PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
YUYUN ISROWIYANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
YUYUN ISROWIYANI
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya masalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat khususnya pada mata pelajaran Matematika, dilihat dari ketuntasan nilai individu diperoleh hasil bahwa dari 24 siswa hanya 6 siswa (25%) yang telah mencapai KKM (60). Tujuan penelitian adalah penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi siswa serta tes hasil belajar di setiap siklusnya. Selanjutnya data dianalisis dengan cara analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Hasil penelitian dapat dilihat dari presentasi rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 55,20 kategori cukup aktif dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 64,16 kategori aktif. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I adalah 13 siswa ( 54,17%) dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 24 siswa (100%).
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013.
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Diskusi Kelompok ... 6
B. Pengertian Belajar ... 8
C. Aktivitas Belajar ... 9
D. Hasil Belajar ... 10
E. Pengertian Matematika ... 11
F. Hipotesis Tindakan ... ...12
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 13
B. Subjek Penelitian ... 13
C. Teknik Pengumplan Data ... 13
D. Alat Pengumpulan Data ... 15
E. Teknik Analisis Data ... 15
F. Prosedur Penelitian ... 19
G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 20
H. Indikator Keberhasilan ... 28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil ... 29
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 49 B. Saran ... 49
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 32
2. Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 33
3. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 34
4. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 41
5. Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 42
6. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap
manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdayaguna dan mandiri.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Bab I pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualnya keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan dasar memiliki peranan penting dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Salah satu komponen
pendidikan dasar adalah bidang-bidang pengajaran diantaranya Matematika.
Perhitungan dan proses berpikir Matematika biasanya diperlukan dalam
menyelesaikan, berbagai permasalahan. Oleh karena itu pengajaran
Matematika sekolah di masa yang akan datang diupayakan agar siswa tidak
hanya terampil menggunakan Matematika.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari
Sekolah Dasar (SD) untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan
2
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi
untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif (KTSP).
Pemberlakukan KTSP, menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus
dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran. Kompetensi
merupakan kemampuan berpikir, bertindak, dan bersikap secara konsisten
sebagai perwujudan dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai.
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan di kelas V SD Negeri 3
Metro Pusat Tanggal 14 November 2012, diperoleh data bahwa dalam
pembelajaran Matematika masih banyak hasil belajar siswa yang belum
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkannya
yaitu 60, terbukti dari nilai rata-rata kelas yang hanya mencapai 59. Sementara
itu dilihat dari ketuntasan nilai individu berdasarkan KKM, diperoleh hasil
bahwa dari 24 siswa hanya 6 siswa (25%) yang telah mencapai KKM,
sedangkan 18 siswa (75%) belum tuntas atau belum mencapai KKM. Aktivitas
belajar siswa juga masih rendah terlihat dari siswa yang cenderung ribut,
banyak ngobrol dan tidak menyimak materi yang disampaikan oleh guru, serta
proses timbal balik antara guru dengan siswa kurang terlihat.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan siswa kesulitan dalam
pembelajaran Matematika sebagai berikut : (1) Proses pembelajaran
Matematika yang masih bersifat abstrak tanpa mengaitkan permasalahan
Matematika dengan kehidupan sehari-hari, (2) Guru kurang memotivasi siswa
dalam pembelajaran Matematika sehingga siswa lemah mempelajari
guru karena guru belum dapat melakukan pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, dan menyenangkan. (4) Guru masih bersifat dominan dalam proses
pembelajaran.
