• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Minat

1. Pengertian Minat

Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, maka minat akan semakin kuat.

Hurlock (1993: 114) menjelaskan bahwa minat merupakan sumber

motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka

inginkan bila mereka bebas memilih. Minat menjadi sumber motivasi

yang kuat untuk belajar.

Moh. Surya (2003: 67) minat diartikan sebagai rasa senang atau

tidak senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya ialah

bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang

bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.

Winkel (1984: 30) menyatakan minat adalah kecenderungan yang

menetap terhadap objek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu

dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat sangat

berhubungan dengan perasaan siswa. Perasaan yang berpengaruh

terhadap semangat dan gairah untuk belajar. Dengan perasaan, siswa

dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang diperolehnya.

Perasaan senang akan menimbulkan minat yang positif atau baik. Dan

sebaliknya, jika perasaan tidak senang maka akan menimbulkan minat

yang negatif atau kurang baik.

Dari beberapa pengertian minat di atas, dapat disimpulkan bahwa

minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang

2. Faktor pendorong minat

Soewardi (1987: 183) minat didorong oleh motivasi. Motivasi

merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak atau

berbuat untuk tujuan tertentu. Minat dimanifestasikan berdasarkan

komponen dorongan yang mendorongnya, antara lain dorongan untuk

mempertahankan hidup, serta kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Minat dan motivasi berhubungan sangat erat, dimana minat

merupakan alat motivasi yang utama. Esti (2002: 365) salah satu cara

untuk menarik minat selama pelajaran adalah menghubungkan

pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang

diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan

dengan minat siswa.

Sardiman (1986: 95) menjelaskan beberapa cara untuk

menciptakan minat, antara lain:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar.

b. Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah

pada masa lampau.

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan

hasil yang lebih baik .

d. Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak

Dari beberapa cara menciptakan minat di atas, minat tumbuh dari

perasaan senang yang dialami oleh siswa. Winkel (1984: 31) menyatakan

bahwa guru harus dapat membuat siswa selalu merasa senang dalam

belajar, antara lain dengan cara sebagai berikut.

a. Membina hubungan yang akrab dengan siswa, namun tidak

bertingkah seperti anak remaja.

b. Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun juga

tidak terlalu mudah.

c. Menggunakan media pembelajaran yang cocok untuk menunjang

proses belajar mengajar.

d. Menggunakan alat-alat pelajaran yang cocok untuk menunjang

proses belajar mengajar.

e. Menggunakan cara mengajar atau metode mengajar yang bervariasi,

namun tidak berganti-ganti metode sehingga siswa menjadi bingung.

3. Ciri-ciri Minat

Hurlock (1995: 115) menjelaskan bahwa ciri-ciri minat antara lain

sebagai berikut.

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah.

Perubahan minat terjadi selama perubahan fisik dan mental siswa

berkembang. Dengan demikian perkembangan fisik dan mental

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap

secara fisik dan mental untuk belajar. Misalnya: siswa tidak akan

mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPA, sampai

siswa tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar

IPA sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan

minat, baik siswa maupun orang dewasa. Minat berasal dari

lingkungan, dimana siswa tinggal. Lingkungan siswa sebagian besar

terbatas pada rumah. Minat mereka tumbuh dari rumah. Dengan

bertambah luasnya lingkup sosial, siswa lebih tertarik pada minat

orang yang berada di luar rumah, yang mulai mereka kenal. Jadi,

minat bergantung pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk

belajar.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial

yang terbatas akan membatasi minat siswa. Misalnya pada siswa

yang memiliki cacat fisik, siswa tersebut mungkin mempunyai minat

yang terbatas dibandingkan dengan teman sebayanya yang memiliki

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Siswa mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang

dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya

mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian, siswa

tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap

tidak sesuai. Minat siswa tergantung pada lingkup budayanya yang

mereka tekuni dengan baik.

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang

menentukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan

akan melemahkan minat siswa. Sebaliknya, jika bobot emosional

seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat seorang

siswa tersebut.

g. Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat

egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya.

Misalnya, minat siswa pada mata pelajaran tertentu, kepandaian

mereka di bidang tersebut di sekolah menjadi langkah penting untuk

menuju kedudukan yang baik dan menguntungkan di bidang yang

Mardapi (2008: 112) menyebutkan beberapa indikator siswa yang

berminat antara lain: usaha dalam memahami, membaca buku yang

berkaitan bidang studi, bertanya di kelas, bertanya kepada teman,

bertanya kepada orang lain, mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh.

Dari uraian di atas mengenai indikator-indikator siswa yang

berminat, peneliti dapat menyimpulkan bahwa indikator siswa yang

berminat antara lain:

a. Ekspresi perasaan senang, meliputi: siswa mengikuti pelajaran

dengan antusias, siswa tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru,

siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa

menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai, dan siswa

duduk dengan tenang siap untuk belajar.

b. Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam

kelas, siswa aktif menjawab pertanyaan, siswa menyimak penjelasan

guru dengan seksama, siswa tidak melamun di dalam kelas, dan

siswa tidak mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika

belajar.

c. Kemauan untuk mengembangkan diri, meliputi: siswa giat membaca

buku pelajaran IPA, siswa menanyakan kesulitan yang dialami

kepada guru, siswa membuat catatan mengenai materi yang

disampaikan oleh guru, siswa mengerjakan tugas dari guru, dan

d. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meliputi: siswa aktif

menyampaikan pendapat dalam diskusi, siswa mau membantu teman

lain yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa bekerjasama

dengan kelompok, siswa maju ke depan mengerjakan tugas, dan

siswa mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan spontan dari

guru.

4. Cara Mengukur Minat

Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian nontes. Masidjo

(1995: 59) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian

pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam

situasi yang kurang distandardisasikan. Dimana, yang dimaksudkan

untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara

konkret dari individu atau kelompok. Penilaian nontes dapat berupa

pengamatan (observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket,

dan wawancara.

Dalam penelitian ini, minat siswa diukur menggunakan

pengamatan (observasi). Zainal Arifin (2009: 153) menyatakan bahwa

observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai bebagai fenomena, baik

dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk

mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini, pengamatan (observasi)

observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala

atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung

diamati oleh peneliti.

Selain pengamatan (observasi), minat siswa dapat didukung dengan

menggunakan wawancara. Masidjo (1995: 72) menyatakan bahwa

wawancara merupakan suatu proses tanya jawab sepihak antara

pewawancara dengan yang diwawancarai, yang dilaksanakan sambil

bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

maksud memperoleh jawaban dari wawancara. Wawancara dapat

dilakukan kepada guru dan sebagian siswa.

Dokumen terkait