• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIM PENYUSUN Cek Dara Manja Yendriwati Rahmi Syaflida Dalimunthe Jan Terrie Gebby Gabrina Tika Puspita Sari Hair Sandy Septiawan Muhammad Yunus Fauzi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TIM PENYUSUN Cek Dara Manja Yendriwati Rahmi Syaflida Dalimunthe Jan Terrie Gebby Gabrina Tika Puspita Sari Hair Sandy Septiawan Muhammad Yunus Fauzi"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

iii

TIM PENYUSUN

Cek Dara Manja

Yendriwati

Rahmi Syaflida Dalimunthe

Jan Terrie

Gebby Gabrina

Tika Puspita Sari

Hair Sandy Septiawan

Muhammad Yunus

Fauzi Azhari Siregar

Syaiful Choir Siregar

Elvia Noviyenti

Lenny Karonica Br. Bukit

Haris Fabillah

Mutiara Asrini

Muhammad Reza Ananda

Andri Prasetyo

(4)

DAFTAR ISI

ts

BAB I ... 1

Pendahuluan ... 1

1.1 Virus SARS-CoV-2 ... 2

1.1.1 Karakteristik Virus SARS-CoV-2 ... 2

1.1.2 Penularan / Transmisi Virus SARS-CoV-2 ... 2

a. Splatter ... 3

b. Droplet... 3

c. Aerosol ... 3

1.1.3 Patogenesis COVID-19 ... 4

1.2. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi... 5

1.2.1 Skrining dan Pengaturan Pasien ... 5

a. Tanda dan Gejala Infeksi SARS-CoV-2 ... 5

b. Karakteristik seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2 ... 5

BAB II ... 8

Standar Pelayanan ... 8

2.1. Kebersihan tangan ... 8

2.2. Etika Batuk dan Bersin ... 9

2.3. Alat Pelindung Diri ... 10

2.4 Penanganan Peralatan dan Ruangan di Lingkungan yang Berpotensi Terkontaminasi 18 2.5. Pengelolaan Limbah... 21

BAB III ... 22

Alur Pelayanan dalam Masa Pandemi COVID-19 ... 22

3.1 Kegiatan Pra-Klinik... 22

3.2 Alur Pasien ... 23

3.3. Alur Mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS ... 24

3.4 Alur Kerja Perawat ... 25

3.5 Alur DPJP ... 25

3.6 Alur Pelayanan Radiologi ... 26

3.7 Pengisian Rekam Medis ... 27

(5)

1 BAB I

Pendahuluan

Sejak dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 oleh Mendikbud, seluruh kegiatan belajar mengajar baik di sekolah-sekolah maupun kampus-kampus dilaksanakan secara daring sebagai upaya pencegahan terhadap perkembangan dan penyebaran pandemi Covid-19. Pembatasan aktivitas fisik dan penggunaan sistem daring bisa dapat efektif pada pemenuhan terkait aspek kognitif, tetapi akan berbeda untuk pencapaian aspek psikomotor dan afektif sehingga kegiatan Program Pendidikan Profesi, kegiatan di rumah sakit, dan penelitian sulit berjalan. Kegiatan ini tidak dapat tergantikan dengan model pembelajaran jarak jauh secara online. Aspek psikomotor pada jenjang akademik merupakan aspek penting yang paling terdampak bencana ini karena memerlukan kehadiran fisik.

Pada jenjang profesi, keterbatasan interaksi fisik menjadi kendala utama, disamping bahaya penularan penyakit Covid-19 juga akibat pasien yang berkurang akibat kebijakan pembatasan social distancing maupun physical distancing. Bahaya tertular Covid-19 sangat potensial terjadi pada proses pendidikan. Oleh karena pendidikan di kedokteran gigi merupakan pendidikan berbasis pada pelayanan dan juga pelayanan berbasis pada pendidikan. Keterampilan klinik pada jenjang profesi menjadi hal yang wajib terpenuhi, mengingat dalam kurikulum ada pencapaian kompetensi minimal yang harus dicapai. Bila seorang calon dokter gigi atau calon dokter gigi spesialis tidak mendapat paparan kasus dan keterampilan minimal yang cukup, maka tidak akan dapat memenuhi kompotensinya menjadi seorang dokter gigi atau dokter gigi spesialis.

Untuk keperluan tersebut di atas Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Sumatera Utara merasa perlu untuk menyusun Panduan Kepaniteraan Klinik/Praktek Bagi Mahasiswa Program Pendidikan Profesi dan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) yang bekerja di RSGM agar aman dalam memberikan pelayanan dan pendidikan yang harus tetap berjalan selama dan pasca pandemi dalam memenuhi fungsinya sebagai tempat pendidikan Profesi dokter gigi maupun pendidikan dokter gigi spesialis.

(6)

2 1.1 Virus SARS-CoV-2

Menurut World Health Organization (WHO) kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran virus ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah Novel Coronavirus. Sampai saat ini banyak laporan kematian dan kasus-kasus baru di luar China disebabkan pandemic ini. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan penyakit yang disebabkan novel coronavirus sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19) (Li dkk, 2020).

1.1.1 Karakteristik Virus SARS-CoV-2

Virus SARS-CoV-2 merupakan virus RNA yang memiliki sampul/selubung, positive-sense yang berasal dari subfamily Orthocoronavirinae, family Coronaviridae, ordo Nidovirales. Subfamily Orthocoronavirinae, memiliki 4 genus yang terdiri dari Alphacoronavirus (α-CoV), Betacoronavirus (β-CoV), Gammacoronavirus (γ-CoV) and Deltacoronavirus (δ-CoV). α dan β-CoV menginfeksi mamalia, sedangkan γ dan δ-CoV menginfeksi unggas. Pneumonia yang disebabkan oleh β-CoV adalah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) (Li dkk, 2020).

