• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan metode eksperimen pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan metode eksperimen pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository"

Copied!
226
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BAKUNG, KLATEN SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Joko Purnomo (081134136)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

I ca n’t get success

wit hout you

Dengan segala ker endahan hati dan tulus iklas secar a khusus skr ipsi ini diper sembahkan kepada: kedua or ang tuaku, kakakku, keluar gaku, dan teman- temanku ter cinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 April 2012

Penulis

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Joko Purnomo

NIM : 081134136

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang

berjudul: PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BAKUNG, KLATEN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan

demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 13 April 2012

Yang menyatakan

Joko Purnomo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)

vii

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BAKUNG, KLATEN SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh: Joko Purnomo NIM. 081134136

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten tentang materi sifat-sifat cahaya menggunakan metode eksperimen tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata minat siswa, peningkatan nilai rata-rata siswa, dan persentase siswa yang mencapai KKM.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung pada tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 33 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi sifat-sifat cahaya. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis, observasi, dan didukung dengan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Metode eksperimen digunakan dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar belajar IPA tentang materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan metode eksperimen dengan rata-rata minat siswa adalah 8,03. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode eksperimen, rata-rata minat siswa menjadi 11,20, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode eksperimen yang semakin baik, rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 14,08, yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.

Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan dengan metode eksperimen, nilai rata-rata siswa kelas V tahun pelajaran 2010/2011 adalah 61,21 dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 36,36%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 73,95. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 72,73%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 80,02. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 84,85%.

(8)

viii

ABSTRACT

INCREASED INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENTS USING EXPERIMENTAL METHODS OF MATERIAL PROPERTIES OF THE LIGHT FOR GRADE V STUDENT IN STATE ELEMENTARY SCHOOL

BAKUNG 1, KLATEN SECOND SEMESTER OF THE YEAR COURSE 2011/2012

By: Joko Purnomo NIM. 081134136

This research aims to find out the increased interest and learning achievements of students in state Elementary School fifth grade Bakung 1, Klaten of the material properties of light using the method of experiment lesson of 2011/2012 year that was marked by an increase in average interest students, an increase in the average value of the students, and the percentage of students who reach the KKM.

This type of research is the Research Action class (PTK). The subject is a student of Elementary School fifth grade Bakung 1, Klaten in 2011/2012 lessons which amounted to 33 students. The object of the research was increased interest in student learning and achievement Science subjects about the material properties of light. Data collection techniques are obtained with written test, observation, and interview. The Data obtained is analyzed by descriptive quantitative.

Experimental method used in an attempt to boost interest and accomplishment of learning learning IPA on the material properties of light grade V students Elementary School Bakung 1, Klaten second semester of the year cours 2011/2012. An increase in interest and learning achievements reached by doing research action class that consists of two cycles. Where each cycle comprising planning, implementation, observation, and reflection.

The results showed that students interests before beginning data exposed to the action using the method of experiments with the average student's interest is 8,03. After done actions on cycle I by using experimental methods, the average student's interest became 11,20, which indicates the criteria of interest students enough. Then do action in cycle II by using experimental methods, the better the average student's interest is to be significantly increased, which indicates the criteria 14,08 interest students in cycle II is high.

Whereas the results of the research on the learning achievements of students before incurring actions with methods of experiment, average value class V students lessons 2010/2011 year is 61,21 and the percentage of low-achieving that 36,36% KKM. After done actions on cycle I, there was an increase in the average value of students become 73,95. And the percentage of students who reach the KKM cycle I is 72,73%. Then resumed in cycle II average students significantly increased to 80,02. And the percentage of students who reach the KKM in cycle II becomes 84,85%.

Keywords: achievements, interest, exsperiment methods

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat,

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan

Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang

penulis butuhkan untuk menyelesaikan Skripsi ini.

4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang

telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya

yang sangat berguna selama penelitian ini.

5. Ibu Sri Murni, S.Pd., SD., selaku Kepala Sekolah Dasar Negei 1 Bakung,

Klaten yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten.

6. Ibu K. Elisabeth, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri 1 Bakung, yang

telah memberikan waktu, bantuan, dan masukan-masukan yang bermanfaat

bagi penulis.

7. Siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten yang telah bersedia menjadi

(10)

x

8. Bapak, Ibu, dan Kakak tercinta, yang telah memberikan fasilitas material

maupun finansial serta support yang tidak pernah berhenti selama

melakukan penelitian ini.

9. Teman-teman penulis, terutama teman-teman kelompok PPL SD Negeri 1

Taji, Klaten yang telah memberikan bantuan, semangat, dan dorongan untuk

menyelesaikan penelitian ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima

sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja.

Yogyakarta, 13 April 2012

Penulis

Joko Purnomo

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Pemecahan Masalah ... 4

E. Batasan Pengertian ... 4

F. Tujuan Penelitian . ... 5

(12)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian yang Relevan ... 8

B. Minat ... 9

C. Prestasi Belajar ... 17

D. Metode Eksperimen ... 23

E. Ilmu Pengetahuan Alam ... 27

F. Kerangka Pikir ... 39

G. Hipotesis Tindakan ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 42

B. Setting Penelitian ... 44

C. Rencana Tindakan ... 46

D. Instrumen Penelitian ... 52

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 59

F. Teknik Pengumpulan Data ... 67

G. Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 74

1. Proses ... 74

2. Hasil ... 97

B. Pembahasan ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 45

Tabel 2. Peubah dan Instrumen Penelitian ... 52

Tabel 3. Rubrik Pengamatan Minat ... 53

Tabel 4. Indikator Aspek Afektif ... 55

Tabel 5. Indikator Aspek Psikomotorik ... 55

Tabel 6. Panduan Wawancara kepada Guru ... 56

Tabel 7. Panduan Wawancara kepada Siswa ... 56

Tabel 8. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 57

Tabel 9. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 58

Tabel 10. Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi ... 59

Tabel 11. Skor Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 61

Tabel 12. Kriteria Skor Validasi Perangkat Pembelajaran ... 62

Tabel 13. Penghitungan Validitas Soal Siklus I ... 63

Tabel 14. Penghitungan Validitas Soal Siklus II ... 64

Tabel 15. Interval Koefisien Reliabilitas ... 66

Tabel 16. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus I ... 66

Tabel 17. Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Siklus II ... 67

Tabel 18. Kriteria Keberhasilan Minat Belajar Siswa ... 69

Tabel 19. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 70

Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Minat Kondisi Awal dengan Siklus I ... 98

Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Minat Siklus I dengn Siklus II ... 99

(14)

xiv

Tabel 23. Hasil Uji t Minat Siklus I dengan Siklus II ... 100

Tabel 24. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 103

Tabel 25. Hasil Uji t Satu Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 103

Tabel 26. Hasil Uji t Dua sampel Prestasi Belajar Siswa ... 104

Tabel 27. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 108

Tabel 28. Skor Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa ... 109

Tabel 29. Kriteria Minat Belajar Siswa ... 110

Tabel 30. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 113

Tabel 31. Rangkuman Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 113

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sifat-sifat Cahaya ... 33

Gambar 2. Cahaya Merambat Lurus ... 34

Gambar 3. Pembiasan Cahaya I ... 34

Gambar 4. Pembiasan Cahaya II ... 35

Gambar 5. Cahaya Menembus Benda Bening ... 35

Gambar 6. Pemantulan Teratur ... 36

Gambar 7. Pemantulan Baur ... 36

Gambar 8. Cermin Datar ... 37

Gambar 9. Cermin Cekung ... 37

Gambar 10. Cermin Cembung ... 38

Gambar 11. Cakram Warna ... 39

Gambar 12. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 43

Gambar 13. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 98

Gambar 14. Nilai Rata-rata Kelas ... 102

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 123

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 129

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 141

Lampiran 4. Ringkasan Materi ... 159

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus ... 165

Lampiran 6. Rubrik Penilaian Non Tes ... 169

Lampiran 7. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 172

Lampiran 8. Indeks Kesukaran Soal Siklus ... 176

Lampiran 9. Notulen dan Daftar Hadir Refleksi ... 177

Lampiran 10. Data Minat Siswa ... 190

Lampiran 11. Data Prestasi Belajar Siswa ... 193

Lampiran 12. Hasil Kerja Siswa ... 196

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian ... 204

Lampiran 14. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ... 205

Lampiran 15. Foto-foto ... 206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah “IPA” merupakan singkatan kata dari “Ilmu Pengetahuan Alam”.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan bahasa inggris dari kata

Natural Science”. Natural artinya alamiah, yang berhubungan dengan alam.

Science artinya ilmu pengetahuan. IPA dapat dikatakan Science, secara

harafiah disebut sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA sangatlah penting dalam kehidupan

sehari-hari, karena IPA mempelajari hal-hal yang ada di lingkungan sekitar.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di Sekolah

Dasar (SD). Salah satu materi pokok IPA di SD mengenai sifat-sifat cahaya.

Materi ini sangat penting bagi siswa, karena cahaya diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari. Cahaya dapat digunakan untuk penerangan,

fotosintesis, dan sumber cahaya di lingkungan alam.

Belajar IPA bukan sesuatu yang dihafalkan, melainkan sesuatu yang

harus dilakukan oleh siswa. Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran

dengan melakukan percobaan. Dalam pembelajaran IPA, siswa banyak

melakukan percobaan. Dengan percobaan, siswa dapat menemukan sendiri

pemahamannya di alam. Percobaan yang dilakukan oleh siswa dapat

membuat siswa menjadi aktif dalam belajar. Kegiatan pembelajaran yang

mengaktifkan siswa termuat dalam UU pendidikan No. 20 Tahun 2003 yang

(18)

2

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Keaktifan belajar IPA, terutama melakukan suatu percobaan dapat

menimbulkan minat belajar siswa. Minat adalah suatu perhatian yang lebih

terhadap sesuatu dan bersifat menetap. Minat sangatlah penting dalam

kegiatan belajar. Supaat, dkk dalam Purnomo (2008: 253) Minat belajar

berpengaruh pada prestasi yang didapat oleh siswa. Apabila minat belajar

siswa tinggi, maka prestasi belajar yang diperoleh siswa akan baik. Dan

sebaliknya, jika minat belajar siswa rendah, maka prestasi belajar yang

diperoleh siswa akan rendah.

Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh siswa setelah

melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar siswa dapat berupa prestasi

akademik dan non akademik. Berdasarkan fakta yang peneliti peroleh dari

guru kelas, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di tahun pelajaran

2010/2011 masih kurang. Hal tersebut terbukti dengan tidak tuntasnya nilai

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan pihak sekolah

yaitu 65. Pada kenyataannya, siswa yang mencapai nilai KKM hanya 36,36%

dari seluruh siswa yang ada, 63,63% dari jumlah siswa belum mencapai

KKM yang ditentukan dari pihak sekolah. Akibatnya dari hasil tes yang

diujikan pada kompetensi dasar tersebut, nilai rata-rata kelas yang diperoleh

hanya 61,21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(19)

Ketidaktuntasan nilai KKM yang diperoleh siswa masih rendah,

mengakibatkan rata-rata kelas juga rendah. Dalam pengamatan dan

wawancara dengan guru, pembelajaran IPA yang peneliti peroleh di kelas V

SDN 1 Bakung hanya menggunakan metode lama, yaitu dengan

menggunakan metode ceramah. Pembelajaran IPA belum memfalisitasi siswa

untuk melakukan kegiatan percobaan, sehingga siswa kurang berminat dalam

belajar. Dalam pembelajaran, siswa hanya mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru. Kebanyakan siswa asyik bermain sendiri, mengobrol

dengan teman, bahkan ada yang tiduran. Hal tersebut membuktikan perhatian

belajar siswa kurang. Selain itu, siswa kurang terlibat dalam belajar dan tidak

ada kemauan untuk mengembangkan diri.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menduga minat dan prestasi belajar

IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan salah satu metode pembelajaran,

yaitu metode eksperimen. Metode Eksperimen merupakan suatu metode yang

menunjang siswa untuk melakukan percobaan. Metode eksperimen

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri sesuatu

fakta yang diperlukannya atau ingin diketahuinya. Oleh karena itu, peneliti

ingin membuktikan bahwa metode Eksperimen dapat meningkatkan minat

dan prestasi belajar siswa.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya akan membahas mengenai peningkatan minat dan

(20)

4

dengan menggunakan metode eksperimen yang dilakukan secara

berkelompok dengan adanya keterbatasan alat percobaan.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasannya, rumusan

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana penggunaan metode Eksperimen dalam upaya meningkatkan

minat belajar IPA pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1

Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimana penggunaan metode Eksperimen dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar IPA pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD

Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012?

D. Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa pada materi

sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun

pelajaran 2011/2012 akan diatasi dengan menggunakan metode eksperimen.

E. Batasan Pengertian

Supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan dan tidak menimbulkan

multi tafsir tentang suatu istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya

batasan pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang kami

ambil, yaitu sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(21)

1. Minat

Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek

yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang.

2. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik dan non akademik

yang dicapai siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar.

3. Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah suatu metode mengajar yang mengajak

siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian dan pengecekan

bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Metode

eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

sendiri suatu fakta yang diperlukannya atau ingin diketahuinya.

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam

upaya meningkatkan minat belajar pada materi sifat-sifat cahaya siswa

kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran

(22)

6

2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar pada materi sifat-sifat cahaya siswa

kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran

2011/2012.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan metode

eksperimen dalam proses belajar mengajar IPA, antara lain.

1. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman melakukan PTK khususnya menggunakan

metode eksperimen dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar

pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD

Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

2. Bagi Guru

Memberikan inspirasi bagi guru-guru SD untuk melakukan PTK

khususnya menggunakan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan

minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

3. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman mempelajari sifat-sifat cahaya dengan

menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung,

Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(23)

4.Bagi Pihak Sekolah

Menambah bahan bacaan terkait dengan PTK khususnya menggunakan

metode eksperimen dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar

pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1

Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

5.Bagi Pihak Prodi

Menambah bahan bacaan terkait dengan PTK khususnya menggunakan

metode eksperimen dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar

pada mata pelajaran sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri 1

(24)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian yang relevan

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian

yang relevan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Nita Lestiana program studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak diterbitkan) dengan

judul “Peningkatan Pemahaman Konsep IPA dalam Materi Sifat-sifat Cahaya

dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V Semester 2 di

SD Negeri 2 Lengkong Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitannya

adalah (a) nilai rata-rata siswa pada siklus I dengan target 68 mencapai 69,26

(b) nilai rata-rata siswa pada siklus II dengan target 75 mencapai 77,22 (c)

siswa lebih aktif (d) siswa lebih antusias dalam pembelajaran, dan (e) siswa

lebih mengerti setelah melakukan percobaan. Dari penelitian tersebut

kesimpulannya adalah dengan menggunakan metode eksperimen dapat

meningkatkan prestasi belajar, yakni dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa

setiap siklus. Karena dengan metode eksperimen siswa dapat memperoleh

pengalaman langsung dan dapat membuktikan sendiri kebenarannya dari

suatu teori.

2. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Sisilia Trimurningsih

program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak

diterbitkan) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan

Metode Eksperimen dalam Mata Pelajaran IPA Materi Sifat-sifat Cahaya

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(25)

Siswa Kelas V SD Klepu Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa pada (a) siklus I siswa yang memenuhi

KKM mencapai 67% dengan nilai rata-rata 66. Hal ini lebih besar daripada

kondisi awal yang memenuhi KKM sebesar 41% dengan nilai rata-rata 61. (b)

Pada siklus II, siswa yang memenuhi KKM sebesar 77% dengan nilai

rata-rata 72, dan (c) siswa lebih aktif berdiskusi dan semangat dalam

pembelajaran. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan

metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilihat

pada siklus I dan siklus II, baik nilai rata-rata dan presentase yang telah

mencapai target yang diinginkan peneliti naik. Pengalaman yang diperoleh

siswa secara langsung membuat siswa lebih paham dan prestasi belajarnya

meningkat.

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan beberapa peneliti di

atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar, khususnya bagi siswa

SD. Atas dasar itu, peneliti akan mengembangkan penelitiannya tidak sekedar

pada variabel prestasi belajar, namun juga dengan minat belajar siswa.

B. Minat

1. Pengertian Minat

Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

(26)

10

sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, maka minat akan semakin kuat.

Hurlock (1993: 114) menjelaskan bahwa minat merupakan sumber

motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka

inginkan bila mereka bebas memilih. Minat menjadi sumber motivasi

yang kuat untuk belajar.

Moh. Surya (2003: 67) minat diartikan sebagai rasa senang atau

tidak senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya ialah

bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang

bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.

Winkel (1984: 30) menyatakan minat adalah kecenderungan yang

menetap terhadap objek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu

dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat sangat

berhubungan dengan perasaan siswa. Perasaan yang berpengaruh

terhadap semangat dan gairah untuk belajar. Dengan perasaan, siswa

dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang diperolehnya.

Perasaan senang akan menimbulkan minat yang positif atau baik. Dan

sebaliknya, jika perasaan tidak senang maka akan menimbulkan minat

yang negatif atau kurang baik.

Dari beberapa pengertian minat di atas, dapat disimpulkan bahwa

minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang

cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(27)

2. Faktor pendorong minat

Soewardi (1987: 183) minat didorong oleh motivasi. Motivasi

merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak atau

berbuat untuk tujuan tertentu. Minat dimanifestasikan berdasarkan

komponen dorongan yang mendorongnya, antara lain dorongan untuk

mempertahankan hidup, serta kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Minat dan motivasi berhubungan sangat erat, dimana minat

merupakan alat motivasi yang utama. Esti (2002: 365) salah satu cara

untuk menarik minat selama pelajaran adalah menghubungkan

pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang

diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan

dengan minat siswa.

Sardiman (1986: 95) menjelaskan beberapa cara untuk

menciptakan minat, antara lain:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar.

b. Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah

pada masa lampau.

