• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Sarana Prasarana Di SMP Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal Tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Sarana Prasarana Di SMP Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal Tahun 2014/2015"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

45

BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1

Gambaran Subyek/Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Limbangan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah, sekolah ini merupakan sekolah yang secara geografis terletak di ibukota kecamatan dan dapat di capai dengan kendaraan umum dari daerah-daerah disekitarnya.

(2)

NPSN 20321904 serta NSS 201032406042, terakreditasi A.

Kondisi saat ini, gedung SMPN 1 Limbangan sangat representatif untuk belajar, dengan ruangan belajar yang berjumlah 15 ruang kelas yang berukuran 7 x 9 m, 2 ruang laboratorium IPA yang berukuran 15 x 8 m, 2 ruang perpustakaan dengan ukuran 15 x 8 m dan 12 x 7 m, ruang computer berukuran 8 x 9 m, ruang multimedia berukuran 8 x 12 m, ruang karawitan dan pedalangan berukuran 8 x 10 m, ruang bimbingan dan konseling berukuran 3,5 x 5 m, ruang koperasi siswa 3,5 x 5 m, 4 ruang kantin, 5 kamar mandi/WC siswa, 2 kamar mandi/WC guru, gedung perkantoran, dapur, Masjid dengan kapasitas 700 orang, tempat wudhu sejumlah 40 kran, rumah penjaga, lapangan upacara, tempat bermain, lapangan dan panggung pementasan, lapangan olahraga bola basket, bola voli, dan foot sal. Lokasi tersebut dibagi menjadi 3 blok, yaitu blok atas, blok tengah dan blok bawah. Blok atas berada disebelah paling timur terdiri dari 9 ruang belajar, 1 ruang bimbingan dan konseling, 1 ruang koperasi siswa, 4 ruang kantin siswa, 8 ruang kamar mandi/WC untuk siswa, 2 ruang ganti, panggung pementasan dan lapangan dengan rumput hijau seluas + 600 m2. Blok ini disebut blok atas karena tanahnya agak tinggi alias berundak dengan ketinggian + 3 meter dari blok paling bawah (sebelah barat).

(3)

difungsikan sebagai ruang kelas , ruang gudang, taman dan ruang multi media. Blok ini berada dibawah + 1 meter dari blok atas. Ruangan belajar pada blok ini hanya 3 kelas itupun pengalihan fungsi dari ruang perpustakaan dan ruang laboratorium IPA dan terkesan terpencil di antara ruang kelas lainnya.

Blok bawah terdiri 6 ruangan kelas untuk belajar, 1 ruang Osis, 4 kamar mandi siswa, Laboratorium komputer, Laboratorium IPA, rumah penjaga, tempat wudhu + 30 buah dan panggung terbuka yang menyatu dengan taman. Blok ini berada dibawah + 1 meter dari blok tengah.

Di bawah blok bawah masih ada bangunan lagi, tetapi peruntukannya bukan tempat belajar. Ruangan-ruangan ini digunakan sebagai sarana penunjang kegiatan belajar-mengajar dan perkantoran di SMP Negeri 1 Limbangan. Bangunan ini terdiri dari Masjid untuk tempat ibadah dengan ukuran 15 x 15 meter, tempat wudhu sebanyak 10, perpustakaan, hall, ruang TU, ruang kaur kurikulum,ruang kepala sekolah, ruang guru, kamar mandi/WC guru, ruang foto copy, gudang sarana olah raga, ruang UKS, dapur dan di atas dapur ada ruang komite sekolah.

Di depan ruang perkantoran ada lapangan dengan rumput hijau untuk kegiatan upacara bendera dan olah raga siswa, dan tempat parkir, dibawahnya ada lapangan basket dan 2 lapangan bola voli yang bersebelahan dengan jalan masuk dan pos satpam.

(4)

untuk tenaga kependidikan sejumlah 10 orang yang bertugas sebagai staf Tata Usaha, Petugas SATPAM dan petugas kebersihan.

Visi SMP Negeri 1 Limbangan adalah “Unggul dalam Prestasi Berkarakter Kebangsaan dengan

dasar Iman dan Taqwa”. Dengan indikator visi sebagai berikut:

1. Unggul dalam prestasi akademik.

2. Unggul dalam prestasi olah raga. 3. Unggul dalam prestasi seni budaya.

4. Unggul dalam prestasi keterampilan/prakarya. 5. Terwujudnya kehidupan beragama yang

harmonis.

6. Terwujudnya masyarakat sekolah yang humanis.

7. Terwujudnya masyarakat sekolah yang gemar membaca.

8. Terwujudnya lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan kondusif.

4.2

Pelaksanaan Penelitian

(5)

kepala Laboratorium, kepala perpustakaan dan kepala tata usaha untuk memperoleh data dokumentasi.

4.3

Hasil Penelitian

4.3.1Diskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini mengevaluasi manajemen sarana prasarana di SMP Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal Tahun 2014/2015 yang ditinjau dari unsur konteks, unsur masukan, unsur proses dan unsur hasil.

