwa minat dapat diartikan sebagai rasa
senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsipnya dasarnya
ialah bahwa motivasi seseorang akan meningkat apabila dia memiliki minat yang
besar dalam melakukan tindakan. Minat dan motivasi saling berhubungan.
Slameto (2003: 57) juga menjelaskan minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Sardiman (2007: 76) minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Sedangkan menurut
Hilgard (dalam Munadi 2010: 27) minat merupakan kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Selanjutnya menurut
Mardapi (2008: 112) minat adalah watak yang tersusun melalui pengalaman yang
mendorong individu mencari objek, aktivitas, pengertian, ketrampilan untuk
tujuan perhatian dan penguasaan.
Dari beberapa pengertian minat yang telah diuraikan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa minat adalah ketertarikan pada suatu objek dan diberi
perhatian secara terus menerus disertai rasa senang dan diperoleh kepuasan.
Minat berhubungan dengan motivasi belajar siswa dan perasaan siswa. Apabila
seorang siswa mempunyai rasa senang dan tertarik terhadap suatu pelajaran maka
dia akan memberikan perhatian pada pelajaran tersebut. Motivasi dan semangat
belajarnya pun akan menjadi lebih tinggi sehingga prestasinya pun juga akan
tinggi. Minat belajar siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar. Seorang siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap suatu
hal maka dia akan berusaha untuk melakukan yang terbaik sehingga apa yang
diinginkannya dapat tercapai.
b. Faktor Pendorong Minat
Salah satu faktor pendorong munculnya minat siswa adalah perasaan
senang. Wahyuni (2006: 365) menyatakan saalah satu cara untuk membangkitkan
ketertarikan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah menghubungkan
diminati siswa, banyak kegiatan pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan
minat siswa tersebut.
Sardiman (2001: 93) menyatakan beberapa cara untuk menciptakan minat
antara lain: membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar, pemberian
pujian berbentuk reinforcement yang positif dan sekaligus motivasi yang baik,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang
lebih baik, menggunakan berbagai macam metode mengajar yang bervariasi
supaya siswa tidak merasa bosan ketika mengikuti pelajaran. Wahyuni
(2006:358-369) mengemukakan cara agar siswa tertarik pada materi yang mereka sampaikan
yang harus dilakukan guru adalah materi pelajaran yang disampaikan hendaknya
berguna bagi siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu, penyampaian materi pelajaran
menarik dan bervariasi, menggunakan permainan dan simulasi, menggunakan
kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
c. Ciri-ciri Minat
Slameto (2003:58) menyatakan siswa yang mempunyai minat dalam belajar
menunjukan ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus, ada
rasa suka dan senang terhadap obyek yang diminati, memperoleh suatu
kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati, ada rasa ketertarikan pada
aktivitas-aktivitas yang diminati, lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya
daripada yang lainnya, dimanifestasikan melalui prestasi pada aktivitas dan
Berdasarkan ciri-ciri minat dari beberapa tokoh peneliti menyimpulkan
bahwa ciri-ciri minat antara lain: perasaan senang, memberikan perhatian terhadap
objek yang diminati, mempunyai kesadaran akan adanya manfaat, lebih menyukai
hal yang diminati
d. Indikator Minat Belajar
Slameto (2010:180) mengemukakan bahwa minat adalah suatu rasa
ketertarikan terhadap sesuatu tanpa ada yang menyuruh. Minat diwujudkan dalam
suatu partisipasi melalui suatu aktivitas yang dapat mendorong aktivitas belajar
selanjutnya.
Menurut Slameto (2003 : 58), siswa yang berminat dalam belajar akan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai kecenderungan untuk memberikan
perhatian lebih terhadap sesuatu, ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang
diminati, memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati. Ada rasa keterikatan pada aktivitas-aktivitas yang diminati, lebih
menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya,
Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Pendapat dari
Slameto tersebut hampir sama dengan yang diungkapkan oleh Djamarah.
Djamarah (2002 : 132) mengemukakan beberapa indikator siswa berminat dalam
belajar, yaitu: 1) pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, 2)
partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, 3) memberikan perhatian yang lebih besar
terhadap sesuatu yang diminati.
Dari pendapat para ahli dapat diambil kesimpulan mengenai indikator minat
1) Rasa senang terhadap objek
Perasaan senang atau suka terhadap objek pelajaran merupakan faktor
pendorong munculnya minat. Siswa yang senang terhadap suatu pelajaran akan
menunjukan minatnya. Rasa senang terhadap suatu objek dapat timbul dari
berbagi hal misalnya pengalaman mendapatkan nilai yang baik atau mendapatkan
pujian dari guru setelah menyelesaikan tugas.
