Budaya Sopan di Jalan Raya
Bijak di atas Trotoar
Daftar Isi
Daftar Isi Latar Belakang
Rumusan Masalah, Batasan Masalah dan Tujuan Masalah Identifikasi dan Analisis Data
1
Latar Belakang
Masalah
Seiring pertumbuhan ekonomi, kemacetan di beberapa kota di Indonesia akan terus meningkat. Kemacetan ini pula yang sering kali membuat para pengendara sepeda motor tak sabar untuk menyalip kendaraan yang ada di depannya. Alhasil mereka para pengendara sepeda motor sering menggunakan trotoar untuk jalur cepat menempuh kemacetan yang ada.
Berdasarkan Pasal 131 ayat (1) UU LLAJ disebutkan bahwa trotoar diperuntukkan untuk pejalan kaki, bukan orang pribadi. Pasal 28 ayat (2) UU LLAJ, setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi perlengkapan jalan. Trotoar juga merupakan perlengkapan jalan.
Pada sebuah artikel yang diposting oleh megapolitan.kompas.com tanggal 24 Agustus 2017, Dinas Perhubungan DKI Jakarta dibantu kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja sudah 23 hari melaksanakan penertiban kendaraan dalam rangka Bulan Tertib Trotoar. Lebih dari 10.000 kendaraan bermotor ditindak
karena parkir atau melintas di trotoar. Jumlah itu meliputi 566 kendaraan di antaranya diderek, 938 kendaraan ditilang Dishub, 1.022 kendaraan ditilang polisi, 4.820 sepeda motor dan 2.063 mobil dicabut pentil, serta 671 kendaraan diangkut Dishub.
Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) menyebutkan bahwa di Indonesia pada tahun 2016 masih terjadi 288 kecelakaan per hari dengan 72 jiwa melayang karena kecelakaan. Menurut pendapatnya hak pejalan kaki masih tecabik-cabik oleh perilaku pengendara yang sangat egois.
Peraturan berlalu lintas tak hanya berlaku untuk masyarakat Indonesia saja, turis dari mancanegara yang datang ke Indonesia juga harus mematuhi peraturan lalu lintas yang ada. Baru-baru ini seorang aktor pemain film AADC, Nicholas Saputra, menghentikan laju motor yang dikendarai warga negara asing.
Di Semarang, aksi heroik oleh Daffa dengan menghadang pengendara sepeda motor yang melintas di trotoar dengan sepedanya menuai banyak pujuan. Daffa mengaku tidak pernah melihat polisi melakukan penjagaan, karena itulah ia berinisiatif untuk menghadang pengendara motor yang melalui trotoar. . Sumber berita dimuat pada tanggal 23 April 2016 oleh website viva.co.id.
Rumusan
Masalah
Batasan Masalah
Tujuan
Masalah
Bagaimana merancang ILM (Iklan Layanan Masyarakat) yang dapat menyadarkan masyarakat tentang budaya sopan di jalan raya dan bijak di trotoar sehingga tidak ada lagi pengendara sepeda motor yang melewati jalur trotoar?
Perancang ILM (Iklan Layanan Masyarakat) ini akan dipublis poster, billboard, ambient media, dan website sehingga dapat menyadarkan masyarakat Indonesia tentang budaya sopan di jalan raya dan bijak di trotoar sehingga tidak ada lagi pengendara sepeda motor yang melewati jalur trotoar.
Merancang ILM (Iklan L ay a n a n M a s y a r a k a t ) melalui media promosi poster, billboard, ambient media, dan website sehingga d a p a t m e n y a d a r k a n masyarakat Indonesia tentang budaya sopan di jalan raya dan bijak di trotoar sehingga tidak ada lagi pengendara sepeda motor yang melewati jalur trotoar.
Identifikasi dan Analisis Data
1. Landasan Teori
1.1. Mengenai Iklan Layanan Masyarakat
Pengertian Iklan Layanan Masyarakat menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), ILM adalah pesan komunikasi pemasaran untuk kepentingan publik tentang gagasan atau wacana untuk mengubah, memperbaiki atau meningkatkan sikap atau perilaku mereka. Produksi maupun penyiaran media ini sebagian atau seluruhnya dikelola dan atau didanai oleh pelaku periklanan. Bator, R. J. dan R. B. Cialdini. (2000). The Application of Persuasion Theory to the Development of Effective Proenvironmental Public Service Announcements.Journal of Social Issues 56(3): 527-541. Iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus dihadapi. Biasanya iklan layanan masyarakat dibuat untuk meminimalisir dampak yang terjadi atas akibat kerusakan lingkungan. Iklan layanan masyarakat pada umumnya tidak dikenakan biaya pemasangan iklan. Pengiklan biasanya berasal dri lembaga komersil sehingga mereka tidak mengutamakan profit atau keuntungan.
