• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Eclipse hanya sebanyak 45 data. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan tuturan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Eclipse hanya sebanyak 45 data. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan tuturan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

59 BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini jumlah data tuturan kerendahan hati dalam novel Eclipse hanya sebanyak 45 data. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan tuturan kerendahan hati tidak banyak digunakan oleh karakter pada novel Eclipse. Penulis menemukan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi jumlah data kerendahan hati yang sedikit, yaitu tema novel dan hubungan sosial tokoh dalam novel.

Tema novel adalah romantis dan tema ini mempengaruhi dialog-dialog dalam novel. Kisah dalam novel adalah percintaan yang dibumbui konflik, dan dialog-dialog sangat didominasi oleh percakapan romantis dan percakapan yang berbau konflik dan permusuhan. Faktor ini mempengaruhi jumlah dialog yang mengandung unsur kesantunan dan kerendahan hati.

Faktor kedua yang mempengaruhi rendahnya jumlah penggunaan tuturan kerendahan hati adalah hubungan sosial para tokoh. karakter-karakter yang ada dalam novel didominasi oleh karakter-karakter yang memiliki status sosial yang setara (equal) sekaligus memiliki tingkat kedekatan yang akrab (intimate). Semakin setara (equal) hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur maka tingkat kesopanannya semakin berkurang. Demikian juga dengan tingkat kedekatan, makin intim hubungan penutur dan mitra tutur maka tingkat kesopanannya makin hilang.

(2)

60

Dalam novel Eclipse, karakter-karakter yang status sosialnya setara (equal) sekaligus akrab (intimate) sangat dominan, sehingga tingkat penggunaan tuturan kesantunannya sangat sedikit, mereka cenderung lebih openly, clearly, explisitly dan directly. Novel tersebut bertema drama aksi, konflik cinta yang dibumbui dialog-dialog dalam novel didominasi dialouge romantis dan dialog konflik permusuhan sehingga jumlah yang bersifat membangun hubungan seperti kesantunan atau kerendahan hati sangat sedikit.

Bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian mengenai tuturan yang mengandung maksim kerendahan hati, strategi kesantunan, teknik dan kualitas terjemahan pada novel Eclipse. Berikut ini adalah hasil temuan penelitian mengenai strategi kesantunan, teknik dan kualitas terjemahan.

A. Temuan Penelitian

1. Strategi Kesantunan, Teknik Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan 1.1. Strategi kesantunan

Setelah melakukan analisis terhadap data-data yang mengandung maksim kerendahan hati dengan menggunakan teori Brown dan Levinson (1987), ditemukan 3 strategi kesantunan yang digunakan yaitu strategi bald on record, strategi kesantunan positif dan strategi kesantunan negatif. Jumlah data untuk masing-masing strategi adalah; 19 (42,22%) data mengandung strategi bald on record, 18 (40,00%) data mengandung strategi kesantunan negatif dan 8 (17,77%) data mengandung strategi kesantunan positif.

(3)

61

Tabel 7

Strategi Kesantunan

No Strategi Jumlah Presentase

1 Bald on record 19 42,22 %

2 Kesantunan Negatif 18 40,00 %

3 Kesantunan positif 8 17,77 %

Jumlah 45 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa strategi Bald on record lebih banyak digunakan, disusul kemudian strategi kesantunan negatif lalu strategi kesantunan positif. Selanjutnya adalah Penjabaran lebih lanjut mengenai 3 strategi yang digunakan dalam maksim kerendahan hati.

1. Strategi Bald on Record

Strategi ini digunakan dengan pertimbangan efisiensi. Penutur menganggap bahwa ada yang lebih penting dari pada face, atau menganggap bahwa tindak tutur tersebut bukanlah FTA, atau memang bermaksud mengabaikan face. Indikasi penggunaan strategi ini adalah tuturan yang diucapkan secara terus terang, jelas, transparan dan tidak manipulatif.

Berdasarkan teori Brown dan Levinson, penggunaan strategi bald on record, jika diterapkan dalam tuturan kerendahan hati, menunjukan bahwa tuturan kerendahan hati tersebut diungkapkan secara terang

(4)

62

terangan dan mengabaikan muka penutur dan mitra tutur. Berikut ini adalah contohnya.

Tabel 8

Contoh Strategi Bald on Record

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 Carlie said Jake is having a hard time. He’s hurting right now, and…it’s my fault

Kata Charlie, Jake sedang mengalami masa-masa sulit. Dia sedih sekarang, dan…itu salahku

2 I need to make it better Edward. I owe him that

Aku perlu memperbaikinya Edward.

Aku berhutang budi padanya

3 I’m not good at this kind of thing. I don’t know how to start

Aku kurang pandai dalam urusan

seperti ini. Aku tidak tahu bagaimana memulainya

4 I was silly and shalow, but I was content

Aku memang tolol dan dangkal,

tapi aku bahagia 5 He’s been much, much

kinder to me than I deserve

Ternyata Edward jauh, jauh lebih baik daripada yang layak kuterima

Semua tuturan kerendahan hati tersebut mengandung strategi bald on record karena bentuk perendahan hati (mencela diri, meminimalkan penghormatan diri dan mengecilkan diri) diungkapkan secara terang terangan dan mengabaikan muka penutur dan mitra tutur.

(5)

63 2. Strategi Kesantunan Negatif

Strategi ini digunakan untuk menyelamatkan muka mitra tutur atau memuaskan muka negatif (Brown dan Levinson, 2000:129). Indikator strategi kesantunan negatif adalah conventionally indirect, questioning, hedge, being pessimistic, minimizing the imposition, giving deference, apologizing. Berikut ini adalah contoh strategi kesantunan negatif tuturan kerendahan hati pada novel Eclipse.

