Analisis Harmonisa
Sudaryatno Sudirham1
Penyediaan energi listrik pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk gelombang sinus. Arus yang
mengalir diharapkan juga berbentuk gelombang sinus pula.
Pengantar
Namun perkembangan teknologi yang terjadi di sisi beban membuat arus beban tidak lagi berbentuk
gelombang sinus.
Bentuk-bentuk gelombang arus ataupun tegangan yang tidak berbentuk sinus, namun tetap periodik, tersusun dari
gelombang-gelombang sinus dengan berbagai frekuensi; bentuk gelombang ini tersusun dari harmonisa-harmonisa
2
Sinyal Nonsinus
Pembebanan Non Linier
Tinjauan Di Kawasan Fasor
Dampak Harmonisa Pada Piranti
Harmonisa Pada Sistem Tiga Fasa
Cakupan Bahasan
3 4
Kita akan menggunakan istilah sinyal nonsinus untuk menyebut secara umum sinyal periodik yang tidak berbentuk sinus. Kita sudah mengenal bentuk gelombang
seperti ini misalnya bentuk gelombang gigi gergaji dan sebagainya, namun dalam istilah ini kita masukkan pula pengertiansinus terdistorsiyang terjadi di sistem tenaga Apabila persamaan sinyal nonsinus diketahui, tidaklah terlalu sulit
mencari spektrum amplitudo dan spektrum sudut fasa
Apabila persamaan sinyal nonsinus sulit dtentukan, maka kita menentukan spektrum amplitudo sinyal dengan
pendekatan numerik
[
]
∑
π
+
π
+
=
cos(
2
)
sin(
2
)
)
(
t
a
0a
nf
0t
b
nf
0t
f
n n[
cos(
)
]
)
(
1 0 2 2 0∑
∞ =+
ω
−
ϕ
+
=
n n n nb
n
t
a
a
t
f
n n n a b = ϕ tanJika
f(t)
adalah fungsi periodik yang memenuhi persyaratan Dirichlet, makaf(t)
dapat dinyatakan sebagai deret Fourier:∫
−=
/2 2 / 0 0 0 0)
(
1
T Ty
t
dt
T
a
∫
−ω
>
=
/2 2 / 0 0 0 00
;
)
sin(
)
(
2
T T ny
t
n
t
dt
n
T
b
0
;
)
cos(
)
(
2
/2 2 / 0 0 0 0>
ω
=
∫
−y
t
n
t
dt
n
T
a
T T n dengan Koefisien Fourier7
Pendekatan Numerik Spektrum Sinyal Nonsinus
∫
−=
/2 2 / 0 0 0 0)
(
1
T Ty
t
dt
T
a
Koefisien Fourier:∫
−ω
>
=
/2 2 / 0 0 0 00
;
)
sin(
)
(
2
T T ny
t
n
t
dt
n
T
b
0
;
)
cos(
)
(
2
/2 2 / 0 0 0 0>
ω
=
T
∫
−y
t
n
t
dt
n
a
T T nluas bidang yang dibatasi oleh kurva y(t)
dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda luas bidang yang dibatasi oleh kurva
dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda
) cos( ) (t n 0t
y ω
luas bidang yang dibatasi oleh kurva dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda
)
sin(
)
(
t
n
0t
y
ω
Dengan penafsiran bentuk integral sebagai luas bidang, setiap bentuk sinyal periodik
dapat dicari koefisien Fourier-nya, yang berarti pula dapat ditentukan spektrumnya
Dalam praktik, sinyal nonsinus diukur dengan menggunakan alat ukur elektronik yang dapat menunjukkan langsung spektrum amplitudo dari
sinyal nonsinus yang diukur 8
-200 -150 -100 -50 0 50 100 150 200 0 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014 0,016 0,018 0,02 y[volt] t[detik]
CONTOH: Analisis Harmonisa Sinyal Nonsinus pada Contoh-1
T0= 0,02 s ∆tk= 0,0004 s Komp. searah Fundamental f0= 1/T0 = 50 Hz Harmonisa ke-3
t Ak Lka0 Lka1 Lkb1 Lka3 Lkb3
0 50 0,0004 75 0,025 0,025 0,002 0,024 0,006 0,0008 100 0,035 0,034 0,007 0,029 0,019 0,0012 120 0,044 0,042 0,014 0,025 0,035 : : : : : : : 0,0192 -5 -0,006 -0,006 0,002 -0,003 0,005 0,0196 20 0,003 0,003 0,000 0,003 -0,001 0,02 50 0,014 0,014 -0,001 0,014 -0,001 Jumlah Lk 0,398 0,004 1,501 -0,212 0,211 a0 19,90 a1, b1 0,36 150,05 a3, b3 −21,18 21,13 Ampli-1, ϕ1 150,05 1,57 Ampli-3, ϕ3 29,92 -0,78 9 78 , 0 ) 18 , 21 / 13 , 21 ( tan 92 , 29 13 , 21 ) 18 , 21 ( 13 , 21 ; 18 , 21 57 , 1 ) 36 , 0 / 05 , 150 ( tan 05 , 150 05 , 150 36 , 0 05 , 150 ; 36 , 0 90 , 19 1 3 2 2 3 3 3 1 1 2 2 1 1 1 0 − = − = ϕ = + − = ⇒ = − = = = ϕ = + = ⇒ = = = − − A b a A b a a
Elemen Linier
dan
Sinyal Non-sinus
10 CONTOH:Satu kapasitor C = 30 µF mendapatkan tegangan nonsinus pada frekuensi f = 50 Hz dt dv C iC=
)
5
,
1
5
sin(
10
)
2
,
0
3
sin(
20
)
5
,
0
sin(
100
ω
+
+
ω
−
+
ω
+
=
t
t
t
v
C{
}
A ) 5 , 1 5 cos( 50 ) 2 , 0 3 cos( 60 ) 5 , 0 cos( 100 ) 5 , 1 5 sin( 10 ) 2 , 0 3 sin( 20 ) 5 , 0 sin( 100 + ω ω + − ω ω + + ω ω = + ω + − ω + + ω = t C t C t C dt t t t d C iC detik [V] vC iC -150 -100 -50 0 50 100 150 0 0.005 0.01 0.015 0.02 [A] 5 2,5 0 −5 −2,5Relasi tegangan-arus elemen-elemen linier
berlaku pula untuk sinyal nonsinus.
