• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Ilmu Pengetahuan Alam

1. Hakikat IPA

Srini (2001: 1) mengemukakan bahwa Ilmu Penegtahuan Alam

adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau

keteraturan dalam alam. Ilmu pengetahuan Alam menawarkan cara-cara

untuk dapat memahami dan mempelajari kejadian-kejadian yang ada di

alam dan supaya dapat hidup di dalam alam.

Webster’s dalam Srini (2001: 2) menyatakan “natural science is knowledge concerned with the physical world and it’s phenomena, yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan

gejala-gejalanya. Sedangkan menurut para ahli, Ilmu Pengetahuan Alam

adalah suatu ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam.

Dari beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam di atas, dapat

disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam

yang diperoleh melalui proses ilmiah, didasari dengan sikap ilmiah, dan

menghasilkan produk ilmiah.

a. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Suatu Proses

Pembelajaran IPA tidak hanya menghasilkan suatu produk,

melainkan melalui proses SAINS untuk menghasilkan produk yang

baik. Proses SAINS menggunakan suatu metode yang didalamnya ada

suatu prosedur-prosedur untuk memperoleh pengetahuan. Metode

yang biasa digunakan adalah metode ilmiah. Metode ilmiah

berpikir rasional (kritis, logis, dan sistematis) dan pengetahuan

melalui pengalaman.

Ika (2011: 3-4) keterampilan proses IPA meliputi:

1) Mengamati

Mengamati adalah proses mengumpulkan informasi yang

mempergunakan semua indera yang dimiliki manusia.

2) Mengukur

Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran

yang akan diukur dengan besaran yang lain yang sejenis. Besaran

yang diukur sudah ditetapkan dengan satuan pengukuran.

3) Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan adalah mengelompokkan suatu obyek,

kejadian atau informasi ke dalam golongan-golongan menurut

sistem tertentu.

4) Mengendalikan Variabel

Mengendalikan variabel yaitu menandai suatu karakteristik

objek atau faktor dalam suatu peristiwa/kejadian yang tetap dan

yang berubah dalam kondisi yang berbeda.

5) Merumuskan Hipotesis

Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan

tentang dugaan berdasarkan alasan-alasan atau pengetahuan, yang

6) Melakukan Eksperimen

Melakukan eksperimen yaitu melakukan suatu percobaan

untuk memperoleh data yang relevan melalui kegiatan pengukuran.

7) Menganalisis Data

Menganalisis data yaitu mengolah suatu data yang diperoleh

dari hasil melakukan suatu percobaan/eksperimen

8) Membuat Laporan Penelitian

Membuat laporan penelitian yaitu menyusun data-data yang

telah dianalisis kebenarannya, kemudian dilaporkan dalam bentuk

laporan penelitian.

b. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Suatu Sikap

Untuk memperoleh produk IPA yang baik, selain melalui proses

ilmiah juga menggunakan sikap ilmiah. Sikap ilmiah yaitu suatu sikap

yang berkeyakinan atau berpendapat yang harus dipertahankan

seorang ilmuan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan

yang baru. Dalam memecahkan suatu masalah, seorang ilmuan sering

berusaha mengambil sikap tertentu untuk mencapai hasil yang

diharapkan. Misalnya: rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin,

tekun, jujur, terbuka terhadap pendapat orang lain. Sikap itu dikenal

dengan nama sikap ilmiah. Ika (2011: 4-5) ciri-ciri sikap ilmiah antara

1) Objektif terhadap fakta

Yaitu menyatakan fakta apa adanya tanpa mengubahnya, jika

benar dikatakan benar jika salah dikatakan salah.

2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan

Dalam mengambil kesimpulan jika belum cukup data untuk

menyokong kesimpulan itu, maka jangan tergesa-gesa untuk

mengambil kesimpulan.

3) Berhati terbuka

Yaitu bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan

orang lain, walaupun pendapat atau penemuan itu bertentangan

dengan penemuannya sendiri.

4) Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat

Yaitu tidak mencampur adukkan suatu fakta atau kenyataan

yang sudah ada dengan pendapat-pendapat yang dimilki oleh

manusia.

5) Bersifat hati-hati

Berhati-hati dalam melakukan sesuatu.

6) Ingin menyelidiki

Menyelidiki sesuatu yang belum pernah diselidiki maupun

c. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk

Ilmu Pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu juga disebut

sebagai produk IPA. Srini (2001: 3-4) bentuk IPA sebagai produk

adalah fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.

1) Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan mengenai

benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang

betul-betul terjadi dan dapat diinderawi oleh manusia.

2) Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA

atau menjelaskan fakta-fakta IPA.

3) Prinsip IPA adalah generalisasi dari hubungan antara

konsep-konsep IPA yang bersifat tentatif (sementara) dan dapat berubah

bila ada observasi baru yang dilakukan.

4) Hukum adalah suatu prinsip yang sudah diterima/khusus atau yang

dimatematikakan dengan rumus.

5) Teori adalah kerangka yang lebih luas (paling tinggi) dari fakta,

konsep, prinsip, dan hukum yang saling berhubungan. Teori dapat

berubah jika ada bukti-bukti yang berlawanan dengan teori

tersebut.

2. Pembelajaran IPA di SD

Hendro, dkk dalam Ika (2011: 5) IPA memiliki peranan penting,

karena dengan diajarkannya IPA di Sekolah Dasar diharapkan siswa

mendapatkan ilmu, mengakui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, dan

mempunyai bekal pengetahuan dasar yang berguna untuk menempuh

jenjang pendidikan yang selanjutnya.

IPA merupakan suatu disiplin ilmu dan penerapannya di

masyarakat, sehingga IPA menjadi sangat penting untuk dipelajari. Siswa

perlu diberi keterampilan-keterampilan proses IPA, dan diharapkan

mereka dapat berpikir dan memiliki sikap ilmiah. Namun, daya pikir

siswa dengan ilmuwan sangat berbeda, maka pengajaran IPA hendaknya

dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya.

Pembelajaran IPA di SD hendaknya memiliki prinsip sebagai berikut:

a. Dari yang mudah (konkrit) ke yang komplek (abstrak)

b. Sesuai dengan tahap perkembangan anak atau tahap perkembangan

kognitif

c. Pembelajarannya harus menyenangkan atau dengan kata lain belajar

sambil bermain.

d. Pembelajarannya terpadu (kemampuan berpikir siswa secara global)

3. Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Sifat-sifat Cahaya untuk SD

kelas V

Dalam penelitian ini akan membahas mengenai kompetensi dasar

mendiskripsikan sifat-sifat cahaya. Sifat-sifat cahaya adalah suatu sifat

yang dimiliki pada cahaya. Haryanto (2007: 140-151) menyebutkan

dibiaskan, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan,

dan cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Untuk memperjelas

pengetahuan siswa mengenai sifat-sifat cahaya, dapat dibuktikan melalui

suatu percobaan.

Sifat-sifat cahaya adalah suatu sifat yang dimiliki pada cahaya. Di

alam ini, cahaya sangat penting bagi kehidupan. Cahaya digunakan

sebagai sumber penerangan, fotosintesis bagi tumbuhan, pada pagi hari

untuk mendapatkan vitamin D bagi kesehatan badan terutama kesehatan

tulang. Selain itu, ciri rumah yang sehat adalah rumah yang cukup

mendapatkan cahaya.

Sumber cahaya adalah benda-benda yang dapat memancarkan

cahaya sendiri. Contoh sumber cahaya antara lain: matahari, kilat,

bintang, lampu, lilin, api, senter, dll. Sumber cahaya yang paling utama

di bumi adalah matahari.

a. Cahaya dapat merambat lurus

Cahaya dapat dikatakan merambat lurus

apabila cahaya tidak terhalang oleh

apapun. Dalam hal ini, dapat dibuktikan

seperti gambar di samping.

Selain itu, contoh cahaya dapat merambat lurus dalam kehidupan

sehari-hari antara lain:

1) Cahaya matahari yang terlihat dari dalam rumah melewati ventilasi

rumah.

2) Cahaya matahari yang terlihat dari dalam rumah melewati atap

yang bocor.

3) Lampu mobil atau motor yang menyala.

b. Cahaya dapat dibiaskan

Pembiasan adalah peristiwa pembelokkan cahaya setelah melewati

medium rambatan yang berbeda kerapatannya.

1) Jika cahaya merambat dari zat yang

kurang rapat ke zat yang lebih rapat, maka

cahaya akan dibiaskan mendekati garis

normal. Misalnya, cahaya merambat dari

udara ke air.

Gambar 2: Cahaya M eram bat Lurus

2) Jika cahaya merambat dari zat yang

lebih rapat ke zat yang kurang rapat, maka

cahaya akan dibiaskan menjauhi garis

normal. Misalnya cahaya merambat dari

air ke udara.

