• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

Lailatul Mufidah1 dan Mochamad Nursalim2

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan rancangan pre eksperimental berupa one group pretest-posttest design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket tertutup dengan pilihan jawaban checklist yang digunakan untuk mengetahui skor minat belajar siswa. Subyek penelitian ini adalah 10 siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo yang memiliki kategori rendah pada skor minat belajar. Teknik analisis yang digunakan adalah uji-bertanda Wilcoxon. Data perhitungan diperoleh T hitung = 0, sedangkan Ttabel untuk N=10 dan taraf signifikansi 5% sebesar 8. Maka, Thitung lebih kecil dari Ttabel. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika” dapat diterima.

Kata kunci : Diskusi kelompok, Minat belajar, matematika.

Pendahuluan

Berdasarkan data empirik yang diperoleh melalui hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 4 Sidoarjo pada tanggal 7 September 2009 dapat diketahui dari hasil wawancara dengan guru BK dan guru bidang studi matematika bahwa sekitar 50% siswa kelas XI IPS 2 memiliki minat belajar yang rendah khususnya pada mata pelajaran matematika dikarenakan oleh aktivitas belajar sehari-hari yang kurang baik seperti belajar matematika saat menjelang ujian, jarang mengerjakan tugas matematika tepat waktu, menyia-yiakan waktu luang, sering tidak mengikuti pelajaran matematika, dan tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui pada saat mata pelajaran matematika. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. (Subyobroto, 1997).

Minat sangatlah erat hubungannya dengan dorongan, motif dan reaksi emosional. Suatu misal, minat terhadap belajar, bisa timbul dari tindakan/ kegiatan yang dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu seseorang terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian menjadi tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan untuk menyediakan lingkungan yang dipercayai bagi anak-anak dan remaja guna merangsang minat para pelajar terhadap banyak kegiatan yang bermanfaat. Minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa sehingga bisa menguasai

1

Alumni Prodi BK FIP Unesa

2

(2)

pelajarannya. Pada gilirannya, prestasi yang berhasil akan menambah minatnya yang akhirnya bisa berlanjut sepanjang hayatnya. Karena itu keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang inti atau utama. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan melalui kegiatan belajar. Selama ini siswa yang mengalami masalah kurangnya minat belajar pada mata pelajaran matematika diberikan remidial teaching. Namun hal tersebut masih dirasa kurang sebagai usaha meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMA Negeri 4 Sidoarjo. Siswa tidak hanya diberi saran ataupun pemberian materi belajar secara berkelompok kemudian mereka akan saling berdiskusi untuk mencari jalan keluar atas permasalahan yang dihadapinya.

Adapun layanan bimbingan dan konseling yang sesuai untuk meningkatkan minat belajar siswa, salah satunya adalah kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok karena di dalam kelompok siswa belajar berdiskusi dan membahas topik yang diangkat bersama-sama serta mencari jalan keluar untuk masalah tersebut. Alasan menggunakan kelompok juga dikemukakan oleh Gunarsa (1980:55-56):“Supaya lebih mudah bagi mereka dan tidak merasa terlalu menjadi pusat perhatian, sebaliknya dilakukan kegiatan bersama dalam kelompok. Dengan berkelompok maka anak belajar berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Disamping itu anak juga belajar berfikir, belajar bertanggung jawab. Keberhasilan yang akan diperolehnya akan menyongkong harga diri anak. Pada umumnya kegiatan bersama-sama akan lebih baik hasilnya daripada bila dilakukan sendiri.”

Gunarsa (1980:55) juga menyebutkan bahwa “Pokok-pokok yang dapat didiskusikan adalah: masalah belajar dan memanfaatkan waktu senggang”. Berdasarkan penjelasan tersebut, kurangnya minat belajar siswa pada pelajaran matematika merupakan salah satu bentuk dari masalah belajar yaitu tidak ada dorongan untuk belajar pada diri siswa. Berdasarkan pendapat di atas dapat dilihat bahwa masalah kurangnya minat belajar dapat dijadikan materi dalam bimbingan kelompok. Untuk itulah perlu diadakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok untuk membantu mendiskusikan masalah minat belajar yang dialami oleh siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu kiranya dilakukan penelitian yang dimaksudkan untuk menguji keefektifan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo.

Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika

(3)

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar, menurut Slameto faktor yang mempengaruhi minat belajar antara lain : a) Faktor Keluarga. Keluarga sangat mempengaruhi anak dalam belajar yang berupa : cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. b) Faktor Pendidikan, Faktor pendidikan yang mempengaruhi mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan anak, disiplin sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c) Faktor Masyarakat, Masyarakat merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap belajar anak, di antara faktor yang mempengaruhi adalah media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi belajar.

Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Kelompok

Menurut Romlah (2001 : 3), “bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok.” Thantawy (1997), menjelaskan pemgertian bimbingan kelompok merupakan suatu upaya bimbingan yang diberikan kepada beberapa individu melalui situasi kelompok, dengan sasaran kelompok tetap adalah individu yang memiliki permasalahan yang sama.

Menurut TIM MKDK (1991 : 61), diskusi kelompok adalah suatu cara membimbing lewat kelompok dengan jalan mendiskusikan masalah bersama-sama guna mencapai pemecahan berbersama-sama-sama.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok adalah suatu teknik bimbingan kelompok yang terdiri dari tiga orang atau lebih, yang dilaksanakan dengan maksud agar sebagai anggota kelompok dapat mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan jalan mendiskusikan masalah tersebut secara bersama-sama di bawah pimpinan seorang pemimpin.

Menurut Sukardi (1984), tujuan penggunaan diskusi kelompok antara lain: (a) Menanamkan/ mengembangkan keterampilan dan keberanian untuk mengemukakan pendapat sendiri secara jelas dan terarah; (b) Mencari kebenaran secara jujur melalui pertimbangan-pertimbangan pendapat yang mungkin saja berbeda yang satu dengan yang lainnya; (c) Belajar menemukan kesepakatan pendapat melalui musyawarah karena masalahnya telah dimengerti dan bukan karena paksaan atau terpaksa menerima karena kalah dalam pemungutan suara; (d) Para siswa mendapat informasi yang berharga dari teman-temannya dalam diskusi kelompok dan pembimbing diskusi.

Menurut TIM MKDK (1991), tujuan diskusi kelompok adalah sebagai berikut: (a) Memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk mengambil suatu pelajaran dari pengalaman-pengalaman teman-teman peserta yang lain dalam mencari jalan keluar suatu masalah; (b) Memberikan suatu kesadaran bagi setiap peserta bahwa setiap orang itu mempunyai masalah sendiri-sendiri; (c) Mendorong individu yang tertutup dan sukar mengatakan masalahnya untuk berani mengutarakan masalahnya; (d) Kecenderungan mengubah sikap-sikap dan tingkah laku tertentu setelah mendengarkan pandangan, kritikan atau saran dari teman anggota kelompok.

(4)

orang lain, mengembangkan keterampilan dan keberanian untuk mengemukakan pendapat, mendapat informasi dari teman-teman dan pemimpin diskusi, memberikan suatu kesadaran bagi setiap peserta bahwa setiap orang mempunyai masalah sendiri-sendiri, kecenderungan mengubah sikap-sikap tertentu setelah mendengarkan pandangan dan saran dari anggota kelompok.

Menurut Prayitno (1995), terdapat empat tahapan yang harus dilaksanakan dalam diskusi kelompok, tahapan-tahapan tersebut adalah:

a. Tahap Pembentukan

Pada tahapan ini terdapat berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh pemimpin kelompok sebagai pengatur sekaligus pelaksana diskusi kelompok. Diantaranya yaitu mengungkapkan pengertian dan tujuan dari kegiatan bimbingan kelompok itu sendiri, menjelaskan mengenai cara-cara pelaksanaan bimbingan kelompok melalui diskusi kelompok, dan juga mengenai asas-asasnya. Sedangkan tugas anggota pada tahapan ini adalah memperkenalkan diri atau melaksanakan kegiatan permainan dalam rangka menciptakan suasana keakraban antar anggota dan pemimpin kelompok. b. Tahap Peralihan

