i
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BAKUNG, KLATEN SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Joko Purnomo (081134136)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
I ca n’t get success
wit hout you
Dengan segala ker endahan hati dan tulus iklas secar a khusus skr ipsi ini diper sembahkan kepada: kedua or ang tuaku, kakakku, keluar gaku, dan teman- temanku ter cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 April 2012
Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Joko Purnomo
NIM : 081134136
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang
berjudul: PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BAKUNG, KLATEN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 13 April 2012
Yang menyatakan
Joko Purnomo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BAKUNG, KLATEN SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: Joko Purnomo NIM. 081134136
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten tentang materi sifat-sifat cahaya menggunakan metode eksperimen tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata minat siswa, peningkatan nilai rata-rata siswa, dan persentase siswa yang mencapai KKM.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung pada tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 33 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi sifat-sifat cahaya. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis, observasi, dan didukung dengan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Metode eksperimen digunakan dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar belajar IPA tentang materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan metode eksperimen dengan rata-rata minat siswa adalah 8,03. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode eksperimen, rata-rata minat siswa menjadi 11,20, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode eksperimen yang semakin baik, rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 14,08, yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.
Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan dengan metode eksperimen, nilai rata-rata siswa kelas V tahun pelajaran 2010/2011 adalah 61,21 dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 36,36%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 73,95. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 72,73%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 80,02. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 84,85%.
viii
ABSTRACT
INCREASED INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENTS USING EXPERIMENTAL METHODS OF MATERIAL PROPERTIES OF THE LIGHT FOR GRADE V STUDENT IN STATE ELEMENTARY SCHOOL
BAKUNG 1, KLATEN SECOND SEMESTER OF THE YEAR COURSE 2011/2012
By: Joko Purnomo NIM. 081134136
This research aims to find out the increased interest and learning achievements of students in state Elementary School fifth grade Bakung 1, Klaten of the material properties of light using the method of experiment lesson of 2011/2012 year that was marked by an increase in average interest students, an increase in the average value of the students, and the percentage of students who reach the KKM.
This type of research is the Research Action class (PTK). The subject is a student of Elementary School fifth grade Bakung 1, Klaten in 2011/2012 lessons which amounted to 33 students. The object of the research was increased interest in student learning and achievement Science subjects about the material properties of light. Data collection techniques are obtained with written test, observation, and interview. The Data obtained is analyzed by descriptive quantitative.
Experimental method used in an attempt to boost interest and accomplishment of learning learning IPA on the material properties of light grade V students Elementary School Bakung 1, Klaten second semester of the year cours 2011/2012. An increase in interest and learning achievements reached by doing research action class that consists of two cycles. Where each cycle comprising planning, implementation, observation, and reflection.
The results showed that students interests before beginning data exposed to the action using the method of experiments with the average student's interest is 8,03. After done actions on cycle I by using experimental methods, the average student's interest became 11,20, which indicates the criteria of interest students enough. Then do action in cycle II by using experimental methods, the better the average student's interest is to be significantly increased, which indicates the criteria 14,08 interest students in cycle II is high.
Whereas the results of the research on the learning achievements of students before incurring actions with methods of experiment, average value class V students lessons 2010/2011 year is 61,21 and the percentage of low-achieving that 36,36% KKM. After done actions on cycle I, there was an increase in the average value of students become 73,95. And the percentage of students who reach the KKM cycle I is 72,73%. Then resumed in cycle II average students significantly increased to 80,02. And the percentage of students who reach the KKM in cycle II becomes 84,85%.
Keywords: achievements, interest, exsperiment methods
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan
Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang
penulis butuhkan untuk menyelesaikan Skripsi ini.
4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang
telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya
yang sangat berguna selama penelitian ini.
5. Ibu Sri Murni, S.Pd., SD., selaku Kepala Sekolah Dasar Negei 1 Bakung,
Klaten yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten.
6. Ibu K. Elisabeth, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri 1 Bakung, yang
telah memberikan waktu, bantuan, dan masukan-masukan yang bermanfaat
bagi penulis.
7. Siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten yang telah bersedia menjadi
x
8. Bapak, Ibu, dan Kakak tercinta, yang telah memberikan fasilitas material
maupun finansial serta support yang tidak pernah berhenti selama
melakukan penelitian ini.
9. Teman-teman penulis, terutama teman-teman kelompok PPL SD Negeri 1
Taji, Klaten yang telah memberikan bantuan, semangat, dan dorongan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima
sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja.
