• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter II Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Putra Putri Terbaik S1 Ilmu Komputer USU Menggunakan Algoritma Profile Matching dan GaleShapley

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter II Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Putra Putri Terbaik S1 Ilmu Komputer USU Menggunakan Algoritma Profile Matching dan GaleShapley"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Alter (dikutip oleh Kusrini, 2007) Decision Support System

merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.

Konsep SPK pertama kali diperkenalkan pada awal 1970-an oleh Michael Scott Morton dengan istilah Management Decision System. Michael Scott Morton mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer interaktif,yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak

terstruktur”. SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahapan pembuatan keputusan yang dimulai dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan, sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.

Decision Support System (DSS) lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia.

2.2 Fakultas Ilmu Komputer

(2)

2.1.1 IMILKOM

IMILKOM adalah salah satu organisasi terbesar yang ada di S1-Ilmu Komputer. Adapun departemen yang dinaungi dalam IMILKOM adalah Departemen Kemahasiswaan, Departemen Wawasan Kontemporer, Departemen Seni dan Olahraga, Departemen Hubungan Masyarakat, Departemen Dana dan Usaha dan Departemen Komunikasi dan Informasi.

2.1.2. PORSENI

PORSENI yang merupakan singkatan dari Pekan Olahraga Seni adalah acara yang dilakukan setiap satu tahun sekali yang dipersiapkan selama 3 bulan dan acaranya dilaksankan selama 1 bulan penuh dan merupakan program kerja yang dari IMILKOM yang berada dibawah naungan Departemen Seni dan olahraga. Porseni memiliki beberapa perlombaan antara lain yaitu Putra Putri Ilkom, Dota, Pes, Futsal, Voli dan lain sebagainya.

2.1.3. PUTRA PUTRI ILKOM

(3)

2.3 Algoritma Profile Matching

Metode Profile Matching merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen SDM dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Kompetensi/kemampuan tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh pemegang/calon pemegang jabatan.

Metode Profile Matching atau pencocokan profil adalah metode yang sering sebagai mekanisme dalam pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. (Kusrini, 2007).

Menurut Kusrini, 2007 (dikutip oleh Darmawan, 2012). Dalam

Metode profile Matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut gap), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk karyawan menempati posisi tersebut.

Langkah-langkah pada metode profile matching yaitu

1. Menentukan variabel-variabel pemetaan Gap kompetensi menentukan aspek-aspek yang akan digunakan dalam memproses nilai karyawan.

2. Menghiung hasil pemetaan Gap kompetensi yang dimaksud dengan

Gap disini adalah beda antara profil karyawan dengan profil standar yang diharapkan. Dapat ditunjukkan dengan rumus dibawah ini:

Gap = profil karyawan –profil standar ……….. (1)

Setelah menentukan bobot nilai gap untuk ketiga aspek yaitu aspek kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku dengan cara yang sama. Kemudian tiap aspek dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu Core Factor dan Secondary Factor. Core factor (faktor utama) merupakan aspek (kompetensi) yang paling menonjol/paling dibutuhkan oleh suatu jabatan yang diperkirakan dapat menghasilkan kinerja optimal. Untuk menghitung

(4)

Keterangan:

NCF = nilai rata-rata core factor

NC = Jumlah total nilai core factor tiap aspek IC = Jumlah item core factor

Secondary factor (factor pendukung) adalah item-item selain aspek yang ada pada core factor. Untuk menghitung secondary factor digunakan rumus:

Keterangan:

NSF = nilai rata-rata secondary factor

NS = Jumlah total nilai secondary factor tiap aspek IS = Jumlah item secondary factor

Perhitungan nilai total tiap aspek. Dari hasil setiap aspek di atas berikutnya dihitung nilai total berdasarkan presentasi dari nilai core factor

dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Untuk dapat menghitung nilai total tersebut dapat digunakan rumus :

NAK = 60% (NRC) + 40% (NRS) ………….(4)

Keterangan:

(5)