Pada tahapan ini pemimpin kelompok akan menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan ditempuh selanjutnya, penawaran kembali kepada anggota kelompok mengenai kesiapannya dalam mengikuti kegiatan selanjutnya dalam bimbingan kelompok.

c. Tahap Kegiatan

Dalam pelaksanaan tahapan ini pemimpin kelompok akan mengemukakan suatu masalah atau topik yang akan dibahas secara bersama. Tanya jawab antar anggota kelompok dengan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas mengenai topik permasalahan yang akan dibahas. Dalam tahapan ini anggota kelompok akan membahas topik secara mendalam dan tuntas.

d. Tahap Pengakhiran

Pada tahap ini pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri, pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan-kesan setelah pelaksanaan bimbingan kelompok, mengungkapkan hasil kegiatan, membahas kegiatan selanjutnya, serta mengemukakan pesan dan harapan.

Metode

Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen dengan pretest-posttest one group design. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 yang memiliki minat belajar rendah pada mata pelajaran matematika. Siswa yang menjadi subyek penelitian sebanyak 10 siswa mendapatkan perlakuan diskusi kelompok. Instrument pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket minat belajar rendah pada mata pelajaran matematika. Data analisis mengggunakan statistik deskriptif dan analisis uji jenjang wilcoxon

(5)

Setelah data terkumpul melalui metode yang telah ditentukan tahap berikutnya adalah menganalisis data. Analisis data harus dilakukan dengan teliti agar dapat dilakukan penarikan kesimpulan dengan benar.

Analisis data dimaksudkan untuk menganalisis data yang terkumpul dengan menggunakan teknik analisis tertentu. Melalui teknik analisis ini akan diuji hipotesis yang akan diajukan, yang ada gilirannya dapat diambil kesimpulan terhadap hasil penelitian tersebut.

Langkah selanjutnya adalah membandingkan Thitung dengan Ttabel. Berdasarkan tabel nilai kritis T untuk uji jenjang-bertanda Wilcoxon dengan taraf signifikan 5% dan N= 10 diperoleh Ttabel= 8 sehingga Thitung lebih kecil dari Ttabel (0<8).

Keputusan berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hipotesis alternatif yang berbunyi “ada peningkatan skor minat belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo” dapat diterima. Sehingga, hipotesis penelitian yang berbunyi “Penggunaan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Kelompok dapat Meningkatkan Minat Belajar Siswa di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo” terbukti.

Pembahasan

Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat dikatakan bahwa seluruh peserta diskusi kelompok mengalami peningkatan minat belajar. Dari 10 siswa peserta diskusi kelompok, yaitu Anggrek, Apel, Melati, Dahlia, Mawar, Strawbery, Jeruk, Sirsak, Anggur, dan Sedap malam seluruhnya mengalami perubahan tingkat skor minat belajar. Walaupun perubahan yang mereka alami belum cukup optimal, karena belum dapat meningkatkan minat belajar mereka menjadi kategori tinggi. Mereka hanya mengalami peningkatan minat belajar dari kategori rendah menjadi sedang.

(6)

tertinggi sebanyak 39 angka, begitupun juga SG mengalami peningkatan sebayak 38, Selanjutnya PP mengalami peningkatan sebanyak 30 angka , kemudian FB sebanyak 33 angka.

Bahwa penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok juga dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa seperti mengerjakan tugas tepat waktu, tidak menyia-yiakan waktu luang, sering mengikuti pelajaran di sekolah, dan mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui. Selain itu dapat merubah dan memperbaiki permasalahan-permasalahn lain yang tentunya dapat dirubah atau diperbaiki.

Simpulan dan Saran Simpulan

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang memiliki tingkat kesulitan atau kendala yang besar para siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo, maka perlu ada perlakuan khusus bagi siswa SMA Negeri 4, yang memiliki minat belajar rendah diharapkan nantinya akan memperkecil kesulitan atau kendala yang di alaminya.

Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya peningkatan skor minat belajar siswa di kelas sebelum dan sesudah penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok.

Simpulan tersebut didasarkan pada hasil analisis data dengan uji jenjang-bertanda Wilcoxon. Dari hasil perhitungan, didapatkan Thitung = 0. Sehingga, berdasarkan tabel nilai kritis T untuk uji jenjang-bertanda Wilcoxon dengan taraf signifikan 5% dan N = 10 diperoleh T tabel =8, maka Thitung lebih kecil Ttabel (0<8) Sehingga hipotesis alternatif yang berbunyi “Ada peningkatan skor minat belajar siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo sebelum dan sesudah penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok” dapat diterima. Dengan demikian, penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo.

Saran

(7)

dari konseli secara langsung. Penelitian ini dalam menguji validitas dan reliabilitas masih menggunakan subyek yang relatif kecil, diharapkan peneliti lain dapat menguji kembali angket dengan menggunakan subyek yang relatif lebih besar.

Daftar Acuan

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RinekaCipta.

Ahmadi, Rularn. 1988. Metode Diskusi untuk SMTA. Yogyakarta: Konisius. Al-Falansi, Judi dan Naif, Fauzan. 1992. Kunci Sukses Belajar Bagi Pelajar dan

Mahasiswa. Semarang : CV. Aneka Ilmu.

Amti, Erman dan Marjohan. 1992/1993. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kerja Kependidikan Depdikbud.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Djali. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta Dimyati & Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djarwanto. 2003. Statistik Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE.

Ekomadyo, Ike Juanita.2005.Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak. Bandung : PT Remaja Rosadakarya Off set.

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid2. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Handayani, Nuri. 2004. Penggunaan Bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan mitivasi belajar siswa kelas X-UJP SMK Negeri 4 Surabaya. Surabaya: Unesa.

Hasibuan, J.J. 1991. Proses Belajar Mengajar. Bandung - PT. Remaja Rosdakarya.

Hasibuan, J.J dan Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Izzah, Endah Nur. 2007. Penerapan Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Kreativitas Verval pada Siswa kelas VIII-E SMP Negeri 2 Menganti. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PPB FIP UNESA

Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan Belajar di SMA dan PT. Jakarta: Rajawali. Mudjijo. 2001. Kesehatan Mental. Surabaya: UNESA University Press

Nursalim, Muhammad dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: UNESA University Press.

Prayitno. 2004. Pedoman Bimbingan Kelompok. Padang: Universitas Padang Press.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok: Dasar dan Profil. Jakarta: Ghalia Indonesia,

Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang.

(8)

Saputro, Agung. 2005. Pengaruh Diskusi Kelompok tentang Perilaku Menyampaikan Pesan terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa kelas II-D SMP Negeri 16 Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PPB FIP Unesa.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka cipta

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta

Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Pratiknya. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Tim MKDK. 1991. Bimbingan dan Penyuluhan. Surabaya : university Press IKIP. Tim. 2006. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya : UNESA University

Press.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu mereka menggunakan smartphone untuk media hiburan dan menggunakannya untuk media sosial, sepertiwhatsapp, line, bbm, instagram.Walaupun sekolah memiliki

Berdasarkan analisa data, temuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: pertama, dari beberapa usaha kesehatan sekolah sudah berjalan dengan semestinya, hal

Jika daerah dan sumbu putarnya sama maka perhitungan dengan menggunakan metoda cakram/cincin dan metoda kulit tabung akan menghasilkan hasil yang sama. Contoh Tentukan benda

Metode konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau standar yang

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut: 1) Kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin pada SMP Negeri di Kecamatan

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 1 disebutkan : Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

Berdasarkan hasil penelitian, kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, indikator kualitas rasa produk UKM Martabak Mas Ipung masih tergolong

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa dari enam elemen dari analisis risiko pemakaian alat pelindung diri masker dan sumbat telinga pada pekerja tekstil di