2) Perhatian terhadap pelajaran
Siswa yang memiliki minat belajar akan memberikan perhatian yang lebih
dan menyimak pelajaran dengan seksama ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai siswa mempersiapkan diri
terlebih dahulu dengan belajar mandiri dan ketika pelajaran berlangsung siswa
menyimak penjelasan guru dengan seksama.
3) Sikap terhadap pelajaran
Minat belajar siswa dapat ditunjukkan melalui sikap siswa selama mengikuti
pelajaran. Siswa menunujukan sikap senang dan bersemangat dalam mengikuti
pelajaran. Mempelajari kembali materi pelajaran, mempelajari materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya.
4) Menyelesaikan tugas yang diberikan guru
Siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran menyelesaikan tugas dari guru
dengan serius dan penuh rasa tanggung jawabdengan memperhatikan cara
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Sukmadinata (2009: 272) belajar adalah proses internal yang
dimanifestasikan dalam perilaku, suatu upaya untuk mengubah perilaku melalui
pengalaman, sedangkan menurut Syah (2003:63) belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya menurut Slameto (2010: 2)
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Harriyanto
dan Suyono (2011:9) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan
kepribadian. Surya (2003:32) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan.
b. Ciri-Ciri Belajar
Syah (2003: 117-119) setiap perilaku belajar ditandai oleh ciri-ciri
perubahan spesifik. Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik
perilaku belajar yang terpenting adalah perubahan Intesional yang dimaksud
perubahan Intesional adalah Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah
berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari.
Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya
perubahan yang dialami atau setidaknya ia merasakan perubahan dari dalam,
seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu,
ketrampilan dan sebagainya. Perubahan yang kedua adalah perubahan positif dan
aktif yaitu perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat aktif dan pasif.
Positif artinya baik, bermanfaat, dan sesuai harapan. Hal ini juga berarti
perubahan tersebut merupakan penambahan yakni diperolehnya sesuatu yang baru
yang lebih baik daripada sebelumnya. Aktif artinya tidak terjadi dengan
sendirinya seperti proses kematangan tetapi karena usaha siswa itu sendiri.yang
ketiga perubahan efektif dan fungsional, yaitu perubahan yang timbul karena
proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya perubahan tersebut
membawa pengaruh, makna, dan manfaat bagi siswa. Selain itu perubahan dalam
proses belajar bersifat fungsional dalam arti ia relatif menetap dan setiap saat
apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan.
Menurut Baharudin (2007:15) ciri-ciri belajar antara lain: belajar ditandai
dengan adanya peruabahan tingkah laku, perubahan tingkah laku relatif permanen,
perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar
sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial, Perubahan
tingkah laku merupakan hasil latihan pengalaman, pengalaman atau latihan dapat
memberikan penguatan.
c. Unsur-unsur Belajar
Sukmadinata (2009: 157) mengemukakan adanya unsur belajar yaitu tujuan,
Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu
muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan. Perbuatan belajar diarahkan kepada
pencapaian sesuatu tujuan dan untuk memenuhi sesuatu kebutukan. Belajar akan
efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi individu, agar
dapat melakukan perbuatan belajar perlu memiliki kesiapan baik kesiapan fisik
dan psikis kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu maupun
penguasaan pengetahuan.
Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Situasi meliputi tempat,
lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang ikut berperan
dalam kegiatan belajar. Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan
interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar,
melihat makna dari hubungan tersebut dan mnghubungkannya dengan
kemungkinan pencapaian tujuan. Respon berpedoman pada hasil interpretasi
apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan,
maka ia memberikan respon.
Setiap usaha akan membawa hasil, apabila siswa berhasil dalam belajarnya
ia akan merasa senang, dan akan lebih meningkatkan semangatnya untuk
melakuakn usaha belajar selanjutnya. Selain keberhasilan kemungkinan lain yang
diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan. Kegagalan bisa menurunkan
semangat dan mempev hrkecil usaha-usaha selanjutnya tetapi bisa juga sebaliknya
kegagalan membangkitkan semangat yang luar biasa. Berdasarkan teori dari ahli
bahawa belajar adalah akktivitas fisik dan psikis dalam interaksi dengan
lingkungan yang menghasilkan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap.
d. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008) “Prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata
pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru”. Gagne (dalam Baharudin, 2007:57) mengemukakan bahwa
prestasi belajar merupakan salah satu umpan balik dari proses belajar yang telah
dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa,
hasil belajar tersebut dapat berupa ketrampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan
menjawab soal atau menyelesaikan tugas.