2.4 Algoritma Gale-Shapley

Pada tahun 1962, David Gale dan Lloyd Shapley memperkenalkan studi pencocokan untuk membuat alokasi himpunan pasangan-pasangan yang stabil yang kemudian dikenal dengan Stable Marriage Problem. Penyelesaian

Stable Marriage Problem bertujuan untuk mencari pasangan-pasangan yang stabil dari sejumlah n pria dan sejumlah n wanita yang memiliki urutan ketertarikan sendiri terhadap calon pasangan lainnya yang berbeda jenis. Algoritma Gale-Shapley telah dipakai oleh Alvin E. Roth untuk mencocokkan pencari kerja dengan lowongan yang ada sehingga terbentuknya hipunan pasangan yang stabil dan relevan.

Algoritma Gale-Shapley bertujuan untuk memasangkan sejumlah n

pria dan n wanita dengan syarat monogami (satu pria untuk satu wanita, dan sebaliknya) dan heteroseksual (antara pria dan wanita) berdasarkan

preference list yang dibuat oleh pria dan wanita sehingga terbentuk himpunan

M yang terdiri dari pasangan-pasangan yang stabil.Preferensi list adalah daftar atau urutan pria dan wanita berdasarkan tingkat ketertarikan mulai dari yang paling diminati, yang kedua diminati, dan seterusnya hingga ke-n

diminati apabila tidak cocok dengan orang yang ke –(n-1).

Tujuan utama algoritma ini adalah memasangkan satu set M = {m1,

m2, m3, …, mn} dimana m adalah laki-laki dan satu set W = {w1,w 2, w 3, …, w n } dimana w adalah wanita, dimana setiap laki-laki dan wanita mempunyai kebebasan dalam mengurutkan pasangan dari preferensi tertinggi sampai terendah. M dan W menyatakan himpunan semua pasangan terurut dari bentuk (m, w) dimana m €M dan w €W.

Misalkan n laki-laki dan perempuan n mencari pasangan seumur hidup. Masing-masing dari mereka memiliki daftar preferensi anggota dari jenis kelamin lainnya dan menyerahkan ke terpusat otoritas. Dalam semangat membuat semua peserta mempertahankan kembali jangka panjang relationship, otoritas harus memastikan bahwa pencocokan tidak melibatkan setiap pasangan memblokir: beberapa masing-masing lebih suka yang lain atas(nya) mitra dalam pencocokan. Sebuah pencocokan tanpa pasangan

blocking stabil. Tujuan dari kewenangan, mengingat pria dan daftar preferensi perempuan, adalah untuk menemukan stabil pencocokan. (Bong et al., 2013).

2.4.1 Stable Marriage Problem

(6)

Marriage Problem bertujuan untuk mencari pasangan-pasangan yang stabil dari sejumlah n pria dan sejumlah n wanita yang memiliki urutan ketertarikan sendiri terhadap calon pasangan lainnya yang berbeda jenis.

Peneliti menyatakan bahwa untuk setiap jumlah pria dan wanita yang sama, selalu memungkinkan untuk menyelesaikan Stable Marriage Problem

dan membuat matching tersebut stabil. Berikut adalah contoh implementasi

Stable Marriage Problem : pasangan yang tidak stabil (dissatisfied pair).

Dalam perhitungan statistika jika kita memiliki n pria dan n wanita, maka paling banyak proposal yang diajukan untuk mendapatkan himpunan M

yang terdiri dari pasangan-pasangan stabil adalah n2. Untuk lebih jelasnya, kita mulai dari preference list berikut ini.

(7)

Setiap pria akan melamar wanita yang menjadi prioritas utamanya, sedangkan setiap wanita akan mengikuti aturan berikut:

1. Jika seorang wanita belum bertunangan dan belum dilamar, maka ia harus menunggu.

2. Jika seorang wanita belum bertunangan, tetapi sedang dilamar, maka ia akan menerima lamaran tersebut.

3. Jika seorang wanita belum bertunangan, tetapi telah memiliki banyak lamaran (lebih dari satu), maka ia akan menerima lamaran yang menduduki

preference list tertinggi.

