• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi."

Copied!
337
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL SISWA KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI.

Elisabeth Bertha Kusumastuti Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi.Penelitian telah dilaksanakan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang berjumlah 14 terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari dua pertemuan.Teknik pengumpulan data untuk minat paneliti menggunakan kuesioner dan lembar pengamatan yang digunakan untuk mendukung kuesioner sedangkan untuk prestasi belajar diukur dengan soal evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan SCL model PBL meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase minat siswa pada masing-masing siklus. Pada kondisi awal persentase minat siswa sebesar 45% meningkat menjadi 53%. Siklus I ada 2 indikator yang belum mencapai target namun sudah mengalami peningkatan maka peneliti melanjutkan siklus I dengan siklus II. Pada siklus II persentasi minat siswa sebesar 68% dan tercapainya semua target capaian. Prestasi belajar siswa juga meningkat hal ini dilihat dari kenaikan rata-rata kelas dan berkurangnya jumlah siswa yang belum mencapai KKM. Rata-rata kelas sebelum dilakukan penelitian sebesar 66, pada siklus I sebesar 76,53 dan pada siklus II mencapai 80,92. Jumlah siswa yang lulus KKM pada kondisi awal sebesar 63%, pada akhir siklus I mencapai 76,53% dan pada akhir siklus II mencapai 92% dari total jumlah siswa 14.

(2)

ix ABSTRACT

INTEREST AND PERFORMANCE ENHANCING LEARNING USING IPA SCL PBL MODEL CLASS IV SD KANISIUS NGLINGGI.

Elisabeth Bertha Kusumastuti Sanata Dharma University

2014

This research was aimed to increase interest and achievement on learning science using a SCL approach PBLmodel of fourth grade students SD Kanisius Nglinggi. Research using Classroom Action Research (CAR). The subjects of this research was the fourth grade students in SD Kanisius Nglinggi consisted of 14 students.

This research was conducted in two cycles, the first cycle consisted of three classroom meetings and the second cycle consisted of two classroom meetings. Data collection techniques of this research were interviews, observations, questionnaires, and documentation. The results showed that there was increasing average scores on each of the indicators of interest. Initial conditions mean score of 2.97 indicators pleasure of a scale of 5 increased to 3.51 in the first cycle and increased again to 4.01 in the second cycle. Attention indicator of 2.89 at baseline increased to 3.29 in the first cycle and increased again to 3.78 in the second cycle. Indicators of involvement in the initial conditions of 2.89 increased to 3.39 and increased to 3.91 in the second cycle. Indicators initiative by 2.65 at baseline increased to 3.16 in the first cycle and increased again in the second cycle of 3.80. Student achievement also increases it is seen from the average grade prior to the study was 68.3 in the first cycle reached 73.21 and 75.83 on the second cycle. The number of students who passed the KKM on the initial conditions of 57.89%, at the end of the first cycle reaches 100% and at the end of the second cycle reaches 100% of the total number of 14 students.

(3)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL

PBL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Elisabeth Bertha Kusumastuti

101134073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA

KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI

Disusun oleh :

Elisabeth Bertha Kusumastuti

NIM : 101134073

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I,

(5)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA

KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Elisabeth Bertha Kusumastuti

NIM : 101134073

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal : 11 Juni 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji :

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua :G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., ...

Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd.,M.A., Ed.D. ...

Anggota 1 : Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum ...

Anggota 2 : Th. Yunia Setyawan, S.Pd, M.Hum ...

Anggota 3 : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ...

Yogyakarta, 11 Juni 2014

Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus kristus yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasihnya yang

tak berkesudahan dan selalu menyertai dalam segala hal.

2. Bapak Antonius Widoyo dan Ibu Fransiska Harni yang telah memberikan

segala perhatian, kasih sayang, dukungan dan doa.

3. Kakak Yohanes Albert Pramata yang selalu memberi dukungan dan doa

4. Adik Chistina Adica Putri, Margaretha Dias Aprilia, Daniel Edo Adica yang

selalu menghiburku disaat aku merasa lelah.

5. Budhe Rukini yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang.

(7)

v

HALAMAN MOTTO

“Tidak Ada Pemalas Yang Sukses”

(Antonius Widoyo)

“Aku Bisa, Harus Bisa Pasti Bisa”

(Sanggar Lare Mentes)

“Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaan pada Tuhan”

(8)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini,saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Elisabeth Bertha Kusumastuti

NIM : 101134069

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN

MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA KELAS IV SD

KANISIUS NGLINGGI beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan

demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin

dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 19 Mei 2014

Yang menyatakan,

(9)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,11 Juni 2014

Peneliti,

(10)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL SISWA KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI.

Elisabeth Bertha Kusumastuti Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi.Penelitian telah dilaksanakan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang berjumlah 14 terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari dua pertemuan.Teknik pengumpulan data untuk minat paneliti menggunakan kuesioner dan lembar pengamatan yang digunakan untuk mendukung kuesioner sedangkan untuk prestasi belajar diukur dengan soal evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan SCL model PBL meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase minat siswa pada masing-masing siklus. Pada kondisi awal persentase minat siswa sebesar 45% meningkat menjadi 53%. Siklus I ada 2 indikator yang belum mencapai target namun sudah mengalami peningkatan maka peneliti melanjutkan siklus I dengan siklus II. Pada siklus II persentasi minat siswa sebesar 68% dan tercapainya semua target capaian. Prestasi belajar siswa juga meningkat hal ini dilihat dari kenaikan rata-rata kelas dan berkurangnya jumlah siswa yang belum mencapai KKM. Rata-rata kelas sebelum dilakukan penelitian sebesar 66, pada siklus I sebesar 76,53 dan pada siklus II mencapai 80,92. Jumlah siswa yang lulus KKM pada kondisi awal sebesar 63%, pada akhir siklus I mencapai 76,53% dan pada akhir siklus II mencapai 92% dari total jumlah siswa 14.

(11)

ix ABSTRACT

INTEREST AND PERFORMANCE ENHANCING LEARNING USING IPA SCL PBL MODEL CLASS IV SD KANISIUS NGLINGGI.

Elisabeth Bertha Kusumastuti

Sanata Dharma University

2014

This research was aimed to increase interest and achievement on learning science using a SCL approach PBLmodel of fourth grade students SD Kanisius Nglinggi. Research using Classroom Action Research (CAR). The subjects of this research was the fourth grade students in SD Kanisius Nglinggi consisted of 14 students.

