• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAAN MELALUI PRINSIP-PRINSIP BUSINESS JUDGEMENT RULE BAGI DIREKSI BUMN PERSERO BILA TERJADI KERUGIAN Kusmono Politeknik Keuangan Negara, Email : kusmonostan.ac.id ABSTRACT - PEMBELAAN MELALUI PRINSIP-PRINSIP BUSINESS JUDGEMENT RULE BAGI DIREKSI BUMN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBELAAN MELALUI PRINSIP-PRINSIP BUSINESS JUDGEMENT RULE BAGI DIREKSI BUMN PERSERO BILA TERJADI KERUGIAN Kusmono Politeknik Keuangan Negara, Email : kusmonostan.ac.id ABSTRACT - PEMBELAAN MELALUI PRINSIP-PRINSIP BUSINESS JUDGEMENT RULE BAGI DIREKSI BUMN "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAAN MELALUI PRINSIP-PRINSIP BUSINESS JUDGEMENT RULE

BAGI DIREKSI BUMN PERSERO BILA TERJADI KERUGIAN

Kusmono

Politeknik Keuangan Negara, Email : kusmono@stan.ac.id

ABSTRACT

Limited company as a legal entity (rechtspersoon / legal person) is a Limited Liability Company whose setting is subject to the realm of private law (Law No. 40 Year 2007 on Limited Liability Companies, but its capital from the separated state wealth is subject to the legal sphere of public law - Law Number 17 Year 2003 on State Finance). Main objective of the State-owned Enterprise as Limited Company is doing business with the profit as final target. Business carries the risk of loss, meaning it does not always generate benefit. Problems arise when the business decisions taken by the board of directors turn out to bring loss. The problems can be in the forms of the laws to regulate the State-owned Enterprise, the concept of the separation of state assets, and, the accountability setting of the Board of Directors.

One of the central government's objectives is to increase the common wealth. In order to fulfill that objective, the government needs to create economic growth through government capital at State-owned Enterprise. Government equity participation to State-owned Enterprise can be performed by using government budget which is separated from national wealth on the basis of provision mechanism applied at corporate regulations. The separated national wealth will be converted as State-owned Enterprise capital when the fund has been deposited. In this case, the government is the share holder in which the shares are the national wealth.

The defence of State-owned Enterprise Board of Directors when the company losses is applying good faith, duty of care, and duty of loyalty which is regulated through Law of Limited Company 95 No. 5.

ABSTRAK

Perusahaan Terbatas sebagai badan hukum (rechtspersoon / badan hukum) adalah Perseroan Terbatas yang pengaturannya tunduk pada ranah hukum privat (UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tetapi dilihat struktur modal berasal dari kekayaan dari dipisahkan peraturan negara tunduk pada bidang hukum hukum publik - Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan negara). Tujuan utama dari BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas adalah melakukan bisnis dengan target akhir profit. Bisnis adalah risiko, tidak selalu menguntungkan, tetapi juga dapat membawa risiko kerugian. Masalah timbul ketika keputusan bisnis yang diambil oleh dewan direksi ternyata membawa kerugian bagi Perseroan Terbatas, seperti ketentuan hukum mana yang seharusnya mengatur, hukum publik atau privat, bagaimana konsep pemisahan kekayaan negara yang dipisahkan terkait modal yang dimiliki, dan bagaimana pengaturan pertanggungjawaban Direksi.

Salah satu tujuan pemerintah pusat adalah meningkatkan kesejahteraan umum. Dalam rangka mewujudkan tujuan itu, pemerintah pusat perlu menciptakan pertumbuhan ekonomi melalui penyertaan modal di BUMN. Penyertaan modal ke BUMN bisa dilakukan pemerintah dengan menggunakan dana APBN yang dipisahkan dari kekayaan negara dengan mekanisme ketentuan yang diterapkan pada peraturan korporasi. Kekayaan negara yang dipisahkan akan dikonversi sebagai modal BUMN ketika dana telah disetorkan. Dalam hal ini pemerintah berperan seperti pemegang saham dimana saham-saham yang telah dibeli merupakan kekayaan negara.

(2)

tanggung jawabnya telah melaksanakan standar beritikat baik, penuh kehati-hatian dan penuh tanggung jawab ketika terjadi kerugian perusahaan yang diatur melalui UUPT 95 Nomor 5.