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan

hasil yang lebih baik .

d. Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak

(28)

12

Dari beberapa cara menciptakan minat di atas, minat tumbuh dari

perasaan senang yang dialami oleh siswa. Winkel (1984: 31) menyatakan

bahwa guru harus dapat membuat siswa selalu merasa senang dalam

belajar, antara lain dengan cara sebagai berikut.

a. Membina hubungan yang akrab dengan siswa, namun tidak

bertingkah seperti anak remaja.

b. Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun juga

tidak terlalu mudah.

c. Menggunakan media pembelajaran yang cocok untuk menunjang

proses belajar mengajar.

d. Menggunakan alat-alat pelajaran yang cocok untuk menunjang

proses belajar mengajar.

e. Menggunakan cara mengajar atau metode mengajar yang bervariasi,

namun tidak berganti-ganti metode sehingga siswa menjadi bingung.

3. Ciri-ciri Minat

Hurlock (1995: 115) menjelaskan bahwa ciri-ciri minat antara lain

sebagai berikut.

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah.

Perubahan minat terjadi selama perubahan fisik dan mental siswa

berkembang. Dengan demikian perkembangan fisik dan mental

seorang siswa akan tumbuh bersamaan dengan minat siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(29)

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap

secara fisik dan mental untuk belajar. Misalnya: siswa tidak akan

mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPA, sampai

siswa tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar

IPA sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan

minat, baik siswa maupun orang dewasa. Minat berasal dari

lingkungan, dimana siswa tinggal. Lingkungan siswa sebagian besar

terbatas pada rumah. Minat mereka tumbuh dari rumah. Dengan

bertambah luasnya lingkup sosial, siswa lebih tertarik pada minat

orang yang berada di luar rumah, yang mulai mereka kenal. Jadi,

minat bergantung pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk

belajar.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial

yang terbatas akan membatasi minat siswa. Misalnya pada siswa

yang memiliki cacat fisik, siswa tersebut mungkin mempunyai minat

yang terbatas dibandingkan dengan teman sebayanya yang memiliki

(30)

14

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Siswa mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang

dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya

mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian, siswa

tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap

tidak sesuai. Minat siswa tergantung pada lingkup budayanya yang

mereka tekuni dengan baik.

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang

menentukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan

akan melemahkan minat siswa. Sebaliknya, jika bobot emosional

seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat seorang

siswa tersebut.

g. Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat

egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya.

Misalnya, minat siswa pada mata pelajaran tertentu, kepandaian

mereka di bidang tersebut di sekolah menjadi langkah penting untuk

menuju kedudukan yang baik dan menguntungkan di bidang yang

diminati siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(31)

Mardapi (2008: 112) menyebutkan beberapa indikator siswa yang

berminat antara lain: usaha dalam memahami, membaca buku yang

berkaitan bidang studi, bertanya di kelas, bertanya kepada teman,

bertanya kepada orang lain, mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh.

Dari uraian di atas mengenai indikator-indikator siswa yang

berminat, peneliti dapat menyimpulkan bahwa indikator siswa yang

berminat antara lain:

a. Ekspresi perasaan senang, meliputi: siswa mengikuti pelajaran

dengan antusias, siswa tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru,

siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa

menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai, dan siswa

duduk dengan tenang siap untuk belajar.

b. Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam

kelas, siswa aktif menjawab pertanyaan, siswa menyimak penjelasan

guru dengan seksama, siswa tidak melamun di dalam kelas, dan

siswa tidak mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika

belajar.

c. Kemauan untuk mengembangkan diri, meliputi: siswa giat membaca

buku pelajaran IPA, siswa menanyakan kesulitan yang dialami

kepada guru, siswa membuat catatan mengenai materi yang

disampaikan oleh guru, siswa mengerjakan tugas dari guru, dan

(32)

16

d. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meliputi: siswa aktif

menyampaikan pendapat dalam diskusi, siswa mau membantu teman

lain yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa bekerjasama

dengan kelompok, siswa maju ke depan mengerjakan tugas, dan

siswa mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan spontan dari

guru.

4. Cara Mengukur Minat

Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian nontes. Masidjo

(1995: 59) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian

pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam

situasi yang kurang distandardisasikan. Dimana, yang dimaksudkan

untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara

konkret dari individu atau kelompok. Penilaian nontes dapat berupa

pengamatan (observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket,

dan wawancara.

Dalam penelitian ini, minat siswa diukur menggunakan

pengamatan (observasi). Zainal Arifin (2009: 153) menyatakan bahwa

observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai bebagai fenomena, baik

dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk

mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini, pengamatan (observasi)

dilakukan secara langsung. Mustaqim (2008: 173) menyatakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(33)

observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala

atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung

diamati oleh peneliti.

Selain pengamatan (observasi), minat siswa dapat didukung dengan

menggunakan wawancara. Masidjo (1995: 72) menyatakan bahwa

wawancara merupakan suatu proses tanya jawab sepihak antara

pewawancara dengan yang diwawancarai, yang dilaksanakan sambil

bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

maksud memperoleh jawaban dari wawancara. Wawancara dapat

dilakukan kepada guru dan sebagian siswa.

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Muhibbin Syah (2008: 63) belajar merupakan suatu kegiatan

berproses dan merupakan unsur fundamental dalam penyelenggaran

setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil

atau tidaknya suatu pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada

(34)

18

baik secara langsung maupun tidak langsung, baik ketika siswa berada di

sekolah, di lingkungan rumah, maupun di keluarganya sendiri.

Suryono dan Hariyanto (2011: 9) belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks ini,

belajar dari tidak tahu menjadi tahu atau proses memperoleh

pengetahuan.

Di Vesta dan Thompson dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003:

156) menyatakan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif

menetap sebagai hasil dari pengalaman. Perubahan tersebut dapat

berkenaan dengan penguasaan dan penambahan pengetahuan, kecakapan,

sikap, nilai motivasi, kebiasaan, minat, dan apresiasi. Demikian juga

dengan pengalaman, berkenaan dengan bentuk pengalaman yang pernah

dialami. Pengalaman karena membaca, melihat, mendengar, merasakan,

melakukan, menghayati, membayangkan, mencoba, dan memecahkan.