Arifin (2009:78) mengemukakan prestasi belajar (achievement) berbeda
dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya
berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar juga meliputi
pembangunan karakter siswa. Kata prestasi sering digunkan dalam berabgai
bidang yaitu dalam biang kesenian,olah raga, dan pendidikan.
Syah (2003:213) mendefinisikan indikator prestasi belajar pada prinsipnya
adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologi yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Berdasarkan
pendapat para ahli tentang prestasi belajar dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi belajar merupakan bukti penguasaan pengetahuan seseorang dalam mata
pelajaran tertentu yang ditunjukan dengan hasil berupa nilai tes. Prestasi belajar
e. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik berasal dari
dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor eksternal).
Prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagi faktor tersebut. Syah
(2002:132-139) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah pertama
faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek, yakni: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis
(yang bersifat rohaniah). Aspek fisiologismerupakan kondisi umum jasmani yang
menandakan tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi
organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas belajar siswa. sedangkan
aspek psikologis merupakan faktor yang terdapat dalam aspek psikologi
dipandang lebih esensial.
Faktor-faktor tersebut antara lain Intelegensi Siswa, sikap siswa, bakat, dan
minat. Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara yang tepat (Syah, 2012:131). Sikap Siswa adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan
cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya (Syah,
2010:132). Sikap siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan
merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya
sikap negatif siswa terhadap guru dan pelajaran dapat menimbulkan kesulitan
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat adalah kemampuan untuk belajar
menurut Syah (2002: 135). Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi
kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang tertentu. Siswa yang belajar sesuai
bakatnya akan mendapatkan prestasi yang lebih tinggi. Minat yaitu suatu rasa
lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang
menyuruh. Syah, (2012:133) Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
4. Student Centered Learning (SCL)
Silberman (dalam Widharyanto, 2002: 63), memaparkan bahwa
pembelajaran dikatakan berpusat pada siswa apabila siswa aktif dan banyak
melakukan aktivitas. Siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide,
memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka telah pelajari. Glasgow
(dalam Widharyanto, 2002: 63) menjelaskan bahwa SCL terjadi apabila
pembelajaran penuh dengan semangat mengambil tanggung jawab yang lebih
besar bagi pembelajarannya sendiri. Siswa mengambil peran yang lebih dinamis
dalam memutuskan apa yang harus mereka ketahui, lakukan, dan bagaimana cara
mencapainya. Menurut pendapat Silberman dan Glasgow tersebut dapat diambil
kesimpulan Student Centered Learning (SCL) adalah pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini peserta didik diharapkan aktif
a. Model-Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang termasuk dalam pendekatan SCL antara lain:
1) Pembelajaran Berbasis Inkuiri merupakan cara penyajian pelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan
atau tanpa bantuan guru (Permana, 2001: 42).
2) Pembelajaran Koperatif (Coperative Learning) yang menjadi ciri
pembelajaran koperatif adalah siswa bekerja sama dalam kelompok dan
setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompok
tersebut.
3) Pembalajaran Berbasis Masalah Trianto (2009:90) mengemukakan
pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang
didasarkan pada banyaknya masalah yang membutuhkan penyelidikan dan
penyelesaian secara nyata.
4) CTL menekankan pentingnya pembelajaran yang berangkat dari kontek
pengalaman siswa meningkatkan materi dengan situasi real, belajar mandiri
mencapai tujuan dengan standar tinggi
5. Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian PBL
Dewey (dalam Sudjana 2001: 19) belajar berdasarkan masalah interaksi
antara stimulus dan respon yaitu hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan
masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu sehingga
Pengalaman yang diperoleh siswa menjadi pengetahuan yang bisa dijadikan
pedoman dan tujuan belajarnya. Trianto (2009:90) mengemukakan pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada
banyaknya masalah yang membutuhkan penyelidikan dan penyelesaian secara
nyata.