Kata kunci: Tanggung Jawab Perseroan Terbatas, Penyertaan Modal

1. PENDAHULUAN selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang

Peran negara/pemerintah dalam kegiatan berbentuk Perseroan Terbatas. Oleh karena ekonomi ini dari sejarahnya telah ada sejak lama. berbentuk Perseroan Terbatas, maka terhadap Pada negara-negara dengan paham sosialis peran Persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-negara dalam kegiatan ekonomi sangat sentra- prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas listik, sementara di negara-negara liberal sebagaimana diatur dalam Undang-Undang kebalikannya dimana peran negara minimal, Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan negara/pemerintah hanya sebagai regulator Terbatas.

dengan ekonomi yang berdasarkan pada prinsip- Dalam menggerakkan roda bisnis di tengah prinsip mekanisme pasar yang menekankan pada persaingan ekonomi global yang kompetitif, sisi efisiensi. tentu tergantung pada resiko bisnis yang tidak Adam Smith (1723-1790), dalam bukunya selamanya akan membawa keuntungan, namun yang diterbitkan tahun 1776, berjudul: An Inquiry juga membawa resiko kerugian. Pada saat

Into the Nature and Causes of the Wealth of Persero mengalami kerugian dalam transaksi

Nations atau yang lebih dikenal dengan Wealth of bisnisnya memunculkan polemik mengenai

Nation. Dalam kebebasan alamiah, pemerintah aturan hukum pertanggungjawaban yang harus hanya mempunyai tiga tugas dan fungsi, yaitu dilakukan oleh Direksi.

melindungi masyarakat dari tindakan kekerasan Polemik tentang pertanggungjawaban dan invasi dari masyarakat bebas lainnya, Direksi Persero itu muncul disebabkan oleh melindungi setiap anggota masyarakat dari karena adanya beberapa peraturan perundangan ketidak adilan oleh anggota masyarakat lainnya, yang mengaturnya, yaitu Undang-Undang Nomor dan menyediakan prasarana umum (public 19 Tahun 2003 Tentang BUMN, Undang-Undang

utilities) yang tidak dapat diwujudkan oleh Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, anggota masyarakat. Konsep tugas dan fungsi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang pemerintah dari Adam Smith tersebut membidani Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor kelahiran konsep wealfare state. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, Dalam gerak operasionalnya keterlibatan serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 negara dalam perekonomian dilakukan melalui tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor Perusahaan Negara. Yang dimaksud dengan 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Perusahaan Negara adalah badan usaha yang Pidana Korupsi. Polemik tersebut berawal dari seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh modal Persero yang merupakan bagian dari Pemerintah Pusat. Dasar hukum Perusahaan keuangan negara sehingga apabila Persero Negara saat ini di Indonesia adalah Undang- mengalami kerugian dalam transaksi bisnisnya, Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan dianggap merupakan kerugian negara. Oleh Usaha Milik Negara, Pasal 1 ayat (1) menyatakan karena penanggung jawab pengelolaan Persero bahwa Badan Usaha Milik Negara, yang ditangan Direksi maka Direksilah sebagai pihak selanjutnya disebut BUMN, adalah Badan Usaha yang harus bertanggung jawab.

(3)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif Perseroan Terbatas sebagaimana telah diganti yaitu dengan menganalisis permasalahan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku tentang Perseroan Terbatas, bahwa kerugian dan juga literatur yang membahas permasalahan, Persero adalah merupakan kerugian Persero dimana datanya bersumberkan dari data pustaka sebagai badan hukum (legal persoon), dan bukan (library research). Sumber data diperoleh dari merupakan kerugian negara. Data Primer dan Data Sekunder, serta Data Silang pendapat demikian dalam praktek Tersier. Data Primer diperoleh dari bahan hukum menimbulkan ketidakpastian tidak hanya bagi yang terdiri atas peraturan perundang-undangan Pemerintah, tetapi juga bagi para pelaku bisnis yang terkait dengan obyek permasalahan yang termasuk para Direksi Persero. Dalam bisnis akan diteliti. Data Sekunder diperoleh dari bahan masalah kepastian hukum memegang peranan hukum yang relevan dengan penelitian ini yakni yang penting. Dengan adanya kepastian dalam buku-buku teks (textsbooks) yang ditulis oleh sistem hukum maka pelaku usaha termasuk para para ahli hukum yang berpengaruh, hasil tulisan Direksi Persero dapat memprediksi rencana ilmiah seperti tesis, disertasi, jurnal, makalah, bisnis dalam rangka mengelola usaha yang laporan penelitian yang relevan dengan topik menjadi tanggungjawabnya. penelitian. Sedangkan Data Tersier diperoleh dari bahan hukum yang memberikan petunjuk atau

