• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL INTEGRASI AYAT AL-QUR AN DAN SAINS TENTANG BUMI. Dosen Pengampu : Bpk. Edi Daenuri Anwar, M.Si. Mata Kuliah : Keterpaduan IPTEKS dan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL INTEGRASI AYAT AL-QUR AN DAN SAINS TENTANG BUMI. Dosen Pengampu : Bpk. Edi Daenuri Anwar, M.Si. Mata Kuliah : Keterpaduan IPTEKS dan Islam"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

INTEGRASI AYAT AL-QUR’AN DAN SAINS TENTANG BUMI

Dosen Pengampu : Bpk. Edi Daenuri Anwar, M.Si

Mata Kuliah : Keterpaduan IPTEKS dan Islam

Disusun:

Widi Astutik (133611042)

Setya Suryaningsih (133611057)

Nurmiyati (133611065)

M. Khoirul Anam (133611067)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG TAHUN 2016

(2)

A. Latar Belakang

Alam semesta, di sana terdapat ribuan galaksi yang dihiasi jutaan cahaya yang bergerak dengan keteraturannya masing-masing, milyaran planet yang mengarungi jagad raya dengan struktur pembentuknya yang di dalamnya terdapat tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Allah SWT telah menciptakan alam semesta memberikan isyarat kepada manusia akan tanda-tanda kebesaranNya dalam Qur’an. Dalam dimensi sains, Al-Qur’an telah memberi ilmu mengenai fenomena jagad raya dan membantu manusia untuk melakukan terobosan terhadap rahasia-rahasia keseimbangan jagad raya dan planet-planet yang terdapat di alam semesta.

Bumi merupakan satu-satunya planet dalam tata surya yang mengalami evolusi sehingga memungkinkan adanya kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Bumi merupakan ciptaan Allah SWT yang berupa taman yang indah (janah). Allah SWT berfirman:













































64. Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezki dengan sebahagian yang

baik-baik. yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al Mu’min ayat 64)

Allah telah menciptakan bumi dengan penuh keseimbangan, sehingga manusia dan hewan dapat menetap, beristirahat di planet bumi dan memerlukan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah SWT juga telah menghidupkan bumi yang pernah mati dengan menurunkan hujan, sebagaimana firman Allah SWT:

















































(3)

22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal

kamu mengetahui. ( QS Al-Baqarah ayat 22)

Dengan diturunkannya hujan, tanah menjadi subur dan tumbuh tanaman hijau. Kemudian bumi menghasilkan makanan pokok, sayuran, buah-buahan, dll yang merupakan makanan dasar makhluk hidup.

Dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut tentang integrasi ayat Al-Qur’an dan Sains tentang bumi.

B. Pembentukan Bumi menurut Islam

Terbentuknya alam semesta terungkap dalam firman Allah SWT:



































11.Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati" (QS. Fushilat ayat 11)

Ayat di atas, mengingatkan kita bahwa alam semesta terbentuk menurut teori

Big Bang (Dentuman Besar). Permulaan segalanya adalah kabut yang memadat,

kemudian meledak menjadi miliaran galaksi yang kemudian memuai saling menjauh dengan kecepatan sangat tinggi.

Sebenarnya ilmu Allah ribuan tahun lebih maju daripada ilmu yang ditemukan manusia. Karena itu sangat menarik untuk membandingkan konsep pembentukan alam semesta berdasarkan pandangan Islam terhadap model alam semesta berdasarkan pandangan islam terhadap model alam semesta yang dikemukakan oleh para ahli kosmologi.

(4)

Urutan waktu (kronologi) penciptaan alam semesta oleh Allah SWT. Dalam enam masa, yaitu dua masa untuk langit, dua masa untuk menciptakan bumi, dan dua masa untuk memberkahi bumi dalam bentuk makanan bagi penghuni planet bumi, Allah SWT berfirman:









































































































































































































































9.Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".10.

Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. dia memberkahinya dan dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu

sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.11. Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah

(5)

datang dengan suka hati". 12. Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan

yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fushilat ayat 9-12)

Ukuran masa (yaum) tidak diperinci dalam Al-Quran dapat diterjemahkan dengan “hari” (bukan hari dalam 24 jam). Di dalam Al-Quran tercatat dua ayat yang menyatakan bahwa hari setara dengan 1000 tahun, yang telah dijelaskan dalam Al-Quran:































47. Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut

perhitunganmu (QS. Al-Hajj ayat 47)

Dan juga setara dengan 50.000 tahun ukuran sekarang di dunia yang telah dijelaskan dalam Al-Quran:

























4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun (QS. Al-Ma’arij ayat 4)1

Belum ada penafsiran yang pasti tentang enam masa, tetapi dapat dipahami enam masa itu sebagai enam masa tahapan proses sejak terciptanya alam semesta sampai hadirnya manusia di planet bumi. Pembentukan alam semesta yang berlangsung enma masa atau enam “hari” tidak perlu diperdebatkan dan tidak perlu menjadi hambatan dalam pengembangan sains kebumian. Masa atau “hari” lebih dipahami sebagai “periode” atau “kurun waktu”daripada hari yang lamanya 24 jam.

1

Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun.

(6)

a. Masa pertama dan kedua, menjelaskan tentang pembentukan alam semesta dimulai dengan Dentuman Besar (Big Bang).

b. Masa ketiga dan keempat, menjelaskan tentang proses penciptaan tata surya termasuk planet bumi.

c. Masa kelima dan keenam, menjelaskan tentang pembentukan air dan atmosfer sebagai syarat mula kehidupan di bumi, kemudian penciptaan kehidupan di bumi.

Mengenahi penciptaan tata surya termasuk bumi yang masuk dalam masa ketiga dan keempat, dimana masa ketiga adalah tahapan pembentukan matahari sekitar 5 miliar tahun yang lalu. Planet bumi yang terbentuk akan berotasi terus yang menyebabkan terus yang menyebabkan fenomena siang dan malam di bumi, seperti diungkapkan dalam Al-Qur’an:











29. Dan dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (QS. An-Nazi’at ayat 29)

Masa keempat adalah pemadatan kulit bumi agar layak dihuni oleh makhluk hidup. Bumi yang terbentuk dari debu-debu antar bintang yang dingin mulai menghangat oleh pemanasan radiasi matahari dan peluruhan unsur-unsur radioaktif dari bawah ke kulit bumi. Akibat pemanasan dari dalam bumi (endogenik) aka materi di bawah kulit bumi menjadi lebur diantaranya muncul sebagai lava vulkano. Batuan basalt sebagai dasar lautan dan batuan granit sebagai batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan tersebut. Pemadatan kulit bumi sebagai dasar lautan dan daratan terungkap dalam Al-Quran:











30. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.(QS. An-Nazi’at ayat 30) C. Gravitasi Universal Newton

Gravitasi, sebuah sistem yang membuat bumi dapat membuat benda yang ada di dalamnya untuk tetap tertarik dengan bumi. Bayangkan saja jika bumi tidak mempunyai gaya gravitasi, mungkin kita akan melayang bagaikan di luar angkasa,

(7)

hukum newton tidak akan pernah muncul, dan masih banyak lagi yang lainnya. Bahkan, persoalan yang sangat penting ini sudah mulai menjadi pembahasan sejak zaman dahulu. Buktinya, di dalam Al-Qur’an pun sedikit demi sedikit menunjukkan bahwa gavitasi ini terdapat dalam di pembahasan ayat-ayat di Al-Qur’an.

Firman Allah SWT:













































64. Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezki dengan sebahagian yang baik-baik. yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al Mu’min ayat 64)

Al-Quran telah menyinggung tentang gravitasi dan bumi, Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya menyebutkan kata (qararan) yaitu bumi sebagai hamparan tempat tinggal dan tempat berpijak manusia dengan kondisi stabilnya sehingga layak menjadi tempat kehidupan manusia.