Sedangkan Moh. Surya (1981: 32), belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar

merupakan perubahan dari diri seseorang.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, secara umum belajar dapat

dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang

berbeda antara sebelum belajar dan sesudah belajar yang merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(35)

sebagai hasil dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan. Hasil

dari kegiatan belajar melalui suatu proses belajar. Oleh karena itu, belajar

berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai

bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1998: 895) Prestasi belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka

nilai yang diberikan guru.

Zaenal Arifin (2009: 12) prestasi belajar (achievement) berbeda

dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi

aspek pembentukan watak siswa. Kata prestasi sering digunakan dalam

berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga, dan

pendidikan, khususnya pembelajaran.

Suratinah Tirtonegoro (1984: 43) prestasi belajar adalah

pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,

huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Periode yang

dimaksudkan adalah periode dalam kegiatan belajar.

Arifin (1990: 3) menyatakan prestasi belajar adalah kemampuan,

(36)

20

hal (dalam bidang pendidikan). Kemampuan atau keberhasilan yang

diraih berkenaan dengan aspek pengetahuan siswa secara umum.

Dari beberapa pengertian prestasi belajar di atas, prestasi belajar

dapat diartikan sebagai hasil belajar akademik dan non akademik yang

dicapai siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur

menggunakan tes dan nontes. Prestasi belajar merupakan capaian atau

hasil akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar. Prestasi belajar dan

proses belajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses

belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, biasanya dilakukan

evaluasi atau tes terhadap materi belajar yang telah diajarkan. Seberapa

besar siswa mampu memberikan feed back dari setiap evaluasi atau tes

yang diberikan.

Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam

berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar seorang siswa dikatakan

sempurna jika memenuhi beberapa aspek dalam belajar. Muhibbin syah

(2003: 214-215) mengemukakan Aspek dalam prestasi belajar ada 3

yaitu:

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan

berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ)

atau kemampuan berpikir siswa. Sejak dulu, aspek kognitif selalu

menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(37)

terbukti dengan melihat metode penilaian di sekolah-sekolah. Penilaian

di sekolah biasanya mengedepankan kesempurnaan pada aspek kognitif.

b. Aspek afektif

Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap.

Aspek ini berkaiatan erat dengan kecerdasan emosi (EQ) siswa.

Penialaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan,

tanggungjawab, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan, dan sebagainya.

c. Aspek psikomotorik

Aspek psikomotorik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Jadi lebih

sederhananya, aspek ini menunjukkan kemampuan atau keterampilan

(skill) yang dimiliki siswa setelah menerima pengetahuan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Muhibbin Syah (2001: 132), mengemukakan secara

global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan

faktor pendekatan belajar. Jadi untuk menghasilkan siswa yang

berprestasi, seorang pendidik harus mampu mensinergikan ketiga faktor.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

(38)

22

menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar

anatara lain:

1) Bakat, merupakan kemampuan siswa untuk belajar.

2) Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa.

3) Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek

yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa

senang.

4) Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu

bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.

b. Faktor eksternal

Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak

mengesampingkan peranan faktor eksternal dalam meningkatkan

prestasi belajar. Faktor eksternal memiliki pengaruh yang tidak

sebesar faktor internal. Faktor eksternal prestasi belajar antara lain:

1) Kualitas guru dalam penguasaan materi

2) Metode yang digunakan dalam mengajar

3) Fasilitas mengajar, misalnya media dan alat peraga

4) Lingkungan yang mendukung, dan sebagainya

c. Faktor pendekatan belajar

Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi

prestasi belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar

merupakan suatu upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan

metode belajar yang digunakan siswa. Strategi dan metode belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(39)

digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor

pendekatan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar yang

diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin mendalam cara belajar

siswa dengan menggunakan suatu strategi dan metode belajar maka

prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.

D. Metode Eksperimen

1. Pengertian Metode Eksperimen

Jusuf Djajadisastra (1981: 10) metode eksperimen adalah suatu

cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada murid untuk

menemukan sendiri sesuatu fakta yang diperlukannya atau ingin

diketahuinya.

Syaiful dan Aswan (2010: 84) metode eksperimen (percobaan)

adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan

dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan, siswa diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses,

mengamati suatu objek atau keadaan. Dengan demikian, siswa dituntut

untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, mencari suatu hukum atau

dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialami.

Sedangkan Nurul Iman dalam (http://centermakalah.blogspot.

Com/2010/01/makalah-metode-eksperimen.html) mengatakan bahwa

(40)

24

murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari

apa yang diketahui. Metode eksperimen tepat dipakai pada saat akan

memberikan keterampilan tertentu, untuk mempermudah berbagai

penjelasan, untuk menghindari verbalisme, dan membantu siswa

memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian.

Dari beberapa pengertian metode eksperimen di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu metode mengajar

yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian

dan pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar.

Tujuan dari metode eksperimen adalah menemukan kebenaran melalui

kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari data/fakta yang diamati atau

diperoleh melalui suatu percobaan. Dengan demikian siswa akan lebih

percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.

2. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Jusuf Djajadisastra (1981: 11-13), mengatakan bahwa

langkah-langkah metode eksperimen adalah sebagai berikut.

a. Guru menjelaskan tujuan diadakan eksperimen, misalnya; agar siswa

dapat mengetahui proses apa yang terjadi, cara bekerja, alat yang

digunakan, benar atau tidaknya hipotesa, dan sebagainya.

b. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam

percobaan. Dalam langkah ini guru menerangkan fungsi alat-alat dan

menerangkan cara pemakaian alat-alat tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(41)

c. Memperhitungkan jumlah siswa, apabila alat-alat yang mencukupi

maka tiap siswa dapat melakukan eksperimen sendiri, kalau tidak

maka siswa melakukan eksperimen secara berkelompok.

d. Menjelaskan urutan atau langkah-langkah dalam mempertunjukkan

atau mencobakan sesuatu (eksperimen).

e. Mengecek apakah siswa sudah memperhatikan alat-alat dan

memahami petunjuk dengan baik.

f. Siswa diminta mencatat seluruh proses eksperimen yang dilakukan.

g. Meminta siswa untuk memulai kegiatan eksperimen.

h. Siswa mencatat dan menyimpulkan hasil percobaan yang telah

dilakukan dan menyerahkan kepada guru.

i. Mengadakan penilaian atau membicarakan kebaikan-kebaikan dari

yang telah dikerjakan pada waktu eksperimen dan membicarakan

kekurangan-kekurangan dan cara menanggulanginya.

j. Setelah eksperimen selesai, guru harus menjaga dan memerintahkan

kepada seluruh siswa agar semua alat-alat yang telah digunakan

dibersihkan dan disimpan kembali pada tempatnya.

Dari uraian di atas, pelaksanaan pembelajaran menggunakan

metode eksperimen tidak terlalu sukar untuk dilaksanakan. Namun harus

diingat bahwa pelaksanaan pembelajaran memerlukan biaya dan tenaga

besar. Dalam hal ini, guru harus ahli dalam mendesain pembelajaran

(42)

26

3. Keuntungan Metode Eksperimen

Jusuf Djajadisastra (1981: 16-17) menyatakan kebaikan atau

keuntungan metode eksperimen adalah sebagai berikut.

a. Meniadakan kemungkinan timbulnya verbalisme

b. Mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian

c. Karena mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, maka menjadi

benar-benar yakin akan hasil atau sesuatu proses

d. Menjadi lebih bersikap hati-hati, teliti, mampu berpikir analitis, dan

tidak begitu saja percaya pada “kata orang”

e. Sesuai dengan perkembangan siswa yang selalu tertarik pada realitas

atau objek-objek yang nyata dari alam sekitarnya

f. Sesuai dengan jiwa anak yang selalu mengadakan eksplorasi

(penjelajahan) untuk menemukan hal-hal yang baru baginya

g. Sesuai dengan prinsip didaktik modern, yaitu mengembangkan sikap

inovatif (mencari sesuatu yang baru, hasrat menemukan sesuatu yang

baru)

h. Memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah, yaitu suatu

sikap hidup untuk memahami sesuatu melalui data yang dapat

dikumpulkan, melakukan percobaan, dan menarik kesimpulan

i. Membangkitkan hasrat ingin tahu pada siswa

j. Memperkaya pengalaman dan meningkatkan keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(43)

E. Ilmu Pengetahuan Alam

1. Hakikat IPA

Srini (2001: 1) mengemukakan bahwa Ilmu Penegtahuan Alam

adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau

keteraturan dalam alam. Ilmu pengetahuan Alam menawarkan cara-cara

untuk dapat memahami dan mempelajari kejadian-kejadian yang ada di

alam dan supaya dapat hidup di dalam alam.

Webster’s dalam Srini (2001: 2) menyatakan “natural science is

knowledge concerned with the physical world and it’s phenomena, yang

artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan

gejala-gejalanya. Sedangkan menurut para ahli, Ilmu Pengetahuan Alam

adalah suatu ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam.

Dari beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam di atas, dapat

disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam

yang diperoleh melalui proses ilmiah, didasari dengan sikap ilmiah, dan

menghasilkan produk ilmiah.

a. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Suatu Proses

Pembelajaran IPA tidak hanya menghasilkan suatu produk,

melainkan melalui proses SAINS untuk menghasilkan produk yang

baik. Proses SAINS menggunakan suatu metode yang didalamnya ada

suatu prosedur-prosedur untuk memperoleh pengetahuan. Metode

yang biasa digunakan adalah metode ilmiah. Metode ilmiah

(44)

28

berpikir rasional (kritis, logis, dan sistematis) dan pengetahuan

melalui pengalaman.

Ika (2011: 3-4) keterampilan proses IPA meliputi:

1) Mengamati

Mengamati adalah proses mengumpulkan informasi yang

mempergunakan semua indera yang dimiliki manusia.

2) Mengukur

Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran

yang akan diukur dengan besaran yang lain yang sejenis. Besaran

yang diukur sudah ditetapkan dengan satuan pengukuran.

3) Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan adalah mengelompokkan suatu obyek,

kejadian atau informasi ke dalam golongan-golongan menurut

sistem tertentu.

4) Mengendalikan Variabel

Mengendalikan variabel yaitu menandai suatu karakteristik

objek atau faktor dalam suatu peristiwa/kejadian yang tetap dan

yang berubah dalam kondisi yang berbeda.

5) Merumuskan Hipotesis

Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan

tentang dugaan berdasarkan alasan-alasan atau pengetahuan, yang

merupakan jawaban sementara untuk masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(45)

6) Melakukan Eksperimen

Melakukan eksperimen yaitu melakukan suatu percobaan

untuk memperoleh data yang relevan melalui kegiatan pengukuran.

7) Menganalisis Data

Menganalisis data yaitu mengolah suatu data yang diperoleh

dari hasil melakukan suatu percobaan/eksperimen

8) Membuat Laporan Penelitian

Membuat laporan penelitian yaitu menyusun data-data yang

telah dianalisis kebenarannya, kemudian dilaporkan dalam bentuk

laporan penelitian.

b. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Suatu Sikap

Untuk memperoleh produk IPA yang baik, selain melalui proses

ilmiah juga menggunakan sikap ilmiah. Sikap ilmiah yaitu suatu sikap

yang berkeyakinan atau berpendapat yang harus dipertahankan

seorang ilmuan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan

yang baru. Dalam memecahkan suatu masalah, seorang ilmuan sering

berusaha mengambil sikap tertentu untuk mencapai hasil yang

diharapkan. Misalnya: rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin,

tekun, jujur, terbuka terhadap pendapat orang lain. Sikap itu dikenal

dengan nama sikap ilmiah. Ika (2011: 4-5) ciri-ciri sikap ilmiah antara

(46)

30

1) Objektif terhadap fakta

Yaitu menyatakan fakta apa adanya tanpa mengubahnya, jika

benar dikatakan benar jika salah dikatakan salah.