2. PERMASALAHAN penjelasan terhadap bahan hukum primer dan

Dalam melaksanakan tugas menggerakkan bahan hukum sekunder yang meliputi kamus roda bisnis terhadap Persero yang dipimpinnya, bahasa indonesia, kamus bahasa inggris, kamus di tengah persaingan usaha yang terbuka dan hukum, encyclopedia hukum dan lain-lain. ketat, adalah menjadi tugas Direksi untuk

mengambil keputusan bisnis dalam Persero yang 4. PENGATURAN

PERTANGGUNG-dikelolanya. Permasalahan kemudian muncul JAWABAN DIREKSI BUMN PERSERO

apabila Keputusan bisnis yang diambil oleh DALAM HAL TERJADI KERUGIAN

Direksi ternyata membawa kerugian bagi 4.1. Pembelaan Direksi BUMN Persero

Persero. Hal demikian membawa implikasi Melalui Prinsip-Prinsip Business terhadap pertanggungjawaban Direksi Persero, Judgement Rule

ketentuan hukum mana yang seharusnya The business judgement rule both shields

mengatur, apakah masuk ranah hukum publik directors form liability when its five elements - a

ataukah hukum privat. Pemahaman tentang hal business decision, disinterestedness, due care,

ini penting untuk menjamin adanya kepastian good faith and abuse of discretion - are present

hukum, sehingga Direksi tidak perlu ragu-ragu and creates a presumption in favor of the

lagi dalam mengelola Persero yang menjadi directors that each of these elements has been

12

tanggungjawabnya, agar dapat focus mencapai satisfied. Dengan demikian, Direksi sebagai target yang optimum dalam mengejar keuntu- eksekutif Perseroan Terbatas, harus mengikuti ngan bagi Persero sebagaimana diamanatkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang dalam Anggaran Dasar dan ketentuan perunda- baik (good corporate governance), yaitu ngan. Bagaimana ketentuan perundang-unda- mengikuti undang-undang, Anggaran Dasar ngan mengatur tentang tanggung jawab hukum Perseroan, dan mekanisme pengambilan Direksi Persero apabila persero mengalami keputusan. Direksi mempunyai kekuasaan yang kerugian dalam transaksi bisnis? besar dalam mengambil keputusan berdasarkan

__________________________

3. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian penulisan ini adalah: Penelitian ini menggunakan penelitian

12

(4)

Business Judgment Rules. Direksi tidak dapat dan duty of care ini wajib diterapkan bagi digugat perdata atau dituntut pidana, bila ia direksi dalam membuat setiap kebijakan mengambil keputusan berdasarkan pertim- perseroan dan dalam mengawasi serta

16

bangan bahwa keputusan tersebut adalah sebaik- memonitoring kegiatan perseroan. Dengan baiknya untuk kepentingan perseroan, telah adanya duty of care maka direksi diharuskan sesuai dengan undang-undang, Anggaran Dasar, untuk bertindak dengan kehati-hatian dalam atau mekanisme pengambilan keputusan, serta membuat segala keputusan dan kebijakan berdasarkan iktikad baik dan tanpa ada perseroan. Dalam membuat setiap kebijakan pertentangan kepentingan (conflict of interest) direksi harus tetap mempertimbangkan

13

dengan dirinya pribadi. Berikut dibawah ini segala informasi-infarmasi yang ada secara

17

membahas duty of care dan standard of care , duty patut dan wajar.

of loyality serta duty of candor dalam Seorang pengurus perseroan dikatakan hubungannya dengan business judgement rule. sudah melanggar duty of care, apabila dia

1. Duty of Care and Standard of Care telah melakukan kelalaiannya (negligence)

18

a. Duty of Care dan mis-management, seperti :

The duty of care requires that the directors, 1) melakukan tindakan tanpa pembenaran

in the performance of their corporate yang rasional;

responbilities, exercise the care that an 2) tidak mencurahkan perhatian yang

ordinarily prudent person would exercise sungguh-sungguh terhadap perusahaan;

under similar circumstances. Assuming no 3) tidak melakukan investigasi yang

other breach of fiduciary duties or violation reasonable terhadap masalah-masalah

of applicable law, a director who performs perseroan;

his duties in compliance with the applicable 4) tidak menghadiri rapat-rapat direksi;

standard of care will be absolved of 5) tidak mengawasi bawahannya sehingga

14

liability. Perlakuan demikian adalah adil tindakan bawahannya tersebut meru-terutama bagi Direksiyang telah melaksana- gikan perseroan;

kan tugasnya dengan itikad baik, hati-hati, 6) tidak mencari tahu secara layak tentang dan jujur semata-mata melaksanakan masalah-masalah perseroan;

tugasnya sesuai dengan maksud dan tujuan 7) tidak melakukan tindakan-tindakan yang perusahaan. perlu dalam menjalankan tugasnya. Direksi dalam menjalankan perusahaan b. Standard of Care

berdasarkan kewenangan yang ada harus Standard of Care merupakan suatu standar selalu waspada dan bertindak dengan yang mewajibkan seseorang dalam ber-perhitungan cermat. Dalam kebijakan yang tindak untuk tetap memperhatikan segala dibuatnya, direksi harus selalu bertindak risiko, bahaya dan perangkap yang ada dan dengan hati-hati dan mempertimbangkan berupaya untuk meminimalisir munculnya keadaan, kondisi dan biaya pengelolaan risiko-risiko tersebut. Sehingga dalam