- Menurut Riset Ilmiah

Para ilmuwan terdahulu telah melakukan riset ilmiah tentang gravitasi dan telah dikatakan bahwa ada gaya gravitasi yang dimiliki semua benda atau gaya tarik menarik pada segala partikel di alam semesta yang mempunyai massa. Dijelaskan bahwa hasil kali massa benda dengan percepatan gravitasi bumi merupakan berat suatu benda tersebut.

Hukum gravitasi bumi pertama kali diungkap oleh Isaac Newton di abad ke-17 dan ada penjelasan yang diberikan olehnya tentang bagaimana semua benda di angkasa itu ternyata mempunyai massa. Gaya gravitasi yang sangat besar dihasilkan oleh bumi yang juga memiliki massa yang sangat besar juga di mana benda-benda di sekitar dapat ditarik, termasuk apapun yang ada di atas bumi, seperti makhluk hidup. Gravitasi inilah yang membuat semua benda di alam raya menyatu sampai lapisan udara.

Gravitasi menurut Newton sangatlah penting karena ketidakadaan gaya gravitasi tentu akan membuat benda-benda di alam semesta jatuh, berbenturan serta

(8)

tersebar tidak beraturan. Gravitasi juga disebut sebagai agen yang memberi massa pada obyek sehingga mereka akan turun ke bawah ketika jatuh.

- Menurut Ilmiah Mukjizat Al-Quran

Kemukjizatan Al-Quran didalami oleh para ulama dan para ulama memberi isyarat mengenai anugerah kenikmatan dari Allah kepada kita sebenarnya jauh sebelum Isaac Newton meneliti soal gravitasi. Seperti yang terdapat pada ayat yang disebutkan di atas, bumi dijadikan Allah untuk tempat menetap umat manusia ditambah dengan kestabilan yang ada di atas bumi karena “sistem gravitasi bumi”. Jauh sebelum Newton, Al-Quran telah berbicara soal gravitasi yang menunjukkan kebesaran Allah SWT.

C.1. Gaya Tarik Benda

Hukum newton tentang gravitasi universal, menyatakan bahwa gaya tarik antara dua benda yang mempunyai massa M dan m dengan jarak keduanya R, dapat ditulis dengan persamaan:

Keterangan:

F : Gaya tarik, dalam newton

M,m : massa benda 1 dan benda 2, dalam kilogram R : jarak kedua benda, dalam meter

G : konstanta universal = 6,67 x 10-10 Nm2 kg-2 Allah SWT berfirman :



















25. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,( QS. Maryam ayat 25)

Firman Allah Swt. Dalam ayat itu mempunyai makna yang dalam dan luas terhadap hukum universal (benda-benda angkasa) oleh Newton. Ketika kita goyang pohon kurma, maka buahnya akan jatuh ke bawah, mengarah pada orang yang menggoyangkannya. Mengapa buah kurma ajtuh ke bawah? Mengapa tidak semua

(9)

buah kurma itu jatuh? Dalam ayat 25 Surah Maryam, dijelaskan bahwa buah yang jatuh adalah buah kurma masak. Ilmu Allah dalam ayat tersebut merupakan kemukjizatan terhadap hukum gravitasi universal yang dikemukakan oleh ilmuan Newton. Mengapa ada kemukjizatan dalam Al-Quran? Ilmu Allah tentang gravitasi, ditulis dalam Al-Quran ribuan tahun yang lalu sebelum Newton mendapat inspirasi untuk menemukannya, seperti yang ditulis dalam persamaan di atas.

Benda yang massanya lebih besar akan menarik benda yang massanya kecil. Jadi kurma jatuh ke permukaan karena mendapat gaya tarik bumi, demikian apel akan jatuh ke permukaan bumi.

C.2. Keseimbangan Gaya Tarik dan Gaya Sentrifugal

Massa matahari = 333.000 x massa bumi, jadi bumi di bawah pengaruh gaya tarik matahari, tetapi mengapa bumi tidak jatuh atau tidak mendekat ke matahari? Jawabnya, karena bumi tidak tawaf (berputar) mengelilingi matahari, sehingga mendapat gaya sentrifugal yang mengimbangi gaya tarik matahari, akibatnya bumi tawaf pada orbitnaya. Bumi tawaf (beredar) mengelilingi matarhari dalam arah berlawanan jarum jam.