Gambar 1. Struktur virus SARS-CoV-2 yang terdiri dari 4 struktur protein antara lain: (S) Spike, yang terletak dipermukaan dan tersusun dari glikoprotein; (M) protein membrane; (N) protein nukleokaspid; dan (E) protein envelope/selubung/ sampul . RNA merupakan ribonucleic acid yang terdapat di dalam nukleokaspid (Li dkk, 2020)

1.1.2 Penularan / Transmisi Virus SARS-CoV-2

WHO dan CDC menyatakan bahwa, infeksi saluran pernafasan dapat ditransmisikan melalui partikel berdasarkan ukurannya, yaitu splatter yang berukuran > 50 μm (Harrel dkk,

(7)

3 2004), droplet yang berukuran > 10 μm, dan partikel aerosol yang berukuran 0.3-10 μm. WHO-CDC juga mengakui ketiga bentuk transmisi tersebut sebagai moda transmisi dari virus SARS-CoV-2 (WHO, 2014).

Gambar 2. Ilustrasi jarak jangkauan partikel splatter, droplet dan aerosol (modifikasi ilustrasi dari Froum dan Strange, 2020)

a. Splatter

Virus SARS-CoV-2 dapat bertransmisi diantara manusia melalui splatter/ percikan cairan yang keluar ketika berbicara. Splatter bersifat balistik karena diproduksikan dengan kekuatan tertentu dari suatu tempat ke tempat lain seperti lintasan peluru, hingga menyentuh permukaan. Partikel ini berukuran lebih besar dari droplet, dapat bertahan di udara dalam waktu singkat dan menjangkau area berjarak < 1 m (Harrel dkk, 2004).

b. Droplet

Droplet dapat disebut dengan istilah “respiratory droplet”. Droplet merupakan partikel yang berat dan tidak dapat berpindah lebih jauh dari 1,5 m (WHO, 2014). Ukuran droplet akan berangsur menjadi kecil dan bertahan di udara. Ketika jarak seseorang berada pada radius 1-1,5 m dan terdapat aktivitas berbicara, batuk atau bersin dari orang yang memiliki gejala gangguan pernafasan, maka akan terjadi transmisi droplet melalui hidung, mulut atau mata (organ yang berpotensi terekspos oleh virus SARS-CoV-2) (OSHA, 2020).

c. Aerosol

Aerosol memiliki terminologi yang sama dengan istilah “bio-aerosol” atau “droplet nuclei”. Aerosol terbentuk oleh partikel padat atau cair, tersebar dan dapat bertahan di udara selama beberapa jam (Wang dkk, 2020). Virus yang terdapat pada partikel aerosol ini dapat bertransmisi melalui batuk, bersin, berbicara, bernafas yang cepat, atau perawatan gigi.

(8)

4 (OSHA, 2020).Partikel aerosol umumnya berdiameter 0,3 hingga 10 μm. Beberapa penelitian lain menemukan bahwa partikel berukuran 1-10 μm dapat terhirup dan bertahan di udara hingga 3 jam (Froum dan Strange, 2020; van Doremalen dkk, 2020). Kampf dkk (2020) juga melaporkan bahwa kelompok virus SARS-CoV dapat bertahan hidup di permukaan material tertentu pada suhu ruang, seperti yang tertera pada tabel 1 (Kampf dkk, 2020).

Tabel 1. Jumlah virus pada berbagai permukaan material (Kampf dkk., 2020).

Jenis material Jumlah virus Waktu

Besi Kayu Kertas Kaca Plastik Disposable gown 105 104 104-106 105 105 104-106 5 hari 4 hari < 3 menit - 5 hari 4 hari 4 hari 1 jam - 2 hari 1.1.3 Patogenesis COVID-19

Urutan genetik SARS-CoV-2 ≥70% mirip dengan SARS-CoV, dan SARS-CoV-2 menggunakan reseptor sel yang sama (ACE2) seperti SARS-CoV untuk menginfeksi manusia. Namun, ada lebih banyak perbedaan dalam protein yang digunakan virus untuk berinteraksi dengan sel inang. Spike SARS-CoV-2 berikatan dengan ACE2 manusia dengan afinitas sekitar 10-20 kali lipat lebih tinggi daripada spike SARS-CoV, membuatnya lebih mudah untuk menyebar dari manusia ke manusia (Li dkk, 2020).

Setelah masuk ke dalam sel epitel alveolus, SARS-CoV-2 bereplikasi dengan cepat dan memicu respons imun yang kuat, yang mengakibatkan cytokine storm syndrome (CSS) dan kerusakan jaringan paru. CSS, atau dikenal sebagai hipersitokinemia, adalah sekelompok gangguan yang ditandai oleh produksi sitokin proinflamasi yang tidak terkontrol dan merupakan penyebab penting sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome (ARDS)) dan kegagalan organ multipel. Analisis terhadap 99 kasus pertama yang dikonfirmasi dengan infeksi SARS-CoV-2 mengungkapkan bahwa CSS terjadi pada pasien dengan COVID-19 parah; 17 pasien (17%) memiliki ARDS, di antaranya 11 (11%) memburuk dalam waktu singkat dan meninggal karena kegagalan banyak organ. Selain itu, jumlah total sel T, sel T CD4 + dan sel T CD8 + menurun pada pasien dengan infeksi SARS-CoV-2, dan sel T yang masih hidup secara fungsional habis, menunjukkan penurunan fungsi kekebalan pada pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2. ARDS, penurunan fungsi kekebalan tubuh dan infeksi sekunder semakin memperburuk kegagalan pernapasan (Li dkk, 2020).