2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan

Dalam mengambil kesimpulan jika belum cukup data untuk

menyokong kesimpulan itu, maka jangan tergesa-gesa untuk

mengambil kesimpulan.

3) Berhati terbuka

Yaitu bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan

orang lain, walaupun pendapat atau penemuan itu bertentangan

dengan penemuannya sendiri.

4) Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat

Yaitu tidak mencampur adukkan suatu fakta atau kenyataan

yang sudah ada dengan pendapat-pendapat yang dimilki oleh

manusia.

5) Bersifat hati-hati

Berhati-hati dalam melakukan sesuatu.

6) Ingin menyelidiki

Menyelidiki sesuatu yang belum pernah diselidiki maupun

yang sudah diselidiki secara mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(47)

c. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk

Ilmu Pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu juga disebut

sebagai produk IPA. Srini (2001: 3-4) bentuk IPA sebagai produk

adalah fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.

1) Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan mengenai

benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang

betul-betul terjadi dan dapat diinderawi oleh manusia.

2) Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA

atau menjelaskan fakta-fakta IPA.

3) Prinsip IPA adalah generalisasi dari hubungan antara

konsep-konsep IPA yang bersifat tentatif (sementara) dan dapat berubah

bila ada observasi baru yang dilakukan.

4) Hukum adalah suatu prinsip yang sudah diterima/khusus atau yang

dimatematikakan dengan rumus.

5) Teori adalah kerangka yang lebih luas (paling tinggi) dari fakta,

konsep, prinsip, dan hukum yang saling berhubungan. Teori dapat

berubah jika ada bukti-bukti yang berlawanan dengan teori

tersebut.

2. Pembelajaran IPA di SD

Hendro, dkk dalam Ika (2011: 5) IPA memiliki peranan penting,

karena dengan diajarkannya IPA di Sekolah Dasar diharapkan siswa

(48)

32

mendapatkan ilmu, mengakui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, dan

mempunyai bekal pengetahuan dasar yang berguna untuk menempuh

jenjang pendidikan yang selanjutnya.

IPA merupakan suatu disiplin ilmu dan penerapannya di

masyarakat, sehingga IPA menjadi sangat penting untuk dipelajari. Siswa

perlu diberi keterampilan-keterampilan proses IPA, dan diharapkan

mereka dapat berpikir dan memiliki sikap ilmiah. Namun, daya pikir

siswa dengan ilmuwan sangat berbeda, maka pengajaran IPA hendaknya

dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya.

Pembelajaran IPA di SD hendaknya memiliki prinsip sebagai berikut:

a. Dari yang mudah (konkrit) ke yang komplek (abstrak)

b. Sesuai dengan tahap perkembangan anak atau tahap perkembangan

kognitif

c. Pembelajarannya harus menyenangkan atau dengan kata lain belajar

sambil bermain.

d. Pembelajarannya terpadu (kemampuan berpikir siswa secara global)

3. Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Sifat-sifat Cahaya untuk SD

kelas V

Dalam penelitian ini akan membahas mengenai kompetensi dasar

mendiskripsikan sifat-sifat cahaya. Sifat-sifat cahaya adalah suatu sifat

yang dimiliki pada cahaya. Haryanto (2007: 140-151) menyebutkan

bahwa sifat-sifat cahaya meliputi: cahaya merambat lurus, cahaya dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(49)

dibiaskan, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan,

dan cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Untuk memperjelas

pengetahuan siswa mengenai sifat-sifat cahaya, dapat dibuktikan melalui

suatu percobaan.

Sifat-sifat cahaya adalah suatu sifat yang dimiliki pada cahaya. Di

alam ini, cahaya sangat penting bagi kehidupan. Cahaya digunakan

sebagai sumber penerangan, fotosintesis bagi tumbuhan, pada pagi hari

untuk mendapatkan vitamin D bagi kesehatan badan terutama kesehatan

tulang. Selain itu, ciri rumah yang sehat adalah rumah yang cukup

mendapatkan cahaya.

Sumber cahaya adalah benda-benda yang dapat memancarkan

cahaya sendiri. Contoh sumber cahaya antara lain: matahari, kilat,

bintang, lampu, lilin, api, senter, dll. Sumber cahaya yang paling utama

di bumi adalah matahari.

(50)

34

a. Cahaya dapat merambat lurus

Cahaya dapat dikatakan merambat lurus

apabila cahaya tidak terhalang oleh

apapun. Dalam hal ini, dapat dibuktikan

seperti gambar di samping.

Selain itu, contoh cahaya dapat merambat lurus dalam kehidupan

sehari-hari antara lain:

1) Cahaya matahari yang terlihat dari dalam rumah melewati ventilasi

rumah.

2) Cahaya matahari yang terlihat dari dalam rumah melewati atap

yang bocor.

3) Lampu mobil atau motor yang menyala.

b. Cahaya dapat dibiaskan

Pembiasan adalah peristiwa pembelokkan cahaya setelah melewati

medium rambatan yang berbeda kerapatannya.

1) Jika cahaya merambat dari zat yang

kurang rapat ke zat yang lebih rapat, maka

cahaya akan dibiaskan mendekati garis

normal. Misalnya, cahaya merambat dari

udara ke air.

Gambar 2: Cahaya M eram bat Lurus

Gambar 3: Pembiasan Cahaya I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(51)

2) Jika cahaya merambat dari zat yang

lebih rapat ke zat yang kurang rapat, maka

cahaya akan dibiaskan menjauhi garis

normal. Misalnya cahaya merambat dari

air ke udara.

Garis normal adalah garis maya yang tegak lurus pada bidang batas

kedua zat. Peristiwa pembiasan cahaya dapat kamu temui dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya.

1) Kaki bebek di dalam air terlihat pendek.

2) Dasar kolam terlihat dangkal daripada kedalaman sebenarnya.

c. Cahaya dapat menembus benda bening

Cahaya dapat masuk ke dalam rumah selain melewati celah-celah

juga melalui kaca rumah. Kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya.