Misalkan m adalah massa bumi, M adalah massa matahari, d adalah jarak rata-rata bumi-matahari, dan v adalah kecepatan gerak bumi mengelilingi matahari, maka gaya tarik antara matahari dan bumi adalah:

Karena planet bumi beredar mengelilingi matahari dengan kecepatan v dalam orbit berbentuk hampir lingkaran, maka gaya sentrifugal bumi yang ditimbulkan adalah:

Gaya tarik matahari dapat diimbangi oleh gaya sentrifugal bumi yang mempunyai kecepatan edar v, jadi:

(10)

v = √

Keseimbangan antara gaya tarik bumi dan gaya sentrifugal bulan menyebabkan bulan beredar dalam orbitnya, seperti firman Allah SWT:





















33. Dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah menundukkan bagimu malam dan siang (QS. Ibrahim ayat 33) D. Lapisan Bumi

D.1. Atmosfer Bumi

Pada saat planet bumi berumur kurang lebih 3,5 miliar tahun yang lalu, lautan masih dihujani meteor dan komet. Sementara itu pulau-pulau vulkanis mulai terbentuk. Aktivitas vulkanis terjadi terus-menerus memenuhi permukaan bumi, benua-benua masih sangat kecil. Udara sangat panas dan tidak mengandung oksigen. Bulan masih sangat dekat dengan bumi karena baru saja terbentuk akibat benturan asteroid ke bumi dan waktu sehari hanya berkisar 15 jam.

Peristiwa serbuan komet yang mengandung kristal-kristal es tersebut menyebabkan terjadinya reaksi biofisika dan biokimia antara air (H2O) dengan

gas-Sumber: prasko17.blogspot.com

Planet bumi bagaikan “bawang” berlapis-lapis konsentris dari pusatnya sampai puncak atmosfer yang disebut rumbai-rumbai bumi (fring of earth). Bumi terdiri dari tiga komponen utama yaitu bumi bagian gas disebut atmosfer, bumi bagian cair disebut hidrosfer dan bumi bagian padat disebut litosfer. Selain tiga komponen utama, ada komponen bumi bagian kehidupan yang disebut biosfer.

(11)

gas produk gunung berapi. Sebagai contoh, air (H2O) melarutkan gas CO2 sehingga

mengurangi kuantitasnya di atmosfer.

Hal ini menyebabkan temperatur langit bumi menurun dari keadaan awalnya yang membara. Selanjutnya terjadi perpaduan gas-gas di atmosfer yang lebih kompleks hingga akhirnya nitrogen (N), oksigen (O2) dan sedikit CO2 masih tinggal

di atmosfer bumi hingga saat ini.

Setiap lapisan atmosfer memiliki tugas masing-masing demi kelanjutan kehidupan setelah planet bumi mati kurang lebih 4,56 miliar tahun yang lalu. Allah SWT berfirman:































































(9)Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam". (10) dan

Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai

jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (QS Fushshilat ayat 9-10)











































































(11)kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau

(12)

terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".(12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang

dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. (QS Fushshilat ayat 11-12)

Banyak makna yang dapat kita ambil dari ayat mutasyabihat (QS. Fushshilat ayat 9-12) tersebut. Diantaranya pada QS. Fushshilat ayat 9 menjelaskan bahwa bumi terbentuk dalam dua tahap. Kemudian dalam QS. Fushshilat ayat 10 menjelaskan bahwa bumi menyemai kehidupan dalam empat tahap. Dan dalam QS. Fushshilat ayat 12 menjelaskan bahwa tujuh lapis atmosfer terbentuk dalam dua tahap.