Identifikasi dan Analisis Data
1.2. Mengenai Media
Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima. Media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
Media iklan adalah sarana yang digunakan pemasangan iklan dalam komunikasi massa (Lamb, Hair, Mc.Daniel, 2001). Berikut adalah media periklanan yang akan digunakan :
1.2.1. Billboard
Pengertian billboard menurut Sigit Santosa (2009:168) adalah semua iklan yang menjangkau konsumen ketika mereka sedang berada diluar rumah atau kantor. Billboard memiliki jangkauan yang luas. Demikian juga jangkauan target pasarnya. Inilah media yang paling terlihat oleh siapapun yang beraktivitas, baik ke kantor, sekolah, ataupun hanya jalan-jalan.
1.2.2. Poster
Menurut Sudjana dan Rivai (2002:51) poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti didalam ingatannya.
Identifikasi dan Analisis Data
1.2.3. Ambient Media
Ambient adalah sarana dalam menyampaikan pesan langsung kepada konsumen dan dapat lebih diingat dalam pikiran target audiences. Ambient media juga bisa disebut sebagai media lingkungan (Lwin dan Aitchison : 2002).
1.2.4. Banner Website
Web banner adalah bagian yang tidak bergerak dalam dokumen Web sekalipun kita menggulung scrollbar sampai ke akhir dokumen. Banner juga bisa diartikan sebagai tulisan besar untuk mempromosikan sesuatu. banner juga bisa juga berupa gambar untuk menunjukkan suatu promosi ataupun ajakan dalam berbagai hal.
1.3.Mengenai DKV
Desain Komunikasi Visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampainkan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tipografi, warna, dan layout. Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. (Kusrianto, Adi. 2007, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta.)
Identifikasi dan Analisis Data
1.4. Mengenai Tipografi
Dendi Sudiana berpendapat mengenai tipografi dalam buku “Pengantar Tipografi” bahwa gambar merupakan suatu unsur grafis yang paling mudah terbaca. Tetapi melalui kata-kata yang tersusun dari huruf demi huruflah yang menuntun pemahaman pembaca terhadap pesan atau gagasan. (Sudiana, 2001: 1)
Menurut Surianto Rustan (2011:112) dalam komunikasi visual, aspek fisik dan non fisik yang terkandung di dalam typeface sebetulnya hanya alat untuk menyampaikan ide/ konsep/pemikiran: pesan. Agar pesan dapat tersampaikan dan dimengerti secara efektif, antara typeface dan pesannya harus sesuai.
1.5.Mengenai Warna
Warna merupakan pantulan cahaya dari sesuatu yang tampak yang disebut pigmen atau warna bahan yang lazimnya terdapat pada benda-benda, Sanyoto (2010:12). Setiap warna memiliki karakteristik dalam hal ini adalah ciri-ciri sifat yang dimiliki suatu warna. Karakteristik warna-warna perlu dijadikan pertimbangan dalam aplikasi warna agar tercapai tujuan yang diinginkan oleh desainer.
Identifikasi dan Analisis Data
1.6. Mengenai Komposisi Layout
Menurut Hendri Hendratman dalam Guruh (2008: 25) diterangkan bahwa desain yang baik adalah tergantung dari pengaturan pada tiap elemenelemen yang ada. Layout dibuat untuk mempermudah agar pesan jadi mudah dimengerti. Ini adalah bagian dari komunikasi, tidak sekedar seni, atau mempercantik tampilan saja.
Layout adalah bentuk pengaturan beberapa elemen yang menjadikan pesan lebih berarti. pada periklanan, ini termasuk headline, bodycopy, ilustrasi, dan berberapa elemen pendukung lainnya. Ketika elemen-elemen itu diatur sedemikian rupa, dan pembaca pesan itu senang melihat pengaturan tersebut, begitu juga pesan itu tersampaikan dengan baik, berarti itulah sebuah layout yang baik. Penempatan elemen desain dengan cara yang sembarangan akan jarang menghasilkan desain yang baik.
Identifikasi dan Analisis Data
2. Pengumpulan Data
2.1. Klien Utama : Korlantas Polri
Gambar 2.1 Logo Korlantas Polri
Korps Lalu Lintas Kepolisian RI (Korlantas Polri) adalah sebuah unsur pelaksana utama Kepolisian Negara Republik Indonesia pada tingkat Markas Besar dipimpin oleh Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas Polri) yang bertanggung jawab di bawah Kapolri. bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi pendidikan masyarakat, penegakan hukum, pengkajian masalah lalu lintas, registrasi, dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor, serta mengadakan patroli jalan raya.
Alamat : Jl. Simpang Lima, Mugassari, Semarang Sel., Kota Semarang, Jawa Tengah 50249
Identifikasi dan Analisis Data
2.2. Lembaga Pendukung : Dinas Perhubungan
Gambar 2.2 Logo Dinas Perhubungan
Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Perhubungan yang dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di bidang Perhubungan.
