• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi belajar transfer belajar dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Psikologi belajar transfer belajar dan "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI UMUM

(2)

A. DEFINISI BELAJAR

Secara umum belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk sikap,kebiasaan,pemahaman,keterampilan,daya pikir dan kemampuan kemampuan yang lain. Dapat disimpulkan juga bahwa belajar merupakan semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Berikut merupakan pengertian belajar menurut para ahli :

1. Notoatmodjo

Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. 2. Winkel

Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengelolaan

pemahaman.

3. Ernest R. Hilgard (Sumardi Suryabrata,1984:252)

Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen,tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan,sakit,mabuk,dan sebagainya.

4. Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning1997

Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

5. Edward Lee Thorndike

Belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus adalah energy yang menghasilkan respon pada organ penginderaan,sedangkan respon adalah tingkah laku yang muncul dikarenakan adanya stimulus.

B. HUKUM BELAJAR

Thorndike lahir pada tahun 1874 di Williamsburg,Massachusetts,putra kedua dari seorang pendeta Methodis. Beliau lulus S1 dari Universitas Wesleyan tahun 1895,S2 dari Harvard tahun 1896 dan meraih gelar Doktor di Columbia tahun1898.

Teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike disebut dengan teori belajar koneksionisme. Thorndike juga menggambarkan proses belajar sebagai proses pemecahan masalah atau problem solving. Dalam penyelidikannya tentang proses belajar,pelajar harus diberi persoalan,dalam hal ini Thorndike melakukan eksperimen dengan sebuah puzzle box.

Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop didalam sangkar disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial and Error. Atas dasar percobaannya Thorndike menemukan hukum hukum belajar yaitu :

(3)

Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat. Ada beberapa kondisi yang akan muncul pada hukum kesiapan ini,diantaranya:

a) Jika individu siap untuk bertindak dan mau melakukannya maka ia akan merasa puas.

b) Jika individu siap untuk bertindak tetapi ia tidak mau melakukannya maka timbullah rasa ketidakpuasan.

c) Jika belum ada kecenderungan bertindak namun ia dipaksa melakukannya maka jika hal itu dilakukan akan timbul rasa jengkel dari dalam hatinya.

Sebagai contoh adalah seorang murid yang sudah siap ujian tetapi ternyata ujiannya diundur minggu depan,maka hal ini akan menyebabkan adanya penurunan dalam belajar untuk mempersiapkan ujian minggu depan. Karena seperti prinsip hukum kesiapan bahwa ketika individu siap untuk melakukan suatu tindakan tetapi tidak dilakukan maka akan menjengkelkan.

2. Hukum Latihan (Law of Exercise)

Hukum latihan akan menyebabkan makin kuat atau makin lemah hubungan S-R. Hukum latihan mengandung dua hal:

a) The Law of Use : hubungan atau koneksi koneksi akan menjadi bertambah kuat jika ada latihan antara situasi yang menstimulasi dengan suatu respons.

b) The Law of Disuse : hubungan atau koneksi akan menjadi bertambah lemah atau terlupa kalau latihan dihentikan karena sifatnya yang melemahkan hubungan tersebut.

Sebagai contoh adalah seorang MC yang belajar untuk memandu acara dengan berlatih di depan cermin baru kemudian di depan audience sehingga dapat memandu acara dengan baik.

3. Hukum Efek (Law of Effect)

Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila keadaan menyenangkan (satisfying state of affairs) dan cenderung diperlemah jika keadaan menjengkelkan (annoying state of affairs). Rumusan tingkat hukum efek adalah bahwa suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi. Contohnya ketika seorang mahasiswa belajar materi sebelum kuis dan mendapatkan nilai baik maka dia akan cenderung belajar dahulu sebelum kuis. Tetapi suatu ketika mahasiwa itu belajar sebelum kuis dan mendapatkan hasil jelek maka ketika ada kuis mata kuliah yang sama mahasiswa tersebut malas belajar.