4.3.1.1 Unsur Konteks

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah diketahui bahwa latar belakang manajemen sarana prasarana disesuaikan dengan visi dan misi sekolah yang disepakati oleh semua warga sekolah termasuk komite dan instansi terkait. Sarana prasarana memang sangat dibutuhkan sebagi factor penunjang dalam merealisasikan visi, misi dan tujuan sekolah. Pendapat tersebut diperkuat oleh Waka II yang menyatakan bahwa untuk mencapai visi, misi dan tujuan sekolah dalam proses belajar mengajar factor pendukung keberhasilan pembelajaran adalah tersedianya sarana prasarana yang memadai dan siap pakai.

(6)

pendidikan untuk membantu peserta didik dalam meraih prestasi belajar.

Kebijakan manajemen sekolah yang berkaitan dengan sarana prasarana dituangkan dengan membentuk Tim Pengembang Sekolah yang mendiskripsikan 8 standar pendidikan melalui rapat dinas dan sosialisasi, salah satunya mengenai standar sarana prasarana. Kepala Sekolah membentuk tim penyusun Rencana Kegiatan Jangka Menengah (RKJM) 4 tahunan, Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Komite sekolah sangat mendukung manajemen sarana prasarana dengan dimintai pertimbangan dalam menyusun anggaran dan membantu mencarikan sumber dana pengadaan dan perawatan sarana dan prasarana sekolah.

Tim pengembang yang dalam hal ini dilaksanakan oleh pembantu kepala sekolah bagian sarana prasarana bertugas mendiskripsikan kebutuhan sarana prasarana sekolah dengan melihat laporan tahun 2013/2014 dan daftar isian kebutuhan sarana prasarana yang disampaikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan. Dari diskripsi tersebut didapat kebutuhan saran prasarana sekolah tahun 2014/2015.

(7)

Berdasarkan hasil observasi dan studi dokumen RKJM dan RKT dapat diketahui bahwa jumlah ruang kelas adalah 15 ruang sedangkan jumlah rombongan belajarnya 18 rombel, sehingga masih kekurangan 3 ruang kelas. Demikian pula dengan rasio kamar mandi/WC siswa masih sangat kurang. Menurut Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang standar sarana prasarana pendidikan bahwa “rasio jamban untuk tingkat SMP/MTs adalah minimum 1unit jamban untuk 40 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk 30 peserta didik wanita”. Sementara di SMP N 1 Limbangan tahun pelajaran 2014/2015 jumlah peserta didiknya 574 anak sedangkan KM/WC siswanya hanya 5 ruang sehingga perlu ditambah ± 12 ruang KM/WC siswa. Dari data di RKJM tahun 2013/2017 diketahui keterbatasan kemampuan orang tua yang sebagian besar berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah, mengharuskan sekolah melakukan efisiensi dalam memanfaatkan anggaran yang ada untuk mencapai hasil yang maksimal. Meskipun demikian SMP Negeri 1 Limbangan melakukan peningkatan efektifitas dan efisiensi, hal ini terlihat dari sarana dan prasarana yang ada masih belum memenuhi pada: 1.Kurang lengkapnya peralatan TIK sebagai penunjang

pembelajaran mapel non TIK.

2.Lab IPA belum memenuhi standar, ruang komite yang belum ada, dan saat ini tidak ada ruang aula karena dipergunakan untuk ruang kelas.

3.Ruang Kelas masih kurang 3 ruang kelas

(8)

5.Ruang Perpustakaan, dan Ruang Guru belum memenuhi standar.

6.WC siswa.dll

Hasil wawancara dengan komite sekolah, orang tua peserta didik, guru dan tenaga kependidikan menyatakan bahwa masyarakat ikut partisipasi dalam pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sekolah melalui sumbangan komite sekolah sebagai salah satu sumber pendanaan dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah, meskipun kemampuan ekonomi orang tua peserta didik rata-rata pada posisi menengah kebawah. Dari RKAS 2014/2015 diperoleh data bahwa sumbangan komite mencukupi 60 % dana pengadaan kebutuhan sarana prasarana sekolah.

4.3.1.2 Unsur Masukan

Pada unsur masukan diperoleh data tentang:

1)Kesiapan sumber daya manusia,

(9)

dan 2 orang petugas kebersihan. Sehingga sarana prasarana yang ada kurang terurus yang menimbulkan kesulitan pada saat akan dimanfaatkan.

2)Skala prioritas

(10)

Pendapat tersebut sesuai dengan data yang diperoleh dari Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2014/2015 yang menyatakan bahwa pada tahun pelajarn 2014/2015 sekolah berencana melengkapi sarana prasarana sebagai berikut:

a. Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru

b. Rehabilitasi 4 ruang kelas 8A, 8B, 8C, dan 7D.

c. Pengadaan WC siswa sebanyak 10

d. Pengadaan LCD proyektor, layar LCD untuk tiap

kelas.

e. Pengadaan alat Olah Raga secara rutin

f. Perbaikan lapangan lompat jauh

g. Pengadaan tong sampah tiap kelas

h. Pengadaan mesin potong rumput

i. Pengadaan Handycam untuk pembuatan CD

pembelajaran.

j. Perbaikan taman sekolah wilayah tengah dan belakang.

k. Perlengkapan Perpustakaan dan lain lain

l. Komputer/Laptop

m. Perluasan/Pembangunan Ruang Bimbingan dan Konseling

3)Pendanaan

(11)

jauh dan pengadaan alat kebersihan (mesin potong rumput, gerobag sampah). Sedangkan dari informan yang lain didapatkan informasi bahwa pendanaan pengadaan sarana prasarana sekolah setiap tahun selalu dianggarkan dengan jumlah anggaran berkisar 25% sampai dengan 40% dari anggaran sekolah.