Tabel 9

Contoh Strategi Kesantunan Negatif No Bahasa Sumber Bahasa sasaran 1 I’ll help you. If you don’t

mind my awful handwriting

Aku bisa membantumu. Kalau kau

tidak keberatan dengan tulisan

tanganku yang jelek 2 I apologize for being such

a monster

Maaf kalau selama ini sikapku sangat buruk

3 It was the stupidest thing I’ve ever said in my life and I’m sorry

Itu hal paling bodoh yang pernah kuucapkan seumur hidup dan aku

minta maaf 4 You hardly ever make it

down. I can believe I wasted all this time

Kau kan jarang kesini. Payah benar

aku menyianyiakannya begitu saja

Indikator strategi kesantunan negatif tampak pada tiap contoh diatas. Contoh nomor 1 menunjukkan tuturan kerendahan hati dengan

(6)

64

strategi being pessimistic dengan penggunaan “if you don’t mind”. Kemudian nomor 2 dan 3 menggunakan strategi apologizing dengan kata “ I’m sorry dan apologize”. Nomor 4, penutur berupaya menyelamatkan muka mitra tutur karena penutur berasumsi ia telah melakukan sesuatu yang merusak muka mitra tutur.

3. Strategi Kesantunan Positif

Strategi ini bertujuan untuk menyelamatkan muka mitra tutur atau memuaskan muka positif mitra tutur. Brown dan levinson (1987: 103-129) merumuskan indikator-indikator strategi kesantunan positif, yaitu notice, attend to H (his interest, wants, needs, goods), exaggerate (interest, approveal, sympathy with H), intensify interest to H, use group indentitymarker, seek agreement, avoid dissagreement, presuppose raise/ assert common ground, joke, concern for H’s wants, offer, promise, being optimistic, give (or ask reaso for) reason dan give gifts (good, sympathy, understanding, cooperation)

Berikut ini adalah contoh tuturan kerendahan hati dalam novel Eclipse yang menggunakan strategi kesantunan positif.

Tabel 10

Contoh Strategi Kesantunan Positif No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran 1 Happy to be of service Senang bisa membantu

2 And all this isn’t enough to get you to move back in with your

Dan semua itu tidak cukup untuk membuatmu pindah lagi ke rumah

(7)

65

silly mom? ibumu yang konyol?

3 I’ve given some to Esme and Alice both. So, clearly, this is not a big deal in any way

Beberapa kuberikan pada Esme dan Alice. Jadi, jelas, ini bukan

sesuatu yang terlalu istimewa

4 I don’t mind at all. I thought you were exaggerating

Aku sama sekali tidak keberatan. Ku kira kau melebih-lebihkan

5 Put me to work. I’ve got all day Pekerjakan aku. Aku punya waktu seharian

Indikator strategi kesantunan positif tampak pada setiap contoh diatas. Misalnya nomor 1, menunjukan keakraban dan kedekatan. Penutur berupaya menunjukan sikap bersahabat pada lawan tutur. Contoh nomor 2 menunjukan strategi joke sebagai bentuk keakraban dan kedekatan. Sedangkan contoh nomor 3, 4 dan 5 menunjukan strategi give gifts (good, sympathy, understanding, cooperation)

1.2 Teknik Penerjemahan

Setelah melalui beberapa tahap analisis, dengan menerapkan teori Molina dan Hurtado Albir (2002: 511), didapatkan 7 jenis teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan bentuk tuturan kerendahan hati pada novel Eclipse. Diketahui pula bahwa lebih dari satu teknik diterapkan pada beberapa data. Berikut adalah tabel yang menunjukan jenis teknik dan frekuensi penggunaannya.

(8)

66

Tabel 11. Teknik-Teknik Penerjemahan dalam Novel Eclipse

No Teknik Jumlah Presentase

1 Penerjemahan Literal 24 41,37 % 2 Amplifikasi 11 18,96 % 3 Transposisi 8 13,79 % 4 Reduksi 6 10,34 % 5 Kesepadanan Lazim 6 10,34 % 6 Peminjaman Murni 2 3,44 % 7 Modulasi 1 1, 72% Jumlah 58 100%

Teknik-teknik ini di terapkan dalam 45 data yang diperoleh sebagai hasil dari analisis domain. Dalam mengidentifikasi jenis-jenis tenik penerjemahan sesuai dengan acuan yang disarankan oleh Molina dan Albir (2002). Selanjutnya adalah penjabaran lebih lanjut mengenai teknik-teknik yang digunakan dalam menerjemahkan tuturan kerendahan hati pada novel Eclipse.

1. Penerjemahan Literal

Penerjemahan harfiah yaitu menerjemahkan istilah atau ungkapan secara harfiah. Dalam teknik penerjemahan harfiah, penerjemah menyesuaikan terjemahan dengan struktur atau kaidah bahasa sasaran.

(9)

67

Cara penerjemahan teknik ini adalah dengan menerjemahkan kata atau ungkapan secara kata demi kata.

Penggunaan teknik ini dalam penerjemahan tuturan kerendahan hati pada novel Eclipse adalah yang terbanyak dengan jumlah 24 kali, atau 41,37 %. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan teknik penerjemahan literal:

Tabel 12. Contoh Penggunuaan Teknik Penerjemahan Literal No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 I know that Aku tahu itu

2 it’s my fault itu salahku

3 I’m being silly, aren’t I? Aku konyol, ya? 4 : I don’t mind at all. I thought you

were exaggerating

Aku sama sekali tidak keberatan. Ku kira kau melebih-lebihkan

5 I was selfish enough to ask Carlisle to change him for me

Aku cukup egois untuk meminta Carlisme mengubahnya untukku

Dari tabel diatas dapat diketahu bahwa struktur BSa sama dengan Bsu. Cara penerjemahannya juga dengan menerjemahkan kata demi kata dengan urutan yang sama, sehingga terdapat kesamaan struktur kalimat antara BSu dan BSa. Penerjemahan tiap kata pun apa adanya dan pesan teks pun tepat sama antara BSu dan BSa.

