• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN DI SUNGAI SAMBAS KECAMATAN SEBAWI KABUPATEN SAMBAS UNTUK USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN DI SUNGAI SAMBAS KECAMATAN SEBAWI KABUPATEN SAMBAS UNTUK USAHA BUDIDAYA PERIKANAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN DI SUNGAI SAMBAS

KECAMATAN SEBAWI KABUPATEN SAMBAS UNTUK USAHA

BUDIDAYA PERIKANAN

(

Suitability Analysis Of Water In The Sambas River Subdistrict Sebawi, Sambas District To The

Business Of Cultivating Fishery

)

Eka Indah Raharjo

2

, Farida

2

, Sukmayani

3

1. Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak

2. Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak

3. Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak

eka.raharjo@ymail.com

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilaksanakan diperairan sungai Sambas Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas dengan mengambil sampel air sungai Sambas. Waktu pelaksanaannya pada bulan November-Desember 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian perairan sungai Sambas dalam pengembangan dan pemanfaatannya untuk usaha budidaya perikanan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Parameter kualitas air yang digunakan meliputi fisika, kimia dan biologi perairan. Pengukuran kualitas air dilakukan pada 4 stasiun dengan 3 kali pengulangan. Berdasarkan hasil dari beberapa aspek pengukuran dapat disimpulkan bahwa Perairan Sungai Sambas Kecamatan Sebawi cukup sesuai untuk melakukan budidaya. Hasilnya sebagai berikut dengan nilai suhu rata-rata berkisar antara 26-28,30C, kecerahan 42,3-78, kecepatan arus 0,20-0,63 m/det, nilai TSS 1-37 mg/l,nilai

TDS 35,1-56,2 mg/l, DO 3,22-5,08 mg/l,nilai pH 5,4-6,7,nilai CO2 21-33 mg/l. Keanekaragaman plankton berada

dalam kondisi lingkungan subur dengan nilai 2,4595-2,1625 ind.

Kata Kunci: budidaya perikanan, parameter kualitas air, Sungai Sambas

ABSTRACT

This research has been conducted in the waters of the river Sambas, Sambas District Subdistrict Sebawi by taking water sample Sambas river.The time of the implementation be held on months November-December 2015. This study aimed to understand conformity water river sambas in the development and its use to the business of cultivating fishery. Methodology research using survey method. The parameter of water quality used covering physics, chemical and biological waters.The measurement of water quality done at 4 station with 3 times repetition. Based on the results of some aspect of measurements can be concluded that waters river sambas Subdistrict Sebawi quite appropriate to make the cultivation.The results as following by value an average temperature of ranged from 26-28,30C, brightness

(2)

22

PENDAHULUAN

Sungai Sambas merupakan sumberdaya alam yang berada di Kabupaten Sambas, yang mengalir dari hulu di kecamatan Paloh dan terus mengalir sampai ke bagian hilir kota Sambas dengan luas lebih kurang 258.700 Ha. Aliran sungai Sambas dari hulu hingga ke hilir yang melewati berbagai daerah seperti daerah pertanian, perkebunan, pemukiman, perkotaan dan industri. Beberapa fakta menunjukkan bahwa sungai memiliki potensi untuk berbagai keperluan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu yang banyak terjadi adalah pengembangan perikanan. Akan tetapi, Sungai sambas itu sendiri belum banyak dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat untuk kegiatan usaha khususnya dibidang budidaya perikanan. Apabila sungai itu dimanfaatkan, untuk usaha perikanan akan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dan tidak terpaku dari hasil pertanian, sebagai sumber pemasukan utamanya. Hanya saja masyarakat belum mengerti beberapa aspek tentang usaha perikanan itu sendiri, kurangnya pengetahuan tentang perikanan dan belum mengetahui taknis-teknis bagaimana cara budidaya ikan secara baik dan berkelanjutan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian perairan sungai Sambas dalam pengembangan dan pemanfaatannya untuk usaha budidaya perikanan.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan diperairan sungai Sambas Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas dengan mengambil sampel air sungai Sambas. Sedangkan waktu pelaksanaannya dilaksanakan pada bulan November-Desember 2015. Penggunaan peralatan dalam penelitian alat tulis, botol, DO meter,