4)Strategi

Hasil wawancara mendalam dengan kepala sekolah yang ditegaskan oleh bagian sarana prasarana sekolah dan Waka II menyatakan bahwa strategi yang dilakukan dalam pemenuhan sarana prasarana sekolah pada tahun 2014/2015 ini adalah: Pertama, sekolah menyusun anggaran sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua, mengajukan anggaran untuk disetujui komite sekolah yang kemudian bersama komite sekolah memilah mana pengadaan yang bisa dicukupi dari sumber dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), mana pengadaan yang didanai dari sumber dana komite dan mana pengadaan yang dimintakan sumbangan dari pemerintah maupun pihak ketiga.

4.3.1.3 Unsur Proses

(12)

sekolah melalui rapat dinas bulanan maupun dalam brifing – brifing mingguan.

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan, hasil observasi dan studi dokumen yang ada dapat diketahui bahwa kegiatan pengadaan sarana prasarana yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru

b. Rehabilitasi 4 ruang kelas 8A, 8B, 8C, dan 7D.

c. Pengadaan WC siswa sebanyak 10

d. Pengadaan LCD proyektor, layar LCD untuk tiap kelas.

e. Pengadaan alat Olah Raga secara rutin

f. Perbaikan lapangan lompat jauh

g. Pengadaan tong sampah tiap kelas

h. Pengadaan mesin potong rumput

i. Pengadaan Handycam untuk pembuatan CD pembelajaran.

j. Perbaikan taman sekolah wilayah tengah dan

belakang.

k. Perlengkapan Perpustakaan dan lain lain

l. Komputer/Laptop

m. Perluasan/Pembangunan Ruang Bimbingan dan

Konseling

(13)

Tabel 4.1

2015 Tim Belanja Barang

6.

dan Maret 2015 Tim Belanja Barang

8.

Handycam untuk

pembuatan CD pembelajaran

Mei 2015 Tim Belanja Barang

9.

Pengadaan alat

Drum Band

Sekolah

Mei 2015 Tim Belanja Barang

10.

Perpustakaan April 2015 Tim Belanja Barang

12. Komputer/Lapt

op September 2014 Tim Belanja Barang

(14)

bangunan Ruang

Bimbingan dan Konseling

2015 Pembangunan

Sekolah

Sumber: Program Kerja Kaur Sarpras 2014/2015, diolah

Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen dapat diketahui bahwa untuk pelaksanaan program tersebut dananya berasal dari 3 sumber. Pertama, pembangunan dan pengadaan dengan sumber dana dari pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang pelaksanaannya secara swakelola dan droping. Pada bagian ini hambatannya adalah ketergantungan manajemen sekolah terhadap kebijakan pemerintah dalam mengucurkan bantuan. Sehingga hanya bisa menunggu datangnya bantuan setelah mengajukan proposal bantuan. Kedua, Pembangunan dan pengadaan yang sumber dananya berasal dari pihak ketiga. Kesulitan yang dialami adalah bahwa pihak sekolah tidak memiliki tenaga yang dapat menarik pihak ketiga untuk membantu pendanaan dalam kegiatan pendidikan. Ketiga, Pembangunan dan pengadaan yang sumber dananya berasal dari sumbangan komite sekolah terhambat dengan kondisi ekonomi orang tua peserta didik yang sebagian masih berada dalam kondisi pra sejahtera sehinggga dana yang digalang dari partisipasi orang tua peserta didik belum dapat optimal.

4.3.1.4 Unsur Hasil

(15)

kesiapan segala hal (input) yang diperlukan untuk berlangsungnya manajemen sarana prasarana. Hasil dari manajemen sarana prasarana yang efektif dan efisien merupakan indikator manajemen sarana prasarana yang akan berimbas pada kualitas pembelajaran sehingga dapat menciptakan sekolah yang berkualitas.

Dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumen diperoleh data sebagai berikut:

1) Inventarisasi

(16)

inventaris ruangan tidak sesuai dengan barang – barang yang ada di ruangan tersebut. Keteledoran tersebut berakibat pada ketidaksiapan sarana ketika akan dimanfaatkan untuk proses pembelajaran. Kekurang telitian tersebut juga berakibat pada analisis kebutuhan akan sarana dan prasarana setiap tahunnya. Menurut waka II bahwa kendala yang dihadapi pada proses inventarisasi adalah petugas penanggungjawab sarana prasarana harus membagi waktu dan tenaga untuk tugas sebagai pendidik dan sebagai pengelola sarana dan prasarana sekolah demikian juga dengan staf yang membantu pengelolaan sarana dan prasarana sekolah juga harus membagi waktu dan tenaga sebagai pengurus laboratorium IPA dan sebagai pengelola sarana prasarana. Hal ini terjadi karena sekolah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk memberikan gaji kepada pengelola sarana dan prasarana sekolah.