Yogyakarta, 13 April 2012
Penulis
Joko Purnomo
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 3
C. Perumusan Masalah ... 4
D. Pemecahan Masalah ... 4
E. Batasan Pengertian ... 4
F. Tujuan Penelitian . ... 5
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian yang Relevan ... 8
B. Minat ... 9
C. Prestasi Belajar ... 17
D. Metode Eksperimen ... 23
E. Ilmu Pengetahuan Alam ... 27
F. Kerangka Pikir ... 39
G. Hipotesis Tindakan ... 40
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 42
B. Setting Penelitian ... 44
C. Rencana Tindakan ... 46
D. Instrumen Penelitian ... 52
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 59
F. Teknik Pengumpulan Data ... 67
G. Analisis Data ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 74
1. Proses ... 74
2. Hasil ... 97
B. Pembahasan ... 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115
B. Saran ... 118
DAFTAR PUSTAKA ... 120
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 45
Tabel 2. Peubah dan Instrumen Penelitian ... 52
Tabel 3. Rubrik Pengamatan Minat ... 53
Tabel 4. Indikator Aspek Afektif ... 55
Tabel 5. Indikator Aspek Psikomotorik ... 55
Tabel 6. Panduan Wawancara kepada Guru ... 56
Tabel 7. Panduan Wawancara kepada Siswa ... 56
Tabel 8. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 57
Tabel 9. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 58
Tabel 10. Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi ... 59
Tabel 11. Skor Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 61
Tabel 12. Kriteria Skor Validasi Perangkat Pembelajaran ... 62
Tabel 13. Penghitungan Validitas Soal Siklus I ... 63
Tabel 14. Penghitungan Validitas Soal Siklus II ... 64
Tabel 15. Interval Koefisien Reliabilitas ... 66
Tabel 16. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus I ... 66
Tabel 17. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus II ... 67
Tabel 18. Kriteria Keberhasilan Minat Belajar Siswa ... 69
Tabel 19. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 70
Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Minat Kondisi Awal dengan Siklus I ... 98
Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Minat Siklus I dengn Siklus II ... 99
xiv
Tabel 23. Hasil Uji t Minat Siklus I dengan Siklus II ... 100
Tabel 24. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 103
Tabel 25. Hasil Uji t Satu Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 103
Tabel 26. Hasil Uji t Dua sampel Prestasi Belajar Siswa ... 104
Tabel 27. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 108
Tabel 28. Skor Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa ... 109
Tabel 29. Kriteria Minat Belajar Siswa ... 110
Tabel 30. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 113
Tabel 31. Rangkuman Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 113
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sifat-sifat Cahaya ... 33
Gambar 2. Cahaya Merambat Lurus ... 34
Gambar 3. Pembiasan Cahaya I ... 34
Gambar 4. Pembiasan Cahaya II ... 35
Gambar 5. Cahaya Menembus Benda Bening ... 35
Gambar 6. Pemantulan Teratur ... 36
Gambar 7. Pemantulan Baur ... 36
Gambar 8. Cermin Datar ... 37
Gambar 9. Cermin Cekung ... 37
Gambar 10. Cermin Cembung ... 38
Gambar 11. Cakram Warna ... 39
Gambar 12. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 43
Gambar 13. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 98
Gambar 14. Nilai Rata-rata Kelas ... 102
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 123
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 129
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 141
Lampiran 4. Ringkasan Materi ... 159
Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus ... 165
Lampiran 6. Rubrik Penilaian Non Tes ... 169
Lampiran 7. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 172
Lampiran 8. Indeks Kesukaran Soal Siklus ... 176
Lampiran 9. Notulen dan Daftar Hadir Refleksi ... 177
Lampiran 10. Data Minat Siswa ... 190
Lampiran 11. Data Prestasi Belajar Siswa ... 193
Lampiran 12. Hasil Kerja Siswa ... 196
Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian ... 204
Lampiran 14. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ... 205
Lampiran 15. Foto-foto ... 206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah “IPA” merupakan singkatan kata dari “Ilmu Pengetahuan Alam”.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan bahasa inggris dari kata
“Natural Science”. Natural artinya alamiah, yang berhubungan dengan alam.
Science artinya ilmu pengetahuan. IPA dapat dikatakan Science, secara
harafiah disebut sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA sangatlah penting dalam kehidupan
sehari-hari, karena IPA mempelajari hal-hal yang ada di lingkungan sekitar.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di Sekolah
Dasar (SD). Salah satu materi pokok IPA di SD mengenai sifat-sifat cahaya.
Materi ini sangat penting bagi siswa, karena cahaya diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Cahaya dapat digunakan untuk penerangan,
fotosintesis, dan sumber cahaya di lingkungan alam.
Belajar IPA bukan sesuatu yang dihafalkan, melainkan sesuatu yang
harus dilakukan oleh siswa. Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran
dengan melakukan percobaan. Dalam pembelajaran IPA, siswa banyak
melakukan percobaan. Dengan percobaan, siswa dapat menemukan sendiri
pemahamannya di alam. Percobaan yang dilakukan oleh siswa dapat
membuat siswa menjadi aktif dalam belajar. Kegiatan pembelajaran yang
mengaktifkan siswa termuat dalam UU pendidikan No. 20 Tahun 2003 yang
2
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Keaktifan belajar IPA, terutama melakukan suatu percobaan dapat
menimbulkan minat belajar siswa. Minat adalah suatu perhatian yang lebih
terhadap sesuatu dan bersifat menetap. Minat sangatlah penting dalam
kegiatan belajar. Supaat, dkk dalam Purnomo (2008: 253) Minat belajar
berpengaruh pada prestasi yang didapat oleh siswa. Apabila minat belajar
siswa tinggi, maka prestasi belajar yang diperoleh siswa akan baik. Dan
sebaliknya, jika minat belajar siswa rendah, maka prestasi belajar yang
diperoleh siswa akan rendah.
Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar siswa dapat berupa prestasi
akademik dan non akademik. Berdasarkan fakta yang peneliti peroleh dari
guru kelas, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di tahun pelajaran
2010/2011 masih kurang. Hal tersebut terbukti dengan tidak tuntasnya nilai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan pihak sekolah
yaitu 65. Pada kenyataannya, siswa yang mencapai nilai KKM hanya 36,36%
dari seluruh siswa yang ada, 63,63% dari jumlah siswa belum mencapai
KKM yang ditentukan dari pihak sekolah. Akibatnya dari hasil tes yang
diujikan pada kompetensi dasar tersebut, nilai rata-rata kelas yang diperoleh
hanya 61,21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketidaktuntasan nilai KKM yang diperoleh siswa masih rendah,
mengakibatkan rata-rata kelas juga rendah. Dalam pengamatan dan
wawancara dengan guru, pembelajaran IPA yang peneliti peroleh di kelas V
SDN 1 Bakung hanya menggunakan metode lama, yaitu dengan
menggunakan metode ceramah. Pembelajaran IPA belum memfalisitasi siswa
untuk melakukan kegiatan percobaan, sehingga siswa kurang berminat dalam
belajar. Dalam pembelajaran, siswa hanya mendengarkan apa yang
disampaikan oleh guru. Kebanyakan siswa asyik bermain sendiri, mengobrol
dengan teman, bahkan ada yang tiduran. Hal tersebut membuktikan perhatian
belajar siswa kurang. Selain itu, siswa kurang terlibat dalam belajar dan tidak
ada kemauan untuk mengembangkan diri.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menduga minat dan prestasi belajar
IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan salah satu metode pembelajaran,
yaitu metode eksperimen. Metode Eksperimen merupakan suatu metode yang
menunjang siswa untuk melakukan percobaan. Metode eksperimen
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri sesuatu
fakta yang diperlukannya atau ingin diketahuinya. Oleh karena itu, peneliti
ingin membuktikan bahwa metode Eksperimen dapat meningkatkan minat
dan prestasi belajar siswa.
B. Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya akan membahas mengenai peningkatan minat dan
4
dengan menggunakan metode eksperimen yang dilakukan secara
berkelompok dengan adanya keterbatasan alat percobaan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasannya, rumusan
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana penggunaan metode Eksperimen dalam upaya meningkatkan
minat belajar IPA pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1
Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimana penggunaan metode Eksperimen dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar IPA pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD
Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012?
D. Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa pada materi
sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun
pelajaran 2011/2012 akan diatasi dengan menggunakan metode eksperimen.
E. Batasan Pengertian
Supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan dan tidak menimbulkan
multi tafsir tentang suatu istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya
batasan pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang kami
ambil, yaitu sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Minat
Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek
yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik dan non akademik
yang dicapai siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar.
3. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah suatu metode mengajar yang mengajak
siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian dan pengecekan
bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Metode
eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
sendiri suatu fakta yang diperlukannya atau ingin diketahuinya.
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam
upaya meningkatkan minat belajar pada materi sifat-sifat cahaya siswa
kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran
6
2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar pada materi sifat-sifat cahaya siswa
kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran
2011/2012.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan metode
eksperimen dalam proses belajar mengajar IPA, antara lain.
1. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman melakukan PTK khususnya menggunakan
metode eksperimen dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar
pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
2. Bagi Guru
Memberikan inspirasi bagi guru-guru SD untuk melakukan PTK
khususnya menggunakan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan
minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
3. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman mempelajari sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung,
Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.Bagi Pihak Sekolah
Menambah bahan bacaan terkait dengan PTK khususnya menggunakan
metode eksperimen dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar
pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1
Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
5.Bagi Pihak Prodi
Menambah bahan bacaan terkait dengan PTK khususnya menggunakan
metode eksperimen dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar
pada mata pelajaran sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri 1
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian yang relevan
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian
yang relevan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Nita Lestiana program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak diterbitkan) dengan
judul “Peningkatan Pemahaman Konsep IPA dalam Materi Sifat-sifat Cahaya
dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V Semester 2 di
SD Negeri 2 Lengkong Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitannya
adalah (a) nilai rata-rata siswa pada siklus I dengan target 68 mencapai 69,26
(b) nilai rata-rata siswa pada siklus II dengan target 75 mencapai 77,22 (c)
siswa lebih aktif (d) siswa lebih antusias dalam pembelajaran, dan (e) siswa
lebih mengerti setelah melakukan percobaan. Dari penelitian tersebut
kesimpulannya adalah dengan menggunakan metode eksperimen dapat
meningkatkan prestasi belajar, yakni dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa
setiap siklus. Karena dengan metode eksperimen siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dan dapat membuktikan sendiri kebenarannya dari
suatu teori.
2. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Sisilia Trimurningsih
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak
diterbitkan) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan
Metode Eksperimen dalam Mata Pelajaran IPA Materi Sifat-sifat Cahaya
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa Kelas V SD Klepu Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pada (a) siklus I siswa yang memenuhi
KKM mencapai 67% dengan nilai rata-rata 66. Hal ini lebih besar daripada
kondisi awal yang memenuhi KKM sebesar 41% dengan nilai rata-rata 61. (b)
Pada siklus II, siswa yang memenuhi KKM sebesar 77% dengan nilai
rata-rata 72, dan (c) siswa lebih aktif berdiskusi dan semangat dalam
pembelajaran. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan
metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilihat
pada siklus I dan siklus II, baik nilai rata-rata dan presentase yang telah
mencapai target yang diinginkan peneliti naik. Pengalaman yang diperoleh
siswa secara langsung membuat siswa lebih paham dan prestasi belajarnya
meningkat.
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan beberapa peneliti di
atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar, khususnya bagi siswa
SD. Atas dasar itu, peneliti akan mengembangkan penelitiannya tidak sekedar
pada variabel prestasi belajar, namun juga dengan minat belajar siswa.
B. Minat
1. Pengertian Minat
Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
10
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, maka minat akan semakin kuat.
Hurlock (1993: 114) menjelaskan bahwa minat merupakan sumber
motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Minat menjadi sumber motivasi
yang kuat untuk belajar.
Moh. Surya (2003: 67) minat diartikan sebagai rasa senang atau
tidak senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya ialah
bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang
bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.
Winkel (1984: 30) menyatakan minat adalah kecenderungan yang
menetap terhadap objek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu
dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat sangat
berhubungan dengan perasaan siswa. Perasaan yang berpengaruh
terhadap semangat dan gairah untuk belajar. Dengan perasaan, siswa
dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang diperolehnya.
Perasaan senang akan menimbulkan minat yang positif atau baik. Dan
sebaliknya, jika perasaan tidak senang maka akan menimbulkan minat
yang negatif atau kurang baik.