4. Jika seorang wanita telah bertunangan dan menerima lamaran lain, maka ia akan menerima lamaran dari pria yang menduduki preference list tertinggi. Putaran I:

Men : Setiap pria akan melamar wanita yang menduduki preference list

tertinggi.

Woman : Setiap wanita akan mengikuti empat aturan diatas.

Gambar 1. Putaran Pertama Algoritma Gale-Shapley (Ivan Bong, 2013)

Putaran II:

Men : Setiap pria yang belum bertunangan akan melamar wanita yang merupakan preference list selanjutnya.

Women : Setiap wanita akan mengikuti empat aturan diatas.

Men: Joe proposes to Sarah Women: Sarah accepts Joe’s proposal

Brian proposes to Sarah Sarah does not take Brian’s proposal

George proposes to Dianne Dianne accepts George’s proposal

Matt proposes to Amy Amy accepts Matt’s proposal

Jim proposes to Kelly Kelly accepts Jim’s proposal

(8)

Gambar 2. Putaran Kedua Algoritma Gale-Shapley (Ivan Bong, 2013) Putaran III:

Men : Setiap pria yang belum bertunangan akan melamar wanita yang merupakan preference list selanjutnya.

Women : Setiap wanita akan mengikuti empat aturan diatas.

Gambar 3. Putaran Ketiga Algoritma Gale-Shapley(Ivan Bong, 2013)

Dalam kenyataannya, kita dihadapkan pada kondisi dimana pencocokan tidak hanya terjadi pada one to one, tetapi juga one to many. Selain itu, dalam kasus pencocokan pria dan wanita pada Algoritma Gale-Shapley. Setiap pria dan wanita harus menetapkan urutan ketertarikan terhadap pasangan lain yang berbeda jenis dengan asumsi bahwa setiap pria dan wanita akan bahagia bila dicocokkan dengan pria dan wanita lain yang kurang disukai daripada tidak mendapatkan pasangan sama sekali. Dalam perkembangannya, Algoritma Gale-Shapley diperbaharui sehingga kedua masalah diatas dapat diatasi dan penerapannya lebih sesuai dengan keadaan pencocokan di dunia nyata.

2.5. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian-penelitian yang relevan terhadap penelitian ini adalah: 1. Andreas Handojo, Djoni H. Setiabudi dan Rachma Yunita(2003),

Pembuatan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses Kenaikan Jabatan Dan Perencanaan Karir Pada PT. X, Hasil

penelitian, Informasi-informasi yang berhubungan dengan karyawan maupun jabatan dapat dapat disimpan dalam suatu database

sehingga jika suatu saat diperlukan untuk prosess profile matching .

Dengan software profile matching dapat membantu proses pencarian karyawan yang sesuai dengan jabatan yang lowong 2. Arief Soma Darmawan(2012), Pemilihan Beasiswa Bagi Mahasiswa

SMIK WIDYA PRATAMA dengan Metode Profile Matching,

Men: Brian proposes to Susan Women: Susan accepts Brian’s proposal Now we have five stable couples. Joe Sarah

Brian Susan George Dianne

(9)

merekomendasikan sebuah keputusan.

Gambar

Tabel 1. Women Preferences
Gambar 1. Putaran Pertama Algoritma Gale-Shapley (Ivan Bong, 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja karyawan CV.Setia Utama, dimana dalam penelitian ini diketahui bagaimana karyawan dapat bekerja dengan baik

Maka secara otomatis larangan pungutan bea masuk impor terhadap umat Islam menjadi tidak berdasar dan tak ada landasan dalil yang mendukung dalam hal ini sehingga negara

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja karyawan CV.Setia Utama, dimana dalam penelitian ini diketahui bagaimana karyawan dapat bekerja dengan baik

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menerapkan intonasi yang baik pada praktek keilmuan yang mendukung

More precisely, the claim that all actions are cognitively repre- sented and selected in terms of their effects (e.g., Hommel et al., 2001 ) and the findings that action knowledge

Scanned by CamScanner... Scanned

britis endorser berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa selebritis endorser berpengaruh signifi- kan terhadap