MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI 15 JEBUS KABUPATEN BANGKA BARAT
MATERI PESAWAT SEDERHANA JENIS PENGUNGKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
DAN MEDIA PEMBELAJARAN YANG TEPAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh ...
NIM…...
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian mengenai Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Semester 2 Materi Pesawat Sederhana Jenis Pengungkit dengan Menggunakan Metode Demonstrasi dan Media Pembelajaran yang Tepat. Yang dilatar belakangi oleh rendahnya persentase keberhasilan siswa dan kurangnya keaktifan siswa dalam peroses pembelajaran. Untuk itu peneliti bertujuan meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus dimulai dari tanggal 19 April sampai 3 Mei 2017, dengan subjek penelitian siswa kelas V SD Negeri 15 Jebus Kabupaten Bangka Barat yang berjumlah 26 siswa tahun pelajaran 2016/2017. Data yang dikumpulkan melalui metode observasi dan metode dokumentasi.
Dari penelitan yang dilakukan sebanyak 3 siklus, hasil belajar selalu meningkat, di siklus I meningkat sebanyak 18%, siklus II 42% dan siklus III 80%. Pada siklus III keberhasilan belajar mencapai 100%, peningkatan hasil belajar karena peneliti mengganti metode belajar dan menggunakan media pembelajaran yang tepat, di sini media yang digunakan berupa alat rumah tangga yang menggunakan cara kerja pengungkit. Dari hasil penelitian peneliti berkesimpulan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 15 Jebus materi pesawat sederhana jenis pengungkit.
Kata Kunci : Metode demonstrasi, keaktifan, hasil belajar, media pembelajaran yang tepat
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah peroses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Guru, siswa dan prasarana merupakan faktor-faktor yang amat penting. Dimana guru harus memilih , mengkombinasikan materi, metode, media dengan pengalaman belajar untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Sesuai dengan pengertian pembelajaran di atas, dalam proses pembelajaran yang dilakukan peneliti di kelas V semester 2 SDN 15 Jebus Kabupaten Bangka Barat dengan materi “Pesawat Sederhana Jenis Pengungkit” belum mendapatkan hasil belajar yang diinginkan, hal ini terlihat dari hasil tes yang dilakukan oleh 26 siswa tersebut di akhir pembelajaran, masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70. Ada 21 orang siswa mendapatkan nilai di bawah KKM, 3 orang siswa sudah mencapai nilai sama dengan KKM dan 2 orang siswa sudah mendapat nilai di atas KKM atau sekitar 80% siswa masih mendapat nilai di bawah KKM. Dengan hasil tes yang didapat tersebut tidak sebanding dengan persentase penyampaian materi yang sudah mencapai 100%.
Dari hasil belajar yang demikian, penulis merefleksi peroses pembelajaran yang telah dilakukan, hasil refleksi sebagai berikut :
1. Siswa tidak tertarik dengan pelajaran
2. Guru terlalu cepat dalam penyampaian materi
3. Guru tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya
4. Guru tidak membuat pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa.
Dari refleksi yang dilakukan penulis akhirnya penulis berkeinginan mengadakan sebuah penelitian untuk memperbaik hasil belajar dan cara mengajar guru
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis tentang beberapa faktor yang memungkinkan kurangnya keberhasilan siswa pada pelajaran ini, dan hasil diskusi dengan teman sejawat, penulis memfokuskan untuk membantu siswa kelas V SD Negeri 15 Jebus agar mengusai materi dengan baik, penulis merumuskan masalah yang menjadi fokus sebagai berikut :
“Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas v semester 2 SD Negeri 15 Jebus Kabupaten Bangka Barat mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana jenis pengungkit ?”
C. Tujuan Penelitian Perbaiakan Pembelajaran
Adapu tujuan dalam penelitian perbaikan pembelajaran antara lain sebagai berikut.
1. Mendiskripsikan pengaruh metode demonstrasi dan media pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Untuk memperbaiki cara mengajar guru.
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti antara lain : 1. Bagi siswa
 Meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar.
 Tencapainya tujuan dari proses pembelajaran.
 Adanya pemahaman konsep baru dalam pikiran siswa bahwa pelajaran IPA itu menyenangkan.
2. Bagi guru
 Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran di kelas.
 Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan metode pembelajaran yang efektif.
3. Bagi sekolah
 Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitain Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
B. Belajar
Belajar merupakan suatu peroses yang kompleks, berlangsung secara terus menerus dan melibatkan berbagai lingkungan yang dibutuhkan.