kamera, pH meter, plankton net, refraktometer, secchi disk dan thermometer, sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: sampel air dari beberapa titik stasiun untuk di analisis di laboratorium, larutan formalin sebagai pengawet pada air sampel.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei selanjutnya digunakan untuk mengukur gejala yang ada atau dengan memperhitungkan hubungan antara variabel dan data yang digunakan untuk memecahkan masalah. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran pengamatan dan beberapa aspek fisika,kimia dan biologi perairan sungai Sambas. Batasan dalam pengambilan sampel yaitu pada saat musim penghujan. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menentukan titik lokasi pengambilan air sampel yang dibagi menjadi 4 stasiun dengan masing-masing tiga titik pengambilan sampel yang berbeda. Adapun lokasi penelitian yang akan diambil yaitu: 1. Stasiun A= Desa Rantau Panjang, terletak di

daerah pemukiman mewakili zona padat penduduk, daerah pertanian dan daerah hulu sungai 2. Stasiun B= Desa Tempatan, terletak dilokasi pemukiman sebelah timur Kecamatan Sebawi. Desa ini memiliki potensi untuk usaha perikanan, karena lokasi desanya merupakan pusat kegiatan serta lokasi ekonomi mewakili daerah pemanfaatan air sungai.

3. Stasiun C= Desa Sebangun, desa ini terletak diperbatasan wilayah sungai dan percabangan sungai Sambas mewakili zona padat penduduk yang tinggal di pinggiran sungai dan pemanfaatan air sungai.

(3)
(4)

24

Data parameter kualitas air dianalisis secara deskriptif. Selanjutnya untuk menghitung kisaran kualitas air dilakukan pembandingan nilai baku yang disarankan untuk budidaya ikan melalui PP Nomor 82 Tahun 2001 telah menetapkan baku mutu kualitas air untuk budidaya ikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter Fisika Perairan

Suhu Perairan

Suhu merupakan salah satu faktor untuk melakukan suatu budidaya, suhu penting bagi kehidupan ikan dan organisme diperairan oleh karena itu suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan jasad renik (mikroorganisme) sehingga dapat mempengaruhi kehidupan ikan. Menurut Lingga (2000) suhu yang ideal untuk melakukan suatu budidaya berkisar antara 25-310C.

Hasil pengukuran diperoleh nilai suhu rata-rata pada lokasi penelitian berkisar antara 25-28,3oC, dimana stasiun 2 memiliki suhu yang

rendah pada saat surut yaitu 25,7oC dan stasiun 3

memiliki suhu yang tinggi pada saat pasang yaitu 28,3oC.Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata suhu pada saat pasang lebih tinggi dari pada saat surut, hal ini disebabkan bahwa aliran air dari hilir membawa suhu yang cukup tinggi dibandingkan pada saat surut.

Edward (2011), mengatakan bahwa suhu perairan berhubungan dengan kemampuan pemanasan oleh matahari kemudian air lebih lambat menyerap panas tetapi akan menyimpan panas lebih lama dibandingkan dengan daratan.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Kualitas Air (Suhu) Selama Penelitian

2 Tempatan 26,7 25,7

27-300C

3 Sebangun 28,3 27,3 4 Sempalai

Sebedang

27,3 26,6

Kecerahan

Kecerahan salah satu parameter perairan yang sangat mendukung kegiatan budidaya. Menurut Effendi (2003) kecerahan yang baik untuk usaha budidaya berkisar antara 30-40 cm, karena pada kondisi itu populasi plankton cukup ideal untuk pakan alami dan material terlarut cukup rendah.

Berdasarkan pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-rata kecerahan perairan pada saat air surut lebih rendah dibandingkan pada saat air pasang. Hal ini dikarenakan perairan Sungai Sambas memiliki arus yang relatif deras pada saat surut yang membawa partikel lumpur yang cukup besar sehingga mempengaruhi kecerahan perairan.