15

yang besar. Dalam duty of care, direksi bertindak seorang direksi harus menerapkan dituntut pertanggungjawaban secara hukum __________________________

16

Lymann PQ Johnson,”The Audit Committee's Ethical And

__________________________

13 Legal Responsibilities: The State Law Perspective”, Volume

Erman Rajagukguk, loc.cit

14 47, Fall 2005, hlm.35, dikutip dari Ridwan Khairandy, Dennis J Block, Nancy E Barton and Stephen A Radin, op.cit,

Camelia Malik, loc.cit

hlm.28

17

15 Daniel P Hann,”Emmerging Issues In US Corporate Misahardi Wilamarta, Hak Pemegang Saham Minoritas

Governance: Are The Recent Reforms Working?”, Defence

dalam Rangka Good Corporate Governance, Program Pasca

Council Journal, Volume 68, April 2001, hlm.194, dikutip dari sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2002,

Ridwan Khairandy, Camelia Malik, loc.cit

hlm.140, dikutip dari Ridwan Khairandy, Camelia Malik, 18

Munir Fuady, Doktrin-Doktrin Modern Dalam Corporate Good Corporate Governance, Perkembangan Pemikiran dan

Law & Eksistensinya Dalam Hukum Indonesia, (Bandung:

Implementasinya di Indonesia dalam Perspektif Hukum,

(5)

prinsip kehati-hatian dan ketelitian, supaya dikenakan sanksi oleh otoritas yang berwe-dapat menghindari segala kemungkinan- nang, misalnya dicabut izin usahanya atau

19

kemungkinan yang tidak diinginkan. digugat oleh pihak lain.

Black's Law Dictionary mendefinisikan 4) Pengurus perseroan yang diwakilkan kepada

20

standard of care dengan: seorang direktur dengan sengaja atau karena

“Under the law of negligence or obligations, kelalaiannya telah melakukan atau tidak

the conduct demanded of a person in given cukup melakukan upaya atau tindakan yang

situation. Typically this involves a person's perlu diambil untuk mencegah timbulnya

giving attention with the possible dangers, kerugian bagi perseroan.

mistakes, and pitfalls and to ways aof 5) Pengurus perseroan yang diwakilkan kepada

minimizing those risks.” seorang direktur dengan sengaja atau karena

Standar kehati-hatian (Standard of Care) kelalaiannya telah tidak melakukan atau

21

antara lain : telah tidak cukup melakukan upaya atau 1) Pengurus perseroan yakni direktur tidak tindakan yang perlu diambil untuk

boleh melakukan kegiatan-kegiatan atas meningkatkan keuntungan perseroan. beban biaya perseroan, apabila tidak Dalam common law system, acuan yang memberikan sama sekali atau memberikan dipakai adalah standard of care atau standard sangat kecil manfaat kepada perseroan bila kehati-hatian. Apabila direktur telah bersikap dan dibandingkan dengan manfaat pribadi yang bertindak melanggar standard of care, maka diperoleh oleh direktur yang bersangkutan. direktur tersebut dianggap telah melanggar duty

Namun demikian, hal ini dapat dikecualikan of care , direktur dianggap telah memenuhi apabila dilakukan atas beban biaya kewajiban menjalankan prinsip duty of care

representasi jabatan dari direktur yang apabila telah memenuhi beberapa persyaratan

22

bersangkutan berdasarkan keputusan RUPS. yaitu :

2) Pengurus perseroan yang diwakilkan kepada 1) Membuat keputusan bisnis yang tidak ada seorang direktur tidak boleh menjadi pesaing unsur kepentingan pribadi, berdasarkan bagi perseroan yang dipimpinnya, misalnya informasi yang mereka percaya didasari oleh dengan mengambil sendiri kesempatan keadaan yang tepat.

bisnis yang seyogyanya disalurkan kepada 2) Secara rasional mempercayai bahwa dan dilakukan oleh perseroan yang keputusan bisnis tersebut dibuat untuk dipimpinnya tetapi kesempatan bisnis itu kepentingan terbaik bagi perusahaan.