2. Amplifikasi

Amplifikasi adalah teknik penerjemahan yang mengeksplisitkan atau memparafrase suatu informasi yang implisit dalam bahasa sumber.

(10)

68

Dalam penerjemahan tuturan kerendahan hati, penggunaan teknik Amplifikasi digunakan 11 kali, atau 18,96 %, dari seluruh teknik yang digunakan. Berikut ini adalah contoh penggunaan teknik amplifikasi:

Tabel 13. Contoh Penggunaan Teknik Amplifikasi No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 I owe him that Aku berhutang budi padanya

2 You get used to the humidity Kau akan terbiasa dengan udara

lembab ini

3 I may not be Dartmouth material, but I’m not stupid enough to believe that

Mungkin aku memang bukan calon

yang tepat untuk Dartmouth, tapi

aku tidak sebodoh itu hingga percaya hal ini

4 I apologize for being such a monster

Maaf kalau selama ini sikapku sangat

buruk

5 But I’m sure I slipped up in a few places

Tapi aku yakin pernah gagal disana

sini beberapa kali

Pada contoh diatas, penggunaan teknik Amplifikasi diperlukan untuk menambahkan penjelasan pada Bahasa sasaran. Kata “budi” pada contoh nomor 1 kalimat Bsa dimasukkan guna menjelaskan kata “owe” pada Bsu. Begitu juga pada contoh 2, penambahan kata “udara” sebagai penjelas “lembab”. Pada contoh nomor 3 dan 4, penerjemah melakukan parafrase untuk membantu menjelaskan maknanya, “Dartmouth material diterjemahkan menjadi “calon yang tepat untuk Dartmouth” dan “monster”

(11)

69

diterjemahkan menjadi “sikap sangat buruk”. Pada kalimat nomor 5, penambahan kata “beberapa kali” digunakan sebagai kelengkapan informasi.

3. Transposisi (Tranposition)

Transposisi merupakan teknik penerjemahkan dengan mengubah kategori gramatikal. Dapat dikatakan bahwa ini adalah teknik yang digunakan ketika penerjemah mengubah susunan kata (structural adjustment) atau menggeser (shifting) kategori kata dan satuan lingual (unit). Kata kerja dalam teks bahasa sumber, misal, diubah menjadi kata benda dalam teks bahasa sasaran. Selain itu, perubahan dari kalimat kompleks menjadi kalimat-kalimat sederhana juga merupakan wujud dari penerapan teknik transposisi

Dalam analisis, ditemukan bahwa penggunaan teknik Transposisi digunakan sebanyak 8 kali , atau 13,79 % dari total seluruh teknik. Berikut ini adalah contoh penggunaan teknik Transposisi pada tuturan kerendahan hati.

Tabel 14. Contoh Penggunaan Teknik Transposisi No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 I owe him better than this Aku berhutang banyak padanya 2 I can’t believe I was such a jerk Aku tak percaya aku bisa sebodoh ini 3 the right thing to do yang sebaiknya kulakukan

4 So, clearly, this is not a big deal in any way

Jadi, jelas, ini bukan sesuatu yang

terlalu istimewa

(12)

70

5 I can believe I wasted all this time Payah benar aku menyianyiakannya begitu saja

Pada contoh nomor 1, perubahan terjadi pada ranah susuna kata. Bentuk susunan ajektif degree of comparation (better than) menjadi bentuk ajektif tunggal “banyak” karena menyesuaikan bentuk umum Bsa. Pada kalimat nomor 2, kata “was” yang merupakan bentuk to be diterjemahkan menjadi kata “bisa” yang merupakan modality. Kemudian pada kalimat nomor 3, bentuk predikat “to do” berubah bentuk menjadi bentuk kalimat sempurna bersubjek-predikat (SP) “kulakukan”. Begitu juga contoh 4, dimana bentuk noun “a big deal” dirubah bentuknya menjadi kalimat sempurna (SPO) “sesuatu yang terlalu istimewa”. Kemudian kalimat terakhir, perubahan terjadi dari struktur kalimat bersubjek dan predikat (S-P) menjadi bentuk frase sederhana.

4. Reduksi (Reduction)

Reduksi merupakan teknik penerjemahan yang memadatkan informasi teks bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Teknik ini kebalikan dari teknik amplifikasi. Teknik ini mirip dengan teknik penghilangan (ommission atau deletion atau subtraction) atau implisitasi Dengan kata lain, informasi yang eksplisit dalam teks bahasa sumber dijadikan implisit dalam teks bahasa sasaran.

(13)

71

Hasil analisis menunjukan bahwa teknik reduksi dipakai 6 kali, atau 10,34 % dari total teknik, dalam menerjemahkan tuturan kerendahan hati. Berikut ini adalah contoh data yang mengalami proses reduksi.