Ratumanan, (dalam Trianto, 2009: 92), pengajaran berdasarkan masalah
merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran cara berproses berpikir
tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi
yang sudah jadi dalam diri siswa, dan menyusun pengetahuannya tentang dunia
sosial dan sekitarnya. Peterson, 2004 dalam (Amir, 2009: 13) mengatakan bahwa
yang mendapatkan fokus dalam pembelajaran berbasis malasah bukan hanya
pada saat pembelajaran itu berlangsung tetapi juga kelak, yakni kecakapan yang
diperoleh akibat proses tersebut. Kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut
adalah pembelajaran berbasis masalah atau PBL merupakan model pembelajaran
yang mengangkat masalah sebagai titik awal pembelajaran. Siswa menemukan
masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan dengan
langkah-langkah tertentu.
b. Ciri-ciri Problem Based Learning (PBL)
Karakteristik PBL yang dikemukan oleh Arends dalam Trianto (2009:93)
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah.
Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran berdasarkan
masalah dan pertanyaan yang terjadi dan masalah tersebut penting untuk
dipecahkan dan bermakna bagi seseorang.
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang nyata agar dalam
pemecahannya siswa tidak hanya melihat dari satu sisi mata pelajaran tetapi siswa
mampu melihat masalah itu dari berbagai mata pelajaran.
3) Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa untuk mencari
penyelesaian nyata untuk masalahnya. Mereka harus melakukan analisa dan
mendefinisikan masalah, membuat hipotesis, membuat dugaan, mengumpulkan
dan menganalisa data, melakukan percobaan, membuat percobaan, dan
merumuskan kesimpulan
4) Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya. Karya tersebut mampu mewakili atau menjelaskan
penyelesaian masalah yang mereka temukan.
5) Kolaborasi
Ciri dari pembelajaran berbasis masalah adalah dengan adanya siswa yang
bekerja sama dalam menyelesaikan masalahnya. Bekerja sama memberikan
c. Tujuan Problem Based Learning (PBL)
Berdasarkan ciri-ciri PBL yang telah disebutkan diatas pembelajaran
berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa. Berdasarkan karakter tersebut pembelajaran
berbasis masalah bertujuan untuk: 1) Membantu siswa mengembangkan
ketrampilan berpikir dan pemecahan masalah. 2) Belajar peranan orang dewasa
secara nyata. 3) Menjadi pembelajar yang mandiri.
d. Kelebihan dan Kekurangan PBL
Kelebihan Problem Based Learning (PBL) sebagai suatu model
pembelajaran adalah: 1) realistik dengan kehidupan siswa, 2) konsep sesuai
dengan kebutuhan siswa, 3) memupuk sifat inkuiri siswa, 4) memupuk
kemampuan Problem Solving atau pemecahan masalah. Selain kelebihan tersebut
pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kekurangan yaitu: 1) persiapan
pembelajaran yang kompleks, 2) sulitnya mencari problem yang relevan, 3)
memerlukan waktu yang panjang.
e. Langkah -langkah Problem Based Learning (PBL)
Pada pembelajaran berbasis masalah terdiri dari langkah-langkah yang
dikemukakan oleh Saverinus (2013:10) yaitu 1)Identifikasi masalah, masalah
yang dipilih harus masalah nyata yang agak kompleks. Siswa bersama dengan
kelompok berdiskusi untuk memahami masalah, dan mencari konsep pokok yang
terlibat dalam masalah tersebut, mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan
yang diperlukan dalam penyelesaian masalah. 2) merancang kegiatan
masalah, sarana yang diperlukan nara sumber, pembegian tugas, jadwal dan biaya.
3) melaksanakan kegiatan penyelesaiaan masalah, penyelesaian masalah
dilakukan secara bertahap. Setiap tahap penyelesaian disertai evaluasi, refleksi
dan rencana tidak lanjut. 4) kegiatan tutorial, dalam kegiatan tutorial setiap
kelompok melaporkan perkembangan penyelesaian masalah kepada guru sebagai
tutorial secara berkala, kelompok mendapatkan masukan dari tutor untuk kegiatan
selanjutnya. 5) melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, kelompok
melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah berdasarkan masukan dari tutor. 6)
menyusun laporan, kelompok menyusun laporan mengenai proses penyelesaian
masalah dan identifikasi pengetahuan dan ketrampilan. 7) penilaian, penilaian
dilakuakan melalui observasi kinerja ketika diskusi tutorial, observasi produk
berupa laporan atau dapat juga berupa tes tertulis atau lisan.
6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Koch ( 2010:3). “Science is particular of understanding the natural world and people have different views of what it is really about” understanding the nature of science includes includes knowing both what science knows and how science knows what it know.
Trefil,2008 on Koch 2010: 3 “the central ideas involve observation of the world and the constant testing of theories against nature, with the requirement that everything that is to be called science is testable”. The best definition of science take account of there different facets of the subject. Science can be described as a process, a set of ideas and a way of thinking.