11 Nilai Rata-Rata rr=
∫
Tytdt T Y 0 0 ) ( 1 Nilai Efektif Yrms= T∫
0Ty2tdt 0 ) ( 1Untuk sinyal sinyal nonsinus
∑
∞ = θ + ω + = 1 0 0 sin( ) ) ( n n mn n t Y Y t y
∫
∑
θ + ω + = ∞ = T n n mn rms Y Y n t dt T Y 0 2 1 0 0 0 ) sin( 1∫
∑
θ + ω + = ∞ = T n n mn rms Y Y n t dt T Y 0 2 1 0 0 0 2 1 sin( )∑
∞ = + = 1 2 2 0 2 n nrms rms Y Y Y∑ ∫
∫
∞ = θ + ω + + = 1 0 0 2 2 0 2 0 2 ) ( sin 1 ... ... 1 n T n nm t rms Y n t dt T dt Y T Y bernilai nol 12∑
∞ = + = 1 2 2 0 2 n nrms rms Y Y Y 13∑
∞ = + + = 2 2 2 0 2 1 2 n nrms rms rms Y Y Y Y 2 hrmsY
2 2 1 2 hrms rms rms Y Y Y = + Kwadrat nilai rms harmonisa total Kwadrat nilai rms komponen fundamental Kwadrat nilai rms sinyal nonsinusDi sini sinyal nonsinus dipandang sebagai terdiri
dari 2 komponen yaitu:
komponen fundamental
dan
komponen harmonisa total
Contoh:
T0= 0,05 s 200 V t v V 7 sin 909 , 0 6 sin 061 , 1 5 sin 273 , 1 4 sin 592 , 1 3 sin 122 , 2 2 sin 183 , 3 sin 366 , 6 10 ) ( 0 0 0 0 0 0 0 t t t t t t t t v ω − ω − ω − ω − ω − ω − ω − = V 5 , 4 2 366 , 6 1rms= ≈ V V 7 , 10 2 909 , 0 2 061 , 1 2 273 , 1 2 592 , 1 2 122 , 2 2 183 , 3 10 2 2 2 2 2 2 2+ + + + + + ≈ = hrms VV
6
,
11
7
,
10
5
,
4
2 2 2 2 1+
=
+
≈
=
rms hrms rmsV
V
V
Uraian suatu sinyal gigi gergaji sampai harmonisa ke-7 adalah:
Maka: Nilai efektif komponen fundamental fundamental harmonisa total Nilai efektif komponen harmonisa total
Nilai efektif sinyal nonsinus Nilai efektif harmonisa jauh lebih
tinggi dari nilai efektif fundamental
14
Contoh:
Uraian dari penyearahan setengah gelombang arus sinus Asin 0t
i= ω sampai dengan harmonisa ke-10 adalah
A 354 , 0 2 5 , 0 1rms= = I A 54 3 0, 2 007 , 0 2 01 , 0 2 018 , 0 2 042 , 0 2 212 , 0 318 , 0 2 2 2 2 2 2+ + + + + = = hrms I A 5 , 0 354 , 0 354 , 0 2 2 2 2 1 + = + ≈ = rms hrms rms I I I A ) 10 cos( 007 . 0 ) 8 cos( 010 . 0 ) 6 cos( 018 , 0 ) 4 cos( 042 , 0 ) 2 cos( 212 , 0 ) 57 , 1 cos( 5 , 0 318 , 0 ) ( 0 0 0 0 0 0 t t t t t t t i ω + ω + ω + ω + ω + − ω + =
Pada penyearahan setengah gelombang nilai efektif komponen fundamental sama dengan nilai efektif komponen harmonisanya
15
t
v1=200sinω v15=20sin15ωt pada frekuensi 50 Hz. Tegangan pada sebuah kapasitor 20 µF terdiri dari dua komponen, yaitu komponen fundamental dan harmonisa ke-15
t t dt dv i1=20×10−6 1/ =20×10−6×200×100πcos100π=1,257cos100π A 89 , 0 2 257 , 1 1rms= = I t t dt dv i15=20×10−6 15/ =20×10−6×20×1500πsin1500π=1,885cos1500π A 33 , 1 2 885 , 1 15rms= = I A 60 , 1 33 , 1 89 , 0 2 2 2 15 2 1 + = + = = rms rms rms I I I
Contoh:
16Arus kapasitor
i
berupa arus berfrekuensi harmonisake-15 yang berosilasi pada frkuensi fundamental i=2sinωt+0,2sin3ωtA
V 3 cos 3 , 0 cos 3 sin 20 sin 200 t t t t dt di L iR v v v= R+L= + = ω+ ω+ω ω+ ω ω -600 -400 -200 0 200 400 600 0 0.005 0.01 0.015 0.02 2 4 0 −2 −4 A V detik v i A 42 , 1 2 2 , 0 2 22 2 2 3 2 1 + = + = = rms rms rms I I I V 272 2 ) 3 , 0 ( 2 2 20 2 2002 2 2 2 = ω + ω + + = rms V
Contoh:
Pada sinyal nonsinus, bentuk kurva tegangan kapasitor berbeda dengan bentuk kurva arusnya. Pada sinyal sinus hanya berbeda sudut fasanya.
0,5 H 100 Ω i
vR vL
Daya Pada Sinyal Nonsinus
Pengertian daya nyata dan daya reaktif pada sinyal sinus berlaku pula pada sinyal nonsinus
Daya nyata memberikan transfer energi netto, sedangkan daya reaktif tidak memberikan transfer energi netto
Jika resistor Rbmenerima arus berbentuk gelombang nonsinus
h Rb i i i =1+ 2 2 1 2 hrms rms Rbrms I I I = + b hrms b rms b Rbrms Rb I R I R I R P 2 2 1 2 × = + =
Daya nyata yang diterima oleh Rbadalah
arus efektifnya adalah
Relasi ini tetap berlaku sekiranya resistor ini terhubung seri dengan induktansi, karena dalam bubungan seri tersebut
daya nyata diserap oleh resistor, sementara induktor
menyerap daya reaktif. 19
Contoh:
Sinyal Nonsinus,
Elemen Linier dengan Sinyal NonsinusA 3 sin 2 , 0 sin 2 t t i= ω+ ω 0,5 H 100 Ω i vR vL v A 42 , 1 = rms I 20 (contoh-6.) W 202 100 ) 42 , 1 ( 2 2 = × = =I R PR rms Prata2= 202 W p = vi pR= i2R = vRiR -400 -200 0 200 400 600 0 0.005 0.01 0.015 0.02 W detik
(kurva daya yang diserap R, selalu positif) (kurva daya masuk ke rangkaian,
kadang positif kadang negatif)
daya negatif = diberikan oleh rangkaian (daya reaktif) daya positif = masuk ke rangkaian
Contoh:
100 Ω 50 µF is t t v=100sinω+10sin3ω t t R v iR= =sinω+0,1sin3ω(
t t)
dt dv C iC= =50×10−6100ωcosω+30ωcos3ω t t t tis=sinω+0,1sin3ω+0,005cosω+0.0015ωcos3ω
A 71 , 0 2 1 , 0 2 12+ 2= = Rrms I PR=0,712×100=50 W 21
Resonansi
Karena sinyal nonsinus mengandung harmonisa dengan berbagai macam frekuensi, maka ada kemungkinan salah satu frekuensi harmonisa bertepatan dengan frekuensi
resonansi dari rangkaian Frekuensi resonansi LC r 1 = ω 4 , 2828 10 5 025 , 0 1 1 6= × × = = ω − LC r
CONTOH: Generator 50 Hz dengan induktansi internal 0,025 H mencatu daya melalui kabel yang memiliki kapasitansi total sebesar 5 µF
Frekuensi resonansi Hz 450 2 4 , 2828 = π = r f
Inilah frekuensi harmonisa ke-9
22
23
Fasor dan Impedansi
Fasor digunakan untuk menyatakankan sinyal sinus. Dengan fasor, dapat dihindari operasi diferensial dan integral dalam analisis rangkaian listrik
yang mengandung elemen-elemen dinamis. Fasor diturunkan dengan anggapan bahwa seluruh bagian rangkaian memiliki frekuensi sama
Sinyal non-sinus terbangun dari sinyal-sinyal sinus dengan berbagai frekuensi. Oleh karena itu satu sinyal non-sinus
tidak dapat diwakili oleh hanya satu fasor Setiap komponen harmonisa memiliki fasor sendiri, berbeda amplitudo dan sudut fasa dari komponen harmonisa lainnya karena
mereka berbeda frekuensi
n n n n= a2+b2∠−θ I n n a b 1 tan− = θ t n b t n a t in()= ncosω+nsin ω Fasor: 25 t b t n a t in()= ncos ω+nsinω 26 n n n n= a2+b2∠−θ I n n a b 1 tan− = θ θ − ∠ + = 2 2 n n n a b I Im Re θ an> 0 dan bn> 0 n a n b Im Re θ ) 180 ( o 2 2+ ∠ −θ = n n n a b I an< 0 dan bn> 0 n a − n b ) 180 ( o 2 2+ ∠ +θ = n n n a b I Im Re θ an< 0 dan bn< 0 n a − n b − θ ∠ + = 2 2 n n n a b I Im Re θ an> 0 dan bn< 0 n b − n a
Koefisien FOURIER dan diagram fasor
Fasor sinyal sinus dan cosinus
beramplitudo 1 Im Re
t
b
=
sin
ω
t
a
=
cos
ω
a bCONTOH:
A ) 10 cos( 007 . 0 ) 8 cos( 010 . 0 ) 6 cos( 018 , 0 ) 4 cos( 042 , 0 ) 2 cos( 212 , 0 ) 57 , 1 cos( 5 , 0 318 , 0 ) ( 0 0 0 0 0 0 ω + ω + ω + ω + ω + − ω + × = t t t t t t I t i m ; 0 2 007 , 0 ; 0 2 010 , 0 ; 0 2 018 , 0 ; 0 2 042 , 0 ; 0 2 212 , 0 ; 90 2 5 , 0 ; 318 , 0 o 10 o 8 o 6 o 4 o 2 o 1 0 ∠ = ∠ = ∠ = ∠ = ∠ = − ∠ = = m m m m m m m I I I I I I I I I I I I I I I1 I2 I4 gambar fasor 27Impedansi
Karena setiap komponen harmonisa memiliki frekuensi berbeda maka pada satu cabang rangkaian yang mengandung elemen dinamis akan
terjadi impedansi yang berbeda untuk setiap komponen CONTOH:
t t t
i=200sinω0 +70sin3ω0 +30sin5ω0
20 µF 5 Ω i f =50 Hz 15 , 159 ) 10 20 50 2 /( 1 6 1= π× × × − = C X = 52+159,152=159,23 Ω 1 Z
Untuk komponen fundamental
Untuk harmonisa ke-3
Tegangan puncak V1m=Z1×I1m=159,23×200≈31,85 kV 05 , 53 3 / 1 3= C = C X X =52+53,052=53,29 Ω 3 Z Tegangan puncak V3m=Z3×I3m=53,29×70=3,73 kV 83 , 31 5 / 1 5= C = C X X = 52+31,832=32,22 Ω 5 Z
Untuk harmonisa ke-5
Tegangan puncak V5m=Z5×I5m=32,22×30=0,97 kV
28
Daya dan Faktor Daya
Daya Kompleks
Sisi Beban Sb=Vbrms×Ibrms VA * VI = SDefinisi adalah untuk sinyal sinus murni.