C. Ilmu Pengetahuan Alam
Susanto (2013:166), Ilmu Pengetahuan Alam adalah usaha manusia dalam alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
D. Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan peroses belajar yang efektif dalam pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun untuk membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode mengajar yang efektif.
Metode mengajar ini bukan hanya harus dikuasai oleh guru tetapi juga harus dikuasai oleh siswa.
E. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara peroses.
F. Media Pembelajaran
Menurut Heinich, dkk. (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahsa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan ( a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televise diagram, bahan tercetak (printed materials), computer, dan instruktur.
Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (messsges) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian Serta Pihak yang Membantu
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 15 Jebus Kabupaten Bangka Barat. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 26 orang, serta Ibu Andria Sari, S. Pd, SD selaku supervisor 2 dan Bapak Sumiran, S. Pd selaku kepala SD Negeri 15 Jebus yang telah membantu dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian sebanyak 3 siklus perbaikan mulai tanggal 19 - 3 Mei 2017 dengan jadwal, sebagai berikut:
No. Tanggal Pelaksanaan Siklus Pokok Bahasan
1. 19 April 2017 I Pesawat Sederhana
Jenis Pengungkit
2. 26 April 2017 II Pesawat Sederhana
Jenis Pengungkit
3. 3 Mei 2017 III Pesawat Sederhana
Jenis Pengungkit
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran Pra Siklus
Pra siklus dilakukan pada tanggal 11 april 2017, dalam pelaksanaan awal ini, sebelum pelaksanaan siklus terhadap pembelajaran IPA kelas 5, Pelajaran dilaksanakan seperti biasanya dilakukan dengan metode ceramah saja, dan hasil yang didapat masih sangat rendah atau pembelajaran yang dilaksanakan belum berhasil. Hal ini terlihat dari 26 siswa , ada 21 siswa
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
yang mendapat nilai di bawah KKM atau 80% siswa kelas V SD Negeri 15 Jebus belum berhasil dalam pembelajaran yang dilakukan.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti ingin melakukan perbaikan pembelajaran.
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan 1
Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tindakan perbaikan pembelajaran siklus I. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus I yang disertai dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai (terlampir).
b. Menyajikan media pembelajaran c. Menyusun bahan evaluasi d. Menyusun jadwal pelaksanaan
e. Menyusun instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi siswa.
f. Pelaksanaan
Guru menyampaikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut : Kegiatan awal (10 Menit) :
- Guru memberikan salam
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Kegiatan inti (50 Menit) :
- Guru memberikan informasi tentang pesawat sederhana - Guru menjelaskan jenis-jenis pengungkit
- Guru memberikan contoh tentang pesawat sederhana Kegiatan penutup (10 Menit) :
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang dibesrikan - Guru membuat kesimpulan materi pelajaran.
Arah dan tujuan pembelajaran ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA tentang materi pesawat sederhana
di kelas V SDN 15 Jebus semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I pada hari Rabu, 19 April 2017 pada pukul 09.30 sampai dengan pukul 10.40 WIB atau dengan durasi waktu 2 x 35 menit.
3. Pengamatan Tindakan I
Kemunculan aspek-aspek yang diamati
a. Sebagian besar siswa masih bingung dan ragu-ragu.
b. Siswa cenderung menunggu perintah dari guru.
c. Partisipasi siswa dalam belajar rendah.
d. Siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri
e. Pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat “teacher center“
berpusat pada guru.
f. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri.
Pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat pada guru. Guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran, dan siswa hanya menjadi objek dalam pembelajaran.
4. Refleksi
Saat melakukan refleksi bersama supervisor 2 terhadap perbaikan pembelajaran siklus I,
Aspek-aspek yang telah baik :
a. Siswa tetap duduk di tempatnya masing-masing.
b. Siswa tetap mengikuti pembelajaran sampai selesai.
c. Guru tetap sabar melaksanakan pembelajaran.
d. Guru tetap bersemangat memotivasi siswa.
e. Guru tetap berusaha menjelaskan materi sejelas-jelasnya.
f. Guru tetap berusaha menjaga hubungan komunikasi yang baik dengan siswa.
Aspek-aspek yang belum baik
a. Sebagian siswa tidak mendengarkan guru.
b. Sebagian siswa pasif.
c. Sebagian siswa suka mengganggu temannya.
d. Sebagian siswa bila ditanya guru tidak mau menjawab.
e. Sebagian siswa saat diberi tugas hanya mencontoh hasil kerja temannya.
f. Pengelolaan kelas masih monoton.
g. Materi pemebelajaran terlalu luas
h. Media pembelajaran yang digunakan hanya buku pelajaran saja i. Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.
j. Metode yang digunakan kurang tepat
k. Guru sebaiknya mengadakan penyempurnan dan perbaikan pembelajaran ke siklus berikutnya.
Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I ini masih belum mengalami peningkatan yang signifikan, siswa yang telah mencapai KKM baru mencapai 40%, maka penulis merencanakan kegiatan pembelajaran siklus II, penulis memfokuskan untuk siklus yang ke II sebagai berikut : Meningkatkan hasil belajar dalam peroses pembelajaran IPA dengan metode dan media pembelajaran yang tepat.
Siklus I I
1. Perencanaan Tindakan II
Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tindakan perbaikan pembelajaran siklus I. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus II yang disertai dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai (terlampir).
b. Menyempurnakan rencana pembelajaran pada siklus I
c. Menyajikan media pembelajaran yang mudah dipahami siswa
d. Mempersiapkan bahan kerja siswa lebih awal dari waktu pertemuan, dimaksudkan agar siswa lebih memahami konsep
e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi siswa.
f. Pelaksanaan
Guru menyampaikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut : Kegiatan awal (10 Menit) :
- Guru memberikan salam
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Kegiatan inti (50 Menit) :
- Guru memberikan informasi tentang pesawat sederhana - Guru mendemontrasikan cara kerja pengungkit
- Guru menjelaskan jenis-jenis pengungkit - Guru memberikan tugas diskusi
- Setelah siswa selesai berdiskusi, siswa memaparkan hasil diskusi mereka
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya - Siswa mengerjakan tes
Kegiatan penutup (10 Menit):
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang diberikan - Guru membuat kesimpulan materi pelajaran.
Arah dan tujuan pembelajaran ini adalah: Meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi pesawat sederhana jenis pengungkit di kelas V SDN 15 Jebus semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II pada hari Rabu, 26 April 2017 pada pukul 09.30 sampai dengan pukul 10.40 WIB atau dengan durasi waktu 2 x 35 menit.
3. Pengamatan Tindakan II
Kemunculan aspek-aspek yang diamati
a. Siswa sudah mulai memahami materi pembelajaran.
b. Siswa mulai aktif mengikuti pembelajaran.
c. Partisipasi siswa dalam belajar sebagian meningkat d. Perhatian sebagian siswa sudah terpusat pada pelajaran.
e. Guru sudah mulai mampu mengkondisikan kelas, tetapi belum maksimal
4. Refleksi Tindakan II
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama supervisor 2 adalah sebagai berikut :
Aspek-aspek yang telah baik:
a. Siswa tidak melakukan aktifitas di luar skenario pembelajaran.
b. Siswa sudah mulail aktif bertanya pada guru atau teman mengenai hal-hal yang tidak dimengerti.
c. Peroses belajar sudah mulai tidak berpusat pada guru Aspek yang belum baik:
a. Jumlah media pembelajaran yang digunakan terlalu sedikit sehingga ada siswa yang tidak kebagian dalam penggunaannya.
Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan, tetapi siswa yang telah mencapai KKM baru
mencapai 18 siswa dari 26 siswa atau sekitar 70%, maka penulis merencanakan kegiatan pembelajaran ke siklus III, penulis memfokuskan untuk siklus yang ke III sebagai berikut : Meningkatkan hasil belajar siswa dalam peroses pembelajaran dengan metode dan memperbanyak jumlah media pembelajaran yang digunakan.
Siklus I I I
1. Perencanaan Tindakan III
Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tindakan perbaikan pembelajaran siklus III. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus III yang disertai dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai (terlampir).
b. Menyempurnakan rencana pembelajaran pada siklus II c. Memperbanyak jumlah media pembelajaran
d. Mempersiapkan bahan kerja siswa lebih awal dari waktu pertemuan, dimaksudkan agar siswa lebih memahami konsep
e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi siswa.
f. Pelaksanaan
Guru menyampaikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Kegiatan awal (10 Menit) : - Guru memberikan salam
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Kegiatan inti (50 Menit) :
- Guru memberikan informasi tentang pesawat sederhana
- Siswa mendemontrasikan cara kerja pengungkit
- Siswa mengamati dan mencoba berbagai alat rumah tangga yang menggunakan cara kerja pengungkit
- Guru memberikan tugas diskusi
- Setelah siswa selesi berdiskusi, siswa memaparkan hasil diskusi mereka
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya - Siswa mengerjakan tes
Kegiatan penutup (10 Menit):
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang diberikan - Guru membuat kesimpulan materi pelajaran.