This research was conducted in two cycles, the first cycle consisted of three classroom meetings and the second cycle consisted of two classroom meetings. Data collection techniques of this research were interviews, observations, questionnaires, and documentation. The results showed that there was increasing average scores on each of the indicators of interest. Initial conditions mean score of 2.97 indicators pleasure of a scale of 5 increased to 3.51 in the first cycle and increased again to 4.01 in the second cycle. Attention indicator of 2.89 at baseline increased to 3.29 in the first cycle and increased again to 3.78 in the second cycle. Indicators of involvement in the initial conditions of 2.89 increased to 3.39 and increased to 3.91 in the second cycle. Indicators initiative by 2.65 at baseline increased to 3.16 in the first cycle and increased again in the second cycle of 3.80. Student achievement also increases it is seen from the average grade prior to the study was 68.3 in the first cycle reached 73.21 and 75.83 on the second cycle. The number of students who passed the KKM on the initial conditions of 57.89%, at the end of the first cycle reaches 100% and at the end of the second cycle reaches 100% of the total number of 14 students.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan

segala berkat, dan kasih karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan SCL

Model PBL Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Nglinggi”.Penyusunan skripsi ini

bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari banyak pihak yang telah membantu dan memberikan

bimbingan serta masukan kritik dan saran. Oleh karena itu pada kesempatan ini

dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ,. SS., BST., MA., Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum dosen pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan,

dorongan, semangat serta masukan yang peneliti butuhkan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A.,Ed.D dan Ibu Wahyu Wido Sari, S.Si.,

M.Biotech dosen pembimbing kolaboratif yang telah membimbing dan

memberikan motivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Th. Yunia Setyawan, S.Pd, M.Hum dan bapak Apri Damai Sagita

(13)

xi

6. Para dosen validator yang telah melakukan validasi instrumen yang

dibutuhkan dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berjalan

dengan lancar.

7. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan hingga skripsi ini

dapat selesai dengan baik.

8. Kepala Sekolah SD Kanisius Nglinggi yang telah memberikan kesempatan

untuk melaksanakan penelitian.

9. Guru kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang telah memberikan kesempatan

untuk melaksanakan penelitian.

10. Siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang telah membantu kegiatan

penelitian sehingga dapat terlaksana dengan lancar.

11. Kedua Orangtua, Bapak Antonius Widoyo dan Ibu Fransika Harni, Yohanes

Albert Pratama (Kakak), Christina Adica Putri (Adik), Margaretha Dias

Aprilia (Adik), dan Daniel Edo Adica (Adik) dan semua kelurga terima

kasih untuk perhatian, kasih sayang, nasehat, dukungan serta doa.

12. Sahabat penelitian kolaboratif Zulfan, Ida, Lukita, Nova yang telah bekerja

sama dan selalu memberi motivasi dan masukan.

13. Sahabat yang mendukung penelitian ini baik yang di PGSD dan luar PGSD.

14. Teman-teman kelas D angkatan 2010 terimakasih atas kebersamaannya dan

dukungannnya.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

(14)

xii

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi yang membacanya.

Yogyakarta, 11 Juni 2014

Peneliti

(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

1. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget ... 8

(16)

xiv

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Setting Penelitian ... 36

C. Rencana Tindakan ... 39

D. Pengumpul Data dan Instrumen Penelitian ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Instrumen Pengumpulan Data... 47

G. Validitas dan Reliabilitas ... 58

H. Analisis Data ... 83

BAB IV: DESKRIPSI PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PENELITIAN ... 87

1. Siklus I ... 87

2. Siklus II ... 94

B. HASIL PENELITIAN ... 101

1. Hasil Penelitian Minat ... 101

2. Hasil Prestasi Belajar ... 119

3. Pembahasan ... 130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 158

B. Keterbatasan Penelitian ... 160

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Variabel Penenelitian ... 43

Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Minat ... 44

Tabel 3.4 Rubrik Pengamatan Minat ... 47

Tabel 3.5 Panduan Wawancara Guru ... 49

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner ... 50

Tabel 3.7 Sebaran Item Kuesioner ... 50

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 52

Tabel 3.9 Kisi-kisi Evaluasi Siklus II ... 53

Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I pertemuan 1 ... 54

Tabel 3.11 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I pertemuan 2 ... 55

Tabel 3.12 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I pertemuan 3 ... 56

Tabel 3.13 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus II pertemuan 1 ... 56

Tabel 3.14 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus II pertemuan 2 ... 57

Tabel 3.15Hasil Validasi Silabus Siklus I ... 60

Tabel 3.16Hasil Validasi RPP Siklus I ... 60

Tabel 3.17 Hasil Validasi Soal Evaluasi siklus I ... 61

Tabel 3.18 Hasil Validasi Silabus Siklus II ... 62

Tabel 3.19 Hasil Validasi RPP siklus II ... 63

Tabel 3.20 Hasil validasi Soal Evaluasi Siklus II ... 64

Tabel 3.21 Hasil Penghitungan Uji validasi Empiris Kuesioner ... 65

Tabel 3.22 Perbandingan Item Kuesioner ... 66

Tabel 3.23 Hasil Perhitungan uji validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 67

(18)

xvi

Tabel 3.25 Hasil Perhitungan Uji validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 69

Tabel 3.26Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II sesudah Validasi ... 70

Tabel 3.27 Kualifikasi Reliabilitas ... 72

Tabel 3.28 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 72

Tabel 3.29 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 73

Tabel 3.30 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 73

Tabel 3.31 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I ... 74

Tabel 3.32 Hasil Perhitungan Kesukaran Soal Siklus I ... 75

Tabel 3.33 Kisi-kisi Kesukaran Soal Siklus I ... 76

Tabel 3.34 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Siklus II ... 77

Tabel 3.35 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Siklus II ... 79

Tabel 3.36 Indeks kesukaran Soal Evaluasi siklus I ... 80

Tabel 3.37 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi siklus II ... 80

Tabel 3.38 Bobot Kuesioner ... 83

Tabel 3.39 Kriteria Minat Belajar ... 84

Tabel 4.1 Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siklus I ... 93

Tabel 4.2 Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siklus II ... 100

Tabel 4.3 Data Awal Minat ... 103

Tabel 4.4 Data Minat Siklus I Pertemuan ... 105

Tabel 4.5 Data Minat Siklus I Pertemuan 2 ... 107

Tabel 4.6 Data Minat Siklus I Pertemuan 3 ... 109

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rata-rata Skor Minat Siklus I ... 111

Tabel 4.8 Rangkuman Data Minat ... 112

Tabel 4.9 Data Minat Siklus II Pertemuan 1 ... 114

(19)

xvii

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Rata-rata Skor Minat Siklus II ... 117

Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Minat Siswa Siklus II ... 118