Untuk sinyal nonsinus kita tidak menggambarkan fasor arus harmonisa total sehingga mengenai daya kompleks hanya bisa dinyatakan besarnya, tetapi segitiga daya tidak dapat digambarkan
Sisi Sumber VA 2 srms sm srms srms s I V I V S = × = × A 2 2 1rms shrms s srms I I I = +
Tegangan sumber sinusoidal
Vbrms Vsrms
Isrms
Ibrms
∼∼∼∼
Piranti pengubah arus
Daya Nyata
Sisi Beban(
2 2)
W 1 2 b bhrms rms b b brms b I R I I R P = = +arus efektif fundamental arus efektif harmonisa total
Sisi Sumber Ps1=VsrmsI1rmscosϕ1 W
Daya nyata dikirimkan melalui komponen fundamental Komponen arus harmonisa sumber tidak memberikan transfer energi netto
beda sudut fasa antara tegangan dan arus fundamental sumber cosϕϕϕϕ1adalah faktor daya pada komponen fundamental yang disebut displacement power factor
Vbrms Vsrms
Isrms
Ibrms
∼∼∼∼
Piranti pengubah arus
p.i. 31
Faktor Daya
Sisi Beban b b S P = beban f.d. Sisi Sumber s s s S P1 . d . f =Impedansi Beban
= Ω brms brms b I V Z Vbrms Vsrms Isrms Ibrms∼∼∼∼
Piranti pengubah arus
p.i. 1 1 1 . d . f s s s S P =
(f.d. total dilihat sumber)
(f.d. komponen fundamental) (f.d. total di beban)
Impedansi beban adalah rasio antara tegangan efektif dan arus efektif beban
rasio antara daya nyata dan daya kompleks yang diserap beban
32
CONTOH:
V sin 2 200 100 0t vb= + ω f =50 Hz V 100 0= V o 1=200∠−90 V A 10 10 / 100 / 0 0= b= = b V R I A 74 , 10 ) 05 , 0 100 ( 10 200 2 2 1 1rms = × π + = = b rms b Z V I A 14,68 74 , 10 102 2 2 1 2 0+ = + = = b brms brms I I I W 2154 10 68 , 14 2 2 = × = =brms b Rb I R PTegangan pada beban terdiri dari dua komponen yaitu komponen searah dan komponen fundamental
V 5 100 200 1002 2 2 1 2 0+ = + = = rms brms V V V 33 Ω = = = 15,24 68 , 14 5 100 brms brms beban I V Z VA 3281 68 , 14 5 100 × = = × = brms brms b V I S 0,656 3281 2154 f.d. = = = b b beban S P 0,5 H 10 Ω i vR vL vb Rangkaian beban
CONTOH:
Teorema Tellegen: 1 1 cosϕ = srms rms s V I PKomponen fundamental sisi sumber:
ib 10Ω V sin 2 1000 t vs= ω A 2 100 = maks I vs ib v, i t A 45.00 70.71 30.04 6.03 2.60 1.46 0.94 0 10 20 30 40 50 60 70 80 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 4 6 8 10 harmonisa A 50 7 , 0 1 8 , 1 3 , 4 2 , 21 8 , 31 2 2 2 2 2 2 2 = + + + + + × = hrms I A 7 , 70 50 502 2 2 2 1 + = + = = rms shrms rms I I I kVA 7 , 70 7 , 70 1000× = = × =srms rms s V I S kW 50 10 67 , 70 2 2 = × = = = b rmsb s P I R P 7 , 0 7 , 70 / 50 / / = = = =s s b s s P S P S f.d. 1 50 1000 50000 cos 1 1= = × = ϕ rms srms s I V P 100% atau 1 50 50 1 = = = rms hrms I I I THD 7 . 0 ; 1 ; 8 , 1 ; 3 , 4 dst ; 2 , 21 2 04 . 30 ; 50 2 71 . 70 ; 45 10 8 6 4 2 1rms 0 = = = = = = = = = rms rms rms rms rms I I I I I I I 34
CONTOH:
Rb 10 Ω vs Vsrms=1000 V is saklar sinkron iRb∼∼∼∼
-300 -200 -100 0 100 200 300 0 0,01 0,02 iRb(t) vs(t)/5 [V] [A] [detik] 0.00 83.79 44.96 14.83 14.83 8.71 8.71 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 1 3 5 7 9 11 2 3 4 5 6 7 harmonisa A 59,25 A 2 79 , 83 1rms= = I A 14 , 36 2 71 , 8 2 71 , 8 2 83 , 14 2 83 , 14 2 96 , 44 0 2 2 2 2 2 = + + + + + = hrms I A 4 , 69 14 , 36 25 , 59 2+ 2= = rms I kVA 4 , 69 4 , 69 1000× = = = srmsrms s V I S kW 17 , 48 10 4 , 69 2 2 = × = = = b rmsb s P I R P 69 , 0 4 , 69 / 17 , 48 / = = = s s s P S f.d. 1 1 cosϕ = srms rms s V I P 813 , 0 25 , 59 1000 48170 cos . . 1 1 1= ϕ= = × = rms srms s s I V P d f 61% atau 61 , 0 25 , 59 14 , 36 1 = = = rms hrms I I I THDKomponen fundamental sisi sumber:
Teorema Tellegen:
35
Perhitungan pada saklar sinkron dilakukan dengan mengandalkan spektrum amplitudo yang hanya sampai harmonisa ke-11 di mana nilainya masih 10% dari komponen fundamentalnya. Hal ini sangat berbeda dengan contoh sebelumnya di mana harmonisa ke-10 sudah tinggal 1% dari komponen fundamentalnya. Koreksi dilakukan dengan melihat persamaan arus fundamental dalam uraian deret Fourier.