(4)

C. PROSES BELAJAR

Jika membicarakan tentang strategi pengajaran maka kita tidak akan bisa lepas dari unsur unsur sebuah pembelajaran. Adalah Martha Kaufeldt (2008) dalam buku Teachers,Change Your Bait! Brain-Compatible Differentiated Instruction yang diterbitkan oleh Crown House Publishing Company LL.C. USA,merumuskan 6 unsur dalam sebuah proses pembelajaran yaitu lingkungan fisik,lingkungan sosial,penyajian oleh guru,konten atau materi pembelajaran,proses

pembelajaran,produk produk pembelajaran. Martha menyarankan dalam menentukan strategi pengajaran,seorang guru harus memperhatikan 6 unsur ini dengan baik dan mempertimbangkan keserasiannya dengan otak siswa. Strategi pengajaran terbaik tidak akan dapat memberikan hasil yang optimal apabila diterapkan dalam lingkungan yang berlawanan dengan prinsip prinsip cara otak siswa bekerja. Karena itu,seorang guru seharusnya memikirkan pengajaran yang berbeda sebagai sebuah unsur yang sangat penting agar harmonis dengan otak. Hal ini berkaitan dengan uniknya setiap individu siswa,sehingga guru akan semakin dapat merancang pembelajaran dan lingkungan belajar yang sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku. Berikut aplikasi teori enam unsur proses pembelajaran yang dapat diterapkan

1. Lingkungan Fisik

 Mempertimbangkan bagaimana dampak dampak yang akan muncul oleh adanya

rangsangan lingkungan terhadap otak dan fisik siswa.

 Membuat pengubahan tempat duduk dalam ruang kelas agar dapat mengakomodasi pilihan pilihan yang diinginkan oleh siswa.

 Mengkaji kemungkinan kemungkinan penggunaan tempat belajar(sumber

belajar)lainnya selain dalam ruang kelas

2. Lingkungan Sosial

 Mantapkan perasaan memiliki diantara siswa dan perasaan diikutsertakan dalam

kelompok kelompok belajar.

 Buatlah pengaturan terlebih dahulu sebelum proses belajar dimulai. Misal

membentuk pasangan atau kelompok belajar. Ini dapat membantu kemungkinan stress pada siswa dan tentu saja lebih menghemat waktu.

 Kenalilah kelompok kelompok belajar yang terbentuk secara natural di dalam

kelas. Karena dapat membantu guru mengajar ulang atau mengelompokkan siswa berdasarkan minatnya.

3. Penyajian Pembelajaran

 Gunakanlah hal hal baru yang dapat menarik perhatian siswa. Sebagai contoh dalam menyampaikan materi diselingi humor atau dikaitkan dengan hal yang sedang ngetren.

 Membuat koneksi antara konsep dan keterampilan baru dengan kehidupan

(5)

 Menyajikan materi pembelajaran dengan sebuah

proyek,percobaan,eksperimen,atau pemanfaatan IT

4. Konten atau Materi Pembelajaran

 Perhatikan unsur isi materi ,relevansi(keterkaitan) dan manfaat dalam proses

pembelajaran dengan tujuan memotivasi peserta didik.

 Membuat siswa terpikat dengan materi ajar. Caranya dengan mengajarkan suatu

wilayah spesifik secara mendalam.

 Menyesuaikan materi ajar dengan perbedaan tingkatan dan kesiapan antara satu siswa dengan siswa lain.

5. Proses Pembelajaran

 Di dalam proses pembelajaran masukkan beragam kegiatan dan refleksi agar terbangun ingatan jangka panjang.

 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mereka menyampaikan

pemahamannya

 Memanfaatkan sumber teknologi yang ada untuk pengumpulan beragam

informasi untuk mengintegrasikan pemahaman siswa.

6. Produk Produk Pembelajaran

 Merancang proyek sehingga memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan

pemahamannya melalui pencapaian pencapaian nyata.