Arah dan tujuan pembelajaran ini adalah: penggunaan metode demonstrasi dan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil dan keaktifan siswa dalam belajar IPA tentang materi pesawat sederhana jenis pengungkit di kelas V SDN 15 Jebus semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II pada hari Rabu, 3 Mei 2017 pada pukul 09.30 sampai dengan pukul 10.40 WIB atau dengan durasi waktu 2 x 35 menit.
3. Pengamatan Tindakan III
Kemunculan aspek-aspek yang diamati
a. Siswa sudah memahami materi pembelajaran.
b. Siswa aktif mengikuti pembelajaran.
c. Partisipasi siswa dalam belajar jauh meningkat, hampir semua siswa aktif berpastisipasi dalam proses pembelajran.
d. Perhatian siswa sudah terpusat pada pelajaran.
e. Guru sudah mampu dan bisa mengkondisikan kelas
4. Refleksi Tindakan III
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama supervisor 2, adalah sebagai berikut :
Aspek-aspek yang telah baik pada konsentrasi belajar siswa:
a. Siswa tidak melakukan aktifitas di luar skenario pembelajaran.
b. Siswa lebih aktif bertanya pada guru atau teman mengenai hal-hal yang tidak dimengerti.
c. Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran, bekerja kelompok dan melakukan diskusi.
Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus III ini mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan, semua siswa sudah mendapat nilai di atas 70 atau 100% siswa sudah berhasil dalam pembelajaran. Peningkatan hasil belajar ini dipengaruhi oleh faktor motivasi, metode serta media pembelajaran yang diberikan dan strategi yang dilakukan oleh guru.
Berdasarkan hasil refleksi dan hasil perbaikan pembelajaran siklus III yang mengalami peningkatan mencapai 100% tuntas, berdasarkan nilai KKM IPA yaitu 70, maka disimpulkan bahwa semua aspek-aspek yang belum baik pada siklus II telah diperbaiki dalam proses perbaikan siklus III.
C. Teknik Analisis Data
Teknik pengumpulan data Pada peroses pembelajaran yang dilakukan di pembelajaran pra siklus sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Data berupa lembar observasi , dokumen hasil penilaian belajar siswa.
Data yang diperoleh dari hasil tes siswa berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes yang dikerjakan siswa diakhir peroses pembelajaran dan data kualitatif diambil dari hasil pengamatan keaktifan siswa dalam peroses pembelajaran.
Ketuntasan atau keberhasilan belajar ditentukan dari hasil tes yang dilakukan siswa dengan berdasarkan nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM), siswa dinyatakan berhasil atau tuntas dalam belajar apabila sudah mendapatkan nilai 70 ke atas maka siswa dinyatakan berhasil dalam pembelajaran, dan siswa yang mendapat nilai di bawah 70 maka siswa dinyatakan belum berhasil dalam pembelajaran.
No Nilai Keterangan
1 ≥70 Tuntas
2 <70 Tidak Tuntas
Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Minimal
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari hasil peroses perbaikan pembelajaran yang dilakukan dari pembelajaran awal (Pra siklus) sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III yang diikuti oleh 26 siswa, dperoleh data sebagai berikut :
Pada pembelajaran pra siklus terdapat 5 orang siswa sudah mencapai nilai 70 ke atas atau sekitar 20%, dan 21 orang siswa mendapat nilai 70 ke bawah atau sekitar 80%. Hal ini terjadi karena pada pembelajaran pra siklus, pembelajaran dilakukan masih monoton dengan menggunakan metode ceramah dan penyampaian materi tidak fokus pada tujuan pembelajaran.