Hal ini ternyata berkesesuaian dengan data sains. Data sains menyebutkan bahwa kisaran pembentukan atmosfer sejak bumi mendingin hingga siap menyambut kehidupan adalah kurang lebih 1,45 miliar tahun yang lalu. Dua masa (tahap) pembentukan bumi adalah bersamaan dengan atmosfer bumi terbentuk, mulailah behidupan bersel tunggal (Eukaryotic Cell) melimpah. Pada saat itulah nitrogen (N) dan oksigen (O2) menguasai atmosfer bumi menggantikan posisi CO2. Kemudian

empat masa penyemaian kehidupan di bumi adalah aktivitas vulkanis terbentuk terlebih dahulu kemudian bahan-bahan yang dimuntahkannya yang ikut mendukung pembentukan atmosfer dan kehidupan. Adapun yang dimaksud dengan

“makanan-makanannya..” adalah H2O (air), O2 (oksigen), N (nitrogen) dan lainnya

Jadi berdasarkan analisis Al-Qur’an dan data sains, dapat disimpulkan bahwa:

- Pada kurun waktu kurang lebih 2,28 miliar tahun lalu, tujuh lapisan atmosfer planet bumi terbentuk

- Planet bumi membutuhan kurang lebih 1,14 miliar tahun untuk membentuk langit atmosfernya. Sejak adanya kehidupan bersel tunggal pada kurang lebih 3,5 miliar tahun lalu.

- Kehidupan kompleks (makhluk multiseluler) di bumi dimulai pada kuranng lebih 570 juta tahun lalu yang disebut sebagai ledakan kehidupan Kambrium. Wallahu a’lam

bish-shawab.

Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfer, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Adalah fakta yang kini telah diterima bahwa atmosfer

(13)

terdiri dari lapisan-lapisan berbeda yang tersusun secara berlapis, satu di atas yang lain. Allah SWT telah berfirman di dalam Al Qur’an bahwa langit terdiri atas tujuh lapis, yaitu:









































(29)Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS

Al-Baqarah ayat 29)

Kata "langit", yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan untuk mengacu pada "langit" bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.

Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri tujuh lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut troposfer. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut stratosfer. lapisan ozon (Ozonosfer) adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut mesosfer. Termosfer berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut ionosfer. Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan eksosfer.

Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam QS. Fushshilat ayat ke-12, "…

Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." Dengan kata lain, Allah dalam ayat

ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfer ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio.

(14)

Komponen-komponen atmosfer diantaranya adalah:

D.1.1 Udara dan Angin

Atmosfer bagian bawah sering dinamakan udara yang terdiri dari unsur-unsur nitrogen (78,08%), oksigen (20,95%), argon (0,93%), karbon dioksida (0,03%), uap air, dan unsur-unsur lain dalam jumlah yang sangat kecil. Udara adalah sumber daya alam vital karena tanpa udara selama lima menit berakibat manusia pingsan bahkan kematian. Udara yang bergerak horizontal atau sejajar permukaan bumi disebut angin.

Jika Allah Swt. menghendaki maka dihembuskan “angin rahmat”yaitu angin yang membawa kabar gembira (kebaikan). Dan jika Allah Swt. menghendaki maka dihembuskan “angin siksa”yaitu angin yang membawa keburukan (bencana). Allah SWT. Berfirman:





























48. Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih, (QS. Al-Furqan, ayat 48)

Dan ayat 50:





















50. Dan Sesungguhnya kami Telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (dari padanya); Maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari

(nikmat). (QS. Al-Furqan, ayat 50)

Firman Allah SWT dalam Surah Al-Furqan, ayat 48 dan 50, menjelaskan bahwa suara azan di masjid dapat didengar orang sampai jauh. Dalam ayat ini Allah SWT meniupkan angin untuk membawa awan yang menurunkan hujan dari langit dan memberikan air sangat bersih bagi orang yang mensyukuri nikmat Allah dan memberikan air asam (hujan asam) atau bencana banjir atau tanah longsor bagi orang yang tidak bersyukur kepada Allah yang selalu memberi nikmat (kesehatan, dll).