Alamat : Jl. Tambak Aji Raya No.5, Tambakaji, Ngaliyan, Tambakaji, Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50185 Telepon : (024) 8662389
Identifikasi dan Analisis Data
2.3.Instansi Terkait : Udinus
Gambar 2.3 Logo Universitas Dian Nuswantoro
Universitas Dian Nuswantoro merupakan sebuah instansi yang mendukung iklan layanan masyarakat “Budaya Sopan di Jalan Raya, Bijak di Trotoar”
Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 207 Semarang , Kode Pos : 50131 Telp : (024) 3517261
Fax: (024) 3569684
E-Mail : sekretariat@dinus.ac.id
Identifikasi dan Analisis Data
3. Pengolahan Data
Penyalah gunaan trotoar jadi pemandangan sehari-hari di kota-kota besar di Indonesia. Pengguna jalan raya, mayoritas pengguna sepeda motor, kerap terlihat menggunakan sarana jalan yang dikhususkan bagi pejalan kaki ini.
Pengendara sepeda motor yang melewati trotoar ini tidak sadar perilaku mereka dapat membuat pengendara lain mengikuti langkah mereka. Ini membuat pelanggaran massal kerap dilakukan dengan dalih banyak teman sesama pengendara motor yang melakukan hal yang sama.
Dari beberapa pengendara motor yang diberhentikan untuk mendapatkan penyuluhan mengenai tertib berlalu lintas, beragam alasan diutarakan mengapa mereka melakukan hal tersebut. Paling banyak ada karena terburu-buru.
Menurut artikel yang diposting oleh megapolitan.kompas.com tanggal 24 Agustus 2017, Dinas Perhubungan DKI Jakarta dibantu kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja Lebih dari 10.000 kendaraan bermotor ditindak karena parkir atau melintas di trotoar. Jumlah itu meliputi 566 kendaraan di antaranya diderek, 938 kendaraan ditilang Dishub, 1.022 kendaraan ditilang polisi, 4.820 sepeda motor dan 2.063 mobil dicabut pentil, serta 671 kendaraan diangkut Dishub.
11
Identifikasi dan Analisis Data
3. Pengolahan Data
Penyalah gunaan trotoar jadi pemandangan sehari-hari di kota-kota besar di Indonesia. Pengguna jalan raya, mayoritas pengguna sepeda motor, kerap terlihat menggunakan sarana jalan yang dikhususkan bagi pejalan kaki ini.
Pengendara sepeda motor yang melewati trotoar ini tidak sadar perilaku mereka dapat membuat pengendara lain mengikuti langkah mereka. Ini membuat pelanggaran massal kerap dilakukan dengan dalih banyak teman sesama pengendara motor yang melakukan hal yang sama.
Dari beberapa pengendara motor yang diberhentikan untuk mendapatkan penyuluhan mengenai tertib berlalu lintas, beragam alasan diutarakan mengapa mereka melakukan hal tersebut. Paling banyak ada karena terburu-buru.
Menurut artikel yang diposting oleh megapolitan.kompas.com tanggal 24 Agustus 2017, Dinas Perhubungan DKI Jakarta dibantu kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja Lebih dari 10.000 kendaraan bermotor ditindak karena parkir atau melintas di trotoar. Jumlah itu meliputi 566 kendaraan di antaranya diderek, 938 kendaraan ditilang Dishub, 1.022 kendaraan ditilang polisi, 4.820 sepeda motor dan 2.063 mobil dicabut pentil, serta 671 kendaraan diangkut Dishub.
Identifikasi dan Analisis Data
4. Analisis Data
Metode 5 W + 1H akan digunakan untuk menganalisis objek Iklan Layanan Masyarakat sebagai berikut : a. What
Para pengendara sepeda motor telah merampas hak pejalan kaki sehingga sering kali mengancam keselamatan pejalan kaki yang melintasi trotoar.
b. Where
Iklan Layanan Masyarakat ini akan ditempatkan diseluruh kota besar di Indonesia. c. When
Iklan Layanan Masyarakat ini akan dipublikasikan mulai dari bulan Januari 2018.
Identifikasi dan Analisis Data
d. Who
Seluruh warga Indonesia yang kesehariannya menggunakan motor untuk menunjang pekerjaan mereka. e. Why
Karena masih banyak pengendara sepeda motor yang melanggar peraturan lalu lintas dengan melewati jalur trotoar sehingga sering membahayakan para pejalan kaki yang melintasi jalur trotoar.
f. How
Dengan membuat iklan layanan masyarakat yang efektif, komunikatif dan informatif sehingga dapat menyadarkan masyarakat khususnya para pengendara bahwa pentingnya menaati tata tertib lalu lintas guna meminimalisir tingkat kecelakaan.