Pada perbaikan pembelajaran siklus I terdapat peningkatan hasil belajar, ada 10 orang siswa yang sudah mendapat nilai 70 ke atas atau sekitar 38%, naik 18% dari hasil belajar yang diperoleh pada awal pembelajaran, di siklus I ini, peroses pembelajaran menggunakan metode demontrasi tetapi tidak disertai media yang tepat dalam peroses pembelajaran, sehingga peningkatan hasil belajar tidak banyak, dan pada perbaikan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan hasil belajar, sebanyak 18 orang siswa sudah mendapat nilai di atas KKM atau sekitar 70% siswa sudah berhasil dalam pembelajaran yang dilakukan, di banding siklus I, pembelajaran siklus II ini sudah banyak meningkat, hal ini dikarenakan pada peroses pemb Pada perbaikalajaran menggunakan metode demonstrasi dan media pembelajaran yang tepat berupa alat-alat rumah tangga yang menggunakan cara kerja pengungkit. Walaupun hasil belajar sudah banyak meningkat tetapi belum mencapai 85%, ini dikarenakan jumlah media yang digunakan terlalu sedikit sehingga ada beberapa orang siswa yang tidak kebagian media dan membuat mereka kurang aktif dalam pembelajaran. Di pembelajaran siklus III, semua siswa sudah mendapat nilai di atas KKM, pada pembelajaran siklus III ini peningkatan hasil belajara siswa sangat signifikan, dan ini merupakan perbaikan pembelajaran yang terakhir, keberhasilan pembelajaran ini terjadi
karena kekurangan-kekurangan yang terjadi di siklus II sudah diperbaiki, seperti menambahkan jumlah media pembelajaran yang kurang di pembelajaran siklus II.
Berikut ini peneliti sajikan data hasil perolehan pembelajaran awal (pra siklus) sampai dengan siklus III.
No Nilai Pembelajaran
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
1 ≥ 70 5 orang
siswa
10 orang siswa
18 orang siswa
26 orang siswa 2 < 70 21 orang
siswa
16 orang siswa
8 orang
siswa 0
Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III 0
5 10 15 20 25 30
5
10
18
26 21
16
8
0
Nilai ≥70 Nilai < 70
Pada diagram 4.1 di atas hasil belajar tiap siklus perbaikan pembelajaran selalu meningkat dan pada siklus III tidak terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari 70. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran siklus III siswa lebih aktif dalam pembelajaran, metode, serta media dan strategi pembelajaran yang dilakukan peneliti sangat menarik bagi siswa, dan pada peroses perbaikan pembelajaran siklus III siswa mencoba sendiri media yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih memahami tentang pembelajaran yang dilakukan.
Tabel 4.1 Rekap Data Hasil Belajar
Diagram 4.1 Peningkatan Nilai Hasil Belajar
Pra siklus Siklus I Siklus II siklus III
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
20%
38%
70%
100%
80%
62%
30%
0%
Tuntas Tidak Tuntas
Pada kegiatan pembelajaran pra siklus terdapat 80% siswa yang tidak tuntas atau mendapat nilai di bawah 70 dan 20% siswa sudah sudah mendapata nilai 70 ke atas. Pada siklus I terdapat 62% siswa yang tidak tuntas dan 38% siswa yang sudah tuntas. Pada perbaikan pembelajaran siklus I ini ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan sebesar 18% dari pembelajaran yang dilakukan di pra siklus. Pada perbaikan pembelajaran siklus II terdapat 70% siswa sudah tuntas dan 30% siswa tidak tuntas dalam pembelajaran. Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini peningkatan hasil belajar sudah meningkat dengan signifikan tetapi ketuntasan belajar belum mencapai 85%. Pada perbaikan pembelajaran siklus III semua siswa sudah tuntas atau ketuntasan pembelajaran sudah mencapai 100%.
Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran, dari pra siklus atau pembelajaran awal sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
No Pembelajran Banyak Siswa (Orang)
Aktif Tidak Aktif
1 Pra Siklus 0 26
2 Siklus I 8 18
3 Siklus II 16 10
4 Siklus III 24 2
Diagram 4.2 Persentase Nilai Ketuntasan
Tabel 4.2 Keaktifan Siswa
0 Pra siklus siklus I siklus II Siklus III 5
10 15 20 25 30
0
8
16 26 24
18
10
2
Aktif Tidak aktif
Pada diagram 1.3 terlihat tingkat keaktifan setiap siklus perbaikan pembelajaran selalu meningkat dan di siklus III masih terdapat 2 orang siswa yang tidak aktif, hal ini dikarenakan 2 orang siswa tersebut termasuk siswa yang lumayan cerdas di kelas dan mereka sudah bosan dengan pembelajaran yang dilakukan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian perbaikan Pembelajran
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Pada pembelajaran yang dilakukan peneliti di pembelajaran awal belum mencapai keberhasilan, hal ini terlihat dari hasil belajar yang di dapat oleh 26 siswa di kelas V SD Negeri 15 Jebus, ada 21 orang siswa yang mendapat nilai di bawah 70 dan 5 orang siswa mendapat nilai 70 ke atas. Dari hasil tersebut peneliti ingin melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan memperbaiki cara mengajar peneliti.
