• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu Pasca Tsunami di Kawasan Sungai Sarah, Aceh Besar Suwarno, Sybral Fuadi dan Abdul Hadi Mahmud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Keragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu Pasca Tsunami di Kawasan Sungai Sarah, Aceh Besar Suwarno, Sybral Fuadi dan Abdul Hadi Mahmud"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Semirata 2013 FMIPA Unila |407

Keragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu Pasca Tsunami di

Kawasan Sungai Sarah, Aceh Besar

Suwarno*, Sybral Fuadi dan Abdul Hadi Mahmud

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 *Email : j_warno@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kelimpahan, indeks keragaman jenis dan frekuensi kehadiran relatif kupu-kupu di kawasan Sungai Sarah, Kecamatan Leupung Aceh Besar, pasca bencana tsunami. Penelitian menggunakan metode survey eksploratif pada kawasan seluas 4 ha. Kupu-kupu ditangkap menggunakan jala serangga. Pengkoleksian kupu-kupu dilakukan setiap dua hari sekali selama satu bulan, mulai pukul 08.00-16.00 wib. Sejumlah lima famili, 11 sub famili dan 60 jenis kupu-kupu berhasil diidentifikasi di kawasan Sungai Sarah ini. Kelima famili yang ditemukan adalah Hesperidae, Lycaenidae, Nymphalidae, Papilionidae dan Pieridae. Familia Nymphalidae mendominasi dari segi jumlah individu dan jumlah jenis kupu-kupu yang terdapat di kawasan Wisata Sungai Sarah, diikuti oleh Pieridae dan Papilionidae. Jumlah individu dan jenis yang paling sedikit ditemukan adalah dari Familia Hesperidae. Keragaman kupu-kupu di Kawasan Sungai Sarah ini tergolong sedang dengan indeks Shannon-Wiener H‘ = 3.46. Selanjutnya nilai kelimpahan dan frekuensi relatif tertinggi terdapat pada jenis Danaus chrysippus.

Kata Kunci: Keragaman, kelimpahan, kupu-kupu, sungai sarah

PENDAHULUAN

Struktur dan keragaman spesies yang tinggi merupakan ciri khas dari hutan tropis yang menjadikan ekosistem ini lebih unggul dibanding ekosistem lainnya di kawasan temperata. Kerusakan habitat saat ini merupakan ancaman terbesar bagi serangga di daerah tropis, namun demikian perubahan iklim global dewasa ini juga akan memberikan efek yang serupa.

Kupu-kupu memainkan peranan penting fungsi ekologi seperti siklus nutrien dan penyerbukan. Kupu-kupu juga dapat digunakan sebagai indikator kerusakan atau perubahan lingkungan.

Kelimpahan kupu-kupu sangat terkait dengan daya dukung habitatnya. Perubahan habitat yang terjadi akibat konversi lahan dapat mengakibatkan penurunan populasi kupu-kupu dan merubah pola distribusinya.

Sungai Sarah merupakan kawasan wisata yang memiliki nilai keindahan dan

dikelilingi oleh berbagai tipe habitat. Di bagian hulu Sungai Sarah terdapat hutan hujan tropis dataran sedang dengan vegetasi alamiah yang beragam, di bagian tengah merupakan hutan campuran, semak belukar, kebun/ladang, dan persawahan, sedangkan habitat rawa terdapat pada bagian hilir. Kondisi habitat yang beragam sangat mendukung untuk kehidupan berbagai jenis kupu-kupu.

(2)

METODE PENELITIAN

PENGKOLEKSIAN KUPU-KUPU

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei eksploratif. Pengkoleksian kupu-kupu dilakukan dengan metode transek. Transek dibuat sepanjang ±2 km dan lebar ±50 m pada sisi Utara Sungai Sarah. Kupu-kupu ditangkap menggunakan jaring serangga berdiamater 50cm dan panjang gagang/tangkai 2m. Pengkoleksian kupu-kupu dilakukan mulai pukul 08.00 sampai 16.00 wib, setiap dua hari sekali dari bulan Mei sampai Juni 2011.