Dari permasalahan guru di atas, dalam pembelajaran guru kurang optimal
dan masih berpusat pada guru, dimana guru harus menjelaskan materi
pembelajaran. Dengan metode seperti ini, hanya siswa yang mempunyai minat
belajar tinggi saja yang aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa
yang mempunyai minat belajar rendah cenderung tidak serius dalam mengikuti
pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika, perlu ditemukan model pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melaksanakan penelitian
tindakan kelas dengan mengambil judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Menggunakan Metode Diskusi Kelompok pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada
sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran Matematika yang masih bersifat abstrak tanpa
mengaitkan permasalahan Matematika dengan kehidupan sehari-hari
2. Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran Matematika sehingga
siswa lemah mempelajari Matematika
3. Siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan kepada guru karena
guru belum dapat melakukan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
4
4. Guru masih bersifat dominan dalam proses pembelajaran
5. Aktivitas belajar siswa masih rendah terlihat dari siswa yang cenderung
ngobrol dan tidak menyimak materi yang disampaikan oleh guru
6. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa hanya 6 siswa (25%) dari 24
siswa yang telah mencapai KKM (60)
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang ada dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan metode diskusi kelompok dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika di
SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimanakah penggunaan metode diskusi kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika di
SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013?
Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini, yaitu metode pembelajaran dengan menggunakan metode
diskusi kelompok ini, diharapkan hasil belajar Matematika dapat meningkat.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan
penelitian adalah :
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui
2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V
SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui model
pembelajaran metode diskusi kelompok.
E. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat bagi siswa
a. Meningkatkan minat belajar dalam proses pembelajaran
b. Meningkatkan hasil belajar siswa
2. Manfaat bagi guru
a. Meningkatkan hasil pembelajaran siswa yang dibimbingnya
b. Guru dapat menambah kemampuan mengajar dengan menggunakan
metode pembelajaran diskusi kelompok.
3. Manfaat bagi sekolah
Dapat meningkatkan hasil dan kualitas pembelajaran pada umumnya dan
khususnya pelajaran Matematika.
4. Manfaat bagi peneliti
Menambah pengetahuan tentang PTK, sehingga dapat menjadi guru yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Diskusi Kelompok
Metode diskusi kelompok adalah metode mengajar dengan
mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu
kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.
Pengertian diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan yang
dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok merupakan
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan
diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan
permasalahan seorang individu.
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-diskusi-kelompok/,26 Desember 2012,
21:52)
Moh. Uzer Usman (2005: 94) menyatakan bahwa diskusi kelompok
merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau
informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.
Langkah-langkah dalam metode diskusi kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Guru menggunakan masalah yang ada didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya, hal terpenting adalah permasalahan yang dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami baik-baik oleh setiap siswa.
3. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya, hasil-hasil yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain).
4. Akhir diskusi para siswa mencatat hasil-hasil diskusinya dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok.
(http://belajar-ajaran.blogspot.com/2010/04/1-diskusi-kelompok.html, 26 Desember 2012, 22:07)
Adapun kelebihan dan kelemahan dari metode Diskusi Kelompok menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 50) adalah sebagai berikut :
1) Kelebihan metode diskusi kelompok adalah sebagai berikut (a) dapat
mendorong siswa untuk berfikir kritis (b) memupuk kemauan dan
kemampuan kerja sama antara para peserta didik (c) mendorong siswa
untuk mengeluarkan pendapatnya secara bebas. (d) membiasakan anak
didik untuk mendnegarkan pendapat orang lain. (e) pemahaman materi
lebih mendalam.
2) Kelemahan metode diskusi kelompok adalah sebagai berikut :
(a) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang
belum siap dengan baik (b) peserta diskusi mendapat informasi yang
terbatas (c) dapat di kuasai oleh orang – orang yang suka berbicara (aktif)
sedangkan anggota yang lain hanya pasif (diam).
Penerapan metode diskusi kelompok menuntut guru untuk dapat
mengelompokkan peserta didik secara arif dan proporsional. Pengelompokkan
peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada : (a) fasilitas yang,
tersedia; (b) perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan
belajar; (c) jenis pekerjaan yang diberikan; (d) wilayah tempat tinggal peserta
didik; (e) jenis kelamin; (f) memperbesar partisipasi peserta didik dalam
8
Selanjutnya, pembagian kelompok sebaiknya heterogen, baik dari segi
kemampuan belajar maupun jenis kelamin terjadi dinamika kegiatan belajar
yang lebih baik dan kelompok tidak terkesan berat sebelah yaitu ada kelompok
yang kuat dan ada kelompok yang lemah.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian diskusi kelompok
di atas, dapat di simpulkan bahwa diskusi kelompok adalah suatu cara belajar
yang melibatkan kelompok–kelompok dimana dalam satu kelompok terdiri dari
4 sampai 6 orang dan setiap anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan
untuk menyampaikan pendapatnya masing – masing serta berbagai pengalaman
atau informasi guna pemecahan masalah.