disalurkan kepada perseroan lain yang Dalam penjelasan tersebut diatas sangat jelas didalamnya terdapat kepentingan pribadi bagi Direksi untuk memahami dengan betul direktur tersebut. bahwa standar kehati-hatian merupakan 3) Pengurus perseroan yang diwakilkan kepada keharusan dilaksanakan dalam pengelolaan seorang direktur harus menolak untuk perusahaan yang dipimpinnya. Tidak dilaku-mengambil keputusan mengenai suatu hal kannya standard kehati-hatian merupakan yang diketahuinya atau sepatutnya diketa- pelanggaran terhadap duty of care yang pada huinya akan mengakibatkan perseroan akhirnya tidak dapat dilakukan pembelaan melanggar ketentuan perundang-undangan Direksi melalui mekanisme business judgment

yang berlaku sebagai perseroan diancam rule.

__________________________ 2. Duty of Loyality

19 Kewajiban lainnya yang menjadi tugas

Ridwan Khairandy, Camelia Malik, loc.cit

20

Bryan A Garner, et al, ed, Black's Law Dictionary, Eight Direksi sebagai organ persero terikat pada Edition, West Publishing Co St. Paull, Minn, 2004, hlm.225,

__________________________ dikutip dari Ridwan Khairandy, Camelia Malik, loc.cit

22

21 Bismar Nasution & Zulkarnain Sitompul, Hukum Sutan Reny Sjahdeini, Tanggung Jawab Pemegang Saham

Perusahaan, (Bandung: BooksTerrace & Library, 2005),

Perseroan Pailit, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 14, Juli 2001,

(6)

kewajiban untuk loyal (duty of loyality) dan patuh “A person's duty not to engage in

self-pada perusahaan. Secara teoritis adanya dealing or otherwise use his or her position to

kewajiban tersebut membuat direksi wajib further personal interests rather than those of the

membayar ganti rugi apabila melanggar kewaji- beneficiary.”

bannya. Normalnya, apabila terjadi pelanggaran, Selanjutnya Ridwan Khairandy dan Camelia

26

pejabat perusahaan diberi peringatan, dimutasi Malik mengatakan bahwa kepatuhan dan atau diberhentikan. Pada dasarnya kedudukan pengabdian kepada perseroan adalah tugas dan yang dipegang oleh direksi berdasarkan kewena- kewajiban utama direksi. Direksi diwajibkan ngan yang diberikan oleh dewan komisaris. untuk menggunakan seluruh kemampuan,

The Corporate Directors's Guidenbook, pengaruhnya, dan menggunakan seluruh sumber sebuah terbitan yang disusun The Committee daya yang ada untuk memberikan nilai tambah

Corporate Law of the Section of Corporation, bagi perusahaan. Direksi juga dilarang Hukum Perbankan dan bisnis (kini bagian menggunakan posisinya untuk mengutamakan Hukum Bisnis) dari Asosiasi Pengacara Amerika, kepentingan pribadi di atas kepentingan menjelaskan pengertian duty of loyalty sebagai perusahaan yang telah memberinya kepercayaan

23

berikut : dan segala perbuatan hukum yang

mengun-By assuming his office, the corporate tungkan pribadi direksi dan merugikan perseroan

director commits allegiance to the enterprise and merupakan hal yang bertentangan dengan duty of acknowledges that the best interests of the loyalities.

corportion and its shareholders must prevail over Untuk keamanan, Direksi seringkali

any individual interest on his own. The basic membuat perjanjian kerja untuk suatu jangka

principle to be observed is that the director waktu tertentu. Meski demikian, perusahaan

should not use his corporate position to make a tetap dapat memberhentikan eksekutifnya

personal profit or gain other personal advantage. sebelum jangka waktu tentu saja dapat menerima Sikap setia yang harus ditunjukkan oleh ganti rugi sesuai dengan yang diperjanjikan. Jika direksi dalam perusahaan adalah sikap yang dalam duty of loyality, pengurus perseroan didasarkan pada pertimbangan rasional dan bertindak sebagaimana layaknya seorang trust, profesional. Hal ini berarti direksi harus mampu yang dipercayakan untuk mengelola harta bersikap tegas sesuai dengan visi serta Anggaran kekayaan perseroan, maka dalam duty of care, Dasar Perseroan Terbatas. Maksud dari kesetiaan pengurus perseroan sebagai organ kepercayaan adalah direksi harus selalu berpihak pada perseroan diharapkan dapat menjalankan kepentingan perusahaan yang dipimpinnya. perseroan hingga memberikan keuntungan bagi Direksi yang diberikan kepercayaan oleh perseroan. Pengurus perseroan diberikan pemegang saham harus bertindak untuk fleksibilitas dalam bertindak untuk melaksa-kepentingan pemegang saham dan stakeholders, nakan fungsi kegiatan manajemen dengan bertindak untuk kepentingan dan tujuan mengambil resiko dan peluang di masa depan. perseroan, serta bertindak dengan menguta- Pengurus perseroan memiliki kewajiban makan kepentingan perseroan di atas kepen- loyal terhadap perusahaan sebagaimana halnya