Kupu-kupu yang tertangkap dikeluarkan dari jaring serangga secara hati-hati. Selanjutnya, kupu-kupu tersebut dimatikan dengan cara menekan pada bagian dada, sayap kupu-kupu dilipat ke atas dan dimasukkan ke dalam kertas segitiga. Kertas segitiga yang sudah berisi sampel kupu-kupu selanjutnya disimpan dalam kotak koleksi supaya tidak rusak atau patah. Setelah itu sampel yang didapat dibawa ke laboratorium untuk dijadikan spesimen kering guna keperluan identifikasi.

PEMBUATAN SPESIMEN KUPU-KUPU

Kupu-kupu yang terdapat dalam kertas segitiga dikeluarkan secara hati-hati. Setelah dikeluarkan, kemudian kupu-kupu ditusuk dadanya dengan jarum serangga. Selanjutnya sayap kupu-kupu direntangkan diatas papan perentang, dan diatur sedemikian rupa sehingga sayap ini tidak patah dan menjadi indah.

Kupu-kupu yang sudah siap direntang dan dipin pada papan perentang selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC selama 5-7 hari. Spesimen kupu-kupu yang sudah kering selanjutnya diidentifikasi, diberi label dan disimpan dalam kotak koleksi. Guna mencegah serangan semut dan organisme perusak lainnya ke dalam

kotak koleksi diberi kapur barus sebagai pengawet.

IDENTIFIKASI SAMPEL

Kupu-kupu yang telah dijadikan spesimen kering selanjutnya diidentifikasi dengan melihat ciri-ciri utama pengidentifikasian seperti bentuk tubuh secara umum, warna, sebaran warna, bentuk dan venasi sayap serta ciri lainnya. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah dengan menggunakan beberapa macam buku literatur acuan.

ANALISIS DATA

Data jenis kupu-kupu yang tertangkap, dianalisis terhadap nilai frekuensi relatif, kelimpahan relatif, dan indeks keragaman Shannon-Wiener dengan rumus sebagai berikut:

Frekuensi Relatif

FR = 100%

jenis seluruh Frekuensi

jenis suatu Frekuensi

Kelimpahan Relatif

KR = 100%

.

.

jenis seluruh indiv

Jlh

jenis suatu indiv Jlh

Indeks Keragaman

Untuk memperoleh Indeks Keragaman kupu-kupu dihitung dengan menggunakan rumus Shannon-Wiener yaitu:

H = −∑ Piln Pi

dimana :

H = Indek keanekaragaman spesies Pi = ni/ N

ni = Jumlah individu panda spesies ke-i N = Total jumlah individu seluruh

(3)

Semirata 2013 FMIPA Unila |409

HASIL DAN PEMBAHASAN

JUMLAH JENIS DAN INDIVIDU

Tabel 1. Jumlah jenis dan individu masing-masing familia kupu-kupu yang terdapat di Sungai Sarah

Famili Sub Famili Jlh. jenis Jlh.

Hasil pengkoleksian terhadap kupu-kupu di kawasan Sungai Sarah didapatkan sebanyak 60 jenis yang tergolong ke dalam lima famili dengan total individu sebanyak 348 individu (Tabel 1). Jumlah jenis dan individu kupu-kupu pada kawasan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang menemukan 28 jenis (106 individu) pada monitoring tahun 2007 dan 42 jenis (148 individu) pada monitoring tahun 2009.

Peningkatan kelimpahan dan keragaman kupu-kupu di Sungai Sarah dari tahun 2007 sampai 2011 disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, berkaitan dengan terjadinya suksesi vegetasi di kawasan Sungai Sarah pasca bencana tsunami pada tahun 2004. Meningkatnya keragaman dan kerapatan vegetasi di kawasan tersebut menjadikan daya dukung lingkungan bertambah. Berlimpahnya makanan baik bagi larva maupun bagi kupu-kupu dewasa mengakibatkan populasi kupu-kupu meningkat dengan cepat. Banyaknya bunga dari berbagai jenis tumbuhan (seperti: Euphatorium inulifolium, Lantana camara, Stachytarpheta indica, dan Caessalpinia pulcherrima menjadi daya tarik bagi

kupu-kupu dewasa untuk datang dan menghisap nektar. Warna, aroma, nektar, dan struktur bunga merupakan faktor penting bagi pollinator dalam mengunjungi bunga.