Tabel 4.13 Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 120

Tabel 4.14 Hasil Akhir Afektif Siswa Siklus I ... 121

Tabel 4.15 Hasil Akhir Psikomotor Siswa Siklus I ... 121

Tabel 4.16 Hasil Prestasi Belajar Siklus I ... 123

Tabel 4.17 Hasil Tes Obyektif Siswa Siklus I ... 124

Tabel 4.18 Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ... 125

Tabel 4.19 Hasil Akhir Afektif Siswa Siklus II ... 126

Tabel 4.20 Hasil Akhir Psikomotor Siswa Siklus II ... 126

Tabel 4.21 Hasil Prestasi Belajar Siklus II ... 127

Tabel 4.22 Hasil Tes Obyektif Siswa Siklus II ... 128

(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map ... 30

Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Taggart ... 35

Gambar 4.1 Peningkatan Jumlah siswa yang Lulus KKM ... 129

Gambar 4.2 Siswa Menunjukan Rasa Senang ... 137

Gambar 4.3 Perhatian Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 138

Gambar 4.4 Perhatian Siswa Siklus I pertemuan 2 ... 139

Gambar 4.5 Keterlibatan Siswa ... 140

Gambar 4.6 Contoh Kuesioner Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 141

Gambar 4.7 Contoh Kuesioner Siswa Pada Siklus I Pertemuan 2 ... 143

Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi siklus I ... 146

Gambar 4.9 Contoh Hasil Refleksi Siswa Siklus I ... 148

Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi Siklus II ... 149

Gambar 4.11 Contoh Hasil Refleksi Siswa Siklus II ... 151

Gambar 4.12 Kegiatan Mengidentifikasi Masalah ... 153

Gambar 4.13 Merancang Kegiatan Penyelesaian Masalah ... 154

Gambar 4.14 Melaksanakan Kegiatan Penyelesaian Masalah ... 154

Gambar 4.15 Kegiatan Tutorial ... 155

Gambar 4.16 Melanjutkan Kegiatan Penyelesaian Masalah ... 156

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Penelitian ... 164

2. Dokumen Penilaian ... 166

3. Perangkat Pembelajaran ... 168

4. Kuesioner Minat ... 247

5. Lembar Observasi ... 249

6. Panduan Wawancara ... 251

7. Soal Evaluasi siklus I ... 252

8. Soal Evaluasi Siklus II ... 257

9. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 262

10.Validitas Instrumen Penelitian ... 280

11.Hasil Kerja Siswa ... 286

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, pemecahan masalah, batasan pengertian, dan

manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari bahasa Inggris “Natural Science” Iskandar (2001:2). Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam.

Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara

harafiah dapat diartikan sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai

disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA

menjadi penting, karena IPA mempelajari bumi dan gejala yang terjadi di bumi.

Siswa belajar IPA supaya mereka mengenal lingkungan tempat tinggal mereka.

Dengan mengenal lingkungan, diharapkan siswa dapat menjaga lingkungan

tempat tinggal mereka. IPA juga merupakan salah satu mata pelajaran pokok di

Sekolah Dasar, siswa harus mencapai KKM agar mereka dapat melanjutkan ke

kelas yang lebih tinggi.

Surya (2003: 67) berpendapat bahwa minat dapat diartikan sebagai rasa

senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Siswa perlu memiliki

ketertarikan atau minat untuk belajar IPA. Slameto, (2010:58) dan Djamarah,

(23)

perhatian, keterlibatan dan inisiatif. Siswa yang memiliki minat dalam belajar IPA

tentu akan mendapatkan prestasi yang baik.

Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius Nglinggi

yang merupakan guru yang mengajar mata pelajaran IPA. Kegiatan wawancara

dilakukan pada hari Senin, tanggal 21 Oktober 2013 pukul 09.00-09.30. Hasil

wawancara dengan guru kelas peneliti mendapatkan informasi ada beberapa siswa

yang kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Untuk memperkuat hasil

wawancara tersebut peneliti melakukan observasi/pengamatan. Kegiatan observasi

dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran IPA mengenai hubungan antara

makhluk hidup dengan lingkungan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2013 pukul

09.00-10.10. Pengamatan dilakukan untuk melihat, perasaan senang siswa,

perhatian siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa, dan

inisiatif siswa, dan dari hasil pengamatan diduga siswa kurang memiliki

keterlibatan dan inisiatif dalam kegiatan pembelajaran.

Selain observasi, peneliti juga meminta siswa untuk mengisi kuesioner.

Hasil kuesioner siswa menunjukan bahwa minat belajar IPA terlihat belum

optimal. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rata-rata skor minat siswa pada

setiap indikator. Rata-rata indikator rasa senang yaitu 2,97 dari skala 5, rata-rata

indikator perhatian sebesar 2,89 dari skala 5, rata-rata indikator keterlibatan

sebesar 2,89 dari skala 5, dan rata-rata indikator inisiatif sebesar 2,65 dari 5.

Persentase siswa yang memiliki kriteria minimal cukup berminat adalah % atau 6

(24)

Peneliti juga melakukan studi dokumen dengan melihat rata-rata nilai kelas

pada mata pelajaran IPA dua tahun terakhir. Dalam studi dokumen peneliti

mendapatkan pada tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 11 siswa (57,89%) dari

19 siswa belum mencapai KKM. KKM mata pelajaran IPA SD Kanisius Nglinggi

adalah 63.

Hasil wawancara kepada guru yang diperkuat dengan hasil studi dokumen,

pengamatan dan kuesioner maka peneliti tertarik untuk meningkatkan minat dan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan

Student Centered Learning (SCL). Student Centered Learning (SCL) adalah

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini siswa

diharapkan aktif dan mandiri dalam proses belajarnya guna membangun

pengetahuannya. Adapun model pembelajaran yang termasuk dalam pandekatan

Student Centered Learning (SCL) antara lain Pembelajaran Berbasis Inkuiri,

Model Pembelajaran Koperatif, Contectual Teaching And Learning (CTL) dan

Problem Based Learning (PBL).

Peneliti tertarik pada PBL dari semua model SCL. Problem Based Learning

(PBL) merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah sebagai titik

awal pembelajaran (Saverinus, 2013:9). Siswa menemukan masalah yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan masalah tersebut dengan

langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) antara lain:

mengidentifikasi masalah, merancang kegiatan penyelesaian masalah,

melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan

(25)

memilih Problem Based Learning (PBL)karena peneliti meyakini Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Keyakian

tersebutpeneliti dapatkan setelah mempelajari tentang karakteristik PBL yang

disampaikan oleh Arends dalam Trianto (2009:93) yaitu PBL mengorganisasikan

pengajaran berdasarkan masalah yang nyata dan penting bagi siswa, PBL

mengajak siswa untuk mencari penyelesaian masalah, siswa belajar dan

menyelesaikan tugasnya secara berkelompok dengan bekerja dalam kelompok

mampu memberikan membangkitkan maotivasi, mengembangkan ketrampilan

sosial dan ketrampilan berpikir. Dari teori tersebut peneliti terinspirasi untuk

melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar

IPA Menggunakan Pendekatan SCL Model PBL Pada Siswa Kelas IV SD

Kanisius Nglinggi”. Penelitian tersebut akan dilakukan di SD Kanisius Nglinggi

dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

B. Batasan Masalah

Penelitian ini, peneliti berfokus pada peningkatan minat belajar dan prestasi

belajar dengan menerapkan pendekatan Student Centered Learning (SCL) model

Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA KD 6.2 untuk siswa

(26)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan minat belajar siswa dengan menerapkan

pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius tahun ajaran

2013/2014?

2. Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan

pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius tahun ajaran

2013/2014?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan minat belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model

PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014.

2. Meningkatkan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model

PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014.

E. Pemecahan Masalah

Kurang optimalnya minat dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA

siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi diatasi dengan menggunakan pendekatan

(27)

F. Batasan Pengertian

1. Minat adalah kecenderunngan subyek yang menetap untuk merasa tertarik

pada bidang atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari

materi itu. Minat dapat diindikasikan dengan perasaan senang, perhatian,

keterlibatan, dan inisisatif

2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat dari

proses pembelajaran

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi,

gejala alam dan segala isinya berdasarkan kumpulan hasil observasi dan

eksperimen.

4. Student Centered Learning (SCL) adalah pendekatan pembelajaran yang

berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini siswa diharapkan aktif dan

mandiri dalam proses belajarnya guna membangun pengetahuannya.

5. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang

mengangkat masalah sebagai titik awal pembelajaran. Siswa menemukan

masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan dengan

langkah-langkah tertentu.

6. Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi

diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis

(28)

G. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitan ini

antara lain:

1. Bagi siswa

Kegiatan pembelajaran mengunakan pendekatan SCL model PBL

diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran IPA

2. Bagi guru

Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan SCL model PBL ini

diharapkan dapat memberikan motivasi kepada guru untuk menerapkan salah satu

model pembelajaran inovatif.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberi inspirasi untuk menerapkan

pembelajaran inovatif dengan pendekatan SCL model PBL

4. Bagi peneliti

Memperoleh pengalaman dalam penelitian tindakan kelas dan menambah

(29)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan,

kerangka berpikir dan hipotesis tindakan

A. Kajian Teori

1. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Konstruktivisme merupakan teori belajar yang wilayah kajiannya adalah

bagaimana pengetahuan itu diproses dalam pikiran manusia. Pengetahuan

merupakan hasil konstruksi manusia melalui interaksinya dengan lingkungan

menurut Suparno dalam Saverinus (2013:4). Salah satu tokoh konstruktivisme

adalah Piaget.

Suyono(2011:82) mengemukakan teori tahap-tahap perkembangan kognitif

anak menurut Piaget. Tahap-tahap perkembangan tersebut yaitu tahap pertama

adalah tahap sensori-motor (0-2 tahun). Selama periode ini anak mengatur

alamnya dengan indra (sensori) dan tindakannya (motor). tahap kedua yaitu tahap

pra-operasional (2-7 tahun). Pada tahap ini dimulai dengan penguasaan bahasa

yang sistematis, permaian simbolis, imitasi (tidak langsung), serta bayangan

dalam mental. tahap ketiga yaitu tahap operasional konkret (7-11 tahun). Tahap

ini merupakan permulaan berfikir rasional, hal ini berarti anak memiliki operasi

logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah yang konkret. Cara berpikir

anak-anak pada tahapan operasional kongkrit tidak lagi didominasi oleh persepsi.

Anak-anak dapat menggunakan pengalaman mereka sebagai acuan dan tidak

(30)

keempat yaitu tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Periode ini anak dapat

menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi yang lebih

kompleks.

Berdasarkan teori Piaget tersebut rata-rata anak SD berusia antara 7 sampai

12 tahun, untuk kelas IV SD rata-rata anak berusia 10 tahun ke atas sehingga anak

sudah dalam tahap operasional kongkrit. Pada tahap operasional konkrit anak

harus menyelesaikan suatu masalah maka ia akan mencoba beberapa penyelesaian

secara konkrit/ nyata dan melihat akibat langsung usaha-usahanya untuk

menyelesaikan masalah itu. Mereka memahami sesuatu hal melalui

pengalaman-penagalaman mereka

2. Minat

a. Pengertian minat belajar

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah minat.

Surya (2003: 67) menjelaskan bahwa minat dapat diartikan sebagai rasa

senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsipnya dasarnya

ialah bahwa motivasi seseorang akan meningkat apabila dia memiliki minat yang

besar dalam melakukan tindakan. Minat dan motivasi saling berhubungan.

Slameto (2003: 57) juga menjelaskan minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Sardiman (2007: 76) minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila

(31)

keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Sedangkan menurut

Hilgard (dalam Munadi 2010: 27) minat merupakan kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Selanjutnya menurut

Mardapi (2008: 112) minat adalah watak yang tersusun melalui pengalaman yang

mendorong individu mencari objek, aktivitas, pengertian, ketrampilan untuk

tujuan perhatian dan penguasaan.

Dari beberapa pengertian minat yang telah diuraikan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa minat adalah ketertarikan pada suatu objek dan diberi

perhatian secara terus menerus disertai rasa senang dan diperoleh kepuasan.

Minat berhubungan dengan motivasi belajar siswa dan perasaan siswa. Apabila

seorang siswa mempunyai rasa senang dan tertarik terhadap suatu pelajaran maka

dia akan memberikan perhatian pada pelajaran tersebut. Motivasi dan semangat

belajarnya pun akan menjadi lebih tinggi sehingga prestasinya pun juga akan

tinggi. Minat belajar siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar. Seorang siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap suatu

hal maka dia akan berusaha untuk melakukan yang terbaik sehingga apa yang

diinginkannya dapat tercapai.

b. Faktor Pendorong Minat

Salah satu faktor pendorong munculnya minat siswa adalah perasaan

senang. Wahyuni (2006: 365) menyatakan saalah satu cara untuk membangkitkan

ketertarikan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah menghubungkan

(32)

diminati siswa, banyak kegiatan pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan

minat siswa tersebut.