(
0.5cos( ) 0,7sin( ))
) ( 0 0 1t I t t i =m− ω + ω o 1(0.7/0.5) 57,6 tan = = θ − Im Re θ ) 180 ( o 2 2+ ∠ −θ = n n n a b I an< 0 dan bn> 0 n a − n b 844 , 0 ) 4 , 32 cos( cos . .ds1= ϕ1= o = f o 1=32,4 ϕ ϕ1 kW 50 844 . 0 4 , 59 1000 cos1 1 = × × = ϕ = srms rms s V I PIni harus sama dengan yang diterimaRb s b rms b I R P P= 2 = A 7 , 70 10 / 50000 / = = = s b rms P R I koreksi kVA 7 , 70 7 , 70 1000× = = = srmsrms s V I S 7 , 0 7 , 70 / 50 / . .ds=Ps Ss= = f 65% atau 65 , 0 25 , 59 63 , 38 = = I THD
Upaya Koreksi
36Transfer Daya
b bhrms b rms b b bhrms rms b Rb I I R I R I R P 2 2 1 2 2 1 ) ( + = + =Daya nyata diserap beban:
Daya nyata yang diserap beban melalui komponen
fundamental selalu lebih kecil dari daya nyata yang dikirim
oleh sumber melalui komponen arus fundamental
Karena beban juga menerima daya nyata melalui komponen harmonisa Padahal dilihat dari sisi sumber, komponen harmonisa
tidak memberikan transfer daya nyata
Rb 10 Ω vs Vsrms=1000 V
is
iRb
∼∼∼∼
Piranti ini menerima daya nyata dari sumber, meneruskan sebagian langsung ke beban dan mengubah sebagian menjadi
komponen harmonisa baru kemudian diteruskan ke beban Dalam mengubah sebagian daya nyata menjadi komponen harmonisa terjadi daya reaktif yang dikembalikan ke sumber sehingga terjadi transfer ulang-alik daya reaktif antara sumber
dan beban; Penafsiran: 37 vs ib v, i t ib 10Ω V sin 2 1000 t vs= ω Setengah gelombang ib vs v, i t Rb 10 Ω vs Vsrms=1000 V iRb
∼∼∼∼
Saklar sinkron.Penyearah Setengah Gelombang vs Saklar Sinkron
Penyearah setengah gelombang akan kita perbandingkan dengansaklar sinkron
Arus pada penyearah setengah gelombang mengalir selama setengah perioda dalam setiap perioda
sedangkan arus pada saklar sinkron mengalir dua kali seperempat perioda dalam setiap perioda.
38
Perbandingan penyearah setengah gelombang dan saklar sinkron
kVA 7 , 70 7 , 70 1000× = = × = srms rms s V I S kW 50 10 67 , 70 2 2 = × = = =b rmsb s P I R P 7 , 0 7 , 70 / 50 / / = = = = s s b s s P S P S f.d. 1 50 1000 50000 cos 1 1= = × = ϕ rms srms s I V P 100% atau 1 50 50 1 = = = rms hrms I I I THD kVA 7 , 70 7 , 70 1000× = = = srmsrms s V I S 7 , 0 7 , 70 / 50 / . .ds=Ps Ss= = f 65% atau 65 , 0 25 , 59 63 , 38 = = I THD 844 , 0 ) 4 , 32 cos( cos o 1= = ϕ kW 50 844 . 0 4 , 59 1000 cos1 1 = × × = ϕ = srms rms s V I P Setelah dikoreksi vs ib v, i t ib 10Ω V sin 2 1000 t vs= ω Setengah gelombang ib vs v, i t Rb 10 Ω vs Vsrms=1000 V iRb
∼∼∼∼
Saklar sinkron 39Kompensasi Daya Reaktif
saklar sinkron Penyearah setengah gelombang
Daya reaktif yang masih ada merupakan akibat dari arus harmonisa. Oleh karena itu upaya
yang harus dilakukan adalah menekan arus harmonisa melalui
penapisan.
Arus fundamental sudah sefasa dengan tegangan sumber,
cosϕ1=1,
perbaikan faktor daya tidak terjadi dengan cara kompensasi daya reaktif Padahal faktor daya total masih lebih
kecil dari satu
f.d.sumber= 0,7
Arus fundamental lagging terhadap tegangan fundamental,
cosϕ1=0.844,
perbaikan faktor daya masih mungkin dilakukan melalui kompensasi daya reaktif
Faktor daya total lebih kecil dari satu
f.d.sumber= 0,7
Dengan menambah kapasitor paralel
C = 100 µF faktor daya total akan menjadi
f.d.sumber = 0,8
Penjelasan lebih rinci ada dalam buku.
40
Harmonisa Ke-3
Fasor ketiga fasa tegangan sejajar V3a V3b
V3c Hal serupa terjadi pada harmonisa kelipatan tiga yang lain seperti harmonisa ke-9
-1 -0.5 0 0.5 1 0 90 180 270 360 v1a v1b v1c v [o] v5a,v5b,v5c berimpit ) 240 sin( ) 120 sin( ) sin( o 1 o 1 1 − ω = − ω = ω = t v t v t v c b a ) sin( ) 720 3 sin( ) 3 sin( ) 360 3 sin( ) 3 sin( o 3 o 3 3 t t v t t v t v c b a ω = − ω = ω = − ω = ω = kurva berimpit
Harmonisa ke-5
Urutan fasa hamonisa ke-5
v5a →v5c →v5b (urutan negatif) V5a V5c V5b -1 -0.5 0 0.5 1 0 90 180 270 360 v1a v1b v1c v [o] v5a,v5c,v5b ) 240 sin( ) 120 sin( ) sin( o 1 o 1 1 − ω = − ω = ω = t v t v t v c b a 43 ) 120 sin( ) 1200 5 sin( ) 240 3 sin( ) 600 5 sin( ) 5 sin( o o 5 o o 5 5 − ω = − ω = − ω = − ω = ω = t t v t t v t v c b a
Harmonisa Ke-7
V7a V7b V7cUrutan fasa harmonisa ke-7 adalah positif
-1 -0.5 0 0.5 1 0 90 180 270 360 v1a v1b v1c v [o] v7a,v7b,v7c ) 240 sin( ) 120 sin( ) sin( o 1 o 1 1 − ω = − ω = ω = t v t v t v b b a 44 ) 240 sin( ) 1680 7 sin( ) 120 3 sin( ) 840 7 sin( ) 7 sin( o o 5 o o 5 5 − ω = − ω = − ω = − ω = ω = t t v t t v t v b b a
Relasi Fasa-Fasa dan
Fasa-Netral
45
Relasi Tegangan Fasa-Fasa dan Fasa-Netral
Pada tegangan sinus murni, relasi antara tegangan fasa-fasa dan fasa-netral dalam pembebanan seimbang adalah
fn fn
ff V V
V = 3=1,732
Teganagn fasa - netral Tegangan fasa - fasa
Apakah relasi ini berlaku untuk sinyal nonsinus?