Kedua, berhentinya aktivitas galian C (galian pasir dan kerikil) di kawasan Sungai Sarah, sehingga polusi suara dan udara yang bersumber dari alat-alat berat dan truk yang bekerja di kawasan tersebut hilang. Kupu-kupu sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Terjadinya polusi seperti asap, bahan kimia, gas dan debu beracun di habitat kupu-kupu dapat mengancam keberadaan kupu-kupu.

Ketiga, terdapat genangan air pada beberapa titik, khususnya setelah terjadi hujan, merupakan tempat bagi banyak jenis kupu-kupu melakukan puddling (menghisap cairan pada bangkai, kotoran hewan, lumpur, pasir dan tanah basah untuk menyerap nutrient) baik secara individu maupun secara kelompok. Jenis-jenis yang ditemukan secara berkelompok saat puddling adalah Ariadne ariadne (Nymphalidae), Appias lyncida, A. lybhithea, Catopsilia pomona Eurema hecabe (Pieridae), Graphium sarpedon dan G. evemon (Papilionidae). Perilaku puddling umumnya dilakukan oleh kupu-kupu famili Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae, dan Lycaenidae.

Jumlah jenis dan jumlah individu yang paling banyak tertangkap adalah dari famili Nymphalidae, diikuti oleh famili Pieridae dan Papilionidae. Selanjutnya famili dengan jumlah jenis dan jumlah individu paling sedikit ditemukan adalah famili Hesperidae (TABEL 1). Kupu-kupu yang terdapat di Sungai Sarah baik pada tahun 2007 maupun 2009 didominasi oleh famili Nymphalidae dan Pieridae.

(4)

Gramineae, Convolvulaceae, Passifloraceae, Asclepiadaceae Acanthaceae, dan Palmae merupakan tanaman inang (host plant) dari famili Nymphalidae. Selain itu, sebagian jenis dari Nymphalidae juga bersifat sebagai fruit feeding (pemakan buah-buahan busuk).

Jenis-jenis dari famili Pieridae yang didapatkan umumnya sama dengan yang dilaporkan sebelumnya [6]. Jenis-jenis tersebut antara lain Appias libythea, A. lyncida, Catopsilia pomona, C. scylla, Delias hyparate, Eurema hecabe, dan Hebomia glaucipe (TABEL 2). Tingginya kelimpahan famili Pieridae ini tidak terlepas dari kerapatan tumbuhan yang tergolong famili Leguminoceae dan Loranthaceae yang merupakan host plant utama Pieridae.

Meningkatnya jumlah jenis famili Papilionidae dibanding laporan sebelumnya diduga sangat terkait dengan keberadaan tanaman inangnya yang semakin beragam. Beberapa jenis dari famili Papilionidae tergolong sebagai serangga urban seperti Papilio polytes, P. memnon, dan Graphium spp. (TABEL 2) yang menjadikan tanaman Citrus spp., Annona spp., dan Polyalthia longifolia sebagai tanaman inang. Jenis-jenis tanaman ini banyak dijumpai,

khususnya pada ladang dan perumahan penduduk yang ada di sekitar Sungai Sarah.

Persentase jumlah jenis dan jumlah individu kupu-kupu yang paling sedikit ditemukan adalah dari famili Hesperidae (TABEL 1 dan 2). Kupu-kupu ini umumnya beraktivitas pada awal pagi hari dan menjelang malam hari. Pada pagi hari kupu-kupu ini menghisap cairan yang berasal dari embun. Pada siang hari umumnya mereka bersembunyi dibawah daun atau tempat-tempat teduh dan terlindungi sehingga sulit dikoleksi. Hasil penelitian pada tahun 2007 dan 2009 tidak mendapatkan famili Hesperidae.

Waktu aktivitas kupu-kupu dalam satu hari berbeda menurut jenisnya. Graphium sarpedon, G. evemon, G. doson, Catopsilia pomona, Neptis hylas, Hebomoia glaucippe, Hypolimnas bolina dan Junonia atlites aktivitasnya meningkat saat pagi menjelang tengah hari sampai menjelang petang (pukul 10.00-15.00 wib), sedangkan Danaus chrysippus, Euploea tulliolus dan Tirumala septentrionis lebih banyak beraktivitas pada pagi hari dan menurun pada siang hari. Fenomena ini diduga terkait dengan intensitas cahaya, suhu dan kelembaban udara. Graphium, Catopsilia spp. dan beberapa jenis Nymphalidae lebih memilih tempat yang terbuka dan sangat aktif terbang pada tengah hari.