B. Belajar
Belajar pada hakekatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai. Manusia tanpa belajar akan mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tidak lain merupakan produk kegiatan berpikir manusia-manusia
pendahuluanya. Tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
selalu berubah merupakan tuntutan kebutuhan manusia sejak lahir sampai
akhir hayatnya. Dengan demikian, belajar merupakan tuntutan hidup
sepanjang hayat manusia (life long learning) (Hamzah B. Uno: 2007: 25)
Sejalan dengan pendapat di atas makan menurut Waston dalam Winkel
(1986: 4) belajar dipandang sebagai jalan menanamkan sejumlah ikatan antara
sedangkan Aristo Rahadi (2004: 3) mendefinisikan belajar merupakan usaha
yang dilakukan seseorang melakukan dengan lingkungannya untuk merubah
prilaku.
Menurut Winkel (1986: 15) belajar merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman keterampilan nilai sikap, yang bersifat konstan/menetap. Belajar yang sering disebut sebagai metode perseptual, dan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar.
Berdasarkan beberapa rumusan pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan hal-hal pokok yang menyangkut belajar sebagai berikut : (1)
Belajar membuat perubahan dalam arti perubahan perilaku aktual maupun
potensial, (2) Perubahan itu pada dasarnya didapat dari kecakapan baru, (3)
Perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.
C. Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat
seperti lazimnya terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Dalam proses
pembelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berfikir
maupun berbuat. Slameto (1995: 36) menyatakan : Penerimaan pelajaran jika
dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi
dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda:
seperti siswa akan mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat,
menimbulkan pendapat dengan guru. Dimyati & Mudjiono (2006: 236 – 238)
mengemukakan aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses
10
jasmani maupun rohani selama proses pembelajaran. Dan menurut
Poerwadarminta (2003: 23), aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar
adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang
melibatkan kerja pikiran dan badan terutama dalam hal kegiatan belajar
mengajar untuk rnencapai tujuan yang ditetapkan. Semakin banyak aktivitas
yang dilakukan oleh siswa, diharapkan siswa akan semakin memahami dan
menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
D. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki setelah mengalami
suatu proses pengajaran. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjono (2002:
6), hasil belajar yang diperoleh seseorang setelah belajar berupa keterampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai.
Soedijarto (Nashar, 2004: 79) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program
belajar dan mengajar sesuai yang diterapkan.
Sedangkan Sudjana yang dikutip oleh Winkel (1986: 3)
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar.
Hasil belajar yang dimaksud dalah hasil dari proses pembelajaran yang
mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh siswa
Menurut Slameto (2003: 54-72) hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : faktor yang berasal dari luar (faktor eksternal), dan faktor yang berasal dari dalam (faktor internal). Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal harus memperhatikan faktor yang berasal dari luar yaitu : (1) faktor sosial, (2) faktor budaya, (3) faktor lingkungan fisik, (4) faktor lingkungan spiritual. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam yaitu (1) faktor jasmaniah (fisiologi), (2) faktor-faktor psikologis dan (3) faktor kematangan fisik maupun psikis.
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti
program belajar dan mengajar yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai. Hasil belajar dapat dipengaruhi dari faktor eksternal dan faktor
internal.
E. Pengertian Matematika
Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematike” yang
berarti mempelajari, atau “Mathesis” yang berarti “relating to learning”
(pengetahuan atau ilmu). Perkataan Mathematike berhubungan erat dengan
sebuah kata lainnya yang berupa, “mathein” yang mengandung arti ajaran
atau belajar (berpikir) Ensiklopedia Indonesia dalam Tim MKPBM UPI
(2001: 17), jadi berdasarkan asal katanya, maka Matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengan berpikir atau nalar (Erna, Tiurlina, 2006: 3).