(9)

5 1.2. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Pencegahan dan pengendalian infeksi di RSGM ditetapkan berdasarkan pedoman dari Kemenkes dan mengacu pada WHO, CDC dan sumber lainnya yang berkaitan dengan pelayanan gigi dan mulut.

1.2.1 Skrining dan Pengaturan Pasien

Pasien Klinik Pendidikan adalah masyarakat yang datang ke RSGM untuk mendapatkan perawatan gigi dan mulut baik yang diberikan oleh peserta didik (mahasiswa Program Pendidikan Profesi dan mahasiswa PPDGS) di bawah supervisi maupun oleh DPJP secara langsung. Dalam situasi pandemi COVID-19 dilakukan serangkaian penyesuaian-penyesuaian dalam pelayanan dan perawatan gigi dan mulut pasien Pendidikan khususnya dalam hal skrining dan triase COVID-19.

a. Tanda dan Gejala Infeksi SARS-CoV-2

Pada bulan Maret 2020, WHO telah mengeluarkan formulir status pasien COVID-19, yang berisi mengenai berbagai tanda dan gejala yang dapat berhubungan dengan penyakit tersebut (Tabel 7). Berdasarkan hasil meta analisis yang dilakukan pada 43 pustaka dari 3600 pasien COVID-19, banyak gejala yang dapat timbul pada pasien tersebut. Enam gejala klinis yang paling umum ditemukan adalah (Fu dkk, 2020):

1) Demam (83,3%), 2) Batuk (60,3%), 3) Fatigue (38%), 4) Mialgia (28,5%),

5) Peningkatan produksi sputum (26,9%), 6) Napas cepat-pendek (24,9%).

b. Karakteristik seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2

Dikutip dari buku “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19 yang diterbitkan per 13 Juli 2020 oleh Kemenkes RI menyatakan bahwa, karakteristik seseorang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 dapat dibagi menjadi :

1. Kasus Suspek

Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal**.

(10)

6 b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.

c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebablain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Catatan:

Istilah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini dikenal kembali dengan istilah kasus suspek.

* ISPA yaitu demam (≥38oC) atau riwayat demam; dan disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat

** Negara/wilayah transmisi lokal adalah negara/wilayah yang melaporkan adanya kasus konfirmasi yang sumber penularannya berasal dari wilayah yang melaporkan kasus tersebut.

2. Kasus Probable

Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

3. Kasus Konfirmasi

Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:

a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

4. Kontak Erat

Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:

a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu15 menit atau lebih.

b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).

c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.

(11)

7 d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat (penjelasan sebagaimana terlampir).

Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.

(12)

8 BAB II

Standar Pelayanan

Seluruh populasi dunia rentan terpapar Virus Sars-Cov 2 termasuk di Indonesia. Virus ini secara asimtomatik dapat menyebar melalui droplet dan aerosol sehingga mampu ditularkan ke banyak orang dalam waktu cepat. Selain itu tindakan pelayanan dan pendidikan di RSGM sangat rentan terhadap transmisi virus SARS-CoV 2, sehingga tanggung jawab dan kewajiban RSGM dalam memberikan pelayanan dan pendidikan atas terjaminnya patient safety, operator dan lecturer safety. Oleh karena itu RSGM harus memenuhi seluruh standar Pelayanan untuk menjamin pelayanan yang aman di Rumah Sakit.

2.1. Kebersihan tangan

Menurut WHO (2009) cuci tangan adalah suatu prosedur/ tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir atau Hand rub dengan antiseptik (berbasis alkohol).

Prosedur Hand-wash sebagai berikut:

a) melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam tangan.

b) membuka kran air dan membasahi tangan.

c) menuangkan sabun cair ke telapak tangan secukupnya.

d) melakukan gerakan tangan, mulai dari meratakan sabun dengan kedua telapak tangan. e) kedua punggung telapak tangan saling menumpuk secara bergantian.

f) bersihkan telapak tangan dan sela-sela jari seperti gerakan menyilang. g) membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak tangan. h) membersihkan ibu jari secara bergantian.

i) posisikan jari-jari tangan mengerucut dan putar kedalam beralaskan telapak tangan secara bergantian.

j) bilas tangan dengan air yang mengalir. k) keringkan tangan dengan tisu sekali pakai.

l) menutup kran air menggunakan siku, bukan dengan jari karena jari yang telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih. Lakukan semua prosedur diatas selama 40 – 60 detik.

(13)

9 Gambar 3. Prosedur handwash

2.2. Etika Batuk dan Bersin

Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju, sehingga bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain. Etika batuk diperuntukkan bagi yang sedang mengalami batuk atau bersin. Seperti yang kita ketahui bahwa saat batuk atau bersin maka kita dapat menyebarkan kuman dalam jumlah ribuan hingga jutaan ke udara dan disaat yang sama orang yang berada disekitar kita menghirup udara yang sudah mengandung kuman akibat dari batuk maupun bersin. Oleh sebab itu untuk menghindari hal ini, etika batuk dan bersin merupakan hal yang harus diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Seperti hal lainnya, batuk dan bersin juga memiliki etika. Banyak orang yang salah langkah saat mengalami batuk dan bersin, kebanyakan malah menutup mulut dan hidungnya dengan telapak tangan, meskipun tujuan nya baik namun hal ini belum tentu benar, karena

(14)

10 kuman dapat berpindah ke tangan dan menyebar tanpa kita sadari melalui sentuhan atau bersalaman. Lalu, bagaimana etika batuk dan bersin yang benar? Berikut caranya :

• Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan baju anda bila batuk atau bersin

• Buang tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah

• Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol

• Saat anda flu atau batuk gunakan masker agar orang lain tidak tertular. Tidak meletakkan masker bekas dipakai pada leher Karena virus dan bakteri bisa menyebar kembali.