24

tingan pribadi. dengan pengurus (director). Duty of Loyality Black's Law Dictionary mendefinisikan duty yang diemban pengurus perseroan perusahaan

27

of loyality dengan:25 meliputi :

__________________________ 1) pengurusan perusahaan; 23

Dennis J Block, Nancy E Barton and Stephen A Radin, op.cit, 2) kesempatan perusahaan (corporate

hlm.73

oppor -tunity); 24

Sergei Parijs, Fairness Opinions and Liability, Kluwer, The

Netherlands, 2005, hlm.142-143, dikutip dari Ridwan __________________________ 26

Khairandy, Camelia Malik, Ibid, hlm 49-50 Ridwan Khairandy, Camelia Malik, Ibid, hlm.50-51 25

Bryan A Garner, op.cit hlm.545, dikutip dari Ridwan 27

(7)

3) kompetisi dengan perusahaan; dan menarik untuk dikaji lebih jauh pada kesempatan 4) transaksi dengan pemegang sham dan lain untuk kasus-kasus yang pernah terjadi, pihak lainnya berdasarkan informasi khususnya studi kasus pada Bank Mandiri pada orang dalam. saat dipimpin oleh ECW Neloe selaku Direktur Selain dalam melakukan tugasnya tersebut, Utama, dimana putusan pada tingkat Pengadilan seorang direktur tidak boleh mengambil Negeri dan Mahkamah Agung berbeda.

keuntungan untuk dirinya sendiri atas

perusa-haan (duty of loyality). Pelanggaran duty of 5. KESIMPULAN

loyality muncul apabila ada kepentingan pribadi Kesimpulan permasalahan penelitian yang mungkin terjadi karena : sebagai berikut :

1) seorang direktur melakukan transaksi Pembelaan Direksi BUMN Persero yang dengan perusahaannya sendiri; dalam pelaksanaan tugasnya mengelola 2) dua perusahaan yang mempunyai satu perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya orang direktur yang sama melakukan telah melaksanakan standar beritikat baik (good

perjanjian; faith), penuh kehati-hatian (duty of care), dan 3) induk perusahaan melakukan transaksi penuh tanggung jawab (duty of loyality) apabila dengan cabang perusahaannya sendiri. mengalami kerugian dalam transaksi bisnisnya

3. Duty of Candor dapat dilakukan melalui doktrin business

Seperti yang dibahas dalam konteks duty of judgement rule. Doktrin business judgement rule loyality di atas, Direksi yang dipercaya pada awalnya berasal dari sistem hukum common

melakukan pengurusan perseroan sehari-hari law yang kemudian dalam perkembangannya memiliki pengetahuan dan informasi tentang telah diakomodasi dengan tegas dalam undang-kegiatan perusahaan harus semata-mata undang korporasi yang baru sebagai ganti dari ditujukan untuk maksud dan tujuan perseroan, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang bersikap adil dan layak terhadap para pemegang Perseroan Terbatas yaitu Undang-Undang saham baik pengendali maupun minoritas. Satu Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan aspek dari komponen perlakuan yang adil dari Terbatas, Pasal 97 menyatakan sebagai berikut : standar kelayakan ini adalah kewajiban keterus- 1. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan terangan/ kejujuran (duty of candor) yang Perseroan sebagaimana dimaksud dalam dimiliki oleh fiduciary korporasi untuk Pasal 92 ayat (1).

menyingkapkan seluruh informasi materil yang 2. Kepengurusan sebagaimana dimaksud pada berkenaan dengan keputusan- keputusan ayat (1), wajib dilaksanakan setiap anggota korporasi yang mana dari hal ini mereka bisa Direksi dengan itikat baik dan penuh mendapatkan keuntungan pribadi (personal). tanggung jawab.

The duty of candor thus prevents insiders 3. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab

form using special knowledge which they may penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan

have to their own advantage and to the detriment apabila yang bersangkutan bersalah atau

28

of the stockholders. Adanya kewajiban keterus- lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan terangan/kejujuran yang demikian akan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat mengarahkan Direksi untuk selalu bertindak (2).

profesional, fair dan focus pada tujuan kegiatan 4. Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) persero dalam mengejar keuntungan. anggota Direksi atau lebih, tanggung jawab Bagaimana implementasi Prinsip-Prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku

Business Judgement Rule di Indonesia? Hal ini secara tanggung renteng bagi setiap anggota __________________________ Direksi.