(15)

D.1.2 Awan dan Hujan

Awan adalah sekumpulan tetes-tetes yang mempunyai konsentrasi sekitar 100 partikel per cm3 dan mempunyai radius sekitar 10 µm. Kemudian partikel-partikel awan tumbuh menjadi tetes hujan melalui mekanisme tumbukan-tangkapan atau menjadi partikel es melalui mekanisme kristal es. Allah Swt berfirman:















































































43. Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, Kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, Kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu

hampir-hampir menghilangkan penglihatan (QS. An-Nur, ayat 43)

Ayat Al-Quran di atas, menggambarkan awan Cumulonimbus (Cb) (awan bengis yang dapat menghasilkan hujan lebat, kilat dan guruh, puting beling dan hujan batu es) yang banyak di jumpai di wilayah Indonesia sebagai wilayah equatorial yang mendapat energi radiasi matahari dalam jumlah maksimum dan sebagai wilayah maritim (70% perairan) yang mendapat panas laten (panas yang dilepaskan ketika uap air mengkondensasi menjadi tetes-tetes awan) dalam jumlah besar.

Hikmah yang terdapat pada turunnya hujan di atas permukaan bumi adalah dapat menyirami seluruh tempat di bumi, sebagian dipakai untuk mandi, air minum dan menyuburkan tanaman dan rumput agar dapat dipakai untuk mengembala ternak. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:





























(16)

10. Dia-lah, yang Telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu

menggembalakan ternakmu (QS. An-Nahl ayat 10)

Allah menciptakan segala macam isi di bumi ini yang berawalkan dari air. Dibalik pentingnya peran maupun fungsi air hujan pada bumi dan kehidupan yang ada di dalamnya, tidak mungkin jika air hujan tidak memiliki kandungan tertentu yang baik bagi kehidupan. Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut;



























11. dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).

(QS. Az Zukhruf ayat11)

Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.

Pertahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke bumi dalam bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton. Jumlah yang tetap ini dinyatakan dalam Al Qur'an dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari langit menurut kadar". Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini. Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an. Wa Allahu a’lam bi

(17)

D.2. Hidrosfer Bumi

Hidrosfer adalah seluruh bagian lapisan air pada planet bumi. Air adalah bahan yang ditemui di bumi dalam ketiga fasa (wujud) yaitu fasa cair (air), gas (uap air) dan padat (es). Akurasi Al-Quran dalam membahas soal lautan terlihat dari perbandingan jumlah ayat. Dalam Al-Qur’an terdapat 32 ayat yang menyebut kata 'laut'. Sedang kata 'darat' terkandung dalam 13 ayat Al-Qur’an. Jika dijumlahkan, keduanya menjadi 45 ayat. Angka 32 itu sama dengan 71,11 persen dari 45. Sedang 13 itu identik dengan 28,22 persen dari 45. Berdasar ilmu hitungan sains, ternyata memang 71,11 persen bumi ini berupa lautan dan 28,88 persen berupa daratan.

























































































164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan

di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang

memikirkan.(QS. Al Baqarah ayat 164)

Laut sebagai alat transportasi. Angkutan melalui laut adalah yang paling murah dibandingkan darat dan udara. Ditinjau dari wilayah Indonesia yang merupakan negara maritim yang sangat luas, perhubungan laut meruapkaan faktor yang penting dan menentukan dalam pembangunan negara Indonesia. Sarana angkutan yang memadahi untuk transportasi laut adalah kapal laut yang dapat berlayar atas kekuasaan Allah Swt. Nabi Nuh a.s. adalah orang pertama yang membuat kapal laut, seperti firman Allah SWT:

(18)









































38. Dan mulailah Nuh membuat bahtera. dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, Maka Sesungguhnya kami (pun)

mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (Kami) (QS. Hud ayat 38)