Sardiman (2001: 93) menyatakan beberapa cara untuk menciptakan minat

antara lain: membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar, pemberian

pujian berbentuk reinforcement yang positif dan sekaligus motivasi yang baik,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang

lebih baik, menggunakan berbagai macam metode mengajar yang bervariasi

supaya siswa tidak merasa bosan ketika mengikuti pelajaran. Wahyuni

(2006:358-369) mengemukakan cara agar siswa tertarik pada materi yang mereka sampaikan

yang harus dilakukan guru adalah materi pelajaran yang disampaikan hendaknya

berguna bagi siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu, penyampaian materi pelajaran

menarik dan bervariasi, menggunakan permainan dan simulasi, menggunakan

kerjasama dalam menyelesaikan tugas.

c. Ciri-ciri Minat

Slameto (2003:58) menyatakan siswa yang mempunyai minat dalam belajar

menunjukan ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus, ada

rasa suka dan senang terhadap obyek yang diminati, memperoleh suatu

kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati, ada rasa ketertarikan pada

aktivitas-aktivitas yang diminati, lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya

daripada yang lainnya, dimanifestasikan melalui prestasi pada aktivitas dan

(33)

Berdasarkan ciri-ciri minat dari beberapa tokoh peneliti menyimpulkan

bahwa ciri-ciri minat antara lain: perasaan senang, memberikan perhatian terhadap

objek yang diminati, mempunyai kesadaran akan adanya manfaat, lebih menyukai

hal yang diminati

d. Indikator Minat Belajar

Slameto (2010:180) mengemukakan bahwa minat adalah suatu rasa

ketertarikan terhadap sesuatu tanpa ada yang menyuruh. Minat diwujudkan dalam

suatu partisipasi melalui suatu aktivitas yang dapat mendorong aktivitas belajar

selanjutnya.

Menurut Slameto (2003 : 58), siswa yang berminat dalam belajar akan

memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai kecenderungan untuk memberikan

perhatian lebih terhadap sesuatu, ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang

diminati, memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang

diminati. Ada rasa keterikatan pada aktivitas-aktivitas yang diminati, lebih

menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya,

Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Pendapat dari

Slameto tersebut hampir sama dengan yang diungkapkan oleh Djamarah.

Djamarah (2002 : 132) mengemukakan beberapa indikator siswa berminat dalam

belajar, yaitu: 1) pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, 2)

partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, 3) memberikan perhatian yang lebih besar

terhadap sesuatu yang diminati.

Dari pendapat para ahli dapat diambil kesimpulan mengenai indikator minat

(34)

1) Rasa senang terhadap objek

Perasaan senang atau suka terhadap objek pelajaran merupakan faktor

pendorong munculnya minat. Siswa yang senang terhadap suatu pelajaran akan

menunjukan minatnya. Rasa senang terhadap suatu objek dapat timbul dari

berbagi hal misalnya pengalaman mendapatkan nilai yang baik atau mendapatkan

pujian dari guru setelah menyelesaikan tugas.

2) Perhatian terhadap pelajaran

Siswa yang memiliki minat belajar akan memberikan perhatian yang lebih

dan menyimak pelajaran dengan seksama ketika kegiatan pembelajaran

berlangsung. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai siswa mempersiapkan diri

terlebih dahulu dengan belajar mandiri dan ketika pelajaran berlangsung siswa

menyimak penjelasan guru dengan seksama.

3) Sikap terhadap pelajaran

Minat belajar siswa dapat ditunjukkan melalui sikap siswa selama mengikuti

pelajaran. Siswa menunujukan sikap senang dan bersemangat dalam mengikuti

pelajaran. Mempelajari kembali materi pelajaran, mempelajari materi yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya.

4) Menyelesaikan tugas yang diberikan guru

Siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran menyelesaikan tugas dari guru

dengan serius dan penuh rasa tanggung jawabdengan memperhatikan cara

(35)

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Sukmadinata (2009: 272) belajar adalah proses internal yang

dimanifestasikan dalam perilaku, suatu upaya untuk mengubah perilaku melalui

pengalaman, sedangkan menurut Syah (2003:63) belajar adalah kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan

setiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya menurut Slameto (2010: 2)

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Harriyanto

dan Suyono (2011:9) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,

meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan

kepribadian. Surya (2003:32) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan

lingkungan.

b. Ciri-Ciri Belajar

Syah (2003: 117-119) setiap perilaku belajar ditandai oleh ciri-ciri

perubahan spesifik. Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik

perilaku belajar yang terpenting adalah perubahan Intesional yang dimaksud

perubahan Intesional adalah Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah

berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari.

(36)

Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya

perubahan yang dialami atau setidaknya ia merasakan perubahan dari dalam,

seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu,

ketrampilan dan sebagainya. Perubahan yang kedua adalah perubahan positif dan

aktif yaitu perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat aktif dan pasif.

Positif artinya baik, bermanfaat, dan sesuai harapan. Hal ini juga berarti

perubahan tersebut merupakan penambahan yakni diperolehnya sesuatu yang baru

yang lebih baik daripada sebelumnya. Aktif artinya tidak terjadi dengan

sendirinya seperti proses kematangan tetapi karena usaha siswa itu sendiri.yang

ketiga perubahan efektif dan fungsional, yaitu perubahan yang timbul karena

proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya perubahan tersebut

membawa pengaruh, makna, dan manfaat bagi siswa. Selain itu perubahan dalam

proses belajar bersifat fungsional dalam arti ia relatif menetap dan setiap saat

apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan.

Menurut Baharudin (2007:15) ciri-ciri belajar antara lain: belajar ditandai

dengan adanya peruabahan tingkah laku, perubahan tingkah laku relatif permanen,

perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar

sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial, Perubahan

tingkah laku merupakan hasil latihan pengalaman, pengalaman atau latihan dapat

memberikan penguatan.

c. Unsur-unsur Belajar

Sukmadinata (2009: 157) mengemukakan adanya unsur belajar yaitu tujuan,

(37)

Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu

muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan. Perbuatan belajar diarahkan kepada

pencapaian sesuatu tujuan dan untuk memenuhi sesuatu kebutukan. Belajar akan

efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi individu, agar

dapat melakukan perbuatan belajar perlu memiliki kesiapan baik kesiapan fisik

dan psikis kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu maupun

penguasaan pengetahuan.

Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Situasi meliputi tempat,

lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang ikut berperan

dalam kegiatan belajar. Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan

interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar,

melihat makna dari hubungan tersebut dan mnghubungkannya dengan

kemungkinan pencapaian tujuan. Respon berpedoman pada hasil interpretasi

apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan,

maka ia memberikan respon.