Dari beberapa pengertian minat di atas, dapat disimpulkan bahwa
minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang
cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Faktor pendorong minat
Soewardi (1987: 183) minat didorong oleh motivasi. Motivasi
merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak atau
berbuat untuk tujuan tertentu. Minat dimanifestasikan berdasarkan
komponen dorongan yang mendorongnya, antara lain dorongan untuk
mempertahankan hidup, serta kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Minat dan motivasi berhubungan sangat erat, dimana minat
merupakan alat motivasi yang utama. Esti (2002: 365) salah satu cara
untuk menarik minat selama pelajaran adalah menghubungkan
pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang
diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan
dengan minat siswa.
Sardiman (1986: 95) menjelaskan beberapa cara untuk
menciptakan minat, antara lain:
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar.
b. Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah
pada masa lampau.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan
hasil yang lebih baik .
d. Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak
12
Dari beberapa cara menciptakan minat di atas, minat tumbuh dari
perasaan senang yang dialami oleh siswa. Winkel (1984: 31) menyatakan
bahwa guru harus dapat membuat siswa selalu merasa senang dalam
belajar, antara lain dengan cara sebagai berikut.
a. Membina hubungan yang akrab dengan siswa, namun tidak
bertingkah seperti anak remaja.
b. Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun juga
tidak terlalu mudah.
c. Menggunakan media pembelajaran yang cocok untuk menunjang
proses belajar mengajar.
d. Menggunakan alat-alat pelajaran yang cocok untuk menunjang
proses belajar mengajar.
e. Menggunakan cara mengajar atau metode mengajar yang bervariasi,
namun tidak berganti-ganti metode sehingga siswa menjadi bingung.
3. Ciri-ciri Minat
Hurlock (1995: 115) menjelaskan bahwa ciri-ciri minat antara lain
sebagai berikut.
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah.
Perubahan minat terjadi selama perubahan fisik dan mental siswa
berkembang. Dengan demikian perkembangan fisik dan mental
seorang siswa akan tumbuh bersamaan dengan minat siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar
Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap
secara fisik dan mental untuk belajar. Misalnya: siswa tidak akan
mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPA, sampai
siswa tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar
IPA sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan
minat, baik siswa maupun orang dewasa. Minat berasal dari
lingkungan, dimana siswa tinggal. Lingkungan siswa sebagian besar
terbatas pada rumah. Minat mereka tumbuh dari rumah. Dengan
bertambah luasnya lingkup sosial, siswa lebih tertarik pada minat
orang yang berada di luar rumah, yang mulai mereka kenal. Jadi,
minat bergantung pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk
belajar.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial
yang terbatas akan membatasi minat siswa. Misalnya pada siswa
yang memiliki cacat fisik, siswa tersebut mungkin mempunyai minat
yang terbatas dibandingkan dengan teman sebayanya yang memiliki
14
e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Siswa mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang
dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya
mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian, siswa
tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap
tidak sesuai. Minat siswa tergantung pada lingkup budayanya yang
mereka tekuni dengan baik.
f. Minat berbobot emosional
Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang
menentukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan
akan melemahkan minat siswa. Sebaliknya, jika bobot emosional
seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat seorang
siswa tersebut.
g. Minat itu egosentris
Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat
egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya.
Misalnya, minat siswa pada mata pelajaran tertentu, kepandaian
mereka di bidang tersebut di sekolah menjadi langkah penting untuk
menuju kedudukan yang baik dan menguntungkan di bidang yang
diminati siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mardapi (2008: 112) menyebutkan beberapa indikator siswa yang
berminat antara lain: usaha dalam memahami, membaca buku yang
berkaitan bidang studi, bertanya di kelas, bertanya kepada teman,
bertanya kepada orang lain, mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh.
Dari uraian di atas mengenai indikator-indikator siswa yang
berminat, peneliti dapat menyimpulkan bahwa indikator siswa yang
berminat antara lain:
a. Ekspresi perasaan senang, meliputi: siswa mengikuti pelajaran
dengan antusias, siswa tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru,
siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa
menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai, dan siswa
duduk dengan tenang siap untuk belajar.
b. Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam
kelas, siswa aktif menjawab pertanyaan, siswa menyimak penjelasan
guru dengan seksama, siswa tidak melamun di dalam kelas, dan
siswa tidak mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika
belajar.
c. Kemauan untuk mengembangkan diri, meliputi: siswa giat membaca
buku pelajaran IPA, siswa menanyakan kesulitan yang dialami
kepada guru, siswa membuat catatan mengenai materi yang
disampaikan oleh guru, siswa mengerjakan tugas dari guru, dan
16
d. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meliputi: siswa aktif
menyampaikan pendapat dalam diskusi, siswa mau membantu teman
lain yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa bekerjasama
dengan kelompok, siswa maju ke depan mengerjakan tugas, dan
siswa mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan spontan dari
guru.
4. Cara Mengukur Minat
Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian nontes. Masidjo
(1995: 59) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam
situasi yang kurang distandardisasikan. Dimana, yang dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara
konkret dari individu atau kelompok. Penilaian nontes dapat berupa
pengamatan (observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket,
dan wawancara.
Dalam penelitian ini, minat siswa diukur menggunakan
pengamatan (observasi). Zainal Arifin (2009: 153) menyatakan bahwa
observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai bebagai fenomena, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini, pengamatan (observasi)
dilakukan secara langsung. Mustaqim (2008: 173) menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala
atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung
diamati oleh peneliti.
Selain pengamatan (observasi), minat siswa dapat didukung dengan
menggunakan wawancara. Masidjo (1995: 72) menyatakan bahwa
wawancara merupakan suatu proses tanya jawab sepihak antara
pewawancara dengan yang diwawancarai, yang dilaksanakan sambil
bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
maksud memperoleh jawaban dari wawancara. Wawancara dapat
dilakukan kepada guru dan sebagian siswa.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Muhibbin Syah (2008: 63) belajar merupakan suatu kegiatan
berproses dan merupakan unsur fundamental dalam penyelenggaran
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil
atau tidaknya suatu pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada
18
baik secara langsung maupun tidak langsung, baik ketika siswa berada di
sekolah, di lingkungan rumah, maupun di keluarganya sendiri.