2)Pemeliharaan

(17)

membutuhkan pemeliharaan mendadak karena sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran maupun sarana penunjang pembelajaran.

Wakil Kepala Sekolah II bagian humas dan sarana prasarana menyatakan bahwa sumber dana yang terbatas dan bantuan pemerintah yang terkendala regulasi kebijakan mengharuskan SMP Negeri 1 Limbangan untuk menjaga efisiensi dalam pemeliharaan sarana prasarana sekolah. Adakalanya jadwal pemeliharaan tidak dapat dilaksanakan karena ketersediaan dana yang tidak mencukupi.

Hasil wawancara dengan Kaur Sarana Prasarana menyatakan bahwa semestinya pemeliharaan sarana prasarana dapat dimulai dari pemakaian dengan cara yang hati-hati terutama dalam pemakaian sarana laboratorium. Sementara sekolah belum memiliki pengelola khusus yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis sarana prasarana sekolah. Kalaupun akan mengangkat petugas khusus, sekolah kesulitan dana dalam penggajiannya.

3)Pemanfaatan

(18)

internet. Menurut pengelola sarana prasarana sekolah bahwa belum adanya aturan yang dikeluarkan sekolah dalam pemakaian sarana yang ada, sehingga sering terjadi guru atau tenaga kependidikan pada saat akan menggunakan sarana sekolah sebagai sarana pembelajaran barangnya tidak ada dan tidak diketahui siapa yang menggunakannya. Hal ini terjadi karena tidak ada petugas khusus pengelola sarana dan tidak disediakan buku peminjaman barang. Kadang juga terjadi pemakai sarana setelah selesai tidak mengembalikan lagi ke gudang penyimpanan sehingga orang lain yang akan memakai kesulitan mencari sarana tersebut. Menurut guru yang lain pemanfaatan sarana dan prasrana pembelajaran sangat mendukung pencapaian hasil belajar peserta didik, bahkan pada kegiatan ektakurikuler olahraga dan seni ketersediaan sarana mampu menghasilkan prestasi dalam bidang olahraga dan kesenian di tingkat kabupaten maupun propinsi. Hal ini lebih dikarenakan kemampuan guru dalam memanfaatkan sarana yang tersedia.

4)Penghapusan

(19)

penghapusan sarana prasarana sekolah. Hal ini dikarenakan sarana dan prasarana yang ada dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan didaya gunakan secara optimal.

4.3.2Hasil Analisis

Hasil penelitian yang sudah didiskripsikan secara kualitatif kemudian akan dianalisis menggunakan model evaluasi CIPP guna menjawab rumusan masalah.

4.3.2.1 Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks merupakan latar belakang atau situasi lingkungan yang mempengaruhi tujuan dan strategi yang dikembangkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan strudi dokumen ditemukan fakta bahwa manajemen sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Limbangan ditinjau dari evaluasi konteks dilatar belakangi oleh visi, misi, dan ujuan sekolah. Untuk dapat mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah diperlukan pendukung yang berupa sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Kepala sekolah dan komite sekolah memiliki komitmen yang kuat untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang tercapainya visi, misi, dan tujuan sekolah.

(20)

4.3.2.2 Evaluasi Masukan

Evaluasi masukan mencakup kesiapan sumber daya manusia, skala prioritas, pendanaan dan strategi yang disiapkan manajemen sarana prasarana sekolah. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, ditemukan fakta bahwa manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Limbangan ditinjau dari komponen evaluasi masukan adalah sebagai berikut:

1)Kesiapan suber daya manusia

Masih belum memiliki pengelola sarana prasarana yang khusus dengan latar belakang pendidikan/keahlian pengelola sarana prasarana, hanya mengoptimalkan guru dan tenaga kependidikan yang ada sehinga pengelolaan sarana prasarananya kurang optimal.

2) Skala prioritas

Pada tahun 2014/2015 SMP Negeri 1 Limbangan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan:

a. Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru

b.Rehabilitasi 4 ruang kelas 8A, 8B, 8C, dan 7D.

c. Pengadaan WC siswa sebanyak 10

d.Pengadaan LCD proyektor, layar LCD untuk tiap

kelas.

e. Pengadaan alat Olah Raga secara rutin

f. Perbaikan lapangan lompat jauh

g. Pengadaan tong sampah tiap kelas

h.Pengadaan mesin potong rumput

i. Pengadaan Handycam untuk pembuatan CD

pembelajaran.

j. Perbaikan taman sekolah wilayah tengah dan

(21)

k.Perlengkapan Perpustakaan dan lain lain

l. Komputer/Laptop

m.Perluasan/Pembangunan Ruang Bimbingan dan

Konseling

3)Pendanaan

Berasal dari tiga sumber, yaitu pemerintah lewat dana alokasi khusus (DAK) dan bantuan operasional sekolah (BOS), sumbangan komite sekolah dan dari alumni. Dari DAK untuk pembangunan 3 ruang kelas baru dan rehabilitasi 4 ruang kelas rusak. Dana BOS hanya dapat digunakan untuk perawatan ringan dan pengadaan alat – alat pembelajaran. Sumbangan komite digunakan untuk pembangunan kamar mandi/WC siswa, perbaikan taman sekolah, perbaikan lapangan olahraga, dan pengadaan alat kebersihan. Sumbangan dari alumni dan masyarakat dimanfaatkan untuk pengadaan karpet masjid dan perlengkapan perpustakaan.