Iskandar (1997:2) Ilmu pengetahuan alam berasal dari bahasa Inggris “Natural Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Science
diartikan sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam.
Menurut Darmojo dalam Usman (2011,2) Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala
isinya. Selain itu dalam menurut Nash dalam Usman (2011,3) menyatakan bahwa
IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, metode dalam
mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat dan menghubungkan
kejadian yang satu dengan yang lain sehingga membentuk pandangan baru
tentang obyek yang diamatinya.
Ilmu pengetahuan alam membahas gejala alam yang disusun secara
sistematis yang didasarkan pada pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Powler (dalam Usman 2011,3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan
dengan gejala alam dan kebendaan yang tersusun secara sistematis, kumpulan dari
hasil eksperimen atau observasi dan pengetahuan itu tidak berdiri sendiri satu
dengan yang lainnya saling berkaitan sehingga secara keseluruhan merupakan satu
kesatuan yang utuh.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, gejala
alam dan segala isinya berdasarkan kumpulan hasil observasi dan eksperimen.
Carin dan Sund (dalam Usman 2011, 20) menyebutkan bahwa IPA terdiri
dari 3 unsur yaitu proses, produk dan sikap. Dibawah ini akan dijelaskan
1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai Proses
Dalam IPA terdapat proses atau metode yang meliputi pengamatan,
membuat hipotesis, merancang dan melakukan percobaan, mengukur dan
proses-proses pemahaman pemahaman tentang alam.
2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai produk
Ilmu pengetahuan sebagai produk menekankan pada pemahaman mengenai
apa yang sudah didapat dalam proses pembelajaranya seperti prinsip-prinsip,
hukum-hukum,teori-teori, kaidah-kaidah.
3) Ilmu Pengetahuan Alam sebagai sikap
Ilmu pengetahuan Alam menyebabkan orang menjadi semakin kritis karena
dengan IPA mereka dapat berpikir secara rasional mengenai masalah yang
ditemuinya. Pembelajaran IPA sebagai sikap tidak akan terlepas dari sebuah
proses dan produk, sehingga akan menimbukan sebuah sikap yang positif. Sikap
tersebut yang sering disebut dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain
rasa ingin tahu yang tinggi, jujur, terbuka dengan pendapat orang lain, berpikir
kritis, mempercayai, mengahargai, menanggapi, menerima dll.
b. Kompetensi Dasar IPA Kelas IV di SD
Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair
menjadi padat, padat menjadi cair. benda yang berwujud cair berubah menjadi gas, dari gas berubah menjadi cair dan perubahan wujud benda dari padat menjadi gas.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian pada keompetensi dasar
cair. benda yang berwujud cair berubah menjadi gas, dari gas berubah menjadi
cair dan perubahan wujud benda dari padat menjadi gas.
Ada tiga jenis benda berdasarkan wujudnya yaitu benda padat, benda cair,
dan benda gas. Ada berbagai macam proses perubahan wujud benda. Benda
berubah wujud karena adanya pengaruh energi panas. Masing-masing wujud
dapat mengalami perubahan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang minat pernah dilakukan oleh Marlina dengan judul “Peningkatan Minat dan prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Indra dengan
Penggunaan Alat peraga di SD Negeri 1 Dekso Kulon Progo kelas IV Semester
Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012 hasil penelitian menunjukan bahwa dalam
kegiatan pembelajaran terjadi peningkatan minat. Hal ini dapat dilihat pada
prosentase pada siklus kedua yaitu 31,50% pada pertemuan pertama dan 42,11%
pada pertemuan kedua. Peningkatan juga terjadi pada prestasi belajar siswa yang
dibandingkan antara siklus 1 dan siklus 2. Hal ini ditunjukan pada peningkatan
skor rata-rata kelas dari siklus 1 yaitu 65,05 pada siklus 2 menjadi 65,47.
Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning juga pernah dilakukan oleh Ganes Gunansyah dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Pembelajran IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa dengan penerapan model pembeljaran berbasis masalah dapat
I sebesar69,47 (68,42%), siklus II sebesar 76,05 (78,94%) dan siklus III sebesar
80,26 (89,47%).