Setiap usaha akan membawa hasil, apabila siswa berhasil dalam belajarnya

ia akan merasa senang, dan akan lebih meningkatkan semangatnya untuk

melakuakn usaha belajar selanjutnya. Selain keberhasilan kemungkinan lain yang

diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan. Kegagalan bisa menurunkan

semangat dan mempev hrkecil usaha-usaha selanjutnya tetapi bisa juga sebaliknya

kegagalan membangkitkan semangat yang luar biasa. Berdasarkan teori dari ahli

(38)

bahawa belajar adalah akktivitas fisik dan psikis dalam interaksi dengan

lingkungan yang menghasilkan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap.

d. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008) “Prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata

pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru”. Gagne (dalam Baharudin, 2007:57) mengemukakan bahwa

prestasi belajar merupakan salah satu umpan balik dari proses belajar yang telah

dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa,

hasil belajar tersebut dapat berupa ketrampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan

menjawab soal atau menyelesaikan tugas.

Arifin (2009:78) mengemukakan prestasi belajar (achievement) berbeda

dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar juga meliputi

pembangunan karakter siswa. Kata prestasi sering digunkan dalam berabgai

bidang yaitu dalam biang kesenian,olah raga, dan pendidikan.

Syah (2003:213) mendefinisikan indikator prestasi belajar pada prinsipnya

adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologi yang

berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Berdasarkan

pendapat para ahli tentang prestasi belajar dapat diambil kesimpulan bahwa

prestasi belajar merupakan bukti penguasaan pengetahuan seseorang dalam mata

pelajaran tertentu yang ditunjukan dengan hasil berupa nilai tes. Prestasi belajar

(39)

e. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik berasal dari

dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor eksternal).

Prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagi faktor tersebut. Syah

(2002:132-139) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah pertama

faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua

aspek, yakni: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis

(yang bersifat rohaniah). Aspek fisiologismerupakan kondisi umum jasmani yang

menandakan tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi

organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas belajar siswa. sedangkan

aspek psikologis merupakan faktor yang terdapat dalam aspek psikologi

dipandang lebih esensial.

Faktor-faktor tersebut antara lain Intelegensi Siswa, sikap siswa, bakat, dan

minat. Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan

cara yang tepat (Syah, 2012:131). Sikap Siswa adalah gejala internal yang

berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan

cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya (Syah,

2010:132). Sikap siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan

merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya

sikap negatif siswa terhadap guru dan pelajaran dapat menimbulkan kesulitan

(40)

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat adalah kemampuan untuk belajar

menurut Syah (2002: 135). Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi

kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat mempengaruhi tinggi

rendahnya prestasi belajar bidang-bidang tertentu. Siswa yang belajar sesuai

bakatnya akan mendapatkan prestasi yang lebih tinggi. Minat yaitu suatu rasa

lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang

menyuruh. Syah, (2012:133) Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

4. Student Centered Learning (SCL)

Silberman (dalam Widharyanto, 2002: 63), memaparkan bahwa

pembelajaran dikatakan berpusat pada siswa apabila siswa aktif dan banyak

melakukan aktivitas. Siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide,

memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka telah pelajari. Glasgow

(dalam Widharyanto, 2002: 63) menjelaskan bahwa SCL terjadi apabila

pembelajaran penuh dengan semangat mengambil tanggung jawab yang lebih

besar bagi pembelajarannya sendiri. Siswa mengambil peran yang lebih dinamis

dalam memutuskan apa yang harus mereka ketahui, lakukan, dan bagaimana cara

mencapainya. Menurut pendapat Silberman dan Glasgow tersebut dapat diambil

kesimpulan Student Centered Learning (SCL) adalah pendekatan pembelajaran

yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini peserta didik diharapkan aktif

(41)

a. Model-Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang termasuk dalam pendekatan SCL antara lain:

1) Pembelajaran Berbasis Inkuiri merupakan cara penyajian pelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan

atau tanpa bantuan guru (Permana, 2001: 42).

2) Pembelajaran Koperatif (Coperative Learning) yang menjadi ciri

pembelajaran koperatif adalah siswa bekerja sama dalam kelompok dan

setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompok

tersebut.

3) Pembalajaran Berbasis Masalah Trianto (2009:90) mengemukakan

pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang

didasarkan pada banyaknya masalah yang membutuhkan penyelidikan dan

penyelesaian secara nyata.

4) CTL menekankan pentingnya pembelajaran yang berangkat dari kontek

pengalaman siswa meningkatkan materi dengan situasi real, belajar mandiri

mencapai tujuan dengan standar tinggi

5. Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian PBL

Dewey (dalam Sudjana 2001: 19) belajar berdasarkan masalah interaksi

antara stimulus dan respon yaitu hubungan antara dua arah belajar dan

lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan

masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu sehingga

(42)

Pengalaman yang diperoleh siswa menjadi pengetahuan yang bisa dijadikan

pedoman dan tujuan belajarnya. Trianto (2009:90) mengemukakan pembelajaran

berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada

banyaknya masalah yang membutuhkan penyelidikan dan penyelesaian secara

nyata.

Ratumanan, (dalam Trianto, 2009: 92), pengajaran berdasarkan masalah

merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran cara berproses berpikir

tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi

yang sudah jadi dalam diri siswa, dan menyusun pengetahuannya tentang dunia

sosial dan sekitarnya. Peterson, 2004 dalam (Amir, 2009: 13) mengatakan bahwa

yang mendapatkan fokus dalam pembelajaran berbasis malasah bukan hanya

pada saat pembelajaran itu berlangsung tetapi juga kelak, yakni kecakapan yang

diperoleh akibat proses tersebut. Kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut

adalah pembelajaran berbasis masalah atau PBL merupakan model pembelajaran

yang mengangkat masalah sebagai titik awal pembelajaran. Siswa menemukan

masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan dengan

langkah-langkah tertentu.

b. Ciri-ciri Problem Based Learning (PBL)

Karakteristik PBL yang dikemukan oleh Arends dalam Trianto (2009:93)

(43)

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah.

Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran berdasarkan

masalah dan pertanyaan yang terjadi dan masalah tersebut penting untuk

dipecahkan dan bermakna bagi seseorang.

2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

Masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang nyata agar dalam

pemecahannya siswa tidak hanya melihat dari satu sisi mata pelajaran tetapi siswa

mampu melihat masalah itu dari berbagai mata pelajaran.

3) Penyelidikan autentik

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa untuk mencari

penyelesaian nyata untuk masalahnya. Mereka harus melakukan analisa dan

mendefinisikan masalah, membuat hipotesis, membuat dugaan, mengumpulkan

dan menganalisa data, melakukan percobaan, membuat percobaan, dan

merumuskan kesimpulan

4) Menghasilkan produk dan memamerkannya

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk

tertentu dalam bentuk karya. Karya tersebut mampu mewakili atau menjelaskan

penyelesaian masalah yang mereka temukan.