Tabel 15. Contoh Penggunaan Teknik Reduksi

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 I hope you won’t mind taking a few precaution

Kuharap kau tidak keberatan kuminta berhati-hati

2 So, clearly, this is not a big deal

in any way

Jadi, jelas, ini bukan sesuatu yang terlalu istimewa

3 I’ll look stupid Aku pasti kelihatan konyol

4 The pack mind is fascinating Kawanan itu memang menakjubkan

5 But I’m sure I slipped up in a few places

Tapi aku yakin pernah gagal disana sini beberapa kali

Dapat dilihat dari contoh diatas terdapat kata yang terdapat pada BSu akan tetapi tidak ada pada BSa. Penerjemah mengabaikan kata-kata tersebut dan tidak menerjemahkannya kedalam BSa. Dapat dikatakan, penerjemah menghilangkan kata yang terdapat dari BSu, ia menerapkan teknik penghilangan (reduksi). Terdapat beberapa kemungkinan tujuan dari penghilangan kata pada contoh diatas antara lain, penyesuain dengan BSa dan efektifitas kalimat.

(14)

72

5. Kesepadanan Lazim (Establish equivalant)

Teknik penerjemahan padanan lazim ialah menggunakan istilah atau ungkapan yang sudah lazim digunakan sehari-hari ataupun yang berdasarkan kamus. Dalam penerjemahan tuturan kerendahan hati, teknik ini digunakan 6 kali, atau 10, 34 % dari total teknik yang digunakan. Berikut ini adalah contoh penggunaan teknik ini.

Tabel 16. Contoh Penggunaan Teknik Kesepadanan Lazim No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 I’m useless these days Payah benar aku akhir-akhir ini 2 I supposed it’s a little outdated.

Old-fashioned, just like me time

Kurasa cincinnya sudah agak kuno.

Kuno seperti aku

3 I’m idiot Bodoh benar aku

4 I’ve clung with such idiotic obstinacy to my idea of what’s best for you, though it’s only hurt you

Aku begitu ngotot mempertahankan apa yang kuanggap terbaik untukmu, meskipun itu hanya menyakiti hatimu

5 I am a hideous person Jahat sekali aku ini

Kalimat pertama adalah ekspresi seseorang yang kecewa, menyesal, mengecam dan merasa payah pada dirinya. Jika diterjemahkan secara harfiah, maka artinya adalah “ Aku tidak berguna akhir-akhir ini”. Akan tetapi, tuturan seperti ini tidaklah lazim digunakan dalam BSa untuk mengekspresikan kondisi diatas. Oleh karena itu kalimat dari BSu diterjemahkan sesuai dengan padanan yang berlaku dalam BSa. Demikian

(15)

73

juga pada kalimat nomor 3 dan 5, dimana penerjemah mencari padanan yang berlaku di BSa untuk mengekspresikan kecaman pada diri.

Pada contoh nomor 2, bentuk kalimat “old-fashioned” diterjemahkan oleh penerjemah menjadi “kuno”, yang memang adalah padanan yang berlaku pada BSa. Demikian juga contoh nomor 4, bentuk seperti yang ada pada BSu tidak popular dikenal dalam BSa, oleh karena itu penerjemah mencari padanan yang lazim digunakan.

6. Peminjaman Murni

Peminjaman adalah teknik penerjemahan dengan meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber. Pada penerjemahan tuturan kerendahan hati, jumlah penggunaan teknik ini hanya sebanyak 2 kali, atau 3,44 % dari total teknik. Berikut ini data yang menunjukan penerapan teknik peminjaman murni.

Tabel 17. Contoh Penggunaan Teknik Peminjaman Murni No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 I don’t really know what the right thing to do here is, Dad

Aku tidak benar-benar tahu apa yang sebaiknya kulakukan dalam hal ini,

Dad

2 Don’t be silly, Dad Jangan konyol, Dad

Hasil analisis menunjukan bahwa hanya ada 1 kata dari BSu yang diambil dan diletakan pada tesk BSa yaitu Dad. Kata “Dad” sebenarnya memiliki sangat banyak padanan dalam BSa misal “Yah, Pak, Pi dan Pah”,

(16)

74

akan tetapi penerjemah tidak mencari padanannya dalam BSa tapi meminjam kata tersebut untuk diletakan pada BSa, tidak dirubah dan dibiarkan apa adanya.

7. Modulasi

Modulasi merupakan teknik penerjemahan dengan cara mengubah sudut pandang, fokus, atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan teks sumber. Perubahan sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau struktural.

Teknik ini adalah teknik yang paling sedikit digunakan dalam menerjemahkan tuturan kesederhanaan pada novel Eclipse. Jumlah penggunaan teknik ini hanya 1 kali , atau 1, 72 %. Berikut ini data yang menunjukkan penggunaan teknik modulasi.

Tabel 18. Contoh Penggunaan Teknik Modulasi

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 I think that’s the best I can do for them

Menurutku ini hal terbaik yang bisa

kulakukan untuk mereka

Pada contoh di atas, bentuk pada BSu adalah Subjek-predikat, dan yang menjadi fokus dalam bahasa sumber adalah I. Dalam bahasa sasaran terjadi perubahan struktur dan fokus berubah menjadi “Menurutku”.

(17)

75 2. Kualitas Terjemahan Novel Eclipse

Penilaian kualitas terjemahan dari aspek keakuratan dan aspek keberterimaan merupakan salah satu rumuasan masalah dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan skala 1-3 sebagai instrumen untuk analisis, dengan masing-masing kriteria yang telah dijelaskan pada bab 3, dilibatkan tiga orang raters untuk menentukan nilai masing-masing data. Ketiga skor yang diberikan oleh para raters tersebut kemudian diambil nilai rata-ratanya. Skor dengan rata-rata ini berfungsi sebagai instrumen yang digunakan untuk membantu mendeskripsikan data. Berikut ini adalah memaparkan mengenai kualitas terjemahan dalam novel Eclipse.