D.3 Litosfer Bumi

Secara harfiah litosfer artinya lapisan batu. Dalam pengertian sempit, litosfer diartikan hanya pada kerak bumi saja. Dalam pengertian luas, litosfer diartikan seluruh bumi bagian padat, termasuk intinuya. Struktur bumi padat terdiri dari kerak, mantel dan inti bumi. Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi padat yang terdiri dari kerak benua dan kerak samudra. Dibawah kerak bumi terdapat lapisan MOHO yaitu lapisan peralihan yang mempunyai perubahan sifat fisis yang tajam terutama dalam elastisitas batuan antara kerak bumi dan lapisan mantel. Mantel bumi terdiri dari mantel atas dan mantel bawah yang dipisahkan oleh lapisan peralihan. Inti bumi dibagi dua bagian, yaitu inti luar yang bersifat cairan pekat dan inti dalam yang bersifat pekat. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh lapisan peralihan.

Allah SWT telah menjelaskan bagian dari litosfer di dalam Al-Qur’an, salah satunya adalah gunung.

Seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener pada awal abad ke-20 M mengungkapkan bahwa sekitar 500 juta yang lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.

Kemudian sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian benua raksasa yaitu Gondwana dan Laurasia. Benua raksasa Gondwana meliputi benua Afrika, benua Australia, benua Antartika dan India sedangkan benua raksasa Laurasia

(19)

terdiri atas benua Eropa, Amerika Utara dan benua Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:

Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar.

Fakta ilmiah ini telah diungkapkan Allah SWT dalam kitab suci Al-Qur’an yaitu pada surat An-Naml ayat 88, yaitu:







































88. dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;

(20)

Dalam ayat tersebut kita telah diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak. Gerakan gunung-gunung itu disebabkan gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Di dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan, yang kemudian dewasa ini, Ilmuan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini.

Menurut penemuan ilmiah, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.

Selain penjelasan tentang pergerakan gunung, di dalam Al-Qur’an juga telah disebutkan fungsi gunung. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS An-Naba’ ayat 6-7, yaitu:

















(6)Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, (7)dan gunung-gunung sebagai pasak?(QS. An Naba’ ayat 6-7).

Menurut kajian ilmiah kesetimbangan dalam kerak bumi terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. Hal ini ternyata merupakan fungsi pemancangan dari gunung. Gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.

(21)

Referensi 1. www.keajaibanAl-Qur’an.com 2. baitulmaqdis.com 3. www.academia.edu 4. ejournal.kopertais4.or.id 5. www.univer-science.com

6. Bayong Tjasyono, Muhammad Syukur, 2014. Keajaiban Planet Bumi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

7. Sulaiman al Kumayi, 2009. Membedah Jantung Al-Qur’an. Semarang: Pustaka Nuun. 8. Ahmad Harfa, 2011. Keseimbangan Penciptaan Bumi menurut Al-Qur’an dan Sains.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

9. Ahmad Musthafa Al-Maraghi, 1989. Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz XXV . Semarang: PT Karya Toha Putra Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada analisa pasar dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan, mengingat belum adanya pesaing langsung dalam bisnis ini walaupun pesaing

rhinoceros , pengendalian hama tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap persentase serangan O.. rhinoceros , dan sanitasi tidak memiliki hubungan yang

Pada siklus I menurut hasil observasi aktivitas siswa, tergolong cukup dilihat dari perolehan skor sebesar 31 atau 70,5 % dengan skor maksimal 44. Akan tetapi dalam

A Bandar pelabuhan Bandar perindustrian B Bandar pentadbiran Bandar pertahanan C Bandar pelancongan Bandar diraja D Bandar perindustrian Bandar pelabuhan9. 25 Bandar

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta

Untuk meningkatkan partisipasi peserta, dalam sesi ini juga akan dipertajam pemahaman peserta tentang siklus belajar orang dewasa di mana peserta adalah narasumber utama

(3) Kawasan peruntukan wilayah pertambangan bukan logam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2, terdapat di Kecamatan Kajang, Kecamatan Bulukumpa,

Hubungan komunikasi dengan semangat kerja sangat secara sederhana dapat dideskripsikan bahwa, semakin baik komunikasi maka akan semakin tinggi semangat kerja karyawan