46
CONTOH:
Tegangan fasa-netral suatu generator 3 fasa terhubung bintang adalah
) 9 sin( 10 ) 7 sin( 20 ) 5 sin( 25 ) 3 sin( 40 ) sin( 200 t t t t t vs= ω + ω + ω + ω + ω 47 V 42 , 141 2 200 ) ( 1f−nrms= = V V 28 , 28 ) ( 3f−nrms= V V 68 , 17 ) ( 5f−nrms= V V 14 , 14 ) ( 7f−nrms= V V 07 , 7 ) ( 9f−nrms= V 146,16 V 7,07 14,14 17,68 28,28 42 , 141 2 2 2 2 2 total ) ( = + + + + = −nrms f V
Nilai efektif tegangan fasa-netral total: V(f-f) rmssetiap komponen: V 95 , 244 1f−f= V V 0 3f−f= V V 26,27 5f−f= V V 11 , 22 7f−f= V V 0 9f−f= V V 35 , 247 0 11 , 2 2 27 , 6 2 0 95 , 244 2+ + 2+ 2+ = = −f f V 70 , 1 16 , 146 35 , 247 = = − − n f f f V V
Nilai efektif tegangan fasa-fasa total
V(f-n) rmssetiap komponen:
<√√√√3
Hubungan Sumber dan
Beban
Generator Terhubung Bintang
Jika belitan jangkar generator terhubung bintang, harmonisa kelipatan tiga yang terkandung pada tegangan fasa-netral tidak muncul pada
tegangan fasa-fasa-nya CONTOH: V 2 / 800 1 ) (f−nrms= V V 2 / 200 3 ) (f−n rms= V V 2 / 100 5 ) (f−n rms= V
(
800/ 2)
3 8003/2 V 1 ) (f−frms= = V V 0 3 ) (f−f rms= V V 3/2 100 5 ) (f−f rms= V V 4 , 987 ) 2 / 3 ( 100 ) 2 / 3 ( 8002 2 ) (f−frms= + = V V 5 sin 100 3 sin 200 sin 800 0 0 0 ) ( t t t vfn ω + ω + ω = − R: 20 ΩΩΩΩ L: 0,1 HY
50 Hz 49 Ω = × × π =2 50 0,1 31,42 1 X Ω = =3 1 94,25 3 X X Ω = =5 1 157,08 5 X XReaktansi beban per fasa untuk tiap komponen
Ω = + = 202 31,422 37,24 1 f Z Ω = + = 202 94,252 96,35 3 f Z Ω = + = 202 157,082 158,35 5 f Z
Impedansi beban per fasa untuk tiap komponen
Arus fasa: A 3 , 26 24 , 37 2 / 3 800 1 1 1 = = = f rms ff rms f Z V I A 0 1 3 3 = = f rms ff rms f Z V I A 77 , 0 35 , 158 2 / 3 100 5 5 5 = = = f rms ff rms f Z V I A 32 , 26 77 , 0 3 , 262+ 2= = frms I R: 20 ΩΩΩΩ L: 0,1 H
Y
kW 41,6 W 41566 20 3× 2 × = ≈ = frms b I P kW 78 W 77967 32 , 26 4 , 987 3 3 ≈ = × × = × × = ff f b V I S 53 , 0 78 6 , 41 . . = = = b b S P d fDaya dan Faktor daya beban
50
Generator Terhubung Segitiga
Jika belitan jangkar generator terhubung segitiga, maka tegangan harmonisa kelipatan tiga akan menyebabkan
terjadinya arus sirkulasi pada belitan jangkar CONTOH:
Arus sirkulasi di belitan jangkar yang terhubung segitiga timbul oleh adanya tegangan harmonisa kelipatan tiga, yang dalam hal ini adalah harmonisa ke-3, -9, dan -15
V 60 1500 % 4 3m= × = V V3rms=60/ 2 V V 30 1500 % 2 9m= × = V V9rms=30/ 2 V V 15 1500 % 1 15m= × = V V15rms=15/ 2 V
∆
50 Hz Tak berbeban Per fasa R: 0,06ΩΩΩΩ L: 0,9 mHTegangan fasa-fasa mengandung ha rmonisa k e-3, -7 , -9 , dan -1 5 dengan amplitudo berturut-turut 4%, 3 %, 2 % dan 1 % da ri a mplitudo tegangan fundamental yang 1500 V
51
Reaktansi untuk masing-masing komponen adalah
Ω = × × × π =2 50 0,9 10−3 0,283 1 X Ω = × =3 1 0,85 3 X X Ω = × =9 1 2,55 9 X X Ω = × =15 1 4,24 15 X X
Impedansi setiap fasa untuk komponen harmonisa kelipatan 3
Ω = + = 0,062 0,852 0,85 3 Z Ω = + = 0,062 2,542 2,55 9 Z Ω = + = 0,062 4,242 4,24 15 Z Arus sirkulasi: 49,89 A 85 , 0 2 / 60 3rms= = I A 33 , 8 55 , 2 2 / 30 9rms= = I A 5 , 2 24 , 4 2 / 15 15rms= = I A 6 , 50 5 , 2 33 , 8 89 , 48 2 2 2 ) (rms= + + = sirkulasi I
∆
50 Hz Tak berbeban Per fasa R: 0,06ΩΩΩΩ L: 0,9 mH 52Sistem Empat Kawat
Dalam sistem empat kawat, di mana titik netral sumber terhubung ke titik netral beban, harmonisa kelipatan tiga akan mengalir melalui penghantar netral. Arus di penghantar netral ini merupakan jumlah dari ketiga arus di setiap fasa; jadi besarnya tiga kali lipat dari arus di setiap fasa. CONTOH:
Tegangan fasa-netral efektif setiap komponen V 4 , 35 V; 4 , 42 V; 6 , 254 5 ) ( 3 ) ( 1 ) ( = = = − − − rms n f rms n f rms n f V V
V Reaktansi per fasa
Ω = × × π =2 50 0,05 15,70 1 X Ω = × =3 1 47,12 3 X X Ω = × =5 1 78,54 5 X X
Impedansi per fasa
Ω = + = 252 15,702 29,53 1 Z Ω = + = 252 47,122 53,35 3 Z Ω = + = 252 78,542 82,42 5 Z V 5 sin 50 3 sin 60 sin 360 0 0 0 ) ( t t t vf n ω + ω + ω = − R: 25L: 0,05 HΩΩΩΩ
Y
50 Hz R: 25ΩΩΩΩ L: 0,05 HY
50 Hz Arus saluran A 62 , 8 53 , 29 6 , 254 1 1 ) ( 1 = − = = Z V Irms f n A 795 , 0 35 , 53 4 , 42 3rms= = I A 43 , 0 42 , 82 4 , 35 5rms= = I A 67 , 8 43 , 0 795 , 0 62 . 8 2 2 2 rms= + + = saluran IArus di penghantar netral
A 39 , 2 795 , 0 3 3× 3 = × = = rms netral I I R I Pb=3× 2f−n×
Daya yang diserap beban
kW 5,64 W 5636 25 67 , 8 3 3× 2× = × 2× = = = I R Pb
Sistem Tiga Kawat
Pada sistem ini tidak ada hubungan antara titik netral sumber dan titik netral beban. Arus harmonisa kelipatan tiga tidak mengalir. CONTOH:
Karena tak ada penghantar netral, arus harmonisa ke-3 tidak mengalir.