Tabel 2. Pengukuran Kualitas Air (Kecerahan) Selama Penelitian

2 Tempatan 71,7 56,6

45 cm 3 Sebangun 71,6 48,3

4 Sempalai Sebedang

76,6 42,3

Kecepatan Arus

Arus adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral terlarut yang terlarut dalam air. Selain itu arus berfungsi sebagai pengangkut energi panas dan substansi yang terdapat didalam air.

Pada Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa rata-rata kecepatan arus pada saat surut lebih tinggi daripada saat pasang, hal ini dikarenakan pada saat surut arus air lebih banyak membawa massa air jika dibandingkan pada saat surut. Menurut Kordi (2005) kecepatan arus yang ideal untuk keramba berkisar 20-50 cm/det.

Tabel 3. Pengukuran Kualitas Air (Kecepatan Arus) Selama Penelitian

2 Tempatan 0,53 0,54

0,20-0,50 3 Sebangun 0,32 0,45

4 Sempalai Sebedang

(5)

Total Padatan Tersuspensi (TSS)

Total padatan tersuspensi adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1µm) yang tertahan pada saringan milipore dengan diameter pori 0,45 µm (Hariyadi, 2004). Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa nilai TSS rata-rata surut lebih tinggi dari pada pasang, hal ini dikarenakan pada saat surut arus air pada bagian hulu membawa padatan tersuspensi yang cukup tinggi terdiri dari bahan anorganik dan organik seperti liat dan butiran pasir, sedangkan bahan organik diantaranya sisa-sisa tumbuhan dan padatan biologi lainnya sel alga , bakteri dan sebagainya.

Hasil analisis TSS tertinggi terdapat di stasiun Sebangun sebesar 33-37 mg/l. hasil tersebut masih dibawah standar ambang batas baku mutu air yang telah di tetapkan, menurut PP No.82 Tahun 2001 kadar TSS untuk budidaya ikan ( kelas II) sebesar 50 mg/l. TSS dalam air umumnya terdiri dari fitoplankton, zooplankton, erosi tanah akibat hujan lebat dapat mengakibatkan naiknya nilai TSS secara mendadak.

Tabel 4. Pengukuran Kualitas Air (TSS) Selama Penelitian

2 Tempatan 1 33

50 mg/l

3 Sebangun 13 37

4 Sempalai Sebedang

28 23

Total Padatan Terlarut (TDS)

Total padatan terlarut (TDS) merupakan bahan-bahan dalam air yang tidak tersaring dengan kertas milipore dengan ukuran pori 0,45 µm. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya. Berdasarkan hasil pengukuran lapangan di

Tabel 5. Pengukuran Kualitas Air (TDS) Selama Penelitian

2 Tempatan 46,6 48,8

1000 mg/l 3 Sebangun 50,7 56,2

4 Sempalai banyak membawa padatan terlarut daripada saat pasang

Menurut PP No.28 Tahun 2011 tentang baku mutu air menetapkan bahwa kadar maksimum TDS yang diperbolehkan dalam penggunaan air untuk budidaya ikan (Kelas II) adalah 1000 mg/l. Jika dibandingkan dengan baku mutu air tersebut nilai TDS untuk Sungai Sambas masih memenuhi standar baku mutu.

Parameter Kimia Perairan

Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH air sungai mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan ion hidrogen dalam larutan. Nilai pH dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain aktifitas biologi, suhu, kandungan oksigen dan ion-ion. Hasil pengukuran derajat keasaman (pH) perairan lokasi stasiun pengamatan menunjukkan konsentrasi pH berkisar antara 5,4-6,7. Ambang batas pH untuk usaha budidaya ikan (PP No.82 Tahun 2011) adalah 6-9. Jika dibandingkan dengan baku mutu ini maka keadaan perairan Sungai Sambas dibawah standar baku mutu yang telah ditetapkan.