28

(8)

dapat membuktikan : Chidir Ali, Badan Hukum, Bandung: Penerbit a. kerugian tersebut bukan karena Alumni, 1987

kesalahan atau kelalaiannya;

b. telah melakukan pengurusan dengan Djojosoedarso, Soeisno, Prinsip-Prinsip itikad baik dan kehati-hatian untuk Manajemen Resiko Asuransi, Edisi Revisi, kepentingan dan sesuai dengan maksud Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2003 dan tujuan Perseroan;

c. tidak mempunyai benturan kepentingan Fees, E. Philips, (et al), Accounting Principles, baik langsung maupun tidak langsung South-Wesren Publishing Co, 1997

atas tindakan pengurusan yang

meng-akibatkan kerugian; dan Fuady, Munir, Doktrin-Doktrin Modern Dalam

d. telah mengambil tindakan untuk Corporate Law & Eksistensinya Dalam

mencegah timbul atau berlanjutnya Hukum Indonesia, Bandung: Penerbit PT. kerugian tersebut. Citra Aditya Bakti, 2002

6. REFERENSI Horngren, T. Charles, (et al),Accounting, Simon

& Schuster Pte.Ltd-Prentice-hall,1977 Abdulkadir, Muhammad, Pengantar Hukum

Perusahaan Indonesia, Bandung : PT Citra Kaligis, OC & Associates, Kumpulan Kasus

Aditya Bakti, 1995 Menarik 1, OC Kaligis Associates, Jakarta, 2007

Ann Ridley, Key Facts Company Law, Hodder &

Stoughton a Member of The Hodder Kansil CST dan Kansil, Christine ST, Pengantar

Headline Group, British Library Cataloguing Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia Jilid

in Publication Data, 2005 I Pengantar Ilmu Hukum Semester Ganjil,

Balai Pustaka, Jakarta, 2000 Ali, H Masyhud, Manajemen Risiko Strategi

Perbankan Dan Dunia Usaha Menghadapi Khairandy, Riwan dan Malik, Camelia, Good Tantangan Globalisasi Bisnis, Jakarta: PT Corporate Governance, Perkembangan

RajaGrafindo, 2006 Pemikiran dan Implementasinya di Indonesia Dalam Perspektif Hukum, Total Ali Rido, Badan Hukum Dan Kedudukan Badan Media Yogyakarta, 2007

Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi,

Yayasan, Wakaf, Bandung: Penerbit Alumni, Kraakman R Reiner, et.al, Business Law, The

1963 Anatomy of Corporate Law: A Comparative

and Functional Approach, Oxford: Oxford Block, J. Dennis, (et.al), Third Edition, The University Press , 2005

Business Judgment Rule, Fiduciary Duties of

Corporate Directors, NJ: Prentice Hall Law Lewis D. Solomon, (et.al), Corporations Law

& Business, 1989 And Policy Materials And Problems Third Edition, American Casebook Series, ST. Charles R. O'Kelly, Jr, Corporations and Other Paul, Minn: West Publishing Co, 1994

Business Associatins, Cases and Materials,

(9)

Nasution S dan Thomas M, Buku Penuntun Warren, S. Carl, (et al), Accounting Principle, Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah, South-Western of Thomson Learning, 2005 Bumi Aksara, 1999

Widjaya, IG Rai, Hukum Perusahaan Perseroan

Rajagukguk, Erman, Nyanyi Sunyi Kemerdekaan Terbatas, Khusus Pemahaman Atas Undang-M e n u j u I n d o n e s i a N e g a r a H u k u m Undang Nomor 1 Tahun 1995,

Bekasi-Demokratis, Fakultas Hukum Universitas Indonesia: Mega Poin, 2006 Indonesia, Depok: Lembaga Studi Hukum

dan Ekonomi, 2006 Jurnal Hukum Bisnis Volume 26-N0.1, BUMN: Masih Perlukah Dipertahankan?, 2007 Sastrawidjaja, S. Man dan Mantili, Rai,

Perseroan Terbatas Menurut Tiga Undang- Jurnal Hukum Bisnis Volume 26-No.3, Kajian Undang Jilid 1, Bandung: Penerbit PT Hukum Bisnis Atas Undang-Undang No.