Gambar 4. Etika Batuk dan Bersin

2.3. Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit. Secara umum, penggunaan APD adalah untuk melindungi kulit dan membran mukosa dari risiko pajanan darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi, luka atau kulit tidak utuh, dan selaput lender dari pasien ke petugas (tenaga kesehatan) dan sebaliknya. Alat Pelindung Diri yang lengkap terdiri dari sarung tangan, masker (respirator partikulat), pelindung mata (goggle), perisai wajah, kap penutup kepala, gaun atau jubah dan celemek pelindung (apron), sandal atau sepatu tertutup (boot).

(15)

11

Tabel 2. Rekomendasi APD Berdasarkan Tingkat Perlindungan

Tingkat

Perlindungan Kelompok Lokasi/Cakupan Jenis APD

Untuk Masyarakat

Umum

Masyarakat Umum Fasilitas Umum • Masker kain 3 lapis (katun)

Tingkat Perlindungan I Tenaga Kesehatan dan Pendukung Petugas penanganan cepat/investigator interview langsung terhadap pasien Fasilitas Umum (kegiatan harus dilakukan di luar rumah)

• Masker Bedah 3ply • Sarung tangan karet sekali

pakai (jika harus kontak dengan cairan tubuh pasien)

Staff / administrasi Masuk ke ruang perawatan, tanpa memberikan bantuan langsung

• Masker bedah 3ply

Sarung tangan karet sekali pakai

Ruang administrasi

• Masker kain 3 lapis (katun)

Satpam Pintu Masuk • Masker bedah 3ply

• Sarung tangan karet sekali pakai Tingkat Perlindungan II Tenaga Kesehatan dan Pendukung

Farmasi Instalasi farmasi • Masker bedah 3ply

• Jas lab farmasi

• Sarung tangan karet sekali pakai

Pelindung mata /Face shield (pada resiko percikan cairan tubuh)

Headcap Cleaning Service Membersihkan

ruangan

• Masker bedah 3ply • Gown

• Sarung tangan kerja berat

Pelindung mata /Face shield

Headcap Tingkat Perlindungan III Tenaga Kesehatan dan Pendukung Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), mahasiswa program Pendidikan profesi/PPDGS dan perawat

Ruang Klinik • Masker N95 atau ekuivalen • Coverall / gown • Boots / sepatu karet dengan pelindung sepatu • Pelindung mata • Face shield • Sarung tangan bedah karet steril sekali pakai • Headcap

(16)

12

Pemakaian APD direkomendasikan berdasarkan tingkat risikonya dibedakan menjadi tingkat 1, 2 dan 3 seperti gambar berikut dibawah ini:

(17)

13

(18)

14

Gambar 7. Rekomendasi APD Tingkat 3

Donning dan Doffing APD

Donning APD adalah teknik memasang atau menggunakan APD. Tahapan teknik pemasangan APD, dapat meminimalkan atau bahkan mencegah penularan semua jenis mikroorganisme. Sebaiknya dokter gigi memasang poster teknik pemasangan ini di ruang APD untuk memudahkan pemasangan yang akurat. Doffing APD adalah teknik melepaskan APD. Tahapan teknik melepaskan APD sangat penting dipahami oleh tenaga kesehatan karena saat melepaskan APD, sangat berisiko tertular dari mikroorganisme yang menempel di APD tersebut.

(19)

15 Langkah-Langkah Donning APD Level 3

1. Lepaskan seluruh aksesoris (cincin, jam tangan, gelang).

2. Lakukan 6 langkah cuci tangan dengan air mengalir dan sabun (hand wash) atau memakai handsanitizer

3. Gunakan sarung tangan bagian dalam

4. Pakai masker bedah dua lapis atau masker N95 dan pastikan bagian hidung tertutup rapat

5. Kenakan tutup kepala (head cap) pastikan seluruh rambut tertutup

6. Kenakan cover all mulai dari kaki terlebih dahulu hingga bagian kepala, tutup resleting cover all.

7. Kenakan face shield dengan baik agar menutupi keseluruhan wajah

8. Kenakan shoe cover pada kaki, pastikan seluruh permukaan kaki tertutupi dengan baik.

9. Kemudian kenakan sepatu boots

10. Pakai sarung tangan steril, tutupi bagian lengan cover all.

11. Petugas kesehatan (DPJP, PPDGS dan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi) telah siap untuk mulai bekerja

(20)

16 Gambar 8. Langkah-langkah donning APD Level 3

Langkah-Langkah Doffing APD Level 3

1. Buka sarung tangan luar kemudian dirobek dan dibuang ke tempat sampah infeksius

3. Lepaskan face shield dan diletakkan dalam wadah berisi cairan disinfektan 2. Cuci tangan dengan handsanitizer

(21)

17 3.9. Alur Pelayanan di Unit Radiologi.