(6)

26

2 Tempatan 5,4 6,4

6,5-7,5 3 Sebangun 6,7 6

4 Sempalai Sebedang

6,4 6

Oksigen Terlarut

Hasil pengamatan yang dilakukan pada 4 stasiun diperoleh konsentrasi DO rata-rata setiap stasiun (Tabel 7) yang berkisar antara 3,22-5,08 mg/l. Oksigen terlarut merupakan banyaknya oksigen yang terlarut dalam suatu perairan. Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting didalam ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme air.

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa kandungan oksigen terendah terjadi pada saat air surut (3,22 mg/l), dan tertinggi pada saat pasang (5,08 mg/l). Hal ini dikarenakan pada saat pasang terjadinya pergantian massa air yang diakibatkan oleh arus sungai sehingga arus membawa oksigen terlarut lebih banyak jika dibandingkan pada saat surut.

Tabel 7. Pengukuran Kualitas Air (DO) Selama

2 Tempatan 3,72 3,72

4 mg/l 3 Sebangun 3,53 3,38

4 Sempalai Sebedang

3,89 3,72

Karbondioksida (CO

2

)

Karbondioksida baik dalam bentuk CO2 bebas maupun sebagai karbonat dan bikarbonat terdapat dalam air terutama dihasilkan oleh proses pernapasan organisme dan penguraian bahan organik dalam perairan. Daya toleransi organisme terhadap CO2 bebas dalam air bermacam-macam tergantung jenisnya tapi pada umumnya bila lebih dari 15 ppm dapat memberikan pengaruh yang merugikan.

Tabel 8. Pengukuran Kualitas Air (CO2) Selama

2 Tempatan 25 27

50 mg/l

3 Sebangun 29 27

4 Sempalai Sebedang

33 31

Hasil pengukuran kandungan CO2 di perairan

dari 4 stasiun yang diperoleh berkisar antara 21 mg/l-33 mg/l. Tingginya nilai CO2diperairan merupakan

hasil proses difusi CO2 dari udara dan hasilproses respirasi organisme akuatik. Selain itu, CO2 di perairan juga dihasilkan daripenguraian bahan-bahan organik oleh bakteri. Kadar karbondioksida bebas di perairan berkaitan erat dengan bahanorganik dan kadar oksigen terlarut. Peningkatan kadar CO2diikuti oleh penurunan kadar oksigen terlarut. Karbondioksida akanmempengaruhi proses pernafasan organisme perairan terutama pada kondisi DO <2 mg/l.

Parameter Biologi Perairan

Plankton

Plankton adalah organisme renik dalam air yang bergerak mengikuti arus sehingga sangat dipengaruhi oleh arus yang lemah sekali pun (Andi, 2008)). Menurut jenisnya plankton terbagi menjadi dua yaitu fitoplankton dan zooplankton.

Berdasarkan hasil penelitian plankton diperairan Sungai Sambas Kecamatan Sebawi menunjukkan bahwa perairan Sungai Sambas cukup subur dikarenakan terdapat jenis fitoplankton dan zooplankton. Kelimpahan plankton berkisar antara 150-201 Ind/L. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Pengukuran Plankton Selama

Penelitian

No Analisis Plankton Pasang (ind/l)

(7)

Keanekaragaman plankton yang dihitung dengan menggunakan rumus indeks shanon. Setiap pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel 1. Keanekaragaman plankton berkisar antara 2,1625-2,4595 ind. Dari hasil penelitian indeks keanekaragaman spesies yang berada di antara 2,1625-2,4595 maka dapat dinyatakan bahwa perairan Sungai Sambas dalam keadaan sedang.Hasil penelitian indeks dominasi plankton yang terdapat diperairan Sungai Sambas Kecamatan Sebawi yaitu 0,1138-0,1536 (Tabel 9).

Analisis

Kesesuaian

Perairan Untuk

Usaha Budidaya

Nilai yang diperoleh dari semua stasiun penelitian untuk beberapa parameter yaitu perairan Sungai Sambas khususnya di Kecamatan Sebawi memiliki keterangan sesuai untuk melakukan usaha budidaya.

Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika kimia yang berhubungan dengan kriteria kelayakan untuk perairan usaha budidaya perikanan memperlihatkan karakteristik setiap perairan memiliki kelas kesesuaian perairan yang sama dengan pembobotan yang beragam (Tabel 10 ).