1.1 Keakuratan Terjemahan Novel Eclipse

Keakuratan merupakan kesesuaian atau ketepatan pesan yang dihasilkan dan informasi yang terdapat pada teks sumber ke dalam teks sasaran. Menggunakan skala penilaian tingkat keakuratan seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, hasil yang didapatkan dari raters adalah, terjemahan yang akurat sebanyak 41 (91,11%) terjemahan kurang akurat sebanyak 4 (8,88%) dan tidak menemukan terjemahan tidak akurat sebanyak 0 (0%).

1.1.1 Terjemahan Akurat

Terjemahan yang termasuk dalam kategori ini adalan tuturan yang pesanya tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran dan tidak terjadi distorsi makna. Dengan nilai rata-rata 2,66-3, berikut ini merupakan contoh

(18)

76

terjemahan Novel Eclipse yang diterjemahkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran.

Tabel 19. Contoh Terjemahan Akurat

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 Carlie said Jake is having a hard time. He’s hurting right now, and…it’s my fault

Kata Charlie, Jake sedang mengalami masa-masa sulit. Dia sedih sekarang, dan…itu salahku 2 I need to make it better Edward.

I owe him that

Aku perlu memperbaikinya Edward. Aku berhutang budi padanya 3 A: I’m being silly, aren’t I? A: Aku konyol, ya?

4 If Jacob hadn’t helped me…I’m not sure what you would have come home to. I owe him better than this

Seandainya Jacob tidak membantuku…entah apa yang akan kau temukan waktu kau kembali. Aku berhutang banyak padanya

Tuturan 1, 3 medapatkan nilai masing-masing 3 dari para raters karena pesan yang disampaikan dengan baik tanpa ada perubahan makna pada teks Bsa. Teknik literal digunakan untuk menerjemahkan tuturan no 1, 3 sedangkan tuturan no 2 diterjemahankan dengan menggunakan teknik amplification. Penambahan kata dalam Bsa membuat pesan yang terkandung dalam tuturan Bsu tersebut menjadi jelas dan menghasilkan terjemahan yang akurat. Berbeda dengan tuturan yang no 4, tuturan ini memiliki nilai rata-rata keakuratan 2,66 karena terjemahan yang dihasilkan dari teknik transposisi

(19)

77

dengan perubahan kategori grammatikal itu menyebabkan pesan sedikit berbeda dengan Bsu tetapi pesannya masih menangkap di Bsa.

1.1.2 Terjemahan Kurang Akurat

Terjemahan kurang akurat karena pesan tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran, namun terjadi distorsi makna, terjemahan makna ganda atau penghilangan makna. Dalam penelitian ini ada 4 terjemahan yang kurang akurat dengan nilai rata-rata 2,33. Berikut ini merupakan contoh terjemahan yang kurang akurat:

Tabel 20. Contoh Terjemahan Kurang Akurat

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 I want to make it up to you Aku ingin membayar kelakuan burukku kemarin

2 You hardly ever make it down. I can believe I wasted all this time

Kau kan jarang kesini. Payah benar aku menyia-nyiakannya begitu saja

3 I feel like I don’t always do everything for you that I should

Aku merasa tidak selalu melakukan hal-hal yang seharusnya kulakukan untukmu

Terjemahan-terjemahan ini tergolong kedalam terjemahan yang kurang akurat dengan memiliki nilai rata-rata 2,33 karena informasi tidak tersampaikan

(20)

78

dalam Bsa atau terdapat beberapa kata yang tidak diterjemahkan dengan padanan kata yang tepat sehingga sebagaian pesan tidak tersampaikan dalam Bsa. Pada tuturan no 1 diterjemahkan dengan teknik amplifikasi, teknik ini mengeksplisitkan atau mengparafrasekan suatu informasi yang implisit dalam Bsa dengan pemanbahan kata. Saran dari raters terjeamhan “Aku ingin membayar kelakuan burukku kemarin” lebih akurat jika diterjemahkan menjadi “ aku ingin berusaha menyenangkanmu”

Pada tuturan no 2 diterjemahkan dengan teknik amplifikasi, tranposisi dan padanan lazim. Informasi yang tersampaikan dalam Bsa terdapat pengeseran kategori atau penambahan kata dengan padanan kata yang tepat sehingga sebagaian pesan tidak tersampaikan dalam Bsa. Salah satu rater menyarankan bahwa pada terjmehan “Payah benar aku menyianyiakannya begitu saja” jika diterjemahankan menjadi “aku percaya aku tidak menyia-nyiakan selama ini “ akan lebih akurat. Pada no 3 dan 4 itu menggunakan teknik literal, terjemhan ini diterjemahan dengan kata demi kata sehingga tingkat keakuratan berkurang. Terjemahan no 3 yaitu “aku merasa tidak selalu melakukan hal-hal yang seharusnya kulakukan untukmu” dikatakan kurang akurat karena ada kata-kata yang terjemahkan kurang tepat, atau tidak diterjemahkan yaitu kata-kata “I” atau “aku” itu tidak diterjemahkan atau dihilangkan.

(21)

79 1.1.3 Terjemahan Tidak Akurat

Kategori tiga adalah terjemahan yang diterjemahkan secara tidak akurat karena pesan sama sekali tidak tersampaikan ke dalam Bsa. Dalam penelitian ini tidak ditemukan tuturan yang tergolong ke dalam terjemahan tidak akurat.