Suryono dan Hariyanto (2011: 9) belajar adalah suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks ini,
belajar dari tidak tahu menjadi tahu atau proses memperoleh
pengetahuan.
Di Vesta dan Thompson dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003:
156) menyatakan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai hasil dari pengalaman. Perubahan tersebut dapat
berkenaan dengan penguasaan dan penambahan pengetahuan, kecakapan,
sikap, nilai motivasi, kebiasaan, minat, dan apresiasi. Demikian juga
dengan pengalaman, berkenaan dengan bentuk pengalaman yang pernah
dialami. Pengalaman karena membaca, melihat, mendengar, merasakan,
melakukan, menghayati, membayangkan, mencoba, dan memecahkan.
Sedangkan Moh. Surya (1981: 32), belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar
merupakan perubahan dari diri seseorang.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, secara umum belajar dapat
dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
berbeda antara sebelum belajar dan sesudah belajar yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai hasil dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan. Hasil
dari kegiatan belajar melalui suatu proses belajar. Oleh karena itu, belajar
berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai
bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1998: 895) Prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
nilai yang diberikan guru.
Zaenal Arifin (2009: 12) prestasi belajar (achievement) berbeda
dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya
berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi
aspek pembentukan watak siswa. Kata prestasi sering digunakan dalam
berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga, dan
pendidikan, khususnya pembelajaran.
Suratinah Tirtonegoro (1984: 43) prestasi belajar adalah
pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Periode yang
dimaksudkan adalah periode dalam kegiatan belajar.
Arifin (1990: 3) menyatakan prestasi belajar adalah kemampuan,
20
hal (dalam bidang pendidikan). Kemampuan atau keberhasilan yang
diraih berkenaan dengan aspek pengetahuan siswa secara umum.
Dari beberapa pengertian prestasi belajar di atas, prestasi belajar
dapat diartikan sebagai hasil belajar akademik dan non akademik yang
dicapai siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur
menggunakan tes dan nontes. Prestasi belajar merupakan capaian atau
hasil akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar. Prestasi belajar dan
proses belajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses
belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, biasanya dilakukan
evaluasi atau tes terhadap materi belajar yang telah diajarkan. Seberapa
besar siswa mampu memberikan feed back dari setiap evaluasi atau tes
yang diberikan.
Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam
berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar seorang siswa dikatakan
sempurna jika memenuhi beberapa aspek dalam belajar. Muhibbin syah
(2003: 214-215) mengemukakan Aspek dalam prestasi belajar ada 3
yaitu:
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan
berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ)
atau kemampuan berpikir siswa. Sejak dulu, aspek kognitif selalu
menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbukti dengan melihat metode penilaian di sekolah-sekolah. Penilaian
di sekolah biasanya mengedepankan kesempurnaan pada aspek kognitif.
b. Aspek afektif
Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap.
Aspek ini berkaiatan erat dengan kecerdasan emosi (EQ) siswa.
Penialaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan,
tanggungjawab, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan, dan sebagainya.
c. Aspek psikomotorik
Aspek psikomotorik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Jadi lebih
sederhananya, aspek ini menunjukkan kemampuan atau keterampilan
(skill) yang dimiliki siswa setelah menerima pengetahuan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Muhibbin Syah (2001: 132), mengemukakan secara
global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan
faktor pendekatan belajar. Jadi untuk menghasilkan siswa yang
berprestasi, seorang pendidik harus mampu mensinergikan ketiga faktor.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
22
menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar
anatara lain:
1) Bakat, merupakan kemampuan siswa untuk belajar.
2) Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa.
3) Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek
yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa
senang.
4) Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu
bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.
b. Faktor eksternal
Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak
mengesampingkan peranan faktor eksternal dalam meningkatkan
prestasi belajar. Faktor eksternal memiliki pengaruh yang tidak
sebesar faktor internal. Faktor eksternal prestasi belajar antara lain:
1) Kualitas guru dalam penguasaan materi
2) Metode yang digunakan dalam mengajar
3) Fasilitas mengajar, misalnya media dan alat peraga
4) Lingkungan yang mendukung, dan sebagainya
c. Faktor pendekatan belajar
Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi
prestasi belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar
merupakan suatu upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan
metode belajar yang digunakan siswa. Strategi dan metode belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor
pendekatan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar yang
diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin mendalam cara belajar
siswa dengan menggunakan suatu strategi dan metode belajar maka
prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.
D. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Jusuf Djajadisastra (1981: 10) metode eksperimen adalah suatu
cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada murid untuk
menemukan sendiri sesuatu fakta yang diperlukannya atau ingin
diketahuinya.
Syaiful dan Aswan (2010: 84) metode eksperimen (percobaan)
adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan, siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek atau keadaan. Dengan demikian, siswa dituntut
untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, mencari suatu hukum atau
dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialami.
Sedangkan Nurul Iman dalam (http://centermakalah.blogspot.
Com/2010/01/makalah-metode-eksperimen.html) mengatakan bahwa
24
murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari
apa yang diketahui. Metode eksperimen tepat dipakai pada saat akan
memberikan keterampilan tertentu, untuk mempermudah berbagai
penjelasan, untuk menghindari verbalisme, dan membantu siswa
memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian.
Dari beberapa pengertian metode eksperimen di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu metode mengajar
yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian
dan pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar.