Matematika juga diartikan sebagai pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana
kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas
kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi.
Matematika adalah ilmu tentang logika, bentuk, susunan, besaran, dan
12
yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu, aljabar, analisis, dan
geometri. (James dan James dalam Tim MKPBM UPI, 2001: 17).
Ressefendi dalam Erna, Tiurlina (2006: 4), menyatakan bahwa
Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan.
Definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah
dibuktikan kebesarnnay berlaku secara umum, karena itulah Matematika
sering disebut ilmu deduktif.
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang didapat dengan berfikir (bernalar),
yang berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,
menurunkan dan menggunakan rumus Matematika sederhana yang berguna
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial dan
ekonomi.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis
penelitian tindakan kelas sebagai berikut : “Jika dalam pembelajaran
Matematika dikelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013,
guru menggunakan metode diskusi kelompok dengan memperhatikan
langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
A. Setting Penelitian
1. Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini, mengambil kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat tahun
pelajaran 2012/2013.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari
perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian pada bulan
November 2012 sampai Februari 2013.
B. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan pada guru dan siswa kelas V SD
Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 24
orang siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Tes
Teknik ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar
siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh guru dengan memberikan
14
Tabel 3.1 Contoh Lembar Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Teknik ini dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa saat
mengikuti pembelajaran dan saat mengikuti diskusi serta mengamati
kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan lembar observasi.
a. Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa diperoleh dengan lembar panduan observasi
selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara
mengamati aktivitas yang dilakukan siswa sesuai dengan deskriptor
yang terdapat dalam lembar observasi.
Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama
b. Data Kinerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran di Kelas
Data kinerja guru dilakukan selama pembelajaran berlangsung,
diadakan observasi untuk mengamati pengelolaan pembelajaran
melalui lembar observasi. Data kinerja guru diperoleh dari pengamatan
langsung kinerja guru ketika dilaksanakan pembelajaran di kelas,
dengan menggunakan lembar instrumen Penelitian Kinerja Guru 2
(IPKG 2).
D. Alat Pengumpulan Data
1. Lembar Panduan observasi
Instrumen dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas lain. Lembar
observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas
belajar siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam
pembelajaran Matematika dengan metode diskusi kelompok.
2. Tes hasil belajar
Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil
belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode diskusi kelompok.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif ini digunakan untuk menganalisis
data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan
secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian,
16
sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang
menunjukkan dinamika prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran.
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang terdiri
atas aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.
Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas siswa. Data aktivitas diperoleh berdasarkan
perilaku yang sesuai dan relevan dengan kegiatan pembelajaran. Data nilai
aktivitas siswa dari setiap siklus akan dianalisis menggunakan rumus :
N =
Diadopsi dari Purwanto (2008 : 102)
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
No Skala Kategori
1 20 – 39 Kurang aktif
2 40 – 59 Cukup aktif
3 60 – 79 Aktif
4 > 80 Sangat aktif
Tabel 3.4 Lembar observasi kinerja guru
No Aspek yang diamati Skor
I Pra Pembelajaran
1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 1 2 3 4 5
2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 5
II Membuka Pelajaran
3. Melakukan apersepsi 1 2 3 4 5
4. Menyampaiakn kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
dan rencana kegiatan
1 2 3 4 5
A. Penguasaan Materi Pembelajaran
5. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
6. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
1 2 3 4 5
B. Metode Diskusi Kelompok
7. Mengorganisasir siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
1 2 3 4 5
8. Mengarahkan kelompok bekerja dan belajar 1 2 3 4 5
9. Mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang
dikaitkan dengan pembelajaran
1 2 3 4 5
10. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir mengenai topik pembelajaran.
1 2 3 4 5
11. Memfasilitasi para siswa untuk mendiskusikan
mengenai apa yang telah dipikirkan.