2.2 Keberterimaan Terjemahan Novel Eclipse

Aspek penting yang kedua dalam penilaian kualitas suatu terjemahan adalah keberterimaan atau accetability. Keberterimaan mengarah kepada kelaziman dan kealamian teks terjemahan. Terjamahan yang dihasil oleh penerjemah harus sesuai dengan kaidah dan norma kebahasaan dalam Bsa. Sesuai dengan skala yang telah ditentukan , telah didapatkan sejumlah terjemahan yang berterima sebanyak 41 (91,11%), terjemahan yang kurang berterima sebanyak 4 (8,88%), dan tidak ditemukan terjemahan yang tidak berterima sebanyak 0 (0%).

1.2.1 Terjemahan Berterima

Terjemahan yang terasa alamiah dan sesuai dengan kaidah dan budaya bahasa sasaran merupakan indikasi terjemahan yang berterima atau memiliki tingkat keberterimaan tinggi. Ada beberapa contoh tuturan tertulis pada tabel 21 berikut ini dengan nilai rata-rata 2,66-3.

Tabel 21. Contoh Terjemahan Berterima

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 I apologize for being such a Maaf kalau selama ini sikapku

(22)

80

monster sangat buruk

2 I got luckier than I deserve Aku lebih beruntung dari pada yang pantas ku dapatkan

3 I was selfish enough to ask Carlisle to change him for me

Aku cukup egois untuk meminta Carlisme mengubahnya untuku

Terjemahan no 1 dan 2 memiliki nilai rata-rata 3, terjemahan ini dikatakan berterima karena menggunakan teknik amplifikasi dan tranposisi dengan penambahan kata atau informasi dalam Bsu, hal ini membuat pesan yang terkandung dalam tuturan tersebut jelas dan dapat berterima, sedangkan terjemahan no 3 memiliki nilai rata-rata 2,66, terjemahan ini diterapakan dengan menggunakan teknik literal karena teks tersebut diterjemahkan secara kata demi kata atau secara harfiah sehingga sedikit menurunkan tingkat keberterimaan, walaupun menurun tetapi masih tergolong ke dalam terjemahan yang berterima karena pesan dari Bsu ke dalam Bsa tetap tersampaikan.

1.2.2 Terjemahan Kurang Berterima

Dalam penelitian ini terdapat 4 terjemahan yang terasa kurang alamiah dan kurang sesuai dengan kaidah dan budaya bahasa sasaran. Terjemahan-terjemahan yang dinilai kurang berterima ini memiliki nilai rata-rata keberterimaan 2,33. Berikut ini adalah contoh terjemahan kurang berterima

(23)

81

Tabel 22. Contoh Terjemahan Kurang Berterima

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1 I was just being stupid. I was angry-but that’s no excuse.

Aku memang bodoh. Aku marah-tapi itu bukan alasan.

2 I feel like I don’t always do everything for you that I should

Aku merasa tidak selalu melakukan hal-hal yang seharusnya kulakukan untukmu

Dalam ketiga terjamahan di atas masing-masing memiliki nilai 2,33. Pada terjamhan no 1 “ i was just” jika diterjemahkan menjadi “hanya” akan terlihat lebih berterima, terjemahan ini menggunakan teknik literal. Sedangkan pada terjemahan no 2 menggunakan teknik reduksi dan literal. Terjemahan tersebut dikatakan kurang berterima karena ada kata-kata yang diterjemahkan kurang tepat atau tidak diterjemahkan, kata-kata tersebut adalah “I” atau “aku”. Selanjutnya terjemahan no 3, terjemahan ini mengguanakan teknik literal.

1.2.3 Terjemahan Tidak Berterima

Terjemahan yang tidak berterima dapat disebut sebagai terjemahan yang tidak alamiah serta tidak sesuai dengan kaidah dan budaya bahasa sasaran. Dalam penelitian ini tidak ditemukan terjemahan yang tidak berterima.

(24)

82 B. Pembahasan

Pada bagian pembahasan kali ini, penulis akan membahas temuan penelitian yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. Pembahasan dibagi menjadi tiga yaitu, strategi kesantunan dalam menggunakan tuturan kerendahan hati, teknik yang digunakan dalam penuturan kerendahan hati dan kualitas penerjemahan tuturan kerendahan hati. Setelah melakuakan analisis, ditemukan 45 data yang berupa maksim kerendahan hati. Rumusan masalah yang selanjutnya adalah menentukan strategi kesantunan pada tuturan yang mengandung maksim kerendahan hati. Strategi kesantunan yang dijadikan acuan adalah strategi kesantunan yang dirumuskan oleh Brown dan Levison (1987).

1. Strategi kesantunan

Hasil dari analisa data kerendahan hati menunjukan bahwa ada 3 strategi digunakan dalam menuturkan kerendahan hati, strategi Bald on record, kesantunan positif, kesantunan negatif. Strategi bald on record berjumlah 19 kali penggunaan, 42,22 %. Strategi kesantunan negatif berjumlah 17 kali, 40,00 %. Strategi kesantunan positif berjumlah 8 kali, 17,77 %. Hasil analisa menunjukan bahwa penggunaan Bald on record menempti posisi tertinggi, disusul kemudian kesantunan negatif dan yang terakhir adalah kesantunan positif.

Pada data, penggunaan strategi Bald on record digunakan karena dalam menuturkan kerendahan hati, penutur tidak menjadikan muka lawan tutur sebagai acuan. Artinya, penutur mutlak ingin merendahkan dan mencela dirinya sendiri, atau memandang dirinya secara negatif, dan dilakukan secara terang terangan.