4)Strategi

Dilakukan penyusunan kebutuhan sesuai dengan skala prioritas kebutuhan, membahas pendanaan dan rencana pengadaan/perawatan dengan komite sekolah mana-mana pengadaan/perawatan yang dipenuhi dengan sumber dana dari DAK dan BOS, mana pengadaan/[perawaan yang dipenuhi dengan sumber dana sumbangan komite dan pihak ketiga atau masyarakat.

4.3.2.3 Evaluasi Proses

(22)

meliputi perencanaan pengadaan sarana prasarana, penanggungjawab pengadaan/perawatan/rehabilitasi, jadwal pelaksanaan program, evaluasi tantangan dan hambatan serta solusinya.

Hasil wawancaran, observasi dan studi dokumen menunjukkan fakta sebagai berikut:

1)Perencanaan

Hasil dari diskripsi kebutuhan sarana dan prasarana yang kemudian di skala prioritas berdasarkan prioritas kebutuhan direncanakan:

a. Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru

b.Rehabilitasi 4 ruang kelas 8A, 8B, 8C, dan 7D.

c. Pengadaan WC siswa sebanyak 10

d.Pengadaan LCD proyektor, layar LCD untuk tiap

kelas.

e. Pengadaan alat Olah Raga secara rutin

f. Perbaikan lapangan lompat jauh

g. Pengadaan tong sampah tiap kelas

h.Pengadaan mesin potong rumput

i. Pengadaan Handycam untuk pembuatan CD

pembelajaran.

j. Perbaikan taman sekolah wilayah tengah dan

belakang.

k.Perlengkapan Perpustakaan dan lain lain

l. Komputer/Laptop

m.Perluasan/Pembangunan Ruang Bimbingan dan

Konseling

2)Penanggung jawab

(23)

adalah tim belanaja barang dan tim pemeriksa barang. Masing – masing penanggungjawab diberi target waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya seperti yang tercantum dalam table 4.1

3)Pelaksanaan

Pelaksanaan pengadaan/rehabilitasi/perawatan sarana prasarana didanai dari 3 sumber, yakni pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dilaksanakan secara swakelola atupun droping. Swakelola hambatannya dana yang dikeluarkan pemerintah tidak tentu waktunya sehingga menyulitkan P2S dalam melaksanakan swakelola. Sedangkan bantuan DAK dengan sistem droping, sarana prasarana yang diterima sekolah kadang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah atau mutunya sangat rendah. Sumber dana dari pihak ketiga dalam hal ini adalah alumni, kesulitan yang dialami adalah tidak adanya tenaga dari pihak sekolah yang memiliki kemampuan dalam menarik alumni untuk ikut membantu pendanaan pengadaan sarana prasarana sekolah. Sumber dana dari komite sekolah terhambat dengan kondisi ekonomi orang tua siswa dan batasan dari pemerintah dalam hal ini peraturan bupati yang melarang manajemen sekolah menarik sumbangan dari orang tua siswa lebih dari Rp 900.000,-, hal ini menyebabkan partisipasi orang tua peserta didik dalam hal pendanaan sekolah kurang optimal.

4.3.2.4 Evaluasi Hasil

(24)

berhasil dikumpulkan peneliti, ditemukan fakta bahwa manajemen sarana prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal dari unsur hasil meliputi:

1)Inventarisasi

Ada tiga proses inventarisasi yaitu: pencatatan, pemberian kode dan pelaporan. Kegiatan tersebut sudah dilakukan di SMP Negeri 1 Limbangan, namun masih ditemukan kekurangtelitian petugas pengelola sarana dan prasarana sekolah sehingga ada beberapa sarana yang tidak terinventarisir atau ada barang yang tercatat di buku inventaris tetapi barangnya tidak tahu kemana. Akibat dari kekurangtelitian petugas menyebabkan ketidaksiapan sarana prasarana pada saat akan dimanfaatkan pada proses pembelajaran, sehingga prsoses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik yang berimbas pada hasil belajar peserta didik kurang maksimal.

2)Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan secara rutin, berkala dan insidental. pemeliharaan secara rutin dilakukan setahun dua kali yaitu pada bulan Desember dan bulan Juli. Pemeliharaan berkala dilakukan sesuai dengan tingkat ketahanan masing–masing sarana prasarana sekolah. Sedangkan pemeliharaan insidental dilakukan pada sarana prasarana sekolah yang memerlukan pemeliharaan mendadak karena sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran maupun penunjang pembelajaran.

(25)

prasarana sekolah terutama sarana laboratorium harus secara hati – hati dan sesuai dengan petunjuk pemanfaatan yang ada dalam masing – masing sarana.