Tabel 2. Jenis dan Jumlah individu serta nilai Frekuensi Relatif dan Kelimpahan Relatif masing-masing jenis kupu-kupu

No Famili Jenis Jumlah

Individu

Frekuens i Relatif

Kerapatan Relatif

1 NYMPHALIDAE Ariadne ariadne 22 4.99 6.32

2 Athyma perius 2 0.91 0.57

3 Chupa erymantis 15 4.09 4.31

4 Cirrochroa tyche 10 3.17 2.87

5 Cyrestis cocles 1 0.45 0.29

6 Cyrestis nivea 1 0.45 0.29

7 Danaus chrysippus 55 6.82 15.8

8 Danaus plexippus 1 0.45 0.29

9 Euploea algae 3 0.91 0.86

10 Euploea mulciber 4 1.82 1.15

(5)

Semirata 2013 FMIPA Unila |411

12 Euploea tulliolus 7 2.27 2.01

13 Euthalia alpheda 3 0.91 0.87

14 Euthalia monina 1 0.45 0.29

15 Hypolimnas anomala 2 0.90 0.57

16 Hypolimnas bolina 10 3.63 2.87

17 Ideopsis gaura 3 1.36 0.86

18 Ideopsis similis 4 1.36 1.14

19 Ideopsis vulgaris 6 2.72 1.72

20 Junonia atlites 5 1.81 1.43

21 Junonia hedonia 6 1.36 1.72

22 Melanitis leda 1 0.45 0.28

23 Mycalesis perseoides 1 0.45 0.28

24 Mycalesis perseus 2 0.45 0.57

25 Neptis hyllas 11 3.64 3.16

26 Parantica aspasia 4 1.36 1.14

27 Phalanta phalanta 2 0.90 0.57

28 Polyura hebe 1 0.45 0.28

29 Tirumala septentrionis 15 2.72 4.31

30 Ypthima horfieldii 8 2.72 2.29

31 PIERIDAE Appias albina 2 0.90 0.57

32 Appias libythea 3 1.36 0.86

33 Appias lyncida 38 6.82 10.91

34 Catopsilia pomona 9 3.18 2.58

35 Catopsilia scylla 3 0.90 0.86

36 Delias hyparate 1 0.45 0.28

37 Eurema ada 1 0.45 0.28

38 Eurema andersonii 1 0.45 0.28

39 Eurema blanda 2 0.45 0.57

40 Eurema hecabe 7 3.18 2.01

41 Eurema lacteola 7 2.27 2.01

42 Gandaca harina 1 0.45 0.28

43 Hebomoia glaucippe 3 0.90 0.86

44 Leptosia nina 1 0.45 0.28

45 PAPILIONIDAE Graphium agamemnon 4 1.81 1.14

46 Graphium antiphates 1 0.45 0.28

47 Grapium doson 5 1.81 1.43

48 Graphium evemon 2 0.90 0.57

49 Graphium sarpedon 11 3.64 3.16

50 Papilio nephelus 3 0.90 0.86

51 Papilio memnon 4 0.90 1.14

52 Papilio polytes 7 2.72 2.01

53

Pachiolopta

aristolochiae 11 3.64 3.16

54 Troides helena 4 1.81 1.14

55 LYCHAENIDAE Caleta roxus 1 0.45 0.28

56 Castalius rosimon 2 0.90 0.57

57 Curetis santana 1 0.45 0.28

58 Discolampa ethion 2 0.90 0.57

59 Eooxylides tharis 1 0.45 0.28

60 HESPERIDAE Telicota ohara 2 0.90 0.57

(6)

FREKUENSI DAN KELIMPAHAN RELATIF

Danaus chrysippus (Nymphalidae) dan Appias lyncida (Pieridae) adalah dua jenis kupu-kupu yang mempunyai frekuensi relatif tertinggi (6,82) dibanding jenis lainnya (< 5,00). Kehadiran jenis kupu-kupu yang tinggi didukung oleh tersedianya tanaman inag dan tanaman pakan serta kesesuaian faktor abiotik. Calotropis gigantea (biduri) yang merupakan tanaman inang dari D. chrysippus tersebar merata di kawasan Sungai Sarah, begitu juga dengan Capparis micracantha dan beberapa jenis tumbuhan Capparidaceae lainnya yang merupakan tanaman inang dari A. lyncida. Setiap jenis kupu-kupu memilih tumbuhan inang tertentu sebagai sumber pakan bagi larva.