Tabel 10. Nilai Skor Hasil Evaluasi untuk Kesesuaian Perairan Budidaya

No Stasiun

Skor Hasil Evaluasi

Pasang Surut

1 Rantau Panjang 78 67

2 Tempatan 64 67

3 Sebangun 80 75

4 Sempalai Sebedang

76 71

Keterangan: 80–100= Sesuai, 60–79= Cukup

Sesuai, < 60= Tidak sesuai

Untuk daerah yang memiliki nilai kesesuaian yang cukup tinggi ketika pasang yaitu pada stasiun 3

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisis kesesuaian perairan untuk lokasi usaha budidaya perikanan baik secara langsung maupun hasil uji laboratorium dapat disimpulkan bahwa perairan Sungai Sambas Kecamatan Sebawi cukup sesuai untuk dilakukannya usaha budidaya, dengan nilai suhu rata-rata berkisar antara 26-28,30C, kecerahan

42,3-78, kecepatan arus 0,20-0,63 m/det, nilai TSS 1-37 mg/l,nilai TDS 35,1-56,2 mg/l, DO 3,22-5,08 mg/l,nilai pH 5,4-6,7,nilai CO2 21-33 mg/l.

Keanekaragaman plankton berada dalam kondisi lingkungan subur dengan nilai 2,4595-2,1625 ind/lt.

DAFTAR PUSTAKA

Andi, M.P. 2008. Hubungan Keragaman Fitoplankton dengan Kualitas Air di Pulau Baulang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Biodiversitas, Volume 9, Nomor 3 Halaman: 217-221.

Lingga, P. 2000. Budidaya Ikan Mas Air Deras. Penebar Swadaya. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Pengelolaaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Edward. 2011. Kualitas air laut dan sumberdaya perikanan di perairan Elat, Kepulauan Kai Besar Maluku Tenggara. Laporan penelitian LIPI-RISTEK. 119 hlm.

Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan.

Kordi, G.M. 2005. Budidaya Ikan Laut di Keramba Jaring Apung. Asdi Mahastya. Jakarta. Joppy, D.M, Edwin L.A, Robert J.R. 2015.

Identifikasi Parameter Kualitas Air untuk Kepentingan Marikultur di Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Budidaya Perairan . Vol. 3 No. 1: 141-148.

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kualitas Air (Suhu)Selama Penelitian
Tabel 5. Pengukuran Kualitas Air (TDS) SelamaPenelitian
Tabel 9. Hasil Pengukuran Plankton SelamaPenelitian

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan berkat dan anugerah, sehingga skripsi yang berjudul : “Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil

berkaitan dengan penataan kewenangan tersebut sejatinya sudah banyak masukan dan ide tentang bagaimana penguatan lembaga DPD dari berbagai ahli dan praktisi, oleh karena

Sumber data dalam penelitian tindakan kelas tentang peningkatan keaktifan/ perhatian dan prestasi belajar menjelaskan metode penyusutan aktiva tetap dengan

a. Fasillitas transportasi yang akan membawanya ke daerah tujuan wisata yang akan dikunjunginya.. Fasilitas akomodasi yang merupakan tempat tinggal sementara di daerah tujuan

Ang kalan-on namo sa matag adlaw ihatag kanamo karong adlawa, ug pasayloa kami sa among mga sala ingon nga nagapasaylo kami sa mga nakasala kanamo ug dili mo kami itugyan sa

Menahan diri dari buang air kecil untuk waktu yang lama memungkinkan bakteri waktu untuk berkembang biak, begitu sering buang air kecil dapat mengurangi risiko cystitis pada

(Proses ini tidak sesederhana ini. Setiap gambar diberi bobot yang sama pada awal. Setelah setiap klasifikasi, bobot gambar terkelompokan meningkat. Lalu proses lagi sama

Tujuan khusus penelitian ini adalah : (1) Meningkatkan produktivitas dan kualitas lahan pertanian terdegradasi untuk menunjang ketahanan pangan nasional, (2) Membuat formulasi