3)Pemanfaatan

Pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah yang efektif sesuai dengan aturan penggunaan yang ada dalam masing-masing sarana dapat menambah efisiensi pemanfaatan sarana tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan adanya beberapa guru yang belum dapat memanfaatkan sarana sesuai dengan aturan penggunaannya khususnya sarana yang berkaitan dengan TIK, contohnya penggunaan LCD Proyektor, dan pemanfaatan internet.

Di SMP Negeri 1 Limbangan ini juga belum ada aturan tentang pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, belum disediakan buku peminjaman sarana sekolah, juga belum memiliki petugas khusus yang mengurusi sarana sekolah.

4)Penghapusan

Dari data yang dikumpulkan peneliti bahwa di SMP Negeri 1 Limbangan ini belum pernah mengusulkan penghapusan sarana dan prasarana sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah berusaha memanfaatkan sarana prasarana yang ada sebaik-baiknya dan didayagunakan secara optimal.

4.4

Pembahasan

(26)

4.4.1 Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks ini merupakan situasi atau latar belakang yang mempengaruhi tujuan dan strategi yang dikembangkan. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan ditemukan fakta bahwa manajemen sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Limbangan ditinjau dari evaluasi konteks dilatar belakangi oleh visi, misi, dan ujuan sekolah. Untuk dapat mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah diperlukan pendukung yang berupa sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Hal ini sesuai dengan pendapat Mansur dalam bukunya Metodologi

Pendidikan Agama Islam yang dikutip Suharsimi “

Kegiatan belajar mengajar di kelas memerlukan sarana atau fasilitas yang sesuai dengan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan murid. Fasilitas yang tersedia turut menentukan pilihan metode mengajar” (Arikunto, 2005: 6).

(27)

Jika dibandingkan antara penelitian yang dilakukan Mahmud (2013) dengan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Limbangan memiliki persamaan dan perbedaan. Keduanya sama-sama membahas mengenai komitmen kepala sekolah tentang pembentukan tim yang menangani sarana prasarana sekolah. Hanya saja penelitian yang dilakukan oleh Mahmud (2013) tim yang dibentuk bertugas khusus melakukan perencanaan sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan yang dilakukan kepala sekolah SMP Negeri 1 Limbangan adalah membentuk tim yang tugasnya tidak hanya melakukan perencanaan kebutuhan sarana prasarana saja, tetapi juga melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan.

4.4.2 Evaluasi Masukan

Evaluasi masukan mencakup kesiapan sumber daya manusia, skala prioritas, pendanaan dan strategi yang disiapkan manajemen sarana prasarana sekolah. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, ditemukan fakta bahwa manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Limbangan ditinjau dari komponen evaluasi masukan adalah sebagai berikut:

1)Kesiapan sumber daya manusia.

(28)

pengelola sarana prasarana sekolah. Kecenderungan ini dapat menjadi hambatan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan, serta berdampak pada produktifitas sarana prasarana sekolah.

Kesiapan sumber daya manusia pengelola sarana prasarana sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tangela (2013) dengan judul “Analisis Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah di SMP Negeri 2 Batu”. Penelitian ini membahas tentang implementasi kebijakan pengelolaan saran dan prasarana sekolah yang meliputi: perencanaan, pengadaan, pendistribusian, pemakaian, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan sarana prasarana sekolah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemakaian sarana prasarana ada kendala bagi efektifitas dan efisiensi pengelolaan yang berimbas pada produktifitas sarana prasarana sekolah. Adapun penyebab dari kendala tersebut adalah belum adanya petugas pengelola khusus sarana prasarana sekolah.

Jika dibandingkan antara penelitian yang dilakukan oleh Tangela (2013) dengan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Limbangan mempunyai persamaan dan perbedaan. Keduanya sama – sama membahas mengenai pengelolaan sarana prasarana sekolah yang keduanya juga mendapatkan hasil bahwa kendala dalam pengelolaan sarana prasarana disebabkan karena tidak dimilikinya pengelola khusus sarana prasarana sekolah. Perbedaannya penelitian yang dilakukan Tangela (2013) pengelolaan sarana prasarana dilakukan seluruhnya oleh guru sebagai

(29)

Sedangkan di SMP negeri 1 Limbangan dikelola oleh pengelola yang belum memiliki keahlian khusus sebagai pengelola sarana prasarana sekolah.

2)Skala Prioritas.

Hasil yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumen menunjukkan bahwa skala prioritas perencanaan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana di SMP Negeri 1 Limbangan ditentukan melalui mekanisme penjaringan aspirasi dari warga sekolah tentang kebutuhan sarana prasarana dan hasil diskripsi kekurangan sarana prasarana pada tahun sebelumnya. Kemudian disesuaikan dengan anggaran yang tersedia/dapat disediakan melalui rapat dengan komte sekolah, guru dan tenaga kependidikan. Pada tahun 2014/2015 ditentukan prioritas pemenuhan kebutuhan sebagai berikut:

a. Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru

b.Rehabilitasi 4 ruang kelas 8A, 8B, 8C, dan 7D.

c. Pengadaan WC siswa sebanyak 10

d.Pengadaan LCD proyektor untuk tiap kelas.