(25)

83

Strategi kesantunan negatif menempati posisi kedua. Data menunjukan bahwa penggunaan strategi ini mengacu pada muka negatif lawan tutur. Penutur melakukan perendahan hati demi menyelamatkan dan menjaga muka lawan tutur. Sedangkan penggunaan strategi kesantunan positif dilakukan demi menjaga muka positif lawan tutur dalam bentuk keakraban, candaan dan kepedulian terhadap keinginan lawan tutur.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penutur kerendahan hati terbanyak adalah penutur yang memandang negatif dirinya sendiri dan hendak mencela dirinya, oleh karena itu ia menggunakan Bald on record.

2. Teknik penerjemahan tuturan kerendahan hati

Dari analisa, dapat dilihat bahwa terdapat 7 teknik yang digunakan untuk menerjemahkan tuturan kerendahan hati. Jumlah ini tidak terlalu banyak. Selain itu ditemukan pula teks data BSa yang diterjemahkan menggunakan lebih dari satu teknik.

Jumlah penggunaan tertinggi adalah teknik penerjemahan literal yaitu, 24 kali, atau 41,37 %. Jumlah ini terpaut jauh dari posisi kedua yaitu 11 kali, atau 18,96 %. Jumlah penggunaan teknik lainnya juga hanya sedikit misalnya transposisi sebanyak 8 atau 13,79% , reduksi dan kesepadanan lazim yang hanya berjumlah 6 atau 10,34 %, peminjaman murni berjumlah 2 atau 3, 44 %, atau modulasi yang hanya berjumlah 1 atau 1, 72 %.

Dengan jumlah penggunaan 41,37% dari 7 teknik yang ada, dan muncul dalam 24 data dari 45 data, maka hal ini menjelaskan bahwa teknik penerjemahan

(26)

84

literal adalah yang paling sering digunakan dalam menerjemahkan tuturan kerendahan hati dalam novel Eclipse.

3. Kualitas Terjemahan Novel Eclipse

Penilaian yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat keakuratan dan keberterimaan pada sebuah terjemahan. Menurut Nababan (2003: 86) kualitas terjemahan dibagi menjadi 3 macam yaitu keakuratan (accuracy), keberterimaan (acceptability), dan keterbacaan (readability). Penelitian ini, meneliti hanya dua aspek yaitu aspek keakuratan dan aspek keberterimaan.

3.1 Keakuratan (Accuracy)

Keakuratan terkait dengan tepat atau tidaknya terjemahan yang dihasilkan dan informasi dalam teks sumber ke dalam teks sasaran juga harus dapat diterima oleh pembaca. Seperti yang kemukakan oleh Larson (1998:530) yaitu keakuratan sebuah teks terjemahan harus diukur karena hal tersebut berkaitan dengan informasi yang disampaikan dari Bsu ke dalam Bsa. Dari Nababan (2008a), alasan mengapa kesepadanan mutlak itu sulit dicapai, yaitu karena: 1) tidak mungkin suatu teks memiliki interpretasi yang konstan meskipun bagi orang yang sama dalam kesempatan yang berbeda, 2) penerjemahan merupakan interpretasi subjektif penerjemah terhadap teks bahasa sumber, dan 3) tidak mungkin bagi penerjemah untuk menentukan bagaimana tanggapan pembaca terhadap teks bahasa sumber ketika teks tersebut pertama kali dibuat. Dalam penelitian ini, teks terjemahan yang dihasilkan oleh penerjamah dalam novel Eclipse memilik nilai keakurutan tinggi dengan 41 (91,11%) terjamahan dan memiliki nilai rata-rata 2,66-3, terjemahan yang kurang berterima sebanyak 4 (8,88%) terjemahan ini

(27)

85

memilik nilai rata-rata 2,33, dan tidak ditemukan terjemahan yang tidak berterima 0 (0%). Terjemahan dalam novel Eclipse memiliki nilai rata-rata pada tingkat keakuratan secara keseluruhan yaitu 2,88.

3.2 Keberterimaan

Keterbacaan ini terkait erat dengan sesuai atau tidaknya tata bahasa yang digunakan penerjemah dengan tata bahasa Bsa. Penerjemahan harus menerjemahkan teks sesuai dengan tata bahasa dan kaidah yang berlaku dalam teks Bsa. Bukan hanya tata bahasa yang harus diperhatikan, budaya pada bahasa sasaran juga harus diperhatikan. Gideon Toury (1995: 71) mengatakan suatu teks terjemahan itu dikatakan berterima jika teks tersebut sesuai dengan norma-norma bahasa dan budaya pembaca sasaran. Dalam penelitian ini, tingkat keberterimaan teks terjemahan yang dihasilkan oleh penerjemah dalam novel Eclipse memiliki nilai keberterimaan tinggi dengan skor yang sama dengan tingakat keakuratan yaitu 41 (91,11%) terjemahan dan memiliki nilai rata-rata 2,66-3, terjemahan yang kurang berterima sebanyak 4 (8,88%) terjemahan ini memilik nilai rata-rata 2,33, dan tidak ditemukan terjemahan yang tidak berterima 0 (0%). Terjemahan dalam novel Eclipse memiliki nilai rata-rata pada tingkat secara keseluruhan yaitu 2,89.