Nilai kelimpahan relatif tinggi terdapat pada D. chrysippus dan A. lyncida (TABEL 2). Fenomena yang sama juga didapatkan pada tahun 2007 dan 2009. Kupu-kupu dewasa D. Chrysippus, A. lyncida, Ariadne ariadne, Chupa erymantis, dan Grapium spp. banyak ditemukan pada bunga Lantana camara yang sedang mekar di kawasan penelitian. Bunga Lantana camara, Stachytarpheta indica, dan Mimosa spp. merupakan sumber makanan utama dan disukai berbagai jenis kupu-kupu karena mempunyai kantong masu yang dangkal.

INDEKS KERAGAMAN JENIS

Hasil analisis indeks keragaman (H‘)

kupu-kupu di kawasan wisata Sungai Sarah adalah 3,458. Berdasarkan kisaran indeks keragaman, nilai indeks keragaman ini tergolong tinggi. Nilai indeks ini lebih tinggi dibandingkan yang diperoleh baik pada tahun 2007 maupun 2009, masing-masing sebesar 2,90 dan 3,29. Meningkatnya nilai indeks keragaman ini diduga karena terjadinya suksesi tumbuhan pasca tsunami, berhentinya aktifitas tambang galian C dan adanya kegiatan puddling untuk mendapatkan mineral dari

tanah basaah atau genangana air yang bercampur dengan kotoran ternak.

Akibat banyaknya jumlah jenis dan jumlah individu yang merata pada setiap jenis serta tidak adanya dominansi jenis mengakibatkan keragaman menjadi lebih tinggi. Suatu habitat dengan keragaman tumbuhan penghasil nektar yang tinggi berpengaruh terhadap peningkatan keragaman kupu-kupu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :

Keragaman dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Sungai Sarah mengalami peningkatan dibanding tahun 2007 dan 2009 seiring dengan terjadinya suksesi tumbuhan pada kawasan tersebut, pasca terjadinya tsunami Aceh tahun 2004.

Komposisi jenis kupu-kupu yang ditemukan terdiri dari Nymphalidae 50,00%, Pieridae 23,33%, Papilionidae 16,67%, Lycaenidae 8,33% dan Hesperidae 1,67%.

Danaus crysippus dan Appias lyncida mempunyai nilai kelimpahan dan frekuensi relatif tertinggi diantara 60 jenis kupu-kupu yang didapatkan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Labaoratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA dan Sdr. Adi Surya Jaya selaku laboran, yang telah banyak membantu demi kelancaran penelitian ini. Kepada warga di sekitar Sungai Sarah yang telah memberikan izin dan membantu pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Y. Basset, R. Eastwood, L. Sam, D. J. Lohman and V. Novotny (2011). Comparison of rainforest butterfly

(7)

Semirata 2013 FMIPA Unila |413 biogeographical regions using

standardized protocols, Vol. 44, May 2011 p. 17 – 28.

L-C. Chen, H-J. Shiu, S. Benedick, J. D. Holloway, V. K. Chey, H. S. Barlow, J. K. Hill and C. D. Thomas (2009). Elevation increases in moth assemblages over 24 years on a tropical mountain. Proceeding of the National Academy of Sciences USA, Vol. 106 p. 1479-1483 T. C. Bonebrake, I. C. Ponislo, C. I. Boggs

and P. R. Erlich (2010). More than just indicators: a review of tropical butterfly and conservation. Biological Conservation. Vol 143, p. 1831-1841 L. P. Koh and N. S. Sodhi (2004).