e. Pengadaan alat Olah Raga secara rutin

f. Perbaikan lapangan lompat jauh

g. Pengadaan tong sampah tiap kelas

h.Pengadaan mesin potong rumput

i. Pengadaan Handycam untuk pembuatan CD pembelajaran.

j. Perbaikan taman sekolah wilayah tengah dan belakang.

k.Perlengkapan Perpustakaan dan lain lain

(30)

m.Perluasan/Pembangunan Ruang Bimbingan dan

Konseling

Skala prioritas pemenuhan kebutuhan sarana prasarana pendidikan sesuai dengan penelitian yang dilakukan Solichin (2011) yang berjudul “Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikian di STAIN Pamekasan”. Penelitian ini memebahas tentang a) Pemeliharaan sarana dan prasarana, b) Aspek-aspek manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, inventarisasi, pengendalian dan pengawasan, c) Tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan, dan d) siklus pengelolaan sarana prasarana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa skala prioritas perencanaan masih merupakan keinginan pemegang kebijakan.

Jika dibandingkan antara penelitian yang dilakukan Solichin (2011) dengan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Limbangan keduanya sama-sama membahas tentang perencanaan sarana prasarana pendidikan. Perbedanya penelitian yang dilakukan Solichin (2011) menunjukkan bahwa skala prioritas perencanaan masih merupakan keinginan pemegang kebijakan. Sedangkan penelitian yang dilakukan di SMP negeri 1 Limbangan menunjukkan bahwa skala prioritas perencanaan pemenuhan kebutuhan saran prasarana didasarkan pada hasil kesepakatan semua warga sekolah.

3)Pendanaan.

(31)

BOS, sumbangan komite dan dari Alumni. Masing – masing sumber pendanaan memili kendala yang berbeda. Sumber dana DAK memiliki kendala regulasi anggaran tergantung pada kebijakan pemerintah. Sumber dana BOS memiliki batasan-batasan pemanfaatan anggarannya. Sumber dana komte dan alumni memili hambatan kondisi ekonomi masyarakat menyebabkan kurang optimalnya penggalangan dana dari sumber ini.

Dari sumber dana diatas salah satunya sumber dana dari masyarakat, yaitu orang tua dan alumni. Hal ini menggambarkan keikutsertaan masyarakat dalam penggalangan dana. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh McDonald (2010) dengan judul penelitian “Contested Visions of the Community School”. Penelitian ini membahas mengenai analisis kebutuhan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat dan warga sekolah membantu dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Adapun fasilitas yang tersedia dari bantuan masyarakat adalah perlengkapan olahraga. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2013) dengan judul “Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMA Institut Indonesia Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan sumber dana yang dimiliki SMA Institut Indonesia Semarang berasal dari pemerintah, yayasan, alumnus, orang tua, dan donatur. Sumber-sumber dana tersebut didistribusikan dalam bentuk RAPBS.

(32)

Ketiganya sama-sama membahas mengenai keikutsertaan masyarakat dalam menyumbangkan dana bagi perencanaan sarana prasrana pendidikan. Hanya saja penelitian yang dilakukan McDonald (2010) alokasi dananya untuk kebutuhan olahraga, penelitian yang dilakukan Hidayat (2013) alokasi dananya disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Sedangkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Limbangan alokasi dana sumbangan masyarakat digunakan untuk pembangunan kamar mandi/WC siswa, perbaikan taman sekolah, perbaikan lapangan olahraga, dan pengadaan alat kebersihan.

4)Strategi.

Hasil wawancara dan studi dokumen menunjukkan bahwa strategi dalam perencanaan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Limbangan adalah dengan melakukan penyusunan kebutuhan sesuai dengan skala prioritas kebutuhan, kemudian membahas rencana pendanaan dan pengadaan/perawatan dengan komite sekolah.

4.4.3 Evaluasi Proses

Evaluasi proses merupakan pelaksanaan nyata dari manajemen sarana dan prasarana sekolah yang meliputi perencanaan pengadaan sarana prasarana, penanggungjawab pengadaan/perawatan/rehabilitasi, jadwal pelaksanaan program, evaluasi tantangan dan hambatan serta solusinya. Hasil wawancaran, observasi dan studi dokumen menunjukkan fakta sebagai berikut:

(33)

Perencanaan pengadaan/perawatan/rehabilitasi sarana prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Limbangan direncanakan berdasarkan diskripsi kebutuhan sarana prasarana yang dihimpun dari laporan tahun yang lalu dan daftar usulan pengadaan/perawatan/rehabilitasi yang diajukan oleh guru, tenaga kependidikan, peserta didik maupun komite sekolah/orang tua siswa. Perencanaan tersebut dituangkan dalam RKJM tahun 2013/2017, serta RKAS dan RKT tahun 2014/2015.

(34)

Limbangan menemukan bahwa perencanaan dilakukan oleh tim pengembang sekolah pada awal tahun ajaran. Tim tersebut bertugas mengidentifikasi kebutuhan berdasarkan laporan tahun sebelumnya dan usulan dari warga sekolah kemudian di skala prioritas berdasarkan kebutuhan yang paling mendesak. Perencanaan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sekolah didokumentasikan dalam RKJM tahun 2013/2017, RKAS dan RKT tahun 2014/2015.