6. Lepaskan baju hazmat mulai dari bagian kepala dan buka resleting dari batas leher. Lepaskan baju hazmat dengan menggulung dari dalam keluar, lanjut ke bagian badan dan kaki, diikuti dengan pelindung sepatu kemudian dimasukkan ke tempat APD Bekas 4. Disinfeksi bagian luar sepatu boots menggunakan cairan disinfektan dan lepaskan sepatu boots

10. Lepaskan masker kemudian dirobek dan dibuang ke tempat sampah infeksius

12. Lepaskan sarung tangan lapisan dalam kemudian dirobek dan dibuang ke tempat sampah infeksius

13. Cuci tangan 6 langkah dengan air mengalir dan sabun. 5. Cuci tangan dengan handsanitizer

7. Cuci tangan dengan handsanitizer

8. Lepaskan headcap kemudian dirobek dan dibuang ke tempat sampah infeksius

9. Cuci tangan dengan handsanitizer

(22)

18 Gambar 9. Langkah-Langkah Doffing APD Level 3

2.4 Penanganan Peralatan dan Ruangan di Lingkungan yang Berpotensi Terkontaminasi

Pencegahan dan pengendalian infeksi sangat penting dilakukan di rumah sakit sebagai tempat pelayanan Kesehatan, disamping sebagai tolak ukur mutu pelayan juga untuk melindungi petugas Kesehatan, pasien dan keluarga pasien. Pada masa pandemic covid19 ini Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19. Salah satu cara mencegah penularan covid 19 dengan cara penanganan peralatan dan ruangan yang tepat.

(23)

19 a) Alat

Dalam penanganan alat di kategorikan menjadi 3 yaitu: - Kritikal

Barang-barang kritis yang memberikan risiko tinggi terjadinya infeksi jika terkontaminasi mikroorganisme. Semua benda yang akan masuk ke jaringan tubuh harus steril karena mikroorganisme apapun dapat berisiko menularkan penyakit. Kategori ini mencakup instrumen bedah, kateter jantung dan urin, implan, dan probe ultrasonik (scaler, handpiece, bur, probe, alat diagnostik dental). Sebagian besar barang dalam kategori ini harus disterilkan dengan uap panas (sterilisasi)

- Semi kritikal

Barang semi-kritis adalah barang yang berkontak dengan mukosa atau kulit yang tidak utuh (terjadi perlukaan atau kontak pada mukosa). Kategori ini termasuk alat pernapasan dan anestesi, beberapa endoskopi. Barang semi-kritis minimal membutuhkan disinfeksi tingkat tinggi menggunakan disinfektan kimia

- Non kritikal

Non kritikal Barang non-kritis adalah barang yang bersentuhan dengan kulit utuh tetapi bukan mukosa. Kulit yang utuh dapat bertindak sebagai penghalang efektif untuk 50 sebagian besar mikroorganisme. Dalam pedoman ini, barang non-kritis dibagi menjadi barang perawatan untuk pasien non-kritis dan barang yang terdapat di permukaan lingkungan non-kritis, contoh pispot, manset pengukur tekanan darah, kruk dan komputer. Pada kelompok ini, disinfektan yang digunakan mengandung bahan detergen atau alkohol.

b) Ruangan

Semua permukaan peralatan, kursi gigi harus dilakukan desinfeksi sebelum mulai kegiatan klinik, setiap kali pergantian pasien dan setelah selesai kegiatan klinik. Aerosol yang disebabkan oleh highspeed handpiece dapat mencapai 2 meter. Untuk alasan ini, permukaan yang terpapar aerosol harus selalu disanitasi (antar kunjungan dilakukan desinfeksi).

Lakukan penyemprotan desinfektan pada permukaan meja, kursi, pegangan pintu, pegangan telpon, pegangan tangga, dan barang yang sering bersentuhan dengan tangan, kemudian usap/ lap dengan kain terbuat dari bahan microfiber yang telah disemprotkan dengan cairan desinfektan secara merata pada permukaan (minimal 2x sehari).

(24)

20 Lakukan penyemprotan secara langsung dengan jarak 20 cm pada permukaan lantai dan dinding dan biarkan basah selama 10 menit. pembersihan secara umum dan disinfeksi dilakukan secara berkala sesering mungkin (minimal 1 kali sehari saat selesai pelayanan).

Desinfeksi di seluruh permukaan klinik/ ruang tindakan harus mengikuti petunjuk sebagai berikut:

1. Mulai dari area yang paling tidak terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi 2. Mulai dari atas menuju ke bawah/ lantai

3. Mulai di dalam dan bergerak ke luar

4. Desinfeksi dilakukan minimal 15 menit setelah pasien meninggalkan ruang perawatan

Untuk memenuhi keselamatan publik, RSGM harus memberlakukan pencegahan terhadap penyebaran virus Covid-19, dimana di dalamnya termasuk prosedur disinfeksi. Bagian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) RSGM akan memberlakukan prosedur disinfeksi termasuk disinfeksi pada ruangan perawatan (klinik) sebelum dan setelah dipergunakan, ruang tunggu pasien dan ruang perkantoran.

1. Ruang perawatan (klinik)

Disinfeksi ruangan klinik dilakukan pada saat sebelum tindakan, pergantian pasien, setelah selesai Tindakan.

Prosedur :

1. Petugas memastikan ruang klinik dalam keadaan kosong 2. Petugas memakai APD LEVEL 3

3. Petugas menyiapkan cairan desinfektan

4. Petugas melakukan proses disinfeksi dengan metode spray (semprot) misting (pengembunan) dan dusting (pengelapan)

5. Petugas melepas APD

2. Ruang tunggu pasien

Disinfeksi ruang tunggu pasien dilakukan sebelum buka pelayanan dan sesudah tutup pelayanan.

Prosedur :

1. Petugas memastikan ruang tunggu dalam keadaan kosong 2. Petugas memakai APD LEVEL 3

(25)

21 4. Petugas melakukan proses disinfeksi dengan metode spray (semprot), misting (pengembunan) dan dusting (pengelapan)

5. Petugas melepas APD

3. Ruang perkantoran

Disinfeksi ruang perkantoran dilakukan minimal 1 kali sehari Prosedur :

1. Petugas memastikan ruang perkantoran dalam keadaan kosong 2. Petugas memakai APD LEVEL 3

3. Petugas menyiapkan cairan desinfektan

4. Petugas melakukan proses disinfeksi dengan metode spray dusting (pengelapan) 5. Petugas melepas APD

2.5. Pengelolaan Limbah

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.