A 62 , 8 53 , 29 6 , 254 1rms= = I A 43 , 0 42 , 82 4 , 35 5rms= = I A 63 , 8 43 , 0 62 , 8 2 2 rms= + = saluran I Tegangan fasa-fasa setiap komponen V 24 , 61 V; 0 V; 9 , 440 2 / 3 360 5 ) ( 3 ) ( 1 ) ( = = = = − − − f f f f f f V V V V 445 2 , 61 0 9 , 440 2+ + 2= = −f f V kW 5,59 W 5589 25 63 , 8 3 3× 2× = × 2× = = = I R Pb V 5 sin 50 3 sin 60 sin 360 0 0 0 ) ( t t t vf n ω + ω + ω = − R: 25ΩΩΩΩ L: 0,05 H
Y
50 Hz 55 56Tinjauan Di Sisi Beban
inonsinus Rb vs +− Rs p.i. Tegangan sumber sinusoidal Piranti pengubah arus membuat arus tidak sinusoidal h Rb i i i =1+ ) sin( 0 1 1 1=I ωt+θ i m
∑
= θ + ω + = k n n nm h I I n t i 2 0 0 sin( ) b hrms b rms Rb I R I R P 2 2 1 + = 57Tinjauan Di Sisi Sumber
inonsinus Rb vs +− Rs p.i. Tegangan sumber sinusoidal Piranti pengubah arus membuat arus tidak sinusoidal(
)
θ + ω + ω + θ + ω ω = =∑
= k n n n s s s s s t n I I t V t I t V t i t v p 2 0 0 0 1 0 10) sin( ) sin sin( )
sin ( ) ( ) ( ) 2 cos( 2 cos 2 0 1 1 1 1 1=VI θ−VI ωt+θ p s s s
∑
[
]
∞ = ω θ + ω + ω = 2 0 0 00sin sin( )sin
n n n s s sh VI t V I n t t p
nilai rata-rata nol nilai rata-rata nol
tidak memberikan transfer energi netto memberikan transfer energi netto
sh s s p p p = 1+ 58 sh s s
p
p
p
=
1+
59 memberikan transfer energi netto1 1 1 1 1 cos cos 2 θ = θ = s srms rms s V I I V P
tidak memberikan transfer energi netto
Daya reaktif
beda susut fasa antara vsdan i1
Ps1haruslah diserap oleh Rbdan Rs
vs inonsinus Rb + − p.i. Rs
Contoh:
vs R sinusoidal iR vs is iR pR 0 0 90 180 270 360 450 540 630 720 Vs −Vs vs pR pR ωt [o]Resistor menyerap daya hanya dalam selang dimana ada tegangan dan ada arus
Contoh:
ib V sin 380 0t vs= ω 3,8 Ω A 100 8 , 3 380= = maks I A ) 6 cos( 8 , 1 ) 4 cos( 2 , 4 ) 2 cos( 2 , 21 ) 57 , 1 cos( 50 8 , 31 ) ( 0 0 0 0 ω + ω + ω + − ω + = t t t t t i A; 31 , 35 2 8 , 1 2 2 , 4 2 2 , 21 8 , 31 A; 2 50 2 2 2 2 1 = + + + = = bhrms rms b I I(
)
kW 5 , 9 W 9488 8 , 3 2 2 1 2 ≈ = × + = =IrmsRb Ibrms Ibhrms P t t i i1s=1Rb=50cos(ω0−1,57)=50sinω0 A 2 / 50 1srms= I kW 5 , 9 2 50 2 380 rms 1 rms 1= s s = × = s V I PDilihat dari sisi sumber
Dilihat dari sisi beban
61 t [det] W ps0 ps1 psh2 -15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000 20000 0 0.005 0.01 0.015 0.02 Kurva daya komponen fundamental selalu positif
Kurva daya komponen searah + sinusoidal, nilai rata-rata nol Kurva daya komponen harmonisa
mulai harmonisa ke-2, simetris terhadap sumbut, nilai rata-rata nol
62
Perambatan Harmonisa
63Perambatan Harmonisa
Rb Ra ia ib = ib1+ibh is Rs A B t V vs= smsinω0 ) (b1 bh a s a s s a s a A i i R R R R v R R R v = + − + + ) (b1 bh a s s a s s a A a i i R R R R R v R v i + + − + = = ) ( ) ( ) ( 1 1 1 bh b a s a a s s bh b bh b a s s a s s b a s i i R R R R R v i i i i R R R R R v i i i + + + + = + + + + − + = + =Semua piranti yang terhubung ke titik A, yaitu titik bersama, terpengaruh oleh
adanya beban non-linier
64
Ukuran Distorsi Harmonisa
Ukuran Distorsi Harmonisa
Crest Factor efektif nilai puncak nilai factor= crest
Total Harmonic Distortion (THD)
Untuk tegangan rms hrms V V V THD 1 = Untuk arus rms hrms I I I THD 1 =
CONTOH:
ib V sin 380 0t vs= ω 3,8 Ω A 100 8 , 3 380= = maks I A ) 6 cos( 8 , 1 ) 4 cos( 2 , 4 ) 2 cos( 2 , 21 ) 57 , 1 cos( 50 8 , 31 ) ( 0 0 0 0 ω + ω + ω + − ω + = t t t t t i A 31 , 35 2 8 , 1 2 2 , 4 2 2 , 21 8 , 31 A; 2 50 2 2 2 2 1 = + + + = = bhrms rms b I I A 7 , 49 31 , 35 2 / 502 + 2= = rms I Crest factor 2 2 , 49 100 . .f= = c THDI 1 2 / 50 31 , 35 1 ≈ = = rms hrms I I I THD atau 100%Crest factor dan THD tergantung bentuk dan tidak tergantung dari nilai arus 67
CONTOH:
is 10 Ω +− Rs p.i. V sin 2 1000 0t v= ω is(t) vs(t)/5 [V] [A] [detik] -300 -200 -100 0 100 200 300 0 0,01 0,02Pendekatan numerik spektrum amplitudo sampai harmonisa ke-11:
A 4 , 69 2 71 , 8 2 71 , 8 2 83 , 14 2 83 , 14 2 96 , 44 2 79 , 83 0 2 2 2 2 2 2 = + + + + + + = brms I
Nilai puncak arus terjadi pada t = 0,005 detik;
ibm= 141,4 A 2 4 , 69 4 , 141 . . = = = brms bm I I f c A 25 , 59 2 79 , 83 1rms= = I % 60 atau 6 , 0 25 , 59 14 , 36 ≈ = I THD A 0.00 83.79 44.96 14.83 14.83 8.71 8.71 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 4 5 6 7 0 1 3 5 7 9 11 harmonisa A 14 , 36 2 71 , 8 2 71 , 8 2 83 , 14 2 83 , 14 2 96 , 44 0 2 2 2 2 2 = + + + + + = hrms I 68 69
Adanya harmonisa menyebabkan terjadinya peningkatan susut energi yaitu energi “hilang” yang tak dapat dimanfaatkan, yang secara alamiah berubah menjadi panas
Dampak Pada Sistem
Harmonisa juga menyebabkan terjadinya peningkatan temperatur pada konduktor kabel, pada kapasitor, induktor, dan transformator, yang memaksa dilakukannya derating pada alat-alat ini dan justru derating ini membawa kerugian (finansial) yang lebih besar dibandingkan dengan dampak langsung yang berupa susut energi
Harmonisa dapat menyebabkan kenaikan tegangan yang dapat menimbulkan
micro-discharges bahkan partial-discharges dalam piranti yang memperpendek
umur, bahkan mal-function bisa terjadi pada piranti.
Pembebanan nonlinier tidaklah selalu kontinyu, melainkan fluktuatif. Oleh karena itu pada selang waktu tertentu piranti terpaksa bekerja pada batas tertinggi temperatur kerjanya bahkan mungkin terlampaui pada saat-saat tertentu. Hal ini akan mengurangi umur ekonomis piranti.
Harmonisa juga menyebabkan overload pada penghantar netral; kWh-meter memberi penunjukan tidak normal; rele proteksi juga akan terganggu, bisa tidak mendeteksi besaran rms bahkan mungkin gagal trip.
70
Dampak Pada Instalasi di Luar Sistem
Harmonisa menimbulkan noise pada instalasi telepon dan komunikasi kabel.
Digital clock akan bekerja secara tidak normal.
Di sini kita hanya akan membahas
Dampak Pada Sistem
Dampak Tidak Langsung
Selain dampak pada sistem dan instalasi di luar sistem yang merupakan dampak teknis, terdapat dampak tidak langsnug yaitu dampak ekonomi.
71
Dampak Pada Konduktor
Konduktor
(
)
2(
2)
1 2 2 1 2 1 I s rms s hrms rms s rms s I R I I R I R THD P = = + = + Daya diserap konduktor Resistansikonduktor Menyebabkan kenaikan temperatur / susut energi
Temperaratur konduktor tanpa arus, sama dengan temperatur sekitar, Ts
Konduktor yang dialiri arus mengalamikenaikan temperatursebesar∆T Temperaratur konduktor yang dialiri arus adalah Ts+ ∆T
= cp×I2Rt Kapasitas panas pada tekanan konstan
Konduktor dialiri arus non-sinus:
sebanding I2R
73
CONTOH:
Kabel: resistansi total 80 mΩ, mengalirkan arus 100 A frekuensi 50 Hz, temperatur 70oC, pada suhu sekitar 25oC.