Perbaikan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 siklus. Pada siklus I terjadi peningkata hasil belajar sebanyak 18% atau jumlah siswa yang berhasil bertambah 5 orang , yang pada awalnya hanya 5 orang siswa , di perbaikan pembelajaran siklus I menjadi 10 orang siswa yang berhasil.
Walaupun sudah ada peningkatan hasil belajar, tetap saja perbaikan Diagram 1.3 Keaktifan Belajar Siswa
pembelajar di siklus I ini masih belum bisa dikatan berhasil, karena jumlah siswa yang berhasil atau tuntas masih rendah yaitu hanya 38% , oleh karena itu peneliti berupaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran ke siklus II.
Sebelum melakuakn perbaikan pembelajaran di siklus II, peneliti di bantu supervisor 2 melakukan refleksi pada pembelajaran yang dilakukan di siklus I, dari hasil refleksi ditemukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Di awal pembelajaran guru belum bisa mengondisikan kelas dengan baik, sehingga siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri, sehingga suasana kelas jadi ribut, dan siswa juga tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
2. Guru belum bisa menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian siswa.
3. Guru kurang melibatkan siswa dalam peroses pembelajaran, sehingga membuat siswa takut dan ragu-ragu, dan siswapun kurang aktif dalam pembelajaran.
4. Guru tidak menggunakan media pembelajaran 5. Metode mengajar guru sudah tepat.
Pada perbaikan pembelajaran di siklus II ini, peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran siklus I. Di pembelajaran siklus II ini, peneliti menggunakan metode demostrasi disertai dengan media pembelajaran yang tepat untuk pelajaran IPA materi pesawat sederhana jenis pengungkit ini. Ternyata pembelajaran yang dilakukan di siklus II ini mendapat hasil yang bagus, terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan yaitu sekitar 50%, di banding siklus I yang hanya 18%, Hal ini menunjukkan bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus II ini ada 16 orang siswa yang sudah berhasil atau sudah mendapat nilai 70 ke atas. Tetapi tetap saja pembelajaran masih dikatakan belum berhasil karena keberhasilan belum mencapai 85%, sehingga peneliti ingin melakukan perbaikan pembelajaran ke siklus III.
Menurut supervisor 2, masih ada beberapa kekurangan yang terdapat pada perbaikan pembelajaran siklus II, antara lain sebagai berikut :
1. Jumlah media pembelajaran yang digunakan terlalu sedikit, sehingga ada siswa yang tidak kebagian dalam penggunaan media pembelajaran
2. Peroses pembelajaran belum sepenuhnya melibatkan siswa.
Pada perbaikan pembelajaran siklus III, peneliti menambahkan jumlah media pembelajaran, dan menyuruh siswa sendiri yang menggunakan dan mengamati berbagai alat rumah tangga yang menggunakan cara kerja pengungkit. Ternyata dengan cara belajar yang demikian, mendapat respon yang sangat baik, dari hasil tes yang didpat di akhir pelajaran, 100% siswa sudah mendapat nilai 70 ke atas, tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah 70.
Dari hasil pembelajaran yang dilakukan peneliti dari pembelajaran awal atau pra siklus sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III, maka peneliti berkesimpulan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dan penggunaan media pembelajaran yang tepat pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana jenis pengungkit dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa di SD Negeri 15 Jebus Kabupaten Bangka Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Terjadi peningkatan hasil belajar di setiap siklus pebaikan pembelajaran 2. Hasil belajar siswa tergantung pada strategi guru dalam memberikan
pembelajaran
3. Dengan menggunakan metode demonstrasi dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas V semester 2 di SD Negeri 15 jebus.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang ingin disampaikan peneliti agar peroses belajar mengajar dan hasil belajar menjadi lebih baik.
1. Sebelum melakukan pembelajaran, guru harus merencanakan peroses pembelajaran sebaik mungkin
2. Menyiapkan ruang kelas yang baik
3. Menentukan waktu pembelajaran yang baik 4. Menentukan metode dan media yang tepat
5. Guru harus mamp menciptakan suasana belajar yang aktif, efektif dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah W, Sri. 2011.Strategi Pembelajarn di SD.Jakarta : Universitas Terbuka.
(Hal 2.5, 5.17 ,5.25, 6.3 dan 6.11)
http://pendidikanipasd.blogspot.com/2014/07/pengertian-pembelajaran-ipa- sekolah
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran
Wardani, Igak & Wihardit, Kuswaya.2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka (hal 1.4) WWW.landasanteori.Com