Pengolahan limbah, atau pengolahan air limbah domestik, adalah proses penghilangan kontaminan dari air limbah dan limbah rumah tangga, baik limpasan maupun domestik. Hal ini meliputi proses fisika, kimia, dan biologi untuk menghilangkan kontaminan fisik, kimia dan biologis

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas yang mengandung mikroorganisme pathogen, bersifat infeksius, bahan kimia berbahaya dan sedikit bersifat radioaktif. Limbah padat rumah sakit dibedakan menjadi limbah padat medis dan non medis. Limbah padat medis dibedakan menjadi limbah infeksius, limbah patologis, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

(26)

22 BAB III

Alur Pelayanan dalam Masa Pandemi COVID-19

3.1 Kegiatan Pra-Klinik

Kegiatan Pra-klinik adalah kegiatan yang harus dilakukan sekurang-kurangnya 2 hari sebelum hari pelaksanaan pelayanan di RSGM USU. Kegiatan pra-klinik diuraikan dalam tabel berikut:

No. Pasien Mahasiswa

Program Pendidikan Profesi/PPDGS DPJP Perawat 1. Melakukan pemeriksaan Rapid test Melakukan pemeriksaan Swab test Melakukan pemeriksaan Swab test Melakukan

pemeriksaan Swab test 2. Mengisi form Assessment Mengisi form Assessment Mengisi form Assessment Mengisi form Assessment 3. Mendaftar ke bagian Pendidikan FKG USU

Mengambil APD untuk DPJP dan perawat di Instalasi Farmasi

Ketentuan bagi Mahasiswa Program Pendidikan Profesi dan PPDGS yang menjalani Kepaniteraan Klinik /Praktek di RSGM USU

1. Nama Mahasiswa Kepaniteraan Klinik, PPDGS, DPJP dan pasien beserta tanggal, hari (shift pagi/siang) sudah diterima RSGM (drg. Gebby) 3 hari sebelum melaksanakan pelayanan.

2. Pintu masuk RSGM menuju klinik hanya di Front Office RSGM. Terdiri dari 2 Pintu. Pintu A untuk Pasien, Pintu B untuk DPJP, Mahasiswa Kepaniteraan Klinik/ PPDGS, dan pegawai. Tidak diperkenankan memasuki RSGM selain dari pintu yang sudah ditentukan dan meninggalkan ruangan klinik sebelum jam kerja berakhir yaitu : Pagi : 08.00 – 11.00 WIB

Siang : 13.00 – 16.00 WIB

3. Mahasiswa Kepaniteraan Klinik/PPDGS yang bekerja di Klinik dan memerlukan bantuan asisten, harus mengajukan 1 orang teman sebagai asisten dan di daftarkan di bagian Pendidikan serta dilaporkan ke RSGM untuk penyediaan APD.

4. Tidak diperbolehkan menggunakan perawat sebagai asisten dikarenakan kekurangan SDM perawat di setiap klinik.

(27)

23 Bagi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik /PPDGS yang membayarkan sendiri biaya perawatan pasiennya dilakukan setelah melepas APD.

6. Pengisian dan Penandatanganan buku Rekam Medis yang asli dilakukan di Ruang Nazir Alwi setelah melepas APD

7. Mahasiswa Kepaniteraan Klinik /PPDGS yang menggunakan instrument/alat pribadi harus melakukan sendiri pencucian alat dan merendamnya dengan larutan Ozyme kemudian diserahkan kepada petugas di Instalasi CSSD untuk disterilisasi dengan autoklaf. Alat tersebut dapat diambil kembali setelah 24 jam.

3.2 Alur Pasien

a. Pagi

No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 07.45-08.00 Pintu A RSGM 1. Memakai masker 2. Cuci tangan 3. Cek suhu

4. Diberi nomor antrian

2. 08.00-08.15 Meja Pendaftaran 1. Menyerahkan fotokopi KTP 2. Menyerahkan hasil rapid test 3. Menyerahkan form assessment 4. Menyerahkan uang pendaftaran

a. Pasien baru Rp. 25.000,- b. Pasien lanjutan Rp. 5000.- 3. 08.15-11.00 Klinik 1. Dilakukan perawatan

2. Menerima instruksi pasca perawatan

4. 11.00-11.30 Kasir 1. Melakukan pembayaran

5. 11.30-12.00 Instalasi Farmasi 1. Pengambilan obat (Jika ada)

b. Siang

No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 12.45-13.00 Pintu A RSGM 1. Memakai masker 2. Cuci tangan 3. Cek suhu

4. Diberi nomor antrian

2. 13.00-13.15 Meja Pendaftaran 1. Menyerahkan fotokopi KTP 2. Menyerahkan hasil rapid test 3. Menyerahkan form assessment 4. Menyerahkan uang pendaftaran

a. Pasien baru Rp. 25.000,- b. Pasien lanjutan Rp. 5000.- 3. 13.15-16.00 Klinik 1. Dilakukan perawatan

2. Menerima instruksi pasca perawatan

4. 16.00-16.30 Kasir 1. Melakukan pembayaran

(28)

24 3.3. Alur Mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS

a. Pagi

No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 07.30-07.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker 2. Cuci tangan 3. Cek suhu

2. 07.40-07.50 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test 2. Menyerahkan form assessment 3. Menerima Paket APD