Tujuan dari metode eksperimen adalah menemukan kebenaran melalui
kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari data/fakta yang diamati atau
diperoleh melalui suatu percobaan. Dengan demikian siswa akan lebih
percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2. Langkah-langkah Metode Eksperimen
Jusuf Djajadisastra (1981: 11-13), mengatakan bahwa
langkah-langkah metode eksperimen adalah sebagai berikut.
a. Guru menjelaskan tujuan diadakan eksperimen, misalnya; agar siswa
dapat mengetahui proses apa yang terjadi, cara bekerja, alat yang
digunakan, benar atau tidaknya hipotesa, dan sebagainya.
b. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam
percobaan. Dalam langkah ini guru menerangkan fungsi alat-alat dan
menerangkan cara pemakaian alat-alat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Memperhitungkan jumlah siswa, apabila alat-alat yang mencukupi
maka tiap siswa dapat melakukan eksperimen sendiri, kalau tidak
maka siswa melakukan eksperimen secara berkelompok.
d. Menjelaskan urutan atau langkah-langkah dalam mempertunjukkan
atau mencobakan sesuatu (eksperimen).
e. Mengecek apakah siswa sudah memperhatikan alat-alat dan
memahami petunjuk dengan baik.
f. Siswa diminta mencatat seluruh proses eksperimen yang dilakukan.
g. Meminta siswa untuk memulai kegiatan eksperimen.
h. Siswa mencatat dan menyimpulkan hasil percobaan yang telah
dilakukan dan menyerahkan kepada guru.
i. Mengadakan penilaian atau membicarakan kebaikan-kebaikan dari
yang telah dikerjakan pada waktu eksperimen dan membicarakan
kekurangan-kekurangan dan cara menanggulanginya.
j. Setelah eksperimen selesai, guru harus menjaga dan memerintahkan
kepada seluruh siswa agar semua alat-alat yang telah digunakan
dibersihkan dan disimpan kembali pada tempatnya.
Dari uraian di atas, pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode eksperimen tidak terlalu sukar untuk dilaksanakan. Namun harus
diingat bahwa pelaksanaan pembelajaran memerlukan biaya dan tenaga
besar. Dalam hal ini, guru harus ahli dalam mendesain pembelajaran
26
3. Keuntungan Metode Eksperimen
Jusuf Djajadisastra (1981: 16-17) menyatakan kebaikan atau
keuntungan metode eksperimen adalah sebagai berikut.
a. Meniadakan kemungkinan timbulnya verbalisme
b. Mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian
c. Karena mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, maka menjadi
benar-benar yakin akan hasil atau sesuatu proses
d. Menjadi lebih bersikap hati-hati, teliti, mampu berpikir analitis, dan
tidak begitu saja percaya pada “kata orang”
e. Sesuai dengan perkembangan siswa yang selalu tertarik pada realitas
atau objek-objek yang nyata dari alam sekitarnya
f. Sesuai dengan jiwa anak yang selalu mengadakan eksplorasi
(penjelajahan) untuk menemukan hal-hal yang baru baginya
g. Sesuai dengan prinsip didaktik modern, yaitu mengembangkan sikap
inovatif (mencari sesuatu yang baru, hasrat menemukan sesuatu yang
baru)
h. Memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah, yaitu suatu
sikap hidup untuk memahami sesuatu melalui data yang dapat
dikumpulkan, melakukan percobaan, dan menarik kesimpulan
i. Membangkitkan hasrat ingin tahu pada siswa
j. Memperkaya pengalaman dan meningkatkan keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Hakikat IPA
Srini (2001: 1) mengemukakan bahwa Ilmu Penegtahuan Alam
adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau
keteraturan dalam alam. Ilmu pengetahuan Alam menawarkan cara-cara
untuk dapat memahami dan mempelajari kejadian-kejadian yang ada di
alam dan supaya dapat hidup di dalam alam.
Webster’s dalam Srini (2001: 2) menyatakan “natural science is
knowledge concerned with the physical world and it’s phenomena, yang
artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan
gejala-gejalanya. Sedangkan menurut para ahli, Ilmu Pengetahuan Alam
adalah suatu ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam.
Dari beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam di atas, dapat
disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam
yang diperoleh melalui proses ilmiah, didasari dengan sikap ilmiah, dan
menghasilkan produk ilmiah.
a. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Suatu Proses
Pembelajaran IPA tidak hanya menghasilkan suatu produk,
melainkan melalui proses SAINS untuk menghasilkan produk yang
baik. Proses SAINS menggunakan suatu metode yang didalamnya ada
suatu prosedur-prosedur untuk memperoleh pengetahuan. Metode
yang biasa digunakan adalah metode ilmiah. Metode ilmiah
28
berpikir rasional (kritis, logis, dan sistematis) dan pengetahuan
melalui pengalaman.
Ika (2011: 3-4) keterampilan proses IPA meliputi:
1) Mengamati
Mengamati adalah proses mengumpulkan informasi yang
mempergunakan semua indera yang dimiliki manusia.
2) Mengukur
Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran
yang akan diukur dengan besaran yang lain yang sejenis. Besaran
yang diukur sudah ditetapkan dengan satuan pengukuran.
3) Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan adalah mengelompokkan suatu obyek,
kejadian atau informasi ke dalam golongan-golongan menurut
sistem tertentu.
4) Mengendalikan Variabel
Mengendalikan variabel yaitu menandai suatu karakteristik
objek atau faktor dalam suatu peristiwa/kejadian yang tetap dan
yang berubah dalam kondisi yang berbeda.
5) Merumuskan Hipotesis
Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan
tentang dugaan berdasarkan alasan-alasan atau pengetahuan, yang
merupakan jawaban sementara untuk masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6) Melakukan Eksperimen
Melakukan eksperimen yaitu melakukan suatu percobaan
untuk memperoleh data yang relevan melalui kegiatan pengukuran.