Garis normal adalah garis maya yang tegak lurus pada bidang batas

kedua zat. Peristiwa pembiasan cahaya dapat kamu temui dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya.

1) Kaki bebek di dalam air terlihat pendek.

2) Dasar kolam terlihat dangkal daripada kedalaman sebenarnya.

c. Cahaya dapat menembus benda bening

Cahaya dapat masuk ke dalam rumah selain melewati celah-celah

juga melalui kaca rumah. Kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya.

Apabila kamu menutup kaca jendela rumahmu dengan menggunakan

karton, maka cahaya tidak dapat masuk kedalam rumah. Selain itu, untuk

membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening kamu dapat

melakukan percobaan seperti gambar di bawah ini.

Cahaya dapat dikatakan

menembus benda bening, apabila

berkas cahaya tersebut dapat

melewati benda. Benda bening

adalah benda yang meneruskan sebagian besar cahaya yang diterimanya.

Gambar 4: Pembiasan Cahaya II

Benda bening dapat ditembus oleh cahaya, misalnya : kaca, plastik, gelas

aqua, gelas bening, air jernih, dll. Benda gelap adalah benda yang tidak

dapat meneruskan cahaya yang diterimanya. Benda gelap tidak dapat

ditembus oleh cahaya, misalnya: kertas karton, batu, buku, papan, triplek,

dinding atau tembok.

d. Cahaya Dapat Dipantulkan

Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan teratur dan

pemantulan baur (pemantulan difus).

1) Pemantulan teratur terjadi jika cahaya

mengenai permukaan yang rata. Pada

pemantulan ini, sinar pantul memiliki arah

yang teratur.

2) Pemantulan baur terjadi apabila cahaya

mengenai permukaan yang kasar atau tidak

rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul

arahnya tidak beraturan.

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.

Cermin dibedakan menjadi tiga macam, yaitu cermin datar, cermin

cekung, dan cermin cembung.

Gambar 6: Pemant ulan Terat ur

1) Cermin Datar

Mengenal Sifat Bayangan pada Cermin Datar

Cermin datar yaitu cermin yang permukaan

bidang pantulnya datar. Cermin datar biasa kamu

gunakan untuk bercermin. Pada saat bercermin,

kamu akan melihat bayanganmu di dalam

cermin.

Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar bersifat semu (maya),

tegak, jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda, dan

ukurannya sama dengan bendanya.

2) Cermin Cekung

Menentukan Sifat Bayangan pada Cermin Cekung

Cermin cekung yaitu cermin yang bidang

pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin

cekung biasanya digunakan sebagai reflektor

pada lampu mobil dan lampu senter. Selain itu,

cermin cekung dapat dilihat menggunakan sendok logam. Sifat bayangan

benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak

benda terhadap cermin.

a) Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat

tegak, lebih besar, dan semu (maya).

b) Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata

(sejati) dan terbalik.

Gambar 8: Cermin Dat ar

3) Cermin Cembung

Menentukan Sifat Bayangan pada Cermin Cembung

Cermin cembung yaitu cermin yang

permukaan bidang pantulnya melengkung

ke arah luar. Cermin cembung biasa

digunakan untuk kaca spion pada

kendaraan bermotor.

Bayangan pada cermin cembung bersifat semu (maya), tegak

seperti bendanya, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang

sesungguhnya.

e. Cahaya putih dapat diuraikan

Cahaya matahari yang terlihat putih, sebenarnya perpaduan dari

berbagai warna cahaya yang disebut spektrum cahaya. Spektrum cahaya

terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Tetesan hujan yang membiaskan cahaya matahari, sehingga warna putih

cahaya matahari terurai menjadi spektrum yang menyerupai pita-pita

warna yang disebut pelangi.

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi).

Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya

berwarna. Pelangi yang kita lihat memiliki bermacam-macam warna,

seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna putih

dapat terurai menjadi berbagai warna dapat dibuktikan dengan cakram

warna. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada air

didalam ember yang terkena sinar matahari, lampu, cahaya matahari, dan

lain-lain.

Untuk membuktikan bahwa cahaya

putih dapat diuraikan menjadi berbagai

warna dapat dibuktikan dengan

menggunakan salah satu alat yaitu

cakram warna.

Dokumen terkait