4. Menyimpan barang di loker 3. 07.50-08.15 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

4. 08.15-11.00 Klinik 1. Melakukan tindakan kepada pasien 2. Membereskan dental unit dan mencuci

alat sebelum keluar klinik 5. 11.00-11.20 Ruang Pelepasan

(doffing) APD

1. Melepaskan APD 2. Membersihkan diri 3. Menggunakan baju ganti 6. 11.20-11.25 IGD RSGM 1. Input SIRS

7. 11.25-11.30 Kasir 1. Melakukan pembayaran

8. 11.30-12.00 Ruang Nazir Alwi 1. Mengisi dan melengkapi rekam medis* 2. ACC Dokter jaga

9. 12.00-12.30 Instalasi CSSD 1. Penyerahan alat untuk disterilkan** *Lihat Poin 3.7 **Lihat Poin 3.8

b. Siang

No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 12.30-12.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker 2. Cuci tangan 3. Cek suhu

2. 12.40-12.50 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test 2. Menyerahkan form assessment 3. Menerima Paket APD

4. Menyimpan barang di loker 3. 12.50-13.15 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

4. 13.15-16.00 Klinik 1. Melakukan tindakan kepada pasien 2. Membereskan dental unit dan

mencuci alat sebelum keluar klinik 5. 16.00-16.20 Ruang Pelepasan

(doffing) APD

1. Melepaskan APD 2. Membersihkan diri 3. Menggunakan baju ganti 6. 16.20-16.25 IGD RSGM 1. Input SIRS

7. 16.25-16.30 Kasir 1. Melakukan pembayaran

8. 16.30-17.00 Ruang Nazir Alwi 1. Mengisi dan melengkapi rekam medis* 2. ACC Dokter jaga

(29)

25 3.4 Alur Kerja Perawat

a. Pagi

No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 07.30-07.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker 2. Cuci tangan 3. Cek suhu

2. 07.40-08.00 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test 2. Menyerahkan form assessment 3. Menyimpan barang di loker 3. 08.00-08.30 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

4. 08.30-11.00 Klinik 1. Membantu mendistribusikan bahan kepada mahasiswa Program

Pendidikan Profesi/PPDGS 2. Membersihkan dental unit 5. 11.00-11.30 Ruang Pelepasan

(doffing) APD

1. Melepaskan APD 2. Membersihkan diri 3. Menggunakan baju ganti

b. Siang

No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 12.30-12.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker 2. Cuci tangan 3. Cek suhu

2. 12.40-12.50 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test 2. Menyerahkan form assessment 3. 12.50-13.15 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

4. 13.15-16.00 Klinik 1. Membantu mendistribusikan bahan kepada mahasiswa Program

Pendidikan Profesi/PPDGS 2. Membersihkan dental unit 5. 16.00-16.30 Ruang Pelepasan

(doffing) APD

1. Melepaskan APD 2. Membersihkan diri 3. Menggunakan baju ganti

3.5 Alur DPJP

a. Pagi

No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 07.30-07.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker 2. Cuci tangan 3. Cek suhu

2. 07.40-08.00 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test 2. Menyerahkan form assessment 3. 08.00-08.30 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

(30)

26

No. Waktu Tempat Kegiatan

4. 08.30-11.00 Klinik 1. Membimbing dan mengawasi mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS

5. 11.00-11.30 Ruang Pelepasan (doffing) APD

1. Melepaskan APD 2. Membersihkan diri 3. Menggunakan baju ganti

6. 11.30-12.00 Ruang Nazir Alwi 1. ACC pekerjaan dan Rekam medis

b. Siang

No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 12.30-12.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker 2. Cuci tangan 3. Cek suhu

2. 12.40-13.00 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test 2. Menyerahkan form assessment 3. 13.00-13.30 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

4. 13.30-16.00 Klinik 1. Membimbing dan mengawasi mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS

5. 16.00-16.30 Ruang Pelepasan (doffing) APD

1. Melepaskan APD 2. Membersihkan diri 3. Menggunakan baju ganti

6. 16.30-17.00 Ruang Nazir Alwi 1. ACC pekerjaan dan Rekam medis

3.6 Alur Pelayanan Radiologi

Pelayanan radiologi dalam masa pandemi COVID-19 mengalami sedikit perubahan yaitu:

1. Pasien harus didaftarkan ke Unit Radiologi (Reza Dana Sasmita (Hp. 082213816647)) dengan melampirkan surat rujukan rontgen.

2. Petugas Unit Radiologi akan menyusun jadwal pelaksanaan foto rontgen dan menginformasikannya kepada mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS.

3. Pasien harus datang sesuai jadwal yang sudah ditentukan

4. Pasien yang datang hanya untuk melakukan foto rontgen, tetap masuk melalui front office RSGM dan melakukan pendaftaran pelayanan radiologi.

(31)

27 3.7 Pengisian Rekam Medis

Pengisian rekam medis dalam masa pandemi tetap menggunakan prosedur yang telah ada sebelumnya, tetapi berbeda dalam alur dan waktu pengisian. Alur pengisian rekam medis masa pandemi:

1. Mahasiswa yang namanya telah terdaftar untuk bekerja di RSGM, akan mendapatkan copy “Dummy” Rekam Medis yang akan dikirimkan oleh petugas rekam medis melalui e-mail.

2. “Dummy” Rekam Medis dicetak dan diisi di rumah dengan lengkap.

3. Saat bekerja di klinik, mahasiswa tidak diperbolehkan menulis ataupun mengeluarkan kertas/buku apapun.

4. Setelah melepaskan APD, input SIRS, melakukan pembayaran dan sudah berada di ruang Nazir Alwi, Petugas Pengantar Rekam Medis akan memberikan Rekam Medis “Asli” milik pasien yang dikerjakan pada hari tersebut.