7) Menganalisis Data
Menganalisis data yaitu mengolah suatu data yang diperoleh
dari hasil melakukan suatu percobaan/eksperimen
8) Membuat Laporan Penelitian
Membuat laporan penelitian yaitu menyusun data-data yang
telah dianalisis kebenarannya, kemudian dilaporkan dalam bentuk
laporan penelitian.
b. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Suatu Sikap
Untuk memperoleh produk IPA yang baik, selain melalui proses
ilmiah juga menggunakan sikap ilmiah. Sikap ilmiah yaitu suatu sikap
yang berkeyakinan atau berpendapat yang harus dipertahankan
seorang ilmuan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan
yang baru. Dalam memecahkan suatu masalah, seorang ilmuan sering
berusaha mengambil sikap tertentu untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Misalnya: rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin,
tekun, jujur, terbuka terhadap pendapat orang lain. Sikap itu dikenal
dengan nama sikap ilmiah. Ika (2011: 4-5) ciri-ciri sikap ilmiah antara
30
1) Objektif terhadap fakta
Yaitu menyatakan fakta apa adanya tanpa mengubahnya, jika
benar dikatakan benar jika salah dikatakan salah.
2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan
Dalam mengambil kesimpulan jika belum cukup data untuk
menyokong kesimpulan itu, maka jangan tergesa-gesa untuk
mengambil kesimpulan.
3) Berhati terbuka
Yaitu bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan
orang lain, walaupun pendapat atau penemuan itu bertentangan
dengan penemuannya sendiri.
4) Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat
Yaitu tidak mencampur adukkan suatu fakta atau kenyataan
yang sudah ada dengan pendapat-pendapat yang dimilki oleh
manusia.
5) Bersifat hati-hati
Berhati-hati dalam melakukan sesuatu.
6) Ingin menyelidiki
Menyelidiki sesuatu yang belum pernah diselidiki maupun
yang sudah diselidiki secara mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk
Ilmu Pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu juga disebut
sebagai produk IPA. Srini (2001: 3-4) bentuk IPA sebagai produk
adalah fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.
1) Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan mengenai
benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang
betul-betul terjadi dan dapat diinderawi oleh manusia.
2) Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA
atau menjelaskan fakta-fakta IPA.
3) Prinsip IPA adalah generalisasi dari hubungan antara
konsep-konsep IPA yang bersifat tentatif (sementara) dan dapat berubah
bila ada observasi baru yang dilakukan.
4) Hukum adalah suatu prinsip yang sudah diterima/khusus atau yang
dimatematikakan dengan rumus.
5) Teori adalah kerangka yang lebih luas (paling tinggi) dari fakta,
konsep, prinsip, dan hukum yang saling berhubungan. Teori dapat
berubah jika ada bukti-bukti yang berlawanan dengan teori
tersebut.
2. Pembelajaran IPA di SD
Hendro, dkk dalam Ika (2011: 5) IPA memiliki peranan penting,
karena dengan diajarkannya IPA di Sekolah Dasar diharapkan siswa
32
mendapatkan ilmu, mengakui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, dan
mempunyai bekal pengetahuan dasar yang berguna untuk menempuh
jenjang pendidikan yang selanjutnya.
IPA merupakan suatu disiplin ilmu dan penerapannya di
masyarakat, sehingga IPA menjadi sangat penting untuk dipelajari. Siswa
perlu diberi keterampilan-keterampilan proses IPA, dan diharapkan
mereka dapat berpikir dan memiliki sikap ilmiah. Namun, daya pikir
siswa dengan ilmuwan sangat berbeda, maka pengajaran IPA hendaknya
dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya.
Pembelajaran IPA di SD hendaknya memiliki prinsip sebagai berikut:
a. Dari yang mudah (konkrit) ke yang komplek (abstrak)
b. Sesuai dengan tahap perkembangan anak atau tahap perkembangan
kognitif
c. Pembelajarannya harus menyenangkan atau dengan kata lain belajar
sambil bermain.
d. Pembelajarannya terpadu (kemampuan berpikir siswa secara global)
3. Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Sifat-sifat Cahaya untuk SD
kelas V
Dalam penelitian ini akan membahas mengenai kompetensi dasar
mendiskripsikan sifat-sifat cahaya. Sifat-sifat cahaya adalah suatu sifat
yang dimiliki pada cahaya. Haryanto (2007: 140-151) menyebutkan
bahwa sifat-sifat cahaya meliputi: cahaya merambat lurus, cahaya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibiaskan, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan,
dan cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Untuk memperjelas
pengetahuan siswa mengenai sifat-sifat cahaya, dapat dibuktikan melalui
suatu percobaan.
Sifat-sifat cahaya adalah suatu sifat yang dimiliki pada cahaya. Di
alam ini, cahaya sangat penting bagi kehidupan. Cahaya digunakan
sebagai sumber penerangan, fotosintesis bagi tumbuhan, pada pagi hari
untuk mendapatkan vitamin D bagi kesehatan badan terutama kesehatan
tulang. Selain itu, ciri rumah yang sehat adalah rumah yang cukup
mendapatkan cahaya.
Sumber cahaya adalah benda-benda yang dapat memancarkan
cahaya sendiri. Contoh sumber cahaya antara lain: matahari, kilat,
bintang, lampu, lilin, api, senter, dll. Sumber cahaya yang paling utama
di bumi adalah matahari.
34
a. Cahaya dapat merambat lurus
Cahaya dapat dikatakan merambat lurus
apabila cahaya tidak terhalang oleh
apapun. Dalam hal ini, dapat dibuktikan
seperti gambar di samping.
Selain itu, contoh cahaya dapat merambat lurus dalam kehidupan
sehari-hari antara lain:
1) Cahaya matahari yang terlihat dari dalam rumah melewati ventilasi
rumah.