2) Penanggungjawab.

Penanggung jawab adalah tim yang dibentuk oleh kepala sekolah pada awal tahun pelajaran. Dalam hal pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sekolah, tim yang bertanggung jawab ada tiga, yakni Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) yang bertanggungjawab atas pembangunan prasarana sekolah, tim belanja barang dan tim pemeriksa barang yang bertanggungjawab atas pengadaan sarana sekolah. Masing – masing penanggungjawab diberi batas waktu tertentu untuk dapat menyelesaikan tanggungjawabnya dan segera melaporkan hasil pekerjaannya kepada kepala sekolah.

3)Pelaksanaan.

(35)

menemukan bahwa pelaksanaan pengadaan/perawatan sarana prasarana sekolah bergantung pada sumber dana dari pemerintah. Penelitian Hidayat (2013) menunjukan bahwa pelaksanaan pengadaan/ perawatan mengandalkan sumber dana dari bantuan masyarakat. Demikian juga dengan penelitian McDonald (2010) menemukan bahwa pelaksanaan pengadaan/perawatan sarana prasarana dibantu dari bantuan masyarakat. Jika dibandingkan dengan ketiga penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Limbangan menemukan bahwa pelaksanaan pengadaan/perawatan sarana prasarananya tidak bergantung pada satu sumber dana saja tetapi beberapa sumber dana, yakni pemerintah, bantuan masyarakat, dan warga sekolah.

Penelitian yang dilakukan oleh Ifeoma (2012), dengan judul penelitian “Assessing School Facilities in

Public Secondary Schools in Delta State, Nigeria”,

membahas mengenai kondisi sarana dan prasarana sekolah menengah umum di negara Nigeria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sarana dan prasarana sekolah rusak dan diharapkan adanya perbaikan atau tahap pemeliharaan pengelolaan sarana dan prasarana. Jika dibandingkan dengan penelitian Ifeoma (2012), penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Limbangan menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1 Limbangan tidak hanya melakukan perbaikan dan pemeliharaan saarana prasarana saja tetapi juga melakukan pengadaan sarana prasarana sekolah.

(36)

4.4.4 Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil yaitu keseluruhan hasil yang dicapai oleh program. Berdasarkan dari data yang berhasil dikumpulkan peneliti, ditemukan fakta bahwa manajemen sarana prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal dari unsur hasil meliputi:

1)Inventarisasi.

Ditemukan kekurang telitian petugas pengelola sarana prasarana dalam melakukan pencatatan, pemberian kode dan pelaporan sarana prasarana. Hal ini berkibat pada ketidaksiapan sarana prasarana pada saat akan dimanfaatkan, sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik.

2)Pemeliharaan.

Di SMP Negeri 1 Limbangan dilakukan pemeliharaan secara rutin dua kali dalam satu tahun, secara berkala berdasarkan ketahanan masing-masing sarana prasarana sekolah, dan pemeliharaan insidental yang dilakukan sesuai dengan kondisi sarana prasarana yang memerlukan pemeliharaan mendadak untuk menunjang proses pembelajaran.

3)Pemanfaatan.

(37)

memiliki petugas khusus pengelola sarana prasarana sekolah karena keterbatasan dana.

4)Penghapusan

Di SMP negeri 1 Limbangan manajemen sarana prasarana belum pernah mengusulkan penghapusan sarana prasarana sekolah.

Hasil penelitian tersebut di atas sesuai dengan penelitian Tanggela (2013) yang menemukan bahwa 1) pemakaian sarana prasarana belum memiliki SOP dan administrasinya belum terintegrasi secara digital. Belum memiliki pengelola khusus sehingga mengurangi efektifitas, efisiensi, dan produktifitas sarana prasarana. 2) pemeliharaan dilakukan secara rutin, berkala dan insidental. 3) inventarisasi dilakukan jika ada sarana prasarana baru. 4) penghapusan belum pernah diusulkan.

(38)

4.5

Implikasi

Gambar

Tabel 4.1 Jadwal

Referensi

Dokumen terkait

 Tujuan utama adalah meyakinkan donatur Tujuan utama adalah meyakinkan donatur bahwa terdapat masalah yang dapat.. bahwa terdapat masalah

Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain yang berarti bahwa setiap

[r]

2 Pre test dan post test Tes tulisan (UTS) Menjelaskan pengukuran performansi kerjas tingkatan dan penilaian performansi kerja secara benar dan lengkap Menjelaskan

Determination of Spinosad in Vegetables and Fruits by High-Performance Liquid Chromatography with UV and Mass Spectrometric Detection After Gel Permeation Chromatography

test Tes tulisan (UTS) Mampu melakukan pengukuran produktivitas menggunakan berbagai metode Mampu melakukan pengukuran produktivitas dengan menggunakan satu metode Mampu

Setiap pasien baru akan mendapat nomor pasien yang akan digunakan sebagai kartu pengenal, yang harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya ke

Jika anda menyatukan antara pendapat mereka yang menyatakan tidak adanya ketetapan karakter, dengan pendapat mereka yang menyamakan se- mua tubuh dan perbuatan, dan bahwa manusia