 Memberikan tugas atau pertanyaan pada level yang lebih tinggi (higher order thinking)

 Merancang beragam tes bagi siswa untuk menunjukkan seberapa dalam

pemahaman mereka akan suatu konten pembelajaran.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar menurut Munadi (Rusman,2012:124)

1. Faktor Internal

 Faktor fisiologis seperti kesehatan yang prima,tubuh tidak capek,tidak dalam

keadaan cacat jasmani,dll

 Faktor psikologis seperti intelegensi,minat,bakat,dan daya nalar peserta didik.

2. Faktor Eksternal

 Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan fisik contohnya suhu udara. Meliputi

lingkungan sosial contohnya relasi dengan teman kelas,relasi dengan keluarga dan masyarakat.

(6)

D. KAJIAN PEMBELAJARAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM

Menurut Zahara Idris(1987) sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen komponen atau elemen elemen atau unsur unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur,tidak secara acak yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil.

Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan no.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ini berarti bahwa pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi antara dua pihak yaitu pihak yang mengajar dengan pihak yang belajar.

Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar(teaching) dan proses mengajar (learning). Penekanannya pada perpaduan antara keduanya yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu sistem sehingga dalam sistem belajar ini terdapat komponen. Diantaranya:

 Tujuan pembelajaran

 Peserta didik

 Pendidik

 Materi pembelajaran  Pendekatan atau metode

 Media atau alat

 Sumber belajar  Evaluasi

Semua komponen dalam sistem pembelajaran saling berhubungan dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya proses belajar dapat terselenggara secara lancer ,efisien,dan efektif berkat adanya interaksi yang positif ,konstruktif dan produktif antara berbagai komponen yang terkandung di dalam sebuah sistem belajar tesebut.

E. KESIMPULAN

Belajar adalah adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara pelajar dengan

lingkungannya baik itu kepada pengajar,teman teman,media pembelajaran,atau sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri ciri lainnya dari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen

komponen sebagai berikut: tujuan pembelajaran,peserta didik,pendidik,materi belajar,metode belajar,sumber belajar serta evaluasi. Semua komponen tersebut saling terkait atau

berhubungan untuk mewujudkan proses belajar yang efektif dan efisien. Komponen komponen pembelajaran tersebut sebagai suatu sistem yang utuh dan saling mendukung satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Dibandingkan dengan nilai estimasi perbaikan genetik untuk jenis hewan air berkisar 10-20% (Gjedrem, cit Ponzoni et al ., 2005) yang diperoleh menggunakan metode seleksi

Hasil pemisahan dari kedua ekstrak menunjukkan bahwa eluen etil asetat: air: asam format (18:1:1) mampu memisahkan ekstrak pekat dengan baik karena menghasilkan

Dari fenomena diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “hubungan antara status gizi dan stres dengan gangguan siklus menstruasi pada Mahasiswi

ADE SYAHPUTRA L 4 Akademi Kebidanan Pamenang KQD Musabaqah Khaththil Qur'an Golongan Dekorasi 151302043 MELI PUSPITA PAMOLASARI P 5 Institut Seni Indonesia

Dari hasil penelitian ini diharapkan penggunaan limbah pasir terak tanur tinggi dapat bekerja seperti jika limbah ini dijadikan sebagai bahan tambah pada beton segar yaitu

Jadi dapat disimpulkan, bahwa pengadaan barang yang dilakukan pada departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama diawali dengan mengidentifikasi

Studi yang dilakukan Abimanyu, Arti D Adji, Denni Puspa Purbasari dan Hengki Purwoto (1997) mengenai Deregulasi Perdagangan dan Perekonomian Makro Indonesia, menunjukkan bahwa

Selain orang tua dan masyarakat, kita semua insan-insan pendidik, khususnya para guru agama katolik di sekolah yang dipanggil secara khusus untuk bertanggungjawab