Importance of reserves, pfragments and parks for butterfly conservation in a tropical urban landscape. Ecological Application Vol. 14, p. 1695-1708 K. Nakamura, K. Matsumo, and W. A.

Noerdjito (2008). Butterfly Assemblanges in Plantion Forest and Degaded Land, and Their Importance to Clean Development Mecha-nism-Afforestration and Reforestration. Tropics, Vol. 17, No.3, p. 237-250. Luthfi (2010). Keanekaragaman Jenis

Kupu-Kupu di Kawasan Wisata Sarah Kecamatan Leupung, Aceh Besar. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Yayasan Teungku Chik Pante Kulu. Banda Aceh.

E. Pollard (1975). A Methods for Assessing Changes in the Abundance of Butterflies. Biological Conservation, Vol. 12, p. 116-134.

S. Salmah, I. Abbas, dan Dahelmi (2002). Kupu-kupu Papilionidae di Taman Nasional Kerinci Seblat. Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.

W. A. Fleming (1975). Butterflies of West Malaysia and Singapore. Vol. 2. Second Edition. Longeman, Kuala Lumpur. A. S. Corbet and H. M. Pendlebury (1992).

The Butterflies of The Malay Peninsula. Second Edition. British Museum. Edinburgh, London.

K. Otsuka (2001). A fiel Guide to the Butterflies of Borneo and South East Asia. Hornbill books- adivision of iwase bookshop Sdn. Bhd, Malaysia.

M. Faheem, M. Aslam, and M. Razaq (2004). Polination Ecology with Special Reference to Insect. Review Journal Research Vol.15, p. 395-409.

F. Molleman, H. W. Krenn, P. M. Brakefield, P. J. Devries, and J. Zwaan (2005). Food intake of fruit feeding butterflies: Evidence for adaptive variation in proboscis morphology. Biological Journal Linnean Society, Vol. 86, p. 333-334.

P. J. deVries, T. R. Walla, and H. Greeney (1999). Species Diversity in Spatial and Temporal Dimensions of fruit-feeding Butterflies from Two Equadorian Raiforest. Biological Journal of Linnean

Society, Vol. 63, p. 333-353.

Peggie dan M. Amir (2006). Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun Raya Bogor. Bidang Zoologi, LIPI Cibinong. W. A. Noerdjito dan M. Amir (1991).

Kekayaan Kupu-kupu di Cagar Alam Bantimurung Sulawesi Selatan. Puslitbang Biologi-LIPI, Bogor.

(8)

Gambar

Tabel 1. Jumlah jenis dan individu masing-masing familia kupu-kupu yang terdapat di Sungai Sarah
Tabel 2. Jenis dan Jumlah individu serta nilai Frekuensi Relatif dan Kelimpahan Relatif masing-masing jenis kupu-kupu

Referensi

Dokumen terkait

Pada surat al-Ghasyiyah ayat 17-20 diatas Allah memerintahkan manusia yang berakal untuk memperhatikan, memikirkan dan memahami semua ciptaan-Nya. Dalam mengerjakan

Pembelajaran bahasa Arab adalah suatu proses menambah pengetahuan tentang alat komunikiasi bahasa Arab yang dilakukan oleh seorang pengajar kepada peserta didik

Berdasarkan hasil pengujian dari sampel 1400 data yang diucapkan oleh 9 orang pria dan 5 orang wanita pengenalan angka terisolasi dengan menggunakan ekstraksi

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Pembangunan Daerah Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Ketimpangan Distribusi Pendapatan Antar Kecamatan Ketersedian Infrastruktur Tipologi

kompulsi adalah gangguan jiwa, yang menyebabkan melakukan sesuatu, baik masuk akal ataupun tindakan itu tidak dilakukannya, maka penderita akan merasa gelisah dan cemas,

1 2 x 170 menit Mahasiswa dapat menerapkan dan Menggunakan kata terutama High-frequency Words dan Academic Words dalam teks tulis (writing) dan lisan (speaking). 5 % koran,

Pada perencanaan bendung tetap Gunung Nago tersebut dilakukan perhitungan seperti analisa hidrologi menggunakan metode aritmatik, perhitungan debit banjir rencana

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk penilaian guna mengukur pengetahuan dan kreativitas dalam pembelajaran fisika, sedangkan lebih khusus untuk