Perubahan pembebebanan menyebabkan munculnya harmonisa 350 Hz dengan nilai efektif 40 A
W 800 08 , 0 1002 1= × = P
Susut daya semula (tanpa harmonisa):
W 128 08 , 0 402 7= × = P
Susut daya tambahan karena arus harmonisa:
W 928 128 800+ = = kabel P
Susut daya berubah menjadi:
Terjadi tambahan susut daya sebesar 16%
70o−25o= 45oC
Kenaikan temperatur semula:
C 52 C 2 , 7 C 45o + o ≈ o = T
Kenaikan temperatur akibat adanya hormonisa:
C 77 52 25o+ o= o = ′ T
Temperatur kerja akibat adanya harmonisa:
C 2 , 7 45 16 , 0 × o= o = ∆T
Pertambahan kenaikan temperatur:
Temperatur kerja naik 10%
74
CONTOH:
W 80 2 , 0 202× = = kabel P resistif 0,2 ΩΩΩΩ kabel Irms= 20 A I = I1rms = 20 AJika daya tersalur ke beban dipertahankan:
THDI= 100% (penyearah ½ gel)
( )
11 160 W 2 , 0 202× +2= = ′ kabel P resistif 0,2 ΩΩΩΩ kabel I Susut naik 100%Jika susut daya di kabel tidak boleh meningkat:
W 80 2 , 0 202× = = k P I = Irms= 20 A rms ms hms ms rms I I I THD I I2 =12 +2 =12 (1+ 2)=2×1 2 / 20 1rms= I
Arus fundamental turun menjadi 70%
Daya tersalur ke beban harus diturunkan menjadi 70%
Susut tetap
derating kabel
75
Dampak pada Kapasitor
76
Kapasitor
Pengaruh Frekuensi Pada
εεεε
rfrekuensi
frekuensi listrik frekuensi optik power audio radio εr loss factor εr εrtanδ Im Re IRp IC Itot δ VC δ = = C Rp VCrmsICrmstan P V I δ ε = δ ε =( )(ω )tan 2π 2 tan 0 0 0 r rV CV fVC P
Diagram Fasor Kapasitor
faktor desipasi (loss tangent) faktor kerugian (loss factor) fC XC π = 2 1 d A C=ε0εr
εrmenurun dengan naiknya frekuensi
C menurun dengan naiknya frekuesi.
Namun perubahan frekuensi lebih dominan dalam menentukan reaktansi dibanding dengan penurunan εr; oleh karena itu dalam
analisis kita menganggap kapasitansi konstan.
CONTOH:
f = 50 Hz 500µF v = 150 sinωt + 30 sin5ωt V v t t vC=150sin100π+30sin300π t t iC=150×500×10−6×100πcos100π+30×500×10−6×500πcos500π -200 -100 0 100 200 0 0.005 0.01 0.015t [detik]0.02 [V] [A] vC iCKurva tegangan dan kurva arus kapasitor berbeda bentuk pada tegangan non-sinus
Peran tegangan dan peran arus pada kapasitor perlu ditinjau secara terpisah
CONTOH:
f = 50 Hz500µF v = 150 sinωt + 30 sin3ωt + 30 sin3ωt V v Rating
110 V rms, 50 Hz losses dielektrik 0,6 W Ω = × × × π = − 6,37 10 500 50 2 1 6 1 C X 16,7 A 37 , 6 2 / 150 1rms= = C I Ω = = 2,12 3 1 3 C C X X 2,12 10 A 2 / 30 3rms= = C I Ω = = 1,27 5 1 5 C C X X 2,8 A 27 , 1 2 / 5 5rms= = C I 62% atau 62 , 0 7 , 16 8 , 2 102 2 1 = + = = rms C hrms I I I THD % 20 atau 20 , 0 106 5 , 21 2 / 150 2 5 2 302 2 1 = = + = = rms hrms V V V THD V 2 150 1rms= V V 2 30 3rms= V V 2 5 5rms= V
Berbanding lurus dengan frekuensi dan kuadrat tegangan Rugi daya dalam dielektrik =2π 2 ε tanδ
0C r fV P 79 f = 50 Hz 500µF v = 150 sinωt + 30 sin3ωt + 30 sin3ωt V v Rating
110 V rms, 50 Hz losses dielektrik 0,6 W W 6 , 0 V 110 , Hz 50 = P W 134 , 0 6 , 0 110 30 50 150 2 V 30 , Hz 150 × = × = P W 006 , 0 6 , 0 110 5 50 250 2 V 5 , Hz 250 × = × = P
Losses dielektrik total:
W 74 , 0 006 , 0 134 , 0 6 , 0 + + = = total P
Berbanding lurus dengan frekuensi dan kuadrat tegangan
80
Dampak pada Induktor
81
Induktor
Diagram Fasor Induktor Ideal
V=Ei If =Iφ Φ L j N j f i I E V= =ωΦ=ω L If + Ei -+ V
-CONTOH:
v = 150 sinωt + 30 sin3ωt + 30 sin3ωt V V = Ei= 75 V rms f = 50 Hz V 11100 50 50 44 , 4 1 L L VLrms= × × × = × V 6660 10 150 44 , 4 3 L L VLrms= × × × = × V 5550 5 250 44 , 4 5 L L VLrms= × × × = × 75 V V 3 , 14084 5550 6660 111002 2 2 = × = + + × = L L VLrms H 0053 , 0 3 , 14084 75 = = L 2 2 fπ = L= ? 82Fluksi Dalam Inti
N f Vrms m= × × φ 44 , 4 jumlah lilitan nilai puncak fluksi
nilai efektif tegangan sinus
Bagaimana jika non-sinus?
CONTOH:
1502sin 50 2sin(5 135o) vL 1200 lilitan 0 0+ ω − ω = t t vL Wb 563 1200 50 44 , 4 150 1 = × × = µ φm 563sin( 90) Wb o 0 1= ω − µ φ t Wb 6 , 62 1200 50 3 44 , 4 50 3 = ×× × = µ φm Wb ) 225 3 sin( 6 , 62 ) 90 135 3 sin( 6 , 62 o 0 o o 0 3 µ − ω = − − ω = φ t t Wb ) 225 3 sin( 6 , 62 ) 90 sin( 563 0 o 0 µ − ω + − ω = φ t t -600 -400 -200 0 200 400 600 0 0.01 0.02 0.03 0.04t [detik] [V] [µWb] φφφφ vLBentuk gelombang fluksi berbeda dengan bentuk gelombang tegangan 83 Rugi-Rugi Inti Iφ Φ Ic If γ V=Ei
Adanya rugi inti menyebabkan fluksi magnetikΦ
tertinggal dari arus magnetisasiIfsebesar γ
yang disebut sudut histerisis.
) 90 cos( o−γ = = c f c IV VI P
Arus untuk mengatasi rugi inti Arus magnetisasi
Arus untuk membangkitkan fluksi
rugi arus pusar
Formulasi empiris untuk frekuensi rendah
(
n)
m h h vfKB P= = 2 2τ2v m e e Kf B PBm: nilai kerapatan fluksi maksimum,
τ: ketebalan laminasi inti, dan v : adalah volume material inti
rugi histerisis f v w Ph= h
luas loop kurva histerisis frekuensi volume
Rugi Tembaga
Daya masuk yang diberikan oleh sumber, untuk mengatasi rugi-rugi inti, Pc untuk mengatasi rugi-rugi tembaga, Pcu
θ = + = + = c cu c 2f 1 fcos in P P P IR VI P Iφ Φ Ic If If R V θ Ei
Arus untuk mengatasi rugi tembaga
Arus magnetisasi
Arus untuk membangkitkan fluksi Tegangan jatuh pada belitan
R I Pcu= f2
85
Dampak pada Transformator
86
Transformator
Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor
∼∼∼∼
Re= R2+R′1jXe= j(X2+ X′1) I2 = I′1 V1/a V2 I2 I2Re V2 V1/a jI2Xe 87Rugi-Rugi Pada Belitan
Selain rugi-rugi tembaga terjadi rugi-rugi tambahan arus pusar, Pl,
yang ditimbulkan oleh fluksi bocor.