1 2 3 4 5
12. Membimbing kelompok untuk berbagi hasil
pemikiran mereka dengan kelompok lain
1 2 3 4 5
13. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
yang telah dialokasikan
1 2 3 4 5
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran / Sumber Belajar
14. Menggunakan media secara efektif dan afisien 1 2 3 4 5
15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara ketertiban siswa
16. Menumbuhkan partisipasi aktifi siswa dalam
pembelajaran
1 2 3 4 5
17. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4 5
E. Kemampuan khusus pembelajaran Matematika di SD
18. Membimbing siswa dalam penanaman konsep dasar
matematika
1 2 3 4 5
19. Memfasilitasi siswa dalam pemahaman konsep
dasar matematika
1 2 3 4 5
20. Memfasilitasi siswa pada pembinaan dan
keterampilan matematika
1 2 3 4 5
F. Penggunaan Bahasa
21. Menggunakan bahasa lisan secara kelas jelas dan lancar
1 2 3 4 5
22. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5
IV Penutup
23. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
1 2 3 4 5
24. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5
25. Melaksanakan tindak lanjut 1 2 3 4 5
18
Diadopsi dari Purwanto (2008: 102)
Setelah diperoleh presentase mengenai kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran, kemudian dikategorikan sesuai dengan
kualifikasi hasil observasi pada tabel berikut :
Tabel 3.5 Kriteria hasil observasi
No Tingkat Keberhasilan (%) Arti
1 0 – 20 Sangat kurang
2 21 – 40 Kurang
3 41 – 60 Cukup baik
4 61 – 80 Baik
5 81 – 100 Sangat baik
(Sumber : Arikunto, 2007: 44) 2. Analisis Kuantitatif
Akan digunakan untuk menganalisis data dari instrumen tes. Data hasil
penelitian tergolong data kuantitatif secara deskriptif, yakni dengan
menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus
S =
x 100%
Keterangan :
Ketuntasan individual : jika siswa mencapai KKM 60
Ketuntasan klasikal : jika ≥ 75% dari 24 siswa telah mencapai KKM 60.
(Sumber : Purwanto, 2008: 12)
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK),
penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur
siklus, setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Sunyono, 2009: 11). Kegiatan pertama
penelitian didahului dengan menemukan masalah dan upaya mencari solusi
yang berupa perencanaan perbaikan, dilanjutkan dengan observasi kemudian
refleksi melalui diskusi antar mahasiswa dengan guru kelas sehingga
menghasilkan rencana perbaikan untuk tindakan selanjutnyua. Siklus dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1.
20
G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas
1. Siklus 1
a. Perencanaan
1) Menetapkan dan mendiskusikan rancangan pembelajaran yang
akan diterapkan kepada peserta didik di kelas sebagai tindakan.
2) Menyiapkan pemetaan SK KD untuk menyusun Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP)
3) Menyiapkan silabus Matematika untuk menyusun Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP)
4) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) menggunakan
metode diskusi kelompok sesuai dengan materi yang telah
ditetapkan.
5) Menyusun Lembar soal yang akan diberikan kepada peserta didik
sebagai bahan berdiskusi selama pembelajaran berlangsung
6) Menyiapkan media pembelajaran untuk mendukung proses
pembelajaran
7) Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk melihat aktivitas
belajar peserta didik ketika pembelajaran berlangsung
8) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat tindakan guru selama
pembelajaran
9) Menyiapkan perangkat tes (soal evaluasi) sebagai alat evaluasi
peserta didik
b. Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola
proses belajar Matematika dengan menggunakan metode diskusi
kelompok, dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal ini guru menyampaikan penjelasan
tentang metode diskusi kelompok, kemudian guru memberikan
apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan
awal ini aktivitas pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Tahap Pendahuluan
1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
2) Guru menjelaskan mengenai tugas dan kewajiban setiap
anggota kelompok dan tanggungjawab kelompok terhadap
keberhasilan kelompok.
3) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok
4) Guru membagikan LKK dan materi pada masing-masing
kelompok
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru melakukan kegiatan mengikuti
urutan kegiatan yang ada dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran yang merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan diskusi
kelompok yaitu sebagai berikut :
22
a. Melibatkan peserta didik mencari informasi mengenai sifat –
sifat bangun ruang (kubus)
b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang di ajukan
oleh guru
c. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dengan
pemberian LKS
- Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi , guru :
a. Siswa di minta untuk membaca buku pelajaran dan mencatat
hal-hal penting atas penjelasan materi yang di jelaskan
b. Guru membimbing tiap-tiap kelompok untuk membandingkan
sifat-sifat bangun ruang
c. Memberikan kesempatan untuk siswa berfikir, menganalisis
dan menyelesaikan LKS yang di berikan
d. Memfasilitasi siswa menyajikan hasil kerja kelompok
e. Memfasilitasi siswa untuk menanggapi presentasi kelomppok
lain
- Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi , guru :
a. Melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa
b. Bersama siswa melakukan repleksi untuk memperoleh
c. Bersama siswa bertanya jawab tentang meluruskan kesalahan
pemahaman memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir ini guru mengikuti urutan kegiatan
yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat
mengadopsi dan merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan diskusi
kelompok. Urutan kegiatan pembelajaran secara garis besar
adalah :
b) Tahap Penutup
1) Guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja
Kelompok (LKK)
2) Guru menyampaikan klarifikasi tiap kelompok untuk
menghindari terjadinya kesalahan konsep dan sekaligus
sebagai evaluasi lisan
3) Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran
yang telah dipelajari
4) Guru memberikan penghargaan kelompok
5) Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang materi
yang telah dipelajari namun kurang atau belum
dipahami/dimengerti
24
c. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap
pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi aktivitas peserta
didik, lembar observai pengelolaan pembelajaran oleh guru (dilihat
dari observasi kinerja guru dalam pembelajaran), tes ketercapaian
prestasi belajar peserta didik, dan lembar angket respon peserta didik.
Bentuk observasi yang digunakan adalah observasi terbimbing
merujuk pada lembar observasi yang telah dibuat.
Data yang didapat diolah dan digeneralisasi agar diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus
yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan guna perbaikan,
baik teknik, cara penyampaian, atau hal apapun yang mempengaruhi
jalannya proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang telah
direncanakan dan dilaksanakan.
d. Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti serta
pengkajian aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung,
hal ini dilakukan sebagai acuan dalam pembuatan rencana perbaikan
pembelajaran baru pada siklus-siklus berikutnya.
Refleksi diadakan agar pada pelaksanaan siklus yang baru,
perencanaan yang matangpun dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Refleksi dibuat melalui oservasi dan analisis oleh peneliti dan guru
guna mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan
2. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka diadakan perencanaan
ulang. Rencana yang dibuat pada prinsipnya sama dengan rencana
pada siklus I, termasuk pada pembentukan kelompok. Hal ini
disebabkan karena efektivitas kerja kelompok yang telah dibentuk
hasil efektif dan tidak ada keluhan peserta didik terhadap
kelompoknya, hanya saja materi disesuaikan pada siklus II.
b. Tindakan
Kegiatan yang dilaksankan pada tahap ini adalah pengelolaan proses
belajar dengan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok dengan
kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini guru menyampaikan penjelasan tentang
pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok sebelum
menampilkan fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan materi yang akan diajarkan sebagai tindakan
apersepsi agar peserta didik lebih terarah dalam pelaksanaannya.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan
awal ini aktivitas pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Tahap Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang metode
26
2) Guru menjelaskan mengenai tugas dan kewajiban setiap
anggota kelompok dan tanggung jawab kelompok terhadap
keberhasilan kelompoknya.
3) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok
4) Guru membagikan LKK dan materi pada masing-masing
kelompok
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru melakukan kegiatan mengikuti urutan
kegiatan yang ada pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang
merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan diskusi kelompok.
3. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir ini guru mengikuti urutan kegiatan yang ada
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mengadopsi
dan merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan metode diskusi
kelompok
b) Tahap Penutup
1) Guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja
Kelompok (LKK)
2) Guru menyampaikan klarifikasi tiap kelompok untuk
menghindari terjadinya kesalahan konsep dan sekaligus
sebagai evaluasi lisan.
3) Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran
4) Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang materi
yang telah dipelajari namun kurang atau belum
dipahami/dimengerti
5) Guru memberikan penghargaan kelompok
6) Guru memotivasi peserta didik dan menutup pelajaran
c) Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap
pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi aktivitas
peserta didik, lembar observasi pengelolaan pembelajaran oleh
guru (dilihat dari observasi kinerja guru dalam pembelajaran),
tes ketercapaian prestasi belajar peserta didik, dan lembar
angket respon peserta didik. Bentuk observasi yang digunakan
adalah observasi terbimbing merujuk pada lembar observasi
yang telah dibuat.
Data yang didapat diolah dan digeneralisasikan agar diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan
siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan
guna perbaikan, baik tehnik, cara penyampaian, atau hal
apapun yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran
dalam pelaksanaan siklus yang telah direncanakan dan
28
d. Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi guru dan peneliti serta
pengkajian aktivitas peserta didik selama pembelajaran
berlangsung, hal ini dilakukan sebagai acuan dalam membuat
rencana perbaikan pembelajaran baru pada siklus-siklus
berikutnya.
Refleksi diadakan agar pada pelaksanaan siklus yang baru,
perencanaan yang matang pun dapat dilaksanakan dengan
maksimal melalui observasi dan analisis oleh peserta dan guru
mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan
dari penelitian ini.
H. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok dikatakan
berhasil apabila :
1. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya
2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar siswa secara
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dimaksud dari kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah:
1. Penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran Matematika
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam
kegiatan pembelajaran. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa adalah 55,20
kategori cukup aktif dan pada siklus II rata–rata aktivitas siswa meningkat
menjadi 64,16 kategori aktif. Pada siklus I nilai kinerja guru adalah 56,6
kategori cukup baik dan pada siklus II kinerja guru meningkat menjadi
74,4 kategori baik.
2. Penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran Matematika
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. pada siklus I jumlah siswa yang
tuntas adalah 13 siswa (54,17%) dan jumlah siswa yang tidak tuntasn
adalah 11 siswa (45.83%). Dan pada siklus II jumlah siswa tuntas adalah
24 siswa (100%) dan tidak ada lagi siswa yang tidak tuntas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti menyarankan
kepada pembaca atau yang berkepentingan diantaranya :
1. Bagi siswa, harus selalu menjaga kekompakan di dalam kelas dan
kelompoknya serta mampu menjalin kerja sama yang baik dalam proses
50
2. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran lain dapat mencoba
menerapkan metode diskusi kelompok guna meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Kepala Sekolah, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
guru mengenai model pembelajaran dan cara mengajar yang lebih
bervariasi agar guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan cara
yang lebih menarik.
4. Bagi Peneliti Lanjutan
a. Penggunaan metode diskusi kelompok bukan hanya dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika saja tetapi juga dapat digunakan pada mata pelajaran
lainnya.
b. Penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan aktkvitas
dan hasil belajar siswa bukan hanya di kelas V tetapi dapat juga
dilakukan pada kelas-kelas lain.
Amin Yusuf, 1982. Evaluasi Pendidikan. Usaha Nasional. Jakarta.
Aqib, Zainal, dkk, 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB & TK. Yrama Widya. Bandung.
Aristo Rahadi, 2004. Media Pengajaran. Departemen P dan K Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Departemen Pindidikan Dan Kebudayaan, 1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Renika Cipta, Jakarta.
Erna, Tiurlina, 2006. Mengajar dan Menyayangi Matematika. http:/www.pikiran_rakyat.com/ diakses pada 20 Nopember 2012 pukul 15.30 WIB.
Hamalik Oemar, 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. tarsito Bandung.
. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-diskusi-kelompok/,26 Desember 2012, 21:52)
(http://belajar-ajaran.blogspot.com/2010/04/1-diskusi-kelompok.html, 26 Desember 2012, 22:07)
Moedjiono, 1992. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Nabisi Lapono, 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Purwanto, Ngalim, 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Uno. Hamzah. 2007. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Penerbit Bumi Aksara .Jakarta.
Winarno Surachman, 1986. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Tarsito Bandung.