2) Cahaya matahari yang terlihat dari dalam rumah melewati atap
yang bocor.
3) Lampu mobil atau motor yang menyala.
b. Cahaya dapat dibiaskan
Pembiasan adalah peristiwa pembelokkan cahaya setelah melewati
medium rambatan yang berbeda kerapatannya.
1) Jika cahaya merambat dari zat yang
kurang rapat ke zat yang lebih rapat, maka
cahaya akan dibiaskan mendekati garis
normal. Misalnya, cahaya merambat dari
udara ke air.
Gambar 2: Cahaya M eram bat Lurus
Gambar 3: Pembiasan Cahaya I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Jika cahaya merambat dari zat yang
lebih rapat ke zat yang kurang rapat, maka
cahaya akan dibiaskan menjauhi garis
normal. Misalnya cahaya merambat dari
air ke udara.
Garis normal adalah garis maya yang tegak lurus pada bidang batas
kedua zat. Peristiwa pembiasan cahaya dapat kamu temui dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya.
1) Kaki bebek di dalam air terlihat pendek.
2) Dasar kolam terlihat dangkal daripada kedalaman sebenarnya.
c. Cahaya dapat menembus benda bening
Cahaya dapat masuk ke dalam rumah selain melewati celah-celah
juga melalui kaca rumah. Kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya.
Apabila kamu menutup kaca jendela rumahmu dengan menggunakan
karton, maka cahaya tidak dapat masuk kedalam rumah. Selain itu, untuk
membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening kamu dapat
melakukan percobaan seperti gambar di bawah ini.
Cahaya dapat dikatakan
menembus benda bening, apabila
berkas cahaya tersebut dapat
melewati benda. Benda bening
adalah benda yang meneruskan sebagian besar cahaya yang diterimanya.
Gambar 4: Pembiasan Cahaya II
36
Benda bening dapat ditembus oleh cahaya, misalnya : kaca, plastik, gelas
aqua, gelas bening, air jernih, dll. Benda gelap adalah benda yang tidak
dapat meneruskan cahaya yang diterimanya. Benda gelap tidak dapat
ditembus oleh cahaya, misalnya: kertas karton, batu, buku, papan, triplek,
dinding atau tembok.
d. Cahaya Dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan teratur dan
pemantulan baur (pemantulan difus).
1) Pemantulan teratur terjadi jika cahaya
mengenai permukaan yang rata. Pada
pemantulan ini, sinar pantul memiliki arah
yang teratur.
2) Pemantulan baur terjadi apabila cahaya
mengenai permukaan yang kasar atau tidak
rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul
arahnya tidak beraturan.
Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.
Cermin dibedakan menjadi tiga macam, yaitu cermin datar, cermin
cekung, dan cermin cembung.
Gambar 6: Pemant ulan Terat ur
Gam bar 7: Pem ant ulan Baur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Cermin Datar
Mengenal Sifat Bayangan pada Cermin Datar
Cermin datar yaitu cermin yang permukaan
bidang pantulnya datar. Cermin datar biasa kamu
gunakan untuk bercermin. Pada saat bercermin,
kamu akan melihat bayanganmu di dalam
cermin.
Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar bersifat semu (maya),
tegak, jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda, dan
ukurannya sama dengan bendanya.
2) Cermin Cekung
Menentukan Sifat Bayangan pada Cermin Cekung
Cermin cekung yaitu cermin yang bidang
pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin
cekung biasanya digunakan sebagai reflektor
pada lampu mobil dan lampu senter. Selain itu,
cermin cekung dapat dilihat menggunakan sendok logam. Sifat bayangan
benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak
benda terhadap cermin.
a) Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat
tegak, lebih besar, dan semu (maya).
b) Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata
(sejati) dan terbalik.
Gambar 8: Cermin Dat ar
38
3) Cermin Cembung
Menentukan Sifat Bayangan pada Cermin Cembung
Cermin cembung yaitu cermin yang
permukaan bidang pantulnya melengkung
ke arah luar. Cermin cembung biasa
digunakan untuk kaca spion pada
kendaraan bermotor.
Bayangan pada cermin cembung bersifat semu (maya), tegak
seperti bendanya, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang
sesungguhnya.
e. Cahaya putih dapat diuraikan
Cahaya matahari yang terlihat putih, sebenarnya perpaduan dari
berbagai warna cahaya yang disebut spektrum cahaya. Spektrum cahaya
terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Tetesan hujan yang membiaskan cahaya matahari, sehingga warna putih
cahaya matahari terurai menjadi spektrum yang menyerupai pita-pita
warna yang disebut pelangi.
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi).
Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya
berwarna. Pelangi yang kita lihat memiliki bermacam-macam warna,
seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna putih
dapat terurai menjadi berbagai warna dapat dibuktikan dengan cakram
Gam bar 10: Cerm in Cem bung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
warna. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada air
didalam ember yang terkena sinar matahari, lampu, cahaya matahari, dan
lain-lain.
Untuk membuktikan bahwa cahaya
putih dapat diuraikan menjadi berbagai
warna dapat dibuktikan dengan
menggunakan salah satu alat yaitu
cakram warna.
F. Kerangka Pikir
Belajar IPA bukan merupakan suatu kegiatan belajar dengan cara
dihafalkan, melainkan belajar dengan cara dilakukan. IPA, khususnya
mengenai materi sifat-sifat cahaya, dapat diajarkan dengan cara mengaitkan
metode belajar yang satu dengan metode belajar yang lain. Dalam hal ini,
siswa harus mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengendalikan
variabel, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data,
dan membuat laporan. Dari proses mengamati, mengukur,
mengklasifikasikan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis,
melakukan percobaan, menganalisis data, dan membuat laporan merupakan
proses dari belajar IPA. Dalam setiap proses belajar, IPA menggunakan suatu