5) Kolaborasi

Ciri dari pembelajaran berbasis masalah adalah dengan adanya siswa yang

bekerja sama dalam menyelesaikan masalahnya. Bekerja sama memberikan

(44)

c. Tujuan Problem Based Learning (PBL)

Berdasarkan ciri-ciri PBL yang telah disebutkan diatas pembelajaran

berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi

sebanyak-banyaknya kepada siswa. Berdasarkan karakter tersebut pembelajaran

berbasis masalah bertujuan untuk: 1) Membantu siswa mengembangkan

ketrampilan berpikir dan pemecahan masalah. 2) Belajar peranan orang dewasa

secara nyata. 3) Menjadi pembelajar yang mandiri.

d. Kelebihan dan Kekurangan PBL

Kelebihan Problem Based Learning (PBL) sebagai suatu model

pembelajaran adalah: 1) realistik dengan kehidupan siswa, 2) konsep sesuai

dengan kebutuhan siswa, 3) memupuk sifat inkuiri siswa, 4) memupuk

kemampuan Problem Solving atau pemecahan masalah. Selain kelebihan tersebut

pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kekurangan yaitu: 1) persiapan

pembelajaran yang kompleks, 2) sulitnya mencari problem yang relevan, 3)

memerlukan waktu yang panjang.

e. Langkah -langkah Problem Based Learning (PBL)

Pada pembelajaran berbasis masalah terdiri dari langkah-langkah yang

dikemukakan oleh Saverinus (2013:10) yaitu 1)Identifikasi masalah, masalah

yang dipilih harus masalah nyata yang agak kompleks. Siswa bersama dengan

kelompok berdiskusi untuk memahami masalah, dan mencari konsep pokok yang

terlibat dalam masalah tersebut, mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan

yang diperlukan dalam penyelesaian masalah. 2) merancang kegiatan

(45)

masalah, sarana yang diperlukan nara sumber, pembegian tugas, jadwal dan biaya.

3) melaksanakan kegiatan penyelesaiaan masalah, penyelesaian masalah

dilakukan secara bertahap. Setiap tahap penyelesaian disertai evaluasi, refleksi

dan rencana tidak lanjut. 4) kegiatan tutorial, dalam kegiatan tutorial setiap

kelompok melaporkan perkembangan penyelesaian masalah kepada guru sebagai

tutorial secara berkala, kelompok mendapatkan masukan dari tutor untuk kegiatan

selanjutnya. 5) melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, kelompok

melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah berdasarkan masukan dari tutor. 6)

menyusun laporan, kelompok menyusun laporan mengenai proses penyelesaian

masalah dan identifikasi pengetahuan dan ketrampilan. 7) penilaian, penilaian

dilakuakan melalui observasi kinerja ketika diskusi tutorial, observasi produk

berupa laporan atau dapat juga berupa tes tertulis atau lisan.

6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Koch ( 2010:3). “Science is particular of understanding the natural world and people have different views of what it is really about” understanding the nature of science includes includes knowing both what science knows and how science knows what it know.

Trefil,2008 on Koch 2010: 3 “the central ideas involve observation of the world and the constant testing of theories against nature, with the requirement that everything that is to be called science is testable”. The best definition of science take account of there different facets of the subject. Science can be described as a process, a set of ideas and a way of thinking.

Iskandar (1997:2) Ilmu pengetahuan alam berasal dari bahasa Inggris “Natural Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Science

(46)

diartikan sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa

yang terjadi di alam.

Menurut Darmojo dalam Usman (2011,2) Ilmu Pengetahuan Alam adalah

pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala

isinya. Selain itu dalam menurut Nash dalam Usman (2011,3) menyatakan bahwa

IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, metode dalam

mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat dan menghubungkan

kejadian yang satu dengan yang lain sehingga membentuk pandangan baru

tentang obyek yang diamatinya.

Ilmu pengetahuan alam membahas gejala alam yang disusun secara

sistematis yang didasarkan pada pada hasil percobaan dan pengamatan yang

dilakukan oleh manusia. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh

Powler (dalam Usman 2011,3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan

dengan gejala alam dan kebendaan yang tersusun secara sistematis, kumpulan dari

hasil eksperimen atau observasi dan pengetahuan itu tidak berdiri sendiri satu

dengan yang lainnya saling berkaitan sehingga secara keseluruhan merupakan satu

kesatuan yang utuh.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, gejala

alam dan segala isinya berdasarkan kumpulan hasil observasi dan eksperimen.

Carin dan Sund (dalam Usman 2011, 20) menyebutkan bahwa IPA terdiri

dari 3 unsur yaitu proses, produk dan sikap. Dibawah ini akan dijelaskan

(47)

1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai Proses

Dalam IPA terdapat proses atau metode yang meliputi pengamatan,

membuat hipotesis, merancang dan melakukan percobaan, mengukur dan

proses-proses pemahaman pemahaman tentang alam.

2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai produk

Ilmu pengetahuan sebagai produk menekankan pada pemahaman mengenai

apa yang sudah didapat dalam proses pembelajaranya seperti prinsip-prinsip,

hukum-hukum,teori-teori, kaidah-kaidah.

3) Ilmu Pengetahuan Alam sebagai sikap

Ilmu pengetahuan Alam menyebabkan orang menjadi semakin kritis karena

dengan IPA mereka dapat berpikir secara rasional mengenai masalah yang

ditemuinya. Pembelajaran IPA sebagai sikap tidak akan terlepas dari sebuah

proses dan produk, sehingga akan menimbukan sebuah sikap yang positif. Sikap

tersebut yang sering disebut dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain

rasa ingin tahu yang tinggi, jujur, terbuka dengan pendapat orang lain, berpikir

kritis, mempercayai, mengahargai, menanggapi, menerima dll.

b. Kompetensi Dasar IPA Kelas IV di SD

Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair

menjadi padat, padat menjadi cair. benda yang berwujud cair berubah menjadi gas, dari gas berubah menjadi cair dan perubahan wujud benda dari padat menjadi gas.

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian pada keompetensi dasar

(48)

cair. benda yang berwujud cair berubah menjadi gas, dari gas berubah menjadi

cair dan perubahan wujud benda dari padat menjadi gas.

Ada tiga jenis benda berdasarkan wujudnya yaitu benda padat, benda cair,

dan benda gas. Ada berbagai macam proses perubahan wujud benda. Benda

berubah wujud karena adanya pengaruh energi panas. Masing-masing wujud

dapat mengalami perubahan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang minat pernah dilakukan oleh Marlina dengan judul “Peningkatan Minat dan prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Indra dengan

Penggunaan Alat peraga di SD Negeri 1 Dekso Kulon Progo kelas IV Semester

Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012 hasil penelitian menunjukan bahwa dalam

kegiatan pembelajaran terjadi peningkatan minat. Hal ini dapat dilihat pada

prosentase pada siklus kedua yaitu 31,50% pada pertemuan pertama dan 42,11%

pada pertemuan kedua. Peningkatan juga terjadi pada prestasi belajar siswa yang

dibandingkan antara siklus 1 dan siklus 2. Hal ini ditunjukan pada peningkatan

skor rata-rata kelas dari siklus 1 yaitu 65,05 pada siklus 2 menjadi 65,47.

Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based

Learning juga pernah dilakukan oleh Ganes Gunansyah dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Pembelajran IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukan

bahwa dengan penerapan model pembeljaran berbasis masalah dapat

(49)

I sebesar69,47 (68,42%), siklus II sebesar 76,05 (78,94%) dan siklus III sebesar

80,26 (89,47%).

Penelitian ketiga tentang penerapan model PBL pada pembelajaran IPA

yang dilakukan oleh Eni Wulandari dengan judul ”Penerapan Model PBL

(Problem Based Learning) Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD”

menunjukan bahwa penggunaan model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil

belajar IPA kelas V SD Negeri Mudal Purworejo hali ini dapat dilihat dari hasil

skor perapan PBL meningkat setiap siklusnya yaitu 18 pada siklus I, 22 pada

siklus II dan 27 pada siklus III, selain itu prosentase penggunaan ketrampilan

proses IPA oleh siswa juga meningkat pada setiap siklus yaitu 46,71% pada siklus

I, 76,19% pada siklus 2 dan 92,06% pada siklus ke III. Pada ketuntasan hasil

belajar siswa diperoleh prosentase sebagai berikut pada siklus I ketuntasan hasil

belajar mencapai 38,09%, pada siklus II mencapai 47,62% dan pada siklus III

mencapai 73,02%.

Penelitian yang sudah dilakukan di atas digunakan peneliti sebagai

pendukung penelitian yang relevan. Literatur Map penelitian yang relevan dapat

(50)

30

Gambar 2.1 Literatur Map

Model PBL Minat dan Prestasi Belajar

Gunansyah G. (2007). Penerapan Model Pembelajaran

Berdasarkan Masalah Pada Pembelajran IPS Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Sekolah Dasar

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Marlina (2009). Peningkatan Minat dan prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Indra dengan Penggunaan Alat peraga di SD Negeri 1 Dekso Kulon Progo kelas IV Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012

Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan minat Eni Wulandari (2009). Penerapan Model PBL (Problem

Based Learning) pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa

penggunaan model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Mudal Purworejo

Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Pendekatan SCL Model PBL pada Siswa Kelas IV SDKanisius Nglinggi

(51)

31

C. Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang

ada di Sekolah Dasar (SD) yang sangat penting untuk siswa. Siswa SD diharapkan

dapat untuk memahami setiap materi IPA yang diajarkan disekolahnya karena

materi IPA mempelajari tentang lingkungan dan alam disekitarnya yang akan

berguna bagi kehidupannya. Berdasarkan hasil wawancara yang didukung oleh

hasil observasi dan kuesioner yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Kanisius

Nglinggi diperoleh data bahwa minat siswa terhadap pembelajaran IPA kurang

optimal. Hal tersebut terbukti dari rata- rata skor indikator minat siswa yang

memiliki rasa senang saat pembelajaran sebesar 2,97 dari skala 5, rata-rata skor

indikator minat siswa yang memperhatikan dalam pembelajaran sebesar 2,89 dari

skala 5, rata-rata skor indikator minat siswa yang terlibat dalam pembelajaran

sebesar 2,89 dari skala 5 dan rata-rata skot indikator minat siswa yang berinisiatif

mencari informasi baru sebesar 2,65. Selain itu, berdasarkan hasil studi dokumen

diperoleh data bahwa rata-rata nilai ulangan siswa adalah 68,3 dan siswa yang

mampu mencapai KKM adalah sebesar 57,89%.

Minat belajar siswa akan tumbuh apabila siswa memiliki ketertarikan pada

pembelajaran. Minat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Apabila minat tinggi

maka prestasi belajar juga akan tinggi. Kegiatan pembelajaran yang aktif dapat

meningkatkan minat belajar siswa. SCL merupakan sebuah pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada siswa. PBL merupakan salah satu contoh model

SCL yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk memecahkan sebuah

(52)

Langkah-langkah dalam model PBL menurut Domi Severinus (2013: 10) adalah sebagai

berikut: 1) Identifikasi masalah; 2) Merancang kegiatan penyelesaian masalah; 3)

melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah 4) kegiatan tutorial; 5) melanjutkan

kegiatan penyelesaian masalah; 6) menyusun laporan; dan 7) penilaian.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian dengan

menggunakan pendekatan SCL model PBL dalam pembelajaran IPA siswa kelas

IV SD Kanisius Nglinggi. Materi pembelajaran adalah perubahan wujud benda

serta sifat dan bahan penyusun benda. Peneliti berharap penggunaan model

pendekatan SCL model PBL dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar

belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir di atas dapat

dirumuskan 2 hipotesis sebagai berikut:

1. Penggunaan pendekatan SCL model PBL pada mata pelajaran IPA di kelas

IV SD Kanisius Nglinggi sebagai upaya meningkatkan minat siswa dalam

pembelajaran dilakukan dengan cara menerapkan 7 langkah PBL yang

menuntut siswa memiliki rasa senang saat pembelajaran, memperhatikan

saat pembelajaran, terlibat dalam pembelajaran, dan berinisiatif mencari

informasi lain. Tujuh langkah tersebut adalah: 1) identifikasi masalah; 2)

merancang kegiatan pemecahan masalah; 3) melaksanakan kegiatan

pemecahan masalah; 4) kegiatan tutorial; 5) melanjutkan kegiatan

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Taggart
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Minat Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pentransferan energi dari stator ke rotor dari satu motor induksi adalah besaran induksi elektromagnetik, karenanya motor induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan

Persediaan Bahan Baku yang dilakukan pada PT.Semen Padang. telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

2) Actual Product atau a) perilaku tertentu yang kita promosikan, seperti sikat gigi 2 x per hari,penggunaan pasta gigi dan sikat gigi sudah benar seperti yang disarankan

Hipotesis yang terjawab yaitu H1 (Individual yang memiliki regulasi diri yang tinggi akan mengurangi perilaku cyberloafing dibandingkan dengan individual yang

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan reaktor fluidisasi tiga fase dalam meningkatkan kandungan DO dan menurunkan kandungan organik yaitu COD dan mempelajari

Dengan demikian, melalui proses pendidikan yang memanusiakan manusia melalui pembinaan kemampuan berfikir ilmiah, sentuhan hati yang beretika, dan pengembangan kejernihan jiwa

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Inspektorat Jenderal mempunyai tugas