Fluksi bocor selain menembus inti juga menembus konduktor belitan. Rugi arus bocor timbul baik di inti maupun di konduktor belitan. Rugi arus pusar pada belitan (stray losses): Pl=Klf2B2m
Fluksi Dan Rugi-Rugi Karena Fluksi
Fluksi magnetik, rugi-rugi histerisis, dan rugi-rugi arus pusar pada inti dihitung seperti halnya pada induktor
Namun formula ini tak digunakan Rugi arus pusar dihitung sebagai proporsi dari rugi tembaga, dengan tetap mengingat bahwa rugi arus pusar sebanding dengan kuadrat ferkuensi. Proporsi ini berkisar antara 2% sampai 15% tergantung dari ukuran transformator
88
CONTOH:
Resistansi belitan primer 0,05 Ω
I Irms= 40 A
Arus ini menimbulkan juga fluksi bocor. Fluksi bocor ini menembus konduktor belitan dan menimbulkan rugi arus pusar di konduktor belitan. Rugi arus pusar ini = 5% dari rugi tembaga
W 80 05 , 0 402× = = cu P W 4 80 05 . 0 % 5 ×Pcu= × = Rugi tembaga Rugi arus pusar
Rugi daya total pada belitan 80 + 4 = 84 W.
CONTOH:
Rugi arus pusar diperhitungkan 10% dari rugi tembaga Resistansi belitan primer 0,05 Ω
I I1rms= 40 A I7rms= 6 A W 8 , 81 05 , 0 ) 6 40 ( 2 2 2 = + × = =I R Pcu rms W 8 05 , 0 40 1 , 0 1 , 0 12 2 1= ×I R= × × = Pl rms W 8 , 8 05 , 0 6 7 1 , 0 7 1 , 0 2 2 2 7 2 7= × ×I R= × × × = Pl rms W 6 , 98 8 , 8 8 8 , 81 7 1+ = + + = + = cu l l total P P P P
Rugi tembaga total:
Rugi arus pusar komponen fundamental:
Rugi arus pusar harmonisa ke-7:
Faktor K
Faktor K digunakan untuk menyatakan adanya rugi arus pusar pada belitan. Ia menunjukkan berapa rugi-rugi arus pusar yang timbul secara keseluruhan.
Nilai efektif total arus nonsinus A 1 2
∑
= = k n nrms Trms I I W 1 2 2 0∑
= = k n nrms K gR nI Pproporsi terhadap rugi tembaga Rugi tembaga total
W 2 0 1 2 0 2 0 Trms k n nrms rms cu RI R I RI P = =
∑
= =Rugi arus pusar total
Resistansi belitan 2 1 2 2 Trms k n nrms I I n K
∑
== faktor rugi arus pusar (stray loss factor)
91
Faktor K dapat dituliskan sebagai
∑
∑
= = = = k n pu n k n Trms nrms nI I I n K 1 2 ) ( 2 1 2 2 2 Trms nrms pu n I I I( )=Faktor K bukan karakteristik transformator melainkan karakteristik sinyal.
Walaupun demikian suatu transformator harus dirancang untuk mampu menahan pembebanan nonsinus sampai batas tertentu.
92
CONTOH:
Rugi arus pusar diperhitungkan 5% dari rugi tembaga Resistansi belitan primer 0,08Ω
I I1rms= 40 A I3rms= 15 A I11rms= 5 A A 43 5 15 402+ 2+ 2= = Trms I 59 , 3 43 5 11 15 3 40 2 2 2 2 2 2 = × + × + = K W 148 08 , 0 432× = = cu P W 6 , 26 59 , 3 148 05 , 0 × × = = =gPK Pl cu W 6 , 174 6 , 26 148+ = = tot P
Nilai efektif arus total:
Faktor K:
93
Tegangan Maksimum
94
Tegangan Maksimum Pada Piranti
Kehadiran komponen harmonisa dapat menyebabkan piranti mendapatkan tegangan
lebih besar dari yang seharusnya. Piranti-piranti yang mengandung elemen dinamis,
berisiko mengalami resonansi pada frekuensi harmonisa tertentu
Apabila terjadi resonansi, tegangan fundamental akan bersuperposisi dengan tegangan resonansi dan tegangan maksimum yang terjdi akan lebih
tinggi dari tegangan fundamental
95
CONTOH:
∼∼∼∼
Tak ada beban di ujung kabel kabel 2,9 µF 50 Hz, 12 kV XLinternal 6,5 Ω R internal 1 Ω t t e=17000sinω0+170sin13ω0 Ω + =1 6,5 int 1 j Z ernal Ω × + =1 13 6,5 int 13 j Z Ω − = × × ω − = − 1097,6 10 9 , 2 6 0 1 j j ZC Ω − = × × ω × − = − 84,4 10 9 , 2 13 6 0 13 j j ZC Ω − + =1 6,5 1097,6 1 j j Ztot Ω − × + =1 13 6,5 84,4 13 j j Z tot Ω =1091,1 1tot Z Ω =1,0 13tot Z V 17101 17000 1 , 1091 6 , 1097 1 1 1 1 = × m= × = tot C m e Z Z V V 14315 170 0 , 1 4 , 84 13 13 13 13 = × m= × = tot C m e Z Z Vtegangan maksimum pada kabel impedansi total sumber dan kabel
Nilai puncak V1mdan V13mterjadi pada waktu yang sama
yaitu pada seperempat perioda, karena pada harmonisa ke-13 ada 13 gelombang penuh dalam satu perioda fundamental atau 6,5 perioda dalam setengah perioda fundamental. Jadi tegangan maksimum yang diterima kabel adalah jumlah tegangan maksimum fundamental dan tegangan maksimum harmonisa ke-13 -1 -0.5 0 0.5 1 0 1 2 3 4 kV 31,4 V 31416 14315 17101 13 1 + = + = ≈ = m m m V V V -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 0 0.005 0.01 0.015 0.02 [kV] v1 v1+v13 [detik] 97
Partial Discharge
Contoh-10. memberikan ilustrasi bahwa adanya hamonisa dapat menyebabkan tegangan maksimum pada suatu piranti jauh
melebihi tegangan fundamentalnya.
Tegangan lebih yang diakibatkan oleh adanya harmonisa bisa menyebabkan terjadinya partial discharge pada piranti, walaupun
sistem bekerja normal, dalam arti tidak ada gangguan Akibatnya adalah umur piranti akan menjadi lebih pendek dari
yang diperkirakan sebelumnya, yang akan menimbulkan kerugtian besar secara finansial.
98
kWh-meter Elektromekanik
piringan Al
S1 S2 S1
S2
Kumparan tegangan S1dihubungkan
pada tegangan sumber sementara kumparan arus S2dialiri arus beban
Masing-masing kumparan menimbulkan fluksi magnetik bolak-balik yang menginduksikan arus bolak-balik di piringan aluminium
Interaksi arus induksi dan fluksi magnetik
menimbulkan momen putar pada piringan Me=kfΦvΦisinβ Harmonisa di kumparan arus, akan muncul juga pada
Φ
i Frekuensi harmonisa sulit untuk direspons oleh kWh meter tipe induksi. Pertama karena kelembaman sistem yang berputar, dan kedua karena kWh-meter ditera pada frekuensi f dari komponen fundamental, misalnya 50 Hz. Dengan demikian penunjukkan alat ukur tidak mencakup kehadiran arus harmonisa.99