Penelitian ketiga tentang penerapan model PBL pada pembelajaran IPA
yang dilakukan oleh Eni Wulandari dengan judul ”Penerapan Model PBL
(Problem Based Learning) Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD”
menunjukan bahwa penggunaan model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil
belajar IPA kelas V SD Negeri Mudal Purworejo hali ini dapat dilihat dari hasil
skor perapan PBL meningkat setiap siklusnya yaitu 18 pada siklus I, 22 pada
siklus II dan 27 pada siklus III, selain itu prosentase penggunaan ketrampilan
proses IPA oleh siswa juga meningkat pada setiap siklus yaitu 46,71% pada siklus
I, 76,19% pada siklus 2 dan 92,06% pada siklus ke III. Pada ketuntasan hasil
belajar siswa diperoleh prosentase sebagai berikut pada siklus I ketuntasan hasil
belajar mencapai 38,09%, pada siklus II mencapai 47,62% dan pada siklus III
mencapai 73,02%.
Penelitian yang sudah dilakukan di atas digunakan peneliti sebagai
pendukung penelitian yang relevan. Literatur Map penelitian yang relevan dapat
30
Gambar 2.1 Literatur Map
Model PBL Minat dan Prestasi Belajar
Gunansyah G. (2007). Penerapan Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah Pada Pembelajran IPS Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Sekolah Dasar
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Marlina (2009). Peningkatan Minat dan prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Indra dengan Penggunaan Alat peraga di SD Negeri 1 Dekso Kulon Progo kelas IV Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012
Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan minat Eni Wulandari (2009). Penerapan Model PBL (Problem
Based Learning) pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa
penggunaan model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Mudal Purworejo
Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Pendekatan SCL Model PBL pada Siswa Kelas IV SDKanisius Nglinggi
31
C. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang
ada di Sekolah Dasar (SD) yang sangat penting untuk siswa. Siswa SD diharapkan
dapat untuk memahami setiap materi IPA yang diajarkan disekolahnya karena
materi IPA mempelajari tentang lingkungan dan alam disekitarnya yang akan
berguna bagi kehidupannya. Berdasarkan hasil wawancara yang didukung oleh
hasil observasi dan kuesioner yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Kanisius
Nglinggi diperoleh data bahwa minat siswa terhadap pembelajaran IPA kurang
optimal. Hal tersebut terbukti dari rata- rata skor indikator minat siswa yang
memiliki rasa senang saat pembelajaran sebesar 2,97 dari skala 5, rata-rata skor
indikator minat siswa yang memperhatikan dalam pembelajaran sebesar 2,89 dari
skala 5, rata-rata skor indikator minat siswa yang terlibat dalam pembelajaran
sebesar 2,89 dari skala 5 dan rata-rata skot indikator minat siswa yang berinisiatif
mencari informasi baru sebesar 2,65. Selain itu, berdasarkan hasil studi dokumen
diperoleh data bahwa rata-rata nilai ulangan siswa adalah 68,3 dan siswa yang
mampu mencapai KKM adalah sebesar 57,89%.
Minat belajar siswa akan tumbuh apabila siswa memiliki ketertarikan pada
pembelajaran. Minat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Apabila minat tinggi
maka prestasi belajar juga akan tinggi. Kegiatan pembelajaran yang aktif dapat
meningkatkan minat belajar siswa. SCL merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. PBL merupakan salah satu contoh model
SCL yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk memecahkan sebuah
Langkah-langkah dalam model PBL menurut Domi Severinus (2013: 10) adalah sebagai
berikut: 1) Identifikasi masalah; 2) Merancang kegiatan penyelesaian masalah; 3)
melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah 4) kegiatan tutorial; 5) melanjutkan
kegiatan penyelesaian masalah; 6) menyusun laporan; dan 7) penilaian.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian dengan
menggunakan pendekatan SCL model PBL dalam pembelajaran IPA siswa kelas
IV SD Kanisius Nglinggi. Materi pembelajaran adalah perubahan wujud benda
serta sifat dan bahan penyusun benda. Peneliti berharap penggunaan model
pendekatan SCL model PBL dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar
belajar siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir di atas dapat
dirumuskan 2 hipotesis sebagai berikut:
1. Penggunaan pendekatan SCL model PBL pada mata pelajaran IPA di kelas
IV SD Kanisius Nglinggi sebagai upaya meningkatkan minat siswa dalam
pembelajaran dilakukan dengan cara menerapkan 7 langkah PBL yang
menuntut siswa memiliki rasa senang saat pembelajaran, memperhatikan
saat pembelajaran, terlibat dalam pembelajaran, dan berinisiatif mencari
informasi lain. Tujuh langkah tersebut adalah: 1) identifikasi masalah; 2)
merancang kegiatan pemecahan masalah; 3) melaksanakan kegiatan
pemecahan masalah; 4) kegiatan tutorial; 5) melanjutkan kegiatan