Konsep Perancangan
I. Perancangan Media 1. Tujuan Media
1.1. Jangkauan :
a.Demografis :
Gender : Laki-laki dan perempuan Usia : 17 – 60 tahun
Pekerjaan : Pelajar – Umum Agama : Semua agama
14
b. Geografis : Seluruh kota besar yang ada di Indonesia. c. Psikografis : Mereka yang kesehariannya mengendarai
sepeda motor untuk menunjang aktifitas harian mereka dan mereka yang selalu terburu-buru karena kesibukan.
1.2. Frekuensi
Iklan layanan masyarakat ini akan direncanakan waktu kampanye adalah satu minggu sekali.
1.3. Kontinuitas
Agar iklan layanan masyarakat ini dapat berjalan dengan baik maka akan dilaksanakan selama 6 bulan.
2. Strategi Media
2.1. Target Audience : a. Demografis :
Gender : Laki-laki dan perempuan Usia : 17 – 60 tahun
Pekerjaan : Pelajar – Umum Agama : Semua agama
15
b. Geografis : Seluruh kota besar yang ada di Indonesia.
c. Psikografis : Mereka yang kesehariannya mengendarai sepeda motor untuk menunjang aktifitas harian mereka dan mereka yang selalu terburu-buru karena kesibukan.
d. Behaviour : Cenderung tidak sabar dan egois.
2.2. Paduan Media
Media utama berupa poster dan media pendukung berupa billboard, ambient media, banner di website Korlantas Polri, Dinas Perhubungan dan Universitas Dian Nuswantoro.
3. Program Media
3.1. Poster
Poster disebar dari bulan Januari-Juni dibeberapa ruang publik yang ada di kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya di ruang publik di Universitas Dian Nuswantoro.
16
3.2. Billboard
Billboard dipasang selama 6 bulan di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Lombok, dll.
3.3. Ambient Media
Ambient media yang digunakan berupa stiker yang akan disebar selama 3 bulan pada bulan April, Mei dan Juni.
3.4. Banner Web
Banner Web akan dipasang selama 3 bulan pada bulan Januari, Februari, dan Maret. Banner akan dipasang pada web Korlantas Porli, Dinas Perhubungan, dan Universitas Dian Nuswantoro.
II. Perencanaan Kreatif 1. Tujuan Kreatif
Mengajak audience untuk bijak dalam berkendara dengan menaati tata tertib lalu lintas agar masyarakat Indonesia terutama pengendara motor dapat menghargai hak pejalan kaki sehingga tidak ada lagi pengendara sepeda motor yang melewati jalur trotoar dan membahayakan pejalan kaki. 2. Strategi Kreatif
a. Isi Pesan
Menyadarkan pentingnya tertib berlalu lintas sehingga tidak ada lagi yang merampas hak pejalan kaki dan mengurangi jumlah kecelakaan.
b. Bentuk Desain
Disampaikan dengan memberikan himbauan agar pengendara motor tidak menggunakan jalur trotoar lagi.
17
c. Strategi Visual
Menggunakan ilustrasi Transformer yang menggunakan seragam Korlantas Polri dengan mengacungkan jempol dan bagian pojok kiri bawah diberi ilustrasi siluet pengendara motor dan mobil melalui jalur jalan raya dan beberapa pejalan kaki berada di jalur trotoar.
3. Pedoman Kreatif a. Pesan Verbal
Bijak Berkendara Santun Menghargai Hak Pejalan Kaki.
b. Pesan Visual
Maskot Transformer mengacungkan jempol yang menandakan sukses dengan harapan iklan layanan masyarakat ini sukses mempengaruhi dan merubah perilaku dari target audience.
c. Penyajian Visual
Menggunakan gaya ilustrasi flat desain d. Program Penyajian Teks dan Visual
Head line berada di pojok kiri atas bertuliskan “Bijak Berkendara Santun Menghargai Hak Pejalan Kaki”. Body copy berada di sisi kanan dengan bertuliskan “Mari bersabar!!! Bijak berkendara di jalan raya dengan mau menghargai hak pejalan kaki dapat mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas”. Teks pada
18
poster menggunakan jenis huruf San-Serif atau tanpa kait. Untuk visualnya, menggunakan maskot Transformer yang menggunakan seragam Korlantar Polri dan siluet pengendara yang tertib berlalu lintas.
e. Key Word
Jalan Raya, Kendaraan, Pejalan Kaki, Zebra Cross, Trotoar.
f. Body Copy
Mari bersabar!!! Bijak berkendara di jalan raya dengan mau menghargai hak pejalan kaki dapat mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas.
g. Closing
Logo korlantas polri, logo dishub, logo udinus h. Key Visual
Transformer, Korlantas Polri, Mobil, Motor, dan Pejalan Kaki.