Alumni, 2008 40/2007, 2007

Newsletter, No.70 September 2007, Hukum dan

Sembiring, Sentosa, Hukum Perusahaan Tentang Perkembangannya, 2007

Perseroan Terbatas, Bandung: CV Nuansa

Aulia, 2006 Fiduciary Duty dan Teori Salomon, Bahan Kuliah S2 Sekolah Pasca Sarjana Hukum Soemarso, Akutansi Suatu Pengantar, Jakarta: Bisnis USU

Salemba Empat, 2002

Nasution, Bismar, Pertanggungjawaban Direksi

Soemarso, Akutansi Suatu Pengantar, Jakarta: Dalam Pengelolaan Perseroan, disampaikan Salemba Empat, 2002 pada Seminar Nasional Sehari dalam Rangka Menciptakan Good Corporate Governance

Soeria, P. Arifin, Atmadja, Keuangan Publik pada Sistem Pengelolaan dan Pembinaan PT

Dalam Perspektif Hukum Praktik, dan (Persero) BUMN “Optimalisasi Sistem Kritik, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Pengelolaan, Pengawasan, Pembinaan Dan

Hukum Universitas Indonesia, 2005 Pertanggungjawaban Keberadaan PT (Persero) Dilingkungan BUMN Ditinjau

Sudharmono, Johny, Be G2C Good Governed Dari Aspek Hukum Dan Transparansi”

Company, Panduan Praktis Bagi BUMN d i s e l e n g g a r a k a n o l e h I n t i S a r a n a

Untuk Menjadi “G2C-Good Governed Informatika, Hotel Borobudur Jakarta,

Company” Dan Mengelolanya Berdasarkan Kamis, 8 Maret 2007.

Suara Hati, Jakarta: Penerbit PT Elex Media

Komputindo, 2004 ---, Mengukur Kinerja Direktur BUMN, Makalah

Suwardjono, Akutansi Pengantar, Yogyakarta:

BPFE Rajagukguk, Erman, Pengertian Keuangan Negara dan Kerugian Negara, disampaikan Tjandra ,W. Riawan, Hukum Keuangan Negara, pada ”Peran BUMN Dalam Mempercepat Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Pertumbuhan Perekonomian Nasional”, Indonesia, 2006 Jakarta, 12-13 April 2007.

Yani, Ahmad dan Widjaja, Gunawan, Seri Hukum ---, Pengertian Keuangan Negara

(10)

Pertumbuhan Perekonomian Nasional”, Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2001 Jakarta, 12-13 April 2007. tentangPengalihan Kedudukan, Tugas Dan Kewenangan Menteri Keuangan Pada

Undang-Undang Dasar 1945 (IV) P e r u s a h a a n P e r s e r o a n ( P e r s e ro ) , P e r u s a h a a n U m u m ( P e r u m ) D a n

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Perusahaan Jawatan (Perjan) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 Undang-Undang Nomor 49 Prp. 1960 tentang tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan

Panitia Urusan Piutang Negara Kewenangan Menteri Keuangan Pada

Perseroan (Persero), Perusahaan Umum

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan)

Perseroan Terbatas Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005

tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005

Jawab Keuangan Negara tentang Tata Cara Penyertaan dan

Penatausahaan Modal Negara Pada Badan

Undang-Undang N0mor 32 Tahun 2004 tentang Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas

Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005

t e n t a n g P e n d i r i a n , P e n g u r u s a n ,

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Milik Negara

Pusat Dan Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang tentang Pengelolaan Barang Milik

Perseroan Terbatas Negara/Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perusahaan Perseroan (Persero) tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 Penghapusan Piutang Negara/Daerah

tentang Pengamanan dan Pengalihan

Barang Milik/Kekayaan Negara Dari P e r a t u r a n M e n t e r i K e u a n g a n N o m o r

Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara

Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,

Otonomi Daerah Penghapusan, Dan Pemindahtangan Barang

Milik Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2001

tentang Perubahan Atas Peraturan

Referensi

Dokumen terkait

Motif Pagar, Motif Lampinak, dan Tari Rembara memiliki makna serta esensi yang kuat dalam bentuk karya tari sebagai persembahan untuk masyarakat Paser.. Kata Kunci:

4.1.2 Upaya Pemimpin Dalam Menciptakan Gaya Kepemimpinan Inovatif Yang Optimal Dalam Meningkatkan Efektivitas Organisasi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

persampahan serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam masyarakat Kota Pagar Alam yang meliputi kesediaan masyarakat mem bayar retribusi, penerimaan

[r]

Pada penulisan ilmiah ini penulis membuat website pengiklanan jual beli mobil, Website ini ditujukan untuk memudahkan pengunjung website dalam mendapatkan informasi tentang produk

[r]

33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung

ANKARA, ÖZEL UMHURBAŞKANI Ke­ nan Evren görev süresinin dolması nedeniyle anaya­ sal kuruluşlara veda ziyaretine başladı. Evren, dün sabah sıra­ sıyla TBMM