5. Mahasiswa dipersilakan menyalin isi “Dummy” Rekam Medis ke dalam Rekam Medis “Asli” dengan teliti dan lengkap.

6. Dummy boleh disimpan kembali. Hanya Rekam Medis “Asli” yang perlu ditandatangani dokter jaga.

7. Rekam medis “Asli” dikembalikan kepada petugas dengan tanda serah terima.

3.8 Alur Sterilisasi Alat

2.Mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS menyerahkan alat yang telah dicuci kepada petugas di instalasi CSSD.

3. Petugas CSSD dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS bersama sama mengecek kelengkapan dan kondisi alat instrument

4. Petugas CSSD mencatat alat/ instrumen ke dalam nota dan menyerahkan nota salinan (lembar kedua) kepada mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS

1.Mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS harus melabeli alat-alat/instrumen sesuai dengan nama dan NIM masing-masing.

(32)

28 Alur Pengambilan Alat

1. Mahasiwa Program Pendidikan Profesi/PPDGS menyerahkan nota salinan ke petugas CSSD sewaktu pengambilan alat. Pengambilan alat dilakukan minimal 24 jam setelah penyerahan alat.

2. Petugas CSSD dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS bersama sama mengecek kondisi alat instrumen

3. Petugas CSSD menyerahkan alat steril kepada mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS sesuai dengan nota

(33)

29

DAFTAR PUSTAKA

Fu L, Wang B, Yuan T, Chen X, Ao Y, Fitzpatrick T, Li P, Zhou Y, Lin YF, Duan Q, Luo G, Fan S, Lu Y, Feng A, Zhan Y, Liang B, Cai W, Zhang L, Du X, Linghua Li, Yuelong Shu, Huachun Zou. Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 (COVID-19) in China: A systematic review and meta-analysis. J Infect. 2020 Jun; 80(6): 656-665. Published online 2020 Apr 10. doi: 10.1016/j.jinf.2020.03.041

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Standar Alat Pelindung Diri (APD) untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia. 2020

Harrel, S. K. and Molinari, J. (2004) ‘Aerosols and splatter in dentistry’, Journal of the American Dental Association (1939), 135(4), pp. 429-37. doi: 10.14219/jada.archive.2004.0207.

Kampf, G. et al. (2020) ‘Persistence of coronaviruses on inanimate surfaces and their inactivation with biocidal agents’, Journal of Hospital Infection, 104(3), pp. 246-251. doi: 10.1016/j. jhin.2020.01.022. K.Tsia, K.Lee and Q.Lai (no date) Oral Diseases, Wiley Online Library. doi: 10.1111/(ISSN)1601-0825.

Keputusan Menkes RI No. HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Li, H. et al. (2020) ‘Coronavirus disease 2019 COVID-19): current status and future perspectives’, International Journal of Antimicrobial Agents, 55(5), p. 105951. doi: 10.1016/j. ijantimicag.2020.105951.

Nile, S. H. et al. (2020) ‘COVID-19: Pathogenesis, cytokine storm and therapeutic potential of interferons’, Cytokine & Growth Factor Reviews, 53, pp. 66-70. doi: 10.1016/j.cytogfr.2020.05.002.

Scott Froum and Michelle Strange (2020) COVID-19 and the problem with dental aerosols, Perio- Implant Advisory. Available at: https://www.perioimplantadvisory.com/ periodontics/oral-medicine-anesthetics-and-oral-systemic-connection/article/14173521/ covid19-and-the-problem-with- dental-aerosols.

Van Doremalen, N. et al. (2020). Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as Compared with SARS-CoV-1, New England Journal of Medicine. Massachusetts Medical Society, 38.

Wang, J. and Du, G. (2020) ‘COVID-19 may transmit through aerosol’, Irish Journal of Medical Science (1971 -). doi: 10.1007/s11845-020-02218-2. 2(16), pp. 1564-1567. doi: 10.1056/NEJMc2004973.

Gambar

Gambar 2. Ilustrasi jarak jangkauan partikel splatter, droplet dan aerosol (modifikasi  ilustrasi dari Froum dan Strange, 2020)
Tabel 1. Jumlah virus pada berbagai permukaan material (Kampf dkk., 2020).
Gambar 4. Etika Batuk dan Bersin
Gambar 5. Rekomendasi APD Tingkat 1

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Al Qur'an, Allah memberi tahu kita bahwa dalam Allah memberi tahu kita bahwa dalam surga, manusia akan mendapatkan lebih d surga, manusia akan mendapatkan lebih dari yang

Catatan : Sebaiknya skala yang digunakan adalah skala yang merupakan angka “bulat” artinya angka yang tidak memiliki nilai decimal, agar tidak menyulitkan saat proses memasukkan

Semua ada umurnya, dan untuk itu perlu perawatan berkala untuk tetap mengantisipasi Semua ada umurnya, dan untuk itu perlu perawatan berkala untuk tetap mengantisipasi kerusakan

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Tesis

Penjualan kredit adalah penjualan pada saat barang atau jasa diterima oleh pembeli beserta bukti atas pembelian barang yang akan dibayar secara berkala untuk

Berdasarkan data hasil pelatihan, dapat disimpulkan bahwa: (1) pemahaman materi model-model pembelajaran inovatif guru MGMP kimia di Kabupaten Banyuwangi setelah

Bentuk Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien dalam Mengatasi Pasien Hemodialisis (Studi Deskriptif Pasien Gagal Ginjal di Rumah Sakit M. Djamil Padang). Elva Ronaning

Australia pada tanggal 1 Januari 1900 diberi kemerdekaan oleh Inggris dalam bentuk negara ….. Penduduk asli Benua Australia adalah Suku Aborigin yang berasal dari