(28)

86

Tabel 23: Hubungan antara Strategi kesantunan, Tekik Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan No Teknik Terjemahan Strategi

Kesantunan

Jumlah Keakuratan Keberterimaan

A KA B KB 1. Penerjemahan Literal Bald on Record 9 88,89% 11,11% 88,89% 11,11% Kesantunan Negatif 9 88,89% 11,11% 77,77% 22,22% Kesantunan Positif 6 100% - 100% - 2. Amplifikasi Bald on Record 5 100% - 100% - Kesantunan Negatif 6 66, 66% 33,33% 83,33% 16,66% Kesantunan Positif - - - - - 3. Transposisi Bald on Record 3 100% - 100% - Kesantunan Negatif 3 66,66% 33,33% 100% - Kesantunan Positif 2 100% - 100% - 4. Reduksi Bald on Record 2 100% - 100% - Kesantunan Negatif 3 66,66% 33,33% 66,66% 33,33% commit to user

(29)

87 Kesantunan Positif 1 100% - 100% - 5. Kesepadanan lazim Bald on Record 1 100% - 100% - Kesantunan Negatif 5 80,00 % 20,00% 100% - Kesantunan Positif - - - - - 6. Peminjaman murni Bald on Record 1 100% - - - Kesantunan Negatif - - - - - Kesantunan Positif 1 100% - 100% - 7. Modulasi Bald on Record 1 100% - 100% - Kesantunan Negatif - - - - - Kesantunan Positif - - - - - commit to user

(30)

88

4. Hubungan antara Strategi Kesantuna, Teknik dan Kualitas Terjemahan

Tabel 22 di atas, menunjukkan hubungan antara strategi kesantunan, teknik terjemahan dan kualitas terjemahan. Dalam penelitian ini, teknik penerjemahan literal yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan teknik-teknik yang lain. Strategi bald on record jika diterjemahkan dengan menggunakan teknik penerjemahan literal dapat menghasilkan terjemahan yang akurat (88,89%) , dan kurang akurat (11,11%), dengan tingkat keberterimaan dengan hasil yang sama yaitu terjemahan yang berterima (88,89%), dan kurang berterima (11,11%).

Strategi kesantunan negatif jika diterjemahkan dengan menggunakan teknik penerjemahan literal dapat menghasilkan terjemahan yang akurat (88,89%), dan kurang akurat (11,11%), tetapi sedikit berbeda dengan tingkat keberterimaan yaitu terjemahan yang berterima (77,77%), dan kurang berterima (22,22%). Sedangkan strategi kesantunan positif jika diterjemahkan dengan menggunakan teknik penerjemahan literal, reduksi, transposisi, dan peminjaman murni dapat menghasilkan terjemahan yang sangat akurat dan berterima dengan nilai (100%).

Teknik terjemahan yang berikutnya adalah amplifikasi. Dalam strategi kesantunan negatif, teknik amplifikasi mempunyai terjemahan yang akurat (66,66%), dan kurang akurat (33,33%), sedangkan pada tingkat keberterimaan lebih tinggi yaitu terjemahan yang berterima (83,33%) dan kurang berterima (16,66%). Teknik amplifikasi, modulasi, kesepadanan lazim, reduksi, pemimjaman murni, dan transposisi terdapat tingkat keakuratan dan

(31)

89

keberterimaan tinggi dalam terjemahan tuturan yang berupa strategi bald on record dengan nilai (100%).

Selanjutnya, teknik transposisi dan teknik reduksi pada strategi kesantunan negatif mempunyai nilai yang sama pada terjemahan yang akurat (66,66%), kurang akurat (33,33%) tetapi tingkat keberterimaan pada terjemahan yang menggunakan teknik transposisi dan teknik reduksi tinggi dengan nilai (100%).

Teknik kesepadanan lazim pada strategi kesantunan negatif mempunyai nilai yang sama pada terjemahan yang akurat (80,00%), kurang akurat (20,00%) tetapi tingkat keberterimaan pada terjemahan yang mengunakan teknik kesepadanan lazim tinggi dengan nilai (100%).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik terjemahan sangat berpengaruh pada kualitas terjemahan. Dalam penelitian ini, terjemahan tuturan kerendahan hati dalam novel Eclipse memiliki kualitas terjemahan tinggi karena pesan yang tersampaikan tidak terjadi distorsi dan pesannya mudah dipahami serta terjemahnnya juga alamiah dan sesuai dengan kaidah bahasa dan budaya sasaran.

Gambar

Tabel 11. Teknik-Teknik Penerjemahan dalam Novel Eclipse
Tabel 12. Contoh Penggunuaan Teknik Penerjemahan Literal  No  Bahasa Sumber  Bahasa Sasaran
Tabel 13. Contoh Penggunaan Teknik Amplifikasi   No  Bahasa Sumber  Bahasa Sasaran
Tabel 14. Contoh Penggunaan Teknik Transposisi  No  Bahasa Sumber  Bahasa Sasaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk melihat jumlah rata-rata leukosit, dan rasio heterofil/limfosit pada ayam broiler yang diberi metionina untuk melihat efek metionina dalam

Dalam uji Wilcoxon, bukan saja tanda yang diperhatikan tetapi juga selisih (X-Y). Harga mutlak yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak berikutnya

Perhitungan waktu ini dilakukan untuk mengetahui apakah proses deteksi tepi dengan menggunakan operator Robert ini efektif untuk dilakukan.Dari hasil pengujian 10

Jaya Bersama Poultry Farm Desa Sei Merahi, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di

Sub DAS Belik telah beberapa kali terjadi banjir setiap hujan deras akibat dari luapan Kali Belik, bahkan pada akhir tahun 2012 terjadi luapan yang menggenangi rumah warga di

Pengukuran menggunakan model nilai wajar akan menjadi sulit dan kemungkinan akan memerlukan biaya yang lebih mahal dari pada manfaatnya untuk aset biologis yang belum menghasilkan.

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa manfaat Customer Relationship Management dalam wujud membership yang meliputi financial benefits, social benefits dan structural

Semakin tinggi tingkat probabilitas audit dapat mempengaruhi psikologis wajib pajak, antara lain (1) ketakutan wajib pajak bila teraudit dan ada penggelapan pajak, (2) wajib