Apabila kamu menutup kaca jendela rumahmu dengan menggunakan

karton, maka cahaya tidak dapat masuk kedalam rumah. Selain itu, untuk

membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening kamu dapat

melakukan percobaan seperti gambar di bawah ini.

Cahaya dapat dikatakan

menembus benda bening, apabila

berkas cahaya tersebut dapat

melewati benda. Benda bening

adalah benda yang meneruskan sebagian besar cahaya yang diterimanya.

Gambar 4: Pembiasan Cahaya II

(52)

36

Benda bening dapat ditembus oleh cahaya, misalnya : kaca, plastik, gelas

aqua, gelas bening, air jernih, dll. Benda gelap adalah benda yang tidak

dapat meneruskan cahaya yang diterimanya. Benda gelap tidak dapat

ditembus oleh cahaya, misalnya: kertas karton, batu, buku, papan, triplek,

dinding atau tembok.

d. Cahaya Dapat Dipantulkan

Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan teratur dan

pemantulan baur (pemantulan difus).

1) Pemantulan teratur terjadi jika cahaya

mengenai permukaan yang rata. Pada

pemantulan ini, sinar pantul memiliki arah

yang teratur.

2) Pemantulan baur terjadi apabila cahaya

mengenai permukaan yang kasar atau tidak

rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul

arahnya tidak beraturan.

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.

Cermin dibedakan menjadi tiga macam, yaitu cermin datar, cermin

cekung, dan cermin cembung.

Gambar 6: Pemant ulan Terat ur

Gam bar 7: Pem ant ulan Baur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(53)

1) Cermin Datar

Mengenal Sifat Bayangan pada Cermin Datar

Cermin datar yaitu cermin yang permukaan

bidang pantulnya datar. Cermin datar biasa kamu

gunakan untuk bercermin. Pada saat bercermin,

kamu akan melihat bayanganmu di dalam

cermin.

Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar bersifat semu (maya),

tegak, jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda, dan

ukurannya sama dengan bendanya.

2) Cermin Cekung

Menentukan Sifat Bayangan pada Cermin Cekung

Cermin cekung yaitu cermin yang bidang

pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin

cekung biasanya digunakan sebagai reflektor

pada lampu mobil dan lampu senter. Selain itu,

cermin cekung dapat dilihat menggunakan sendok logam. Sifat bayangan

benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak

benda terhadap cermin.

a) Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat

tegak, lebih besar, dan semu (maya).

b) Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata

(sejati) dan terbalik.

Gambar 8: Cermin Dat ar

(54)

38

3) Cermin Cembung

Menentukan Sifat Bayangan pada Cermin Cembung

Cermin cembung yaitu cermin yang

permukaan bidang pantulnya melengkung

ke arah luar. Cermin cembung biasa

digunakan untuk kaca spion pada

kendaraan bermotor.

Bayangan pada cermin cembung bersifat semu (maya), tegak

seperti bendanya, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang

sesungguhnya.

e. Cahaya putih dapat diuraikan

Cahaya matahari yang terlihat putih, sebenarnya perpaduan dari

berbagai warna cahaya yang disebut spektrum cahaya. Spektrum cahaya

terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Tetesan hujan yang membiaskan cahaya matahari, sehingga warna putih

cahaya matahari terurai menjadi spektrum yang menyerupai pita-pita

warna yang disebut pelangi.

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi).

Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya

berwarna. Pelangi yang kita lihat memiliki bermacam-macam warna,

seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna putih

dapat terurai menjadi berbagai warna dapat dibuktikan dengan cakram

Gam bar 10: Cerm in Cem bung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(55)

warna. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada air

didalam ember yang terkena sinar matahari, lampu, cahaya matahari, dan

lain-lain.

Untuk membuktikan bahwa cahaya

putih dapat diuraikan menjadi berbagai

warna dapat dibuktikan dengan

menggunakan salah satu alat yaitu

cakram warna.

F. Kerangka Pikir

Belajar IPA bukan merupakan suatu kegiatan belajar dengan cara

dihafalkan, melainkan belajar dengan cara dilakukan. IPA, khususnya

mengenai materi sifat-sifat cahaya, dapat diajarkan dengan cara mengaitkan

metode belajar yang satu dengan metode belajar yang lain. Dalam hal ini,

siswa harus mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengendalikan

variabel, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data,

dan membuat laporan. Dari proses mengamati, mengukur,

mengklasifikasikan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis,

melakukan percobaan, menganalisis data, dan membuat laporan merupakan

proses dari belajar IPA. Dalam setiap proses belajar, IPA menggunakan suatu

Gambar

Tabel 30. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa  .....................................
Gambar 1: Sifat-sifat Cahaya
Gambar 4: Pembiasan Cahaya II
Gambar 6: Pemantulan Teratur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aliran bit dan rekonstruksi sinyal ucapan menghasilkan sinyal rekonstruksi yang paling buruk pada kondisi kanal AWGN dengan SNR = 10 dB (plot hasil rekonstruksi

Hipotesis yang terjawab yaitu H1 (Individual yang memiliki regulasi diri yang tinggi akan mengurangi perilaku cyberloafing dibandingkan dengan individual yang

Faustus, his experiences and the end of his life as the critique toward Renaissance Humanism using Blaise Pascal ’s Belief Alternatives that human being can not deny God,

Dan kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. Semoga skripsi

Batasan pada penelitian ini terletak pada penelitian pengaruh kualitas layanan dan kemudahan penggunaan terhadap kepuasan pelanggan dan informasi lisan pada

Masalah berkenaan dengan gejala yang tampak (yang ditangkap oleh pancaindera) yang muncul akibat rasa ingin tahu. Namun tidak semua hal yang kita rasakan merupakan masalah.

Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna yang berbeda pada keadaan terdisosiasi maupun tidak.Karena digunakan dalam

Sasaran dalam asuhan comtinue of care ini adalah Ny “M” GII P10001 32 minggu dengan Kurang Energi Kronis di BPM Minarti Amd.Keb Desa Trawasan Kecamatan Sumobito